Anda di halaman 1dari 7

55

Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN 2085-3548

PENGARUH UMUR BETON TERHADAP NILAI KUAT TEKAN PADA MUTU BETON (Effect of Age on the Value of Concrete Strength Press the Quality of Concreate) Yayuk Sri Sundari
Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

ABSTRACT Thickness of the concrete should be monitored and controlled by way of checking on any concrete slump. Slump value is used as a guide precision of the amount of water use in conjunction with water cement factor to be achieved. Value of the strength and durability of concrete is a function of many factors, including the mixed appeal, quality of materials, methods of implementation of the casting, finishing execution, the temperature . From the results of laboratory studies to achieve the specific gravity of 2.727 t/m3 Tenggarong sand, coarse aggregate / crushed stone protruding by 2.73 t/m3, and coarse aggregate / crushed stone from Hammers of 2.766 t/m3. And for the water content of fine aggregate / sand from Tenggarong at 1.511%, moisture content of coarse aggregate / crushed stone from protruding by 1.265%, and moisture content of coarse aggregate of Hammer of 1.135%. And for the aggregate abrasion value of coarse / rock protruding from the rupture of 26.74%, and for coarse aggregate / crushed stone from Hammers of 26.2%. From the results of laboratory research and testing after the test object from each of the quality of concrete as a quality control of concrete quality inspection and quality of the concrete implementation of quality criteria. Key words: value of compressive strength of concrete, concrete age.

PENDAHULUAN Material sangat menentukan dalam suatu pekerjaan konstruksi dan untuk memenuhi kontruksi tersebut mutu beton harus sesuai dengan spesifikasi. Untuk membuat campuran beton bermutu tinggi, harus dibuat percobaan-percobaan di laboratorium dan perhitungan-perhitungan berdasarkan sifat fisik materialnya. Material yang bermutu rendah tidak dapat menghasilkan beton yang bermutu tinggi dan perbandingan air semen yang tidak seimbang dapat menyebabkan rendahnya mutu beton. Untuk mendapatkan hasil adukan beton yang baik tidak hanya dituntut campuran beton yang tepat saja, tetapi juga dituntut homogenitas dari hasil mencampur spesi beton, serta pengetahuan untuk memadatkan dalam acuan. Untuk membuat rancangan

mutu beton menggunakan material dari Provinsi Kalimantan Timur yang merupakan daerah potensial material cukup bagus, dan dapat mendukung pelaksanaan pembangunan di daerah-daerah sehingga tidak tergantung dengan material dari daerah luar Kalimantan Timur tanpa mengurangi mutu material dengan memanfaatkan material daerah setempat. Dalam pengerjaan konstruksi beton sering terjadi adanya ketidaktelitian dalam pelaksanaan pencampuran beton seperti agregat kasar/batu pecah, agregat halus/pasir, dan air yang kotor mengandung lumpur, sehingga lumpur akan mempengaruhi daya ikat semen. Material lokal sangat berpotensi dan layak dipergunakan sebagai material lokal untuk konstruksi beton. Dan bagaimana pengaruh material lokal terhadap nilai kuat tekan pada umur beton.

56
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN 2085-3548

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan yang bertempat di laborotorium Balai Pengujian dan Peralatan PU Provinsi Kalimantan Timur di Samarinda Kegiatan Penelitian Kegiatan penelitian ini meliputi: studi pustaka, observasi, pengambilan contoh agregat halus/pasir Tenggarong, agregat kasar/batu pecah Jongkang, dan agregat kasar/batu pecah Palu, pengujian bahan di laboratorium, pengumpulan dan analisis data, pembuatan laporan. Bahan dan alat Jenis dan sumber bahan : bahan-bahan yang digunakan adalah, agregat halus/pasir merupakan batu halus alami berasal dari Tenggarong, agregat kasar/batupecah berasal dari Jongkang dan Palu, dan semen type I produksi Tonasa. Pengujian bahan dilaksanakan di laboratorium untuk mendapatkan kualitas yang memenuhi spesifikasi. Jenis pengujian bahan untuk agregat kasar/batupecah: abrasi/keausan agregat kasar, penyerapan air, berat jenis, kadar air, dan pengujian bahan untuk agregat halus/pasir : penyerapan air, berat jenis, dan kadar air. Dan pemeriksaan batas gradasi agregat gabungan. Peralatan, untuk memeriksa mutu agregat digunakan alat uji pemeriksaan dengan mesin Los Angeles, saringan standar (pengujian gradasi agregat), alat pengering agregat(oven) dan timbangan. Alat kuat tekan beton digunakan untuk pengetesan benda uji terhadap kuat tekan beton (Strength). Dan peralatan benda uji lainnya untuk pembuatan benda uji campuran beton adalah cetakan benda uji berbentuk kubus ukuran 15 x 15 x 15, palu pemadat, vibrator, mesin Molen, timbangan, oven, panci, dan slump test.

Rancangan penelitian A.Pembuatan benda uji Untuk membuat benda uji campuran beton diperlukan bahan dari agregat kasar/batu pecah, agregat halus/pasir, semen dan air dengan perbandingan sesuai dengan rancangan campuran dimasukkan ke dalam mesin pengaduk, kemudian mesin pengaduk dijalankan. Dari mesin pengaduk beton segar dibuat slump beton, yang berupa kerucut dengan diameter bagian bawah 20 cm, bagian atas 10 cm, dan tinggi 30 cm. Bagian atas dan bawah terbuka, beton segar dimasukkan dalam cetakan slump dalam tiga lapis berisi kira-kira 1/3 isi cetakan. Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 tusukan secara merata. Setelah selesai pemadatan permukaan benda uji diratakan dengan tongkat, kemudian cetakan diangkat perlahan-lahan tegak lurus ke atas, setelah itu cetakan diletakkan di samping benda uji kemudian nilai slump di ukur dengan menentukan perbedaan tinggi cetakan dengan tinggi rata-rata dari benda uji. Untuk membuat benda uji, cetakan kubus ukuran 15 x 15 x 15 diisi adukan beton dalam tiga lapis, tiap-tiap lapis dipadatkan dengan 25 x tusukan secara merata pada lapisan pertama, kedua, dan ketiga, Setelah dipadatkan permukaan beton diratakan kemudian beton dibiarkan dalam cetakan selama 24 jam. Setelah 24 jam, cetakan benda uji dibuka, kemudian benda uji direndam dalam bak perendaman berisi air yang memenuhi persyaratan untuk perawatan. Untuk pengujian benda uji yang direndam dalam bak perendaman diambil kemudian dibersihkan dari kotoran yang menempel dengan kain lembab, kemudian benda uji ditimbang beratnya, dan siap diperiksa. Benda uji diletakkan pada mesin kuat tekan beton, dan mesin dijalankan, kemudian beban maksimum yang terjadi dicatat selama pemeriksaan benda uji.

57
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN 2085-3548

Tabel 1. Rancangan benda uji Perbandingan material No 1 Mutu beton K225 K250 K275 K300 K225 K250 K275 K300 K225 K250 K275 K300 Agregat kasar/batu pecah Jongkang (%) 70 70 70 70 42 42 42 42 Palu (%) 64 64 64 64 28 28 28 28 Agregat halus/pasir Tenggarong (%) 30 30 30 30 36 36 36 36 30 30 30 30 Jumlah benda uji (buah) 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 240 127 dan agregat halus/pasir menurut ASTM 128 guna menentukan volume agregat dalam beton. Untuk berat jenis pasir Tenggarong sebesar Gs = 2,727 t/m3, batu pecah Jongkang untuk berat jenis Gs = 2,730t/m3, dan untuk berat jenis batu pecah Palu sebesar Gs = 2,766t/m3. Sedangkan penyerapan batu pecah Jongkang sebesar 1,093%, dan penyerapan batu pecah Palu sebesar 1,135%. Pemeriksaan kadar air agregat, pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air agregat yaitu perbandingan antara berat air yang dikandung agregat dengan agregat dalam keadaan kering untuk kadar air agregat halus/pasir dari Tenggarong sebesar 1,511%, untuk kadar air agregat kasar/batu pecah dari Jongkang sebesar 1,256%, dan untuk agregat kasar/batu pecah dari Palu sebesar 1,019%. Pemeriksaan abrasi/keausan agregat kasar, pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan katahanan agregat kasar dari keausan dengan menggunakan mesin Los Angeles. Untuk hasil abrasi agregat kasar dari Jongkang sebesar 26,742% dan untuk agregat kasar dari Palu sebesar 26,2%.

Jumlah benda uji seluruhnya HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat-sifat bahan hasil pengujian bahan meliputi agregat kasar/batu pecah, agregat halus/pasir, semen, dan air. Analisa saringan agregat halus/pasir dan agregat kasar/ batu pecah, pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian butir agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan untuk mendapatkan komposisi dari agregat halus dan agregat kasar. Berdasarkan hasil uji gradasi untuk percobaan ke 1 agregat halus/pasir dari pasir Tenggarong sebesar 30% dan untuk agregat kasar dari Jongkang sebesar 70%. Untuk percobaan ke 2 agregat halus sebesar 36% dari pasir Tenggarong dan agregat kasar dari Palu sebesar 64%. Dan percobaan ke 3 agregat halus dari Tenggarong sebesar 30%, dan agregat kasar dari Jongkang ssebesar 42%, dan agregat kasar dari Palu sebesar 28%. Analisa berat jenis dan penyerapan dari agregat halus/pasir dan agregat kasar/batu pecah, pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan bulk dan apparent spesific gravities dan absorption dari agregat kasar/batu pecah menurut ASTM

58
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN 2085-3548

Tabel 2. Hasil test kuat tekan beton No Kombinasi gabungan agregat 1 Agregat halus/pasir dari Tenggarong (30%) dan agregat kasar/batu pecah dari Jongkang (70%) Agregat halus/pasir dari Tenggarong (36%) dan agregat kasar/batu pecah dari Palu (64%) Agregat halus/pasir Tenggarong(30%) dan agregat kasar /batu pecah dari Jongkang(42%) agregat kasar/batu pecah dari Palu (28%) Mutu beton K225 K250 K275 K300 Nilai kuat tekan beton (kg/cm2) Faktor Umur beton (hari) air 3 7 14 21 semen 0,6 116,95 209,55 223,05 235,45 0,57 129,05 215,09 232,06 254,26 0,55 219,09 275,37 326,44 330,89 0,53 262,09 275,38 298,71 323,11

28 246,49 259,82 337,55 341,99

K225 K250 K275 K300

0,6 0,57 0,55 0,53

118,05 132,41 219,62 262,08

209,55 215,39 275,37 275,37

230,97 233,19 326,44 307,57

243,17 254,26 333,11 329,77

250,93 259,82 344,22 344,22

K225 K250 K275 K300

0,6 0,57 0,55 0,53

131,33 132,41 226,49 263,19

215,09 220,76 287,71 278,71

233,19 237,63 328,66 328,66

239,85 256,53 335,33 335,33

254,11 259,86 336,44 336,44

Pada tabel 2. menunjukkan hasil nilai kuat tekan beton , semakin bertambah umur beton nilai kuat tekan beton semakin baik hal ini disebabkan karena proporsi campuran seimbang, bahan-bahan materialnya memenuhi standar spesifikasi , perawatan dan pelaksanaan baik sesuai prosedur sehingga beton layak digunakan sebagai struktur bangunan. Dari masing-masing mutu beton hasilnya lebih dari kuat tekan yang disyaratkan, sehingga material lokal layak digunakan sebagai pekerjaan struktur beton sesuai yang disyaratkan, hal ini dapat dilihat pada masing-masing gambar hubungan antara kuat tekan beton dengan umur beton pada masing-masing mutu beton yang hasilnya nilai kuat tekan beton mencapai lebih dari kuat tekan yang disyaratkan. Untuk kombinasi agregat gabungan hasilnya sebagai berikut:

1. Pasir Tenggarong (30%) dan agregat kasar dari Jongkang (70%): - Mutu beton K225 kuat tekan yang disyaratkan 225kg/cm2>246,69kg/cm2 , hasilnya lebih dari 225 kg/cm2 memenuhi syarat; - Mutu beton K250 kuat tekan yang disyaratkan 250Kg/cm2>259,82kg/cm2 , hasilnya lebih dari dari 250 kg/cm2 memenuhi syarat; - Mutu beton K275 kuat tekan yang disyaratkan 275kg/cm2>337,55kg/cm2, hasilnya lebih dari 275 kg/cm2 memenuhi syarat ; - Mutu beton K300 kuat tekan yang disyaratkan 300kg/cm2>341,99kg/cm2, hasilnya lebih dari 300 kg/cm2 memenuhi syarat . 2. Pasir Tenggarong (36%) dan agregat kasar dari Palu(64%):

59
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN 2085-3548

- Mutu beton K225 kuat tekan yang disyaratkan 225kg/cm2>250,93kg/cm2, hasilnya lebih dari 225 kg/cm2 memenuhi syaratMutu beton K250 kuat tekan yang disyaratkan 2 2 250Kg/cm >259,82 kg/cm , hasilnya lebih dari 250 kg/cm2 memenuhi syarat; - Mutu beton K275 kuat tekan yang disyaratkan 275kg/cm2>344,22 kg/cm2, hasilnya lebih dari 275 kg/cm2 memenuhi syarat ; - Mutu beton K300 kuat tekan yang disyaratkan 300kg/cm2>344,22kg/cm2, hasilnya lebih dari 300 kg/cm2 memenuhi syarat . 3. Pasir Tenggarong (30%) dan agregat kasar dariJongkang (42%) dan dari Palu(28%):
Kuat Tekan Beton (kg/cm2) 400 350 300 250 200 150 100 50 0 3 hari 7 hari 14 hari

- Mutu beton K225 kuat tekan yang disyaratkan 225kg/cm2>254,11kg/cm2 hasilnya lebih dari 225 kg/cm2 memenuhi syarat ; - Mutu beton K250 kuat tekan yang disyaratkan 250Kg/cm2> 259,86kg/cm2, hasilnya lebih dari 250 kg/cm2 memenuhi syarat ; - Mutu beton K275 kuat tekan yang disyaratkan 275kg/cm2>336,44 kg/cm2, hasilnya lebih dari 275 kg/cm2 memenuhi syarat ; - Mutu beton K300 kuat tekan yang disyaratkan 300kg/cm2>336,44kg/cm2, hasilnya lebih dari 300 kg/cm2 memenuhi syarat.

K225 K250 K275 K300 21 hari 28 hari

Umur Beton (hari)

Gambar 1.

Hubungan antara umur beton dengan kuat tekan beton agragat halus/pasir dari Tenggarong dan agregat kasar dari Jongkang
400 350 300 250 200 150 100 50 0 3 hari 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari

Kuat Tekan Beton (kg/cm2)

K225 K250 K275 K300

Umur beton (hari)

Gambar 2.

Hubungan antara umur beton dengan kuat tekan beton agragat halus/pasir dari Tenggarong dan agregat kasar dari Palu

60
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN 2085-3548

Kuat Tekan Beton (kg/cm2)

400 350 300 250 200 150 100 50 0 3 hari 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari

K225 K250 K275 K300

Umur Beton (hari)

Gambar 3. Hubungan antara umur beton dengan kuat tekan beton agragat halus/pasir dari Tenggarong dan agregat kasar dari Palu dan Jongkang

Dari grafik gambar 1. dapat dilihat bahwa hubungan antara umur beton dengan kuat tekan beton agregat halus/pasir dari Tenggarong dan agregat kasar dari Jongkang, pada grafik dapat dilihat untuk mutu beton K225 pada umur beton 28 hari kuat tekan beton mencapai 246,69 kg/cm2, hasilnya lebih dari yang direncanakan 225 kg/cm2, berarti memenuhi syarat; untuk mutu beton K250 pada umur beton 28 hari kuat tekan beton mencapai 259,82 kg/cm2, hasilnya lebih dari yang direncanakan 250 kg/cm2, berarti memenuhi syarat; untuk mutu beton K275 pada umur beton 28 hari kuat tekan beton mencapai 344,22 kg/cm2, hasilnya lebih dari yang direncanakan 275 kg/cm2, berarti memenuhi syarat; untuk mutu beton K300 pada umur beton 28 hari kuat tekan beton mencapai 341,99kg/cm2, hasilnya lebih dari yang direncanakan 300 kg/cm2, berarti memenuhi syarat. Dari grafik gambar 2. dapat dilihat bahwa hubungan antara umur beton dengan kuat tekan beton agregat halus/pasir dari Tenggarong dan agregat kasar dari Palu dan Jongkang, pada grafik dapat dilihat untuk mutu beton K225 pada umur beton 28 hari kuat tekan beton mencapai 250,93kg/cm2, hasilnya lebih dari yang direncanakan 225 kg/cm2, berarti memenuhi syarat; untuk mutu beton K250 pada umur beton 28 hari kuat tekan beton mencapai 259,82kg/cm2, hasilnya

lebih dari yang direncanakan 250 kg/cm2, berarti memenuhi syarat; untuk mutu beton K275 pada umur beton 28 hari kuat tekan beton mencapai 344,22 kg/cm2, hasilnya lebih dari yang direncanakan 275 kg/cm2, berarti memenuhi syarat; untuk mutu beton K300 pada umur beton 28 hari kuat tekan beton mencapai 344,22 kg/cm2, hasilnya lebih dari yang direncanakan 300 kg/cm2, berarti memenuhi syarat. Dari grafik gambar 3. dapat dilihat bahwa hubungan antara umur beton dengan kuat tekan beton agregat halus/pasir dari Tenggarong dan agregat kasar dari Palu, pada grafik dapat dilihat untuk mutu beton K225 pada umur beton 28 hari kuat tekan beton mencapai 254,11kg/cm2, hasilnya lebih dari yang direncanakan 225 kg/cm2, berarti memenuhi syarat; untuk mutu beton K250 pada umur beton 28 hari kuat tekan beton mencapai 259,86kg/cm2, hasilnya lebih dari yang direncanakan 250 kg/cm2, berarti memenuhi syarat; untuk mutu beton K275 pada umur beton 28 hari kuat tekan beton mencapai 336,44 kg/cm2, hasilnya lebih dari yang direncanakan 275 kg/cm2, berarti memenuhi syarat; untuk mutu beton K300 pada umur beton 28 hari kuat tekan beton mencapai 336,44kg/cm2, hasilnya lebih dari yang direncanakan 300 kg/cm2, berarti memenuhi syarat.

61
Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN 2085-3548

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Untuk berat jenis (Gs) pasir Tenggarong sebesar 2,727 t/m2 , batu pecah Jongkang (Gs) sebesar 2,730 kg/cm2, dan untuk batu pecah Palu sebesar 2,766t/m3; untuk kadar air agregat halus/pasir Tenggarong sebesar 1,511%, kadar air agregat kasar Jongkang sebesar 1,2566 %, dan kadar air batu pecah Palu sebesar 1,0192%; Untuk abrasi/ketahanan agregat kasar dari keausan untuk agregat kasar Jongkang sebesar 26,74%, dan agregat dari Palu sebesar 26,2 %. 2. Dari hasil test kuat tekan beton pada umur 28 hari , semakin mutu beton naik/bertambah nilai kuat tekan beton semakin baik /naik hal ini disebabkan faktor air semen semakin berkurang. Dan kombinasi/komposisi bahan sangat mempengaruhi nilai kuat tekan beton pada mutu beton. Saran: 1. Penggunaan atau pendayagunaan material lokal yang merupakan potensi daerah terutama Kalimantan Timur yang belum disepakati sebagai standar secara luas, untuk itu perlunya penelitian lanjutan mengenahi hasil dari pengaruh komposisi campuran beton dengan memvalidasikan pada kondisi struktur beton lokal di lapangan yang sesungguhnya. 2. Perlu dilakukan studi lebih lanjut mengenahi pengaruh proses umur beton atau kuat tekan beton dengan menggunakan berbagai jenis campuram agregat lainnya, misalnya bahan agregat halus berbeda, bahan agregat kasar berbeda, dan pemakaian tipe gradasi campuran yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA Subekti,A , 1995 .Teknologi Beton Dalam Praktek . Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil ITS Surabaya Amirsyah , 1990 Pedoman Pelaksanaan Pratikum di Laboratorium Struktur dan Bahan . Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITB Bandung . Anonim , 1990 . Metode Analisa Saringan Agregat Kasar dan Agregat Halus . SNI 03 1969 1990 . Departemen Pekerjaan Umum Jakarta Anonim , 1990 . Metode Pengujian Kuat Tekan Beton , SNI 03 1974 1990 Departemen Pekerjaan Umum . Jakarta Anonim, 2000. Departemen Pekerjaan Umum , Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal , SNI 03 2834 2000 Dipahusodo,I, 1999. Struktur Beton Bertulang , Berdasarkan SK SNI T 15 1991 03 . Departemen Pekerjaan Umum. PT.Gramedia Pustaka Utama , Jakarta Kusuma,G,1993. Dasar dasar Perencanaan Beton Bertulang . Erlangga Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai