Anda di halaman 1dari 2

Skill Siswa di Abad Digital

Oleh; Teguh Wahyu Utomo*

Saat ini dikenal sebagai Abad Digital. Ada revolusi besar-besaran jagad media akibat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Ada perobahan konten dan kemasan dalam industri televisi, cetak, radio, komputer hingga telepon seluler. Perobahan besar era digital ini menghantam semua bidang kehidupan, termasuk jagad pendidikan. Para pendidik dan peserta didik semakin banyak menyadap kedigdayaan media dan teknologi digital untuk proses pengajaran dan pembelajaran. Guru/dosen dan murid/mahasiswa bukan hanya diperkenalkan tapi juga sudah memanfaatkan teknologi. Sumber-sumber pembelajaran bertebaran di mana saja, pengguna tinggal memungut atau menyumbang informasi di jagad maya. Masalahnya, sudah cukup efektif kah para pendidik dan peserta didik memanfaatkan jagad maya? Kasus yang sering terjadi adalah, komputer dan telepon seluler tidak digunakan semaksimal mungkin untuk tujuan-tujuan pembelajaran. Yang lebih sering terjadi adalah mereka digunakan untuk melihat atau mengunduh gambar-gambar aneh daripada gambar-gambar ilmiah. Komputer atau ponsel lebih banyak digunakan untuk facebook-an. Hayo, jujur saja, bapak/ibu guru jadul apa sudah pinter memanfaatkan internet? Siapa yang lebih pinter dalam menggunakan internet; guru atau murid? Untuk urusan ini, besar peluang bahwa murid lebih canggih daripada guru. Tapi, jangan khawatir, guru boleh dikata lebih bijak daripada murid dalam menyikapi teknologi. Kebijakan guru bisa dimanfaatkan membimbing kecanggihan murid. Di sekolah-sekolah moderen, yang salah satunya bercirikan akrab teknologi komunikasi-informasi, murid-murid dibimbing beraktivitas digital learning dan research skills terkait permasalahan nyata setempat. Murid dibimbing bagaimana menjadi konsumen cerdas bagi produk media digital, bagaimana menjadi pencipta media digital, dan bagaimana memanfaatkannya. Maka, agar sekolah menjadi lebih relevan terhadap dunia nyata, murid-murid perlu dilatih keterampilan dunia digital. Mereka perlu tahu bagaimana berkomunikasi menggunakan media, bagaimana membaca dan menulis untuk web, atau bagaimana menggunakan media sosial untuk lebih dari sekadar mengobrol dengan teman-teman. Namun, pada abad 21 ini, sekadar melek media digital belumlah cukup. Dibutuhkan dasar-dasar journalistic skill bagi murid-murid (dan guru yang membimbing murid). Ketrampilan kewartawanan sangat mencerminkan bagaimana konsumen media digital, dan murid harus bisa menerapkannya. Teknik-teknik yang dipakai wartawan di jagad maya bisa diadopsi murid-murid untuk menghasilkan karya lebih dahsyat. Mengapa journalistic skill menjadi penting bagi murid? Seperti jurnalis, para murid zaman sekarang sudah terbiasa mengumpulkan informasi di jagad maya. Namun, tidak seperti wartawan, muridmurid umumnya tidak memiliki keterampilan untuk efektif memilih, memilah, lalu menganalisis, data-data dari internet. Tidak seperti wartawan, murid-murid relatif lemah dalam menuliskan ramuan baru dari data-data yang sudah diolah.

Jika mendapat tugas dari sekolah, kebanyakan murid hanya meng-copy lalu paste data mentah yang ada di internet. Sebagian mereka tidak mempertimbangkan apakah data yang di-copy-paste itu sudah relevan dengan tujuan penugasan dan seusai dengan konteks. Kalau toh ada yang mengolah, cara menulisnya juga tidak alami. Misalnya; dalam satu naskah jadi, sebagian gaya bahasanya keJakarta-Jakarta-an dan sebagian bergaya lokalan. Tidak standar. Jurnalis punya skill hebat soal mengumpulkan data dari jagad maya (selain dari wawancara dan observasi langsung). Jurnalis punya skill dahsyat dalam menganalisis data menjadi temuan yang sangat baru atau berbeda dari data-data dasar. Jurnalis punya standar untuk editing dan pembahasaan sehingga produknya bisa dibaca semua kalangan. Jurnalis juga punya skill luar biasa untuk mengemas produk laporan. Andai murid-murid mendapat pelatihan journalistic skill, mereka akan jadi cerdas dalam memilih dan memilah data, cerdas dalam menganalisis data, dan elegan dalam menyampaikan temuan baru. Mereka bisa membuat produk informasi baru dengan memadukan antara teks, gambar (diam dan bergerak), suara, dan narasi. Produk multi-media yang dihasilkan murid akan sangat memperkaya proses pembelajaran.

* Praktisi media dan pelatih jurnalistik di UPN Veteran Jatim, dapat dihubungi di cilukbha@gmail.com, 081332539032, atau 29E810F1

Anda mungkin juga menyukai