Anda di halaman 1dari 22

Anton Ismunanto

MEMOAR SANTRI PEMIKIRAN


Kumpulan Catatan Ringan
dari Program Kaderisasi Ulama Gontor
Angkatan VII
Memoar Santri Pemikiran;
Kumpulan Catatan Ringan dari Program Kaderisasi Ulama
Angkatan VII
xxii+170 hlm; uk. 14x20 cm

Penulis: Anton Ismunanto


Desain Sampul & Layout: Van Art

Cetakan Pertama, Desember 2020


Cetakan Kedua, Juli 2021
ISBN: 978-623-6579-00-8

Diterbitkan oleh:
Gaza Library Publishing
Daerah Istimewa Yogyakarta
CP : 085-7401-999-65
Email :gazabookstore57@gmail.com
gazalibrarypublishing@gmail.com

@2021 Gaza Library Publishing


Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mereproduksi
atau memperbanyak seluruh maupun sebagian dari isi buku ini
dalam bentuk atau cara apapun, tanpa izin sah dari penerbit.

ii
Hantaran

Hari ahad itu, bertepatan dengan tanggal 9 Maret 2014. Waktu


menunjukkan pukul 8 kurang 5 menit. Kami telah sampai di
depan rumah Kyai kami, pimpinan tertinggi Pondok Gontor,
Dr. Abdullah Syukri Zarkasyi 1. Dengan berjas hitam resmi
bertuliskan PKU ISID GONTOR berwarna kuning di dada kiri,
kami sowan untuk berpamitan kepada beliau. Tidak sampai
lima menit, kami telah duduk rapi di jajaran sofa yang tersedia
di ruang tamu.

Tidak menunggu terlalu lama, beliau muncul dari ruang


tengah. Dengan duduk di atas kursi roda, mantunya yang juga
dosen pendamping kami, Ustadz Adib Fuady Nuris, M.A.,
M.Phil., mendorongnya secara perlahan. Qadarallah, kondisi
beliau tidak bisa sepenuhnya hadir bersama kami. Penyakit
yang menimpa sekitar tiga tahun sebelumnya membuat beliau
tidak berdaya. Setiap kali tersadar dan mengucapkan beberapa
kata, beliau akan segera tertidur kembali. Akibatnya kami
tidak bisa sepenuhnya berkomunikasi, mengungkapkan cerita

1 Beliau meninggal beberapa saat setelah cetakan pertama buku ini


diterbitkan, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 2020. Semoga Allah
mengampuni segala dosanya, melipat-gandakan pahalanya, serta
melanggengkan amal perjuangannya.

iii
kami, serta sebaliknya, mendengar wejangan beliau yang
penting untuk bekal kami selepas dari program ini.

Beberapa saat kemudian, guru kami, Ustadz Dr. Hamid


Fahmy Zarkasyi, M.A.Ed., M.Phil., datang. Secara publik
beliau dikenal sebagai Direktur Eksekutif INSISTS (Institute for
the Study of Islamic Thought and Civilization) dan juga Ketua
MIUMI (Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia).
Dalam konteks PKU ISID Gontor, beliau adalah jenderal yang
mendirikan dan memimpin program ini serta beberapa
institusi yang mendampinginya. Sebelum adanya Program
Kaderisasi Ulama, beliau lebih dulu mendirikan CIOS, Center
for Islamic and Occidental Studies alias Pusat Pengkajian Islam dan
Kebaratan. Lembaga tersebut sangat menarik.

Pusat kajian dengan perpustakaan yang mewah ini berdiri


di Ponorogo yang relatif pelosok. Lembaga ini pulalah yang
memudahkan proses pengkajian kami di PKU. Tidak berhenti
sampai di situ, setelah PKU meluluskan beberapa angkatan,
didirikanlah Program Pascasarjana ISID. Di sana, setelah
menambah teori selama satu tahun, peserta PKU bisa menulis
tesis untuk gelar masternya baik dalam bahasa Arab ataupun
Inggris. Belakangan, setelah ISID (Institut Studi Islam
Darussalam) berubah nama menjadi UNIDA (Universitas
Darussalam), pada tahun 2018 Program Pascasarjana
membuka Program Doktoral dalam bidang Aqidah dan
Filsafat Islam.

Karena kondisi Kyai Syukri sangat terbatas, maka Ustadz


Hamid yang banyak bercerita. Di antara cerita yang harus kami
sikapi serius adalah unsur ideologis dari program ini. Beliau

iv
kisahkan bahwa PKU sebagai program di bawah MUI Pusat,
pernah mau diselenggarakan oleh salah satu Perguruan Tinggi
Islam Negeri di Jakarta. Sementara telah dikenal bahwa
pandangan keislaman lembaga tersebut problematis (baca:
liberal). Oleh karena itu, MUI Pusat tidak menyetujui tawaran
yang sebenarnya mudah saja bagi mereka untuk meng-iya-
kannya tersebut.

Satu ketika, Kyai Syukri sebagai salah satu dewan


pimpinan MUI Pusat, menawarkan agar ISID Gontor sebagai
penyelenggara PKU. Entah karena apa, awalnya banyak pihak
yang meragukan. Sampai kemudian beliau sampaikan, kalau
MUI tidak memiliki dana maka Gontor yang akan mendanai.
Hal itu kemudian disetujui oleh MUI Pusat dan direalisasikan
oleh Gontor. Pada pelaksanaannya, sekali angkatan yang
berjalan rata-rata 6 bulan tersebut, Gontor mengalokasikan
dana 300 hingga 400 juta rupiah. Tentu itu bukan dana yang
kecil. Maka dari itu kami berdoa semoga Allah membalas
kebaikan Kyai Syukri dan Gontor tersebut, di dunia maupun
akhirat.

Ustadz Hamid juga menceritakan mengenai etos Kyai


Syukri sebagai pimpinan Gontor. Cerita tersebut sangat
penting untuk kami teladani. Apalagi ditambah fakta bahwa
Gontor hari ini telah begitu besar dan tersebar di Indonesia.
Cerita bagaimana beliau mengelola 20-an cabang Gontor di
berbagai wilayah Indonesia dari sebuah desa kecil di Ponorogo
tentu sangat mengesankan.

Salah satu hal yang dikerjakan oleh Kyai Syukri setiap hari
adalah menyelesaikan 16 persoalan yang telah beliau catat

v
sebelumnya. Tidak hanya itu, beliau juga menyuruh semua
pimpinan pondok cabang yang jumlahnya 20-an buah itu
untuk menuliskan 16 persoalan yang akan mereka selesaikan
pada hari itu. Selain sebagai alat monitoring, cara ini berguna
juga untuk mengkader calon pemimpin Gontor selanjutnya.
Sehingga jika beliau tidak ada, juga para kyai senior yang lain
telah uzur, maka para kyai muda telah siap untuk
menggantikan tugas memimpin Gontor yang besar itu.

Cerita yang saya tuliskan tentu sangat kecil jika


dibandingkan kayanya pelajaran yang kami dapatkan di sana.
Bahkan sekedar untuk mewakili kesan yang bersemayam
dalam hati kami, ini tidak memadai. Tentu itu tidak lepas dari
keterbatasan bahasa tulis. Tapi, semoga tetap bisa diambil
manfaatnya.

***

Teringat juga akan penutupan program ini, 2 hari


sebelumnya. Jika dulu program ini dibuka tanggal 7
(September), maka program ini juga ditutup tanggal 7 (Maret),
sehingga genap enam bulan tepat. Pada sore hari jumat itu,
penutupan diselenggarakan secara sederhana. Dengan
dihadiri dosen, peserta, serta staf yang mengurusi keperluan
kami, prosesi itu sangat berkesan di hati. Menjadi lebih
berkesan tatkala mendengar pesan-pesan dari Ustadz Dr.
Dihyatun Masqon2, selaku direktur PKU saat itu, serta

2 Beliau dikenal sebagai pribadi yang layak diteladani, sangat baik dalam
memperlakukan orang, jika mengajar penuh inspirasi, serta memiliki
kemampuan berbahasa yang mengesankan. Beliau meninggal pada

vi
tentunya, pendiri sekaligus direktur PKU sebelumnnya,
Ustadz Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi.

Selalu dengan gayanya yang menarik hati, ada 3 hal yang


kucatat dari pesan-pesan Ustadz Dihyatun sore itu. Pertama,
bahwa fann al-hiwâr atau seni berbicara adalah bagian penting
dari dakwah maupun menebar wacana. Karena kalau dipikir,
seringkali kesesatan dan wacana liberal menjadi begitu mudah
diterima bukan karena isinya, melainkan karena seni berbicara
yang dimiliki oleh penyampainya. Kedua, bahwa salah satu
yang harus dipegang oleh alumni program ini adalah
komitmen untuk menyatukan umat yang terpecah-pecah. Hal
itu tidak lepas dari sikap Gontor yang Berdiri di Atas dan Untuk
Semua Golongan. Ketiga, bahwa program ini hanyalah langkah
awal untuk mencapai khasyyah, sebagai nilai esensial yang
dimiliki oleh orang yang disebut ulama.

Selanjutnya pesan Ustadz Hamid juga tidak kalah


pentingnya. Menurut beliau, kami di PKU telah dididik selama
enam bulan untuk memahami wacana pemikiran yang
berkembang di masyarakat. Lebih dari itu, selama itu kami
telah dibekali cara berpikir dan framework Islam yang menjadi
dasaran penting dalam merespon problem yang ada dalam
tubuh umat ini. Sementara di Barat filsafat bisa menjelma jadi
apapun, maka dalam Islam, Tauhid adalah sentral-nya.
Memang yang sedang dibahas ini bersifat intelektual. Maka di
PKU kami tidak hanya belajar turats, tapi juga ghazwul-fikr.
Karena dalam kasus dunia akademis, mau jurusan apapun

Desember 2018. Semoga Allah memberikan limpahan kasih sayang-Nya


kepada beliau.

vii
yang diambil, pasti berhadapan dengan problem pemikiran.
Jika setelah enam bulan semua wacana berhasil diserap baik,
maka tinggal kembali ke masyarakat. Meski tidak sekolah lagi,
selama tetap membaca dan mengembangkan ilmu, sebenarnya
itu cukup.

Masih menurut beliau, roadshow yang telah kami lakukan


selama sebulan penuh pastilah merubah mindset kami. Tidak
hanya itu, perjalanan Surabaya – Malang – Solo – Yogyakarta –
Semarang – Purwokerto – Bandung – Jakarta – Banten tersebut
juga telah menguji keikhlasan kami, khususnya ketika
dilecehkan dalam forum. Makalah yang dibuat berikut
presentasi yang dilakukan, menentukan nilai jual kami di
masyarakat. Semakin baik dan teratur, serta semakin banyak
buku yang telah dibaca, masyarakat akan semakin suka.
Karena memang masyarakat kita tidak membaca. Ditambah
jika masyarakatnya semakin terdidik, maka setiap yang kita
sampaikan harus semakin argumentatif. Sebaliknya, jika
makalah dan presentasi yang dilakukan kacau, masyarakat
tidak akan melecehkan. Mereka hanya akan melupakannya.

Selanjutnya beliau berpesan bahwa orang yang


diperhitungkan di masyarakat adalah orang yang memiliki
konsen yang luas serta nyambung jika ngomong apa saja.
Semakin kaya spektrumnya, semakin masyarakat
membutuhkan dia. Oleh karena itu, jangan pernah lupa,
semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin besar tanggung
jawabnya di masyarakat. Jika dikaitkan dengan kedudukan di
masyarakat, semakin tinggi posisi seseorang, maka makin
besar pengaruhnya, serta makin besar persebaran ilmu yang

viii
bisa dilakukannya. Oleh karena itu, ilmunya juga harus makin
tinggi. Tapi jangan lupa, jangan jadi orang yang baterainya
lemah. Maksudnya, etosnya harus kuat sehingga setiap kali
mendapat masalah tidak lekas putus asa. Kalau sudah begitu,
tinggal kita lihat sepuluh tahun lagi. Akan jadi seperti apa
kami. Itu pesan beliau.

***

Apa yang tertulis barusan adalah momen-momen terakhir


kami di Gontor. Lebih tepatnya di ISID (sejak 2014 namanya
resmi menjadi UNIDA) Gontor, selama mengikuti Program
Kaderisasi Ulama. Momen-momen tersebut sangat berharga
bagi kami, karena menutup sebuah proses pembelajaran yang
sangat mempengaruhi cara berfikir dan bersikap kami
setelahnya. Apalagi sehari kemudian, atau tepatnya tanggal 10
maret 2014, saya secara resmi meninggalkan tempat dengan
desain ruang yang indah serta nuansa keilmuan yang kuat ini.

Tulisan yang akan pembaca temukan selanjutnya


hanyalah kumpulan dari berbagai serpihan fikiran. Serpihan
itu telah tersebar dalam berbagai status facebook, dimulai sejak
tanggal 5 September 2013 dan berakhir tanggal 10 Maret 2014.
Meski sederhana, semoga karya ini bermanfaat, baik saat
masih dalam bentuk status, maupun setelah diedit menjadi
buku di hadapan pembaca sekalian ini.

Sebagian besar yang tercantum di dalam kumpulan status


tersebut berkaitan dengan problem pemikiran Islam, baik
mengenai liberalisme, pluralisme, relativisme, feminisme,

ix
hermeneutika dan dekonstruksi syariah. Sebagian yang lain
berkaitan dengan kesan dan pelajaran selama saya menjadi
santri kembali, sesuatu yang telah lama dirindukan, meskipun
sekedar sebagai santri pascasarjana. Ada juga petikan-petikan
dari buku yang dibaca, berkaitan dengan dunia pesantren
(khususnya ke-Gontor-an) dan dakwah Islam. Tidak luput, ada
beberapa status yang berkaitan dengan tazkiyatun-nufus atau
penyucian jiwa. Maklum, ketika pikiran diolah secara
mendalam, terdapat kerinduan terhadap materi-materi lembut
berkaitan dengan hati. Singkatnya, buku ini berisi berbagai
kenangan, baik yang bersifat emosional maupun intelektual,
serta tentunya, sedikit cita rasa spiritual.

Ucapan terima kasih serta doa kebaikan di dunia dan


akhirat senantiasa tercurah kepada kyai, dosen dan guru kami
selama berada di sana: Kyai Dr. Abdullah Syukri Zarkasyi,
Kyai Hasan Abdullah Sahal, Kyai Syamsul Hadi Abdan 3, Kyai
Prof. Dr. Amal Fathullah Zarkasyi4, beserta para jajarannya.
Semoga Allah memanjangkan umur, menambah kebaikan, dan
menerima amal mereka. Amin.

Secara khusus, kepada Ustadz Dr. Hamid Fahmy


Zarkasyi, yang paparannya selalu menginspirasi dan

3 Ketika naskah ini diedit kembali pada akhir Mei 2020, dalam kondisi
masyarakat masih menanti kepastian kondisi akibat korona, beliau telah
pergi meninggalkan kami semua di awal Mei 2020. Semoga Allah membalas
segala kebajikan beliau.
4
Setelah meninggalnya Kyai Syukri, menyusul meninggalnya Kyai Syamsul
Hadi, Prof. Amal diangkat menjadi salah satu dari tiga pimpinan, bersama
dengan Kyai Akrim Mariyat Dipl.A.Ed., menemani Kyai Hasan. Adapun posisi
Rektor UNIDA kemudian diemban oleh Ustadz Hamid. Semoga Allah
menjaga mereka semua.

x
membekali, sejak pertama kali saya ikuti kajian dan
seminarnya pada tanggal 14 dan 15 April 2007 di Balai Kota
Yogyakarta, hingga detik ini. Semoga Allah memanjangkan
umurnya, memperbanyak amal kebaikan dan karyanya, serta
menerima semua amal shalihnya. Amin.

Lalu para dosen pascasarjana ISID Gontor: Alm. Ust. Dr.


Dihyatun Masqon yang kuliahnya penuh motivasi; Ust. Dr.
Kholid Muslih, dosen mata kuliah Qira`ah Kutub Aqidah; Ust.
Dr. Zahrul Fata, MIRKH., dosen mata kuliah Hadits; Ust. Dr.
Khairul Umam, Ust. Dr. Setyawan Lahuri dan Ust. Dr. Imam
Kamaluddin, selaku dosen mata kuliah Ideologi Kontemporer;
Ust. Dr. Badrun Syahir dan Ust. Dr. Sujiat Zubaidi, dosen mata
kuliah ‘Ulumul Qur’an, serta; Ust. Dr. Happy Susanto 5,
pengajar mata kuliah Peradaban Barat.

Selanjutnya para dosen dari INSISTS, MIUMI, dll: Ust. Dr.


Adian Husaini, Ust. Dr. Syamsuddin Arif, Ust. Dr. Nirwan
Syafrin, Ust. (Dr6) Adnin Armas, MA., Ust. Dr. Henry
Shalahuddin, MIRKH.; Ust. Farid Okbah, M.A., Ust. Bachtiar
Nasir, M.M., Ust. Dr. Zaitun Rasmin, Ust. Asep Sobari; Ust.
Prof. Dr. Ahmad Syatori Ismail, Ust. Dr. Marbawi, Ust. (Dr)

5 Ketika naskah ini diedit, beliau baru saja menerima amanat sebagai Rektor
Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
6 Beliau urung menyelesaikan disertasinya di ISTAC gegara “huru-hara” yang

terjadi. Di pertengahan Februari 2020, ketika saya, Arwyn dan Aldy turut
dalam Seminar Internasional mengenai Pemikiran Sayyid Muhammad
Naquib al-Attas di RZS-CASIS, Kuala Lumpur, kami menginap di rumah beliau.
Setelah menghadapi hiruk-pikuk politik Indonesia sepanjang tahun 2016-
2019, beliau kembali ke Malaysia menyelesaikan disertasi di RZS-CASIS
tersebut mengenai tasawuf Fakhruddin ar-Razi. Semoga proses beliau
dimudahkan Allah.

xi
Fuad Mas’ud, Ust. Dr. Taufiqul Azhar Hulaimi 7, Ust. Dr.
Zainuddin MZ, Ust. Ma`mun Affani, MA., Ust. Muhammad
Fikri, MA.

Untuk teman-teman se-angkatan: Mujib Abdurrahman


(al-Azhar, UNIDA), Heri Mahfudhi, Lc., M.H.I. (LIPIA, UIN
Yogyakarta), Fuady Abdullah, Lc., M.A. (LIPIA, Qatar
University), Muhammad Syaifandi, Lc. (Jami’ah Yaman),
Nofriyanto (Mahad Aly An-Nur, UNIDA), Faiz Ramdani
(Mahad Aly An-Nu’aimy, UNIDA), Ilham Habibullah (Ngruki,
Isy Kariman, LIPIA, PTIQ, UNIDA), Kholid Karomi, M.A.
(UIN Jakarta, IAIN Semarang), M. Abdul Aziz, MIRKH.
(IIUM), (DR) A. Syihab Fahmi (Undip, IPB), Satria Hibatal,
M.Ec. (IIUM), Dr. Imron Mustofa (UIN Surabaya). Para alumni
ISID: Syafaatul Jamal, M.Ag. dan Syamun Salim, M.Ag.
(keduanya saat ini merupakan staf INSISTS), Fuad M. Zein
(saat ini dosen IAIN Surakarta), Hifni Nashif, M.Ag. (Ustadz
Gontor Putri 1). Alumni ISID yang lain: Eko Adhi, Hasan
Asyadzili, Agung Nurcholis, Fadlurrahman Ashidqi, Yoke
Suryadarma, Zainal Muhtadin, Achmad Farouq, Rizqi F. Yasin
(Kabayan Cianjur), Hadi Fathurrizka. Alumni IDIA Al-Amin
Sumenep: Sahidi Mustafa dan Joko Andi. Ada juga Wahidin
Lukman (STAIN Surakarta), Athar (utusan Nurul Hakim
Lombok), Lukman Hakim (utusan Hidayatul Mubtadi`in

7Ketika naskah untuk cetakan kedua ini selesai diedit ulang, beliau pergi
meninggalkan dunia yang fana ini. Beliau telah menyelesaikan pendidikan
di Gontor, al-Azhar Mesir serta Omm Durman Sudan dan membimbing
banyak kader. Beliau pula yang telah mengenalkan kami pada model
pemahaman mengenai bid’ah menuruti penjelasan Abdul Ilah al-‘Irfaj.
Semoga Allah melapangkan rahmat-Nya untuk beliau.

xii
Pamekasan). Tidak lupa para staf: Eko Hadi, Amin, Toni, Adin,
dkk.

***

Naskah ini selesai disusun empat bulan setelah pulang


dari Gontor, bertepatan dengan 11/12 Ramadhan 1435 Hijriah,
atau 8 Juli 2014 Masehi, sehari sebelum Pemilu 2014 yang
kemudian kita tahu bagaimana hasil dan dampaknya. Meski
begitu, karena satu dan lain hal, naskah ini belum diterbitkan.
Atas tawaran al-akh Viki Adi Nugroho yang saya kenal sebagai
kader KAMMI dan pemilik Gaza Library, akhirnya naskah
buku ini diedit dan disesuaikan kembali di ujung Rajab 1441
Hijriah atau akhir Maret 2020, bertepatan dengan kondisi
warga dunia yang melakukan lockdown dan social distancing
akibat merebaknya virus korona8. Jika kemudian naskah buku
ini jadi terbit, tentu ini semata karena pertolongan Allah
subhanahu wa ta’âlâ, lalu bantuan dari saudara Viki. Semoga ia
dilimpahi kebaikan yang banyak.

Sejak pertengahan tahun 2014 tersebut hingga sekarang,


telah terjadi banyak perubahan dan perkembangan dalam
kehidupan pada umumnya. Misalkan fenomena post-truth
yang merupakan anak kandung posmodernisme 9. Fenomena

8 Ketika naskah ini diedit ulang untuk cetakan ke-dua, Juli 2021, pemerintah
melakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, semacam
lockdown namun tanpa ada penanggunan pemerintah atas biaya hidup
masyarakat. Semoga Allah memudahkan urusan kita semua.
9
Selama pandemi satu tahun terakhir, cukup banyak masyarakat yang
muslim yang shalih maupun yang tidak taat beragama, menunjukkan sikap
post-truth berupa anti-ilmu. Hal itu ditandai dengan penolakan mereka pada

xiii
ini dikuatkan oleh dunia maya dan media sosial, yang
membuat manusia pada umumnya tidak lagi mempercayai
kebenaran sebagai hubungan antara pernyataan dan
kenyataan. Sebaliknya mereka membangun kebenaran
berdasarkan selera dan kecenderungan emosional masing-
masing. Mengiringi hal itu, di Indonesia terjadi peristiwa 212
di Jakarta pada bulan Desember 2016, disusul dengan
kemenangan pemimpin yang dicalonkan umat Islam pada
Pemilihan Gubernur Jakarta 2017. Di masa tersebut, para
pemikir liberal telah menjadi broker politik terkemuka,
sementara umat Islam terkonsentrasi kekuatannya pada
aktivitas demonstrasi tiada akhir. Bisa dikatakan bahwa itu
semacam anti-intelektualisme berhadapan dengan over-
aktivisme.

Berkaitan dengan PKU selama itu kami telah mengirim


para kader dari Yogyakarta. Dimulai tahun 2014 dengan
berangkatnya Ayub dan Qaem dari Pendidikan Ulama Tarjih
Muhammadiyah. Selepas PKU Ayub mengambil master di
SOAS, London, dan Qaem mendapatkan master di UIN
Yogyakarta. Tahun 2015 tidak ada yang berangkat. Namun
sejak 2016 hingga 2019, yang berangkat adalah alumni Jamaah
Shalahuddin UGM yang memiliki latar pendidikan dari tehnik

berbagai pandangan ilmiah, serta sebaliknya, cenderung bersikap bodoh,


meskipun bisa jadi yang bersangkutan pintar dan berpendidikan. Bahkan
fatwa yang berasal dari lembaga keulamaan ataupun perorangan, yang
berasal dari ilmu agama dan dibantu oleh sains, ditolak mentah-mentah. Ada
yang bersikap demikian karena lebih kuat anggapan tentang konspirasi
dalam benak mereka, ataupun sebaliknya, karena ketidak-percayaan
mereka terhadap kerja pemerintah. Padahal semua itu merugikan kita
semua.

xiv
hingga ilmu sosial. Mereka adalah Yongki (2016, D3 Elins UGM
dan S1 Tehnik Mesin UMY), Wisnu (2017, Fisipol, eks-Ketua
JS), Aldy (2018, Tehnik Fisika, eks-Ketua JS), serta Arif (2019,
Geografi). Saat ini Yongki melanjutkan S2 di UNIDA, Wisnu
berkarir di Jakarta dan tetap menulis seperti di Islamia
Republika, Aldy menjadi Direktur Pesantren Bentala Insan
Adabi (Pembina), sedangkan Arif menjadi Direktur
Perpustakaan Baitul Hikmah (PBH).

Pada awal tahun 2018 saya telah mengujikan tesis di UIN


Sunan Kalijaga mengenai penjelasan Ustadz Hamid Fahmy
Zarkasyi tentang worldview Islam berikut pelembagaannya di
UNIDA Gontor. Tesis tersebut adalah hasil proses shuhbah
dengan beliau. Selain itu, tesis tersebut memang ditujukan
untuk diterbitkan. Akan tetapi karena satu dan lain hal harus
tertunda meskipun naskahnya telah selesai disusun 10. Karya
tersebut insyaallah akan berguna untuk mengenalkan lebih luas
sosok beliau. Hal ini mengingat bahwa anak muda hari ini
semakin membutuhkan teladan. Terlebih sosok beliau sebagai
kyai sekaligus akademisi dan intelektual publik sangat layak
dijadikan contoh baik oleh kalangan muda Islam pelaku
aktivisme maupun intelektualisme. Selain itu di dalamnya
terdapat ringkasan penjelasan worldview Islam dan juga
pelembagaannya yang akan berguna sebagai referensi untuk
pengenalan bagi para pemula maupun pendasaran bagi
mereka yang mau melakukan kajian lanjutan.

10
Pada bulan Juli 2021 ini, buku tersebut telah diolah oleh Bung Ismail al-
Alam selaku Manajer Program Bentala dan insyaallah akan terbit bersama
dengan buku ini.

xv
Di akhir tahun 2019, dari para kader tersebut, bersama
dengan para aktivis dakwah kampus kawakan seperti Arwyn
(eks-Ketua JS) dan Tio (eks-Direktur PBH), serta Alam yang
baru hijrah dari Jakarta (eks-Manajer Program INSISTS),
menjalankan amanat Ustadz Hamid Fahmy Zarkasyi.
Bersama-sama kami berhasil mendirikan Yayasan Bentala
Tamaddun Nusantara di Yogyakarta, yang fokus utamanya
adalah pengkajian, pendidikan dan persebaran pemikiran
Islam. Di bawah yayasan ini terdapat dua lembaga yaitu
Institut Pemikiran Islam (IPI) dengan Ayub selaku direktur-
nya, serta Pesantren Bentala Insan Adabi (Pembina) dengan
Aldy selaku direkturnya. Selain mereka ada nama Qaem, Rafi
(alumni PKU XII), Naufa (alumni Farmasi UGM), serta Isna
(Fisipol UGM)11.

Ketika buku ini diedit, Juni 2020, baru saja diumumkan


bahwa beberapa orang dari jaringan Yogyakarta, diterima di
PKU. Ada Yuthika alumni Psikologi UGM dan Jilul alumni HI
UNAIR, keduanya dengan rekomendasi Bentala; Mina alumni
Profesi Perawat UNISA sekaligus Staf Bentala, dengan
rekomendasi Majelis Tabligh PWA Banjarmasin; Aisyah anak
S2 Hukum Islam UIN Suka dengan rekomendasi PII; Inas eks-
Pengurus JS UGM dengan rekomendasi JS; Fajria dengan
rekomendasi PBH; serta Adam anak Hukum UGM dengan

11
Jelang dua tahun perjalanan di bulan September nanti, Bentala telah
mengalami banyak dinamika. Arwyn melanjutkan pendidikan di Taiwan
dengan membawa keluarganya, Naufa melanjutkan pendidikan di Turki,
Ayub resmi menjadi dosen Fakultas Ushuluddin UIN Suka, Qaem resmi
menjadi dosen FAI UAD, Bung Alam berkesempatan mengambil dua kuliah
magister (bahkan tiga), serta Isna telah menikah dan memiliki seorang
momongan. Semoga Allah menolong kami semua.

xvi
rekomendasi Ponpes Takwinul-Muballighin. Alhamdulillah
mereka semua bisa berangkat dan belajar dengan baik di sana,
kecuali Yuthika dan Adam yang terhalang oleh satu dan lain
hal. Sedangkan ketika tulisan ini diedit ulang untuk cetakan
kedua, Juli 2021, para alumni tersebut telah kami satukan
dalam sebuah grup untuk mengaji daring Prolegomena al-
Attas, bersama Ustadz Ugi Suharto, alumni ISTAC sekaligus
eks-dosen ISTAC dan IIUM yang sekarang mengajar di Oman.

Terlepas dari itu semua, dakwah pemikiran adalah bidang


yang masih memanggil para kader muda Islam untuk terjun ke
dalamnya. Adapun tulisan ini adalah upaya untuk
mengenalkan secara sederhana berbagai persoalan keislaman,
khususnya isu pemikiran, selain kepondokan dan dakwah
Islam. Semoga bisa menjadi sumber pahala kami dan
kebermanfaatan untuk kaum muslimin. []

Asrama Umar Bin Khathab

Madrasah Mu’allimin
Muhammadiyah Yogyakarta

Syawal 1441/ Juni 2020 &

Dzulhijjah 1442 / Juli 2021

xvii
Daftar Isi

Hantaran ........................................................................................... iii


Daftar Isi........................................................................................ xviii
Tiba di ISID Gontor, Menyaksikan Pengusiran .................................. 1
Mengenang Soedjatmoko ................................................................. 3
Lelaki Kaya dan Perempuan Cantik ................................................... 4
Nasib Muslim di Barat ....................................................................... 6
Pelajar Serius dan Perpustakaan Berkualitas .................................... 8
Barat Peradaban Syahwat............................................................... 10
Khazanah Kebijaksanaan Gontor .................................................... 11
Dua Kyai Kami ................................................................................. 15
Kebanggaan Barat ........................................................................... 18
Kawan-Kawan Unik ......................................................................... 19
Kurikulum Pendidikan Islam ........................................................... 21
"Kata al-Attas itu tidak berguna" .................................................... 22
Musyawarah Buya Hamka dan Istrinya .......................................... 25
Dua Istri Kyai ................................................................................... 28
Birokrat Watak Ambtenar Belanda ................................................. 29
Ilmu dan Kehidupan ........................................................................ 30
Mengkhatamkan al-Qur`an dalam Sepekan ................................... 32

xviii
Melihat Cacat .................................................................................. 34
Persahabatan Shahibul Menara ...................................................... 36
Liberalisasi Pemikiran Islam ............................................................ 38
Kepentingan Ekonomi di Balik Liberalisasi ...................................... 40
Logika Liberal-Posmo-Sophis .......................................................... 42
Iman Dalam Manajemen Barat ....................................................... 43
Nasib Malang Anak-Anak Amerika .................................................. 45
Anda Lebih Baik Karena Tidak Takut Pada Allah ............................. 47
Antara Fatwa, Takwa dan Dekonstruksi Syariat.............................. 49
Akar Pertengkaran Islam vs Barat ................................................... 51
Didikan Pesantren dan Kyai ............................................................ 54
Pluralisme bin Pemurtadan............................................................. 56
Di Jerman & Belanda Bersama Orientalis (1) .................................. 58
Di Jerman & Belanda Bersama Orientalis (2) .................................. 60
Kawan Slengekan Anti-Liberal......................................................... 62
Problem Wacana Gender ................................................................ 64
Iman, Cinta dan Kemanusiaan ........................................................ 66
Iman dan Sejarah Negeri Ini ............................................................ 67
Pak Zar dan Buah Pikirnya............................................................... 69
Ganteng Ta’ala ................................................................................ 71
Problem Abrahamic Faiths .............................................................. 72
Wahdatul-Adyân ............................................................................. 74
Taushiyah Tentang Doa................................................................... 75
Gontor dan Pengkaderan ................................................................ 77
Menyiapkan Kekuatan Umat .......................................................... 80
Nasib Agama Kita ............................................................................ 81

xix
Daya Furqân Seorang Intelektual.................................................... 82
Solusi Umat ..................................................................................... 83
Jihad, Bukan Dialog!........................................................................ 84
Kebencian dan Kebohongan Syiah .................................................. 85
Belajar Kepada Guru ....................................................................... 86
Empat Format Pluralisme ............................................................... 87
Deconcecration of Value................................................................. 88
Watak Absolut Pluralisme ............................................................... 89
Tidak Setuju Tidak Mengapa ........................................................... 90
Agama Menurut Barat .................................................................... 91
Pengetahuan Nukilan...................................................................... 92
Tauhîd dan Taktsîr .......................................................................... 94
Gelar Akademik dan Problem Umat ............................................... 95
Salah Paham Orang Islam dan Orang Barat .................................... 97
Kepentingan Orientalis ................................................................... 98
Problem Dakwah Modern ............................................................... 99
Prof S.M.N. al-Attas dan Dakwah ................................................. 100
Huston Smith Pluralis Kaffah ........................................................ 101
Manusia dan Spiritualitasnya........................................................ 102
Subjektif-Objektif Menurut al-Attas ............................................. 104
Tazkiyatun-Nafs ............................................................................ 105
Tulisan Penuh Kebencian Hasil Copy Paste .................................. 106
Amal Hati ...................................................................................... 108
Proyek Liberalisasi ........................................................................ 109
Pangkal Agama ............................................................................. 110
Agama dan Wacana Keagamaan Menurut al-Attas ...................... 111

xx
Pengaruh Kebaikan ....................................................................... 112
Benturan Peradaban ..................................................................... 113
Makna Sebuah Kondom ................................................................ 114
Wibawa Institusi Pendidikan......................................................... 115
Merasa Jauh dari Surga ................................................................. 116
Jihad Melawan Hawa Nafsu .......................................................... 117
Islam vs Sains Sekular ................................................................... 119
Penghapus Dosa ............................................................................ 120
Akhlak Kaum Liberal...................................................................... 121
Saling Memberi Nasihat ................................................................ 122
Pesona Akhlak Islam ..................................................................... 123
Pangkal Kebahagiaan .................................................................... 124
Sistem Nilai Budaya Ilmu .............................................................. 125
Menghormati Ulama ..................................................................... 126
Politik Islam Bersatu ..................................................................... 128
Pandangan Dunia Saintifik di Nusantara ....................................... 129
Amal Utama .................................................................................. 130
Peribadahan Tahun Baru .............................................................. 131
Profesor vs Peneliti ....................................................................... 132
Bertuhan dengan Jika.................................................................... 134
Basic Belief .................................................................................... 135
Kalau Tidak Bisa Membina, Tidak Usah Menghukum! .................. 136
Di Bawah Naungan Surat at-Taubah ............................................. 137
Kaum Feminis ................................................................................ 139
Menyederhanakan Masalah, Menjelaskan Kebingungan ............. 140
Salaf & Khalaf vs Salah & Khilaf..................................................... 140

xxi
Peradaban Traumatik ................................................................... 142
Mutiara dan Kaca .......................................................................... 142
Mengerudungi Hatimu dengan Hatiku ......................................... 143
Karena Pernyataan ....................................................................... 144
Program Penanaman Khasyyah .................................................... 145
Hujungan: Kader Ulama Hanyalah Manusia ................................. 147
Riwayat Perjalanan ....................................................................... 169

xxii

Anda mungkin juga menyukai