Menurut Kepala Terminal Bekasi Bambang Hendrianro, Terminal Induk Bekasi tidak dapat
berpindah menjadi tipe B karena di terminal tersebut melayani kendaraan umum Antar Kota
Antar Provinsi (AKAP). “Terminal Induk Bekasi ini kan melayani bus AKAP juga, jadi tetap
menjadi terminal tipe A,” kata Bambang.
Pengklasifikasian Terminal Bekasi tersebut menurut Direktur Prasarana BPTJ Risal Wasal telah
sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995 tentang Terminal Transportasi
Jalan. Terminal penumpang tipe A adalah terminal yang melayani kendaraan umum untuk
angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) dan/atau Angkutan Lintas Batas Negara, angkutan
Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), Angkutan Kota dan Angkutan Pedesaan.
Terminal penumpang tipe B berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan Antar Kota
Dalam Propinsi (AKDP), Angkutan Kota dan Angkutan Pedesaan. Dan suatu terminal masuk
kategori terminal penumpang tipe C jika terminal tersebut berfungsi melayani kendaraan umum
untuk Angkutan Kota dan Angkutan Pedesaan.
Terkait pengelolaan Terminal Induk Bekasi yang nantinya akan dikelola oleh BPTJ, Risal Wasal
mengatakan proses pengalihan P3D untuk Terminal Induk Bekasi tetap berjalan. “Saat ini masih
dalam tahap inventarisasi dan pengumpulan data. Ditargetkan proses P3D selesai pada tahun
2017,” kata Risal.
Kepala Sub Direktorat Prasarana Jalan, Erna Suharti menambahkan bahwa pada tahun 2017 ini
telah dilakukan diklat untuk para pengelola terminal. “Persiapan pengambilalihan terminal ini
kita mulai peningkatan kompetensi personil. Untuk terminal tipe A Kota Bekasi, kita ikut
sertakan personil dari Terminal Induk Bekasi dalam diklat SDM terminal. Beberapa personil
tingkat manajer dan operator telah ikut serta di bulan Mei lalu,” ujar Erna.
Hal lain yang tengah disiapkan saat ini yaitu mendata dan menata bus AKAP yang akan
melayani penumpang dari dan ke Terminal Bekasi. Selain itu menurut Kepala Terminal Induk
Bekasi, pihaknya juga tengah menata angkutan kota dan feeder untuk SAUM (Sistem Angkutan
Umum Massal) BRT (Bus Rapid Transit), LRT (Light Rapid Transit) dan KCJ (KAI Commuter
Jabodetabek) di bawah pengawasan dari BPTJ. (VE/is)
Kondisi ruang tunggu penumpang pun nampak belum memadai. Ruang tunggu masih menjadi
satu dengan jalur keberangkatan. Hal ini dikarenakan penataan terminal yang belum maksimal.
Meski ada beberapa keterbatasan, Kepala Terminal Bekasi tetap berupaya memenuhi standar
pelayanan untuk suatu terminal tipe A. Menurut Kepala Terminal yang dibangun pada tahun
1989 dan memiliki 26 pegawai dan 60 orang tenaga magang tersebut, ia akan terus berupaya
meningkatkan pelayanan bagi masyrakat pengguna Terminal Bekasi.