Anda di halaman 1dari 140

PENGARUH METODE INKUIRI

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

DI MTs. AL-ISTIKMAL DESA PRENDUAN

KEC. PRAGAAN KAB. SUMENEP

TAHUN 2006-2007

SKRIPSI

Oleh:

BAIJURI

Nim: 2005 9603 2328

Nimko: 2005.4.037.0101.1.00607

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT DIROSAT ISLAMIYAH AL-AMIEN (IDIA)

PRENDUAN SUMENEP MADURA

TAHUN 2007
PENGARUH METODE INKUIRI

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

DI MTs. AL-ISTIKMAL

DESA PRENDUAN KEC. PRAGAAN KAB. SUMENEP

TAHUN 2006-2007

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien

Untuk Memenuhi Salah-Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Sarjana S-1

Illmu Tarbiyah

Oleh:

BAIJURI

Nim: 2005 9603 2328

Nimko: 2005.4.037.0101.1.00607

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT DIROSAT ISLAMIYAH AL-AMIEN (IDIA)


PRENDUAN SUMENEP MADURA

TAHUN 2007
NOTA KONSULTASI

Nomor :

Lampiran : 0 Eksemplar

Perihal : Naskah Skripsi

Sdr. Baijuri

Kepada Yth.

Rektor Institut Dirosat Islamiyah al-Amien (IDIA) Prenduan

Sumenep Madura

Di

Prenduan

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu,

Setelah meniliti dan mengadakan perbaikan sepenuhnya, maka kami


kirimkan dengan hormat naskah skripsi Saudara :

Nama : Baijuri

Nimko : 2005. 4. 037. 0101.1. 00607

Judukl skripsi : Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Prestasi Belajar


Siswa di MTs. Al-Istikmal Desa Prenduan Kec.
Pragaan Kab. Sumenep Tahun Penelitian 2006/2007

Dengan ini kami mohon agar skripsi Saudara tersebut segera


dimunaqasyahkan.
Demikianlah, harap menjadi maklum dan tak lupa kami sampaikan
terima kasih

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu,

Pembimbing I, Pembimbing II,

(Drs. KH. Syarqowi Dhafir, M.Pd.) (Drs. Taufiqurrahman, M.Ag)


PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Tarbiyah Institut Dirosat Islamiyah

Al-Amien ( IDIA ) Prenduan

Untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat

Guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam

Hari/Tanggal: Kamis, 15 Juni 2007

Dewan Penguji

Penguj I : KH.Drs.Syarqowi Dhofir, M.Pd. (……………………………)

Penguji II : Drs. Zainal Alim, MM. (……………………………)

Penguji III : KH. Mujammi’ Abd. Musyfi, Lc. (……………………………)

Mengesahkan

Rektor Institut Dirosat Islamiyah Al Amien ( IDIA ) Prenduan

( Drs. KH. Maktum Jauhari, MA )


MOTTO

..... .......... ...... .... ..... ..... .... .... , .....


.... .........)...... : ..........(

“Allah SWT. akan mengangkat derajat

orang-orang yang beriman di antara kamu sekalian

dan derajat orang-orang yang berilmu dengan

beberapa derajat. Sungguh Allah mengetahui apa-apa yang kamu


kerjakan” .

(Q.S. Al-Mujadalah: 11)


PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

.. Almarhum Ayahanda dan ibunda yang saya mulyakan,

.. Para guruku yang terhormat,

.. Sesepuh YASISI KH. Ali Mazid,

.. Saudara-saudaraku yang saya cinta-sayangi,

.. Istriku tercinta

.. Dan kedua anakku tersayang yang banyak memberikan


support dalam hidupku dan merelakan semua waktunya
untuk ditinggal "sebentar" dalam mengadakan penelitian
demi terselesaikannya skripsi ini.

.. Paman dan bibi penulis sebagai pengganti kedua orang tua


penulis,

.. Sahabat-sahabatku yang seprofesi dan seperjuangan yang


telah banyak memberikan solusi dan masukan Thank's
Vorever, atas kebaikan ANTUM
KATA PENGANTAR

Dengan ucapan syukur Al-Hamdulillah yang sedalam-dalamnya, penulis


haturkan kehadirot Allah swt. karena berkat Rahmat, Taufiq serta hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sekalipun isinya masih jauh dari sempurna.

Shalawat dan salam-Nya semoga senantiasa terlimpahkan keharibaan Nabi


kita Muhammad Saw. serta segenap keluarga dan shabat-sahabatnya yang telah
membimbing kami menuju jalan yang penuh keislaman.

Dalam penulisan skripsi ini tentunya tidak mungkin kami melupakan jasa-jasa
dari berbagai pihak yang telah banyak membantu di dalam proses penyelesaiannya.
Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak. Drs. KH. Maktum Jauhari, MA. selaku Rektor Instiutut Dirosat
Islamiyah ( IDIA ) Al-Amien Prenduan.

2. Bapak. Drs. KH. Syarqowi Dhafir, M.Pd. selaku pembimbing I dan Drs.
Taufiqurrahman, M.Ag. selaku pembimbing II, yang selalu sudi dan ikhlas
membimbing dan mengarahkan penulis ke arah terselesainya skripsi ini
dengan baik.

3. Bapak. KH. Syuja’ Hasyim selaku ketua Yayasan dan perintis MTs. Al-
Istikmal yang tidak henti-hentinya memberikan bimbingan dan do’a kepada
penulis.
4. Bapak Drs. Mahtum. S. selaku kepala MTs. Al-Istikmal beserta staf-stafnya
yang telah banyak memberikan kemudahan dalam penelitian penulis.

5. Al-Marhum Ayahanda dan Bunda yang selalu memotivasi dan menyelesaikan


pendidikan penulis, serta seluruh keluarga yang banyak memberikan
dukungan moral terhadap penulis.

6. Istriku dan Anakku tercinta yang telah merelakan diri untuk ditinggal
sementara guna penulisan dan penyelesaian penelitian skripsi ini.

7. Semua sahabat dan rekan-rekan serta semua pihak yang tak mungkin penulis
sebut satu-perstu yang juga telah banyak memberikan bantuan demi
terselesainya skripsi ini, baik bantuan moral atupun finansial.

Mudah-mudahan segala bantuan berupa apapun yang diberikan kepada


penulis tersebut, menjadi amal kebajikan dan mendapatkan imbalan pahala dari Allah
SWT. JAZAKUMULLAH KHAIRAL JAZA’. Amin. Ya Mujibassaailin.

Penulis yakin bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna bahkan banyak
terdapat kekurangan di sana-sini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif
selalu penulis harapkan demi perbaikan skripsi ini yang nantinya dapat bermanfaat
kepada penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Sumenep, 25 Mei 2007

Penulis

BAIJURI
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………..…………………………………………i

HALAMAN PERSETUJUAN .………………………………………………..ii

NOTA KUNSULTASI .………………………………………………………..iii

HALAMAN PENGESAHAN . . ……………………………………………..iv

HALAMAN MOTTO ..………………………………………………………....v

HALAMAN PERSEMBAHAN .….…………………………………………...vi

KATA PENGANTAR .………………………………………………………vii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………ix

DAFTAR TABEL ...………………………………………………………...xii

ABSTRAKSI …………………………………………………………………..xiii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……..………………………………1

B. Rumusan Masalah …...………………………………………4

C. Tujuan Penelitiaan ………………………………………….. 4

D. Kegunaan Penelitian …………………………………………5

E. Alasan Pemilihan Judul …………………………………….. 5

F. Asumsi …….…………………………………………………6

G. Hipotesis …..…………………………………………………7

H. Ruang Lingkup Penelitian …………………………………...8

I. Batasan Istilah dalam Judul …..…………………………….10


J. Metodologi Penelitian ……………………………………. 12

K. Sistematika Pembahasan …...………………………………17

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis tentang Metode Inkuiri………...……..19

1. Definisi Metode Inkuiri ………………………………. 19

2. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Inkuiri………...20

3. Syarat-syarat Penggunaan Metode Inkuiri……………..21


4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri……………22

B. Tinjauan Teoritis tentang Prestasi Belajar Siswa.……... 26

1. Definisi Prestasi Belajar…..……………………………26

2. Prestasi Belajar sebagai Hasil Standar Evaluasia………30

a. Tujuan Evaluasi …………………………………… 31

b. Fungsi Evaluasi……………………………………..32

c. Subjek dan Objek Evaluasi…………………………32

d. Alat Evaluasi……………… ..….…………………. 33

e. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar……… 38

C. Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Prestasi Belajar


Siswa…………………………………………..………….. 42

1. Tumbuhnya Semangat Kreativitas pada Siswa ……… 43

2. Tumbuhnya Sikap Kritis dan Otonomi Belajar………...43

3. Materi tidak Mudah Hilang …………………..………. 45

BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN


A. Tahap Persiapan …………..…………………………..…46

B. Tahap Pelaksanaan ………………………………………47

C. Tahap Penyajian Data ……………………………………49

BAB IV : ANALISIS DATA ………………………………………….. 56

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ...…………………………………………… 61

B. Saran-Saran ……………………………….…………….. 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jumlah Siswa ………...………………………………………...34

Tabel 2 : Skor Angket Variabel X………………………………….…….53

Tabel 3 : Skor Angket Variabel Y …………………………….…………54

Tabel 4 : Perhitungan Korelasi Product Moment…...…………………….57

Tabel 5 : Ukuran Konservatif …………………………………………….60


ABSTRAKSI

Baijuri, 2007, pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa di MTs. Al-
Istikmal Desa Prenduan Kec. Pragaan Kab. Sumenep

Pembimbing I : Drs. KH. Syarqowi Dhafir, M.Pd.

Pembimbing II : Drs. Taufiqurrahman, M.Ag

Pada hakikatnya, dalam proses interaksi belajar mengajar, guru adalah sosok
yang memegang peranan penting dalam memberikan pelajaran dan siswa adalah anak
yang menerima pelajaran. Dalam mentransfer pengetahuan kepada siswa diperlukan
pengetahuan atau kecakapan atau keterampilan sebagai guru. Tanpa ini semua, tidak
mungkin proses interaksi belajar mengajar dapat berjalan secara kondusif dan
profesional. Disinilah posisi idealisme kompetensi (kemampuan) guru mutlak
diperlukan dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.

Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk dan membangun


kepribadian anak didik menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa dan agama.
Tugas guru tidak hanya berputar dalam skop sebagai tenaga profesi yaitu mendidik
(mentransfer nilai-nilai hidup), mengajar (mengembangkan disiplin ilmu
pengetahuan) dan melatih (mengembangkan keterampilan), tetapi juga sebagai tugas
kemanusiaan dan kemasyarakatan yang ikut proaktif terhadap kebutuhan masyarakat,
bangsa dan agama.

Sedangkan ruh sebuah lembaga pendidikan adalah kualitas proses belajar-


mengajar yang diciptakan dan kualitas produks yang dihasilkan. Sebuah upaya
membangun lembaga pendidikan yang efektif dan bonavid, apapun bentuknya,
menjadi tidak bermakna bila tidak diikuti dengan upaya menciptakan suasana belajar
yang kondusif bagi setiap siswa. Sebab suasana kundusif itu-lah merupakan bagian
dari embrio pendidikan yang akan berakibat pada prestasi belajar.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian korelasi, yaitu penelitian yang


bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penerapan metode inkuiri
terhadap prestasi belajar siswa dan seberapa besar pengaruh penerapan metode inkuiri
terhadap prestasi belajar siswa di MTs. Al-Istikmal Desa Prenduan Kec. Pragaan
Kab. Sumenep. Penelitian ini menggunakan teknik populasi sampling dengan jumlah
44 siswa dari kelas I dan II di MTs. Al-Istikmal. Teknik pengumpulan datanya
menggunakan angket dan dokumentasi.

Dari hasil analisa data dengan menggunakan rumus statistik Product Moment
angka simpangan diperoleh r hitung 0.330. Setelah dikonsultasikan dengan r tabel
harga kritik Product Moment pada N= 44 dengan taraf signifikansi 5% = 0.297, maka
diperoleh kesimpulan bahwa metode inkuiri berperan dalam peningkatan prestasi
belajar siswa di MTs. Al-Istikmal desa Prenduan Kec. Pragaan Kab. Sumenep dengan
pengaruh rendah.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an sebagai salah-satu di antara dua kekuatan sumber Islam


(sebelum hadits) oleh seorang pemikir kontemporer asal Pakistan yang bernama
Fazlurrahman, dianggap sebagai dokumen untuk manusia. (Fazlurrahman,
1996:1). Hal ini dikarenakan al-Qur’an bukan hanya memuat kandungan hukum
normatif dan sejarah an-sich, tetapi lebih jauh di dalamnya juga memuat berbagai
konsep-konsep kehidupan, salah-satunya menyentuh tentang ilmu pengetahuan.

Asumsi Islam sebagai pengangkis umat dari kehidupan yang gelap ke arah
kehidupan yang bercahaya merupakan lukisan konkret tentang pemaknaan
tertinggi kedatangan Islam. Rasulullah yang dalam hal ini bertindak sebagai
penerima al-Qur’an, berperan untuk menyampaikan petunjuk-petunjuk tersebut
yaitu menyucikan dan mengajarkan manusia, sebgaimana firman Allah yang
berbunyi :

........ ......... ..................... ... ...... ........ .... ............... ............... ...... .......... .........
....... ....... ..... ...... .... ........ ...... ............. ..........)...... :.(

Artinya: “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka,
yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan
mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-
benar dalam kesesatan yang nyata., (Q.S. Al-Jumuah:2) (Depag,1987: 126)
Konsep al-Qur’an tentang menyucikan di sini dapat diidentikkan dengan
mendidik, sedangkan mengajar tidak lain kecuali mengisi anak didik dengan
pengatahuan yang berkaitan dengan alam metafisika serta fisika (Shihab,
1992:172).

Dari kedua diktum yang diproklamirkan oleh al-Qur’an antara


menyucikan dan mengajarkan di atas, pada hakikatnya menjadi tugas utama yang
harus diperankan oleh seorang guru dalam mentransfer ilmu pengatahuan kepada
anak didik. Hal ini mengingat sebagian besar waktu dalam kehidupan siswa di
sekolah adalah bersama guru, sehingga dalam konteks ini tidak mengherankan
jika tuntutan kapabilitas, profesionalitas, kompetensi dan kemapanan serta
kesiapan secara personal (life skill personality) menjadi suatu kebutuhan yang
sangat mendesak untuk diaplikasikan.

Hasil penelitian tokoh pendidikan dari USA, John Goodlad menunjukkan


bahwa peran guru amat signifikan bagi setiap keberhasilan proses pembelajaran
dan prestasi mereka (Trianto, 2005:36). Pendapat ini jelas dapat diterima karena
ketika para guru telah memasuki ruang kelas dan menutup pintu kelas, maka
kualitas pembelajaran akan lebih banyak ditentukan oleh para guru. Dan hal ini
sangat logis karena ketika proses pembelajaran berlangsung, guru dapat
melakukan apa saja di kelas. Ia dapat tampil sebagai sosok yang menarik siswa
sehingga perannya dapat menebarkan motivasi prestasi.
Posisi guru ibarat sosok arsitektur yang dapat membentuk dan
membangun kepribadian anak didik menjadi orang yang berguna bagi nusa,
bangsa dan agama. Tugas guru tidak hanya berputar dalam skop sebagai tenaga
profesi yaitu mendidik (mentransfer nilai-nilai hidup), mengajar
(mengembangkan disiplin ilmu pengetahuan) dan melatih (mengembangkan
keterampilan), tetapi juga sebagai tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan yang
ikut proaktif terhadap kebutuhan masyarakat, bangsa dan agama (Djamarah,
1994:37).

Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab


terhadap pendidikan siswa, baik secara individual atau-pun kolektif-klasikal, baik
di sekolah maupun di luar sekolah. Semua ini berarti memberi penegasan bahwa
seorang guru minimal memiliki dasar-dasar kompetensi (kecakapan) sebagai
wewenang dan kemampuan dalam menjalankan tugas (Djamarah, 2000:33).

Oleh karena itu, seorang guru perlu memiliki kepribadian, menguasai


bahan pelajaran dan menguasai metode-metode mengajar sebagai dasar
kompetensi. Sebab ketika guru tidak punya bekal kompetensi yang cukup
memadai, maka tidak heran jika kemudian harus diklaim telah gagal dalam
mobilitas proses belajar mengajar.

Dengan demikian, keberhasilan suatu pembelajaran berakar kuat pada


proses substansial bagaimana metode dan model pembelajaran yang
dikembangkan sehingga mampu menghasilkan sesuatu yang menakjubkan,
terutama dalam mencapai target kunci membangun manusia yang seutuhnya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merasa tertarik untuk
meneliti tentang pengaruh metode, utamanya metode inkuiri terhadap prestasi
belajar siswa di MTs. Al-Istikmal Prenduan Kec. Pragaan Kab. Sumenep tahun
pelajaran 2006-2007.

B. Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan masalah


sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa di MTs. Al-
Istikmal Desa Prenduan Kec. Pragaan Kab. Sumenep tahun pelajaran 2006-
2007?.

2. Seberapa besar pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa di


MTs. Al-Istikmal Desa Prenduan Kec. Pragaan Kab. Sumenep tahun pelajaran
2006-2007?.

C. Tujuan Penelitian

Ada beberapa hal yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini,
anatara lain:

1. Ingin mengetahui ada tidaknya pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi


belajar siswa di MTs. Al-Istikmal Desa Prenduan Kec. Pragaan Kab.
Sumenep Tahun Pelajaran 2006-2007.

2. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi


belajar siswa di MTs. Al-Istikmal Desa Prenduan Kec. Pragaan Kab.
Sumenep tahun pelajaran 2006-2007.
D. Kegunaan Peneltian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:

1. Lembaga MTs. Al-Istikmal Prenduan Kec. Pragaan; sebagai sumbangan


pemikiran dan bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam melaksanakan
program pembelajaran yang akan datang.

2. Guru; sebagai input dan bahan pertimbangan yang kritis untuk meningkatkan
kompetensi dan profesionalitasnya dalam mentransfer materi pada siswa.

3. Siswa; sebagai motivasi agar senantiasa meningkatkan prestasi belajarnya.

4. Ilmuwan; sebagai konstribusi untuk memperluas dan memperdalam wawasan


keilmuan dalam mengkaji masalah-masalah yang berhubungan dengan
metode dan prestasi-prestasi siswa.

E. Alasan Memilih Judul

1. Secara Objektif

a. Guru memiliki peranan yang sangat penting terhadap perkembangan dan


peningkatan belajar anak, karena kesuksesan anak juga merupakan
kesuksesan guru.

b. Metode inkuiri dapat memberikan kontribusi pada siswa untuk selalu aktif
dan inovatif, saling bekerja-sama, menyenangkan, belajar dengan
bergairah dan dengan menggunakan berbagai sumber.

2. Secara Subjektif

a. Judul ini selain sesuai dengan bidang dan kompetensi penulis sebagai
mahasiswa IDIA, Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Agama Islam
(PAI), juga disebabkan judul ini, selama dalam penelusuran penulis,
belum ada yang membahas secara tuntas, utamanya berkaitan dengan
pengaruh aplikasi metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa.

b. Penulis melihat bahwa lokasi yang akan diteliti mudah dijangkau dan
dapat menghemat materi maupun immateri.

F. Asumsi

Asumsi disebut juga postulat. Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad M.


Sc. adalah “Sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti
“( Arikunto, 1992:55).

Dalam penelitian, keberadaan asumsi sangat vital dan menempati posisi


yang signifikan, karena dengan adanya asumsi tersebut, peneliti mempunyai dasar
pijakan yang kokoh terhadap masalah yang diteliti sekaligus berfungsi untuk
mempertegas variabel.

Dari penjelasan ini, peneliti dapat merumuskan tentang asumsi sebagai


berikut :

1. Inkuiri adalah metode yang memberikan kesempatan pada anak didik untuk
menemukan sendiri materi atau teori yang sedang dipelajari sehingga mereka
merasa tidak bosan dan jenuh. Karena itu, sifat yang demikian dapat
mengembangkan prestasi akademik anak.

2. Metode ini mempunyai pengaruh untuk memicu dan memacu prestasi belajar
siswa dikarenakan mereka senantiasa terlibat aktif dalam pembelajaran.
G. Hipotesis

Hipotesis adalah “alat yang sangat besar kegunaannya dalam penyelidikan


ilmiah. Hal ini disebabkan hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori
dengan pengamatan, dan sebaliknya pengamatan dengan teori” (Hadi, 2002:32).

Tidak jauh berbeda dengan pendapat di atas, Surakhmad (1990:68)


mengemukakan bahwa hipotesis adalah “sebuah kesimpulan yang belum final dan
harus dibuktikan kebenarannya”.

Eksistensi hipotesis dalam penelitian ini sangat signifikan, karena ia


“merupakan instrumen kerja dari teori. Sebagai hasil teori atau proposisi,
hipotesis lebih spesifik sifatnya sehingga lebih siap untuk diuji secara empiris
(Singarimbun, 1989:43).

Berangkat dari asumsi di atas, maka hipotesis penelitian ini dapat penulis
rumuskan sebagai berikut:

1. Hipotesis kerja ( Ha )

Ada pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi siswa di Madrasah


Tsanawiyah Al-Istikmal Desa Prenduan Kec. Pragaan tahun pelajaran 2006-
2007.

2. Hepotesis nihil ( Ho )

Tidak ada pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi siswa di Madrasah


Tsanawiyah Al-Istikmal Desa Prenduan Kec. Pragaan Tahun Pelajaran 2006-
2007.
H. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian secara efektif-efesien dan valid, maka


penulis memandang perlu memberikan ruang lingkup penelitian yang dalam hal
ini penulis rumuskan sebagai berikut :

Variabel X: Metode Inkuiri

Sub Variabel

Indikator

1. Proses Mengajar Inkuir

1. Observasi dan bertanya

2. Mengajukan dugaan dan


pengumpulan data

3. Menyimpulkan

2. Tujuan Penggunaan
Inkuiri

1. Memberikan kesempatan pada sisiwa


untuk menemukan sendiri materi atau
teori yang sedang dipelajari

2. Siswa aktif menguji dan menafsirkan


problema secara sanitifik yang
memberikan konklusi berdasarkan pada
pembuktian

3. Memberi kontribusi pada siswa untuk


aktif dan inovatif, bekerja-sama,
menyenangkan, belajar dengan
bergairah yang menggunakan
bermacam-macam sumber.
3. Dampak Instruksional
Inkuiri

1. Siswa merasa tidak bosan

2. Motivasi belajar semakin meningkat

3. Prestasi yang memuaskan


Variabel Y: Prestasi Belajar

Sub Variabel

Indikator

1. Prestasi bidang ilmu eksakta

2. Prestasi bidang ilmu humaniora

3. Prestasi bidang ilmu sosial

8 – 10 = 3 (A: Amat Baik)

5 – 7 = 2 (B: Baik)

1 – 4 = 1 (C: Cukup)

I. Batasan Istilah dalam Judul

Untuk memperjelas pemahaman penelitian ini yang berjudul “Pengaruh


Metode Inkuiri Terhadap Prestasi Siswa di MTs. Al-Istikmal Desa Prenduan Kec.
Pragaan Kab. Sumenep”, maka penulis perlu mengemukakan batasan-batasan
istilah sebagai berikut:

a. Pengaruh

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa pengaruh


adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut
membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Tim Penyusun,
1990:644).

Dari pengertian di atas, penulis dapat mengambil suatu benang merah


bahwa yang di maksud pengaruh dalam skripsi ini adalah hubungan kausalitas
antara realisasi metode inkuiri dengan prestasi siswa di MTs. Al-Istikmal
Desa Prenduan Kec. Pragaan Kab. Sumenep.

b. Metode Inkuiri

Metode inkuiri adalah “metode belajar yang memberikan kesempatan


kepada siswa untuk aktif menguji dan menafsirkan problema secara saintifik
yang memberikan konklusi berdasarkan pembuktian” (Nasution, 1996:124).
Metode inkuiri yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah metode yang
mendorong dan mengarahkan siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam
proses belajar-mengajar dengan melakukan berbagai kegiatan belajar.
Kegiatan tersebut dapat berupa mengumpulkan data melalui pengamatan,
memberikan hipotesa, mencatat dan menafsirkan data serta mengambil
kesimpulan. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan
bukan hasil mengingat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.

c. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah alat-alat ukur yang banyak digunakan untuk


menentukan taraf keberhasilan sebuah proses belajar mengajar (teaching
learning process) atau untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah program
pengajaran (Syah, 1999:176). Demikian juga, prestasi belajar adalah penilain
hasil usaha kegiatan belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk angka,
huruf atau simbol yang dapat mencerminkan hasil yang telah dicapai oleh
setiap anak dalam periode tertentu.

Adapun yang dimaksud dengan prestasi belajar yaitu hasil yang


diperoleh siswa setelah mengalami proses belajar yang berupa nilai 7-9. Sebab
angka 7 yang diperoleh siswa sudah termasuk kategori nilai yang lebih dari
cukup, angka 8 termasuk kategori prestasi baik dan angka 9 adalah nominal
yang dikategorikan mencapai prestasi baik sekali (Arikunto, 1994:200).
J. Sistematika

Sistematika penulisan skripsi ini adalah dengan cara membagi beberapa bab,
masing-masing bab meliputi sub-sub yang merupakan bagian. Untuk lebih
jelasnya, penulis akan menguraikan sebagaimana di bawah ini;

Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah,


perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kegunaan penelitian, alasan
pemilihan judul, asumsi, hipotesis, ruang lingkup penelitian, batasan istilah dalam
judul, metodologi penelitian dan diakhiri dengan sistematika pembahasan.

Pada bab II bagian pertama penulis menjelaskan tentang kajian pustaka yang
membahas tinjauan teoritis metode inkuiri yang meliputi; definisi metode inkuiri,
langkah-langkah pelaksanaan metode inkuiri, syarat-syarat penggunaan metode
inkuiri, kelebihan dan kekurangan metode inkuiri. Sedangkan bagian kedua
menjelaskan tinjauan teoritis tentang prestasi belajar; definisi prestasi belajar,
prestasi belajar sebagai hasil standar evaluasi, dengan lima pembahasan; tujuan
evaluasi, fungsi evaluasi, subjek dan objek evaluasi, alat evaluasi, dan faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar. Yang ketiga membahas masalah pengaruh metode
inkuiri terhadap prestasi belajar, dengan tiga pembahasan; tumbuhnya semangat
kreativitas pada siswa, tumbuhnya sikap kritis dan otonomi belajar, dan materi
tidak mudah hilang.

Selanjutnya bab III adalah laporan hasil penelitian. Dalam bab ini, penulis
menjabarkan tentang; tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyajian
data.
Sedangkan pada bab IV penulis membahas tentang analisis data. Dalam
metode ini penulis menggunakan teknik analisis korelasi product moment.

Skripsi ini diakhiri dengan bab V yaitu berisi penutup yang terdiri dari;
kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis tentang Metode Inkuiri

1. Definisi Metode Inkuiri

Adapun definisi inkuiri secara etimologis berasal dari Bahasa Inggris


“Inquiry” yang berarti pemeriksaan dan penemuan (Wodjowasito, 1982:87).
Dengan demikian, inkuiri adalah menemukan atau penemuan terhadap suatu
hal atau masalah-masalah yang dihadapi oleh sesorang.

Sedangkan definisi secara terminologis menurut Suryobroto, (1985:81-


82), “metode inkuiri adalah suatu prosedur mengajar yang mementingkan
pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan percobaan lain, sebelum
sampai kepada generalisasi. Sebelum sisiwa sadar akan pengertian, guru tidak
menjelaskan dengan kata-kata”.

Dengan demikian dapadt dikatakan bahwa metode inkuiri adalah suatu


metode di mana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-
siswanya menemukan sendiri informasi yang secara tradisional biasa
diberitahukan atau diceramahkan saja.

Pada konteks ini, para guru tidak perlu menjejalkan seluruh informasi ke
dalam benak anak. Sebab anak sendiri pada hakikatnya telah memiliki potensi
dalam dirinya untuk menemukan sendiri informasi itu. Informasi yang
disampaikan guru hendaknya hanya dibatasi pada informasi yang benar-benar
mendasar dan “memancing” siswa untuk “menggali” informasi selanjutnya.
Jika kepada siswa diberikan peluang untuk mencari dan menemukan sendiri,
maka mereka akan merasakan gerakan pikiran, perasaan dan hati. Gerakan-
gerakan dalam diri anak ini akan membuat kegiatan belajar itu tidak akan
membosankan tetapi justeru semakin menggairahkan (Smiawan,1985:13).

Pada metode inkuiri, guru hanya menampilkan faktor atau kejadian atau
demonstrasi. Siswa berusaha mengumpulkan informasi dan mencari sendiri
dari buku, teks, dokumen, data statistik, publikasi dan sebagainya (Usman,
2002:122).

Dengan demikian, metode inkuiri menuntut siswa untuk


mengembangkan aktivitasnya sendiri baik secara berkelompok atau secara
sendiri-sendiri tergantung pada setting yang ditentukan sebelumnya.

2. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Inkuiri

Mengajar bukan sekedar ceramah dan berdiri di depan kelas, akan tetapi
bagaimana teknik dan strategi guru dalam mengkomunikasikan pesan/materi
pengajaran, berinteraksi, mengorganisir dan mengelola siswa sehingga dapat
berhasil dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Salah-satu kunci keberhasilan pengajaran bilamana guru memiliki dan


menguasai metodologi pengajaran secara baik. Oleh karenanya, dalam sub
bab ini penulis akan menguraikan tentang langkah-langkah dan proses
aplikatif metode inkuiri sebagaimana dijabarkan oleh Suryobroto (1985:46-
47) berikut ini:

a. Mengidentifikasi kebutuhan siswa.

b. Menyeleksi pendahuluan terhdap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan


generalisasi yang akan dipelajari.

c. Menyeleksi bahan dan problem.

d. Membantu memperjelas tugas atau problem yang akan dipelajari dan


peranan-peranan masing-masing siswa.

e. Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan.

f. Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan


tugas-tugas siswa.

g. Memberi kesempatan pada siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan


dan tugas-tugas siswa.

h. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan.

i. Membantu siswa dengan informasi data jika diperlukan oleh siswa.

j. Memimpin analisa sendiri (self analiysis) dengan pertanyaan yang


mengarahkan dan mengidentifikasi proses.

k. Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa yang lain.

l. Memuji dan membesarkan siswa yang aktif dan giat dalam penemuan.

m. Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil


penemuannya. (Suryobroto, 1985: 46-47).
Dengan demikian, penulis dapat menyimpulkan bahwa untuk
mengaplikasikan metode inkuiri membutuhkan beberapa langkah yang harus
dipersiapkan oleh guru agar proses belajar mengajar dapat berjalan secara
efektif-efesien, optimal dan totalitas.

Adapun langkah-langkah tersebut yang sudah dijabarkan di atas,


menurut penulis yang paling urgen adalah obsevasi, bertanya, mengajukan
dugaan atau hipotesis, mengumpulkan data dan yang terakhir adalah
menyimpulkan atau membrikan konklusi.
3. Syarat-syarat Penggunaan Metode Inkuiri

Pendekatan inkuiri dalam mengajar mencakup pendekatan modern yang


sangat didambakan untuk dilaksanakan di setiap sekolah. Adanya tuduhan
bahwa sekolah menciptakan “kultur bisu” tidak akan terjadi apabila
pendekatan ini digunakan.

Pendekatan inkuiri dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat-syarat


sebagai berikut; (a) guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk
diajukan kepada kelas (persoalan besumber dari bahan pelajaran yang
menantang siswa atau yang problematis) dan sesuai dengan daya nalar siswa;
(b) guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan
menciptakan situasi belajar yang menyenangkan; (c) adanya fasilitas dan
sumber belajar yang cukup; (d) adanya kebebasan siswa untuk berpendapat,
berkarya, berdiskusi; (e) partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar;
dan (f) guru tidak banyak intervensi terhadap kegiatan siswa (Sudjana,
1989:74).

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Inkuiri

Berangkat dari suatu paradigma bahwa setiap segala sesuatu pasti


mempunyai kelebihan dan kekurangan. Demikian juga halnya dengan metode
inkuiri. Adapun kekurangan dan kelebihan metode ini menurut Suryobroto
(1986:48-49) adalah:
a. Kelebihan Metode Inkuiri

1) Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak


persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa,
andaikata siswa itu dilibatkan terus dalam penemuan terpimpin.
Kekuatan dari proses penemuan datang dari usaha untuk menemukan;
jadi seseorang belajar bagaimana belajar itu.

2) Pengetahuan yang diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya


dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kokoh; dalam
arti pendalaman dari pengertian, retensi dan transfer.

3) Strategi inkuiri membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa


merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan
kadang-kadang kegagalan.

4) Metode ini memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju


sesuai dengan kemampuannya sendiri.

5) Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya,


sehingga ia lebih merasa terlibat dan termotivasi sendiri untuk belajar,
paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus.

6) Metode ini dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan


bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses penemuan.
Demikian juga dapat memungkinkan siswa sanggup mengatasi kondisi
yang mengecewakan.
7) Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan pada
mereka dan guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide.
Guru menjadi teman belajar, terutama dalam situasi penemuan yang
“jawaban”-nya belum diketahui sebelumnya.

8) Membatu perkembangan siswa menuju skeptisisme yang sehat untuk


menemukan kebenaran akhir dan mutlak.

b. Kekurangan Metode Inkuiri

1) Metode ini disyaratkan harus ada persiapan mental untuk cara belajar
ini. Mislanya siswa yang lamban mungkin merasakan kebingungan
dalam usahanya mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan
hal-hal yang abstrak, atau menemukan saling ketergantungan antara
pengertian dalam suatu subyek, atau dalam usahanya menyusun suatu
hasil penemuan dalam bentuk tertulis. Sementara siswa yang lebih
pandai mungkin akan memonopoli penemuan dan menimbulkan
frustasi pada siswa yang lain.

2) Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas yang kwantitas


siswanya dalam jumlah besar. Misalnya sebagian besar siswa
menemukan teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk
kata-kata tertentu.

3) Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan


guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran
secara tradisional.
4) Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu
mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan
diperolehnya sikap dan keterampilan. Sedangkan sikap keterampilan
diperlukan untuk memperoleh pengertian atau sebagai perkembangan
emosional-sosial secara keseluruhan pada anak.

5) Dalam beberapa ilmu (misalnya IPA), fasilitas yang dibutuhkan untuk


mencoba ide-ide mungkin jarang tersedia.

6) Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berpikir


kreatif, kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah
diseleksi terlebih dahulu oleh guru, demikian pula proses-proses di
bawah pembinaannya. Tidak semua pemecahan masalah menjamin
penemuan yang penuh arti. Pemecahan masalah dapat bersifat
membosankan mekanistis, formalitas dan pasif seperti bentuk terburuk
dari metode ekspositoris verbal.

5. Peran Guru dalam Metode Inkuri

Keberhasilan suatu apapun adalah tergantung pada metode yang


digunakan. Sebab jika metode yang digunakan tidak realibel dan aplikatif,
maka apa saja yang kita harapkan tidak akan berhasil. Demikian pula halnya
dengan proses belajar mengajar yang dalam hal ini bagaimana dan metode apa
yang digunakan serta bagaimana pula metode tersebut digunakan oleh guru
dalam proses belajar mengajar.
Adapun peranan guru ketika menggunakan metode inkuiri adalah
sebagai berikut:

a. Guru sebagai Fasilitator

Tugas guru sebagai fasilitator adalah dituntut untuk mempunyai


kapabilitas dalam mengupayakan fasilitas sumber pelajaran yang akan
diterapkan untuk dijadikan bahan motivasi dalam mencapai tujuan proses
belajar mengajar yang baik dalam bentuk keynote speaker, buku, majalah,
koran dan lain sebagainya (Usman, 2000:9).

Demikian pula, tugas guru sebagai fasilitator dalam metode inkuiri


adalah menyiapkan tugas atau problem yang akan dipecahkan oleh siswa,
memberikan klarifikasi-klarifikasi, menyiapkan setting kelas, menyiapkan
alat-alat dan fasilitas belajar yang diperlukan, memberikan kesempatan
pelaksanaan, sumber informasi jika diperlukan dan membantu siswa agar
dapat sendiri merumuskan kesimpulan dan implikasi-implikasinya
(Suryobroto, 1986:45).

b. Guru sebagai Dinamisator

Adapun tugas guru sebagai dinamisator dalam metode inkuiri


adalah merangsang terjadinya self analysis, merangsang terjadinya
interaksi, memuji dan membesarkan hari siswa untuk lebih bergairah
dalam kegiatan-kegiatannya (Suryobroto, 1986:45).
B. Tinjauan Teoritis tentang Prestasi Belajar

1. Definsi Prestasi Belajar

Prestasi Belajar adalah sebuah frase yang terdiri dari dua kata, yakni
“prestasi” dan “belajar”. Dari kedua kata tersebut mempunyai arti yang
berbeda. Oleh karena itu, sebelum pengertian “prestasi belajar” dibicarakan
ada baiknya pembahasan ini penulis akan mengarahkan pada pembahasan
yang pertama untuk mendapatkan pemahaman yaang autentik lebih jauh
mengenai makna kata “prestasi” dan “belajar”. Hal ini juga untuk
memudahkan pemahaman lebih mendalam tentang pengertian “prestasi
belajar” itu sendiri.

Kata prestasi adalah berarti hasil dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok (Djamarah,
1994:19). Oleh karena itu, prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama
seseorang tidak bisa melakukan kegiatan. Dalam kenyataannya, untuk
mendapatkan prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh
perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi dengan hati tabah
dan tekun untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan dan sikap optimisme
dirilah yang dapat membantu untuk mencapai impian besarnya.

Hanya saja Djamarah (1994:20) memberikan batasan bahwa prestasi


adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang
berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka
setelah nilai-nlai yang terdapat dalam kurikulum.
Adapun definisi belajar adalah "suatu perubahan di dalam kepribadian
yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian" (Purwanto,
1991:84).

Sementara menuurut pandangan modern sebagimana dikemukakan


oleh Soeparto, bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
interaksi dengan lingkungannya (Soeparto, 1983:55).

Sejalan dengan itu, Djamarah (1994:21) mengemukakan suatu


rumusan, bahwa belajar sebagai rangkaian jiwa-raga, psikofisik menuju ke
perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta,
rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Sebagai hasil dari aktivitas belajar ini akan dapat dilihat dan
dibuktikan dari perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Disamping itu pula, belajar tidak hanya mempengaruhi pada perubahan yang
terjadi dalam diri individu sebagai hasil dari pengalaman, tetapi juga
merupakan usaha dari individu itu sendiri dalam interaksinya dengan
lingkungan. Interaksi dimaksud tidak lain adalah interaksi edukatif yang
memungkinkan terjadinya proses interaksi belajar mengajar.

Postulat di atas, memberikan indikasi yang sangat jelas bahwa belajar


tidak selamanya terjadi dalam proses interaksi belajar mengajar, tetapi bisa
juga terjadi di luar proses itu. Individu yang belajar sendiri di rumah adalah
aktivitas belajar yang terlepas dari proses interaksi belajar mengajar. Namun
walau bagaimanapun belajar tetap meerupakan suatu usaha yang dilakukan
untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu
dalam interaksinya dengan lingkungannya (Soemanto, 1990:98).

Dengan demikaian, bisa dipastikan bahwa esensi dari aktivitas belajar


adalah serangkaian aktivitass jiwa-raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang terkait erat dengan kapabilitas kognitif, afektif dan
psikomotorik yang pada puncak akhirnya akan memberikan efek pada pola
pikir individu dalam berbuat dan bertindak.

Dari semua eksplorasi tentang makna kata prestasi dan belajar di atas,
maka kita memperoleh gambaran yang jelas tentang definisi “prestasi” dan
“belajar”. Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari suatu
aktivitas. Sedangkan belajar pada hakikatnya adalah suatu proses yang
mengakibatkan perubahan tingkah laku baik dalam bentuk evolusioner
maupun revolusioner dalam diri individu.

Berdasarkan paradigma di atas, prestasi belajar dapat dirumuskan


sebagaimana berikut :

a. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika
mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di
sekolah/madrasah.
b. Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena
bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi.

c. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka
nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan
ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya (Tu'u, 2004:75).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar secara


terminologis yaitu berarti adalah alat-alat yang banyak digunakan untuk
menentukan taraf keberhasilan sebuah proses belajar mengajar (teaching
learning process) atau untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah program
pengajaran (Syah, 1999:176).

Demikian pula, prestasi belajar dapat diartikan sebagai penguasaan


pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh
guru.

2. Prestasi Belajar Sebagai Hasil Standar Evaluasi

Jika perubahan tingkah laku merupakan satu-satunya tujuan dan


jaminan yang akan dicapai dari aktifitas belajar, maka perubahan tingkah laku
itu-lah sebagai salah satu dari sekian indikator yang akan menjamin
autentisitas dan validitasnya untuk dijadikan tolak ukur tentang progresifitas
dan kapabilitas seseorang dalam segala hal yang diperoleh di
sekolah/madrasah dengan cara melaksanakan evaluasi beserta instrumennya.
Sebab, melalui media evaluasi, target yang akan dicapai adalah untuk
melakukan cek and ricek pada penguasaan mata pelajaran yang telah
ditransfer oleh seseorang, sehingga muncullah di kemudian hari sebagai sinyal
akan adanya prestasi belajar.

Terminologi evaluasi sendiri adalah suatu kegiatan untuk menentukan


kemajuan suatu pekerjaan di dalam pembelajaran, baik hal-hal yang berkaitan
dengan metode pengajaran guru maupun daya serap pelajaran yang diterima
oleh siswa (Zuhairini, 1983:154).

Sehubungan dengan atrikulasinya evaluasi sebagai bagian dari


barometer prsetasi belajar, maka uraian tentang tujuan, fungsi dan alat
evaluasi mutlak diperlukan oleh penulis sebagaimana berikut :

a. Tujuan Evaluasi

Adapun tujuan dari eveluasi adalah :

1) Sebagai fungsi selektif. Fungsi ini bertujuan untuk menentukan apakah


siswa bisa naik kelas atau harus mengulang, diterima di kelas tertentu,
mendapat beasiswa dan juga untuk mengetahui apakah siswa tersebut
berhak untuk keluar (alumni) dari sekolah.

2) Sebagai fungsi diagnostik. Artinya, evaluasi ini digunakan sebagai


media untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan siswa.

3) Sebagai fungsi penempatan posisi siswa baik dalam intern kelas


maupun ekstern kelas.
4) Sebagai barometer keberhasilan siswa. Dalam hal ini, barometer
digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil
diterapkan dan diserap oleh siswa. Keberhasilan ini ditentukan oleh
beberapa faktor, yaitu guru, metode mengajar, kurikulum, sarana, dan
sistem administrasi (Arikunto, 1994:7-8).

Dari tujuan-tujuan yang di kemukakan di atas, maka pelaksanaan


evaluasi mempunyai manfaat dan kontribusi yang sangat besar. Manfaat
itu dapat ditinjau dari pelaksanaannya dan ketika akan memprogram serta
melaksanakan proses belajar mengajar di masa mendatang (Ali,
1992:113).

b. Fungsi Evaluasi

1) Untuk memberikan umpan balik (feed back) kepada guru sebagai


dasar untuk memeprbaiki proses belajar mengajar, serta mengadakan
perbaikan program bagi murid.

2) Untuk memberikan angka (skor) yang objektif tentang progresifitas


siswa, antara lain digunakan dalam rangka pemberian laporan
kemajuan belajar pada murid kepada orang tua, penentuan kenaikan
kelas, serta penentuan lulus tidaknya seorang murid.

3) Untuk menentukan murid di dalam situasi belajar mengajar yang tepat,


sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

4) Untuk mengenal latar belakang siswa baik menyangkut psikologi, fisik


maupun lingkungan siswa yang mengalami kesulitan belajar yang
nantinya dapat digunakan sebagai dasar dalam pemecahan kesulitan-
kesulitan belajar yang timbul (Ahmadi dan Widodo, 1991:189).

c. Subjek dan objek evaluasi

Subjek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi


sesuai dengan aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku.
Artinya, jika pelaksanaan evaluasi itu berkaitan dengan prestasi belajar,
maka subyeknya adalah guru. Sebaliknya, jika evaluasi itu berkaitan
dengan kepribadian di mana menggunakan sebuah alat ukur yang sudah
distandarisir maka subyeknya adalah ahli psikologi (Arikunto, 1994:18).
Sedangkan objek dari evaluasi, sebagaimana dijelaskan oleh Sudjana yang
dikutip oleh Djamarah, bahwa pada umumnya ada tiga sasaran pokok
evaluasi, yaitu :

1) Segi tingkah laku yang menyangkut sikap, minat, perhatian, dan


keterampilan siswa sebagai akibat dari proses belajar mengajar.

2) Segi sisi pendidikan atas penguasaan bahan pelajaran yang diberikan


guru dalam proses belajar mengajar.

3) Segi yang menyangkut proses belajar mengajar itu sendiri. Proses


mengajar dan belajar perlu penilaian secara objektif dari guru, sebab
baik dan tidaknya proses tersebut akan menentukan baik dan tidaknya
hasil belajar yang dicapai oleh siswa (Djamarah, 2000:213).
d. Alat Evaluasi

Secara garis besar, alat evaluasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu tes
dan non-tes. Adapun teknik pelaksanaannya sebagai berikut :

1) Teknik non-tes. Teknik ini menggunakan skala bertingkat (rating


scale), kuesioner (questionair), daftar cocok (check list), wawancara
(interview), pengamatan (observation), dan riwayat hidup (Arikunto,
1994:19-21).

2) Teknik tes. Tehnik ini ada tiga macam, sebagaimana penjelasan di


bawah ini :

2.a. Tes diagnostik, yaitu untuk mengetahui apakah bantuan yang


diberikan pada siswa yang menemukan kesulitan sudah
memadai, maka diadakan suautu penilaian.

2.b. Tes formatif, yaitu untuk mengetahui hasil belajar mengajar pada
setiap akhir satuan mata pelajaran.

2.c. Tes Sumatif, yaitu untuk mengetahui hasil belajar mengajar pada
akhir catur wulan atau akhir tahun ajaran dari keseluruhan
program (Zuhairini, 1983:155-156).

3. Peranan dan Kompetensi Guru Terhadap Perkembangan Prestasi Belajar

Pada hakikatnya, dalam proses interaksi belajar mengajar, guru adalah


sosok yang memegang peranan penting dalam memberikan pelajaran dan
siswa adalah anak yang menerima pelajaran. Dalam mentransfer pengetahuan
kepada siswa diperlukan pengetahuan atau kecakapan atau keterampilan
sebagai guru. Tanpa ini semua, tidak mungkin proses interaksi belajar
mengajar dapat berjalan secara kondusif dan profesional. Disinilah posisi
idealisme kompetensi (kemampuan) guru mutlak diperlukan dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.

Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab


terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual atau-pun kolektif-
klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Semua ini berarti memberi
penegasan bahwa seorang guru minimal memiliki-dasar-dasar kompetensi
(kecakapan) sebagai wewenang dan kemampuan dalam menjalankan tugas
(Djamarah, 1999:33).

Oleh karena itu, seorang guru perlu memiliki kepribadian, menguasai


bahan pelajaran dan menguasai cara-cara mengajar sebagai dasar kompetensi.
Namun ketika guru tidak punya bekal kompetensi yang cukup memadai, maka
tidak heran jika kemudian harus diklaim telah gagal dalam mobilitas proses
belajar mengajar.

Tiap orang yang memiliki naluri guru yang murni akan lebih senang
hidup terus dengan buku-bukunya daripada dalam perutnya. Suatu perasaan
kemerdekaan intelektual sangat penting artinya bagi pemenuhan yang
sesungguhnya dari fungsi-fungsi guru, sebab memang sudah tugasnya untuk
menanamkan pengetahuan serta daya nalar (reasonableness) yang dimilikinya
ke dalam proses pembentukan pendapat umum (Russel, 1991:5).
Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk dan membangun
kepribadian anak didik menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa dan
agama. Tugas guru tidak hanya berputar dalam skop sebagai tenaga profesi
yaitu mendidik (mentransfer nilai-nilai hidup), mengajar (mengembangkan
disiplin ilmu pengetahuan) dan melatih (mengembangkan keterampilan),
tetapi juga sebagai tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan yang ikut proaktif
terhadap kebutuhan masyarakat, bangsa dan agama (Djamarah, 1999:37).

Kiprah seorang guru merupakan elemen penting dan punya peran yang
cukup signifikan dan strategis dalam sebuah sistem pendidikan baik
menyangkut metode, karisma, maupun tingkah laku. Hal ini disebabkan sosok
yang akan mendidik, mengajar daan melatih siswa adalah tugas dan tanggung
jawab guru.

Selain kepribadian guru seperti memberi perhatian, hangat, dan


suportif diyakini bisa memberi motivasi yang pada gilrannya bisa
meningkatkan prestasi siswa. Empati yang tepat seorang guru kepada
siswanya juga dapat membantu perkembangan prestasi belajar mereka secara
signifikan. Demkian pula, tidak kalah pentingnya guru perlu membangun citra
positif tentang dirinya jika ingin agar siswanya memberi respon dan bisa
diajak bekerja sama dalam proses pembelajaran (Jamaluddin, 2000:37).

Adapun peranan seorang guru baik dalam menciptakan iklim edukatif


di internal lembaga sekolah maupun di masyarakat dan juga peranan dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa, penulis akan mengutip pendapat Usman
(2000:9) secara spesifik dan menjabarkannya sebagaimana berikut :

a. Guru sebagai demonstrator

b. Guru sebagai mediator dan fasilitator

c. Guru sebagai organisator

d. Guru sebagai evaluator

Pada kenyataannya, ketika seorang guru mengajar di depan kelas, ia


telah berkiprah sebagai demonstrator yang mendemonstrasikan
pengetahuannya pada siswa. Dengan demikian, sebagai demonstrator, guru
harus mempunyai skil dan kemampuan untuk memformulasikan dengan
cermat tujuan instruksional pelajaran yang ia berikan, juga harus mampu
memahami kurikulum dan metode yang akan diaplikasikan pada siswa.
Disamping itu pula, guru harus selalu waspada untuk selalu terus menerus
meningkatkan pengetahuannya sebagai syarat dalam melakukan tugas sebagai
guru dan demonstrator.

Sebagai mediator guru dituntut untuk mempunyai kapabilitas dan


harapan jangkauan waktu terutama tentang persoalan pedagogikal. Demikian
pula, tugas guru sebagai mediator adalah harus mempunyai kemampuan untuk
memilih, menggunakan dan mengusahakan media pembelajaran yang baik
bagi siswa.

Sedangkan tugas guru sebagai fasilitator adalah dituntut untuk


mempunyai kapabilitas dalam mengupayakan fasilitas sumber pelajaran yang
akan diterapkan untuk dijadikan bahan motivasi dalam mencapai tujuan
proses belajar mengajar yang baik dalam bentuk keynote speaker, buku,
majalah, koran dan lain sebagainya.

Sebagai evaluator, tentunya guru dituntut punya kapabilitas dan


keterampilan dalam memberikan nilai. Sebab prestasi belajar yang telah
dicapai oleh siswa bisa diketahui dengan nilai yang diberikan oleh gurunya.
Informasi prestasi yang diberikan melalui nilai setelah diadakan evaluasi akan
mempunyai pengaruh umpan balik (fedd back) untuk dijadikan letak dasar
korektif dan peningkatan proses belajar mengajar di masa yang akan datang.

4. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Setiap sesuatu memiliki ruh atau esensi. Ruh sebuah lembaga


pendidikan adalah kualitas proses belajar-mengajar yang diciptakan dan
kualitas produks yang dihasilkan. Sebuah upaya membangun lembaga
pendidikan yang efektif dan bonavid, apapun bentuknya, menjadi tidak
bermakna bila tidak diikuti dengan upaya menciptakan suasana belajar yang
kondusif bagi setiap siswa. Sebab suasana kundusif itu-lah merupakan bagian
dari embrio pendidikan yang akan berakibat pada prestasi belajar.

Fenomena yang sering kali terjadi dalam dunia pendidikan bahwa


kontribusi dan peranan guru, ternyata bukanlah satu-satunya alasan yang
harus dijadikan domain atas prestasi belajar siswa, tetapi juga akan
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain. Untuk itu, mengingat akan artikulasi
dan signifikansi dari prestasi belajar, maka pokok bahasan dalam sub bab ini,
penulis akan mengkonsentrasikan dan mengeksplorasi tentang beberapa faktor
yang akan mempengaruhi pada prestasi siswa, di antaranya adalah :

a. Faktor kecerdasan

b. Faktor bakat

c. Faktor minat dan perhatiian

d. Faktor motif

e. Faktor metode belajar

f. Faktor lingkungan keluarga

g. Faktor sekolah (Tu’u, 2004:79-81).

Dari ketujuh faktor tersebut di atas, agar dapat dipahami secara


konkrit, penulis akan mengutip pendapat Tu’u (2004:79-81) dan
menjabarkannya satu-persatu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
sebagaimana terungkap di bawah ini :

a. Tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki oleh siswa sangat menentukan


keberhasilannya mencapai prestasi belajar. Tetapi faktor kecerdasan siswa
ini, juga penting sekali diketahui oleh guru mengingat kecerdasan antara
siswa yang satu dengan yang lain sangat variatif. Dengan demikian, guru
harus mampu menekuni dan mengetahui aneka ragam metode mengajar
untuk diaplikasikan secara kondisional dan kontekstual.

b. Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang dibawanya sejak
lahir yang diterima sebagai warisan dari orang tua. Bagi siswa bakat bisa
berbeda dengan siswa lain. Ada siswa yang berbakat dalam bidang ilmu
sosial, ada yang ilmu pasti. Karena itu, siswa yang berbakat dalam ilmu
sosial akan sukar berprestasi tinggi di bidang ilmu pasti, dan sebaliknya.
Bakat-bakat yang dimiliki siswa tersebut apabila diberi kesempatan
dikembangkan dalam pembelajaran, akan dapat mencapai prestasi tinggi.

c. Minat adalah kecenderungan yang besar terhadap sesuatu. Perhatian


adalah melihat dan mendengar dengan baik dan teliti terhadap sesuatu.
Minat dan perhatian biasanya punya relasi yang sangat erat sekali. Apabila
siswa menaruh minat pada suatu mata pelajaran tertentu, hal ini biasanya
cenderung memperhatikannya dengan baik. Minat dan perhatain inilah
yang nantinya akan memberi dampak yang baik bagi prestasi siswa.

d. Motif adalah dorongan yang membuat seseorang untuk berbuat sesuatu.


Motif selalu mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan
seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam belajar, jika
siswa mempunyai motif yang baik dan kuat, hal itu akan memperbesar
usaha dan kegiatannya untuk mencapai prestasi yang tinggi.

e. Keberhasilan studi siswa dipengaruhi juga oleh cara belajar siswa. Cara
belajar yang efesien memungkinkan mencapai prestasi lebih tinggi
dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efesien.

f. Sebagian waktu seseorang siswa berada di rumah. Orang tua, dan adik-
kakak siswa adalah orang yang paling dekat dengan dirinya. Oleh karena
itu, keluarga merupakan salah satu potensi yang besar dan positif memberi
pengaruh pada prestasi siswa.

g. Selain keluarga, sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar


memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, sekolah
merupakan lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki
sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman nilai-nilai etik, moral,
mental, spritual, disiplin dan ilmu pengetahuan.

Selain tujuh faktor di atas, juga yang dapat mempengaruhi prestasi


belajar siswa yaitu; Pertama, peer-group. Artinya, hubungan yang baik
dengan sesama teman mempengaruhi capaian prestasi mereka melalui
stimulasi dan kondisi belajar yang inklusif yang mendorong siswa untuk
berkonsentrasi dan memberikan yang terbaik yang bisa dilakukan. Kedua,
kesehatan. Artinya, kesehatan fisik maupun psikis seringkali menjadi faktor
krusial yang mepengaruhi aktivitas belajar. Sebab siswa yang tidak sehat,
selain mengakibatkan minimnya konsentrasi, juga akan berdampak buruk
untuk menerima pelajaran secara baik dan optimal. Hanya saja, persoalan
kesehatan dan pendidikan selalu dipandang sebagai topik terpisah baik dalam
penelitian maupun dalam perspektif kebijakan. Padahal, hampir setiap hari
seorang guru maupun orang tua harus berhadapan dengan akibat negatif
gangguan kesehatan dan makanan, seperti anak tidak masuk sekolah atau
kurang bisa konsentrasi dalam belajar. Ketiga, single sex class, yaitu untuk
menganjurkan kelas dengan kelamin tunggal (single sex class) tanpa
mencampurkan laki-laki dan perempuan. Alasannya, sejauh ini pencampuran
antara laki-laki dan perempuan dalam kelas (coeducational system) telah
gagal memberikan manfaat kepada mereka secara seimbang (Jamaluddin,
2002:47-59).
Sebaliknya, sistem single sex class ini pada kenyataannya hanya
menjadi alat mempertegas privilege laki-laki, atau siswa laki-laki diberikan
perhatian yang lebih dari pada perempuan yang pada akhirnya mendominasi
diskusi dan interaksi dalam kelas. Di bagian lain, single sex class diyakini bisa
memberikan perhatian dan keleluasaan yang cukup memadai bagi
perempuaan untuk berekspresi dan pada gilirannya secara signifikan
meningkatkan prestasi mereka (Jamaluddin, 2002:60).

Dari semua faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa


yang telah penulis jabarkan ini tidak bisa direalisasikan secara optimal jika
tidak mendapat respon positif dan dukungan dari semua pihak baik
menyangkut orang tua, pihak sekolah, masyarakat maupun siswa sendiri.

C. Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Prestasi Belajar

Sebagaiman telah banyak disinggung di atas bahwa kunci sukses dalam


belajar adalah tergantung seberapa besar dan metode apa yang digunakan oleh
seorang guru dalam mentransmisikan meteri pembelajran. Hanya saja penentuan
adanya prestasi belajar ini juga dipengaruhi oleh variabel lain, seperti kompetensi
afektif dan psikomotorik. Sedangkan metode inkuiri itu hanya ditekankan pada
kemampuan kognitifnya saja.

Adapun tujuan umum penggunaan metode inkuiri adalah menolong anak


didik mengembangkan diisiplin intelektual dan keterampilan yang dibutuhkan
dengan memberikan pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa
kuriositas atau problema yang menimbulkan “teka-teki” yang dapat memotivasi
anak untuk pemecahannya.

Sedangkan pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa adalah


menumbuhkan semangat kreativitas pada siwa, menumbuhkan sikap kritis dan
otonomi belajar dan materi yang diterima siswa tidak mudah hilang (Nasutio,
1996:124). Jika dari beberapa pengaruh tersebut di atas telah mengakar kuat
dalam kepribadian siswa, maka hal yang demikian dapat dipastikan bahwa
prestasi mereka akan meningkat tajam dari kondisi sebelumnya.

Dari beberapa pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa di


atas, penulis akan menguraikannya sebagaimana berikut:

1. Tumbuhnya Semangat Kreativitas Pada Siswa.

Siswa pada hakikatnya belajar sambil bekerja atau melakukan


aktivitas. Bekerja adalah tuntutan pernyataan siswa. Karena itu, siswa perlu
diberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan yanta yang melibatkan otot
dan pikirannya. Semakin siswa bertumbuh, maka semakin berkurang kadar
bekerja dan semakin bertambah pula kadar berpikir. Apa yang diperoleh anak
melalui kegiatan bekerja, mencari, dan menemukan sendiri tak akan mudah
dilupakan. Hal itu akan tertanam dalam hati sanubari dan pikiran anak. Para
siswa akan bergembira kalau diberi kesempatan untuk menyalurkan
kemampuan kreativitasnya (Semiawan, 1989:11).

2. Tumbuhnya Sikap Kritis dan Otonomi Belajar


Dalam dekade terakhir ini, sekolah dalam titik jenuhnya (saturation of
point) telah gagal pula mengaktualisasikan metode Androgoginya, yaitu
metode pendidikan yang memposisikan anak didik sebagai orang dewasa
yang harus diasumsikan memiliki kemampuan aktif untuk memformulasikan
arah futuristiknya, menganalisis dan mengambil manfaat dari pendidikan yang
-telah atau sedang- ditempuhnya. Sementara metode Pedagogi yang -
memposisikan siswa secara pasif; guru aktif, siswa dievaluasi; guru
mengevaluasi dan siswa digurui; guru menggurui- selalu menjadi lokomotif
paling utama yang tidak pernah hengkang dari dunia pendidikan. Betapa
banyak sekali yang telah dilakukan oleh para guru yang menganggap
siswanya sebagai sosok setengah manusia (subhuman) dan jarang
memperlakukan mereka sebagai sosok yang benar-benar manusia (human).

Semestinya guru harus merasa bangga dan memberikan iklim


tumbuhnya daya kritis agar mereka lebih potensial. Apalagi jika ada anak
yang mempertanyakan masalah Agama secara kritis, seringkali seorang guru
serta-merta dirundung rasa over worried (khawatir yang berlebihan) dan
phobi, jangan-jangan sikap kritis tadi akan merusak akidah dan keimanan
teologi anak. Anak-anak akhirnya tidak memperoleh wawasan keagamaan
yang kritis dan independen. Tatkala dengan wujud kepatuhan Agama yang
kita berikan itu dibenturkan dengan realitas hukum yang problematis-
dilematis (musykilat), mereka akhirnya tidak memiliki daya tahan banting
religiusitas yang tangguh untuk menghadapinya. Sebab mereka memang
belum terbiasa mempergumulkan pandangan teologisnya dengan kenyataan
empiris (Abdurrohman, 1999:167).

Semua realitas di atas dapat berubah jika guru menggunakan metode


inkuiri. Sebab metode ini adalah menempatkan siswa lebih banyak belajar
sendiri, mengembangkan kreativitas dalam pemecahan masalah, siswa betul-
betul ditempatkan sebagi subjek yang belajar. Sedangkan model komunikasi
yang digunakan dalam metode ini adalah bukan model komunikasi satu arah
atau komunikasi sebagai aksi, tetapi komunikasi banyak arah atu komunikasi
sebagai transaksi. Peran guru dalam metode inkuiri adalah pembimbing
belajar dan fasilitator belajar. Tugas utama guru adalah memilih masalah yang
perlu dilontarkan kepada kelas untuk dipecahkan oleh sisiwa sendiri. Tugas
guru berikutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka
pemecaha masalah. Sudah barang tentu bimbingan dan pengawasan guru
masih tetap diperlukan, namun intervensi terhadap kegiatan siswa dalam
pemecahan masalah harus dikurangi (Sudjana, 1998:74-75).

3. Materi Tidak Mudah Hilang

Ketika siswa telah menerima materi dari gurunya, pada dasarnya


mereka telah memiliki sejumlah pengetahuan, namun banyak pengetahuan itu
diterima dari guru sebagai informsi, sedangkan mereka sendiri tidak
dibiasakan untuk mencoba menemukan sendiri pengetahuan atau informasi
itu. Dalam konteks yang demikian, maka akibatnya pengetahuan itu menjadi
tidak bermakna dalam kehidupan sehari-hari dan otomatis informasi atau
materi yang diterima akan mudah hilang (Semiawan, 1989:6).

Semua ini dapat terjadi jika dalam proses pembelajaran tidak pernah
menggunakan model pembelajaran partisipatif yang mencoba membawa anak
ke dalam sistuasi yang memberikan kesempatan pada dirinya untuk
menggunakan apa yang telah diketahui dan menyadari apa yang mereka
lakukan itu adalah hasil perolehan mereka sendiri dan bukan perolehan guru.
BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Tahap Persiapan

Dengan berbekal ilmu yang diperoleh dari kuliah di Fakultas Tarbiyah


Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien (IDIA) Prenduan dan ilmu-ilmu yang
diperoleh dari mengkaji buku-buku atau literatur yang penulis baca, maka penulis
mempersiapkan diri untuk menyusun skripsi ini. Demikian juga dalam hal
persiapan-persiapan untuk melaksanakan penelitian dalam rangka memperoleh
data yang berhubungan dengan penyusunan skripsi ini.

Adapun persiapan dalam rangka penyusunan skripsi ini dapat penulis


kemukakan langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Langkah pertama pada tanggal 11 Pebruari 2007 adalah pengajuan judul


kepada dosen pembimbing, dan setelah diseleksi dan disetujui, maka pada
tanggal 15 Pebruari 2007 penulis kemudian menyusun proposal penelitian.

2. Langkah kedua pada tanggal 19 Maret 2007 adalah pengajuan proposal dari
judul yang telah disetujui kepada dosen pembimbing untuk mendapat
persetujuan dan pada tanggal 02 Maret 2007 penulis mengikuti seminar
proposal.

3. Langkah ketiga adalah merevisi proposal yang telah diseminarkan dan diteliti
oleh dosen pembimbing tepat pada tanggal 20 Maret 2007. Dari beberapa
langkah tersebut, maka tersusunlah suatu proposal yang dapat dijadikan
pedoman dalam penyusunan skripsi ini.

4. Langkah keempat pada tanggal 21 Maret 2007 adalah merevisi proposal yang
telah diseminarkan dan menyerahkan proposal yang telah mendapat
persetujuan dari dosen pembimbing dengan dilampiri surat tugas penyusunan
skripsi yang telah ditandatangani oleh dosen pembimbing kepada pembimbing
I dan pembimbing II, kemudian meyerahkan surat pengantar penelitian yang
ditandatangani oleh Rektor IDIA Prenduan kepada kepala Madrasah
Tsanawiyah Al-Istikmal Prenduan.

5. Langkah kelima yang dilakukan penulis adalah pada tanggal 25 Maret 2007
memulai mengadakan penyusunan pada bab pendahuluan yang dilanjutkan
dengan cara bertahap pada bab berikutnya.

6. Langkah keenam pada tanggal 27 Maret 2007 adalah menyusun teknik


pengumpulan data berupa; nilai pedoman, wawancara dan observasi. Hal ini
dilakukan karena akan digunakan untuk memperoleh data-data yang
diperlukan.

B. Tahap Pelaksanaan

Setelah proposal penelitian disusun dengan baik dan sudah


dikonsultasikan kepada pembimbing skripsi, maka dengan segala persiapan
penulis mulai terjun langsung ke lapangan penelitian, yakni di MTs. Al-Istikmal
untuk mengadakan penelitian.
Adapun proses yang telah ditempuh oleh penulis adalah terdiri dari
beberapa tahap, yakni sebagai berikut :

1. Tahap pertama adalah mengurus surat izin penelitian dari IDIA pada tanggal
28 Maret 2007.

2. Tahap kedua pada tanggal 29 Maret 2007 adalah mengantarkan surat


penelitian kepada kepala MTs. Al-Istikmal Prenduan, sekaligus mengadakan
orientasi dan ramah tamah dengan segenap guru dan karyawan di MTs. Al-
Istikmal. Dan dalam hal ini penulis mendapat pengarahan-pengarahan untuk
melaksanakan penelitiaan.

3. Tahap kedua adalah mengadakan konsultasi dengan kepala MTs. Al-Istikmal


Prenduan dan dewan guru, dan minta petunjuk untuk lebih efektifnya
pelaksanaan penelitian ini tepat pada tanggal 29 Maret 2007.

4. Tahap ketiga adalah pada tanggal 01 April 2007 mengadakan konsultasi


dengan kepala TU dan segenap staf-stafnya untuk memperoleh dokumentasi
yang ada hubungannya dengan sasaran penelitian.

5. Tahap keempat adalah pada tanggal 02 April 2007 adalah mengumpulkan


nilai raport siswa kelas I dan II.

6. Tahap kelima adalah pada tanggal 03 April 2007 mengadakan perhitungan


terhadap nilai rata-rata prestasi siwa dan memasukkannya ke dalam tabel
perhitungan yang diperlukan dalam penyelesaian analisis data dengan
menggunakan metode analisis data product moment.
C. Tahap Penyajian Data

1. Latar Belakang Objek Penelitian

a. Sejarah Berdirinya

Madrasah Tsanawiyah Al-Istikmal yang berlokasi di Dusun


Ceccek Laok, Desa Prenduan, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep
baru berdiri pada 12 Juli 2005. Lembaga ini berada di bawah naungan
Yayasan Al-Istikmal (YASIS) yang saat ini diketuai oleh seorang kiyai
muda, K.H. Syuja’ Hasyim (Hamzah, 2005:2)

Madrasah ini didirikan oleh Yayasan Al-Istikmal yang bergerak di


dalam bidang pemberdayaan pendidikan dan sosial lewat pengabdian
masyarakat dan panti asuhan. Yayasan ini berdiri pada taggal 24 Januari
2004 yang sampai saat ini sudah membawahi beberapa lembaga
pendidikan, yaitu Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), Madrasah
Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Diniyah
(MD). Disamping itu pula, yayasan ini ikut aktif mengasuh dan mendidik
anak yatim.

Sementara Madrasah Tsanawiyah sendiri dibangun di atas tanah


seluas 7500 m2 yang merupakan tanah wakaf dari salah seorang warga
masyarakat sekitar komplek YASIS yang peduli terhadap pengembangan
pendidikan tersebut. Sementara pembangunan gedungnya dibangun dari
hasil swadaya masyarakat bersama para wali santri dan wali murid
(Hamzah, 2005:43).
Kondisi Madrasah Tsanawiyah Al-Istikmal, -yang menjadi obyek
penelitian penulis dalam skripsi ini- perkembangan kegiatan proses belajar
mengajar (PBM) dalam dua tahun ini semakin dirasa adanya peningkatan-
peningkatan, di mana pada awal berdirinya tahun 2005 hanya mempunyai
siswa sebanyak 15 orang, jumlah guru 8 orang, lokal yang dipergunakan
untuk kegiatan belajar mengajar berjumlah 2 lokal di tambah ruang kantor
1 lokal.

Namun pada tahun pelajaran 2006/2007, jumlah siswa tersebut


secara keseluruhan sudah mencapai 42 orang (Pa/Pi) dan jumlah guru
sebanyak 15 orang. Madrasah ini sudah mengikuti akreditasi pada Depag
sehingga tepat pada tanggal 30 Agustus 2006 sudah berstatus terdaftar
dengan SK. Kw.13.4/4/PP.03.2/2611/2006.

b. Keadaan Guru

Guru merupakan salah-satu lima faktor pendidikan, yang mana ia


harus ada dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran. Dengan
demikian, masalah baik secara kualitas maupun kuantitas harus
mendapatkan perhatian yang intensif.

Guru yang aktif mengajar di Madrasah Tsanawiyah Al-Istikmal


sebanyak 15 orang dengan 1 orang tenaga sebagai tata usaha. Di antara
mereka ada yang latar belakang pendidikannya dari pendidikan tinggi dan
telah memperoleh gelar kesarjanaan, baik dari fakultas syari’ah, tarbiyah
dan ekonomi.
c. Keadaan Siswa

Siswa merupakan faktor kedua yang harus ada dalam pendidikan.


Untuk mengetahui keadaan siswa di MTs. Al-Istikmal tahun pelajaran
2006-2007 dapat dilihat pada lampiran.

d. Keadaan Sarana Pendidikan

Untuk menunjang pelaksanaan pendidikan maka diperlukan sarana


dan prasarana yang memadai, di antara sarana dan prasarana yang ada di
MTs. Al-Istikmal Prenduan Sumenep cukup baik.

e. Struktur Organisasi MTs. Al-Istikmal

Untuk mengetahui struktur organisasi MTs. Al-Istikmal, maka


dapat dilihat pada lampiran.

2. Tahap Penyajian Data

Pada tahap ini, penulis sajikan data-data hasil angket yang penulis
sebarkan pada responden, sebagai berikut:

TABEL 4

Skor Angket Variabel (X)*

Metode Inkuiri

No.
Resp.

Skor Angket Variabel X

Jumlah

2
3

10

11

01

19

02

1
2

17

03

20
04

20

05

18
06

15

07

15
08

13

09

16
10

13

11

14
12

18

13

15
14

15

15

17
16

21

17

16
18

13

19

18
20

18

21

16
22

20

23

13
24

19

25

18
26

16

27

18
28

16

29

17
30

16
31

14

32

18
33

13

34

15
35

16

36

13
37

17

38

13
39

21

40

14
41

14

42

16
43

20

44

15
Jumlah

719

*Sumber Data: Hasil Angket Siswa MTs. Al-Istikmal 2006/2007


TABEL 4

Skor Angket Variabel (Y)*

Prestasi Belajar

No. Resp.

Skor Angket Variabel Yang

Jumlah

Ilmu Eksakta

Ilmu Sosial

Ilmu Humaniora

01

22

02

25

03

23
04

14

05

24

06

25

07

17

08

24

09
9

26

10

14

11

20

12

23

13

17

14

8
7

23

15

22

16

25

17

19

18

13

19

8
9

24

20

18

21

25

22

25
23

14

24

26

25

23

26

24

27

26

28
7

22

29

23

30

24

31

26

32

25

33

6
4

17

34

24

35

25

36

26

37

20

38

6
7

21

39

25

40

24

41

14

42

23

43

8
23

44

25

Jumlah

968

*Sumber Data: Hasil Angket Siswa MTs. Al-Istikmal 2006/2007


BAB IV

ANALISIS DATA

Dalam analisis data ini penulis menggunakan teknik analisis korelasi Product
Moment, dengan rumus:

rXY = N S XY – (SX) (SY)

v {N (S X2 - (S X)2 } { (N S Y2 – (S Y)2 }

dengan keterangan sebagai berikut:

N = Jumlah sampel

rxy = Koefesiensi korelasi variabel x dengan variabel y

XY = Hasil perkalian variabel X dengan varibel Y

X2 = Jumlah kuadrat dari variabel X

Y2 = Jumlah kuadrat dari variabel Y

SX = Hasil jumlah dari variabel X

SY = Hasil jumlah dari variabel Y

S X2 = Hasil jumlah dari nilai variabel X2

SY2 = Hasil jumlah dari nilai variable Y2

SXY = Hasil jumlah dari variabel XY, (Arikunto, 1998: 256)

Sebelum memasukkan data yang ada ke dalam rumus di atas, maka penulis akan
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

N : 44

S X : 719
S Y : 968

S X2 : 11,993

S Y2 : 21,942

S XY : 15,949

Tabel 4

Perhitungan Korelasi Product Moment

Metode Inkuiri (Variabel X) dan

Prestasi Belajar Siswa (Variabel Y)

No.

X2

Y2

XY

01

19

22

361

484

418

02

17

25

289

625
425

03

20

23

400

529

460

04

20

14

400

196

280

05

18

24

324

576

432

06

15

25

225

625

375

07
15

17

225

289

255

08

13

24

169

576

312

09

16

26

256

676

416

10

13

14

169

196

182

11

14

20
196

400

280

12

18

23

324

529

414

13

15

17

225

289

255

14

15

23

225

529

345

15

17

22

289

484
374

16

21

25

441

625

525

17

16

19

256

361

304

18

13

13

169

169

169
19

18

24

324

576

432

20

18

18

324

324

324

21

16

25

256

625

400

22

20

25

400

625

500

23

13
14

169

196

182

24

19

26

361

676

494

25

18

23

324

529

414

26

16

26

256

676

416

27

18

22

324
484

396

28

16

23

256

529

368

29

17

23

289

529

391

30

16

24

256

576

384

31

14

26

196

676

364
32

18

25

324

625

450

33

13

17

169

289

221

34

15

24

225

576

360

35

16

25

256

625

400

36

13
26

169

676

338

37

17

20

289

400

340

38

13

21

169

441

273

39

21

26

441

676

546

40

14

24

196
576

336

41

14

14

196

196

196

42

16

23

256

529

368

43

20

23

400

529

460

44

15

25

225

625

375
Jumlah

719

968

11.993

21.942

15.949
Dari hasil penghitungan di atas, maka selanjutnya dimasukkan ke dalam
rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut:

rXY = N S XY – (SX) (SY)

v {N (S X2 - (S X)2 } { (N S Y2 – (S Y)2 }

rXY = 44 ( 15,949 ) – ( 719 ) ( 968 )

v { 44 ( 11,993 ) – ( 719 )2 } { 44 ( 21,942 ) – ( 968 )2 }

rXY = 701,756 – 695,992

v { 527,692 – 516,961 } { 965,448 – 937,024 }

rXY = 5,764

v ( 10,731 ) ( 28,424)

rXY = 5,764

v 305,02

rXY = 5,764

0,330

17,465

rXY = 0,330

KD = r2X 100%

= 0,3302X 100%
= 0,1089 X 100%

= 10,89%

db = N

N = 44 dengan taraf signifikansi 5 % maka nilai r tabel = 0,297.


Dari r hitung yang diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan tabel harga
kritik Product Moment, sebagai berikut yaitu pada N = 44 dengan taraf signifikansi r
hitung 5% = 0,330 dan taraf signifikansi r tabel = 0,297.

Dengan perincian di atas, karena r hitung lebih besar dari pada r tabel baik
pada taraf signifikansi 5%, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kerja
(H1), yang menyatakan penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa di MTs. Al-Istikmal Prenduan Kec. Pragaan Kab. Sumenep,
DITERIMA.

Sedangkan hipotesis nihil (H0) yang menyatakan penerapan metode inkuiri


tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa di MTs. Al-Istikmal Prenduan Kec.
Pragaan Kab. Sumenep, DITOLAK.

Selanjutnya untuk mengetahui sejauh mana hubungan tersebut, maka perlu


dikonsultasikan dengan interpretasi nilai “r” sebagai berikut:

Tabel 5

Tabel Ukuran Konservatif

Besarnya nilai r

Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00

Antara 0,600 sampai dengan 0,800

Antara 0,400 sampai dengan 0,600

Antara 0,200 sampai dengan 0,400

Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi

Cukup

Agak rendah

Rendah

Sangat rendah

(tak berkorelasi) (Arikunto, 1998:


260)
Oleh karena itu, menurut tabel interpretasi nilai “r” ternyata dapat diketahui
bahwa r kerja =0,330 berada antara 0,200 s/d 0,400 yang kategori rendah.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh penerapan metode


inkuiri terhadap prestasi belajar siswa di MTs. Al-Istikmal Prenduan Kec. Pragaan
Kab. Sumenep, termasuk kategori rendah.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa pada bab IV di atas dan juga dari beberapa
sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa kesimpulan terhadap
penelitian ini, di antaranya adalah:

1. Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar


siswa di MTs. Al-Istikmal desa Prenduan, Kec. Pragaan Kab. Sumenep.

2. Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap peningkatan prestasi belajar


siswa di MTs. Al-Istikmal desa Prenduan, Kec. Pragaan Kab. Sumenep,
termasuk kategori rendah. Hal ini dikarenakan kurangnya profesionalitas dan
kompetensi guru di mana posisi mereka juga tidak bisa dinafikan yaitu
merupakan bagian dari faktor yang dapat membantu dan membentuk prestasi
belajar siswa.

B. Saran-saran

Setelah melihat hasil penelitian ini, maka penulis memberikan saran-saran


sebagai berikut:

1. Kepada kepala MTs. Al-Istikmal disarankan agar selalu memberikan motivasi


kepada guru dan siswa untuk selalu menciptakan kondisi yang kondusif agar
pelaksanaan belajar mengajar berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa
yang menjadi target dan harapan dari berbagai pihak.
2. Kepada para guru diharapkan memberikan metode belajar yang sesuai dengan
situasi dan kondisi siswa agar dalam proses belajar mengajar dapat berjalan
secara efektif dan efesian sehigga dapat menciptakan kondisi yang kondusif,
inovati, kritis, transformatif dan bergairah dalam proses belajar mengajar.
Sebab kesuksesan siswa juga merupakan kesuksesan guru.

3. Kepada orang tua diharapkan selalu memperhatikan perkembangan prestasi


belajar anak, dengan cara memberikan motivasi dan support anaknya, seperti
memberikan hadiah kepada anak didik yang prestasinya meningkat. Hal ini
menjadi urgen disebabkan motivasi mereka dapat menjadi bahan kesenangan
anaknya.

4. Kepada semua pihak yang dalam hal ini penulis maksudkan yaitu masyarakat
agar juga ikut aktif dan berperan serta dalam memantau proses berjalannya
proses belajar mengajar. Hal ini dikarenakan posisi mereka juga meruapakan
bagian dari tanggung jawab bersama sebagai warga masyarakat untuk
mencerdaskan anak bangs
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad, 1992, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Arikunto, Suharsimi, 1992. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Bina Aksara.

_______, 1994. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Abdurrohman, Muslim, 1999. Islam Inklusi. Jakarta: Paramadina.

Djamarah, Syaiful Bahri, 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

_______, 2000. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka
Cipta.

_______, 1994. Prestasi Belajar Dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.

Dhofir, Syarqawi, 2000. Pengantar Metodologi Riset Dengan Spektrum Islam.


Prenduaan: Iman Bela.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Jakarta: Balai Pustaka.

Fazlurrahman, 1996. Tema Pokok Al-Qur’an. Bandung: Penerbit Pustaka.

Faisal, Sanapiah, 1982. Format-format Penelitian Sosial, Dasar-dasar dan Aplikasi.


Jakarta: Rajawali.

Hadi, Sutrisno, 2004. Statistik. Yogyakarta: Andi.

____, 2002. Statistik. Yogyakarta: Andi.

Hamzah, Muhammad, 2005. Sejarah Berdirinya YASIS. Prenduan: MTs.

Jamaluddin, 2002. Pembelajaran Yang Efektif. Jakarta: Depag RI.

Moleong, Lexy, J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda


Karya.

Nasution, Noehi, 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.


Nazir, Muhammad, 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Purwanto, Ngalim, 1991. Psikologi Pendidikaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Russell, Bertrand, 1988. Pergolakan Pemikiran. Jakarta: Gramedia.

Soemanto, Wasty, 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Surakhmad, Winarno, 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik.


Bandung: Tarsito.

Syah, Muhibbin, 1999. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo.

Singarimbun, Masri dan Efendi, Sofian. (ed.), 1989. Metode Penelitian Survai.
Jakarta: LP3ES.

Shihab, M. Quraisy, 1995. Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan.

Smiawan, Conny, 1985. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia.

Suryobroto, 1985. Metode Pengajaran di Sekolah. Yogyakarta: Amarta.

Sudjana, Nana, 1989. Cara Belajar Siswa Akitif dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Ofset.

Soeparto, 1983. Metode Mengajar Dan Alat Pengajaran. Jember: Fak. Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Jember.
Trianto, Profesionalitas Guru Masa Depan, dalam Majalah Mimbar Pembangunan
Agama. No. 223, April 2005.

Tu’u, Tulus, 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa. Jakarta: Raja
Grafindo.

Usman, Basyiruddin, 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat


Pers.

Usman, Moh. Uzer, 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wodjowasito, 1982. Kamus Lengkap Inggris Indonesia. Bandung: Hasta.

Zuhairini, 1983. Methodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Nasional.


PEDOMAN ANGKET PENELITIAN

PENGARUH METODE INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

DI MTs. AL-ISTIKMAL

DESA PRENDUAN KEC. PRAGAAN KAB. SUMENEP

TAHUN PENELITIAN 2006-2007

IDENTITAS RESPONDEN

Nama : ……………………………………...

Kelas : ……………………………………...

Alamat : ……………………………………...

PETUNJUK

Berilah tanda silang (X) pada alternatif jawaban yang anda pilih

Setiap kejujuran harus dijawab dengan satu jawaban saja

Kejujuran anda, sangat kami harapkan

DAFTAR PERTANYAAN

Pertanyaan Variabel X (Metode Inkuiri)

1. Apakah guru di sekolah anda memberikan materi dengan cara praktek?

a. Ya menggunakan b. Kadang-kadang c. Tidak


2. Materi apa yang sering menggunakan cara praktek?

a. Ilmu Fisika b. Ilmu Sosial c. Ilmu Agama

3. Apakah anda sering bertanya jika anda punya permasalahan yang tidak dapat
dipecahkan secara perseorangan?

a. Ya sering b. Kadang-kadang c. Tidak

4. Apakah anda bisa mencari sendiri jawaban apabila guru melemparkan


pertanyaan?

a. Ya Bisa b. Kadang-kadang c. Tidak

5. Apakah guru selalu memberikan tugas yang harus dikerjakan di rumah?

a. Ya memberikan b. Kadang-kadang c. Tidak

6. Bagaimana perasaan anda jika guru memberikan tugas pekerjaan rumah?

a. Senang b. Kadang-kadang c. Tidak


7. Apakah guru memberikan arahan jika memberikan tugas perseorangan?

a. Ya memberikan b. Kadang-Kadang c. Tidak

8. Apakah tugas perseorangan yang diberikan guru bisa anda selesaikan dengan
baik?

a. Ya baik b. Kadang-kadang c. Tidak

9. Apakah belajar anda semakin meningkat ketika guru memberikan tugas?

a. Ya, meningkat b. Sedang-sedang c. Tidak

10. Apkah anda merasakan bosan dan jenuh ketika guru mengajarkan dengan cara
praktek atau tugas?

a. Tidak bosan b. Kadang-kadang c. Bosan

11. Apakah anda bisa mengingat dengan baik materi yang diberikan dalam bentuk
praktek?

a. Ya bisa b. Kadang-kadang c. Tidak


NAMA-NAMA RESPONDEN

No. Responden

Nama

Kelas

01

Muarrif

02

Bahrul Widad

03

Ismail

04

Widadi

05

Syaiful Bahri

06

Jamil

07
Hairiyah

08

Royyanah

09

Masrurah

10

Najmatul Mamluah

11

Nailaturrohmah

12

Qaiyinah

13

Istianah

14

Khamaidah

15

Dakwatul Khairat

I
16

Ummul Khairat

17

Mubassyarah

18

Mubayyinah

19

Nur Fadilah

20

Mufid

21

Ach. Bahri

22

Mufidah

23

M. Islam

II

24

Abusiri
II

25

Turmudzi

II

26

M. Syamsul Arifin

II

27

A. Qusyairi

II

28

A. Suaidi

II

29

Zainul Fatah

II

30

Raihanah

II

31

Muzayyadah

II

32

Hasanah

II

33
Munawwarah

II

34

Zahroh

II

35

Ifatus Sholehah

II

36

Latifah

II
37

Zaitunah

II

38

Mamluatul Hasanah

II

39

Faridatul Hasanah

II

40

Habib

II

41

Afifi

II

42

Fathullah

II

43

Ach. Fauzi

II

44

Muayyanah

II
YAYASAN AL-ISTIKMAl (YASIS)

MTs. Al-ISTIKMAL

Desa Penduan Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep

Surat Keterangan Penelitian

No. 37/Yasis/MTs. X/VI/2007

Yang bertanda tangan di bawah ini, kepala MTs. Al-Istikmal Prenduan Kec.
Pragaan Kab. Sumenep menerangkan dengan sebenarnya bahwa :

Nama : Baijuri

Tetala : Sumenep, 10 Oktober 1968

Nim : 200596032328

Nimko : 2005.4.037.0101.1.00607.

Alamat : Prenduan

Status : Mahasiswa IDIA Prenduan

Fakultas : Tarbiyah

Jurusan : PAI

telah mengadakan penelitian pendidikan dengan sebenarnya, dengan judul


"Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Prestasi Belajr Siswa di MTs. Al-Istikmal
mulai tanggal 1 Mei 2007 sampai dengan Juli 2007.

Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenar-benarnya untuk


dapat dipergunakan bila diperlukan.

Prendua, 03 Mei 2007


Kepala MTs.

Al-Istikmal

(Mahtum, S.Ag)

Anda mungkin juga menyukai