Anda di halaman 1dari 36

Ai irma siti rahmah G1A212006

Infeksi

saluran nafas bagian bawah akut (ISNBA) kesakitan+kematian yg tinggi. Paling sering adalah pneumonia Pneumonia : radang parenkim paru distal dari bronkiolus terminalis yg mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli konsolidasi jar.paru dan ggn sel Penyebab : mikroorganisme, faktor lain

Pneumonia

lobaris ggn sist pernafasan berbentuk pneumonia yg terjadi pd lobus paru Insidensi : anak < 5th (30%), WHO penyebab utama pneumonia karena Streptococcus Pneumoniae(50%), Haemophillus Influenzae B (Hib) (20%), sisanya adalah penyebab lainnya. INA 2010 telah menurun 39,38%. Jateng: 26,76%.

Mengetahui

dan memahami tentang pneumonia lobaris mengenai definisi, etiologi dan epidemiologi, patogenesis, manifestasi klinis, diagnosis dan diagnosis banding, penatalaksanaan, pencegahan dan prognosisnya. Salah satu syarat untuk mengikuti ujian pada program pendidikan profesi di bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto.

Pneumonia

lobaris adalah peradangan pada paru dimana proses peradangannya ini menyerang sebagian besar/ seluruh lobus paru. Biasanya gejala datang mendadak, tetapi kadang- kadang didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas.

Bakteri

(Diplococcus pneumoniae, Pneumococcus, S.hemolyticus, S.aureus, H.influenza,dll), Virus (RSV, influenza, adenovirus, CMV), Mycoplasma pneumoniae, Aspirasi (makanan, kerosen, cairan amnion, benda asing), Pneumonia hipostatik, Sindrom Loeffler

Pneumonia

lobaris lebih sering invasi bakteri. Yaitu: Bakteri gram positif ( Pneumococcus, Staphylococcus) Bakteri gram negatif ( Haemophilus Influenza, Klebsiella Pneumonia )

Pneumococcus Pneumococcus dengan serotipe 1 sampai 8 menyebabkan pneumonia pada orang dewasa lebih dari 80%, sedangkan pada anak ditemukan tipe 14, 1, 6 dan 9, Usia : < 4th Pneumococcus jarang yang menyebabkan infeksi primer, peradangan pada paru adanya infeksi atau kerusakan oleh virus atau zat kimia pada sal. pernafasan

Pneumococcus

teraspirasi tepi paru dr sal.nafas bag.atas/nasofaring edema reaktif multiplikasi penyebaran (1 lobus/lebih) alveoli melalui percikan mukus/saliva, sering pd lobus bag.bawah paru (gravitasi) respon khas: Kongesti (4 12 jam) Hepatisasi merah (48 jam) Hepatisasi kelabu (3 8 hari) Resolusi (7 11 hari)

Pneumococcus

Gejala

PF

Didahului ISPA (hidung tersumbat) Nafsu makan turun Demam mendadak s/d 39C Gelisah Sesak nafas Batuk Kebiruan
-

Dispneu S: 39C/ lebih Sianosis mulut+hidung Ronkhi/ friction rub NCH (+) Retraksi (+) supraklavikuler, interkostal dan subkostal Sputum : spt karat (dahak berdarah) Efusi pleura + empiema (Fremitus <<, SD ves <<) Suara bronkial : batas cairan+normal

Leukosit:

15.000-

Radiologis:

40.000 Hb normal/menurun Sputum: bakteriemia 30% (makros, mikros, biakan)

konsolidasi 1 / beberapa lobus Komplikasi pneumothoraks, atelektasis, abses paru, pneumatokel, perikarditis, dll.

DD:

Komplikasi:

bronkiolitis, bronkitis alergika, gagal jantung kongestif, aspirasi benda asing, atelektasis, abses paru dan tuberkulosis

- Empiema perluasan infeksi (bayi)

Penisilin
-

50.000/unit/kgBB/hari (IM) Kloramfenikol 50-75 mg/kgBB/hari Terapi dilanjutkan hingga 10hr atau 2 hr stlh suhu normal. Sefalosporin 50 mg/kgBB/hari Asupan cairan: campuran glukosa 5% dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3:1 ditambah dengan larutan KCl 10 mEq/500 ml botol infus Simtomatik : oksigen + penurun panas

Staphylococcus

aureus infeksi berat yang cepat progresif dan resisten terhadap pengobatan Staphylococcus toksin dan enzim interaksi dgn plasma zat aktif mengubah fibrinogen mjd fibrin koagulan Pleura diselubungi lap.eksudat fibropurulen tebal abses pecah trombus sepsis pd daerah yg mengalami kerusakan dan peradangan luas

Gejala
-

PF
-

Ada riwayat lesi dikulit Demam tinggi Batuk Sesak nafas Muntah Anoreksia Diare

SD meningkat Takipneu NCH (+) Sianosis Retraksi (+) Rbh (+) Rbk (+) Efusi/empiema perkusi redup, fremitus <<

Leukositosis

20.000 Leukopeni prognosis buruk Anemia ringansedang Biakan: kokus gram positif Pleura : eksudat 300-100.000 Protein > 2.5 GDS yg rendah

>

Radiologis:

menyatu, terbatas/homogen melibatkan seluruh lobus (hemitoraks)

infiltrat

Komplikasi

Bayi muda : perikarditis, meningitis, osteomielitis, dan abses metastasis multiple stafilokokus pada jaringan lunak

Terapi

AB:

Penisilin semi sintetik (nafsilin) 200mg/kgBB/hari, ceftriaxon 100-150 mg/kgBB/hari, Ampicillin 100 mg/kgBB/hari selama 14 hari pd neonatus Bayi+anak : cefuroxime 80-160mg/kgBB/hari selama 10hari Drainase pus (5-7 hari) oksigen Nutrisi

Haemophilus

influenza Lebih banyak pada bayi dan anak (belum vaksinasi), riwayat meningitis, otitis media, infeksi sal.nafas, dan epiglotitis Penyebaran biasanya lobar infiltrat segmental, lobus tunggal/multipel, efusi pleura dan pneumatokel secara hematogen ke tempat lain. Peradangan penghancuran sel epitel bronkiolus scr meluas edema dan perdarahn

Gejala -

PF -

Lebih sering tersembunyi dan perjalanannya lama selama beberapa minggu Demam Batuk Sesak nafas

Takipnea NCH (+) Perkusi redup terlokalisasi Rbk (+)

Bakteri

(+) Kultur darah, cairan pleura, aspirasi paru : leukositosis, limfopenia relatif Uji aglutinasi lateks urin (+)

Radiologis:

cairan pelura pada bayi muda

Komplikasi

Terapi:

Bakteriemia Perikarditis Selulitis Empiema Meningitis piartrosis

Simtomatik dan suportif sama AB: kloramfenikol 100mg/kgBB/hari, Ampicillin 100 mg/kgBB/hari terapi inisial Drainase jika efusi pleura dan piartrosis

Klebsiella

pneumonia Bakteri masuk aspirasi orofaringeal Infeksi akibat ke alveoli melalui Klebsiella pneumoniae ini bisa peralatan yg dipakai timbul sebagai kasus merusak dinding alveoli terinfeksi sporadis pada nekrosis pus >> dan neonatus. Berasal dari peralatan dalam terjadi fibrosis ruang perawatan bayi dan alat pelembab udara inf.nasokomial

Gejala

PF

Kekakuan yg multipel scr mendadak Demam Batuk produktif Nyeri pleuritis Kelemahan hemoptisis

Perkusi redup Rbk (+) sekresi pus pada kavitas paru

Radiologis:

Kultur

infiltrasi pada lobus paru dan pleura-pleura yang menonjol

darah, pus trakea, aspirasi paru : bakteri (+)

Antibiotik

sefalosporin generasi ke 3 Kanamisin 15-20mg/kgBB/hari IM setiap 8 jam selama min.10-14 hari Gentamisin 5-7.5mg/kgBB/hari IM/IV Drainase apabila sudah terdapat empiema utk mengembalikan fungsi pengembangan paru

Masuknya

zat asing 2 teori : kerosene mencapai paru setelah diabsorpsi di tr.digestivus, aspirasi terjadi sewaktu menelan kerosene, muntah atau pada saat membilas lambung Gx: suhu meningkat, kesadaran menurun Neonatus aspirasi cairan amnion Terapi : simtomatik dan antibiotik sbg profilaksis (kombinasi penisilin /ampisilin dgn gentamisin)

Ro:

infiltrat besar dan kecil yang tersebar, menyerupai TB milier dg batas tidak tegas. Infiltrat berpindah dr 1 lobus ke lobus lainnya. Infiltrat eosinofil >> (darah: 40-70%) Infiltrat dianggap rx alergi th protein asing daerah tropis dgn migrasi larva cacing as.lumbricoides (usus ke darah+paru) Terapi: antibiotik dan antihelmintik

Kongesti

paru yang lama penyakit menahun+berbarng lama kuman mudah berkembang biak peradangan di daerah paru. Pencegahan : mengubah posisi berbaring

Disebabkan

oleh virus RSV dan parainfluenza virus. RSV nekrosis pada epitel bronkiolus dan infitrat limfosit serta sel mononuklear peribronkiolus penebalan intraalveolar +npengisian ruangan antara alveolus dgn cairan Gx: rinore, demam, mengi, dan batuk, takipnea, dispnea hipoksia, sianosis dan apnea.

PF:

Ronki (+) yang menyeluruh. Ro: hiperekspansi, penebalan peribronkial dan infiltrat berkisar dr intersisial menyeluruh sampai konsolidasi segmental/lobar. Pada parainfluenza : coryza, sakit tenggorok, serak, dan batuk dgn/tanpa sesak, demam menetap. Batuk menyalak menyerupai alat musik tiup jd stridor yg jelas. Jika jd bronkiolitis batuk progresif disertai mengi, takipnea, peningkatan produksi sputum

Isolasi

virus dari skeret sal.nafas: sputum, usapan tenggorok/bilasan nasofaringeal Virus terdekteksi dalam biakan jaringan Scr spesifik dgn rekasi imunologis imunofluoresens, ELISA Terapi: tirah baring, hidrasi, pengisapan secret dan pemberian oksigen serta pemberian anti bronkospastik. Berat intubasi + bantuan alat nafas

Vaksin

pneumokokal, vaksin conjugated H. influenza tipe B, vaksin influenza, dan vaksin varisela (anak > 2th ) Profilaksis dengan penisilin Vaksinasi diulang setelah 5-10 th diindikasikan bagi yg beresiko tinggi

Pneumonia

lobaris : anak < 5 th Pneumonia lobaris penyakit sal.nafas (pneumonia) pada lobus paru Etiologi: bakteri, virus, mycoplasma, jamur, aspirasi, pneumonia hipostatik, sindrom loeffler Tersering adalah bakteri Diagnosa : gejala, Px fisik dan px penunjang Terapi berdarakan etiologi dan uji kepekaan th antibiotik penting dilakukan Vaksinasi dapant dipertimbangkan untuk kondisi tertentu

Anda mungkin juga menyukai