Anda di halaman 1dari 23

Home Contact Guestbook Archive About

jump to navigation

RUU Pornografi September 12, 2008


Posted by JalanSutera.com in Blog. trackback Perlukah kita sebuah undang-undang yang khusus mengatur masalah ini?

Ini RUU yang kontroversial. Pembahasan RUU Pornografi sudah berlangsung sejak tahun 1997 lalu. Bisa dibilang, pembahasan RUU ini paling alot diantara pembahasan RUU lainnya. Pro kontra menyeruak sejak RUU yang semula bernama RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi ini dibahas. Ingin tahu seperti apa rancangan undang-undang dari dewan perwakilan rakyat kita? Simak naskahnya di bawah ini: RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PORNOGRAFI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1.Pornografi adalah materi seksualitas yang dibuat oleh manusia dalam bentuk gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, syair, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan komunikasi lain melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan di muka umum, yang dapat membangkitkan hasrat seksual dan/atau melanggar nilainilai kesusilaan dalam masyarakat. 2.Jasa pornografi adalah segala jenis layanan pornografi yang disediakan oleh orang perseorangan atau korporasi melalui pertunjukan langsung, televisi kabel, televisi teresterial, radio, telepon, internet, dan komunikasi elektronik lainnya serta surat kabar, majalah, dan barang cetakan lainnya. 3.Setiap orang adalah orang perseorangan atau korporasi, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum. 4.Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun. 5.Pemerintah adalah Pemerintah Pusat yang dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 6.Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Pasal 2 Pengaturan pornografi berasaskan Ketuhanan Yang Maha Esa, penghormatan terhadap harkat dan martabat kemanusiaan, kebhinnekaan, kepastian hukum, nondiskriminasi, dan perlindungan terhadap warga negara. Pasal 3 Pengaturan pornografi bertujuan: a.mewujudkan dan memelihara tatanan kehidupan masyarakat yang beretika, berkepribadian luhur, menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, serta menghormati harkat dan martabat kemanusiaan; b.memberikan pembinaan dan pendidikan terhadap moral dan akhlak masyarakat; c.memberikan kepastian hukum dan perlindungan bagi warga negara dari pornografi, terutama bagi anak dan perempuan; dan d.mencegah berkembangnya pornografi dan komersialisasi seks di masyarakat. BAB II LARANGAN DAN PEMBATASAN Pasal 4 (1) Setiap orang dilarang memproduksi, membuat, memperbanyak, menggandakan,

menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan, atau menyediakan pornografi yang memuat: e.persenggamaan, termasuk persenggamaan yang menyimpang; f.kekerasan seksual; g.masturbasi atau onani; h.ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan; atau i.alat kelamin. (2) Setiap orang dilarang menyediakan jasa pornografi yang: a. menyajikan secara eksplisit ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan; b. menyajikan secara eksplisit alat kelamin; c. mengeksploitasi atau memamerkan aktivitas seksual; atau d. menawarkan atau mengiklankan, baik langsung maupun tidak langsung layanan seksual. Pasal 5 Setiap orang dilarang meminjamkan atau mengunduh pornografi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1). Pasal 6 Setiap orang dilarang memperdengarkan, mempertontonkan, memanfaatkan, memiliki, atau menyimpan produk pornografi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), kecuali yang diberi kewenangan oleh perundang-undangan. Pasal 7 Setiap orang dilarang mendanai atau memfasilitasi perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4. Pasal 8 Setiap orang dilarang dengan sengaja atau atas persetujuan dirinya menjadi objek atau model yang mengandung muatan pornografi. Pasal 9 Setiap orang dilarang menjadikan orang lain sebagai objek atau model yang mengandung muatan pornografi. Pasal 10 Setiap orang dilarang mempertontonkan diri atau orang lain dalam pertunjukan atau di muka

umum yang menggambarkan ketelanjangan, eksploitasi seksual, persenggamaan, atau yang bermuatan pornografi lainnya. Pasal 11 Setiap orang dilarang melibatkan anak dalam kegiatan dan/atau sebagai objek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6, Pasal 8, Pasal 9, atau Pasal 10. Pasal 12 Setiap orang dilarang mengajak, membujuk, memanfaatkan, membiarkan, menyalahgunakan kekuasaan atau memaksa anak dalam menggunakan produk atau jasa pornografi. Pasal 13 (1) Pembuatan, penyebarluasan, dan penggunaan pornografi yang memuat selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) wajib mendasarkan pada peraturan perundang-undangan. (2) Pembuatan, penyebarluasan, dan penggunaan pornografi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan di tempat dan dengan cara khusus. Pasal 14 Pembuatan, penyebarluasan, dan penggunaan materi seksualitas dapat dilakukan untuk kepentingan dan memiliki nilai: a.seni dan budaya; b.adat istiadat; dan c.ritual tradisional. Pasal 15 Ketentuan mengenai syarat dan tata cara perizinan pembuatan, penyebarluasan, dan penggunaan produk pornografi untuk tujuan dan kepentingan pendidikan dan pelayanan kesehatan dan pelaksanaan ketentuan Pasal 13 diatur dengan Peraturan Pemerintah. BAB III PERLINDUNGAN ANAK Pasal 16 Setiap orang berkewajiban melindungi anak dari pengaruh pornografi dan mencegah akses anak terhadap informasi pornografi. Pasal 17 1) Pemerintah, lembaga sosial, lembaga pendidikan, lembaga keagamaan, keluarga, dan/atau masyarakat berkewajiban memberikan pembinaan, pendampingan, serta pemulihan sosial, kesehatan fisik dan mental bagi setiap anak yang menjadi korban atau pelaku pornografi. 2) Ketentuan mengenai pembinaan, pendampingan, serta pemulihan sosial, kesehatan fisik dan mental sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

BAB IV PENCEGAHAN Bagian Kesatu Peran Pemerintah Pasal 18 Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib melakukan pencegahan pembuatan, penyebarluasan, dan penggunaan pornografi. Pasal 19 Untuk melakukan pencegahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Pemerintah berwenang: a.melakukan pemutusan jaringan pembuatan dan penyebarluasan produk pornografi atau jasa pornografi, termasuk pemblokiran pornografi melalui internet; b.melakukan pengawasan terhadap pembuatan, penyebarluasan, dan penggunaan pornografi; dan c.melakukan kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak, baik dari dalam maupun dari luar negeri, dalam pencegahan pembuatan, penyebarluasan, dan penggunaan pornografi. Pasal 20 Untuk melakukan upaya pencegahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, Pemerintah Daerah berwenang: a.melakukan pemutusan jaringan pembuatan dan penyebarluasan produk pornografi atau jasa pornografi, termasuk pemblokiran pornografi melalui internet di wilayahnya; b.melakukan pengawasan terhadap pembuatan, penyebarluasan, dan penggunaan pornografi di wilayahnya; c.melakukan kerja sama dan koordinasi dengan berbagai pihak dalam pencegahan pembuatan, penyebarluasan, dan penggunaan pornografi di wilayahnya; dan d.mengembangkan sistem komunikasi, informasi, dan edukasi dalam rangka pencegahan pornografi di wilayahnya. Bagian Kedua Peran Serta Masyarakat Pasal 21 Masyarakat dapat berperan serta dalam melakukan pencegahan terhadap pembuatan, penyebarluasan, dan penggunaan pornografi. Pasal 22 (1) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dapat dilakukan dengan cara:

a.melaporkan pelanggaran Undang-Undang ini; b.melakukan gugatan perwakilan ke pengadilan; c.melakukan sosialisasi peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pornografi; dan d.melakukan pembinaan kepada masyarakat terhadap bahaya dan dampak pornografi. (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b dilaksanakan secara bertanggung jawab dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 23 Masyarakat yang melaporkan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf a berhak mendapat perlindungan berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB V PENYIDIKAN, PENUNTUTAN, DAN PEMERIKSAAN DI SIDANG PENGADILAN Pasal 24 Penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan terhadap pelanggaran pornografi dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang tentang Hukum Acara Pidana, kecuali ditentukan lain dalam Undang-Undang ini. Pasal 25 Di samping alat bukti sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Hukum Acara Pidana, termasuk juga alat bukti dalam perkara tindak pidana meliputi tetapi tidak terbatas pada: a.barang yang memuat tulisan atau gambar dalam bentuk cetakan atau bukan cetakan, baik elektronik, optik, atau bentuk penyimpanan data lainnya; dan b.data yang tersimpan dalam jaringan internet dan saluran komunikasi lainnya. Pasal 26 (1) Untuk kepentingan penyidikan, penyidik berwenang membuka akses, memeriksa, dan membuat salinan data elektronik yang tersimpan dalam fail komputer, jaringan internet, media optik, serta bentuk penyimpanan data elektronik lainnya. (2) Untuk kepentingan penyidikan, pemilik data, penyimpan data, atau penyedia jasa layanan elektronik berkewajiban menyerahkan dan/atau membuka data elektronik yang diminta penyidik. (3) Pemilik data, penyimpan data, atau penyedia jasa layanan elektronik setelah menyerahkan dan/atau membuka data elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berhak menerima tanda terima penyerahan atau berita acara pembukaan data elektronik dari penyidik. Pasal 27 Penyidik membuat berita acara tentang tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 dan

mengirim turunan berita acara tersebut kepada pemilik data, penyimpan data, atau penyedia jasa layanan komunikasi di tempat data tersebut didapatkan. Pasal 28 (1) Data elektronik yang ada hubungannya dengan perkara yang sedang diperiksa dilampirkan dalam berkas perkara. (2) Data elektronik yang ada hubungannya dengan perkara yang sedang diperiksa dapat dimusnahkan atau dihapus. (3) Penyidik, penuntut umum, dan para pejabat pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan wajib merahasiakan dengan sungguh-sungguh atas kekuatan sumpah jabatan, baik isi maupun informasi data elektronik yang dimusnahkan atau dihapus. BAB VI PEMUSNAHAN Pasal 29 (1) Pemusnahan dilakukan terhadap produk pornografi hasil perampasan. (2) Pemusnahan produk pornografi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh penuntut umum dengan membuat berita acara yang sekurang-kurangnya memuat: a.nama media cetak dan/atau media elektronik yang menyebarluaskan pornografi; b.nama, jenis, dan jumlah barang yang dimusnahkan; c.hari, tanggal, bulan, dan tahun pemusnahan; dan d.keterangan mengenai pemilik atau yang menguasai barang yang dimusnahkan. BAB VII KETENTUAN PIDANA Pasal 30 Setiap orang yang memproduksi, membuat, memperbanyak, menggandakan, menyebar-luaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan, atau menyediakan pornografi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp6.000.000.000,00 (enam miliar rupiah). Pasal 31 Setiap orang yang menyediakan jasa pornografi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah). Pasal 32 Setiap orang yang meminjamkan atau mengunduh pornografi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 5 dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun atau pidana denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). Pasal 33 Setiap orang yang memperdengarkan, mempertontonkan, memanfaatkan, memiliki, atau menyimpan produk pornografi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dipidana dengan pidana paling lama 4 (empat) tahun atau pidana denda paling banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). Pasal 34 Setiap orang yang mendanai atau memfasilitasi perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp7.500.000.000,00 (tujuh miliar lima ratus juta rupiah). Pasal 35 Setiap orang yang dengan sengaja atau atas persetujuan dirinya menjadi objek atau model yang mengandung muatan pornografi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau pidana denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). Pasal 36 Setiap orang yang menjadikan orang lain sebagai objek atau model yang mengandung muatan pornografi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp6.000.000.000,00 (enam miliar rupiah). Pasal 37 Setiap orang yang mempertontonkan diri atau orang lain dalam pertunjukan atau di muka umum yang menggambarkan ketelanjangan, eksploitasi seksual, persenggamaan, atau yang bermuatan pornografi lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau pidana denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). Pasal 38 Setiap orang yang melibatkan anak dalam kegiatan dan/atau sebagai obyek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dipidana dengan pidana yang sama dengan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 33, Pasal 35, Pasal 36, dan Pasal 37, ditambah 1/3 (sepertiga) dari maksimum ancaman pidananya. Pasal 39 Setiap orang yang mengajak, membujuk, memanfaatkan, membiarkan, menyalahgunakan kekuasaan atau memaksa anak dalam menggunakan produk atau jasa pornografi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan

paling lama 6 (enam) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah). Pasal 40 (1) Dalam hal tindak pidana pornografi dilakukan oleh atau atas nama suatu korporasi, tuntutan dan penjatuhan pidana dapat dilakukan terhadap korporasi dan/atau pengurusnya. (2) Tindak pidana pornografi dilakukan oleh korporasi apabila tindak pidana tersebut dilakukan oleh orang-orang, baik berdasarkan hubungan kerja maupun berdasarkan hubungan lain, bertindak dalam lingkungan korporasi tersebut, baik sendiri maupun bersama-sama. (3) Dalam hal tuntutan pidana dilakukan terhadap suatu korporasi, korporasi tersebut diwakili oleh pengurus. (4) Pengurus yang mewakili korporasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diwakili oleh orang lain. (5) Hakim dapat memerintahkan pengurus korporasi agar pengurus korporasi menghadap sendiri di pengadilan dan dapat pula memerintahkan pengurus korporasi supaya pengurus tersebut dibawa ke sidang pengadilan. (6) Dalam hal tuntutan pidana dilakukan terhadap korporasi, maka panggilan untuk menghadap dan penyerahan surat panggilan tersebut disampaikan kepada pengurus di tempat tinggal pengurus atau di tempat pengurus berkantor. (7) Pidana pokok yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi hanya pidana denda dengan ketentuan maksimum pidana dikalikan 3 (tiga) dari pidana denda yang ditentukan dalam setiap pasal dalam Bab ini. Pasal 41 Selain pidana pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (7), korporasi dapat dikenakan pidana tambahan berupa: a.pembekuan izin usaha; b.pencabutan izin usaha; c.perampasan kekayaan hasil tindak pidana; dan/atau d.pencabutan status badan hukum. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 42 Pada saat Undang-Undang ini berlaku, dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan setiap orang yang memiliki atau menyimpan produk pornografi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) harus memusnahkan sendiri atau menyerahkan kepada pihak yang berwajib untuk dimusnahkan.

Pasal 43 Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan yang mengatur atau berkaitan dengan tindak pidana pornografi dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini. Pasal 44 Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. PENJELASAN: Pasal 4 Ayat (1) Huruf a Yang dimaksud dengan persenggamaan yang menyimpang antara lain persenggamaan atau aktivitas seksual lainnya dengan mayat dan binatang, oral seks, anal seks, lesbian, homoseksual. Huruf b Yang dimaksud dengan kekerasan seksual antara lain persenggamaan yang didahului dengan tindakan kekerasan (penganiayaan) atau mencabuli dengan paksaan, pemerkosaan. Huruf d Yang dimaksud dengan mengesankan ketelanjangan adalah penampakan tubuh dengan menunjukkan ketelanjangan yang menggunakan penutup tubuh yang tembus pandang. Pasal 5 Yang dimaksud dengan mengunduh adalah mengalihkan atau mengambil fail (file) dari sistem teknologi informasi dan komunikasi. Pasal 6 Yang dimaksud dengan yang diberi kewenangan oleh perundang-undangan misalnya lembaga yang diberi kewenangan menyensor film, lembaga yang mengawasi penyiaran, lembaga penegak hukum, lembaga pelayanan kesehatan atau terapi kesehatan seksual, dan lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan tersebut termasuk pula perpustakaan, laboratorium, dan sarana pendidikan lainnya. Kegiatan memperdengarkan, mempertontonkan, memanfaatkan, memiliki, atau menyimpan barang pornografi dalam ketentuan ini hanya dapat digunakan di tempat atau lokasi yang disediakan untuk tujuan lembaga dimaksud. Pasal 10 Yang dimaksud dengan mempertontonkan diri adalah perbuatan yang dilakukan atas inisiatif dirinya atau inisiatif orang lain dengan kemauan dan persetujuan dirinya. Yang dimaksud dengan pornografi lainnya antara lain kekerasan seksual, masturbasi atau onani.

Pasal 13 Ayat (1) Yang dimaksud dengan pembuatan termasuk memproduksi, membuat, memperbanyak, atau menggandakan. Yang dimaksud dengan penyebarluasan termasuk menyebarluaskan, menyiarkan, mengunduh, mengimpor, mengekspor, menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan, meminjamkan, atau menyediakan. Yang dimaksud dengan penggunaan termasuk memperdengarkan, mempertontonkan, memanfaatkan, memiliki atau menyimpan. Frasa selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dalam ketentuan ini misalnya majalah yang memuat model berpakaian bikini, baju renang, pakaian olahraga pantai, yang digunakan sesuai dengan konteksnya. Ayat (2) Yang dimaksud dengan di tempat dan dengan cara khusus misalnya penempatan yang tidak dapat dijangkau oleh anak-anak atau pengemasan yang tidak menampilkan atau menggambarkan pornografi. Pasal 14 Yang dimaksud dengan materi seksualitas adalah materi yang tidak mengandung unsur yang dapat membangkitkan hasrat seksual dan/atau tidak melanggar kesusilaan dalam masyarakat, misalnya patung telanjang yang menggambarkan lingga dan yoni. Pasal 16 Ketentuan ini dimaksudkan untuk mencegah sedini mungkin pengaruh pornografi terhadap anak dan ketentuan ini menegaskan kembali terkait dengan perlindungan terhadap anak yang ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak. Pasal 19 Huruf a Yang dimaksud dengan pemblokiran pornografi melalui internet adalah pemblokiran barang pornografi atau penyediaan jasa pornografi. Pasal 20 Huruf a Yang dimaksud dengan pemblokiran pornografi melalui internet adalah pemblokiran barang pornografi atau penyediaan jasa pornografi. Rate This

Share this: StumbleUpon

Digg Reddit

Comments
1. JalanSutera.com - September 25, 2008 Saya nggak butuh undang-undang seperti ini. Bagaimana dengan Anda? Reply 2. Jon - September 25, 2008 Kansudah ada undang-undang yang mengaturnya? Reply 3. iway - September 25, 2008 saya butuh, boleh donk hak saya untuk tidak terpapar pornografi dilindungi oleh negara Reply 4. JalanSutera.com - September 25, 2008 @3. iway Bung iway, Anda sebenarnya sudah dilindungi oleh KUHP, moral, etika dan agama. Jika semua perangkat itu dipatuhi, niscaya pornografi tidak akan memapar Anda kecuali diri Anda sendiri yang memaparkan diri ke pornografi. Jadi, ngapai bikin UU baru? Bikin repot saja Reply 5. Donny Verdian - September 25, 2008 Saya sudah menulis di blog saya tapi kalau boleh meringkas, saya tidak setuju pengesahan RUU Pornografi dengan alasan hal itu akan menjadi absurd karena mengatasnamakan persepsi. Makanya yang jadi masalah, persepsi siapa yang dipakai atas nama? Reply 6. CHIKMONK - September 26, 2008

hanya orang-orang bodoh yang menyetujui ruu pornografi tersebut karena pemerintah hanya orang yang paling tolol di indonesia ini. tolong pikir dlu sebelum melakukan keputusan jangan sampai merugikan orang lain. kalau ruu pornografi ada apa pemerintah sendiri ga mikir di papua orang banyak yang memakai pakaian yang minim tpi apakah itu termasuk pornografi???? banyak orang -orang di desa terutama yang perempuan yang biasa mandi di sungai dengan hanya memakai pakaian yang menutupi bagian atas dada sampai di atas lutut apakah itu termasuk pornografi??? indonesia masih dipimpin oleh orang-orang bodoh walaupun saya orang islam saya menolak tegas adanya ruu pornografi karena hanya merugikan orang-orang kecil tapi malah menguntungkan orang besar!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! pemerintah yang korupsi dihukum paling lama 2 tahun tpi kenapa orang yang hanya mencuri ayam dihukum bisa mencapai 10 tahun penjara??????????????????? yang namanya sex orang tidak bisa melarang presiden saja butuh sex apalagi kita???? INDONESIA DI PIMPIN OLEH PARA ORANG-ORANG BODOH,TOLOL,SINTING DAN GILA SEPERTI PEMERINTAH SEKARANG YANG HANYA MEMIKIRKAN DUIT,, DUIT ,,, DAN DUIT!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Reply 7. Made Gilang - October 3, 2008 ini negara hukum ,, bukan negara undang-undang .. terlalu banyak UU tapi hukumnya tidak berjalan .. UU Pers ,, UU perlindungan anak ,, UU penyiaran 3 UU itu saja sebenarnya sudah cukup utk mengCover pornografi yang kata sebagian orang menjadi masalah .. (karna buat saya Pornografi bukan masalah tapi realita) yang ga waras pemimpinnya apa rakyatnya ?? yang miskin masih banyak ,, yang kelaperan masih banyak ,, sekarang kok moral orang diurusin .. ckckckckckckccckk .. GA MUTU .!!!!!!!!!!!!!! Reply 8. Piping ton - October 3, 2008 Coba pikirkan analogi ini: Agama /ideologi >Fanatisme >Aktualisasi >Kejahatan terorisme Miras >Budaya (?) >Mabuk >Kejahatan sosial

Ketelanjangan >Pornografi >Libido >Kejahatan sexual Politik >Jabatan >Kekuasaan >Kejahatan pelanggaran hak asasi Uang >Kaya >Kesempatan >Kejahatan ekonomi, Korupsi, dll Dari analogi di atas kita bisa memilah bagian mana yang seharusnya menjadi sasaran UU. Cara pandang dan isi pasal UU Pornografi seharusnya bukan Anti Pornografi sebab UU Perkawinan juga tidak berarti UU Anti Perkawinan. Begitu pula dengan UU yang lain. Tidakan pencegahan sebenarnya terletak di kolom III dan Hukuman terletak pada kolom IV. Sampai pada kolom III sebenarnya masih belum /tidak akan menimbulkan masalah bila dikendalikan dengan baik dan diarahkan ke hal positif. Semua usaha mengontrol Kolom I dan II tidak bisa /sangat sulit. Bahkan kontra produktif dan kurang bijaksana serta dapat menimbulkan keresahan masyarakat. Uraian di atas bermaksud untuk menunjukan pokok permasalahan, agar dapat mensikapinya dengan tepat dan secara dewasa. Reply 9. Ahmad - October 14, 2008 Assalamualaikum Saya setuju ada UU Pornografi kayak di LN, cuman saya sangat menentang RUU pornografi yang ada skrg ini krn bbrp hal mendasar: 1. Harusnya UU Pornografi mengatur pembuatan dan peredaran film, majalah, buku cerita porno/semi. Porno = hub intim/sex dengan menampilkan organ intim; Semi = hub intim/sex tapi tidak menampakkan organ intim. 2. Jika peredaran film atau material porno tsb diperbolehkan, maka harus dibatasi untuk yang dewasa aja (spt UU Pornografi di LN). Jika dirasa susah untuk pengawasannya, mendingan dilarang aja. 3. Draft RUU pornografi yang ada saat ini telah menyentuh ke cara berpakaian, adat, diluar konteks porno itu sendiri. Jadi besok lusa jika ada cewek memakai celana pendek, bisa2 dikategorikan porno. Ini khan keterlaluan. Atau jika ada cewek pake singlet atau kembem, dianggap porno juga. Gimana kalo cowo pake celana pendek dan bertelanjang dada, apakah tidak porno juga? Gimana jika ada cewek/ibu2 yang terangsang meliat cowok berotot bertelanjang dada dan memakai celana ketat? Apakah cowoknya bisa ditangkap? atau cuman cewek yang memakai celana pendek atau kembem? Jika ya, berarti ada diskriminasi gender dan lagi2 cewek menjadi korban/kambing hitam. 4. Banyaknya definisi pornografi yang tidak jelas, ukuran porno didasarkan pada terangsang atau tidaknya orang yang melihat. Ini sangat subjektif sekali. Kembali ke poin 3 diatas, lagi2 cewek selalu jadi korban. Seharusnya Porno itu = beradegan sex/hub intim, gambar2 beradegan sex/kelamin atau semi.

Jadi yang mesti diatur adalah semua film, majalah, buku cerita, situs internet, dll yang jelas2 menggambarkan hub intim/kelamin/sex. Bukan cara orang berpakaian. Ini Draft RUU Pornografi paling nyeleneh yang pernah ada. 5. Adanya peran serta masyarakat dalam mengawasi. Berarti bisa memperbolehkan siapapun untuk menghakimi atau menuduh seseorang porno atau tidak. Dasarnya penilaiannya, ya itu terangsang atau tidak. Khan sangat absurb sekali. Lagi2 selalu cewek yang jadi korban. Gimana dengan cowok bertelangjang dada dan bercelana ketat? Demikian ulasan saya. Tolak Draft RUU Pornografi yang ada saat ini. Reply 10. Muhammad - October 14, 2008 Mulanya sebelum saya membaca RUU pornografi saya tidak setuju/menolak RUU tersebut. Namun setelah saya membaca RUU Pornografi tesebut maka sadarlah saya bahwa RUU Pornografi tersebut dibuat oleh Iblis / setan setan yang berwujud anggota dewan yang mengatas namakan moral dan agama. Kesimpulannya, Saya tidak setuju dgn RUU Pornografi Reply 11. Megahnanda Bintang - October 14, 2008 Saya ga setuju dgn RUU di atas, akan saya rubah dgn simpel spt berikut ini: Siapapun yang membuat orang lain merangsang, dia harus siap dirasakan oleh orang yang melihat..jangan salahkan orang yang ngerangsang karena kesalahan sendiri :) hahaha Reply 12. aam - October 24, 2008 kasihan pemerintah kitaketika korup dihujat, ketika salah dihujat, eh..ketika berbuat kebaikan bagi masyarakat juga masih dihujat! aq menyayangi adik-adiku..aq menyayangi saudari-saudariku.. semoga dengan di sahkannya UU ini mereka tidak menjadi korban tontonan -tontonan porno dgn embel-embel ci Reply

13. anakuipenginikutngomong - October 25, 2008 Emmaafboleh ikut bicara kah? Sebelum memberi banyak komentar saya sarankan untuk membaca baik-baik RUU ini, sasarannya siapa dan untuk apa di buat Mudah-mudahan anda tidak terpapar oleh pihak-pihak yang sudah negative thinking dulu Bukan kah sudah kewajiban pemerintah mengatur untuk memberikan yang terbaik bagi SEMUA rakyatnya? Anda juga bisa menyampaikan ketidak puasan anda dengan prosedur yang ada, hujatan tidak akan memberikan solusi juga kan? Reply 14. Made Gilang - October 28, 2008 masalahnya pemerintah sekarang udah ga mau dengerin rakyatnya lagi ..!! jadi mending diskusi kayak gini .. untuk anakuipenginikutngomong apa sudah baca rancangannyaa?? lebih baik ikut baca juga .. coz isinya ga mutu smua .. dari cacat hukum ,, multitafsir ,, dll .. masih perlu di dukung kah???? satu lagi ,, memberikan yang terbaik untuk rakyat bukan seperti ini caranya .. thx be4 salam sejahtera 6 Agama untuk kita semua .. **keepitreal** Reply 15. Leo Maruli - November 3, 2008 Saya sendiri tidak punya masalah dengan yang namanya erotika dan pornografi. Saya dengan bangga mengatakan bahwa saya punya 2 GB gambar/film porno di PC saya yang sudah bertahun-tahun saya himpun untuk konsumsi pribadi. Yang lebih saya kuatirkan adalah tereksposnya materi pornografi untuk orang-orang berusia di bawah umur (<21

tahun tepatnya, karena saya anggap <17 tahun itu sekarang ini kurang memadai sebagai standar di bawah umur). Untuk usia di atas 21 tahun, apalagi yang menyalahkan pornografi untuk membenarkan tindakan-tindakan pelecehan seksual kepada orang lain, saya katakan mereka itu banyak alasan saja, karena sebagai orang dewasa, sudah sewajarnya mereka diharapkan untuk lebih arif menyikapi ekses dari pornografi (birahi jadi terangsang) dibandingkan ABG-ABG yang baru berkenalan dengan seksualitasnya, Saya saat ini berumur 30 tahun dan belum menikah, tapi saya punya 5 keponakan yang berumur mulai dari 1 tahun s/d 22 tahun. Of course, saya tidak akan membiarkan keponakan-keponakan saya yang berusia di bawah 21 tahun menonton apapun yang ada muatan seksual dan kekerasannya (saya sendiri sering menyayangkan kenapa kakak saya mengijinkan anaknya menonton/main game Naruto yang jelas-jelas sangat grafis dalam menvisualkan kekerasan). Tapi bagaimana dengan keponakan saya yang paling tua? Saya tidak akan keberatan apabila dia mengajak saya menonton DVD Sex and The City: The Movie, sekalipun film itu bebas dari sensor apapun Soal RUU Pornografi? Ah, memang lebih baik Indonesia ini berganti nama saja jadi Indonesianistan,,,, Reply 16. Piping ton - November 9, 2008 Semangat UU Pornografi dapat dilihat dari tiap pasalnya ingin membuat satu standart nilai yang dapat diterima oleh semua kelompok masyarakat. Namun sayangnya menggunakan standart ekstrim yang sulit diterima oleh kelompok lain. Sebagai ilustrasi: ingin memperkirakan harga dengan yang paling murah atau sebaliknya yang termahal. Maka tentu saja ada yang merasa dirugikan. Jika para perancang UU itu menggunakan standart universal dengan solusi win-win saya pikir masih bisa ditoleransi. Misalnya saja menghapus semua unsur Pornoaksi dan meregulasi yang sifatnya publik saja.Inilah yang diharapkan oleh para penentang UU Pornografi. Silakan mengatur /membatasi yang porno tetapi jangan mengatur moral setiap pribadi warga negara. Dari definisinya saja sudah terasa sangat ekstim dengan mencantumkan gerak tubuh dan yang membangkitkan hasrat seksual. Apalagi menganggap yang lumrah dan alamiah seperti kesan telanjang, ketelanjangan, bersenggama, onani, alat kelamin, Homoseksual, dan lain-lain sebagai suatu hal porno. Ini kan terasa sangat berlebihan seolah-olah mereka tidak mengerti arti Pornografi. Atau malah terkesan sepertinya mereka mau membuat batasan baru sesuai keinginannya yang lebih cocok disebut sak karepe dewe. Jika memang demikian maksudnya lebih tepat UU itu disebut dengan istilah sendiri, misalnya UU anti ngaceng.

Reply 17. SELINA - December 3, 2008 menurut saya, RUU pornografi sudah tepat untuk disahkan sebagai UU, karena jaman sekarang yang semakin modern tetapi sering sekali menyalahgunakan teknologi sebagai media pengakses tercepat hanya untuk memperoleh fantasi-fantasi sex. tetapi saran saya coba RUU tersebut lebih dipertegas ke arah mana yang lebih diperioritaskan dan yang paling mendukung untuk meminimalkan SEX BEBAS, agar masyarakat tidak salah pengertian mengenai RUU tersebut. Reply

951

/2008/09/12/ruu-p

message

name

email

url

say it!

1282874489

Notify me of follow-up comments via email. Send me site updates


comment-form-te

search

go!

Admin Controls
o

Log in

About

Blog ini milik Pujiono, seorang pekerja media yang tinggal di Tangerang. Dia bukanlah seorang wartawan. Dia juga bukanlah orang yang punya krenteging ati untuk secara teratur menuliskan pikiran dan ide lewat blog. ... MORE

Recent Comments
blogger gurem on Budi Anduk LesPrivatBandung on Tanaman Pun Bisa Ngeblog Doni on Alat Anti Nyamuk Bernama Black azjrek on Stop Permainan Panjat Pin azjrek on Stop Permainan Panjat Pin FERNANDO on Pecinta EPL dan Siaran Langsun Poirot92 on Hengkang dari Dreamhost

Submerge on Putri Raemawasti ombioo on Budi Anduk Mutiara Kata Cinta on Cerita Cinta

Recent Posts
o o o o o o o o o o o o o o o

Budi Anduk Blog Belum Mati Obama, McCain dan Sifat Ksatria Tanaman Pun Bisa Ngeblog Agregator Merdeka Telah Mati? The New Yorker WP Premium Theme Polling Pol-polan Google Translate: Kacau tapi Asyik Selamat Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Batin Cara Merangkai Selongsong Ketupat Minal Aidin Wal Faizin yang Tidak ada dalam Budaya Arab Automattic Mengakuisisi IntenseDebate.com Download Peta Mudik 2008 dari TempoInteraktif.com Peta Mudik 2008, eh Peta Resmi Jalur Lebaran 2008 (1429h) Pie Chart Sempurna May 2009 November 2008 October 2008 September 2008 August 2008 July 2008 June 2008 May 2008 April 2008 March 2008 February 2008 January 2008 December 2007 November 2007 October 2007 September 2007 August 2007 July 2007 June 2007

Archives
o o o o o o o o o o o o o o o o o o o

o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o

May 2007 April 2007 March 2007 February 2007 January 2007 December 2006 November 2006 October 2006 September 2006 August 2006 July 2006 June 2006 May 2006 April 2006 March 2006 February 2006 January 2006 December 2005 November 2005 October 2005 September 2005 August 2005 July 2005 June 2005 0 DailySocial: Fasilitas Telepon Dari Google di Gmail Wahyu Wijanarko: Mengikuti Kultwit DailySocial: Kaskus AD Telah Resmi Dirilis Untuk Publik Gajeto: Sony Ericsson Xperia X8 headed to market in the third quarter of this year. DailySocial: Docs.com Perbaharui Fitur Untuk Mempermudah Pengorganisasian Dokumen ... Tips Facebook No. 69: Sebal karena nama Anda sering di-tag di foto barang jualan? Cobalah atur "Privacy Setting" agar foto/video yang mengandung tag Anda hanya bisa dilihat oleh Anda sendiri (only me). Niscaya Anda akan jarang di-tag lagi. [Hat tips: Gantibentar Dumopioa] ... yang paling menyebalkan ketika "kebablasan" di jalanan Jakarta adalah jauhnya cari jalan putar balik. ggghhh...! ... dalam dua minggu ke depan, keluhan betapa repotnya ditinggal 'asisten rumah tangga' akan bermunculan di status fesbuk. dan PRT pun mulai pasang harga! ... surat nikah Soekarno-Inggit akan dijual utk membiayai pembangunan museum. koleksi emas museum di Yogya hilang digondhol maling. terkutuklah bangsa yang tidak menghargai peninggalan bersejarah

Planet Terasi

Sementara itu di Fesbuk


o

o o o

o o

o o

o o

... sudahkah anda melihat bulan purnama malam ini? cantik sekali, khan? ... Mamalia termalas adalah Armadillo dan Kungkang. Kedua binatang ini menghabiskan 84% waktu hidupnya untuk tidur dan mengantuk. ; dan 16% sisanya untuk makan. Persis siapa, yaaaaa? .. Memahami orang lain adalah kearifan, memahami diri Anda sendiri adalah pencerahan. Begitu kata Lao Tzu. Maksudnya? Embuh... :D ... lho biasanya belok kiri boleh langsung kok, Pak! Lagian kenapa Bapak tidak memberhentikan saya ketika lampu menyala merah tadi? Oh, Bapak butuh THR ya? Topik Hari Ini: Tolong belikan Mama pulsa ... jangan berharap ketemu wiken kalau tidak berani melangkahi hari senin. no monday, no wiken. i love monday! About Archive Contact Guestbook Register Log in Entries RSS Comments RSS WordPress.com RT @adekumala: "Ma, mataku sakit." | "Ah, cuma koyak sedikit. Sini Mama jahit sebentar." 4 hours ago RT @Girindrunk: NONI PENUNGGU GERBONG. Kau terlihat cantik walau tanpa kepala... 4 hours ago RT @medeBOL: KOTOR "Bu, disini kotor." "Sabarlah, nak. Setelah ini ayahmu membawa kain kafan baru untuk kita." 4 hours ago MODERATOR NOTE: "Selamat sahur..." bisik suara di belakangmu. 6 hours ago RT @aizpangeran: DASAR PENAKUT Saat aku memikirkan hal yang seram,imajinasiku kabur duluan. 6 hours ago RT @aizpangeran: MAU MENAKUTIKU bayanganku mencari jasad yang tidak terpakai lagi. 6 hours ago RT @aanmansyur: PINDAH RUMAH - Karena sering diserang rindu kalau jauh dari rumah, dia pindahkan kuburnya sendiri ke ruang tamu. 6 hours ago RT @agusHaruman: "Istrimu kecelakaan. Nyawanya sudah tidak tertolong.." | "Tidak.. Tidak mungkin!. Dia sedang dikamar mandi kok". 6 hours ago RT @arcokimzy: LUPA. Pocong tertangkap oleh pihak yg berwajib. Dia lupa ikat kepalanya. 6 hours ago RT @si_memet: "Bu, aku kepanasan" | "Sabar ya nak..." bujuk sang ibu sambil melihat tubuhnya dan tubuh anaknya yang tergeletak hangus. 7 hours ago RT @dikiumbara: GENTAYANGAN MALAM Aku tau itu ibuku, tapi kenapa dia menakut-nakutiku? "Ah, aku ingat dia kan rabun senja". 7 hours ago

Pages
o o o o

Meta
o o o o o

Fiksimini
o o o o o o o o o o o

o o o o o o o o o

RT @dedirahyudi: TEMPAT TIDUR SEMPIT. Entah, siapa yang menaruh guling tambahan. Yang pasti, wanginya mirip kembang kenanga. 7 hours ago RT @adekmaia: TANGIS ADIK DARI DALAM KUBUR. Minta diambilkan mainan barunya. 7 hours ago RT @nyietnyiet:KOMIDI PUTAR. Hanya aku sendiri yang menikmati. Bayanganku menunggu dibawah, ia takut ketinggian. 7 hours ago RT @FikrieRosano:ADA SUARA TANGISAN BAYI DI LUAR. Kupandang langit. Kulihat bulan sedang melahirkan. 7 hours ago RT @biintaangjaatuh: DENDAM. Menepuk nyamuk. Arwahnya ganti menepukku. 7 hours ago RT @dikiumbara: KAGET "Setan, lu!" | Dua anak setan loncat terbirit-birit dari atas pohon beringin. 7 hours ago RT @PitaAdiati: INSOMNIA Adakah yg belum tidur malam Jumat ini? Ayo temani aku bergelantungan di pohon depan rumahmu. 7 hours ago RT @benk2luna: RINDU 1/2 MATI. Dia kangen kekasihnya.Segera dia bongkar kuburannya sendiri. 7 hours ago RT @Ari_Pt: HANTU PENAKUT. "Toloooong!! Toloooong!! Ada po.. po.. pocoong!!" Teriak genderuwo. 7 hours ago

Feeds
Full Comments Theme: Regulus by Binary Moon. Blog at WordPress.com. Top

Anda mungkin juga menyukai