TEMA : Menghadapi isu-isu politik di era Digitalisasi
LOKASI : Desa Bajo Indah Alasan kami memilih lokasi Desa Bajo Indah adalah merujuk pada tema yang kami usung pada kegiatan sosial ini yaitu “ Menghadapi isu-isu politik di era Digitalisasi”. Di Desa Bajo Indah, anak mudanya sudah mulai aktif menggunakan sosial media. Akan tetapi, pengetahuan akan digitalisasi masih minim misalnya bagaimana cara memfilter setiap isu isu di media, apalagi terkait dengan politik. Kondisi seperti ini biasanya menjadi peluang bagi media untuk memanipulasi pesan yang disampaikan sehingga dapat mempengaruhi pikiran dan sikap masyarakat terkhusus desa Bajo Indah. Hal- hal seperti ini yang seharusnya diatasi dan ini menarik perhatian kami untuk melakukan kegiatan sosial di Desa ini. Bukan hanya desa Bajo Indah, masih banyak desa desa di Indonesia yang masih minim pengetahuan tentang pemanfaatan media sosial yang berujung menyebabkan representasi dampak negatif yang ditimbulkan lebih tinggi dibanding dampak positif
AUDIENCE : Para pemuda Desa Bajo Indah
STRUKTUR PANITIA : 1. Ketua ( Rezky Pratiwi Anggraeni A. ) 2. Bendahara ( Sanaria) 3. Dua orang pemateri ( Yayan Saputri, Adinda Nirmala H. Ruslan ) 4. MC ( La Ode Agessi Rasihu 5. Dokumentasi ( Afrizal, Rachmi Sri Nanda) 6. Ketua Panitia ( Rezky Pratiwi Anggraeni A. ) 7. Tim konsumsi ( Muh. Nur Cholis, Yolan Tandisau’, Fijriah, Asriani, Nur Fauziah Karim, Nur Amanda Aprilia Sanjaya, La Owi 8. Pembaca doa ( Wa Ode Karina) 9. Dirgen ( Desy Marischa) 10. Multimedia ( Andi Alfiansyah) 11. Registrasi ( Mawar Putri, Lili Suryani) 12. Kordinator Lapangan ( Diva Keiza Saryanti) 13. Perlengkapan ( Firgiawan Listianto, Dzaky Ananditya, Andri, Muh. Haiqal Arifin, Dian Wahyuningsih) Dalam kegiatan ini kita mengangkat tema “ Menghadapi Isu-isu Politik era Digitalisasi”. Alasan kami mengangkat tema ini adalah kami ingin mengedukasi kepada masyarakat Desa Bajo terkait bagaimana bijak menggunakan teknologi agar tidak mudah terpengaruh dengan hal- hal yang belum dapat dipastikan kevalidannya. Wilayah desa biasanya tidak memiliki kapasitas penuh untuk bisa memfilter apa yang disampikan oleh media artinya apa yang disampaikan oleh media di terima secara mentah mentah. Di era panasnya politik saat ini, media dijadikan sarana untuk menaikkan eksistensi partai politik dan kandidatnya. Segala hal persuasif ditampilkan demi menarik minat masyarakat. Jika masyarakat tidak bijak dalam menilai itu, maka tidak menutup kemungkinan apapun yang disampikan oleh para aktor politik melalui media akan dianggap sebagai suatu hal yang sepenuhnya benar. Ini yang menjadi peluang bagi setiap aktor politik untuk memanipulasi masyarakat melalui powernya di media.