Anda di halaman 1dari 16

Jauh di ujung dunia, tepatnya di pinggir sungai sebuah hutan cemara, terdapat rumah mungil yang tertata rapi.

Rumah itu adalah hunian salah seorang pahlawan. Pahlawan yang menjaga sudut dunia dari serangan iblis.

***

Kasurnya basah oleh keringat, mata hitamnya terbelalak, kemudian menggigil tubuhnya akibat mengingat sekejap mimpi barusan. Perlu beberapa detik sebelum ia mampu menyingkirkan bayang-bayang mimpi itu. Membisu dalam gelap malam, Lucretia mempertajam pikiran dan mengingat-ingat mantra cahaya, sementara tangannya dengan reflek memeluk perutnya yang agak membengkak karena sedang mengandung bayi.

Ia mampu merasakan kehadiran mereka, makhluk-makhluk neraka.

Mantra cahaya ia bisikkan, membuat kamar itu menjadi terang benderang. Dapat terlihat makhluk-makhluk neraka itu mengirimkan senyum dingin, meski penampakan fisik mereka masih tersamar warna dinding kamar, buram, dan seperti asap. Lucretia melirik jam antik berbandul di sudut kamarnya. Sebentar lagi, pikirnya. Otaknya bekerja keras mempersiapkan mantra-mantra sihir yang akan ia gunakan nanti saat waktunya dimulai. Ya, saat hari kutukan dimulai

Sudah belasan kali gadis muda-hamil-kekar-sekaligus-cantik ini mengalami hari kutukan sejak umur tiga belas tahun. Tepatnya semenjak perjanjian perlindungan yang dibayar dengan nyawa orangtuanya menjadi kadaluarsa. Hari kutukan pertama saat itu juga adalah tanda mulainya perjalanan hidup Lucretia sebagai Conjurer sesungguhnya. Sebagai sosok pahlawan yang melindungi manusia dari terror iblis. Conjurer adalah golongan penyihir terkuat, sekaligus satu-satunya yang terikat perjanjian dengan neraka. Dalam perjanjian itu, Conjurer berhak memanggil makhluk neraka

hanya untuk menghadapi iblis, karena iblis hanya dapat dilukai oleh makhluk neraka. Namun dalam perjanjian itu neraka menuntut sesuatu. Neraka menuntut kesempatan untuk mengkonsumsi Conjurer itu sendiri. Kesempatan neraka dalam perjanjian itu hanya selama satu hari, yaitu saat setiap pengulangan hari kelahiran sang Conjurer. Perjanjian ini berlaku bagi semua Conjurer, bahkan terhadap bayi Conjurer. Oleh karena itu, biasanya orang tua Conjurer akan melakukan perjanjian tambahan, yaitu menukarkan nyawanya dengan kesepakatan bahwa neraka tidak akan mengkonsumsi bayi mereka sampai batas waktu tertentu, sesuai dengan sisa nyawa yang ditukar. Oleh karena itu, bagi orang lain hari kelahiran pada umumnya menjadi momen kegembiraan, yang biasanya bahkan diadakan perayaan hari ulang tahun. Bagi Conjurer, hari itu adalah waktu di mana hal yang lebih buruk dari kematian terasa sangat dekat. Karena neraka akan melakukan berbagai cara untuk mengkonsumsi mereka.

Setiap nafas yang Lucretia hembuskan terasa sepanas api dan dadanya seperti dipalu-palu dari dalam oleh jantungnya sendiri. Penampakan makhluk-makhluk neraka itu mulai bisa diidentifikasi, meski melihat mereka hanya akan menyebabkan sakit mata. Secara umum, bentuk mereka seperti babi atau anjing yang sangat buruk. Dengan detail fisik yang penuh kebusukan, kenistaan, dan keharaman.

TENG Jam mulai berdentang, pertanda tengah malam sebentar lagi akan benar-benar dimulai, dan setelah itu Lucretia akan menyambut hari ulang tahunnya bagaikan menyambut kiamat. Saat ulang tahunnya kali ini, ia harus mempertahankan dua nyawa. Diri sendiri dan bayi berumur tiga bulan di rahimnya. Bayi yang keberadaannya ia sesali namun tetap ia sangat cintai. Sihir cahaya telah habis, kamar itu kembali gelap, namun mata-mata makhluk neraka itu berganti menerangi dengan nyalanya yang seperti api.

TENG

Dentang kedua. Kamar kembali terang benderang, kali ini akibat gelombang cahaya dari tubuh Lucretia yang seperti meledak-ledak. Insting sebagai ibu memberinya suatu tambahan kekuatan sihir yang besar, membuatnya kini mampu menyelam ke angan sihir dengan tingkat yang lebih, bahkan sangat tinggi.

TENG Dentang ketiga. Jumlah makhluk neraka di kamar itu bertambah banyak, juga semakin bervariasi bentuknya. Meskipun masih samar, penampakan mereka sudah konsisten dan tidak lagi terlalu abstrak. Sementara itu, aliran udara sedingin es berpacu di seluruh sel Lucretia, selaras dengan semakin jauh pikirannya menyelam dalam angan sihir.

TENG Dentang keempat. Cahaya yang terpancar dari Lucretia semakin kuat. Ia sedang mencoba meraih langit dengan mantra, meminta pertukaran unsur yang dibayar dengan rasa perih dan kekeringan pada angannya.

TENG Dentang kelima. Penampakan makhluk neraka sudah sangat nyata dan mereka mulai bergerak mendekat, sementara gerombolan-gerombolan makhluk neraka lainnya masuk menembus dinding kamar. Dalam siksaan angan, Lucretia masih bersedia menyisihkan sumber kehidupannya sendiri untuk melindungi janinnya yang rapuh dengan sihir. Ia berharap dengan sihir itu, bayinya akan dapat bertahan hidup dengan segala gerakan fisik dan magis yang akan Lucretia lakukan seharian ini.

TENG Dentang keenam. Jutaan unsur itu berputar-putar mengamuk dalam angan Lucretia, menyayat susunan logaritma mantranya, dan mencoba meremukkan keteguhan angannya. Lucretia nyaris kehilangan kewarasannya, sebelum suatu energi asing masuk dan membuat keadaan menjadi lebih mudah bagi Lucretia.

TENG Dentang ketujuh. Energi asing itu seperti membaur dengan angannya. Tapi Lucretia kemudian merasakan sesuatu yang sangat pahit. Pahit. Terasa seperti rasa dengki, rasa iri, rasa sepi. Ah, apa ini? Jangan-jangan

TENG Dentang kedelapan. Meskipun pahit, namun Lucretia merasakan keamanan dan kenyamanan dengan energi itu. Ia merasakan kepercayaan dirinya meningkat dengan aneh. Aneh karena ada sesuatu yang ganjil

TENG Dentang kesembilan. Aku dan anakku akan selamat hari ini. Dan kami bersama akan merubah takdir!

Dalam sepersekian detik ia terkejut dengan pikirannya. Merubah takdir?

TENG Dentang kesepuluh.

Kamar, dan seluruh rumah itu mendadak runtuh. Hancur, menjadi rata dengan tanah. Memperlihatkan ribuan makhluk neraka seukuran tiga kali lipat manusia yang sedang menarikl rantai mengerikan dari lubang-lubang merah pada padang rumput tempat mereka berpijak.

TENG Dentang kesebelas. Semua susunan unsur telah siap. Energi tubuh Lucretiapun sudah mencapai batas. Matanya menyapu tanpa getar pada makhluk busuk yang merusak pemandangan hutan cemara dan sungai es yang indah. Kali ini aku akan bertempur tidak sebagai Conjurer. Aku akan bertempur sebagai ibu. Ibu yang gugur demi anaknya wajib masuk surga, tidak berhak neraka mengkonsumsiku.

TENG Dentang keduabelas. Seluruh makhluk neraka itu melepas raungan menggelegar, menyebabkan kematian instan pada pohon-pohon dan binatang di sekitar situ. Rantai-rantai yang terbakar api hitam dilemparkan, membuat pemandangan langit menjadi gelap dan terdistorsi oleh panas. Besi-besi itu berhasil merantai tubuh Lucretia. Setelah itu mereka berramai-ramai menyerbu.

Sihir Hukuman Langit

Triliunan embun super dingin terlontar dari pori-pori tubuh Lucretia ke segala penjuru seperti badai. Sebagian besar makhluk neraka beku karenanya. Selanjutnya rantai-

rantai yang melilit Lucretia tiba-tiba terlepas, terpental menjadi serpihan yang masingmasing serpihannya memunculkan sambaran-sambaran petir mematikan. Pemandangan itu jika dilihat dari atas akan berpola seperti sarang laba-laba yang berkelap-kelip. Makhluk-makhluk neraka tidak gentar sama sekali. Mereka meneruskan gempuran meski setengah dari mereka telah musnah menjadi onggokan lahar dingin. Masih dalam pakaian tidurnya, Lucretia mengangkat kedua tangan dan merapal mantra lagi. Empat pasang sayap keemasan tumbuh di punggungnya. Kemudian dengan lengan dan kaki yang kini diselimuti es berbentuk tombak, ia terbang menerjang kematian. Dua pasang tombak es itu menari-nari di antara tubuh-tubuh memuakkan. Ia melesat, menyabet, mengadu nyawa untuk memusnahkan satu per satu makhluk neraka yang hendak menyentuh dia dan bayinya. Lucretia sesekali melakukan gerakan berputar seperti tornado dan mengirimkan sambaran-sambaran petir. Membuat sebagian hutan cemara itu menjadi ladang gosong yang suram. Fajar mulai terbit ketika Lucretia menghabisi makhluk neraka yang terakhir dengan sambaran petir. Segera ia hilangkan sayap dan tombak esnya, kemudian menghampiri sungai berniat membersihkan diri. Masih dalam pakaian tidur, ia berendam hingga pundak. Memperoleh kesegaran sejenak dalam aliran sungai yang dingin hingga sumsum. Perutnya ia usap, sambil merenungi mimpi buruk yang masih menerrornya hingga sekarang. Mimpi tentang kehidupan anaknya nanti. Di mana anaknya nanti menderita hidup sendiri di pinggir dunia. Di mana anaknya menyambut ulang tahunnya dengan tangis ketakutan. Di mana anaknya pada akhirnya akan mencoba bunuh diri sambil mengutuk darah Conjurer yang ia turunkan.

Mungkin ia sanggup menjalani itu semua, tapi ia tidak tega jika anaknya juga harus merasakannya hanya karena takdir Conjurer.

Itu belum yang terburuk.

Kepalanya tertunduk sambil menggigit kerah baju. Lalu air-air penderitaan bercucuran dari matanya. Ia mengingat-ingat seorang iblis. Iblis yang ia kalahkan. Namun karena iblis itu sungguh memikat, maka Lucretia mengampuninya. Dan ayah bayi dalam kandungannya adalah iblis tersebut. Kini iblis itu berada entah di mana. Bukan berarti Lucretia menginginkan pertanggungjawaban iblis itu. Ia hanya menginginkan Ah, ia pun sendiri sangat kebingungan. Semakin berusaha ia menahan, justru tangisnya semakin menjadi. Ia lengah

Air sungai itu tiba-tiba menjadi hangat dan kental. Lucretia merasakan dirinya terhanyut dalam arus yang kuat. Tubuhnya mendadak lumpuh. Kesadarannya pun

LUCRETIA

LUCRETIA

LUCRETIA

Lucretia, kau selalu membenci takdir Conjurer kan? Kau benci pada kenyataan bahwa setiap Conjurer lahir dalam keadaan yatim piatu. Tidak mengenal siapa ayahmu. Tidak mengenal siapa ibumu. Bahkan kau hanya mampu merasakan bahagianya ulang tahun hanya sampai umur dua belas. Kau hanya boleh hidup normal, bermain, dan belajar bersama penyihir lain hanya sampai umur dua belas. Setelah itu kau ditendang dari peradaban dan dipaksa menjadi pahlawan.

Kau benci sendirian di hutan ini.

Kau rindu akan keramaian manusia.

Kau benci menyambut ulang tahunmu seperti ini.

Kaupun segera jatuh cinta kepada iblis yang satu-satunya pernah memberikan ucapan selamat ulang tahun. HAHAHA hanya satu ucapan selamat ulang tahun dan kau serahkan wewenang atas darah dagingku kepada iblis, kepada ayah. Ah terimakasih.

WAHAI IBU TOLONG AKU AKU TIDAK INGIN LAHIR MENJADI CONJURER SEPERTIMU MENDERITA SEPERTIMU SENGSARA SETIAP TAHUNNYA BISAKAH KAU MENOLONGKU? BISAKAH KAU MENOLONGKU AGAR AKU DAPAT LAHIR DENGAN MENGETAHUI SIAPA AYAH DAN IBUKU? BISAKAH KAU MENOLONGKU AGAR AKU DAPAT MENIKMATI MASA-MASA ULANG TAHUNKU?

Lucretia merasakan sesuatu yang menyakitkan di perutnya. Ia terpekik, ketika sakit diperut itu menjadi berlipat-lipat seakan ada sesuatu yang terbakar di dalamnya. Sementara otaknya bertanya-tanya, dimana ini? Segalanya nampak merah pekat. Matanya melirik pada sesuatu yang bergerak di balik celana tidurnya.

Ia merasakan perih daging dan kulitnya tersobek. Jeritan tertahannya mengiringi sosok memuakkan yang perlahan menyembul, merobek keluar dari tempat itu. Sosok itu lalu menyunggingkan senyum bulan sabit sambil berseru, IBU!

Senyum itu perlahan berubah menjadi ekspresi marah bersamaan dengan ukuran tubuhnya yang menjadi semakin besar. Meski terkejut dan sakit hati, Lucretia berusaha tetap tenang. Ia meyakinkan diri bahwa sosok itu bukanlah bayinya. Sosok itu kemudian menyeret Lucretia dengan kasar. Menyebabkan Kepalanya bergesekan dengan lantai hitam berduri yang lengket, dan berbau asam. Ia sedang diseret menuju sebuah lubang raksasa yang berasap.

Pori-pori neraka!? Sedekat inikah? Kalau begitu berarti ini adalah kerak mimpi! Sial, serangan lewat mimpi memang selalu yang paling berbahaya Seharusnya ada lubang keluarmenuju mimpi di atas! Ah itu dia!

Kaki jenjangnya melintir membuat tangan makhluk yang mencengkeramnya putus, tubuhnya melenting ke udara. Lalu dengan sihir empat pasang sayap emas ia mencoba terbang melarikan diri. Namun bersamaan dengan seruan-seruan IBU yang terasa seperti hantu. Bayi-bayi sehitam arang menyobek keluar dari bagian-bagian tubuhnya yang sensitive, menyebabkan sensasi yang aneh. Bayi-bayi itu lalu berubah menjadi besar, kemudian beramai-ramai mencengkeram Lucretia. Manuver terbangnya jadi kacau. Iapun menukik tepat ke arah pori-pori neraka. Tidak tinggal diam Lucretia melakukan sihir lainnya. Kali ini ia berhasil mementalkan semua bayi raksasa itu dengan sihir jeritan melengking mematikan. ARGH, jerit Lucretia ketika lidahnya tiba-tiba dijerat suatu rambut panjang asin yang menjulur dari pori-pori neraka. Melalui rambut tersebut, sebaris api hitam membakar dan merambat menuju ke arahnya.

DUK.

DINGIN.

DINGIN. DINGIN.

Sesuatu yang bulat dan sangat dingin baru saja membentur dahinya. Namun itu membuatnya tersadar dari kerak mimpi tersebut. Kelopak mata Lucretia terbuka, lalu melirik benda bulat dingin itu. Bola mata yang sangat memukau, irisnya berkilauan bagai batu ruby. Bola mata itu juga digenggam oleh tangan seputih susu yang kemudian bergerak tuk mengembalikan bola mata itu pada cekungannya. Di sebelah bola mata lain yang tidak kalah memukau. PERGI! Hardik Lucretia sambil membuang tatapannya. Untuk apa makhluk sepertimu menolongku!? Oh sayang, tentu saja untuk melindungi mu, sampai waktunya aku bisa membisikkan sambutan. Sambutan keabadian pada si cantik yang sedang tersenyum di rahimmu itu. ENYAH, ATAU, Lucretia tidak gentar untuk memanggil makhluk neraka sekarang untuk menyerang iblis ini, meski ia tahu itu akan menyebabkan kekacauan, karena makhluk neraka itu akan menyerang keduanya, dirinya dan juga si iblis. Oke Lucy, tahukah kau? Aku memang ingin enyah sekarang. JANGAN PERNAH TUNJUKKAN BATANG HIDUNGMU LAGI. Baiklah, lain kali aku akan datang tanpa membawa hidung see you again! katanya sambil melayang hilang layaknya kabut dihembus angin.

Kulit perutnya terasa kencang dan perih, ini pasti akibat pertempuran tadi. Lucretia berbaring di rumput gosong untuk menahan sakit dan sedikit melepas lelah. Ia tidak ingin lengah meski rasa kantuk kembali menyerangnya. Karena kini ia harus terlibat dengan dua musuh yang sangat licik, iblis dan neraka.

Suara-suara itu terngiang kembali.

WAHAI IBU. TOLONG AKU. AKU TIDAK INGIN LAHIR MENJADI CONJURER SEPERTIMU

MENDERITA SEPERTIMU. SENGSARA SETIAP TAHUNNYA. BISAKAH KAU MENOLONGKU? BISAKAH KAU MENOLONGKU AGAR AKU DAPAT LAHIR DENGAN MENGETAHUI SIAPA AYAH DAN IBUKU? BISAKAH KAU MENOLONGKU AGAR AKU DAPAT MENIKMATI MASA-MASA ULANG TAHUNKU?

Apa itu sebenarnya? Apakah itu peromohonan bayinya? Atau itu tipu muslihat neraka? Tipu muslihat iblis? Atau? Atau itu sebenarnya adalah perwujudan dari keinginan-keinginan terpendam Lucretia sendiri?

***

Tahun-tahun awal Lucretia di sekolah sihir.. Hai Lucy! Selamat ulang tahun, ini aku hadiahkan kepadamu buku saku keren berjudul Trik sihir asik untuk mengisi kesepian.

Halo Lucy, rambut pirangmu semakin indah saja, oh hari ini kau berulang tahun kan? Bagaimana kalau nanti setelah pelajaran Ilmu Pengantar Sihir Pemanggil, kita bermain kejar-kejaran manusia-bukan-penyihir?

Lucy! Lucy! Aku sudah menguasai sihir untuk mengubah warna rambut loh. Kamu mau rambut warna apa untuk hari ulang tahun mu ini hehehe?

Tenanglah Lucy, kami semua akan terus bersamamu, jangan bersedih lagi tentang orang tuamu. Kau pasti suka ini, kami telah membawakan kado super duper spesial untukmu hehehe. Hey! bawa Kevin ke sini!

Tidak bisa lagi Lucy? Sepertinya jadwal pelajaranmu itu sekarang sangat padat ya, padahal ini kan hari ulang tahunmu, ya sudah jangan cemberut, magic bless you!

Ketika takdir Conjurer dibisikkan..

Kemarilah Lucretia, meskipun hari ulang tahunmu masih minggu depan, aku mau mengucapkan selamat ulang tahun kepadamu yang ketiga belas. Begini, berdasarkan informasi dari orang tuamu dulu ehm perjanjian mereka dengan neraka hanya bertahan hingga umurmu dua belas. Jadi pada saat ulang tahunmu selanjutnya, kau sudah harus menghadapi usahausaha neraka untuk mengkonsumsimu. Jelas? Jelas Lucretia? Bagus. Nanti sore kami akan membantumu pindah ke sudut dunia yang baru saja kosong akibat yah kau tahu, sama seperti ibumu. Tenang saja Lucy, Conjurer hanya akan pernah gugur sebagai pahlawan. Entah pahlawan bagi anaknya, atau bagi umat manusia.

Kami mohon Lucretia, tuluslah dengan takdirmu. Lindungi kami dari iblis.

***

Ada dua kesalahan yang terjadi pada takdirku sebagai Conjurer. Pertama, Conjurer seharusnya berjodoh dengan para manusia pemberani yang sengaja mencari kami, yaitu mereka yang merasa terpanggil untuk ikut berkontribusi dalam perlindungan manusia, dengan cara melancarkan regenerasi Conjurer. Kedua, Aku tidak tulus. Ya, aku masih ragu dengan bentuk kepahlawanan aneh ini.

Sial, serangan langit.

Hujan! Kepala-kepala dengan wajah rusak berjatuhan dari langit, mulut dan mata mereka terbuka lebar seperti sedang lapar. Taring-taring berkilauan mereka tampak siap mencabik apapun. Lantas Lucretia menyiapkan sihir pelindung yang berhasil mementalkan kembali kepala-kepala itu. Namun diluar dugaan, kepala-kepala yang terpental itu tiba-tiba memuntahkan cairan hitam yang dapat menembus sihir pelindung Lucretia, membuatnya terguyur dan nyaris muntah seketika akibat mencium bau cairan tersebut.

Lengket! Lucretia tidak bisa bergerak dan lagi-lagi ratusan kepala-kepala seperti itu berjatuhan dari langit, kepala-kepala susulan itupun menambahkan lagi cairan lengket itu ke tubuh Lucretia. Di telinganya, di kelopak matanya, di hidungnya, di bibirnya, di seluruh tubuhnya, sudah berlapis muntahan busuk itu. Muntahan itu memberi dampak sangat buruk bagi inderanya, sungguh kali ini inderanya lumpuh dengan sangat cepat.

Lumpuh. Segalanya hilang.

Tidak! Ini aneh, tapi ia bisa! Ia bisa meminjam kemampuan janinnya! Meskipun ia kembali merasakan kepahitan yang sangat mirip saat ia berjuang menggunakan sihir hukuman langit. Apa energi asing itu adalah juga energi bayi ini? Ah, sudah kuduga kekuatan iblis darah iblis SIALAN!

Retak. Muntahan kering yang melapisi tubuhnya mulai rontok. Melalui rontokan di sekitar mata, Lucretia mampu melihat sekeliling. Terlihat lautan cairan merah menyala, dan dengan segera menyapu matanya, membutakannya. Melalui berbagai retakan, cairan panas itu mulai melelehkan tubuhnya dengan sangat cepat. Magma, kerak bumi! Itu yang ia pikirkan.

Sebelum magma menghabisinya, sisa-sisa indera pendengarannya menangkap suarasuara yang sangat lemah, lebih lembut dari bisikan.

Tolong kami Wahai Conjurer hidup! Tolong kami! Kami tidak sanggup lagi terjebak di sini, kami tidak mau dicerna neraka!

Ibu? Dengar mereka? Mereka adalah rekan Conjurer yang gagal melewati hari ulang tahunnya. Ah satu lagi, mereka yang menukarkan jiwa demi anak mereka juga ada di sana, termasuk juga orang tuamu, nenekku. Inginkah dirimu menjadi seperti mereka? Atau Inginkah ibu kalau aku, anakmu ini, suatu hari akan berada di sana? Ya, sekarang sadarlah ibu, bahwa persinggahan terakhir bagi Conjurer adalah NERAKA.

Sekarang, setujukah ibu jika ayah menolong kita berdua untuk keluar dari takdir itu? Ayolah Aku mohon

Demi dirimu Demi diriku

Bagus!

Sekarang ibu, tinggalkan tubuhmu, lepaskanlah raga sekarat itu, campakkanlah organ manusia itu. Kemarilah. Mundurlah. Masuklah semakin dalam. Bergabunglah denganku yang ada di rahimmu. Di sini! Ayo! Ah, ibuku tercinta Mari menunggu ayah dari sini sambil mengamati bagaimana tubuh Conjurermu hancur dilumat magma Kita aman di sini, rahim ini adalah pusaka kita sebagai perempuan. *** Kalian adalah bintang perubahan sayangku, kesamaan derajat yang dinginkan segelintir manusia lemah akan kalian wujudkan. bisik manusia seputih susu yang tidak memiliki hidung kepada dua ruh di pelukannya. *** Segalanya kebohongan! Apanya pahlawan pelindung umat manusia?! Golongan Conjurer selama ini hanya diperalat bagi para penyihir. Aku, Lucretia Storment dan anakku Lucarita Vieri, akan memimpin kalian, wahai kaum-yang-disebut-iblis dan rekan-rekan Conjurer yang terselamatkan! Mari kita tumpas kecongkakan penyihir bersama! Selama ini manusia-yang-bukan-penyihir, sudah terlalu sengsara dalam ketidakberdayaan. Sekarang waktunya untuk membawa kesetaraan! Panggil semua makhluk neraka yang kalian bisa! Biarkan kali ini mereka merasakan kengerian yang dulu kita hadapi setiap tahunnya! Tumpas semua penyihir!

Hari itu seakan-akan isi neraka tumpah ke permukaan bumi. Namun hari itu juga menjadi hari kelahiran bagi zaman baru. Zaman kesetaraan bagi manusia. Karena manusia penyihir telah punah. Para Conjurerpun secara ajaib terlahir kembali menjadi manusia.

Ah, mari merayakan hari ini dengan suka cita

Anda mungkin juga menyukai