Anda di halaman 1dari 6

Petunjuk Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika

PERCOBAAN VI ALIRAN MELALUI BENDUNG


A. Maksud dan Tujuan 1. Mendemonstrasikan aliran melalui bendung 2. Menunjukkan bahwa bendung dapat digunakan sebagai alat pengukur debit. B. Alat dan Bahan 1. Multi-purpose teaching flume 2. Model bendung yang digunakan adalah type Ogee dengan tiga macam lantai belakang, yaitu (lihat Gambar 9): - Blended reverse curvature - Ski Jump - Sloping Apron 3. Point gauge (alat ukur tinggi muka air). 4. Stop watch 5. Mistar / pita ukur C. Prosedur Percobaan 1. Pasanglah model bendung dengan lantai belakang type Blended reverse curvature pada model saluran terbuka (flume). 2. Alirkan air ke dalam saluran terbuka. 3. Ukurlah debit aliran yang terjadi. Tampung air yang keluar dari saluran dengan bejana (volume bejana diukur sebelum digunakan) dan catat waktu untuk mengisi bejana tersebut sampai penuh. Debit aliran adalah volume bejana dibagi waktu yang dibutuhkan untuk mengisi bejana tersebut hingga penuh. Bandingkan hasilnya dengan pengukuran debit yang terbaca pada alat pengukur debit. 4. Ukur dan catatlah : kedalaman air di hulu bendung (y0). 5. Amati aliran yang terjadi. Ukur dan catatlah perubahan muka air di sekitar bendung. Plot dan gambarkan profil muka air yang terjadi. 6. Ulangi percobaan untuk 4 (empat) debit aliran yang lain. 7. Berdasarkan rumus (6.1) di atas, tentukan besarnya harga Cd untuk bendung. 8. Amatilah loncatan hidraulik yang terjadi di hilir bendung, ukurlah y2, y1, dan L, dan tentukanlah kecepatan yang terjadi pada aliran di hulu loncatan hidraulik. Bandingkanlah panjang loncatan hidraulik hasil pengukuran dengan rumus (6.3). 9. Amati pula bagian mana yang akan mengalami gerusan yang membahayakan? 10. Pasanglah lantai bendung yang lain pada bagian hilir di belakang model bendung tersebut. Amati loncat hidraulik yang terjadi, bandingkan dengan kondisi sebelumnya.
Laboratorium Hidroteknik Fakultas Teknik Universitas Riau VI1

Petunjuk Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika

D. Tabel Hasil Pengamatan Lebar bendung (B) Tinggi bendung (P) = . m = . m

Tabel 6.1. Hasil pengamatan pada aliran di atas bendung


No Uji 1 Volume (V) (ml) Waktu (t) detik yo (mm) y1 (mm) y2 (mm) L (mm)

E. Hitungan 1. Dasar Teori Debit Melalui Bendung Bendung merupakan konstruksi untuk menaikkan elevasi muka air di sungai dan berfungsi pula sebagai sarana untuk pengukur debit aliran. Di samping itu, bendung juga merupakan bentuk bangunan pelimpah yang paling sederhana. Sifat-sifat aliran melalui bendung pada awalnya dikenal sebagai dasar perencanaan pelimpah dengan mercu bulat, yaitu profil pelimpah ditentukan sesuai dengan bentuk permukaan tirai luapan bawah di atas mercu tajam. Debit yang mengalir di atas bendung dapat dihitung dengan formula sebagai berikut : 2 Q = C d B 2 g ( yo P ) (6.1) 3 dengan : (y0 P) adalah jarak vertikal antara muka air di hulu bendung dengan puncak bendung dan B adalah lebar bendung. Loncatan hidraulik pada bendung Aliran air yang melewati bendung akan mengalami loncatan hidraulik akibat terjadinya pelepasan energi karena berubahnya kondisi aliran dari super kritik menjadi aliran sub kritik. Pada umumnya loncat hidraulik dipakai sebagai peredam energi pada hilir bendung, saluran irigasi atau struktur yang lain serta untuk mencegah pengikisan struktur di bagian hilir. Suatu loncat hidraulik dapat terbentuk pada saluran, apabila memenuhi persamaan berikut ini :

Laboratorium Hidroteknik Fakultas Teknik Universitas Riau

VI-

Petunjuk Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika

y2 1 = 1 + 8 Fr2 1 1 y1 2

(6.2)

dengan : y2 = tinggi muka air di hilir loncatan hidraulik y1 = tinggi muka air di hulu loncatan hidraulik Fr1 = Bilangan Froude = V1 / g y1 Adapun panjang loncat air dapat dihitung dengan rumus empirik sebagai berikut : L = 5 s.d . 7 ( y2 y1 ) dengan L = panjang loncatan hidraulik (6.3)

(y0 P) L

y0

y1 y2

Gambar 6.1. Aliran di atas bendung dan loncatan hidraulik

2. Contoh Hitungan
a. Menghitung debit aliran (Q)
Q = Volume waktu

b. Menghitung Debit rerata


Qr = Q1 + Q 2 + Q3 3

c. Menghitung Nilai Koefisien Debit (Cd)


Cd = 3 2B Q 2g (y o P )

d. Menghitung Cd rerata
Cd = Cd1 + Cd 2 + Cd 3 3

e. Menghitung Kecepatan
V = Q Q = A B Y1
V g Y1

f. Menghitung Bilangan Freud


Fr1 =

g. Menghitung Ketinggian air di hilir y2 1 1 2 = 1 + 8 Fr2 y 2 = y1 1 + 8 Fr 1 1 1 1 2 y1 2


Laboratorium Hidroteknik Fakultas Teknik Universitas Riau VI3

Petunjuk Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika

h. Menghitung Koefisein Panjang Loncat Air (nilai K antara 5 sampai dengan 7)


L = K (Y2 Y1 ) K = L

(Y2 Y1 )

Lebar bendung (B) Tinggi bendung (P)

= . m = . m

Tabel 6.2. Hasil hitungan untuk menghitung debit rata-rata dan Nilai Cd
Uji KeVolume (ml) Waktu (s) Q (ml/s) Qr m3/t yo (m) yo-P (m) Cd
Cd = 3 2 B Qr 2g (y o P )

3 Cd rerata =

Tabel 6.3. Hasil hitungan untuk menghitung Ketinggian air di hilir Loncat Air
No 1. 2. 3. Y1 (m) Y2 (akt) (m) Q (m3/s) V (m/s) Fr1 Y2 (teo) (m) Y2 (akt)-Y2 (teo)

Tabel 6.4. Hasil hitungan untuk menghitung Koefisien Panjang Loncat Air
No 1. 2. 3. Y1 (m) Y2 (m) L (m) K
K = L

Keterangan

(Y2 Y1 )

F. Pembahasan G. Kesimpulan

Laboratorium Hidroteknik Fakultas Teknik Universitas Riau

VI-

Petunjuk Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika

H. Lampiran
1. Sketsa Alat 2. Grafik 3. Laporan sementara

PENJELASAN TENTANG ALAT


Model bendung yang digunakan adalah type Ogee dengan tiga macam lantai belakang, yaitu (lihat Gambar 9): - Blended reverse curvature - Ski Jump - Sloping Apron

Laboratorium Hidroteknik Fakultas Teknik Universitas Riau

VI-

Petunjuk Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM HIDRAULIKA PERCOBAAN VI. AMBANG SEGI TIGA


Alat yang digunakan : 1. 2. 3. 4. 5. Hasil Percobaan Lebar bendung (B) Tinggi bendung (P) = . m = . m

Tabel 6.1. Hasil pengamatan pada aliran di atas bendung


No Uji 1 Volume (V) (ml) Waktu (t) detik yo (mm) y1 (mm) y2 (mm) L (mm)

Tanggal Praktikum Kelompok No 1 2 3 4 5 6 7

: : NIM ttd Dosen pengasuh

Nama

Laboratorium Hidroteknik Fakultas Teknik Universitas Riau

VI-

Anda mungkin juga menyukai