Anda di halaman 1dari 1

2.

Memperkuat Akar Kebangsaan Inti dari upaya memperkuat akar kebangsaan adalah berusaha mengeksplorasi kekuatan lokal, baik dari segi pemikiran maupun aksi untuk makin memberdayakan diri (masyarakat indonesia). Dalam segi pemikiran, perlu terus diupayakan pengembangan, pemikiran dan perumusan kebijakan untuk menumbuh-kembanglkan Usaha kecil dan menengah (UKM) di tengah masyarakat. Hal ini setidaknya mengacu pada temuan penelitian Benjamin White (1991), bahwa di wilayah pedesaan ada berbagai upaya diversifikasi pencarian nafkah diluar aktifitas pertanian, terutama di sektor jasa (warung, pasar, tambal ban, penarik becak, pedagang eceran). Demikian pula temuan penelitian diane Wolf (1992) menunjukan. Bahwa sektor-sektor industri sangat tergantung pada sektor-sektor informal. Dalam tataran aksi, salah satu caranya menghidupkan kembali program inpres Desa tertinggal (IDT), lembaga keuangan mikro ataupun kooperasi kredit, menigkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), mobilisasi daya dan dana dalam negeri (misalnya melalui program jaminan sosial nasional), menggunakan produk dalam negeri, serta membangun rasa solidaritas bangsa secara keseluruhan perlu pula dilakukan upaya-upaya revitalisasi kawasan wisata. Berkaitan dengan peningkatan SDM, perlu dilakukan penigkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat; contoh: melalui optimalisasi fungsi Balai Latihan Kerja (BLK) dalam kerjasama dengan sektor swasta, menghidupkan kelompok belajar antar warga negara masyarakat (kelompok tani, nelayan, tukang kayu, pedagang kecil), mengintensifkan kerja penyuluh lapangan, dan sebagainya. Dalam hal peningkatan SDM, selain penigkatan wawasan dan keterampilan, perlu pula dilakukan pengembangan mutu kepribadian. Dalam hal ini limas susanto menawarkan 4 proses utama melalui pendidikan dan dan pelatihan holistik. Pertama, penangkalan terhadap kekuatan-kekuatan negatif seperti kesenangan berlebih pada hal-hal duniawi, gaya hidup konsumtif, mentalitas by-pass, dan mentalitas instant. Kedua proses keteladanan, yaitu diambilnya model-model manusia yang berhasil dalam hal ketangguhan kepribadian. Ketiga, perluasan penggunaan iptek dan keterampilan yang terjadi terus menerus. Keempat, peningkatan kehidupan relegius seseorang.

Anda mungkin juga menyukai