AKG Vitamin - Prof Sulaeman
AKG Vitamin - Prof Sulaeman
Ahmad Sulaeman, Budi Setiawan, Dewi Permaesih, Astari Apriantini, dan Nurfi Afriansyah Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB Pusat Penelitian Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinis Balitbang Kemenkes RI
PENDAHULUAN
Ada14 vitamin yang telah diketahui esensial bagi kesehatan manusia yang dapat dikelompokkan atas dua kelompok yaitu
vitamin yang larut di dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E dan K dan vitamin larut air yaitu: C, B1, B2, B6, B12, Folat, Niacin, Pantotenat, Biotin, Cholin
Perhatian terhadap vitamin saat ini terus meningkat dan diduga vitamin mempunyai peran dan fungsi lain terhadap kesehatan terutama pada pencegahan penyakit-penyakit kronis dannon-communicable disease lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, maka AKG vitamin yang telah ditetapkan selama ini perlu dilihat kembali apakah masih relevan atau harus ditambah atau dikurangi. Keberadaan data-data hasil penelitian menjadi penting untuk dapat dijadikan landasan dalam menyusun AKG yang lebih sesuai dengan kenyataan.
VITAMIN A
Defisiensi Vitamin A merupakan masalah kesehatan masyarakat yang nyata di lebih 70 negara termasuk Indonesia Pada tahun 1995, 3 juta anak-anak di seluruh dunia setiap tahun xerophthalmia 250 juta juta lagi anak-anak balita diperkirakan mengalami defisien vitamin A secara sub-klinis dan berada risiko morbiditas yang parah dan kematian premature Tergantung kepada kriteria yang digunakan, jumlah orang dengan defisiensi vitamin A di dunia dapat mencapai lebih dari 500 juta
Status Vitamin A
Diukur dengan berbagai metode seperti: pengukuran konsumsi pangan (diit), biokimia, fungsional klinis (symptomatology). Lima kategori status vitamin A : (1) defisien, (2) marginal, (3) cukup, (4) berlebih, atau (5) Toxic
AKG Vitamin A
Jumlah vitamin A yang harus dikonsumsi per hari untuk mempertahankan status vitamin A pada level memuaskan atau cukup. FAO/WHO mempunyai dua level rekomendasi yang berdasarkan kepada kebutuhan basal dan asupan level yang aman. Kebutuhan basal adalah jumlah yang diperlukan untuk mencegah kegagalan fungsi yang dapat didemonstrasikan secara klinis.
Laki-laki
Wanita
300 300
270
500 600
500
Wanita hamil
Wanita menyusui 0 - 6 mo > 6 mo
+ 100
+ 180 + 180
+ 300
+ 350 + 350
1.0
1.0
EIExcessnadequacy
Risiko kelebihan
0.5
0.5
Anak sekolah
Wanita hamil Ibu menyusui Laki-laki dewasa Wanita dewasa
400
580 570 500 450
800 850
400 450
8000 8000
*). 50% asupan dari retinol (preformed vitamin A) **). 100 g sayuran berdaun hijau gelap mengandung 5000 - 10.000 g carotene.
VITAMIN D
Berbeda dari zat gizi lainnya dimana tubuh dapat mengsintesanya dengan bantuan sinar matahari. Salah satu vitamin yang fungsinya di dalam tubuh cukup unik karena mirip dengan fungsi hormon. Selama 10 tahun terakhir, terdapat perhatian yang terus meningkat terkait kemungkinan peran lebih dari vitamin D dalam kesehatan manusia. Ada hubungan antara asupan vitamin D dengan kesehatan mulai dari pencegahan kanker sampai meningkatnya imunitas; termasuk perannya dalam pencegahan diabetes atau preeclampsia selama kehamilan
Metabolisme Vitamin D
ng/ml
5 15 15-20
Normal
Excess Intoxication
Sumber: Misra et al 2008
50-250
250 375
20-80
100 150
AKG vitamin D
Kelompok Usia dan Jenis Kelamin Anak 0-6 bl 7-11 bl 1-3 th 4-6 th 7-9 th Pria 10-12 th 13-15 th 16-18 th 19-29 th 30-49 th 50-64 th 65-80 th 80+ th Wanita 10-12 th 13-15 th 16-18 th 19-29 th 30-49 th 50-64 th 65-80 th 80+ th Ibu hamil Menyusui 1-6 bulan 7-12 bulan Angka Kecukupan( 1998)a 7.5 10 10 10 10 10 10 10 5 5 5 5 5 10 10 10 5 5 5 5 5 +5 +5 +5 IOM (1997)b FAO/WH O (2001)c FNRI (2002)d Angka Angka Kecukupan( Kecukupan 2004) (2012) 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 10 15 15 5 5 5 5 5 10 15 15 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 10 15 15 5 5 5 5 5 10 15 15 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 10 15 15 5 5 5 5 5 10 15 15 5 5 5
15 15 15 15 15 15 15 15 15 20 20 15 15 15 15 15 15 20 20 15 15 15
VITAMIN E
Peran vitamin E antara lain sebagai antioksidan dan mencegah terjadinya peroksidasi dari lipida. Di dalam sel banyak terdapat komponen-komponen yang mudah teroksidasi oleh adanya radikal bebas antara lain asam lemak tak jenuh, protein dan DNA. Agar tidak terjadi kerusakan sel oleh radikal bebas maka untuk mencegah oksidasi/kerusakan oleh radikal bebas diperlukan sejumlah antioksidan yang larut dalam lemak dan larut dalam air. Vitamin E merupakan antioksidan yang larut dalam lemak. Antioksidan sendiri bekerja secara sinergis untuk memusnahkan radikal bebas tersebut.
48 tahun
Laki-laki, Perempuan 913 tahun 1418 tahun 1930 tahun 3150 tahun 5164 tahun
300
9 12 12 12 12
11 15 15 15 15
12
15
1.000
12 12 12
15 15 15
16 16 16
19 19 19
VITAMIN K VITAMIN
Vitamin K merupakan co-enzim yang berperan untuk sintesa sejumlah protein yang berperan dalam koagulasi darah dan metabolisme tulang. Vitamin K, misalnya berperan sebagai co-enzim dalam pembentukan koagulasi protein faktor II yang disebut prothrombin. Vitamin K juga berperan dalam menambahkan karbondioksida pada residu glutamat (Glu) dari suatu protein (Gla) yang akan mengikat kalsium dan penting untuk pembentukan tulang, selain penting pula mekanisme pengikatan Ca tersebut untuk otot dan ginjal.
Vitamin K diserap di jejunum dan ileum dan untuk proses penyerapannya perlu tersedianya asam empedu, cairan pankreatik dan lemak. Banyaknya vitamin K yang dapat diserap sangat bervariasi dari 10% sampai 80% tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Setelah diserap vitamin K akan diangkut oleh chilomikron, di bawa ke hati dan sebagian besar akan disimpan di hati. Hati merupakan organ tubuh yang konsentrasi vitamin K-nya cukup tinggi. Setelah menjalankan fungsinya vitamin K akan mengalami degradasi diikuti dengan konyugasi dengan asam glucuronat dan selanjutnya dapat dikeluarkan melalui urin. Vitamin K yang belum terdegradasi dapat dikeluarkan bersama empedu melalui feces.
Defisiensi Vitamin K
Waktu pembekuan darah, karena itu defisiensi vitamin K mudah terkena hemorrhage Jarang terjadi defisiensi vitamin K pada orang normal/sehat. Defisiensi sekunder pada orang yang mengkonsumsi antiobiotik "Hemorrhage Disease" (DHN) pada bayi yang baru lahir antara lain karena kekurangan vitamin K sehingga mengakibatkan kekurangan prothrombin dan proconvertin. Masalah ini disebut juga "Vitamin K Deficiency Bleeding" (VKDB). Rendahnya kadar vitamin K ASI dan rendahnya intake vitamin K merupakan faktor terjadinya defisiensi vitamin K pada bayi. Pada orang dewasa ditandai lamanya pembekuan darah, rendahnya kadar vitamin K dalam plasma, rendahnya ekskresi "j-carboxy glutamyl residue" (Gla) dalam urin serta rendahnya aktivitas faktor VII (yang terkait dengan agregasi keping-keping darah).
Anak 0-6 bl 7-11 bl 1-3 th 4-6 th 7-9 th Pria 10-12 th 13-15 th 16-18 th 19-29 th 30-49 th 50-64 th 64+ th Wanita 10-12 th 13-15 th 16-18 th 19-29 th 30-49 th 50-64 th 64+ th Ibu hamil Menyusui
5 10 15 20 30 45 65 70 80 80 80 80 45 55 60 65 65 65 65 65
2.0* 2.5* 30* 55* 55* 60* 75* 75* 120* 120* 120* 120* 60* 75* 75* 90* 90* 90* 90* 75-90*
5 10 15 20 25 35 55 55 65 65 65 65 35 55 55 55 55 55 55 55
6 9 13 19 24 34 50 58 59 59 59 59 35 49 50 51 51 51 51 51
VITAMIN B1 (TIAMIN)
intik tiamin per 1000 Kal Ekskresi tiamin melalui urin (urinary thiamin excretion) Koefisien aktivasi transketolase (transketolase activation coefficient) Eritrosit tiamin difosfat (erythrocyte thiamin diphosphate)
Kecukupan Tiamin
Kebutuhan tiamin tergantung kepada proporsi karbohidrat dalam diet. Perhitungan kebutuhan tiamin, ditentukan berdasarkan total kebutuhan energi dengan asumsi 40% energi berasal dari lemak. Apabila komposisi diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat serta protein, maka kebutuhan tiamin bisa menjadi lebih tinggi. Tidak ada efek toksik dari intik tiamin dosis tinggi Berdasarkan studi deplesi/replesi, diperlukan 0,2 mg per 1000 Kal untuk memelihara kondisi ekskresi urin normal. Untuk mendapatkan koefisien aktivasi transketolasse pada kondisi normal, diperlukan 0,3 mg per 1000 Kal. Penentuan angka kecukupan tiamin dihitung 0,5 mg per 1000 Kal untuk dewasa dengan konsumsi energi 2000 Kal per hari.
Umur
Anak 0-5 bl 6-11 bl 1-3 th 4-6 th 7-9 th Laki-laki 10-12 th 13-15 th 16-18 th 19-29 th 30-49 th 50-64 th 65-79 th 80+ th Perempuan 10-12 th 13-15 th 16-18 th 19-29 th 30-49 th 50-64 th 65-79 th 80+ th Hamil (+an) Trimester 1 Trimester 2 Trimester 3 Menyusui (+an) 6 bl pertama 6 bl kedua
6 9 13 19 27 34 46 56 60 62 62 60 58 36 46 50 54 55 55 54 53
61 71 91 112 130 142 158 165 168 168 168 168 168 145 155 158 159 159 159 159 159
550 725 1125 1600 1850 2100 2475 2675 2725 2625 2325 1900 1525 2000 2125 2125 2250 2150 1900 1550 1425 180 300 300 330 400
0,3 0,4 0,6 0,8 0,9 1,1 1,2 1,3 1,4 1,3 1,2 1,0 0,8 1,0 1,1 1,1 1,1 1,1 1,0 0,8 0,7 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
0,2 0,4 0,5 0,8 0,9 1,1 1,2 1,3 1,3 1,2 1,2 1,0 1,0 1,1 1,2 1,1 1,0 0,9 0,9 0,8 0,8 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
VITAMIN B2 (Riboflavin)
Ekskresi riboflavin & metabolitnya dalam urin (Urinary excretion of the vitamin and its metabolites)
Adekuat Riboflavin urin g/g creatinin Mol/mol creatinin g/24 jam nmol/24 jam >80 >24 >120 >300
Riboflavin eritrosit
mg diatas 4 jam setelah dosis 5 >1.4 mg mol diatas 4 jam setelah dosis >3.7 5 mg g/g hemoglobin >0.45 nmol/g hemoglobin >1.2 <1.4
Glutathieone reducta
Koefisien aktivasi
Status Riboflavin
Intik riboflavin dibawah 1,1 mg per hari, mengakibatkan ekskresi riboflavin dalam urin sangat sedikit. Eksresi riboflavin dalam urin meningkat dengan meningkatnya intik. Nilai koefisien EGR antara 1,0-1,3 menunjukkan status riboflavin normal; sedangkan nilai >1,7 mengindikasikan defisiensi.
Kecukupan Riboflavin
Berdasarkan studi deplesi/replessi, kebutuhan minimal orang dewasa adalah 0,5-0,8 mg per hari. Nilai koefisien EGR <1,3 dimiliki oleh orang yang biasa mengkonsumsi riboflavin antara 1,2-1,5 mg per hari. Intik riboflavin antara 1,1-1,6 mg per hari, dapat meningkatkan jumlah riboflavin yang dikeluarkan melalui urin. Kebutuhan riboflavin juga dapat dihitung berdasarkan intik energi, 0,6-0,8 mg per 1000 Kal.
Umur Anak 0-5 bl 6-11 bl 1-3 th 4-6 th 7-9 th Laki-laki 10-12 th 13-15 th 16-18 th 19-29 th 30-49 th 50-64 th 65-79 th 80+ th Perempuan 10-12 th 13-15 th 16-18 th 19-29 th 30-49 th 50-64 th 65-79 th 80+ th Hamil (+an) Trimester 1 Trimester 2 Trimester 3 Menyusui (+an) 6 bl pertama
Berat badan(kg)
Tinggi badan(cm)
Angka Kecukupan Riboflavin (mg/hari) 2012 0,3 0,4 0,7 1,0 1,1 1,3 1,5 1,6 1,6 1,6 1,4 1,1 0,9 1,2 1,3 1,3 1,4 1,3 1,1 0,9 0,9 0,3 0,3 0,3 0,4
Angka Kecukupan Riboflavin (mg/hari) 2004 0,3 0,4 0,5 0,6 0,9 1,0 1,2 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,0 1,0 1,0 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 0,3 0,3 0,3 0,4
6 9 13 19 27 34 46 56 60 62 62 60 58 36 46 50 54 55 55 54 53
61 71 91 112 130 142 158 165 168 168 168 168 168 145 155 158 159 159 159 159 159
550 725 1125 1600 1850 2100 2475 2675 2725 2625 2325 1900 1525 2000 2125 2125 2250 2150 1900 1550 1425 180 300 300 330
6 bl kedua
400
0,4
0,4
NIASIN (B3)
Jenis niasin metabolit yang diekresikan melalui urin yaitu N-methyl-nicotinamide.
Niasin metabolit lainnya adalah methyl-2pyridone-5-carboxamide. Rasio methyl-2-pyridone-5-carboxamide terhadap N-methyl-nicotinamide dalam urin. Pengukuran rasio konsentrasi NAD & NADP dalam sel darah merah.
Orang dewasa dengan status gizi baik, ekskresi metabolit niasin berupa N-methylnicotinamide berkisar antara 4-6 mg. Ekskresi 5.8 3.6 mg N-methyl-nicotinamide/24 jam dan 20.0 12.9 mg N-methyl-2-pyridone-5carboxamide/24 jam mengindikasikan status niasin dalam kondisi normal.
Rasio methyl-2-pyridone-5-carboxamide terhadap Nmethyl-nicotinamide antara 1,3-4,0 mengindikasikan status niasin normal. Rasio erythrocyte NAD to NADP < 1.0, indikasi defisiensi niasin.
Kecukupan Niasin
Kebutuhan niasin sangat terkait dengan kebutuhan energi, terutama intik karbohidrat. Umur dan jenis kelamin juga berpengaruh pada jumlah kebutuhan niasin. Secara konvensional, kebutuhan niasin dihitung berdasarkan pengeluaran energi (energy expenditure). Jumlah niasin dalam diet relatif sangat kecil, sehingga kebutuhan niasin dapat dipenuhi dari konversi triptofan menjadi niasin.
Umur Anak 0-5 bl 6-11 bl 1-3 th 4-6 th 7-9 th Laki-laki 10-12 th 13-15 th 16-18 th 19-29 th 30-49 th 50-64 th 65-79 th 80+ th Perempuan 10-12 th 13-15 th 16-18 th 19-29 th 30-49 th 50-64 th 65-79 th 80+ th Hamil (+an) Trimester 1 Trimester 2 Trimester 3 Menyusui (+an) 6 bl pertama 6 bl kedua
Berat badan(kg)
Tinggi badan(cm)
6 9 13 19 27 34 46 56 60 62 62 60 58 36 46 50 54 55 55 54 53
61 71 91 112 130 142 158 165 168 168 168 168 168 145 155 158 159 159 159 159 159
550 725 1125 1600 1850 2100 2475 2675 2725 2625 2325 1900 1525 2000 2125 2125 2250 2150 1900 1550 1425 180 300 300 330 400
VITAMIN B6 (Piridoksin)
Secara tidak langsung meliputi pengukuran PLP dalam plasma, sel darah merah, dan dalam darah.
Status Piridoksin
Konsentrasi Plasma pyridoxal-5-phosphate (PLP) merupakan salah satu indikator yang baik untuk penilaian status vitamin B6. Plasma PLP juga berkorelasi dengan intik vitamin B6 dari makanan. Rentang konsentrasi plasma PLP pria berkisar antara 2775 nmol/L, sedangkan wanita antara 26-93 nmol/L.
Nilai koefisien aktivasi erythrocyte aspartate aminotransferase (EAST-AC)<1,8 mengindikasikan status vitamin B6 dalam kondisi normal.
Erythrocyte transaminase activity (alanine & aspartate) merupakan indikator status viamin B6 jangka panjang.
Kecukupan Piridoksin
Penilaian status vitamin B6 yang hanya didasarkan atas intik vitamin B6 dari makanan kurang memadai, terutama apabila hanya dilakukan pengukuran dalam beberapa hari saja. Masalah lainnya adalah kurang lengkapnya data kandungan vitamin B6 dalam daftar komposisi bahan makanan. Rataan mingguan intik vitamin B6 antara 1,2-1,5 mg/hari, dan rasio vitamin B6 terhadap protein >0,02, mengindikasikan status vitamin B6 pada kondisi normal.
Umur Anak 0-5 bl 6-11 bl 1-3 th 4-6 th 7-9 th Laki-laki 10-12 th 13-15 th 16-18 th 19-29 th 30-49 th 50-64 th 65-79 th 80+ th Perempuan 10-12 th 13-15 th 16-18 th 19-29 th 30-49 th 50-64 th 65-79 th 80+ th Hamil (+an) Trimester 1 Trimester 2 Trimester 3 Menyusui (+an) 6 bl pertama 6 bl kedua
Berat badan(kg)
Tinggi badan(cm)
Angka Kecukupan Piridoksin (mg/hari) 2004 0,1 0,3 0,5 0,6 1,0 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,7 1,7 1,7 1,2 1,2 1,2 1,3 1,3 1,5 1,5 1,5 0,4 0,4 0,4 0,5 0,5
Angka Kecukupan Piridoksin (mg/hari) 2012 0,1 0,3 0,5 0,6 1,0 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,7 1,7 1,7 1,2 1,2 1,2 1,3 1,3 1,5 1,5 1,5 0,4 0,4 0,4 0,5 0,5
6 9 13 19 27 34 46 56 60 62 62 60 58 36 46 50 54 55 55 54 53
61 71 91 112 130 142 158 165 168 168 168 168 168 145 155 158 159 159 159 159 159
FOLAT
Folat berfungsi sebagai koenzim dalam transfer karbon tunggal dalam metabolisme nukleat dan asam amino. Vitamin ini penting terututama untuk mencegah neural tube defect pada wanita hamil Indikator utama yang digunakan untuk mengestimasi AKG folat adalah folat eritrosit yang merefleksikan simpanan folate pada jaringan AKG dinyatakan dalam DFE (g dietary folate equivalent). 1 g DFE = 0.6 g asam folat dari pangan yang difortikasi atau sebagai suplemen yang dikonsumsi bersama makanan
Umur Anak 0-5 bl 6-11 bl 1-3 th 4-6 th 7-9 th Laki-laki 10-12 th 13-15 th 16-18 th 19-29 th 30-49 th 50-64 th 65-79 th 80+ th Perempuan 10-12 th 13-15 th 16-18 th 19-29 th 30-49 th 50-64 th 65-79 th 80+ th Hamil Trimester 1 Hamil Trimester 2 Hamil Trimester 3 Menyusui 6 bl pertama Menyusui 6 bl kedua
EAR ( g DFE/hari)
VITAMIN B12
Vitamin B12 berfungsi sebagai koenzim untuk reaksi transfer metil yang critical yang mengubah homosistein menjadi metionin dan untuk reaksi terpisah yang mengubah L-metilmalonil CoA menjadi succinil-CoA AKG didasarkan kepada jumlah yang dibutuhkan untuk maintenan status hematologi dan nilai vitamin B12 serum yang normal, Sampai saat ini belum ada bukti-bukti ilmiah yang cukup untuk menetapkan batas asupan tertinggi yang aman (UL) untuk vitamin B12
Umur Anak 0-5 bl 6-11 bl 1-3 th 4-6 th 7-9 th Laki-laki 10-12 th 13-15 th 16-18 th 19-29 th 30-49 th 50-64 th 65-79 th 80+ th Perempuan 10-12 th 13-15 th 16-18 th 19-29 th 30-49 th 50-64 th 65-79 th 80+ th Hamil Trimester 1 Hamil Trimester 2 Hamil Trimester 3 Menyusui 6 bl pertama Menyusui 6 bl kedua
EAR ( g/hari) ND ND 0.7 1.0 1.0 1.5 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 1.5 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.0 2.2 2.2 2.2 2.4 2.4
AKG 2004 B12 ( g/hari) 0.4* 0.5* 0.9 1.2 1.2 1.8 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 1.8 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.6 2.6 2.6 2.8 2.8
AKG 2012 B12 (g/hari) 0.4* 0.5* 0.9 1.2 1.2 1.8 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 1.8 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.4 2.6 2.6 2.6 2.8 2.8
VITAMIN C
Penentuan kebutuhan vitamin C pada awalnya didasarkan atas jumlah yang dapat mencegah terjadinya scurvy. Indikator kecukupan vitamin C yang terbaik adalah near maximal neutrophil ascorbate concentration.
Indikator lain yang dapat digunakan adalah biomarker oksidasi lemak, fungsi vascular, fungsi anti oksidan dalam leukosit, proteksi terhadap oxidative stress, markers kerusakan DNA, parameter yang berkaitan dengan respon imun, fungsi kognitif dan daya ingat, serta kaitannya dengan penyakit degeneratif kronis seperti kanker dan penyakit jantung.
Kecukupan Vitamin C
Penentuan rata-rata intik vitamin C didasarkan kandungan vitamin C dalam tubuh sebesar 900 mg, efisiensi absorpsi 85%, dan catabolic rate 2,9; sehingga dibulatkan menjadi 30 mg per hari.
Mengingat pentingnya vitamin C untuk menjaga kesehatan yang optimum , disamping untuk meningkatkan penyerapan besi kaitannya dengan enemia.
Umur Anak 0-5 bl 6-11 bl 1-3 th 4-6 th 7-9 th Laki-laki 10-12 th 13-15 th 16-18 th 19-29 th 30-49 th 50-64 th 65-79 th 80+ th Perempuan 10-12 th 13-15 th 16-18 th 19-29 th 30-49 th 50-64 th 65-79 th 80+ th Hamil Trimester 1 Hamil Trimester 2 Hamil Trimester 3 Menyusui 6 bl pertama Menyusui 6 bl kedua
ASAM PANTOTHENAT
Asam pantothenat berfungsi sebagai komponen koenzim A dan phosphopantetheine, yang terlibat dalam metabolisme asam lemak. Asam pantothenat cukup tersedia melimpah di dalam makanan dan defisiensi terjadi karena mengonsumsi diit pangan semisintetis atau adanya antagonis vitamin Kriteria utama yang digunakan untuk mengestimasi AI asam pantothenat adalah asupan yang cukup untuk menggantikan ekskresi dalam urin.
BIOTIN
Biotin berfungsi sebagai koenzim dalam beberapa reaksi karboksilase yang dependen kepada bikarbonat Nilai-nilai yang diekstrapolasi dari data untuk bayi dan perkiraan terbatas dari asupan digunakan untuk menyusun AI dari biotin karena masih terbatasnya data kebutuhan pada orang dewasa Tidak ada cukup data untuk menyusun UL dari biotin
CHOLINE
Cholin berfungsi sebagai prekursot asetilcholine, fosfolipid, dan betaine donor metil Kriteria utama yang digunakan untuk mengestimasi AI untuk choline adalah pencegahan kerusakan hati seperti yang dinilai dengan mengukur kadar alanine aminotransferase pada serum. Belum ada perkiraan asupan choline yang merepresentasikan masing-masing negara sehingga belum dapat dihitung EARnya
Umur Anak 0-5 bl 6-11 bl 1-3 th 4-6 th 7-9 th Laki-laki 10-12 th 13-15 th 16-18 th 19-29 th 30-49 th 50-64 th 65-79 th 80+ th Perempuan 10-12 th 13-15 th 16-18 th 19-29 th 30-49 th 50-64 th 65-79 th 80+ th Hamil Trimester 1 Hamil Trimester 2 Hamil Trimester 3 Menyusui 6 bl pertama Menyusui 6 bl kedua
EAR
AKG 2004
AI 2012 Choline Mg/hari 125 150 200 250 375 375 550 550 550 550 550 550 550 375 400 425 425 425 425 425 425 450 450 450 550 550
ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND
ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND ND
RISET KE DEPAN
Penelitian tentang asupan dan status vitamin larut lemak maupun larut air di Indonesia agar dapat ditentukan EAR Studi epidemiologis untuk melihat tingkat konsumsi vitamin dikaitkan dengan prevalensi penyakit kronis di Indonesia perlu dilakukan. Percobaan acak terkontrol untuk menetapkan relevansi status berbagai vitamin dengan berbagai penyakit kronis/PTM Interaksi asupan vitamin dengan komponen gizi mikro lainnya Sejalan dengan ditemukannya peran lain dari berbagai vitamin dalam menunjang kesehatan dan mencegah berbagai penyakit kronis, diperlukan penelitian lebih lanjut terkait dengan indikator defisiensi vitamin yang lebih terpercaya dan mudah diukur termasuk kajian tolerable upper limit vitamin