Anda di halaman 1dari 2

Flyover KH Noer Alie Urai Kemacetan

BEKASI Flyover KH Noer Alie Summarecon Bekasi senilai Rp200 miliar resmi diserahkan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi. Dengan beroperasinya flyover tersebut, kemacetan di Kota Bekasi diharapkan berkurang. Peresmian flyover dilakukan Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Djoko Murjanto, didampingi Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, Ketua Umum REI Setyo Maharso, dan Komisaris Utama Summarecon Soetjipta Nagaria. Jembatan sepanjang 1 kilometer dan lebar 22 meter serta memiliki 4 jalur ini menghubungkan wilayah Bekasi Selatan (Jalan Ahmad Yani) dengan Kota Summarecon Bekasi (Bekasi Utara). Flyover memiliki konstruksi cukup canggih dengan metode balanced cantilever sehingga bentangan jembatan panjang 130 meter melintas di atas rel kereta api, ujar Executive Director Summarecon Bekasi Adrinato P Adhi kemarin. Flyover ini dibangun tanpa tiang penyangga dan menjadi salah satu jembatan dengan bentang terpanjang di Indonesia. Pembangunan flyover pertama kali dimulai pada 10 Maret 2010 yang saat itu bertepatan dengan HUT ke-13 Kota Bekasi. Pemancangan tiang pertama dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Wali Kota Bekasi Mochtar Muhammad. Kehadiran flyover ini dapat mengurai kemacetan di Jalan Perjuangan yang menghubungkan wilayah Bekasi Utara dan Bekasi Selatan menuju Jalan Ahmad Yani. Selain itu, kehadiran flyover berdampak positif untuk mendorong terciptanya aktivitas bisnis sehingga dapat menambah pendapat asli daerah (PAD) Kota Bekasi. Sementara itu, Wali Kota Bekasi Rachmat Effendi, mengatakan, keberadaan flyover tersebut mampu meningkatkan perekonomian serta mengurangi kemacetan dari Bekasi Utara. Flyover ini untuk mengurai 19 titik kemacetan Bekasi, katanya. Di bagian lain, Pemkot Bekasi melarang kendaraan berat dengan bobot lebih dari 3,5 ton melintasi Jalan Ir Juanda, Bekasi Timur, Kota Bekasi. Pelarangan itu dilakukan untuk menyukseskan Jalan Juanda menjadi dua jalur. Rahmat Effendi mengungkapkan, kebijakan itu diambil karena ada penyempitan sebagian ruas Jalan Ir Juanda, yakni

misalnya jembatan Sungai Bekasi. Kalau kendaraan besar masuk, kemacetan bisa tambah parah, ujarnya. Pepen mengakui, pemberlakuan lalu lintas dua arah akan memicu kepadatan bahkan kemacetan lalu lintas. abdullah m sNamun, rekayasa lalu lintas ini dipilih untuk mengembalikan denyut ekonomi Jalan Ir Juanda yang dirasa kurang gereget, sehingga hal ini sangat diperlukan, apalagi Bekasi sebagai penyangga DKI Jakarta. Karena lalu lintas sudah dua arah, kata dia, truk dan bus besar akan memakan ruang jalan lebih banyak daripada kendaraan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai