Anda di halaman 1dari 7

Search...

BerandaHome Tentang KamiAbout Us Struktur OrganisasiOrganization Structure MediaGallery BeritaNews Hubungi KamiContact Us KonsultasiConsultation

TATA KRAMA AGAMA TAO


TATA KRAMA AGAMA TAO Oleh :Taosu Agung Kusumo MAJELIS TAO INDONESIA Kepada seluruh Umat Tao, kami ucapkan Salam TAO. Pada kesempatan ini, kami akan memperkenalkan dan menerangkan secara singkat tentang pelaksanaan Tata Krama ( etika ) dan Tata Laksana cara peribadatan atau persembahyangan yang sesuai menurut Tata Krama Agama Tao. Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan dan persiapan yang harus dilakukan seluruh umat Tao sebelum bersembahyang ke kelenteng. Pertama. Pada malam sebelumnya, setiap pengikut atau umat Tao yang hendak bersembahyang ke kelenteng harus mensucikan diri terlebih dahulu dengan berpuasa dan tidak mengkonsumsi/memakan daging. Umat juga diharuskan membersihkan diri dari semua kotoran yang menempel dibadan ( mandi ). Makanan yang boleh dikonsumsi hanyalah jenis sayur-sayuran ( vegetarian ). Hal ini dilakukan untuk mensucikan diri dan hati umat sebelum bersembahyang.

Kedua. Agama Tao sangat memperhatikan kebersihan dan kesucian oleh karenanya pembersihan diri menjadi hal yang diwajibkan agar semua kotoran yang menempel dibadan hilang dan badan menjadi bersih. Menurut Tao, membersihkan diri ( mandi ) adalah media yang baik untuk mensucikan hati dan pikiran dari rasa khawatir dan bisa membuat tubuh serta pikiran menjadi tenang, akhirnya sembahyang yang akan dilakukan menjadi khusuk. Ketiga. Pada saat akan melakukan penghormatan dan menyembah Dewa, seluruh umat diharuskan berpakaian rapi, tidak boleh asal-asalan atau hanya memakai kaos dalam, celana pendek dan sandal. Kerapihan adalah cermin dari penghargaan dan penghormatan yang tertinggi terhadap Dewa dan sebaliknya, jika pakaian yang dikenakan asal-asalan hal tersebut dianggap sebagai pelecehan terhadap dewa. Keempat. Sesaat sebelum bersembahyang, seluruh umat diharuskan menyiapkan persembahan atau sesajian kepada Dewa berupa ; Hio, Bunga, Air, Buah-buahan dan Lampu. Hio dan Bunga adalah hal yang wajib dipersembahkan sedangkan Air bisa menggunakan air kemasan. Untuk buah-buahan yang disajikan harus berjumlah lima macam persembahan.

Pada saat datang ke kelenteng umat Tao dipersilahkan menyiapkan dana pemeliharaan yang pada umumnya dipersembahkan kepada Guru Leluhur dan dananya dimasukan kedalam kotak pahala. Selain kepada Guru Langit dana tersebut juga dapat dipersembahkan kepada Taosu jika berjodoh dengan seorang Taosu. Tata cara pelaksanaan prosesi sembahyang dalam menyembah dan memberikan penghormatan kepada Dewa 1. Umat Tao yang akan datang bersembahyang dan membakar hio ke kelenteng untuk menyembah para Dewa, pada umumnya harus berjalan disebelah kiri atau sebelah kanan. Tidak diperkenankan berjalan ditengah dan berlawanan arah. Ketika berjalan juga tidak boleh bersuara dengan keras. 2. Jika masuk dari kanan maka harus melangkahkan kaki kanan. 3. Jika masuk dari arah timur maka keluar dari arah barat dan melangkah dengan menggunakan kaki kanan. Menurut Tao, masuk dari timur dan keluar dari barat bermakna sesuai dengan alam, sesuai dengan terbitnya matahari dari timur dan tenggelam dibarat. Inilah pengamalan kongkrit yang sesuai dengan alam. 4. Saat berada di dalam kelenteng tidak boleh berisik, suasana harus tenang dan khusuk ( konsentrasi ). 5. Membakar hio cukup tiga batang yang ditujukan untuk menyembah Tiga Mulia yaitu Pencipta Alam Semesta, Pencipta Rohani dan Penulis Kitab. Tiga Mulia ini merupakan iman dasar dari agama Tao. Tujuannya adalah agar umat tidak lupa menyembah Tiga Mulia dan bisa menyampaikan suara hati serta doa kehadapan Yang Mulia melalui asap hio yang dibakar. Aturan-aturan dasar membakar hio : Membakar hio adalah wujud satu persembahan dalam lima sembah kepadaYang Mulia dan untuk diri sendiri agar hati mendapatkan ketenangan. Oleh karenanya saat proses pembakaran hio dilakukan harus sesuai dan dilakukan dengan benar. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan proses pembakaran hio, antara lain ;

Pertama. Ketika membakar tiga batang hio, jika pada saat membakarnya api menjadi besar, untuk memadamkannya tidak boleh ditiup. Cukup mengibaskannya keatas atau kebawah dan bisa juga dikipas dengan tangan agar api padam. Kedua. Ketika hio sudah siap, biasanya menancapkan hio pada sisi tengah terlebih dahulu yang ditujukan untuk menyembah Pencipta Alam Semesta kemudian menancapkan hio pada sisi kiri yang ditujukan untuk menyembah Pencipta Alam Rohani dan yang terakhir menancapkan hio pada sisi kanan yang ditujukan untuk menyembah Yang Mulia Kebajikan Penulis Kitab Suci. Ketiga. Untuk membakar tiga batang hio persembahan kepada Tiga Mulia, saat membakar hio harus menggunakan tangan kiri karena tangan kiri adalah tangan kebajikan. Begitu juga pada saat menancapkan hio, harus menggunakan tangan kiri. Hal lain yang harus diperhatikan dalam menancapkan tiga batang hio adalah jaraknya yang harus sesuai satu sama lainnya. Jarak hio tidak lebih dari 3 cm, selain itu posisi hio juga harus rata dan tegak lurus. Menurut Tao, jika jarak hio melebihi 3 cm Dewa tidak percaya dan dianggap hati kerap mengharukan Dewa. Untuk bisa mencapai proses menancapkan hio yang sesuai atau bisa tegak lurus dan rata diperlukan ketenangan hati.

Makna dari membakar hio itu sendiri adalah untuk memberitahukan kita banyak hal, antara lain : 1. Menancapkan dengan rata maknanya agar hati bisa rata ( tenang ) dengan perasaan damai 2. Menancapkan tegak maknanya agar hati bisa lurus ( jujur ) 3. Menancapkan dengan sesering mungkin maknanya agar hati bisa selalu dekat dengan Dewa.

Ada umat Tao yang beranggapan bahwa semakin banyak membakar hio dan semakin besar hio yang dibakar akan membuat para Dewa semakin senang dan hal tersebut semakin baik. Ini adalah anggapan yang keliru. Pada dasarnya semua yang dilakukan harus dengan keikhlasan. Sebatang hio sudah cukup jika dilakukan dengan tulus dan ikhlas karena ketulusan akan membawa isi hati (doa) sampai kepada Yang Mulia dan akhirnya Yang Mulia diatas akan menurunkan rejeki. Persembahan Buah-buahan dan Tata Cara Penyajiannya Agama Tao, dalam mempersembahkan buah-buahan kepada Para Dewa juga memperhatikan lima unsur ( emas, kayu, air, api, tanah ). Buah-buahan yang boleh dipersembahkan haruslah buah segar yang sedang musim. Sebelum dipersembahkan buah harus dicuci bersih terlebih dahulu dan dilap hingga kering. Buah yang layak dipersembahkan sebaiknya berbentuk bulat karena bulat mengandung arti kesempurnaan ( bulat sempurna ).

Arti dan makna jenis buah yang dipersembahkan - Apel bermakna selamat - Jeruk bermakna bertuah besar - Jeruk Sunkist bermakna selalu sukses - Pisang adalah buah kaya, biasanya pedagang suka mempersembahkannya - Buah persik buah yang bulat , bermakna bulat sempurna - Anggur karena jumlahnya banyak, bermakna hasil yang melimpah - Semangka. Namun dalam menyajikannya harus satu buah ( bulat penuh ) tidak boleh atau dipantangkan jika dipersembahkan hanya sepotong.

Semuanya mengandung makna yang penuh arti Ada beberapa macam buah yang dipantangkan dan tidak boleh dipersembahkan, antara lain : 1. Buah Li, buah Li tidak boleh dipersembahkan untuk Taishang Laojun karena beliau bermarga Li. Maka tabu dan tidak boleh dipersembahkan. 2. Buah Delima, buah Delima tidak boleh dipersembahkan untuk Baginda Zhenwu karena biji delima harus melalui Jalur BAB baru bisa bertunas dan tumbuh. Hal ini bermakna melecehkan dewa maka pantang mempersembahkan Delima 3. Buah pear, buah Pear tidak boleh dipersembahkan dan dipantangkan karena dianggap bermakna perpisahan. 4. Buah Kurma Hitam, buah Kurma Hitam juga yang termasuk tidak boleh dipersembahkan.

Biasanya buah persembahan berisi lima buah dalam satu piring dan didalam satu ruang ada lima piring. Tata Laksana dalam memberikan penghormatan dalam menyembah Para Dewa yang ada di dalam kelenteng agama Tao, antara lain : Didalam ruang kelenteng agama Tao biasanya terdapat tiga patung Dewa jika misalkan dalam ruang Hukum terdapat tujuh Dewa yang disembah, maka : 1. Kita bersujud dulu kepada Dewa yang berada ditengah. 2. Setelah itu baru bersujud kepada Dewa-Dewa yang berada di sisi sebelah timur.

3. Kemudian yang terakhir bersujud kepada Dewa-Dewa yang berada disisi sebelah barat.

Hal tersebut dilakukan karena agama Tao menganggap bahwa Timur adalah milik Naga HIjau yang mengurus kehidupan dan Barat adalah milik Harimau Putih. Oleh karenanya bersujud terlebih dahulu dilakukan untuk Dewa di pihak Naga Hijau. Cara yang baik menyapa para Dewa-Dewa diruang manapun cukup dengan menyebut nama Dewa, itu sudah mengandung sapaan untuk para Dewa-Dewa. Tata Laksana Dalam Berdoa Dalam melantunkan harapan, suara hati, isi hati dan doa lainnya kepada Dewa bisa dilakukan didalam hati. Misalkan saat seseorang tinggal di kelenteng Lau Tze Miao dan melihat ada orang Republik Rakyat Indonesia yang juga tinggal di kelenteng lao Tze Miao murid Fenxiu Xuanyi, bernama Dalam hati berdoa Karena kalian umat pengikut Murid Fenxiu Xuanyi yang diubah menjadi murid pengikut X X X beserta keluarga. Hari ini hamba mandi tiga kali dan membakar hio sepanjang hari menyembah, mohon para Dewa melindungi keluarga tua-muda agar selalu mendapatkan berkah. Delapan cuaca menerima anugerah. Bintang berputar lancar, nasib berjalan baik. Harta banyak masuk, usaha semuanya sukses. Hamba dengan tulus dan ikhlas. Menyembah dan bersujud. Mohon doanya diterima ( Maksudnya isi hati kamu dapat didengar Dewa ) Maksud dan Tujuan Ketika Bersujud Tiga Kali, antara lain : Sujud yang pertama biasanya bermaksud untuk melakukan permohonan agar Ayah dan Ibu ( orang tua ) mendapatkan rejeki yang berlimpah dan dipanjangkan umurnya. Sujud yang kedua melakukan permohonan agar anak-anak diberikan kesehatan dan keselamatan juga untuk seluruh keluarga agar mendapatkan rejeki yang berlimpah dan menjadi bijaksana. Sujud yang ketiga baru melakukan permohonan untuk diri sendiri Setiap kali bersujud, ketika kepala berada di tangan pada saat Itulah kamu hendaknya membayangkan wajah Dewa dan melakukan permohonan agar semua isi hati atau harapan bisa terkabul dan dikabulkan.

Sembah sujud agama Tao ada dua macam : Pertama satu sembah tiga sujud, ini adalah penghormatan kepada Dewa yang dilakukan pada hari biasa. Kedua tiga sembah sembilan sujud, ini adalah penghormatan kepada Dewa yang dilakukan setiap tanggal 1/15 dihari ulang tahun Guru Leluhur. Atau dilakukan pada kegiatan agama Tao yang besar.

Etika dalam Bersujud Pada saat kita bersujud, pertama hati harus tetap tenang dan nyaman dengan perasaan senang. ( jiwa raga bergembira ). Ketika berdiri dihadapan Dewa, pikiran harus jernih dan otak tidak boleh memikirkan hal yang kotor karena ini sangat tidak pantas. Ketika bersujud, hendaknya selalu memperhatikan ketenangan hati yang mendalam dan memperhatikan wibawa yang keluar. Menenangkan hati yang mendalam ( kedalam ) maksudnya adalah hati harus dalam keadaan sangat tenang, sama sekali tidak memikirkan hal lain saat berada dihadapan Dewa dan hanya memikirkan Dewa yang ada dihadapan kita.

Ketika kita menyembah, kaki hendaknya membentuk seperti huruf 8 dan ketika berlutut, untuk pria posisi kaki lebih lebar ( maksudnya kedua paha terbuka ) sedangkan untuk wanita berlutut seperti sebuah garis ( maksudnya kedua paha harus rapat ). Ketika berlutut posisi tangan kiri diatas tangan kanan, membentuk salib dan kepala sujud sampai tangan. Untuk mereka yang memiliki badan terlalu gemuk jika tidak dapat bersujud dengan kepalanya, hal tersebut tidak dipermasalahkan asalkan posisi kepalanya berada segaris dengan bokong dan pinggangnya.

Ingat baik-baik, bokong tidak boleh lebih tinggi dari kepala karena jika bokong lebih tinggi itu berarti tidak sopan. Ada beberapa macam cara memberikan penghormatan dalam agama Tao, antara lain : Pertama Hormat peluk tinju, ini biasanya digunakan ketika anggota Tao bertemu dengan pengikut ataupun pengikut bertemu dengan Taosu. Cara penghormatan ini berlaku untuk pria dan wanita. Caranya : Tangan kiri memeluk tangan kanan sewajarnya, ini dilakukan karena tangan kiri adalah tangan kebajikan yang bermakna untuk menekan kejahatan dan mengembangkan kebajikan. Kedua. Hormat Soja, ini biasanya. Merupakan penghormatan kepada guru atau petapa yang berbudi luhur dan pada saat pengikut Tao bertemu Taosu di kelenteng. Boleh memberi hormat dengan Soja. Caranya : Setelah memeluk tinju, membungkuk lalu bangkit kembali. Inilah yang dinamakan Hormat Soja. Soja sedikit lebih khidmat dari peluk tinju. Ketiga. Satu sembah tiga sujud, ini merupakan penghormatan besar terhadap Dewa dan Guru yang dilakukan setiap tanggal 1/15.

Caranya : Setelah kita memeluk tinju lalu Soja dan bangkit kembali setelah itu melakukan sujud tiga kali diatas tilam. Setiap kali selesai sujud harus bangkit kembali ( berdiri ) kemudian setelah selesai melakukan tiga kali sujud maka beri hormat lagi dengan memeluk tinju. Keempat. Setelah melakukan penghormatan Satu sembah tiga sujud barulah melakukan penghormatan tiga sembah sembilan sujud. Ini merupakan penghormatan tertinggi dan paling khidmat dalam agama Tao yang dilakukan setiap tanggal 1/15 imlek dan pada saat ulang tahun para Dewa agama Tao. Pada saat inilah Kelenteng juga mengadakan perayaan besar dan selalu mengadakan upacara Buka Cahaya pada hari ulang tahun Guru Leluhur Caranya : Secara harfiah tiga sembah sembilan sujud adalah mengulang penghormatan satu sembah tiga sujud sebanyak tiga kali. Hamba sepenuh hati berdoa memohon agar para Dewa dan Guru Leluhur Agama Tao senantiasa melindungi para pengikutnya agar bertambah rejeki, panjang umur, berpahala, setiap keluarga berjalan lancar, semua rumah aman sentosa, semua usaha sukses, malapetaka dilenyapkan dan segalanya bisa berjalan sesuai dengan keinginan saat Para Dewa memberi rejeki. Penjelasan Taosu Kusumo Copyright 2013 Majelis Tao Indonesia. All Rights Reserved.

About Contact Us Admin Webmail

digg

Anda mungkin juga menyukai