Anda di halaman 1dari 2

Pengorbanan yang tulus

Beberapa waktu yang lalu, saya baru saja mendapat tugas presentasi dari mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Saat itu saya dan kelompok saya yang berjumlah 4 orang anggotanya mendapat bagian untuk mempresentasikan bab tentang Kesadaran dan pengorbanan. Saya dan satu teman laki2 saya dalam kelompok itu mendapat bagian untuk membuat presentasi Bab kesadaran dan dua teman cewek saya mendapat bagian untuk bab pengorbanan. Alhamdulillah presentasi hari itu berjalan lancar. Meskipun saya akui presentasi hari itu benar2 tanpa persiapan terlebih dahulu, karena kami menggabungkan bahan presentasinya saja baru sesaat sebelum kami maju untuk presentasi. Malam ini saya teringat tentang pengorbanan, bab yang kami bahas kemarin. Saya agak sedikit janggal dengan kata2 yang di ucapkan teman saya kemarin, pengorbanan yang tulus itu pengorbanan yang tidak mengharapkan sesuatu, atau tidak mengharapkan balasan atau imbalan. Kemudian malam ini pikiran saya terusik dangan ungkapan itu. Masak iya sih kita berkorban dengan benar-benar tidak mengharapkan sesuatu apapun, kalau di fikir-fikir lagi, orang yang berkorban seperti itu sepertinya tidak benar-benar sadar kalau dia sudah berkorban. Begini saja. Kemarin teman saya ada yang bertanya saat kami presentasi. Kalau ada orang lain yang berkorban untuk kita karena dia mencintai kita, tapi orang itu dalam pengorbanannya mempunyai maksud ingin mendapatkan cinta kita, orang itu ingin kita mencintai dirinya. Apakah itu dapat dikatakan sebagai pengorbanan yang tulus. Bagaimana kita harus menyikapinya padahal kita tidak bias mencintainya. Kalau menurut saya, itu memang sebuah pengorbanan, tetapi pengorbanan itu tidak benar2 tulus. Karena jelas-jelas dia mengharapkan imbalan dari pengorbanannya tersebut. Menyikapinya, ya jujuur saja dengan apa yang kita rasakan, katakana kalau kita tidak bias mencintainya, minta maaf karena kita tidak bias membalas cintanya. Dan dinginkan hatinya dengan mengankatnya

sebagai sahabat kita, tidak bias membalas cintanya bukan berarti harus berpisah kan, bukan berarti harus berjauhan kan, kita masih bias bersahabat, katakana saja begitu

Kemudian, saya berfikir lagi malam ini. Kalau begitu bagaimana pengorbanan yang tulus itu, ya pengorbanan yang dilakukan semata mata karena ingin melihat orang yuang kita bantu itu bahagia. Itu saja. Kalau ada orang yang bilang pengorbanan yang tulu itu adalah pengorbanan yang tidak mengharapkan sesuatu apapun, saya bilang orang itu berkorban dalam keadaan yang tidak sadar. Atau orang itu secara tidak sadar telah berkorban untuk orang lain. Jadi kesimpulannya adalah, pengorbanan yang tulus itu adalah pegorbanan yang kita lakukan dengan harapan orang yang kita bantu dengan apa yang kita korbankan tadi merasakan kebahagiaan . Jadi pengorbanan itu tetap mengharapkan sesuatu, yaitu kebahagiaan untuk orang yang kita bantu.

Anda mungkin juga menyukai