Anda di halaman 1dari 21

Ketua Anggota

Afzalul Z. Aklima Andhi E.S. Andika Z. Angga S.A. Aprija Nz. Arjuna M. Arya S.W. Aulia Alv. Bilkistia

: Ardi T. :

Seorang ibu berumur 25 tahun dengan membawa anaknya yang berusia 7 tahun datang ke praktek dokter menceritakan bahwa anaknya batuk-batuk beberapa hari ini. Mula batuknya kering namun beberapa hari kemudian batuk menjadi berdahak. Dan anaknya kemudian juga mengalami demam yang tinggi, tampak seperti sulit bernafas. Dari pemeriksaan fisik oleh dokter didapa dypneu, takikardi, nafas cuping hidung, retraksi intercostal, perkusi pekak, suara nafas diparu melemah, rhonki. Dari foto thorak dijumpai adanya gambaran infiltrate pada kedua paru.

Dypsneu : Pernapasan yang sukar atau sesak Takikardi : Denyut nadi diatas normal (>100x/mnt) Retraksi Interkostal : Penarikan otot-otot sela iga ketika pasien berinspirasi Rhonki : Suara tambahan yang dihasilkan oleh saluran udara yang berisi sekret. Suaranya kering, rendah, dan mirip dengkur dari saluran bronkus. Infiltrat : Carian

1. Mengapa batuk kering pasien baerubah menjadi batuk berdahak? 2. Megapa timbul demam yang tinggi pada pasien? 3. Mengapa timbul dypsneu, takikardi, nafas cuping hidung, retraksi intercostal, perkusi pekak, suara nafas diparu melemah, dan ronki? 4. Mengapa adanya infiltrat pada paru? 5. Penyakit apa yang didrita pasien?

1. Pada awalnya batuk kering karena adanya mikroorganisme yang masuk kesaluran pernafasan bawah sehingga sel silia terangsang kemudian terjadi batuk untuk mengeluarkan mikroorganisme tersebut. Namun ada mikroorganisme yang lolos ke paru2 yang kemudian menginfeksi dan menimbulkan peradangan pada paru2. Karena adanya peradangan sistem kekebalan tubuh aktif dan kemudian menyerang mikroorganisme tersebut. Dan paru2 memproduksi mukus yang kemudian bercampur dengan mikroorganisme yang telah mati kemudian dikeluarkan saat batuk.

2. Demam timbul karena adanya proses peradangan. Terfagositnya kuman oleh makrofak dan menyebabkan aktifasi dan hiperaktifasi dari makrofak dan menyebabkan aktifnya meiator inflamasi diantaranya Histamin dan serotonin yang kemudian menimbulkan demam. 3. - Dyspneu kemungkinan timbul karena luas paru2 menyempit karena suatu sebab. Sehingga jumlah oksigen yang harus dipenuhi paru2 saat normal tidak terpenuhi saat terjadinya penyempitan. Dan akhirnya sistem pernafasan bekerja lebih cepat untuk mencukupi jumlah oksigen yang dibutuhkan tubuh. - Takikardi karena jantung bekerja lebih cepat untuk mengalirkan darah kaya oksigen keseluruh tubuh. - Nafas cuping hidung dan retraksi intercostal timbul karena adanya dypsneu.

- Perkusi pekak menunjukkan adanya cairan didalam paru2. - Suara nafas melemah karena adanya penyempitan saluran nafas. Yakni karena produksi mukus oleh paru2 yang membuat saluran nafas menyempit, pada saat inspirasi timbul rhonki karena udara melewati cairan mukus. 4. Infiltrat pada paru menunjukkan adanya proses infeksi dalam paru2. Karena adanya miroorganisme yang menginfeksi paru2 memroduksi cairan.

5. Berdasarkan keluhan yang ada pada pasien. Pasien mengalami penyakit infeksi saluran nafas bawah, yakni kemungkinan pneumonia karena adana penumpukan cairan dalam paru2 yang ditunjukkan oleh pemeriksaan radiologi yang menampakkan adanya infiltrat dalam paru2.

STRUKTURISASI
Anak, 7 tahun Anamnesa Batuk; keringberdahak Demam Pemeriksaan Fisik Dyspneu Perkusi: pekak Ronki Infiltrat Pemeriksaan Radiologi

NCH Retraksi I.costal Takikardi

Pneumonia
Definisi Etiologi Patofisiologi Patogenesis Gejala Klinis Penatalaksa naan

Definisi Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolusterminalis yang mencakup bronkiolusrespiratorius dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.

Etiologi a. Bakteri - tipik : Gram (+), Gram (-) aerob maupun anaerob - atipik : mycoplasma, legionella, chlamydia, virus influenzae b. Virus c. Jamur d. Protozoa

Patofisiologi
Streptococus Pneumonia

Respon Peradangan

Edema Alveolar

Pembentuka Exudate

Alveoli dan Bronkiolus terisi cairan exudate

Patogenesis Proses patogenesis pneumonia terkait dengan 3 faktor, yaitu: a) Keadaan (imunitas) inang b) Mikroorganisme yang menyerang c) Lingkungan yang berinteraksi satu sama lain

Pneumonia terjadi akibat interaksi Faktor Host (penjamu), Environment (lingkungan) dan Agent (kuman) Interaksi ini bersifat individual sehingga terdapat perbedaan gambaran klinis dan prognosa penyakit. 1. Faktor Penjamu
Keadaan penderita sebelum menderita pneumonia, apakah sehat atau telah terdapat faktor predisposisi / penyakit yang mendasarinya. Hal ini berhubungan dengan mekanisme pertahanan tubuh. dalam melindungi sistem pernafasan yaitu:

Non Spesifik. Adalah mekanisme pertahanan yang ada pada sistem saluran nafas itu sendiri sebagai pertahanan lapis pertama: Sistem pertahanan di rongga hidung. Sistem pertahanan di lapisan epitel. Refleks batuk. Sel sekretori. Spesifik. Adalah sistem pertahanan tubuh sebagai pertahanan lapis kedua meliputi: Sel fagosit. Sel limposit T dan limposit B. Sel komplemen.

2. Faktor Lingkungan (Enviroment). Perbedaan kuman yang ada di daerah atau di negara di luar dan di dalam / diluar rumah sakit serta sanitas dan pencemaran udara / lingkungan.
3. Faktor Kuman (Agent). Sifat satu atau lebih jenis kuman yang terdapat dalam lingkungan penderita dan kemudian meng-infeksi penderita. Hal ini dikarenakan keadaan penderita cocok dengan kuman, sehingga akan memberikan gambaran klinis tertentu yang dapat dipakai sebagai jati dirinya. Pneumonia bakterial merupakan peradangan parenkim paru dengan eksudasi dan konsolidasi yang umumnya disebabkan mikroorganisme / bakteri Pneumonitis dan alveolitis juga merupakan peradangan tetapi biasanya disebabkan oleh kerusakan akibat zat kimia.

Gejala Umum Gejala penyakit neumonia biasanya didahului infeksi saluran nafas atas akut selama beberapa hari, selain didapatkan demam, mengigil, suhu tubuh meningkat mencapai 40C, nyeri dada, dan batuk dengan dahak yang kental (terkadang berwarna kuning hingga hijau). Pada sebagian pasien juga mengalami nyeri perut, kurang nafsu makan, sakit kepala, nyeri otot, kelemahan, muntahmuntah, tekanan atau stres, dan mengeluarkan bunyi abnormal ketika bernafas.

Kasifikasi menurut WHO (2003), pneumonia dibagi menjadi: 1. Pneumonia sangat berat 2. Pneumonia berat 3. Pneumonia 4. Bukan Pneumonia 5. Peumonia persisten

Penatalaksaaan Penderita pneumonia dapat dirawat di rumah, namun bila keadaannya berat penderita harus dirawat di rumah sakit untuk mendapat perawatan yang memadai, seperti cairan intravena bila sangat sesak, oksigen, serta sarana rawat lainnya. Bayi memerlukan perhatian lebih khusus lagi. Diberikan kotrimoksazol 2 x 2 tablet. Dosis anak : 2 12 bulan : 2 x tablet 1 3 tahun : 2 x tablet 3 5 tahun : 2 x 1 tablet Antibiotik pengganti adalah amoksisilin atau ampisilin. Bila penderita alergi terhadap golongan penisilin dapat diberikan eritromisin 500mg 4 x sehari. Demikian juga bila diduga penyebabnya mikoplasma (batuk kering). Tergantung jenis batuk dapat diberikan kodein 8 mg 3 x sehari atau brankodilator (teofilin atau salbutamol). Pada kasus dimana rujukan tidak memungkinkan diberikan injeksi amoksisilin dan / atau gentamisin. Pada orang dewasa terapi kausal secara empiris adalah penisilin prokain 600.000 1.200.000 IU sehari atau ampisilin 1 gram 4 x sehari terutama pada penderita dengan batuk produktif.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai