Anda di halaman 1dari 3

Tadabbur Surah At-Takwir 1-14

Kajian Ustadz Dr. Saiful Bahri, MA

Ayat 1-6: Hari Kehancuran.


Ada 6 yang Allah jadikan sumpah disini. Sumpah disini adalah untuk sebagai penggambaran,
bukan sumpah yang sebenar-benarnya Allah langsung bersumpah (seperti di ayat 15). Kita
disuruh membayangkan.
1) Ketika matahari digulung
Kuwwira al imamah: makna nya sama seperti kalau sorban digulung. Seperti menggulung
tikar/karpet, telah tutup (tidak dipakai lagi).
2) Ketika bintang-bintang berjatuhan
Berjatuhan biasanya dari jatuh-kebawah. Padahal kalau alam semesta atas dan bawah
menjadi relatif, tidak bisa ditentukan. Maka disini dimaksudkan bahwa bintang-bintang
bertubrukan.
3) Ketika gunung-gunung dihancurkan
‚suyyirat‘ hancur berkeping-keping tapi diterbangkan. Dalam surah Al-Qariah: gunung
seperti kapas yang beterbangan. Hancur dan beterbangan (seperti kapas). Betul-betul kacau
suasana alam
4) Ketika unta bunting tidak ada yang mengurusi
Unta bunting sebagai permisalan harta yang sangat mahal. Yaitu ketika harta kita yang
berlimpah sudah tidak penting lagi, sudah tidak diurusi karena kita sudah hanya memikirkan
bagaimana cara menyelamatkan diri.
5) Ketika binatang-binatang liar dikumpulkan
Ketika binantang liar dan jinak dikumpulkan, yaitu binatang-binatang sudah tidak ada lagi
nafsu terhadap mangsanya. Maksudnya seluruh binantang semua berlarian. Termasuk disini
semuanya binatang berkumpul juga dengan manusia, tapi sudah tidak ada yang peduli
karena ketakutan yang sangat dahsyat. Karena situasi kerusuhan keributan yang sangat
dahsyat.
6) Ketika lautan meluap
Gelombang akan semakin besar. Situasi keributan dan suasana kehancuran serta
berantakan yang ada dimana-mana ditambah lautan yang juga ikut ribut.
Hari kehancuran ini belum ada apa-apanya, dibandingkan yang berikutnya.
Semua hancur berantakan: Matahari sebagai sumber cahaya, bintang-bintang sebagai
penghias langit, gunung-gunung yang menjadi pasak dicabut menjadikan tanah bergoyang
(gempa hebat). Bukan hanya dicabut tapi ditiup beterbangan. Semuanya menghadapi hari
kehancuran.
Pesan moral 6 ayat pertama: ketika menggambarkan tentang hari kehancuran, semua
hancur, yaitu bahwa segala makhluk dan kekayaan itu tidak berharga.
Sebagai aplikasi nya supaya kita ingat hari kiamat, kita harus sering-sering ingat mati. Karena
saat mati itu lah yang lebih dahsyat dan lebih berat, yaitu 8 ayat berikutnya.

Ayat 7-14: Hari Kebangkitan


7) Ketika ruh-ruh dipertemukan dengan jasadnya kembali
Kita dibangkitkan dengan fisik Nabi Adam as. Dengan usia patokan Nabi Muhammad SAW
30-40 tahun. Semua panggilan biologis tidak berlaku. Semua sama tidak ada perbedaan.
8) Ketika bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya
9) karena dosa apakah dia dibunuh
Terkhusus: anak-anak kecil yang meninggal (dibunuhin) mereka akan bangkit sebagai anak
kecil (juga), usianya berapa tidak ada keterangan. Ini sebagai representatif saat masa
kedzaliman anak-anak kecil dibunuhi (bayi-bayi perempuan, dan laki-laki di masa Firaun).
Ketika anak-anak kecil dikumpulkan, yang ditanya adalah pelaku pembunuh, ‚Mereka
dosanya apa? Kenapa dibunuh?‘. Pada masa ini ternyata lebih dzalim, karena tidak
mengenal perempuan atau lelaki, juga dibunuhi orang tua nya (aborsi). Pertanyaan untuk
membuat pelaku semakin merasa berdosa. Jadi ingat kisah Umar bin Khattab ra. saat ingat
pernah membunuh bayi perempuannya.
10) Ketika catatan-catatan (amal perbuatan) manusia dibuka
‚nusyirat‘ artinya di publish. Bisa jadi setiap step-step nya ada giant screen. Intinya
dibayangkan bahwa semua orang tau catatan amal kita, secara detail. Dan tidak mungkin
tertukar. Dan ketika semua catatan-catatan amal itu dibagikan, langit sudah tidak ada lagi
11) Ketika langit dilenyapkan
Dalam surah Az-Zumar digambarkan, mereka menunggu lalu matahari telah ‚tutup‘. Lalu
dalam surah Ibrahim: bumi berganti/dibuat dengan bumi yang baru yang akan menampung
seluruh manusia, dari zaman Nabi Adam sampai umat Nabi Muhammad SAW. Semua
dikumpulkan disitu (Padang Mahsyar). Dan cahaya nya dari cahaya Allah
12) Ketika neraka Jahim dinyalakan
Sesungguhnya sekarang nerakan Jahim sudah menyala (dinyalakan). Tetapi dinyalakan
maksudnya, pada saat itu neraka Jahim diperlihatkan. Lalu panitia hari Kiamat semuanya
dibariskan oleh Allah, dalam Surah Al-Fajr: 22 ‚dan datanglah Tuhanmu, sedang malaikat
berbaris-baris‘. Kita bisa membayangkan, ada pasukan malaikat yang bersama orang-orang
yang berbakti kepada orang tua, yang disiplin mengerjakan shalat, yang berpuasa, yang
membayar zakat, yang memaafkan saudaranya. Sementara disisi lain ada malaikat yang
besar-besar badannya yang seram-seram wajahnya, yang sudah siap memukuli orang-orang
yang mendzalimi orang lain, yang berzina, yang memakan makanan haram, yang durhaka
pada orang tua, yang sinis kepada tetangganya, dll. Dalam Surah Al-Fajr: 23 ,‘dan pada hari
itu diperlihatkan negara Jahannam dan pada hari itu ingatlah manusia akan tetapi tidak
berguna lagi mengingat itu baginya.‘ Maka maksudnya disini neraka dinyalakan adalah
sample neraka diperlihatkan/ditunjukkan.
13) Ketika surga didekatkan
Dan surga kemudian disediakan, maka saat itu:
14) maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya.

Pesan moral 8 ayat terakhir: Kalau sebelumnya digambarkan peristiwa hari kehancuran yang
dahsyat, maka hari kebangkitan lebih berat. Jasad bertemu ruh. Dzalim bertemu madzlum.
Semua bertemu, kalau di dunia masih bisa lari dan menghindar kalau di akhirat tidak bisa
lagi. Catatan amal dibuka, tidak ada yang bisa ditutup-tutupi. Selesai masa pencitraan,
selesai segala sesuatu yang disembunyikan dalam hati. Makanya kita paling banyak berdoa
adalah istighfar (dzikir setelah shalat), karena kita meminta aib kita ditutup di dunia dan di
akhirat.

Makanya salah satu amal untuk merenungi hari kematian dan hari kebangkitan adalah
dengan berziarah kubur. Kalau tidak bisa sering minal setahun sekali, kalau tidak bisa juga,
bisa dengan mengantarkan orang yang meninggal. Atau minimal kita punya ensiklopedi
tentang hari kiamat, untuk kita baca.

Anda mungkin juga menyukai