Jejak Matoa
Jejak Matoa
Budi
sendirian
lagi…
Kira-kira pada akhir 1999, datanglah sebuah
jawaban. Proposal yang dibikin bareng temen-
temen waktu itu, ternyata disetujui KEHATI.
Kegiatan yang dilaku’in waktu itu adalah,
“Konservasi Eksitu Flora Gunung Salak”
yang ngelibatin SMP dan SMU di Bogor.
“Aduh gimana, nich?! Mana gak ada orang, lagi !”
Rekrutment dilakukan, muncul wajah-wajah baru
yang ikut bantu’in. Dan dari sini juga, muncul
beberapa wajah yang kemudian ikut membawa
perubahan terhadap Matoa ampe sekarang.
Rudi Rohmansyah, kenal ama sosok Abdul
Bari semenjak tahun 1993. Rudi yang berlatar
belakang Pramuka Kehutanan, sering ngelaku’in
kegiatan-kegiatan lingkungan bareng temen-temen
di Saka Wanabhakti. Pada akhir 1999, Rudi diajak
Budi buat ngebantu’in kegiatan itu.
“Kamu mau kan, Rud ???”
Rudi kenal betul siapa Abdul Bari Ts, dan Rudi pun
sangat menaruh hormat kepada Budi Hartono.
“Bisa, kan?”
Kegiatan ini sepertinya juga
nyambung ama kegiatan yang
biasa Rudi bikin.
“Mau enggak kamu, Rud !?”
Dan
ini pun bisa dijadi’in
media belajar buat Rudi.
“Rudd !!!”
“OK, saya siap !”
Humh, akhirnya…
Yuyu
Kelembutan
Yudaningsih kemudian
hadir di tengah-tengah
jajaran PPLH-Matoa
pada 1999. Tangan-
tangan lentik nan
lembut Yuyu,
kaya’nya cocok buat
ngurusin masalah-
masalah pembukuan
dan keuangannya
PPLH-Matoa.
Walaupun gak
banyak yang Yuyu
dapet dari segi
finansial waktu itu, tapi
Yuyu sama sekali gak
keberatan. Malah Yuyu
nyempatin keluar dari
PPLH-Matoa selama
6 bulan tanpa kabar, trus gabung
lagi setelah itu. Sempet-sempetnya
yach, Yuyu. Yuyu adalah seorang
pendengar yang baik, gak sedikit
orang yang jadi sering curhat ama
Yuyu. Ada juga yang sekedar
konsultasi, ngadu soal masalah-
masalah, minta pendapat, nanya
nasib, informasi nomor yang
keluar, ngeluh sering sakit-sakitan
dan sejenisnya. Tapi kalau giliran
Yuyu pengen curhat aza, gak ada
orang yang mau dengerin.
Banyak hal yang terjadi selama
pelaksanaan program itu, terutama
pada tahun 2000.
Di Mei 2000, hadirlah Heri Raspati
Wibowo. Memang gak banyak yang
istimewa dari pria satu ini, selain barisan kumis
yang tertata rapih hingga kadang bikin
penampilannya sedikit menawan. Heri dateng
dengan kemampuan yang sama sekali nol. Ia
diharepin bisa ngurusin masalah yang
berhubungan ama komputer.
“Komputer!?! …
. .bentuknya kaya gimana, tuch?!”
Tapi kemauan Heri begitu tinggi, hingga Ia
habisin sebagian besar waktunya buat belajar
lebih jauh soal program komputer terutama
yang ada hubungannya ama design. Gak ada
guru yang bisa dimintai’in penjelasan, gak ada
jawaban dari semua pertanyaan yang numpuk
di benak Heri. Makanya Heri mutusin buat
ngejalin hubungan yang lebih deket ama yang
namanya komputer, dan kaya’nya komputer
pun ngerasa gak keberatan buat nerima Heri.
Banyak waktu mereka habisin bedua. Dan saat
malam tiba, gak jarang Heri pun larut tertidur
dipelukan sang kekasihnya itu.
Badai itu ternyata datang lagi.
Setelah pelaksanaan program, suasana mulai
kembali berubah menjadi abu. Pengeluaran yang
cukup gede kaya’nya gak diimbangin ama
pemasukan yang cukup seret. Para personil Matoa
cuma dapet penghasilan yang relatif kecil, sehingga
banyak dari mereka yang kemudian memilih untuk
cabut. Kemudian terjadilah fase dimana orang
banyak yang keluar masuk kaya’ pergantian
pemain. Meskipun begitu, proses pendampingan
tetep dilaku’in. Proposal masih terus dibikin, walau
memang sifatnya insidential. Tapi kembali lagi,
Matoa mengalami kondisi yang
cukup kritis…
Cerita ini belum berakhir ampe di sini, karena ini
gak bisa dibiarin begitu aza. Kalau dibiarin begini
terus, lama-kelamaan Matoa bisa mati. Ternyata hal
ini dapet dijadi’in pelajaran yang amat berharga
buat Matoa. Ternyata kita gak bisa melulu
tergantung dan ngandelin ama proposal. Betapa
kita pun gak bisa terlalu idealisme. Mungkin ini
adalah sebuah kecelakaan bertahan hidup dengan
idealisme.
Dan akhirnya Matoa pun sepakat untuk mulai
berubah. Mereka coba ngebongkar kreatifitas
mereka biar bisa bertahan hidup. Budi yang
punya dasar pemikiran ekonomi yang cukup
bagus, bikin manuver-manuver dari segi
pemasaran. Hubungan yang harmonis antara
Heri dan komputer, bikin Heri mulai mahir
dalam urusan-urusan design. Yuyu pun mulai
cekatan dalam ngatur setiap pemasukan dan
pengeluaran. Ditambah Rudi yang sempet juga
belajar keluar selama kurang lebih satu
setengah tahun, kini mulai menekuni bidang
Ekotourism. Kali ini mereka gak akan melulu
tergantung ama pihak lain. Kali ini mereka
akan lebih banyak ngasilin produk dan ide
serta kekreatifan mereka yang dapat mereka
jual buat ngidupin PPLH-Matoa.