Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nanda Syamia

Nim : 0701213080
Kelas : Ik-1/Sem-3

Kamu
Mencintai seseorang terkadang itu adalah hal yang bahagia, namun aku
fikir, mencintai seseorang yang mencintaiku, itu jauh lebih bahagia. Dia
kekasihku, jelas aku katakan, dia kekasihku! Aku baru sadar, kau hadir ke bumi,
mungkin hanya untuk membuatku bahagia atau memang kau diciptakan hanya
untukku? Mungkin saja, karena itu harapanku.

“Apa harapanmu?” Tanya kekasihku yang duduk di sebelahku.


“Bersamamu”balasku menatap nya.
“Bila aku pergi?”Tanya kekasihku balik menatapku.
“Tidak, itu tidak mungkin. Karena tuhan menciptakanmu, untukku” jawabku
penuh percaya diri.

Kekasihku hanya tersenyum mendengar jawabanku, dia kekasihku. Hal yang aku
lakukan jika aku pulang bareng dengannya sehabis kuliah, makan bersama
dengannya, atau langsung pulang dan berbincang sejenak di rumahku. Aku duduk
berhadapan dengannya sore ini, dengan dua gelas dan beberapa cemilan di
hadapan kami. Dia memiliki banyak cara agar aku terus mampu mencintainya.
Entah, aku tak mengerti caranya, namun yang aku tau, aku selalu mencintainya
dan menyayanginya.

“Coba tebak, apa yang aku inginkan?” tanya kekasihku sambil menatapku.
“Mmm.. apa ya? makanan? Atau mungkin, minuman?”.
“Bukan, coba tebak lagi” mintanya.
“Ahh, kamu jangan membuatku bingung”
Kekasihku tertawa kecil melihat sikapku yang berusaha keras berfikir.
“Ah… kamu, padalahal aku hanya menginginkan kamu saja” balas kekasihku
sambal tersenyum.
“Kamu ini” tersenyum, tersipu malu.

Kekasihku hanya tersenyum sambil melontarkan beberapa pertanyaan kepadaku.


Aku selalu bahagia mendengar suaranya, apa lagi melihat matanya, seolah ingin
aku lihat setiap saat, setiap waktu, setiap detik, tak ada alasanku untuk bisa
berpaling darinya, mana mungkin aku bisa berpaling? Bila dia sudah mengunci
segalanya dariku. Hah, bagaimana bisa, tuhan menciptakan pria sepertimu? Begitu
sempurnanya bagiku.

“Sayang, untuk apa kita berpacaran?” Tanya kekasihku sambil minum.


“Kau membuatku untuk berfikir lagi” balasku sedikit kesal.
“Coba jawab pertanyaanku” mintanya.
“Untuk apa kita berpacaran? Menurutku langkah awal untuk sebuah hal yang
lebih serius”
“Bukankah kita berpacaran untuk putus?” Tanya kekasihku, mengejutkanku.
“Apa maksudmu?” Tanyaku menatapnya tajam.
Kekasihku tersenyum, lalu menjawab pertanyaanku.
“Bukankah seseorang menjalin hubungan untuk berpisah? Ujung ujungnya
pacaran apa? Putus kan? Kalau gak putus ya mungkin pisah karena keadaan atau
takdir, atau mungkin juga ujung ujungnya pacaran adalah sebuah pernikahan, dan
tua bersama” jelas Kekasihku panjang lebar. Aku pun hanya diam
mendengarkannya. Kekasihku pun melanjutkan pembicaraannya.
“Dan kita akan berujung di pernikahan, lalu tua bersama” ucapnya yang membuat
bibirku terus tersenyum.
Aku hanya tersipu malu mendengar ucapannya, dia terus menggodaku,
membuatku terus tersenyum.

Jam pun menunjukan pukul 8 malam, ya beginilah anak kuliahan, selalu disibukan
dengan tugas. Aku duduk di meja belajarku sambil mengerjakan satu persatu
tugas, setelah semua tugas terselesaikan, aku pun berbaring di atas tempat tidurku,
aku pun meraih HP yang tak jauh dariku.

“Semangat saying,bidadari kecilku” sebuah pesan singkat dari kekasihku. Aku


membacanya berulang ulang, bibirkupun tak hentinya tersenyum. Gila? Tidak,
aku waras kok. Tapi ini kebahagiaan besarku, memiliki kamu. Aku pun membalas
pesannya, dan seperti biasa, aku selalu dibuat bahagia olehnya walau hanya
sekedar di pesan atau vidio call saja.

“Sampai kapan kita akan bersama?” Tanyaku dalam pesan.


“Sampai waktu memisahkan, tapi percayalah, waktupun takkan tega memisahkan
kita” balasnya.
“Aku menyayangi Allah, sungguh aku mencintaiNya. Karena dia
mempertemukanku denganmu, tolong jangan pergi” mintaku.
“Allah menghadirkanku ke bumi untuk menemanimu, untuk hidup bersamamu,
percayalah, aku akan sukses dan segera melamarmu dan membuatmu bahagia,
karena hidup dengan cinta itu tak akan memenuhi kebutuhanmu. Aku akan selalu
membuatmu bahagia, aku mencintaimu”. Membaca balasan dari kekasihku,
membuatku untuk terus berusaha lebih keras untuk selalu membuatnya bahagia
bersamaku, dia tak pernah membiarkanku terluka, bahkan untuk menangis pun ia
tak pernah membiarkan itu.

Bila ada yang lainnya di luar sana, yang memiliki prilaku yang sama, aku jamin
mungkin hanya beberapa saja, karena aku sangat beruntung memilikinya. Seorang
pria yang mampu meluluhkanku begitu pula dengan keluargaku. Kekasihku
seorang pekerja keras dan bertanggung jawab dengan semuanya. Aku sangat salut
padanya. Aku hanya bisa berdoa untuknya, agar semua usaha nya berjalan dengan
lancar dan dia sukses. Aamin.

Bagiku dia seorang pria idaman, bertanggung jawab, pekerja keras, tak memiliki
keberanian untuk melukai hati perempuan, dia berkata “aku mencintai ibuku, bila
aku melukai hati perempuan, sama saja aku melukai hati ibuku”. Aku percaya,
bumi telah merestui hubunganku, waktu pun takkan tega memisahkanku, mungkin
aku sebagai manusia hanya mampu berencana namun tetap saja keputusan ada di
tangan sang pencipta, tugasku hanya berharap, berusaha, berdoa, selebihnya aku
serahkan kepada-Nya. Dan aku sangat menyayanginya dan mencintainya.

Anda mungkin juga menyukai