Semakin larut dalam masalah tidak akan ada habisnya. Aku mencoba
menghembuskan napas beratku. Selama ini aku tak pernah merasa sebahagia ini.
Kehidupanku terasa hambar setahun silam. Tiada yang memberikanku sentuhan
semangat dalam setahun ini. Hidupku datar tanpa rasa apapun. Bagai kuah tanpa bumbu,
terasa hambar di lidah.
Hari ini aku mulai berjanji dalam hidupku untuk senantiasa lebih baik lagi dari
biasanya. Aku lelah dengan belenggu yang menyiksaku. Aku ingin bebas bersama diriku
didunia ini. Sudah cukup aku terdiam dan mati dalam hidupku sendiri. Aku mulai
membuka hati dan jiwaku untuk senantiasa berpikir lebih jauh tentang kehidupan yang
indah ini. Tuhan telah menyediakan berbagai hal terbaik dalam hidupku. Dan aku tak
ingin mengecewakan-Nya.
Aku biarkan hidupku kosong tanpa isi. Semua memori terindahku hanya berisi
kebersamaanku bersama dengan teman-teman terbaikku. Tiada kesan yang mendalam
bersama keluargaku. Entah mengapa ? mungkin karena kita merasa semakin jauh.
Terkadang aku berpikir memiliki teman special adalah jalan keluar yang baik untuk
tempat berbagi. Namun, hal itu hanya sebatas pengusik siang bolongku. Aku takkan
pernah membiarkan diriku menerima orang-orang yang tak bertanggung jawab. Aku
hanya menginginkan sosok yang dapat mengerti diriku. Taat beribadah dan berjiwa
penyayang. Dan aku belum pernah menemukannya hingga detik ini.
Hari-hariku tanpa Ulie menjadi tak bersemangat lagi. Saat itu sedang ramai-
ramainya pesanan di butik. Aku tak pernah menyangka sebelumnya jika hobiku ini
bernilai dollar bagi para pecinta busana. Namun, aku takkan bisa berkarya secara total
tanpa inspirasi yang muncul bersama jiwa yang lembut. Kasih sayangku kepada teman-
temanku dapat menggerakkan pensilku meliuk-liuk dan melukiskan detail demi detail
busana yang akan ku rancang nantinya. Beberapa klien pun terpaksa ku tolak. Janji pada
diriku sendiri pun sepertinya mulai ku pertanyakan. Hingga seorang pengusaha muda asal
jawa memaksa bertemu denganku agar aku dapat merancang busana yang terbaik
untuknya. Namun aku tetap menolaknya. Tapi, dia bersih keras untuk menemuiku,
hingga akhirnya aku bertemu dengannya. Ia memohon dengan sangat kepadaku agar aku
sanggup memenuhi keinginannya. Dan aku pun menyanggupinya.
Hari-hariku tampak seperti biasa, masih terpuruk dengan berbagai hal yang
menyiksaku sendiri. Namun ada sedikit yang membedakanku seorang pemuda yang
memaksaku untuk merancang busananya mengajakku bekerjasama dengan usaha yang
dilakoninya. Aku pun tak begitu saja menyetujui maksudnya. Sebab banyak hal yang
perlu aku pertimbangkan seiring dengan perasaanku yang tak menentu. Hingga akhirnya
aku menemukn jawaban yang tepat. Dan akhirnya aku memutuskan untuk bekerjasama
dengannya. Aku menginginkan pengalaman yang berarti dari beberapa pengalaman yang
lalu. Dan aku mulai menatap kehidupanku lebih dalam lagi. Aku bekerjasama dengan
orang yang tepat. Berdedikasi tinggi, jujur dan memberikan banyak motivasi padaku. Ia
memiliki usaha konveksi yang besar sekali. Karena ia melihat design-design dan busana
yang telah ku rancang, ia merasa tertarik dan merasa cocok. Lalu ia mengajakku untuk
bekerjasama. Ia pun menginginkanku sebagai patner dalam perusahaan konveksi yang
dimilikinya.
Beberapa tahun berjalan dengan cukup baik. Usaha yang aku kembangkan
bersama orang yang tiba-tiba datang dalam kehidupanku memberikan banyak perubahan.
Dan ternyata pemuda tersebut adalah relasi dari rekan kerjaku dulu. Rekan kerjakulah
yang mempromosikan diriku padanya. Hingga akhirnya chemistry pun ada dalam
benakku. Banyak kesamaan yang kita miliki. Namun, aku tak mengerti apa arti semua ini.
Apakah aku telah menaruh hati padanya ? ah.. entahlah aku tak ingin membahasnya. Aku
juga cukup mengerti siapa dia. Namun, aku tak mengerti sejauh apa kehidupan
pribadinya.
Hari ini ulie datang kembali untukku. Aku ingin bercerita banyak kepadanya dan
meminta bantuan darinya. Kita berbagi kisah tentang perjalanan kita sejauh ini dan
nampaknya ada kabar bahagia yang ingin disampaikannya padaku. Ulie akan segera
melepas masa lajangnya, maka dari itu ia pulang ke kampung halamannya karena ia akan
segera menikah. Aku pun menceritakan seputar keluh kesahku dengan pemuda yang tiba-
tiba datang dalam hidupku. Ia pun merespon baik dan menginginkan agar aku segera
jadian dengannya. Namun aku tak mengerti apa iya dia juga menyukaiku ? aku berniat
memberitahu ulie siapa sosok yang berhasil mengusik siang bolongku.
Pagi ini Ulie sengaja ikut bersamaku meeting dengan patner bisnisku itu. Dan aku
menunggunya bersama ulie ditempat biasa kami lunch bersama. Hingga akhirnya ia
datang.
“ sob, kenalin nih Ben.. “ ulie menoleh ke arahnya dan memandangnya, “ sayang..
kamu udah pulang ?” sontak aku kaget setengah mati dengan pertanyaan Ben.” Maksud
kamu apa Ben ?” tanyaku. “oh, iya saya ingin mengenalkan seseorang sama mbak Azka,
ini dia tunangan saya sekaligus calon istri saya mbak” jawabnya dengan senyum tanpa
dosa. Sontak aku kaget dan terperangah mendengar pengakuannya. Ternyata Sosok
seorang yang amat aku cinta juga dicintai oleh sahabat kesayanganku sendiri. Seketika itu
aku pergi meninggalkan mereka berdua.
Aku merasa hidup ini terlalu singkat dan tak memberikan makna yang berarti
buatku. Aku berusaha untuk menenangkan pikiranku yang sedang kacau. Tak semestinya
aku jatuh cinta dengan kekasih sahabatku sendiri. Berkali-kali air mata ini menetes dan
membasahi pipiku. Berulangkali aku berusaha menepisnya namun akhirnya aku
menyerah dan membiarkannya mengalir begitu saja. Terbayang begitu indahnya hari-
hariku bersama seorang pemuda impianku. Namun, semua itu hanya khayalku yang tak
menentu realitanya.
Dalam doaku aku tersedu, berharap Tuhan selalu memberikanku yang terbaik dan
aku dapat mengambil pelajaran dari setiap kisah yang menjadi sebagian dari novel
hidupku. Aku tak boleh menyerah dan hanya berhenti disini. Karena aku bukan wanita
yang gampang nyerah gitu aja. Aku harus bangkit dan tunjukkan pada dunia bahwa aku
mampu menggenggam impianku.
Sementara aku duduk terdiam dalam lamunan, aku tersadar dan bangkit dari
keterpurukan ini. Dunia masih menunggu karya-karya besarku. Dan aku harus siap
menciptakannya.
Bulan depan sudah menjadi hari istimewa bagi kedua sahabatku. Dan aku harus
datang demi kebahagiaan mereka. Lupakan yang lalu dan kembali focus pada tujuan
hidupku. Lets gone be by gone. Demi mereka aku harus bisa kasih yang terbaik, aku
merancangkan sebuah busana adat modern yang memadukan antara batik dan sentuhan
renda pilihan yang menjadikan hari mereka bertambah indah dan istimewa. Aku tau Ulie
menyayangkan peristiwa ini. Namun, dalam hal ini tiada yang dapat disalahkan. Ini
adalah bagian dari scenario Tuhan untuk proses dan kisah kehidupan anak manusia. Aku
sudah mengikhlaskan semuanya, dan aku meminta maaf pada Ulie dan Ben. Ku harap
kebodohanku tak kan pernah terjadi lagi.
Aku yakin, Tuhan memiliki scenario lain untuk ku perankan dalam project film
terbarunya. Tak pernah kita mengerti sebelumnya apa yang akan terjadi. Yakini aja
semua ini adalah yang terbaik untuk kita semua.
Siang yang tak cukup baik buatku. Moody ku terasa lembek dan kurang
bersemangat pagi ini. Aku memutuskan untuk browsing dan chattingan bersama Dava
sahabatku, seorang pengusaha asal ausie. “ busana kamu masuk top trend international
ka…” Aku membaca pesan Dava sontak terkejut tak percaya. “yang bener kamu Dav?”.
“ kamu medapat rating yang lumayan bagus dan akhirnya terpilih masuk dalam kategori
busana adat favorit yang mewakili Indonesia di kancah international. “ aku terdiam
sejenak, bagai mimpi disiang bolong. “okelah, aku akan perjuangin karya aku agar bisa
masuk nominasi.” “ aku tau kamu takkan mengecewakan.” “thanks infonya Dav.”
Sejak saat itu aku serig chattingan sama dava, ia sosok pemuda yang oke
bangetlah. Tapi, aku menganggapnya hanya sebagai teman atau sekedar sahabat baik
buatku. Karena ada faktor yang tak ingin membuatku menjalin persahabatan lebih jauh
dan khusus bersamanya. Minggu depan aku menghadiri undangan perancang model
busana paling unik dan muslimah di timur tengah. Dava tau akan hal ini, dan kebetulan ia
sedang exspansi disana. Ia mengajakku bertemu karena sudah hampir 7 tahun kita tak
pernah bertatap muka. Aku pun mengiyakan ajakan Dava, karena memang kita telah
lama tak bertemu.
“katanya kau ingin cerita banyak hal tentang kehidupan asmaramu padaku,
sebelum aku mengenalkan istriku padamu, aku ingin mendengar kisahmu.” Dava
membuatku bercerita semuanya. Ia menanggapinya dengan santai dan sejuk bijaksana. Ia
terasa hangat dan memberikanku kenyamanan. Kedewasaannya seakan mengayomi
diriku yang sedang sedih memutar ulang lagu kegalauanku.
“dan aku mengerti apa jawaban Tuhan atas doa-doaku slama ini.” Ucapku dalam
isak tangis yang mendalam. “bodohnya aku yang telah menyia-nyiakan cinta suci
untukku. Dan aku mencari cinta yang lain yang menjadikan penantian semu dan
membuatku terpuruk kembali. Dan kehadiranmu menjelaskan semuanya. Aku tak bisa
menyalahkan mengapa kau datang saat ini. Mengapa kau tidak datang dari dulu
menyatakan perasaanmu padaku.” Dava memandangku dengan perasaan yang dalam.
Aku dapat merasakan chemistry yang coba ia bangun malam itu. “ sudah jangan kau
sesali semua itu, memang ini kisah dari-Nya” kata Dava meneduhkanku. “dan aku tau,
siapa calon istri yang akan kau perkenalkan padaku” kataku dengan iringan tawa kita
berdua.
Makasih Tuhan…kau sungguh baik. Dan… aku mengerti setiap masalah yang
kita hadapi memang terasa pahit saat ini dan terkadang membuat kita terjatuh bahkan
tersungkur. Namun, yakinlah semua itu adalah proses pendewasaan Tuhan agar kita
berkembang. Dan dengan adanya ujian kita akan naik kelas
Dhaniezha aly
22 september 2013
Rahmahidayati861@yahoo.co.id/ www.dni.co.id