NIM : 2231510641
Tugas : Manajemen Pemasaran
Dosen : Dr. Kartini Istikomah, S.E, M.M
Pada 2020, KCI, yang bersalin nama dagangnya menjadi KAI Commuter mulai
mengambil alih pengelolaan layanan kereta api lokal dan komuter dari induk
perusahaan secara bertahap. Pengambilalihan ini diawali pada 1 Oktober 2020 untuk
operasional kereta api Prambanan Ekspres dan Lokal Merak. Penugasan pengelolaan KA
Lokal yang di berikan ke KAI Commuter ini juga bentuk dorongan KAI kepada KCI untuk
melakukan ekspansi ke luar wilayah Jabodetabek sesuai dengan perubahan nama
menjadi Kereta Commuter Indonesia pada 2017 dari sebelumnya KAI Commuter
Jabodetabek. Pengambilalihan tersebut telah tercantum dalam surat izin operasi dari
Kementerian Perhubungan pada 3 Juni 2020.
Pada 1 April 2022, KAI Commuter mengambil alih operasional kereta api lokal dan
komuter yang sebelumnya dikelola oleh Daerah Operasi II Bandung dan Daerah Operasi
VIII Surabaya. Seiring dengan perubahan sistem persinyalan di Stasiun Manggarai, Lin
Lingkar dinonaktifkan dan perubahan rute pada Lin Cikarang dan Lin Sentral dan akan
dilaksanakan pada 28 Mei 2022 dengan rute balon melalui Cikarang-Tanah Abang-
Cikarang dan Cikarang-Kampung Bandan-Cikarang dan percabangan ke Stasiun Nambo,
namun Lin lainnya, seperti Sentral antara Bogor dan Jakarta Kota di jalur utama,
Tangerang, Tanjung Priuk dan Rangkasbitung tidak mengalami perubahan.
Contoh : Anak muda laki-laki / perempuan yang berusia 13-17 tahun, pekerja kantor
usia 20-30 tahun dan lansia / disabel boleh menggunakan kursi priritas, berguna untuk
kalangan ekonomi sosial bisa menengah,bawah dan atas.
Contoh : Jika tujuan ingin pergi Ke Poris anda bisa naik dari stasiun Taman kota, Anda
lalu menaiki kereta dengan Tulisan (Tangerang Line), mengapa jadi di jurusan ini
kereta akan melewati setiap rute stasiun berbeda antara lain : Stasiun Duri , Pesing,
Taman Kota, Bojong Indah, Rawa Buaya, Poris, Batu Ceper, dan Tanah Tinggi. Itulah
rute yang di lewati KAI Commuter Jabodetabek.
Strategi psikografi : Harga yang menjadi murah dan puas untuk pelanggan yang
terdiri dari harga Rp. 5.000 sampai Rp.7.000 dikarenakan jarak tempuh yang relatif
cepat sekitar 3 km atau paling maksimal 25 km itu Jarak 1 s.d 25 km pertama tarif yang
dibayar penumpang merupakan tarif bersubsidi dari tarif sebenarnya Rp 5.000
(operator), pemerintah melalui mekanisme PSO Public Service Obligation yang
memberikan subsidi sebesar Rp 3.000, sehingga sisanya sejumlah Rp 2.000 yang
dibayar oleh penumpang.