Semester II (3 SKS)
1/27/2008
BUKU ACUAN
Mechanics of Materials R C Hibeller Mechanics of Engineering Materials P P Benham & R J Crawford
Profil Dosen
Nama Tempat, tgl lahir p , g Pendidikan tertinggi Jabatan Akademik Home Address Email : Prof. Ir. Jamasri, Ph.D : Kudus, 4 Juli 1961 , : Ph.D. in Mech Eng (1993) : Professor (2006) : Pogung Raya 272D Yk : jamasri@ugm ac id jamasri@ugm.ac.id
SISTEM PENILAIAN
Tugas & Quiz Mid-Semester End-Semester Justifikasi : 30% : 30% : 40% : A 80 65 B < 80 55 C < 65 40 D < 55 E < 40
4
Sil b Silabus
Konsep tegangan Beban aksial tegangan dan regangan g g g g Beban torsi (puntir) Beban Lengkung murni g g Beban transversal Transformasi tegangan dan regangan Defleksi Kolom
Prof. Ir. Jamasri, Ph.D. - T. Mesin UGM 5
G Gaya (b b ) (beban)
Gaya aksial :
menyebabkan y memanjang/memendek arah aksial
tekan(-)
M
M = P/2 x l l
Prof. Ir. Jamasri, Ph.D. - T. Mesin UGM
Konsep tegangan
Gaya aksial tarik
P A A = luas penampang yang menahan P l h intensitas gaya yang terbagi p g y y g g pada luasan seluas A disebut tegangan, (sigma) Maka : =
P A
Satuan Tegangan
P satuan gaya (N) A satuan luas (m2) = P/A satuan : N/m2
1 N/m2 = 1 pascal (disingkat Pa) 1 kN/m2 = 103 N/m2 = 103 Pa = 1 kPa (kilo newton) (kilo pascal) 1 MPa (mega pascal) = 106 Pa = 106 N/m2 1 GPa (giga pascal) = 109 Pa = 109 N/m2
Prof. Ir. Jamasri, Ph.D. - T. Mesin UGM 9
Beban aksial
Tegangan normal : tegangan pada bidang yang tegak lurus dengan arah gaya. =P/A b k tegangan di suatu titik P/A bukan t t pada penampang A, tetapi tegangan rata-rata semua titik pada penampang A Pada umumnya tegangan di suatu titik g g g tidak sama dengan tegangan rata-rata. Dalam praktek, tegangan ini dianggap seragam, kecuali pada titik beban, atau adanya konsentrasi tegangan.
Prof. Ir. Jamasri, Ph.D. - T. Mesin UGM
tegangan normal
P A
P A X Y
Gaya ada di titik X teg di X = besar teg t di Y = 0 Teg. Rata-rata di Penampang A= P/A
10
Hitung tegangan normal Hit t l pada batang 1 dan batang 2 A = D2/4 A1 = 0,0000785 m2 A2 = 0,0003141 m2
30o
+100V3 2
D2 = 20 mm
100
-200
1 = 100V3/0,0000785 = 2206434N/m2 = 2,206 MPa (tarik) 2 = -200/0,0003141 = -636739.89 N/m2 = -0,636 MPa (tekan)
Prof. Ir. Jamasri, Ph.D. - T. Mesin UGM 11
45o
F1 = 5 kN
F2 = 10 kN
D2 = 20 mm
Beban geser
Tegangan geser
P
P rata2 = A
P A = luas penampang yang menahan beban P h b b Tegangan yang terjadi pada luasan A g g g ( ) disebut tegangan geser, (tau)
13
P/2 P/2
P A
P 2A
14
Single shear
Prof. Ir. Jamasri, Ph.D. - T. Mesin UGM
Double shear
30 kN
30 kN
30 kN
P A
16
P A0
F A V
= F/A = (P cos )/(A0 /cos ) = (P/A0) cos2 pada = 0 = P/A0 (maks) = 90 = 0 Pada maks, maka = P/2A0
Prof. Ir. Jamasri, Ph.D. - T. Mesin UGM
= V/A = (P sin )/(A0//cos ) = (P/A0) sin .cos = (1/2) (P/Ao) sin2 pada = 0 = 0 = 90 = 0 maksimum di = 45 maks = P/2A0
17
Contoh
Suatu pipa baja dimeter luar 300 mm dibuat dari plat setebal 8 mm dengan mengelas melingkar (helix) yang membentuk sudut 20o terhadap bidang tegak lurus sumbu pipa. Bila P = 250 kN tentukan tegak lurus dan sejajar bidang las kN, las. = P 20o 8 mm P Las
18
F = 100 kN
Sebuah batang terbuat dari baja dengan kekuatan 500MPa ditarik dengan gaya 100 kN. Jika factor of g g y safety adalah 2, hitung diameter minimal yang diperbolehkan
Prof. Ir. Jamasri, Ph.D. - T. Mesin UGM 20
L
P
21
L 2L A P
Jika panjang mula mula = L dan luas mula-mula L, penampang konstan, maka deformasi per satuan panjang disebut regangan, , (epsilon) ,( p )
=
A 2 P
>
, tanpa satuan
22
Satuan regangan
Tanpa satuan Persen (%) regangan = 10% (dari mula2) mm/m L=10 m = 20 mm m, = 2 mm/m In/in Contoh : Sebuah batang panjang 0,6 m dengan penampang seragam, mengalami deformasi sebesar = 150 m =150 x 10-6 m. Maka regangannya adalah :
150 10 = = L 0 ,6
= 250 10
m / m = 250 10
23
Lo
0,004
Prof. Ir. Jamasri, Ph.D. - T. Mesin UGM
0,2
24
Aluminium Paduan
u (MP Pa) y
450
u y
(M MPa)
300
300
150
150
0,0012 0,02
0,2
0,25
0,004 0,2
Aluminium Paduan
u = tegangan ultimate = kekuatan ultimate y = tegangan yield (luluh) = kekuatan luluh B = tegangan patah = kekuatan patah
Prof. Ir. Jamasri, Ph.D. - T. Mesin UGM 25
u (M MPa)
300
y
luluh Pengerasan regangan necking
150
necking
45o
cup cone
0,0012 0,02
0,2
0,25
Bahan liat tidak tahan geser Patah pada tegangan geser terbesar (sudut 45o)
Prof. Ir. Jamasri, Ph.D. - T. Mesin UGM
450
u (MPa) y
450
u y
(MP Pa)
300
300
150
150
0,0012 0,02
0,2
0,25
0,004 0,2
27
(MPa)
0,2% ofset Bahan yang titik luluhnya tidak jelas Tegangan luluh dicari dengan metode ofset T l l h di i d t d f t Kekuatan luluh pada offset 0,2% Titik potong antara kurva dengan garis yang sejajar dengan bagian lurus dari kurva yang ditarik dari nilai sebesar 0,2% 0 2%
28
Persentase perpanjangan =
LB: panjang patah Lo : panjang mula-mula
%
cup cone
Ao A B = 100 % Ao
Baja struktur = 60 - 70%
29
u = B u = B
(M MPa)
300
150
0o
0,0012 0,02
Bahan getas tidak tahan tarik Patah pada tegangan tarik h d ik terbesar (sudut 0o)
Prof. Ir. Jamasri, Ph.D. - T. Mesin UGM
Beban tekan
Bahan liat : kekuatan tekan dan tarik sama (pada tekan tidak ada necking) necking ) Bahan t B h getas : k k t ultimate tekan jauh lebih kekuatan lti t t k j h l bih tinggi daripada kekuatan tarik, karena retak-retak kecil k il yang ada mempengaruhi k k t t ik t t i d hi kekuatan tarik, tetapi tidak mempengaruhi kekuatan tekan
Prof. Ir. Jamasri, Ph.D. - T. Mesin UGM 31
450
t =
(M MPa)
(MPa)
u
300 150
u
300 150
Lo
dL L =l ln L Lo
B
y
luluh Pengerasan regangan necking
y
luluh Pengerasan regangan necking
0,0012 0,02
0,2
0,25
0,2 02
0,25 02
luluh
0,0012 Teg
33
Kekakuan (stiffness)
E menunjukkan mudah-tidaknya bahan berubah bentuk menunjukkan kekakuan (stiffness) bahan E dit j kk oleh k i i ditunjukkan l h kemiringan garis li i pada di i linier d diagram ( = E )
Batas proporsional
Tegangan terbesar dimana hukum Hook p p masih berlaku disebut batas proporsional bahan. Pada bahan yang luluhnya jelas, maka batas proporsional hampir berimpit dengan p p p p g tegangan luluh Pada beberapa bahan, penambahan bahan paduan, p p perlakuan p panas dan proses pembuatan mengubah kekuatan, duktilitas, ketahanan korosi dsb.
Baja paduan yang diquenced dan ditemper Baja karbon tinggi Baja karbon rendah
besi murni
35
Contoh : Hitunglah perubahan panjang pada batang konis bertangga seperti gambar di bawah. Batang dianggap mempunyai bahan yang sama dengan harga E = 208 GN/ m 2 . g g Jawab : Secara umum persolan di atas dapat diwakili dengan gambar di samping ini. Jari-jari batang dapat dituliskan sebagai berikut b ik t : x r = r -(r - r1 ) L Luas penampang pada setiap r :
x Ax = ro (ro r1 ) L
Prof. Ir. Jamasri, Ph.D. - T. Mesin UGM 36
Jika potongan dx bertambah panjang du akibat pembebanan, maka regangannya menjadi: j di du W 1 = dx Ax E sehingga: L W W L dx u= dx d = x E 0 [r (r r1 ) L ]2 Ax E 0 WL u= Ero r1 Kita aplikasikan pada batang bagian bawah (B) 10000 x0,6 u B == = 0,0319mm 9 208.10 . .0,012.0,006
37
Sedangkan untuk batang bagian atas (A) ditentukan terlebih dahulu besar b b d h l b bebannya. Beban tekan : -2. .0,03 = -0,06 MN = -188,5 kN Beban yang bekerja pada batang A : -188,5 + 10 = -178,5 kN 188,5 178,5 Pengurangan panjang pada batang A : 178,5.103.0,6 uA = = 0,0669mm 9 208.10 . .0,0035.0,00175 Perubahan panjang pada batang = -0,0669 + 0,0319 = -0,035 mm 0 035
38
L P
Jika tegangan y g timbul tidak melebihi batas g g yang proporsional, maka berlaku hukum Hook :
=E
Atau :
= /E = P/AE
PL AE
39
x
Prof. Ir. Jamasri, Ph.D. - T. Mesin UGM 40
Regangan Geser
y
Hukum Hook
x = E x
G=
E 2(1 + )
41
Pengaruh Temperatur
Suatu b d bila S t benda bil mengalamii perubahan temperatur, l b h t t maka ukurannya berubah
L
T = (T)L
L T = sifat bahan : koefisien ekspansi termal (satuan : per oC)
T = T / L
T =
Regangan termal
42
Jika perubahan panjang ini tidak ada yang menahan ada tegangan Jika ditahan, maka timbul tegangan
tidak
T=0, tegangan = 0 T >0, 0, tidak ditahan, tegangan = 0 P P P T >0, >0 ditahan kiri-kanan tegangan 0
T P
T + P = 0 (T ) L +
P = AE (T )
PL =0 AE
P = = E (T ) A
43
Hubungan Tegangan-Regangan Secara Umum: Untuk memperoleh hubungan antara tegangan dan regangan secara umum dapat dilihat gambar di bawah ini.
a. Tegangan
Prof. Ir. Jamasri, Ph.D. - T. Mesin UGM
b. Regangan
44
Untuk tegangan x , y , z :
x = y =
z =
x y
z
E
+ z )
( z + x )
E E Jika komponen tegangan pada arah z adalah nol, maka kondisi ini disebut dengan kondisi plane stress (tegangan bidang), sedangkan jika komponen regangan pada arah z adalah nol, maka kondisi ini disebut kondisi plane strain (regangan bidang). bidang)
+ y )
45
46
Contoh aplikasi: Silinder di di Sili d dinding tipis bertekanan seperti gambar di bawah. i i b k i b b h Tentukan regangan pada arah aksial dan radial. Jawab: Tegangan radial dan aksial pada silinder dinding tipis bertekanan adalah: pr pr x = ; y = t 2t dimana: p = tekanan dalam silinder r = jari-jari rerata t = tebal silinder
Prof. Ir. Jamasri, Ph.D. - T. Mesin UGM 47
Dari persamaan tegangan-regangan, regangan aksial : x y pr pr pr (1 2 ) x = = = E E 2tE tE 2tE sedangkan regangan radial: y x pr pr pr y = = = (2 ) E E tE 2tE 2te Perbandingan antara regangan radial dengan regangan aksial untuk = 0,3 adalah: dlh y 1,7 = = 4,25 x 0,4
48
y x
= 2, ternyata
perbandingan regangan yang t j di jauh lebih besar dari pada b di terjadi j h l bih b d i d perbandingan tegangan. Oleh karena itu, untuk kasus semacam ini perlu diperhatikan batas regangan yang diperbolehkan bahan. l di h ik b di b l hk b h
49
5 kN
Sebuah batang terbuat dari baja berdiameter 20 mm dan panjang 60 mm. Batang tersebut mempunyai modulus elastisitas (E) = 200 GPa dan koefisien ekspansi termal ()=11 (10-6). Jika batang dibebani dengan gaya 5 kN, tentukan perubahan suhu yang diperlukan di l k agar panjang batang tidak j b t tid k berubah.
50
51
a a = Ea a = Ea a = Ea a la
b b = Eb b = Eb b = Eb b lb
Dari:
(4)
Fa a Fe l a (5) = Ea a = a = la Aa E a Aa Fb b Fb l b (6) = Eb b = b = lb Ab E b Ab Fa l a Fb l b Dari persamaan (2) diperoleh: = + Aa E a Ab E b Jika Aa = Ab = A dan dari persamaan (1) Fa = Fb = F , diperoleh:
F la lb = E + E A a b
Prof. Ir. Jamasri, Ph.D. - T. Mesin UGM 53
(1) (2)
54
Hubungantegangan-regangan:
Dari:
a = Ea a = Ea a = Ea a l b = Eb b = Eb b = Eb l b Fa a = = E a Fa = E a Aa
(3) (4)
Ea Aa
+ Eb Ab
=F
55
(5)
(6) (7)
56
Contoh 1:
Batang baja ACB dipasang dengan pas pada temperatur -50oC. Tentukan tegangan pada bagian AC dan CB dari batang tsb. pada temperatur 25oC ( E baja = 200 GPa, = 12x10-6/oC).
T = 25 - (-50) = +75oC A=400mm2 A C A=800mm2 B Deformasi karena temperatur : T =(T)L = (12x10-6/oC) (75oC) (0 6m) (T)L C).(75 C).(0,6m) = 540x10-6 m Deformasi karena gaya yang mengembalikan ke panjang semula :
300 mm 300 mm
P1 L1 P2 L 2 R = + A1 E1 A2 E 2
T R R = (5,625x10-9 m/N). R = R+T = 0
R = - 96x103 N = - 96 kN
57
Contoh 2: Dua buah batang konsentrik terbuat dari baja pada bagian D b hb t k t ik t b t d i b j d b i dalamnya dan tembaga pada bagian luarnya. Jika temperatur berubah dari 10 C ke 100 C, tentukan tegangan aksial pada batang tembaga dan baja. Baja: E s = 205 GN/m 2 ; s = 11.10 6/ C ; As = 600 mm 2 Tembaga: E c = 115 GN/m 2 ; c = 16.10 6/ C ; Ac = 1200mm 2
58
Jawab: Persamaan keseimbangan: Fc + Fs = 0 atau c Ac + s As = 0 (1) Persamaan kompatibilitas: c = s atau ( + T )c = ( + T )s (2) Hubungan tegangan-regangan: tegangan regangan:
c = s = c
Ec
+ c (T To ) + s (T To )
(3) (4)
Es
+ s (T To )
59
c Ac
Ac
+ s (T To )
Ec
+ c (T To ) =
c Ac
Es As
1 Ac c + E E A = (T To )( s c ) c s s As Es Ec (T To )( s c ) atau: c = As Es + Ac Ec Ac Ec Es (T To )( s c ) dan s = As Es + Ac Ec
60
Tanda (-) menunjukkan bahwa s berlawanan arah dengan c . () j g Jika harga-harga di atas dimasukkan maka akan diperoleh: c = 217MN/ m2 ,
s = 43,4MN/ m
61
62
63
Teg. geser
64
max
c L
max
66
G = G
max
max
max
= G
max
= G
max
max
Tegangan g g g geser berubah linier terhadap jjarak dari pusat p p p poros Untuk poros berlubang :
min
max
c1 c2
max
min
c1 = c2
max
Poros pejal
Prof. Ir. Jamasri, Ph.D. - T. Mesin UGM
Poros berlubang
67
(dA) ( dA) = T
2dA =J
Tc J T=
max J
c
max
T J
68
Nilai J
Nilai J untuk poros bulat pejal : untuk poros bulat berlubang :
1 J = c 2
1 1 1 4 4 4 4 J = c 2 c1 = ( c 2 c1 ) 2 2 2
c c1 c2 Poros bulat pejal
Prof. Ir. Jamasri, Ph.D. - T. Mesin UGM
70
71
Bahan liat
Bahan getas
72
73
Sudut puntir
max
c = L
Pada daerah elastis, tegangan luluh tidak tercapai, sehingga berlaku hukum Hook : max = max/G, maka :
max
Tc = = G JG
max
TL = GJ
Prof. Ir. Jamasri, Ph.D. - T. Mesin UGM 74
Ti Li GiJi
76
2
r2
(1) ( ) (2)
J2
77
atau:
1 . r14
r1 2
3
2 . r24
r2 2
(3)
1 L1 2 L2
atau:
1 L1 L2 = + G J1 J 2
Prof. Ir. Jamasri, Ph.D. - T. Mesin UGM
(4)
78
Contoh: Bandingkan t i B di k torsi yang dapat ditransmisikan oleh poros d t dit i ik l h berlubang dengan poros pejal, pada material dengan berat, berat panjang dan tegangan yang diijinkan sama sama. Jawab: Torsi pada poros berlubang:
Tlub =
r2 . 2
( r24 r14 )
(1)
dan
Tpejal =
r2
(2)
79
Eliminasi diperoleh: p
Tlub = Tpejal r2 . r l
2 4 2
4 r2
4 r1 3
(3)
4 1
.r = (r r
(4)
80
Sekarang diambil r =
2
r22
r12 ,
r1 dan r2 = n , maka:
r1 r = r n
2 2 1
atau
r1 = r
(n
n
2
Karena itu
Tlub n 2 1 = T pejal n n 2 1 misal n = 2, maka:
Tlub 5 = = 1, 44 Tpejal 2 3
T = T1 + T2
- Persamaan keseimbangan:
T=
1
r2
(r 2
4 2
r +
4 1
r 2
r4
(5)
- Geometri deformasi: = 1 = 2 , T1 L T2 L = G1 J1 G2 J 2
Prof. Ir. Jamasri, Ph.D. - T. Mesin UGM
atau: (6)
82
Jika kedua poros mempunyai bahan sama ( G = G1 = G2 ), maka k dimana: T1 dan T2 dapat ditulis dalam 1 dan (r24 r14 ) 1 4 4
2
4 T1 J1 r24 1 = = T2 J 2 r4
(7)
r2
r3
r2 r1 = 4 r
1 r1 = r
(8)
83
Contoh: Tegangan g g g geser yang diijinkan pada baja adalah 55 y g j p j MN/m 2 , Gbaja= 82 GN/m 2 , G kuningan = 41 GN/m 2 . Tentukan: Tmaks dan maks pada kuningan. k
84
Jawab: Persamaan keseimbangan: T = Tbaja Tkng Torsi yang dapat ditransmisikan oleh baja: 6 2.55 .10 4 4 Ts = r 0,025 = 169 Nm 0,025 32 r 2 Geometri deformasi: baja = kng pada baja:
baja
TL 169 0, 2 = = = 0 , 0108 9 GJ 0 , 025 4 82 .10 32
rad
85
GJ Tkng = = L
4110 . .
32
0, 05 .0, 0108 0, 3
= 906 Nm
Torsi total: 169 + 906 = 1078 Nm Tegangan geser maksimum pada kuningan: Gr 41.109.0,0108 25 2 kng = = = = 36,8 MN/m 3 L 0,3 10
86
87
Misal: 1 = tegangan geser maksimum pada radius r1 2 = tegangan geser maksimum pada radius r2 = tegangan geser maksimum pada radius r ki d di Torsi:
T=
. 1r13
2
. 2 r23
2
. . r 3
2
= = . r atau: (1) p j g j Jika x adalah panjang elemen kecil berjarak x dari ujung diameter yang besar, radius elemen keci = r dan sudut puntir , sehingga
3
Prof. Ir. Jamasri, Ph.D. - T. Mesin UGM 88
3 1r1
3 2 r2
T 2 T x = x = JG G r 4
(2)
dimana:
a=
, sehingga:
Karena it K itu: 2TL r12 r1r2 r22 = 3 3 G 3r1 r2 Untuk r1 = r2 akan diperoleh: p
(4)
2 T L TL = = 4 G r1 GJ
(5)
90
max
Hanya untuk poros penampang bulat penampang tetap datar Untuk penampang yang lain tidak berlaku
Tc T = J
TL GJ
assumsi :
penampang berubah
Contoh : Dengan rumus di atas, maka tegangan pada elemen di sudut poros adalah maksimum. Kenyataannya : Bidang yang tegak lurus sb-y : permukaan bebas tegangan = 0, demikian pula yang tegak lurus sb-z. yz= zx = xy = 0 kenyataannya :t tegangan geser di sudut = 0 d t Pada tepi tidak ada deformasi tegangan = 0
max =
T c1ab 2
=
c1 0.208 0 208 0,219 0,231 0,246 0,258 0,267 0,282 0,291 0 291 0,312 0,333
TL c2 ab 3G
c2 0,1406 0 1406 0,1661 0,1958 0,229 0,249 0,263 0,281 0,291 0 291 0,312 0,333
92
a/b 1,0 10 1,2 1,5 2,0 2,5 3,0 4,0 5,0 50 10,0
TL = c2 ab 3G
Karena a>>b, maka a/b= c1 = c2 = 0,333
93
94
Silinder berdinding tipis dengan jari-jari rerata r, tebal t dan panjang L (lihat gambar diatas), diberikan torsi T pada ujungnya yang menyebabkan silinder terpuntir relatif terhadap aksis longitudinal. Tegangan geser uniform keliling silinder z timbul sebagai reaksi torsi T.
Tegangan geser z pada elemen dinding sebesar: trd memberikan gaya geser sebesar: F = z trd Ini akan mengakibatkan momen reaksi thd aksis netral sebesar: 2 Fr = z tr d
Prof. Ir. Jamasri, Ph.D. - T. Mesin UGM 95
T = z t d tr
2 0
T = z tr 2 2
T z = atau: (1) 2 2r t Karena tidak ada tegangan geser yang lain maka z hanya ditulis saja saja. - Dari gambar diatas dapat diperoleh juga : l = r r atau = (2) l
Prof. Ir. Jamasri, Ph.D. - T. Mesin UGM 96
= G = G G r T atau = G = 2 l 2r t
(3) (4)
97