Anda di halaman 1dari 5

BAB II PEMBAHASAN 2.

1 Proses Industri Perakitan Mobil Dalam industri otomotif, khususnya pembuatan mobil, umumnya melakukan produksi pembuatan komponen mesin dan pembuatan serta perakitan body mobil. Yang akan dibahas dalam makalah ini hanyalah pembuatan dan perakitan body mobil. Di bawah ini adalah bagan flow proses perakitan body mobil yang dilakukan industri otomotif pada umumnya.

Gambar.2.1. Diagram tahapan pembuatan body mobil Tahapan pembuatan body mobil: 1. Pressing/ Stamping Pada prosesstamping terjadi proses pengepresan pembuatan body mobil, seperti tangki bahan bakar, kerangka mobil, dan komponen-komponen subassembly seperti kabin, dek, dan rangka chasis. Proses utama dari stamping adalah memproduksi body mobil dengan proses pencetakkan dari plat baja dengan menggunakan mesin press bertenaga ribuan ton yang kemudian akan dikirim ke bagian welding untuk disatukan menjadi body kendaraan utuh. 2. Welding Pada bagian ini, part-part mobil yang sudah dipres digabung menjadi sebuah kerangka mobil melalui suatu pengelasan yang menggunakan alat spot welder (Proses ini yang akan kita bahas). 3. Painting Pada bagian ini, bagian mobil yang sudah dilas kemudian diberi warna sesuai dengen yang diinginkan. 4. Assembly Setelah body dinyatakan baik dan selesai dari proses pengecatan menurut kriteria tertentu, maka tahap pemasangan mesin dan assesoris segera dilakukan. 5. QC Check (Quality Control Check) Untuk memastikan bahwa mobil yang dihasilkan berkualitas tinggi, dalam industri otomotif terdapat operasi khusus yakni: 1.Delivery, pada tahap ini dilakukan pengecekan terhadap mobil apakah terdapat defect. 2.Leak test, pada tahap ini dilakukan uji kelayakan keseluruhan body mobil dengan proses penyemprotan air untuk melihat apakah ada kebocoran pada mobil. 3.Test track, pada tahap ini dilakukan pengetesan terhadap kecepatan mobil dan bagaimana kondisinya di jalan. Pengetesan ini dilakukan oleh seorang driver 2.2.Welding (Pengelasan) Pada bagian ini, part-part mobil yang sudah dipres digabung menjadi sebuah kerangka mobil melalui suatu pengelasan yang menggunakan alat spot welder. Proses welding merupakan proses pembuatan body kendaraan melalui beberapa tahapan proses seperti

body welding, metal finishing, dan frame welding. 2.2.1. Proses Body Welding (Proses Pengelasan Body) a. Pembuatan body kendaraan dimulai dengan pembentukan beberapa jenis sub assy panel sampai menjadi panel utuh. Pembentukkan dilakukan dengan menggunakan peralatan welding gun dengan metode las titik (spot welding), las brazing (oxy-acetilene), las argon dan las CO2, selain itu terdapat pula proses hamming (pelipatan sisi plat untuk jenis pintu). b. Setelah panel terbentuk, maka langkah selanjutnya adalah menggabungkan beberapa panel yang telah menjadi utuh. Proses yang dilakukan sebagai berikut: Proses persiapan sub assy: font floor, reat floor, panel dash, engine comportment, under body, frontat au reat door RH/LH dan body side RH/LH. Proses main body: penggabungan beberapa panel mulai dari under body assy, body assy,dan roof menjadi sebagian body. Prosesf itting: pemasangan beberapa panel seperti, engine door, back door, font/rear doorda n fender sehingga terbentuklah body kendaraan secara utuh. Setelah body kendaraan terbentuk maka body diteruskan ke proses metal finish. Pada proses ini dikerjakan penggerindaan, pengamplasan, dan perbaikan panel body kendaraan ex proses body welding. 2.2.2. Proses Metal Finishing (Proses Penyelesaian Logam) a. Pengamplasan di metal finish terdiri dari 3 tahap, yaitu: 1. Gerinda batu kasar, untuk memperbaiki bekas las CO2, las kuningan dan spot tajam. 2. Gerinda sandisc, untuk menghaluskan ex gerinda batu. 3. Amplas, untuk menghaluskan bekas gerinda. b. Setelah mengalami proses ini, maka proses selanjutnya adalah persiapan proses painting. 2.2.3. Proses Frame Welding (Proses Pengelasan Kerangka) Dalam proses ini dikerjakan pemasangan kerangka/chassis kendaraan. Proses ini menggunakan peralatan las CO2. Setelah frame terbentuk, maka proses selanjutnya adalah persiapan Black Dipping Chassis (pencelupan cat hitam). Gambar 2.2. Proses Welding 2.3. Las Titik (Spot Welding) Las titik adalah pengelasan memakai metode resistansi listrik dimana pelat lembaran dijepit dengan dua elektroda. Ketika arus dialirkan maka terjadi sambungan las pada posisi jepitan. Skema las titik bisa dilihat pada gambar 8. Siklus pengelasan titik dimulai ketika elektroda menekan pelat dimana arus belum dialirkan. Waktu proses ini disebut waktu tekan. Setelah itu arus dialirkan ke elektroda sehingga timbul panas pada pelat di posisi elektroda sehingga terbentuk sambungan las. Waktu proses ini disebut waktu las. Gambar 2.3. Diagram alat las titik Setelah itu arus dihentikan namun tekanan tetap ada dan proses ini disebut waktu

tenggang. Kemudian logam dibiarkan mendingin sampai sambungan menjadi kuat dan tekanan di hilangkan dan pelat siap dipindahkan untuk selanjutnya proses pengelasan dimulai lagi untuk titik yang baru. Peralatan mesin las titik ada tiga jenis yaitu : 1) mesin las titik tunggal stasioner, 2) mesin las titik tunggal yang dapat dipindahlan dan 3) mesin las titik ganda. Mesin las stasioner dapat dibagi lagi atas jenis : lengan ayun dan jenis tekanan langsung. Jenis lengan ayun merupakan jenis yang sederhana dan mempunyai kapasitas kecil. 2.4. Las Brazing (oxy-aceteline) Pengelasan oksi-asetilen merupakan proses pengelasan lebur dengan menggunakan nyala api temperatur tinggi yang diperoleh dari hasil pembakaran gas asetilen dengan oksigen. Nyala api diarahkan oleh ujung pembakar (welding torch tip). Pengelasan dapat dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi, dan tekanan kadang-kadang digunakan untuk menyatukan kedua permukaan benda kerja yang akan disambung. Gambar sketsa pengelasan oksi-asetilen ditunjukkan dalam gambar 13.18. Gambar 2.4 Pengelasan oksi-asetilen Bila digunakan logam pengisi, maka komposisi logam pengisi harus sama dengan komposisi logam dasar. Logam pengisi sering dilapisi dengan fluks, untuk membantu membersihkan permukaan dan melindungi las-an agar tidak terjadi oksidasi. Nyala api dalam pengelasan oksi-asetilen dihasilkan oleh reaksi kimia asetilen (C2H2) dan oksigen (O2) dalam dua tahapan. Tahapan pertama ditentukan oleh reaksi : C2H2 + O2 2CO + H2 + panas Hasil reaksi tersebut mudah terbakar, sehingga menyebabkan reaksi yang tahapan kedua : 2CO + H2 + 1,5O2 2CO2 + H2O + panas Dua tahapan pembakaran dapat dilihat dalam emisi nyala api oksi-asetilen yang keluar dari ujung pembakar. Bila campuran oksigen dan asetilen 1 : 1, seperti yang dijelaskan pada formula reaksi kimia di atas, nyala api yang dihasilkan dikenal sebagai nyala netral seperti dapat dilihat dalam gambar 13.19. Gambar 2.5. Nyala oksi-asetilen menunjukkan temperatur yang dicapai 2.5. Las Busur Gas dengan Pelindung Gas Mulia (Las Argon & Las CO2) Proses pengelasan ini sambungan dibentuk oleh panas yang ditimbulkan oleh busur yang dibangkitkan diantara elektroda dan benda kerja dimana busur dilindungi oleh gas mulia seperti argon, helium atau bahkan gas CO2 atau campuran gas lainnya. Ada dua jenis pengelasan dengan cara ini yaitu : las TIG (tungsten inert gas) atau disebut juga pengelasan menggunakan elektroda wolfram dengan logam pengisi, dan las MIG (metal inert gas) atau disebut juga pengelasan menggunakan elektroda terumpan. Kedua jenis pengelasan ini bisa dilakukan secara manual ataupun otomatik serta tidak

memerlukan fluks ataupun lapisan kawat las untuk melindungi sambungan. Las busur yang menggunakan elektroda wolfram (elektroda tak terumpan) dikenal pula dengan sebutan las busur wolfram gas. Skema dari pengelasan jenis ini bisa dilihat pada gambar 15. Pada proses ini las dilindungi oleh selubung gas mulia yang dialirkan melalui pemegang elektroda yang didinginkan dengan air. Gambar 2.6. Diagram proses las busur wolfram gas mulia. Pengelasan ini bisa menggunakan arus bolak-baliok ataupun arus searah, dimana pemilihan tergantung pada jenis logam yang dilas. Arus searah polaritas langsung digunakan untuk pengelasan baja, besi cor, paduan tembaga dan baja tahan karat, sedangkan polaritas terbalik jarang digunakan. Untuk arus bolak-balik banyak digunakan untuk pengelasan aluminium, magnesium, besi cor dan beberapa jenis logam lainnya. Proses ini banyak dilakukan untuk pengelasan pelat tipis karena biayanya akan mahal jika digunakan untuk pengelasan pelat tebal. Pengelasan las gas mulia elektroda terumpan bisa dilihat pada gambar 16 dimana antara benda kerja dan elektroda terumpan dilindungi dengangas pelindung. Efisiensi pengelasan jenis ini lebih tinggi dan kecepatan pengelasan jauh lebih baik. Pengelasan ini umumnya dilakukan secara otomatik. Gambar 2.7. Diagram las busur gas mulia elektroda terumpan. Gas karbon dioksida sering digunakan sebagai gas pelindung untuk pengelasan logam baja karbon dan baja paduan rendah.

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Berbagai macam tahap dapat dijumpai dalam industri perakitan mobil, mulai dari proses pressing, welding, painting, sampai assembly. Tahapan-tahapan tersebut memiliki maksud dan tujuan masing-masing guna menciptakan body mobil yang memiliki kualitas nomor satu. Welding (pengelasan) adalah suatu proses penyambungan logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan atau dapat juga didefinisikan sebagai ikatan metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Proses welding (pengelasan) pada proses pembuatan body kendaraan melalui beberapa tahapan proses seperti body welding, metal finishing, dan frame welding. Pengelasan dilakukan dengan menggunakan peralatan welding gun dengan metode las titik (spot welding), las

brazing (oxy-acetilene), las argon dan las CO2. 3.2. Saran Proses pembuatan body mobil memiliki banyak tahap dan fungsi masing-masing. Tahapan kegiatan tersebut tidak terlepas dari tangan manusia, sebaiknya tahapan kegiatan tersebut dilakukan oleh para ahli masing-masing sehingga dapat tercipta body mobil yang baik serta mobil yang baik. Sehingga tidak merugikan konsumen yang menggunakannya baik dari segi materi maupun keselamatan.

Anda mungkin juga menyukai