Suatu kristal dapat didefinisikan sebagai padatan yang secara esensial mempunyai
pola difraksi tertentu (Senechal, 1995 dalam Hibbard,2002).
KRISTAL
Bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan tembus air serta menuruti
hukum-hukum ilmu pasti sehingga susunan bidang-bidangnya mengikuti hukum
geometri, jumlah dan kedudukan dari bidangnya tertentu dan teratur.
A. Geometri kristalografi
Sumbu Kristalografi : Suatu garis lurus yang dibuat melalui pusat kristal.
Kristal mempunyai bentuk 3D (panjang, lebar dan tinggi)
Sudut Kristalografi :
B. Sistem kristalografi
Sistem kristalografi dibagi menjadi 7 sistem didasarkan pada :
1. Perbandingan panjang sumbu-sumbu kristalografi
2. Letak atau posisi sumbu-sumbu kristalografi
3. Jumlah sumbu kristalografi
4. Nilai sumbu C atau Sb Vertikal
7 Sistem Kristal :
2. Sistem tetragonal/Quadratic
Sb a = b ≠ c
Sb a = b -- sb a
Sb c lebih panjang --columnar/panjang
Sb c lebih pendek -- stout/gemuk
sudut α = β = γ = 90º
scheelite
Sb a ≠ b ≠ c
Sb a = b -- sb a
Sb c adalah sumbu terpanjang (sb basal/vertical)
Sb b adalah sb macro
Sb a adalah sumbu terpendek (sb brachy)
sudut α = β = γ = 90º
4. Sistem heksagonal
Sb a = b = d ≠ c
Sistem ini mempunyai empat sumbu kristal
sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu yang lain.
Sumbu a, b, dan d masing-masing saling membentuk sudut 120º satu terhadap
yang lain
Sumbu a, b, dan d mempunyai panjang yang sama.
Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek
(umumnya lebih panjang).
5. Sistem trigonal/rhombohedral
Beberapa ahli memasukkan sistem ini ke dalam sistem
heksagonal
Demikian pula cara penggambarannya juga sama.
Perbedaannya bila pada trigonal setelah terbentuk bidang
dasar, yang berbentuk segienam kemudian dibuat segitiga
degan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik
sudutnya.
kalsit
6. Sistem monoklin/oblique/clinorombic
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga
sumbu yang dimilikinya.
Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b;
b tegak lurus terhadap c,
tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a.
Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama,
umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b yang paling
pendek.
Sb a ≠ b ≠ c
Sb a = b -- sb a
Sb a = sb clino
Sb cb = sb ortho
sudut α = γ = 90º
β ≠ 90º
mineral krokoit
7. Sistem triklin
Sb a ≠ b ≠ c
Sistem ini mempunyai tiga sumbu yang satudengan
sudutlainnya
α ≠ β tidak
≠ γ ≠saling
90º tegak lurus.
Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.
rodokrosit.
Dari masing-masing sistem kristal dapat dibagi lebih lanjut menjadi klas-klas
kristal yang jumlahnya 32 klas. Penentuan klas-klas kristal tergantung dari
banyaknya unsur-unsur simetri yang terkandung di dalamnya. Unsur-unsur simetri
tersebut meliputi:
1. bidang simetri
2. sumbu simetri
3. pusat simetri
Bidang simetri adalah bidang bayangan yang dapat membelah kristal menjadi dua
bagian yang sama, dimana bagian yang satu merupakan pencerminan dari yang lain.
Bidang simetri ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri aksial dan
bidang simetri menengah.
1. Bidang simetri aksial bila bidang tersebut membagi kristal melalui dua sumbu
utama (sumbu kristal).
a. bidang simetri vertikal, yang melalui sumbu vertikal
b. bidang simetri horisontal, yang berada tegak lurus terhadap sumbu
2. Bidang simetri menengah adalah bidang simetri yang hanya melalui satu
sumbu kristal. Bidang simetri ini sering pula dikatakan sebagai bidang
siemetri diagonal.
Sumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat menembus pusat kristal, dan bila
kristal diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran penuh akan
didapatkan beberapa kali kenampakan yang sama. Sumbu simetri dibedakan
menjadi tiga, yaitu gire, giroide dan sumbu inversi putar. Ketiganya dibedakan
berdasarkan cara mendapatkan nilai simetrinya.
1. Gire, atau sumbu simetri biasa, cara mendapatkan nilai simetrinya adalah
dengan memutar kristal pada porosnya dalam satu putaran penuh. Bila
terdapatdua kali kenampakan yang sama dinamakan digire, bila tiga trigire
(4),empat tetragire (3), heksagire (9) dan seterusnya.
2. Giroide adalah sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai simetrinya dengan
memutar kristal pada porosnya dan memproyeksikannya pada
bidanghorisontal. Dalam gambar, nilai simetri giroide disingkat tetragiroide
dan heksagiroide.
3. Sumbu inversi putar adalah sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai
simetrinya dengan memutar kristal pada porosnya dan mencerminkannya
melalui pusat kristal. Penulisan nilai simetrinya dengan cara menambahkan bar
pada angka simetri itu.
Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila kita dapat membuat
garis bayangan tiap-tiap titik pada permukaan kristal menembus pusat
kristal dan akan menjumpai titik yang lain pada permukaan di sisi yang lain
dengan jarak yang sama terhadap pusat kristal pada garis bayangan
tersebut. Atau dengan kata lain, kristal mempunyai pusat simetri bila tiap
bidang muka kristal tersebut mempunyai pasangan dengan kriteria bahwa
bidang yang berpasangan tersebut berjarak sama dari pusat kristal, dan
bidang yang satu merupakan hasil inversi melalui pusat kristal dari bidang
pasangannya.
Sistem Kristalografi terbagi atas 32 kelas simetri yang didasarkan pada bentuk
luar kristal.
Monoclinic Domatic - - - - 1 - m
Sphenoidal 1 - - - - - 2
Prismatic 1 - - - 1 yes 2/m
Pedial - - - - - - 1
Triclinic
Pinacoidal - - - - - yes 1
ISOMETRIC
Isometric Minerals
Crystal
Isometric
Diploidal Mineral
H-M Symbol (2/m 3)
Isometric
Crystallographic Isometric
Gyroidal Mineral
Axes H-M Symbol (4 3 2)
Isometric
Hexoctahedral Mineral
H-M Symbol (4/m 3 2/m)
Isometric
Hextetrahedral Mineral
H-M Symbol (4 3m)
Isometric
Tetartoidal Mineral
H-M Symbol (2 3)
TETRAGONAL
Tetragonal Mineral
Crystal Form Example
-----------------------
[214], [104], [024],
[100], [010]
Tetragonal
Dipyramidal Mineral
H-M Symbol (4/m)
Tetragonal Tetragonal
Disphenoidal Mineral
Crystallographic
H-M Symbol (4)
Axes
Tetragonal
Ditetragonal Dipyramidal
Mineral
H-M Symbol (4/m 2/m 2/m)
Tetragonal
Pyramidal Mineral
H-M Symbol (4)
Tetragonal
Ditetragonal-pyramidal Mineral
H-M Symbol (4mm)
Tetragonal
Scalenohedral Mineral
H-M Symbol (4 2m)
Tetragonal
Trapezohedral Mineral
H-M Symbol (4 2 2)
ORTHORHOMBIC
Orthorhombic Minerals
Crystal Form Example
-----------------------
[214], [104], [024],
[100], [010]
Orthorhombic
Dipyramidal Mineral
H-M Symbol (2/m 2/m 2/m)
Orthorhombic
Disphenoidal Mineral
Orthorhobic H-M Symbol (2 2 2)
Crystallographic
Axes Orthorhombic
Pyramidal Mineral
H-M Symbol (mm2)
HEXAGONAL
Hexagonal Minerals
Crystal Form Example.
-----------------------
[214], [104], [024],
[100], [010]
Hexagonal
Dihexagonal Dipyramidal Mineral
H-M Symbol (6/m 2/m 2/m)
Hexagonal
Dihexagonal Pyramidal Mineral
H-M Symbol (6mm)
Hexagonal
Dipyramidal Mineral
H-M Symbol (6/m)
Hexagonal
Ditrigonal Dipyramidal Mineral
H-M Symbol (6 m2)
Hexagonal
Crystallographic
Hexagonal
Axes
Pyramidal Mineral
H-M Symbol (6)
Hexagonal
Trapezohedral Mineral
H-M Symbol (6 2 2)
Hexagonal
Trigonal Dipyramidal Mineral
H-M Symbol (6)
TRIGONAL
Trigonal Minerals
Crystal Form Example.
-----------------------
[214], [104], [024],
[100], [010]
Trigonal
Ditrigonal Pyramidal Mineral
H-M Symbol (3m)
Trigonal
Hexagonal Scalenohedral
Mineral
H-M Symbol (3 2/m)
Trigonal
Pyramidal Mineral
Trigonal H-M Symbol (3)
Crystallographic
Axes
Trigonal
Rhombohedral Mineral
H-M Symbol ( 3)
Trigonal
Trapezohedral Mineral
H-M Symbol (3 2)
MONOCLINIC
Monoclinic Minerals
Crystal Form Example.
-----------------------
[214], [104], [024],
[100], [010]
Monoclinic
Domatic Mineral
H-M Symbol (m)
Monoclinic
Prismatic Mineral H-M Symbol
Monoclinic (2/m)
Crystallographic
Axes Monoclinic
Sphenoidal Mineral
H-M Symbol (2)
TRICLINIC
Triclinic Minerals
Crystal Form
Example. Class Unknown Mineral
Listing.
[214], [104], [024],
[100], [010]
Triclinic
Pedial Mineral
H-M Symbol (1)
Triclinic
Crystallographic Triclinic
Axes Pinacoidal Mineral
H-M Symbol ( 1)
Gambar 11. Klasifikasi mineral yang lebih lunak dibanding mineral gelas
Gambar 11. Klasifikasi mineral yang lebih keras dibanding mineral gelas
Bowen’s Reaction Series
Seri Reaksi Bowen menggambarkan proses pembentukan mineral pada saat
pendinginan magma dimana ketika magma mendingin, magma tersebut mengalami
reaksi yang spesifik. Dan dalam hal ini suhu merupakan faktor utama dalam
pembentukan mineral.
c. laju pendinginan yang lambat memungkinkan mineral yang lebih besar dapat
terbentuk.
1. Deret Continuous
d. Saat magma mendingin dan kalsium kehabisan ion, feldspar didominasi oleh
pembentukan natrium feldspar (Na-Feldspar, NaAlSiO) hingga suhu sekitar
6000C feldspar dengan hampir 100% natrium terbentuk.
2. Deret Discontinuous
f. pada kisaran suhu 9000C Amphibole terbentuk. Sampai pada suhu magma
mendingin di 6000C Biotit mulai terbentuk.
g. Bila proses pendinginan yang berlangsung terlalu cepat, mineral yang telah
ada tidak dapat bereaksi seluruhnya dengan sisa magma yang menyebabkan
mineral yang terbentuk memiliki rim (selubung).
h. Rim tersusun atas mineral yang telah terbentuk sebelumnya, misal Olivin
dengan rim Pyroxene.
i. Deret ini berakhir dengan mengkristalnya Biotite dimana semua besi dan
magnesium telah selesai dipergunakan dalam pembentukan mineral.
3. Apabila kedua jalur reaksi tersebut berakhir dan seluruh besi, magnesium,
kalsium dan sodium habis, secara ideal yang tersisa hanya potassium, aluminium dan
silica. Semua unsur sisa tersebut akan bergabung membentuk Othoclase Potassium
Feldspar. Dan akan terbentuk mika muscovite apabila tekanan air cukup tinggi.
Sisanya, larutan magma yang sebagian besar mengandung silica dan oksigen akan
membentuk Quartz (kuarsa).
Deret Continuous