Anda di halaman 1dari 6

NAMA : NOFIA DWI SARTIKA

NIM : 121811014

PRODI : S1 KEPERAWATAN

MK : ASKEP TROPIS DAN DEGENERATIF

SOAL MODUL

1. Buatkan 6 soal kasus beserta isinya tentang askep pneumonia

Jawab:

1. Tn.M, 44 tahun, dirawat dengan Pneumian Akut. Pernapasan 30x/menit, pernapasan tidak teratur.
Terdengan Ronchi pada kiri/kanan paru, produksi sputum banyak, reflek batuk rendah, Indeks masa
tubuh 16, pucat dan terlihat sesak serta kelelahan. Prioritas diagnose keperawatan yang tepat
adalah…

A. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi secret

B. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan

C. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hipoventilasi

D. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hipermetabolik

E. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan infeksi bronchial

Jawaban: A

2. Seorang pasien Tn. K umur 50 tahun dirawat di ruang paru dan telah didiagnosa pneumonia. Pada
saat pengkajian Perawat H memperoleh data pasien tampak sesak napas, cyanosis, retraksi dinding
dada dan peningkatan kontraksi otot napas. Frekuensi napas 32x/menit kedalaman dangkal,
pemeriksaan Analisa Das Darah (AGD) PaO2 rendah, PaCO2 tinggi, pH rendah, HCO3 Normal
kesimpulan asidosis respiratorik murni. Dari data tersebut perawat H ingin mengatasi masalah pasien
dengan memberikan terapi oksigen dengan konsenterasi 99%. Jenis alat yang sesuai dengan Tn. K
adalah ?

A. Nasal Canul

B. Nasal Catheter

C. Simple Mask
D. Non Rebreating Mask

E. Rebreating Mask

Jawaban D

3. Seorang anak laki-laki, usia 12 tahun dirawat di RS dengan kondisi sesak napas, batuk berlendir.
Hasil pemeriksaan didapatkan pasien gelisah, suhu 38,5°C, frekuensi napas 40 x/menit, frekuensi nadi
135x/menit, bunyi napas ronchi. Pasien sudah dilakukan nebulizer. Apakah intervensi keperawatan
selanjutnya yang dilakukan ?

A. Fisio terapi dada

B. Beri terapi oksigen

C. Lakukan isap lendir

D. Atur posisi semi fowler

E. Lakukan postural drainage

Jawaban B

4. Ada seorang pasien bernama Tn. A berusia 24 tahun, dirawat di ruang mawar dengan keluhan sesak
nafas, pilek dan batuk berdahak berwarna kuning kental. Hasil pemeriksaan tanda vital RR 30 x/menit,
nadi 100 x/menit, suhu 38,50 C. Terdengar bunyi stridor dan ada tarikan dinding dada ke dalam,
pasien terlihat gelisah . Apakah masalah keperawatan utama pada kasus di atas ?

A. Gangguan rasa nyaman nyeri

B. Bersihan jalan nafas tidak efektif

C. Gangguan pertukaran gas

D. Peningkatan suhu tubuh

E. Tidak efektif pola nafas

Jawaban D
5. Seorang pasien Tn. SH dengan diagnose Pneumonia, di bawa ke IGD dengan keluhan sesak nafas
selama 2 hari dan nyeri pada dada, TTV pasien didapatkan Nadi 100x/menit, RR 30x/menit, Suhu 38.0
ºC tampak retraksi dinding dada. Apakah yang dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan
utama pada kasus tersebut ?

A. Ajarkan teknik relaksasi

B. Berikan terapi inhalasi

C. Kolaborasi pemberian antipiretik

D. Kolaborasi pemberian oksigen

E. Berikan kompres hangat

Jawaban D

6. Seorang pasien Tn. V dengan diagnosis Pneumonia berat berusia 60 tahun. Dirawat di ruang paru
selama 4 hari, hasil pemeriksaan analisa gas darah diketahui PH= 7.05, PaO2= 82 mmhg, PaCO2 = 52
mmhg, dan HCO3 = 23 meq/l . Atas hasil pemeriksaan analisa gas darah tersebut Tn. V diberikan
terapi oksigen menggunakan masker 6 liter/menit. Pertanyaanya apakah yang terjadi pada kasus
tersebut ?

A. Asidosis Metabolik tidak terkompensasi

B. Asidosis Metabolik terkompensasi

C. Asidosis Respiratorik tidak terkompensasi

D. Asidosis Respiratorik-Metabolik terkompensasi

E. Asidosis Respiratorik-Metabolik tidak terkompensasi

Jawaban C
2. Jelaskan dari komplikasi penyakit pneumonia di atas

Jawab:

1. Empyema,

Empiema toraks didefinisikan sebagai suatu infeksi pada ruang pleura yang berhubungandengan
pembentukan cairan yang kental dan purulen baik terlokalisasi atau bebas dalam ruang pleura yang
disebabkan karena adanya dead space, media biakan pada cairan pleura daninokulasi bakteri.
Empiema adalah akumulasi pus diantara paru dan membran yangmenyelimutinya (ruang pleura)
yang dapat terjadi bilamana suatu paru terinfeksi. Pus ini berisisel sel darah putih yang berperan
untuk melawan agen infeksi (sel sel polimorfonuklear) dan juga berisi protein darah yang berperan
dalam pembekuan (fibrin). Ketika pus terkumpul dalamruang pleura maka terjadi peningkatan
tekanan pada paru sehingga pernapasan menjadi sulitdan terasa nyeri. Seiring dengan berlanjutnya
perjalanan penyakit maka fibrin-fibrin tersebutakan memisahkan pleura menjadi kantong kantong
(lokulasi). Pembentukan jaringan parutdapat membuat sebagian paru tertarik dan akhirnya
mengakibatkan kerusakan yang permanen

2. Otitis media akut

Otitis Media Akut merupakan peradangan tengah yang terjadi secara cepat dan singkat (dalam
waktu kurang dari 3 minggu) yang disertai dengan gejala lokal dan sistemik (Munilson dkk).
Menurut Muscari (2005: 219) otitis media akut (OMA) merupakan inflamasi telinga bagian tengah
dan salah satu penyakit dengan prevalensi paling tinggi pada masa anak-anak, dengan puncak
insidensi terjadi pada usia antara 6 bulan sampai 2 tahun. Hampir 70% anak akan mengalami otitis
media akut (OMA) paling sedikit satu periode otitis media.

3. Emfisema

Emfisema adalah salah satu penyakit progresif jangka panjang yang menyerang paru-paru dan
umumnya menyebabkan napas seseorang menjadi pendek. Jaringan paru-paru, yang berperan
pada bentuk fisik paru-paru dan fungsi pernapasan, pada pengidap emfisema sudah mengalami
kerusakan. Emfisema termasuk dalam kelompok penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) karena
kerusakan jaringan paru-paru di sekitar saluran udara yang lebih kecil, yaitu bronkiolus. Kerusakan
ini membuat bentuk fisik paru-paru tidak normal saat menghembuskan napas keluar. Bentuk
abnormal ini akan mengganggu pertukaran udara kotor dan udara bersih, sehingga oksigen yang
masuk dan karbondioksida yang keluar dari aliran darah di paru-paru tidak maksimal.

4. Meningitis

Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meningen, yaitu lapisan pelindung yang
menyelimuti otak dan saraf tulang belakang. Meningitis terkadang sulit dikenali, karena penyakit ini
memiliki gejala awal yang serupa dengan flu, seperti demam dan sakit kepala. Meningitis dapat
disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit. Kondisi-kondisi tertentu, seperti
melemahnya sistem imun tubuh, juga dapat memicu munculnya meningitis. Semua golongan usia
berpotensi terjangkit meningitis, termasuk bayi. Apabila meningitis tidak ditangani dengan tepat,
kondisi ini dapat memburuk dan memicu komplikasi seperti kejang dan gagal ginjal.

5. Efusi pleura

Efusi pleura merupakan penumpukan cairan tidak normal di dalam cavum pleura. Pleura
merupakan membran yang memisahkan paru-paru dengan dinding dada bagian dalam. Cairan yang
diproduksi pleura ini sebenarnya berfungsi sebagai pelumas yang membantu kelancaran
pergerakan paru-paru ketika bernapas tanpa adanya friksi. Terbentuk efusi pleura disebabkan
menumpuknya cairan di rongga pleura. Secara normal, cairan yang masuk rongga pleura diabsorbsi
oleh pembuluh limfe di pleura visceral. Penumpukan dan berlebihnya cairan pleura disebabkan
produksi cairan yang meningkat, atau absorbsi cairan yang menurun di antara pleura pariental dan
pleura viscerail. Pada keadaan normal cavum pleura hanya mengandung cairan sebanyak 10- 20
mililiter. Penumpukan ini bisa disebabkan karena beberapa kelainan penyakit infeksi dan kasus
keganasan baik di paru maupun di luar organ paru. Akumulasi cairan di rongga pleura terjadi karena
adanya hambatan drainase limfatik dari rongga pleura. Selain itu gagal jantung menyebabkan
tekanan kapiler paru dan tekanan perifer menjadi sangat tinggi sehingga transudasi cairan yang
berlebih ke dalam rangga pleura. Penyebab lain adalah menurunnya tekanan osmotic plasma
(misalnya hipoproteinemia) menjadikan transudasi carian berlebih. Adanya proses infeksi atau
peradangan pada permukaan pleura dari rongga pleura, juga menyebabkan pecahnya membran
kapiler sehingga memungkinkan pengaliran protein plasma dan cairan ke dalam rongga secara
cepat.

Ada dua jenis efusi pleura transudatif dan eksudatif. Efusi pleura transudat disebabkan oleh
penyakit gagal jantung, sorosis, sindroma nefrotik. Hal ini disebabkan adanya peningkatan tekanan
hidrostatik atau tekanan onkotik kapiler yang menurun. Efusi pleura eksudatif disebabkan oleh
karena penyakit pneumonia, keganasan, emboli paru, infeksi virus, TB paru. Efusi pleura eksudatif
disebabkan karena peradangan pada pleura atau jaringan yang berdekatan dengan pleura. Efusi
pleura eksudatif merupakan efusi pleura yang jenis cairannya adalah eksudat. Efusi pleura
transudatif merupakan efusi pleura yang jenis cairannya adalah transudate. Empyema merupakan
efusi pleura eksudatif yang mengandung mikroorganisme dalam jumlah banyak disertai dengan
nanah. Mikroorganisme berupa bakteri, virus, mikropasma, mikrobacterium merupakan penyebab
terjadinya infeksi.

6. Abses paru

Abses paru adalah gangguan pada paru yang menyebabkan munculnya rongga berisi nanah. Kadang
rongga ini tidak hanya satu buah saja, kemungkinan ada banyak cukup besar. Selain muncul rongga
dengan nanah, kemungkinan terjadi kematian jaringan atau nekrotik akan besar. Kematian jaringan
yang cukup besar di sekitar paru akan memunculkan rongga berisi serbuk nekrotik. Kalau kondisi ini
sampai terjadi, gangguan pada pernapasan akan terjadi. Seseorang akan mengalami penurunan
kemampuan bernapas sampai mengalami pneumonia.Ada dua penyebab utama mengapa abses
paru bisa muncul pada seseorang. Pertama adalah masuknya partikel asing termasuk makanan ke
dalam paru. Masuknya benda asing ini bisa saja menyebabkan area paru membusuk dan memicu
bakteri untuk tumbuh. Akhirnya nanah muncul dan memicu kerusakan jaringan. Penyebab kedua
adalah munculnya infeksi yang terjadi di tubuh khususnya di area mulut dan kepala. Bakteri bisa
saja masuk ke paru-paru dan akhirnya menyebabkan infeksi di beberapa bagian.

Anda mungkin juga menyukai