Anda di halaman 1dari 8

Tema: Persahabatan, Perjuangan dan Cinta Judul: Kenangan Terindah

Akhir tahun pelajaran,aku bersama teman-temanku termasuk sahabatsahabatku, mewakili sekolah untuk mengikuti lomba. Lomba ini diikuti oleh anak-anak kelas 9 tahun pelajaran 2012. Akhir tahun pelajaranku, menjadi kisah yang tak terlupakan. Catatan-catatan terakhir sebelum aku berpisah dengan sahabat-sahabatku dan orang yang aku sayangi. Dan hari itu, benar-benar hari yang tak terlupakan olehku. Hari itu adalah hari dimana hari yang membuat hatiku berdebar kencang. Karena hari itu adalah hari dimana aku bersama teman-temanku mewakili sekolah untuk mengikuti lomba. Walaupun aku tahu itu bukanlah pertama kalinya aku mewakili sekolahku untuk lomba. Tapi saat itulah aku merasa persiapanku dalam mengikuti lomba begitu kurang dibandingkan temantemanku yang lain. Sebelumnya hatiku telah berkata bahwa aku memang benarbenar akan kalah. Itulah aku, aku sadar bahwa aku selalu menyerah sebelum perang tpi aku juga ingin membuat orang tuaku bangga karena prestasiku. Oh Tuhan, tolonglah aku. Rumah demi rumah aku lewati untuk menuju ke tempat perlombaan. Tubuhku berubah dingin seketika dan hatiku berdebar bagaikan bunyi petir yang menggelegar. Bukan karena aku bertemu dengan pujaan hatiku, melainkan karena aku ketakutan apabila aku gagal. Karena kegagalan merupakan suatu hal yang tak asing lagi bagi dirirku. Setiap kali aku lomba pasti aku gagal. Oleh karena itu, di kesempatan akhirku itu aku ingin membawa kemenangan untuk orang tuaku dan untuknya. Semakin kencang, semakin kencang, semakin kencang debar jantungku ketika aku sampai di tempat perlombaan. Ku masuki sekolah itu dengan langkah yang tak pasti. Dan ketika aku mengambil nomer undian, tanganku begitu gemetar, tapi aku bersyukur karena aku tidak mendapatkan nomer undian pertama melainkan nomer undi 13. Hah 13! Terlintas di pikiranku bahwa 13 adalah angka sial dan mungkin angka itu akan membuatku gagal di kesempatan

ini. Dan tiba-tiba telfonku berbunyi dan setelah kubaca ternyata darinya. Orang kedua setelah sahabatku yang selalu menemaniku dan selalu ada untukku. Aku pun mengangkat telfonku dengan semangat. Ku ceritakan semua perasaanku yang sangat tidak karuan. Dan dia menjawab dengan suara yang membuat hatiku begitu nyaman. Masih kuingat sampai sekarang kata-katanya yang membuat jiwaku serasa nyaman dan tenang. Dan diakhir telfonnya, dia juga mengucapkan kata-kata yang membuat diriku serasa terbang melayangmelayang. Fit? Oh, aku sadar seketika ketika sahabatku menepuk bahuku dan memanggilku. Dia berkata bahwa 10 menit lagi lomba akan dimulai. Mendengar itu, tubuhku terasa jatuh dari langit terindah ke danau yang penuh kegelapan. Tubuhkuku pun gemetar seketika. Dan sahabatku mengajakku untuk memasuki ruangan lomba. Tak kusangka bahwa aku bersaung dengan sahabatku sendiri. Tapi ini juga bukanlah persaingan yang asing. Karena hampir di setiap juara saya juga selalu bersaing dengan kedua sahabat saya. Kata-kata dari orang tuaku dan kata-kata darinya selalu kuingat setiap saat. Aku benar-benar gemetar saat itu. Tapi untunglah ada sahabatku yang selalu membuatku tenang. Dia menyemangatiku dan menggenggam tanganku dengan penuh kepercayaan jika aku bisa. Tak kusangka ternyata namaku terpanggil. Aku merasa tak kuat untuk berdiri tapi kuingat orang tuaku, sahabatku dan dia. Sebelum aku maju masih kuingat kata-katanya yang membuatku merasa lebih tenang. Ku ingat selalu senyumnya yang manis mempesona dan kerja keras orang tuaku demi hidupku. Tak lupa aku memohon kepada Allah untuk selalu diberi ketenangan. Aku pun berjalan ke panggung dengan langkah yang tak pasti. Tetes demi tetes keringat membasahi sekujur tubuhku. Keringat dingin yang mulai bercucuran bagaikan derasnya air terjun mulai menemani diri yang gugup ini. jreg! dan aku berbalik arah menghadap para juri dan para penonton. Terlihat dari kejauhan, shabatku yang tersenyum sambil mengacungkan jempolnya untukku. Tapi saat itu, yang ada di pikiranku hanyalah sebuah ketakutan semata. Ketakutan yang mengejar-ngejarku dan membawaku ke tempat yang penuh dengn kegelapan tanpa cahaya satupun. Kucoba untuk santai tapi tetap saja gagal. Jantungku yang berdebar-debar bagaikan genderang yang mau perang, dan tangan yang bergetar begitu kencangnya dan jlep! aku salah tema! Tapi itu tak bisa kuulang kembali. semua itu sudah terlanjur. Tapi untunglah sahabatku

percaya bahwa aku pasti bisa. Dan dia (sahabatku) juga tak lupa mengajakku shalat dzuha terlebih dahulu agar aku merasa lebih tenang. Untunglah Tuhan mendengar doaku, aku pun merasa lebih tenang dibandingkan sebelumnya. Tak lama kemudian telfonku pun berbunyi kembali, ternyata itu dari kedua orang tuaku yang memberikan dukungannnya untukku. Aku merasa begitu terharu. Aku juga takut jika aku mengecewakan orang tuaku. Huhh... selang beberapa menit kemudian, dia menelfonku. Dia memberiku semangat lagi. Dan aku pun menceritakan semuanya padanya. Dan masih kuingat jawabannya yang begitu menghangatkan jiwaku. Jawaban yang benar-benar membuat diriku terasa amat nyaman dan tenang. Dan setiap akhir telfonnya, dia selalu berkata Ill always try to accompany you everyday. Kata-katanya yang membuat aku selalu ingin bersamanya dan selalu dekat dengannya. Dan akhirnya waktu yang kunantikan pun tiba. Hasil lomba pun siap dibacakan. Diriku yang awalnya begitu bahagia mendadak menjadi patung seketika. Keringat yang bercucuran membasahi dahi dan membanjiri sekujur tubuhku. Menit demi menit pun berjalan, dan ini dia ! pembacaan hasil lomba. Ya Tuhan, benar-benar hasil yang amat mencengangkan! Juara pertama nomer undi 14 sedangkan aku nomer undi 13. Aku benar-benar sedih. Aku kecewa dengn diriku sendiri. Sedangkan sahabatku menyabet juara 2. Ya Tuhan betapa malunya diriku. Dari 3 anak yang mewakili lomba Describing Text akulah satusatunya yang kalah, akulah satu-satunya yang mengecewakan orang-orang yang aku sayangi. Rasanya ingin ku menangis sekencang-kencangnya karena itu adalah lomba terakhirku dan aku sangat berharap untuk menang. Tapi tenyata? Untungnya aku mempunyai dua sahabat yang selalu menyemangatiku dan menenangkan hatiku. Jujur saja, dari lubuk hatiku yang terdalam, aku benarbenar iri dengan sahabatku yang menyabet juara 2. Aku tak tahu entah mengapa dia sellu unggul dariku. Terkadang, ingin sekali aku menjadi dirinya, dia yang selalu membanggakan orang tua dan tidak mengecewakan orang-orang yang menyayanginya. Astaghfirullah seketika aku sadar bahwa iri adalah sifat yang dibenci Allah. Aku pun tak lupa untuk meminta maaf kepada salah satu guru yang membimbingku. Dan Allhamdulillah, beliau tidak marah. Beliau justru memotivasiku untuk lebih giat berusaha dan tak mudah putus asa. Aku juga bersyukur karena Tuhan telah mengirimkan 2 sahabat dan dia untukku. Merek

selalu menemaniku dalam keadaan apapun. Dan sesampainya di rumah pun aku berkta sejujur-jujurnya kepada orang tuaku. Walaupun sebenarnya aku tahu bahwa orang tuaku sangat kecewa kepadaku, tapi mereka tetap saja memaafkanku dan memotivasiku. Tuhan, terimakasih pula Engkau juga telah mengirimkan 2 malaikat yang selalu berkorban demiku. Dan di keesokan harinya, dia mengajakku jalan-jalan. Aku sangat merasa bahagia karena ku telah menemukannya. Seseorang yang ada disaat aku merasakan kesepian yang mendalam. Ku curahkan semua isi hatiku krena kekecewaanku karena diriku. Kuteteskan air mataku karena ku telah mengecewakkan orang-orang yang selalu memotivasiku. Diusapkan tangannya untuk membasuh air mata yang membasahi pipiku sambil berkata Jangan sedih, aku berusaha untuk menemanimu. Mendengar kata-kata itu serasa tubuhku menjadi lemas dan hatiku benar-benar nyaman. Disandarkannya kepalaku ke bahunya dengan lembut, membuatku tidak bisa menolak. Hembusan angin yang membuat suasana begitu sejuk dan serasa hanya ada aku dan dia. Tiba tiba rintikan hujan turun membasahi bajuku. Dan dia berikan jaketnya untukku dan dia menggenggam tanganku dengan sangat erat dan menembakku. Waw... Itu semua seperti mimpi indah yang tak pernah kualami sebelumnya. Hah! Sebenarnya itu adalah hal yang benar-benar aku inginkan sejk dulu. Menjadi pacarnya dan selalu bersamanya. Tapi itu tidak bisa. Karena kuingat bahwa salah satu sahabatku amat menyukainya. Dan tak mungkin jika aku berpacaran dengannya. Karena aku tak mau melukai dan membuat persahabatanku putus hanya karena laki-laki. Saat itu pun aku benar-benar bimbang. Aku memang sangat menyukainya, tapi aku juga sangat menyayangi sahabatku. Ya Tuhan, tolonglah aku ini. Dan akhirnya aku memutuskan untuk menolaknya. Tuhan, dengan berat hati aku menolaknya tapi aku juga tak mau menyakiti perasaan sahabatku. Aku tak mau persahabatan yang aku jalani kurang lebih 3 tahun musnah hanya karena cowok. Digenggamnya tanganku erat-erat dan matanya yang berkaca-kaca memandangku dengan penuh kesedihan sambil berkata Kenapa kamu menolakku? Apa kamu nggak suka aku fit? aku benar-benar tak kuat menjawab dengan menatap matanya. Aku tak berani untuk melihatnya dan kulepaskan tanganku dari genggamannya. Maaf Fit, aku gak bermaksud untuk pegang-

pegang tanganmu... katanya. Tanpa kudengarkan kata-katanya langsung kutinggalkan dia, tapi apa yang terjadi?. Dia menarik tanganku dan memaksaku untuk menjawab pertanyannya. Tuhan, sebenarnya aku tak kuat untuk menjawabnya tapi kuberanikan diri untuk menjelaskan kepadanya. Dan akhirnya dia mengerti mengapa aku menolaknya. Setelah mendengar penjelasanku, dia juga berkata bahwa sebenarnya setelah lulus SMP dia akan pindah rumah ke Semarang bersama neneknya. Seketika ku mendengar itu, tubuhku pun terasa begitu lemas seketika. Aku sedih kenapa dia tidak menceritakan itu semua sejak awal. Karena dengan dia baru menceritakan itu kepadaku, itu akan membuatku semakin sedih. Aku tak tahu mengapa aku tak bisa membendung air mataku ini. Dan dia pun mengusapi air mataku dengan pandangan tajam yang membuatku tak kuat melihatnya. Dia juga minta maaf kepadaku karena dia tak akan kembali lagi ke Jepara. Dan dia memberiku sebuah gelang persahabatan yang bertuliskan namanya dan dipakaikannya ke tanganku sambil menggenggam tanganku untuk yang terakhir kalinya. Tuhan, itu benar-benar membuatku semakin tak kuat bersamanya. Aku benar-benar merasa bahwa semua kenangan yang telah kubuat bersama sahabat-sahabatku dan dengan dia pupuslah sudah. Karena sebenaranya, setelah lulus SMP, sahabat-sahabatku juga akan bersekolah di Semarang. Ya Tuhan, aku tak menyangka kenangan-kenangan yang awalnya amat indah, berubah begitu saja menjadi perpisahan yang amat suram dan menyedihkan. Aku akan kehilangan orang-orang yang aku sayangi dan yang aku cintai. Itu benar-benar begitu berat, berat sekali karena aku sudah terlanjur terlalu menyayangi mereka. Sebelum berpisah, dia juga berkata padaku Terimakasih, karena kamu telah membuat hari-hariku semakin berwarna. Itulah kata-kata terakhir yang dia ucapkan sebelum meninggalkanku dan kata-kata yang amat membuatku terpojokkan. Sebelum dia pergi, dia memegang tanganku dan berkata jangan sedih fit, walaupun kita jauh tapi hati kita kan selalu bersama. Aku suka kamu dan kamu suka aku. Itulah kekuatan bagi kita, dan aku yakin pasti kamu juga akan mendapatkan orang yang lebih dan lebih baik dari aku. Tetes demi tetes air mata membalut pipiku. Aku hanya diam dan sebelum di pergi (pulang ke rumahnya) dia menepuk bahuku dan membisikkan kata-kata Dont cry, kalau

cry kamu jelek banget loh. Sejenak aku tertawa sambil jengkel padanya. Tapi aku sadar tidak ada yang abadi di dunia ini . Dan kini, saat ku buka mataku dari tidur indahku, semua itu hanyalah kenangan lalu yang tak akan pernah terulang kembali. Kenangan bersama sahabat-sahabatku dan dengannya akan selalu teringat dalam hatiku. Dan kini ku mulai tersenyum, menjalani lembaran baru bersama teman-teman baruku. Temaan-teman yang selalu ceria. Walaupun semua kenangan itu sudah berlalu, itu akan menjadi salah satu hal terindah dalam hidupku. Karena cinta tidaklah harus memiliki tapi kita juga harus berkorban demi orang yang kita sayangi. Dan kini, aku bersiap untuk belajar keras demi orang tuaku, dan aku yakin kegagalan bukanlah sebuah hambatan, tapi dengan kegagalan itulah hal yang dapat merubah kita. Bekerja keras untuk meraih kesuksesan di masa yang akan datang.

Jepara, 27 September 2012

PANTUN

*Kerlap-kerlip warna pelangi Pelangi memancar ke tepian

Jadilah anak yang berbakti Agar berguna di masa depan *Mega sore yang menawan
Menyelimuti indahnya langit biru Senyumanmu yang indah rupawan Kan kuingat selalu dalam tidurku

*Senandung lagu terdengar merdu Merdu suaranya memikat hati Walaupun kau jauh dariku Cinta kita kan selalu abadi

NaMA : FITRI PRANITA MILYARONA

KELAS : X-5 ABSEN : 19

Anda mungkin juga menyukai