Anda di halaman 1dari 6

Aplikasi Analisis Sosial Sebagai Alternatif Metode Pemecahan Masalah Kemasyarakatan*)

Oleh: Cahyo Suryanto**)

A. Pengertian Usaha untuk memperoleh gambaran yang lengkap mengenai situasi sosial dengan menelaah kaitan-kaitan antar berbagai sub sistem dalam kehidupan masyarakat . Analisis sosial juga merupakan alat yang memungkinkan kita menangkap realitas sosial yang kita gumuli. Analisis sosial membantu untuk memahami dan mengidentifikasi: a. Manakah permasalahan kunci dalam suatu masyarakat. b. Manakah kelompok dalam masyarakat yang mempunyai akses pada sumbersumber daya c. Kaitan berbagai sistem dalam masyarakat d. Potensi-potensi yang ada dalam masyarakat e. Tindakan-tindakan yang mengubah situasi dan yang memperkuat situasi B. Langkah praktis dalam Analisis Sosial

Langkah 1, memasukkan data yang diamati ke dalam kolom-kolom: Sistem ekonomi (cara masyarakat mengorganisir kebutuhan-kebutuhan hidup) Sistem social-politik (cara mengorganisir pengambilan keputusan) Sistem budaya: (membentuk kesepakatan untuk mengatur dirinya, kerangka acuan, nilai, etika, dan symbol-simbol) Langkah 2, mengorganisir data-data dalam setiap system dengan membuat pernyataan-pernyataan pendek dan mencoba untuk masuk ke dalam infrastruktur yang tak sadar dalam setiap system. Langkah 3, menarik hukum umum (pola-pola hubungan yang tetap) yang mengatur gerak dan hubungan system-sistem tsb, serta menentukan manakah system yang paling menentukan (determinan)

C Ciri Analisis Sosial: 1. Melibatkan sebesar-besarnya anggota komunitas untuk mendefinisikan masalahnya, sedangkan peneliti sekadar sebagai fasilitator.
*

Disajikan dalam Pembekalan Bagi DPL KKN IAIN Sunan Ampel, 8 Juli 2004, Ruang Sidang Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya
)

*)

Direktur Pusat Pemberdayaan Komunitas Perkotaan (Pusdakota), Rungkut Lor III-87 Surabaya 1

2. 3. 4. 5. 6. 7.

Melibatkan adanya keberpihakan peneliti terhadap permasalahan atau hal yang diteliti Menyangkut banyak aspek (multidimensional) Dilakukan secara intensif dan terus-menerus Memperhatikan relasi antar aktor/pelaku Meneliti tentang akar masalah yang menjadi penyebab dari munculnya berbagai masalah dalam masyarakat. Pertajam kepekaan terhadap kondisi dan budaya local

D. Kerangka Acuan Pelaksanan Ansos 1. Fokus analisis pertama-tama memusatkan diri pada : Sistem-sistem yang ada dalam komunitas Dimensi-dimensi obyektif (organisasi, pola perilaku, dan lembaga-lembaga sosial) dan subyektif (kesadaran, nilai-nilai dan ideologi) Batas-Batas ANSOS o ANSOS tidak dirancang untuk menyediakan jawaban atas pertanyaan apa yang kita perbuat. o ANSOS bukanlah sebuah kegiatan esoteris (untuk kelompok kecil) monopoli kaum intelektual. o ANSOS bukan perangkat yang bebas nilai. ANSOS memungkinkan kita untuk bergulat dengan prasangka-prasangka kita sendiri, mengkritik asumsi-asumsi dasar kita dan menggali horison-horison baru yang terbuka bagi kita. Proses diskusi dalam kelompok mempunyai peranan yang sangat penting selama melakukan kunjungan lapangan. Prinsip Dasar Pendekatan Dalam Analisis Sosial 1. Historis: dengan mempertimbangkan konteks struktur yang saling berlainan dari periode-periode yang berbeda, dan tugas strategi yang berbeda dalam tiap periode 2. Unsur-unsur Struktural: dengan menekankan pentingnya pengertian tentang bagaimana masyarakat dihasilkan dan diinstruksikan serta bagaimana institusi-institusi saling berhubungan dalam ruang sosial. 3. Kandungan nilai yang berorientasi pada keadilan sosial , khususnya bagi masyarakat yang rentan dan miskin. 4. Tidak dogmatis, dapat menggunakan berbagai perspektif dan berbagai aliran analistis. 4. I. Sistematika Penyajian Laporan Pendahuluan (Tahap Konversi), yang didalamnya memuat tentang halhal sebagai berikut:
2

2.

3.

1.1. Jelaskan apa yang menjadi pusat kepedulian (the centre of concern) kelompok Anda selama melangsungkan persentuhan dengan komunitas. 1.2. Kemukakan nilai-nilai apa yang mendasari pusat kepedulian tersebut (misal: penghargaan terhadap martabat manusia). 1.3. Kemukakan pertanyaan-pertanyaan inti yang menjadi titik tolak dalam melakukan analisis sosial. II. Paparan Hasil (Tahap Deskripsi), yang didalamnya berisi tentang jawaban atas pertanyaan dalam butir 1.3. 2.1 Kemukakan gambaran umum tentang situasi (secara historis dan struktural) yang relevan dengan pusat kepedulian berdasarkan kategori menurut point-point dari pertanyaan inti 1.3. dalam bentuk matrik. Kemukakan hasil observasi yang mendukung data-data di butir 2.1 (Dapat berupa hasil transeks analisis, analisis pihak stakeholder, diagram musim, sosiogram, foto-foto dsb)

2.2

III. Pembahasan (Tahap Analisis): di dalamnya berisi tentang hasil analisis dalam rangka menggali hubungan-hubungan historis dan struktural yang membentuk situasi sosial. 3.1 Penjelasan tentang faktor-faktor historis yang mempengaruhi terbentuknya situasi sosial. 3.2Penjelasan tentang anatomi dan hubungan antara berbagai struktur ekonomi, politik, sosial dan budaya, terhadap terbentuknya situasi sosial yang menjadi pusat kepedulian dalam proses analisis sosial. 3.3Penjelasan tentang struktur utama yang mempengaruhi terbentuknya situasi sosial tersebut. 3.4Penjelasan tentang nilai-nilai kunci yang bekerja dalam struktur utama tersebut. 3.5Penjelasan tentang arah masa depan atas situasi sosial yang menjadi pusat kepedulian dalam proses ANSOS. IV. Kesimpulan : berisi tentang kristalisasi dan dalil-dalil umum yang bisa ditarik dari situasi sosial yang menjadi pusat kepedulian selama proses analisis sosial. Refleksi: berisi tentang buah-buah permenungan pergumulan dan persentuhan dengan komunitas selama melakukan proses analisis sosial.

V.

E. Contoh Aplikasi Ansos Untuk Agenda Aksi: 1. Langkah I : Mengkonstruksi, konseptualisasi dan formulasi ulang atas indikator-indikator yang ada dalam matrik struktur sosial budaya, sosial ekonomi dan sosial politik. Contoh: sebelumnya: terbentuknya pusat pesta laut (nyadran) = gejala (event) menjadi : Sistem Kepercayaan Masyarakat (Struktur Budaya) Intinya, kriteria rumusan indikator yang benar adalah: Tingkat abstraksi dari masing-masing indikator haruslah yang bersifat struktural, bukan pattern, apalagi event. Nyatakan dalam bentuk variabel Nyatakan dalam bentuk kata benda Setiap indikator harus dengan jelas memberikan gambaran siapakah aktor kuncinya

2. Langkah II: Melakukan analisis hubungan (relasi) antar variabel ke dalam sebuah diagram afinitas Contoh:
Kebijakan. Pariwisata

Tata Ruan g

Investasi

Lemahnya Posisi Masyarakat Lokal Di tengah Perkembangan Wisata


Orientasi Wisata

Sistem Kepercay aan Masy.

Mekanism e Sosial

3. Langkah III: Menentukan faktor kritis (persoalan utama yang berhubungan dengan pusat kepedulian selama live in) sesuai dengan kapabilitas dan kompetensi. Hal itu dapat dilakukan dengan cara melihat variabel yang paling banyak memberikan sumbangan bagi terbentuknya situasi sosial yang menjadi pusat kepedulian kita. Dalam contoh di atas terdapat dua variabel yang sangat

menentukan eksistensi masyarakat lokal, yaitu: Kebijakan Pariwisata dan Mekanisme Sosial. 4. Langkah IV: Memasukkan elemen-elemen faktor kritis ke dalam sirip-sirip yanga ada di dalam diagram Ishikawa. Misal: Kebijakan Pariwisata

Tata Ruang

Lemahnya Posisi Masy. Lokal

orientasi

Keterangan:

Akibat merupakan kristalisasi persoalan yang konsisten dengan pusat kepedulian. Tanda panah ( ) di dalam sirip ikan berisi polapola ( patterns) yang muncul pada masing-masing elemen. Contoh: Dalam elemen tata ruang polanya adalah: 1. Masyarakat menjadi obyek kebijakan 2. Tidak memanfaatkan potensi lokal 3. Minimnya fasilitas pendukung 4. tidak ramah lingkungan

5. Langkah V: Mentransformasikan unsur-unsur dalam diagram Ishikawa ke dalam Agenda Aksi, dengan cara sebagai berikut: Kepala ikan menjadi : Nama Program Sirip-sirip ikan menjadi : Bentuk-bentuk Aktivitas Anak-anak sirip ikan menjadi : Keluaran Aktivitas Contoh: Berdasarkan diagaram Ishikawa di atas, maka rumusannya menjadi sebagai berikut: Nama Program: Advokasi Kebijakan Pariwisata Dalam Rangka Penguatan Posisi Masyarakat Pesisir di Pantai Krakal Gunung Kidul

Bentuk-bentuk Aktivitas: 1. Pembentukan Kelompok Pemantau Kebijakan Wisata 2. Studi pemetaan kebutuhan Wisata 3. Pemetaan lokasi-lokasi potensial untuk pengembangan Wisata Keluaran (Output) Aktivitas: Terdapat minimal 2 kelompok pemantau kebijkan wisata dalam 1 tahun 6. Langkah VI: Jabarkan bentuk-bentuk kegiatan tersebut ke dalam matrik agenda aksi: Bentuk Aktivitas Output Dampak yang diharapka n Pelaksana Durasi Waktu Estimasi Biaya

Sumber Rujukan:
Materi Penunjang Metodologi Penelitian Transformatif, Februari-Maret, 1991 Panduan Pendidikan Politik Bagi Perempuan, PSW UNAIR bekerjasama dengan USAID/OTI Cahyo Suryanto, Modul Analisis Sosial, Pelatihan CEFIL yang selenggarakan USC SATUNAMA-KAS Jerman dan PPD CIDA Holland Joe-Henriot Peter, S.J. Analisis Sosial dan Refleksi Teologis. Yogyakarta: Kanisius, 1986. Holland, J. and Henriot, P.1984 Social Analysis: Linking Faith and Justice. Washington: The Center of Concern Mller, J. 1982 Pembebasan Manusia Dari Penderitaa in Piramida Kurban Manusia. P.L. Berger. Jakarta: LP3ES, 7 - 26. Myrdal, G.1982 Obyektivitas Penelitian Sosial. Jakarta: LP3ES. Suryawasita, A. 1987 Analisis Sosial in Kemiskinan dan Pembebasan. ed. J.B. Banawiratma. Yogyakarta: Kanisius. Anne Hope & Sally Timmel, 1989, ,Training for Transformation: A. Handbook for Community Worker, Mambo Press, Zimbabwe

Seluruh persoalan dari upaya membicarakan sebuah akhir adalah bahwa kita harus bisa mengatakan tentang apa yang tersembunyi di balik akhir itu, tetapi juga, pada saat yang sama, tentang ketidakmungkinan adanya akhir itu sendiri. (Jean Baudrillard, catatan pada, Ilusi Sebuah Akhir, 1994)

Anda mungkin juga menyukai