Anda di halaman 1dari 8

PEDOMAN PENULISAN SOAL

Oleh Marah Uli Harahap

PEDOMAN PENULISAN SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL

1.

Setiap peserta diwajibkan menulis soal berdasarkan kisi-kisi yang telah disepakati bersama dengan narasumber setelah menelaah SKL dan menganalisa soal UN dua tahun terakhir. Banyak soal yang dibuat oleh setiap penulis disesuaikan dengan banyak soal dan jumlah peserta yang hadir disertai dengan jawaban singkat serta kunci jawaban menurut jenis mata uji yang menjadi bagiannya. Soal berbentuk multiple choices/pilihan ganda (A, B, C, D, E) Soal dibuat sendiri, tidak mengambil dari yang pernah ada ( bukan pula soal lama yang diubah angkanya ) Kecuali disebutkan lain untuk mata uji tertentu, soal harus independent ( tidak terhubung satu dengan yang lain ) Soal diketik, sesuai format yang diberikan dan diedit bersama-sama peserta dan narasumber, kemudian diketik rapi dalam satu format naskah soal ( Huruf Arial, Font 11, Satu Kolom, WS/2003 ) Setiap penulis soal diwajibkan memelihara sifat kerahasiaan dokumen.

2.

3. 4.

5.

6.

7.

KAIDAH PENULISAN SOAL PILHAN GANDA


Kaidah penulisan soal pilihan ganda ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu :

1. 2. 3.

Materi Pelajaran Konstruksi Soal Bahasa

Dalam Ujian Nasional, soal setelah di tulis oleh penulis, terlebih dahulu teleah secara kualitatif dengan memperhatikan kaidah penulisan soal pilihan ganda yang mencakup : 1. Materi 1. 2. 3. 2. Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya soal harus menanyakan perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi. Pengecoh harus bertungsi Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar. Artinya, satu soal hanya mempunyai satu kunci jawaban.

Konstruksi 4. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Artinya, kemampuan/ materi yang hendak diukur/ditanyakan harus jelas, tidak menimbulkan pengertian atau penafsiran yang berbeda dari yang dimaksudkan penulis. Setiap butir soal hanya mengandung satu persoalan/gagasan Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja. Artinya apabila terdapat rumusan atau pernyataan yang sebetulnya tidak diperlukan, maka rumusan atau pernyataan itu dihilangkan saja. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. Artinya, pada pokok soal jangan sampai terdapat kata, kelompok kata, atau ungkapan yang dapat memberikan petunjuk ke arah jawaban yang benar. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda. Artinya, pada pokok soal jangan sampai terdapat dua kata atau lebih yang mengandung arti negatif. Hal ini untuk mencegah terjadinya kesalahan penafsiran peserta didik terhadap arti pernyataan yang dimaksud. Untuk keterampilan bahasa, penggunaan negatif ganda diperbolehkan bila aspek yang akan diukur justru pengertian tentang negatif ganda itu sendiri. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. Artinya, semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang sama seperti yang ditanyakan oleh pokok soal, penulisannya harus setara, dan semua pilihan jawaban harus berfungsi. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. Kaidah ini diperlukan karena adanya kecenderungan peserta didik memilih jawaban yang paling panjang karena seringkali jawaban yang lebih panjang itu lebih lengkap dan merupakan kunci jawaban. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan Semua pilihan jawaban di atas salah" atau "Semua pilihan jawaban di atas benar". Artinya dengan adanya pilihan jawaban seperti ini, maka secara materi pilihan jawaban berkurang satu karena pernyataan itu bukan merupakan materi yang ditanyakan dan pernyataan itu

5. 6. 7.

8.

9.

10.

11.

12.

13. 14.

menjadi tidak homogen. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis. Artinya pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun dari nilai angka paling kecil berurutan sampai nilai angka yang paling besar, dan sebaliknya. Demikian juga pilihan jawaban yang menunjukkan waktu harus disusun secara kronologis. Penyusunan secara unit dimaksudkan untuk memudahkan peserta didik melihat pilihan jawaban. Gambar, grafik, tabel, diagram, wacana, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi. Artinya, apa saja yang menyertai suatu soal yang ditanyakan harus jelas, terbaca, dapat dimengerti oleh peserta didik. Apabila soal bisa dijawab tanpa melihat gambar, grafik, tabel atau sejenisnya yang terdapat pada soal, berarti gambar, grafik, atau tabel itu tidak berfungsi. Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang bermakna tidak pasti seperti: sebaiknya, umumnya, kadang-kadang. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Ketergantungan pada soal sebelumnya menyebabkan peserta didik yang tidak dapat menjawab benar soal pertama tidak akan dapat menjawab benar soal berikutnya.

3.

Bahasa/budaya 15. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kaidah bahasa Indonesia dalam penulisan soal di antaranya meliputi: a) pemakaian kalimat: (1) unsur subyek, (2) unsur predikat, (3) anak kalimat; b) pemakaian kata: (1) pilihan kata, (2) penulisan kata, dan c) pemakaian ejaan: (1) penulisan huruf, (2) penggunaan tanda baca. Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga pernyataannya mudah dimengerti warga belajar/peserta didik. Pilihan jawaban jangan yang mengulang kata/frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan kata/frase pada pokok soal.

16. 17.

JENJANG KEMAMPUAN
Menurut taksonomi tujuan pendidikan yang disusun oleh Benyamin S. Bloom, tujuan pendidikan terdiri atas 3 (tiga) ranah (domain), yaitu : 1. Ranah kognitif ( cognitive domain) 2. Ranah afektif (affective domain) 3. Ranah psikomotor (psychomotor domain) Dalam Ujian Nasional yang akan diukur adalah jenjang kemampuan ranah kognitif, yang mencakup : 1. C1 = PENGINGATAN (KNOWLEDGE) Jenjang ini dimaksudkan untuk mengungkap atau mengukur kemampuan peserta ujian mengenal, mengingat dan mengetahui kembali konsep, pengertian, fakta dan pengetahuan yang telah dipelajari. 2. C2 = PEMAHAMAN (COMPREHENSION) Jenjang ini dimaksudkan untuk mengungkap atau mengukur kemampuan peserta ujian memahami makna, situasi, konsep atau fakta. C3 = PENERAPAN (APLICATION) Jenjang ini dimaksudkan untuk mengungkap atau mengukur kemampuan peserta ujian mempergunakan atau menerapkan apa yang telah diketahuinya dalam suatu situasi baru. Situasi baru penting diciptakan, sebab kemampuan menerapkan pada situasi yang telah dikenalnya dengan baik, tidak lagi mengukur penerapan tetapi mungkin hanya pemahaman. C4 = ANALISIS (ANALYSIS) Jenjang ini dimaksudkan untuk mengungkap atau mengukur kemampuan peserta ujian mengenal serta menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen pembentuknya. C5 = SINTESIS (SYNTHESIS) Jenjang ini dimaksudkan untuk mengungkap atau mengukur kemampuan peserta ujian menghasilkan sesuatu yang baru dengan jalan menggabungkan berbagai factor. C6 = EVALUASI (EVALUATION) Jenjang ini dimaksudkan untuk mengungkap atau mengukur kemampuan peserta ujian menilai suatu pernyataan konsep dan sebagainya berdasarkan suatu kriteria tertentu.

3.

4.

5.

6.

PENULISAN BUTIR SOAL TEST OBJEKTIF SARAN-SARAN UMUM


1. Gunakan ungkapan yang sejelas mungkin Dalam suatu test objektif, peserta uji tak dapat memperoleh keterangan lain kecuali dari pernyataan dalam test. Karena itu test harus ditulis sedemikian rupa sehingga apa yang diminta atau harus dikerjakan oleh peserta uji dapat dipahami. Sejauh mungkin gunakan kata-kata yang memiliki arti yang tepat Kekurang jelasan test sering datang dari pengguna kata-kata yang kurang tepat, karena banyak kata sehari-hari yang tak memiliki makna yang tepat. Selama beberapa waktu dirasa telah terjadi ketidakefektifan di berbagai cabang pemerintahan. Dibidang manakah itu? Hindari penggunaan susunan kata yang rumit atau menyulitkan Contoh: Bagaimanakah jarak relatif antara lintasan terpendek kota A dan kota C dengan kota Tokyo? (A) Kira-kira sama panjang (B) Dari A lebih pendek daripada dari C (C) Dari A sedikit lebih panjang dari pada dari C (D) Dari A dua kali lebih panjang dari pada dari C Butir ini dapat diperbaiki dengan menyederhanakan kalimat dan menyusun pengecohnya dengan cara lain. Apa yang ingin dicapai dari butir ini? 4. Cantumkan semua keterangan yang diperlukan sebagai dasar bagi penjawaban yang tepat Persepsi perorangan dapat berbeda atas suatu pernyataan, kecuali bila telah dipandu dengan jelas apa yang diinginkan Bila suatu kapal yang tenggelam dalam laut dalam, sampai seberapa dalamkah akan tenggelam ? (A) Tepat dibawah permukaan (B) Hingga ke dasar laut (C) Hingga tekanan keatas sama dengan beratnya (D) Hingga ke kedalaman yang bergantung pada jumlah udara didalam kapal Catatan : pilihan B dan D dapat sama benarnya

2.

3.

Kerugian terbesar dalam suatu angin ribut adalah pada . (A) Temak (B) Perumahan (C) Hasil pertanian (D) Industri Catatan : sulit memberi jawaban, karena refrensinya tidak jelas : diperkotaan, pedesaan ataukah kota industri? 5. Hindari penggunaan kata-kata yang tak berfungsi Suatu kata atau ungkapan disebut tak berfungsi bila keberadaanya tidak menyumbang pada landasan yang digunakan untuk menjawab soal. Kata atau ungkapan yang hanya sebagai penghias sebaiknya ditinggalkan. Hindari kekhasan yang tak perlu pada batang (stem) atau pilihan soal Penggunaan pengetahuan yang lebih umum sebaiknya lebih ditekankan, daripada yang terlalu khusus seperti contoh : Dalam pemilihan presiden tahun 19XX, calon presiden ABC mendapatkan suara (A) 38% (B) 47% (C) 57% (D) 75% Harus diusahakan ketelitian setinggi mungkin ditiap bagian butir soal Ketidak telitian dalam mengungkapkan data atau fakta dapat memberi kesan buruk terhadap peserta ujian tentang kemampuan penulis soal, atau tentang kesahihan ujian. contoh : Studi tentang kemampuan intelektual menunjukkan bahwa kaum muda mulai diberi hak memilih pada usia (A) 16 (B) 18 (C) 20 (D) 22 Catatan: penulisnya menganggap bahwa studi kemampuan intelektual telah tuntas, sama untuk tiap orang dan hak memilih hanya didasarkan atas pertimbangan intelektual saja. 8. Sesuai derajad kesulitan butir soal pada kelompok ujian dan tujuan pengujian Soal yang terlalu mudah akan dapat dijawab hampir tiap orang dan yang terlalu sulit tidak dapat dijawab hampir tiap orang. Kedua jenis ini tak berguna dalam pengujian karena tak dapat memberikan informasi tentang peserta uji. Untuk satu pernyataan soal

6.

7.

yang sama, derajad kesulitan dapat diatur melalui derajad kehomogenan pilihan, makin homogen makin sulit. 9. Hindari adanya petunjuk-petunjuk tak relevan yang mengacu pada letak jawaban yang benar Peserta test yang awas akan dapat menangkap petunjuk tersebut (dapat disengaja atau tidak), yang memudahkannya menjawab, sehingga kegunaan test akan menurun. contoh : Apa yang menekan dinding suatu tempat tertutup yang mengandung fluida? (A) Energy (B) Gesekan (C) Tekanan (D) Kerja Kata menekan pada pernyataan soal akan mengacu jawaban C ! Unsur-unsur berbentuk gas yang sangat beracun adalah . (A) Nitrogen (B) Halogen (C) Oksigen (D) Karbon Kata unsur-unsur yang bersifat jamak langsung mengacu pada pilihan B, satu-satunya pilihan yang mencakup banyak unsur. Dalam satu form ujian, perlu dicermati bahwa pernyataan atau pilihan dalam satu soal agar tidak memberi petunjuk pada jawaban soal lain. 10. Hindari ungkapan-ungkapan usang (stereotyped) dalam pernyataan soal maupun dalam jawaban yang benar Berbagai ungkapan telah sering dipakai untuk menggambarkan suatu permasalahan, dan jawaban untuk itu pun umumnya sudah banyak diketahui. Hindari sumber-sumber kesulitan yang tak relevan Yang sering terjadi adalah penggunaan angka-angka yang rumit, atau jumlah decimal yang banyak. Kerumitan disini bukan hanya pada konsepnya, tetapi juga pada penanganan bilangan-bilangan tersebut. Bila yang ditekankan konsepnya, gunakan bilangan yang sederhana yang penghitungannya tak memerlukan kalkulator. Mintalah pendapat orang lain, atau editor bahasa, untuk membaca butir soal Apa yang kita inginkan, dalam suatu susunan kalimat yang kita buat sendiri, sering di persepsi lain oleh pembaca!

11.

12.

Anda mungkin juga menyukai