Nim : 0701213080
Kelas : Ik-1/Sem-3
Kamu
Mencintai seseorang terkadang itu adalah hal yang bahagia, namun aku
fikir, mencintai seseorang yang mencintaiku, itu jauh lebih bahagia. Dia
kekasihku, jelas aku katakan, dia kekasihku! Aku baru sadar, kau hadir ke bumi,
mungkin hanya untuk membuatku bahagia atau memang kau diciptakan hanya
untukku? Mungkin saja, karena itu harapanku.
Kekasihku hanya tersenyum mendengar jawabanku, dia kekasihku. Hal yang aku
lakukan jika aku pulang bareng dengannya sehabis kuliah, makan bersama
dengannya, atau langsung pulang dan berbincang sejenak di rumahku. Aku duduk
berhadapan dengannya sore ini, dengan dua gelas dan beberapa cemilan di
hadapan kami. Dia memiliki banyak cara agar aku terus mampu mencintainya.
Entah, aku tak mengerti caranya, namun yang aku tau, aku selalu mencintainya
dan menyayanginya.
“Coba tebak, apa yang aku inginkan?” tanya kekasihku sambil menatapku.
“Mmm.. apa ya? makanan? Atau mungkin, minuman?”.
“Bukan, coba tebak lagi” mintanya.
“Ahh, kamu jangan membuatku bingung”
Kekasihku tertawa kecil melihat sikapku yang berusaha keras berfikir.
“Ah… kamu, padalahal aku hanya menginginkan kamu saja” balas kekasihku
sambal tersenyum.
“Kamu ini” tersenyum, tersipu malu.
Jam pun menunjukan pukul 8 malam, ya beginilah anak kuliahan, selalu disibukan
dengan tugas. Aku duduk di meja belajarku sambil mengerjakan satu persatu
tugas, setelah semua tugas terselesaikan, aku pun berbaring di atas tempat tidurku,
aku pun meraih HP yang tak jauh dariku.
Bila ada yang lainnya di luar sana, yang memiliki prilaku yang sama, aku jamin
mungkin hanya beberapa saja, karena aku sangat beruntung memilikinya. Seorang
pria yang mampu meluluhkanku begitu pula dengan keluargaku. Kekasihku
seorang pekerja keras dan bertanggung jawab dengan semuanya. Aku sangat salut
padanya. Aku hanya bisa berdoa untuknya, agar semua usaha nya berjalan dengan
lancar dan dia sukses. Aamin.
Bagiku dia seorang pria idaman, bertanggung jawab, pekerja keras, tak memiliki
keberanian untuk melukai hati perempuan, dia berkata “aku mencintai ibuku, bila
aku melukai hati perempuan, sama saja aku melukai hati ibuku”. Aku percaya,
bumi telah merestui hubunganku, waktu pun takkan tega memisahkanku, mungkin
aku sebagai manusia hanya mampu berencana namun tetap saja keputusan ada di
tangan sang pencipta, tugasku hanya berharap, berusaha, berdoa, selebihnya aku
serahkan kepada-Nya. Dan aku sangat menyayanginya dan mencintainya.