Anda di halaman 1dari 4

Ringkasan Novel Siddhartha Siddharta, putra seorang Brahmin, pendeta Hindu, dan sahabatnya, Govinda, tumbuh besar dengan

cara hidup para Brahmin. Setiap orang di desanya menyukai Siddhartha. Tetapi walaupun dia memberi kebahagiaan pada kehidupan setiap orang, Siddhartha merasa dirinya tidak begitu bahagia. Dia mengalami keresahan dan kekuatiran di dalam pikiran-pikirannya, dia mulai menyadari bahwa dia telah mempelajari semua yang diajarkan oleh ayah dan para Brahmin lain padanya. Siddhartha mencari sebuah jalan baru yang dapat membawa kepada ketenangan batin dan bergabung dengan para pertapa Samanas. Setelah mengutarakan maksudnya pada Govinda ia menemui ayahnya untuk mengutarakan maksudnya. Mulanya ayahnya tak mengizinkannya tapi berkat keteguhan hati Sidhahrta akhirnya ayahnyapun mengijzinkannya Sebagai sahabat yang setia dan sangat mengagumi Siddhartha, Govinda menemaninya. Tiga bulan setelah bergabung dengan Samanas, Siddhartha dan Govinda mendengar sebuah cerita tentang seorang laki-laki mulia, Gotama, yang termasyhur, seorang Buddha, yang mengembara ke berbagai kota dengan mengajarkan jalan menuju pencerahan. Siddhartha dan Govinda berjalan ke Savati, dimana mereka dapat menemukan sang Buddha yang tinggal di Jetavana, di kebun Anathapindika. Kedua pria itu mendengarkan Gotama berkhotbah, Govinda menyatakan keinginannya untuk bergabung menjadi murid Gotama. Siddhartha menghargai keputusan Govinda, tetapi menolak untuk ikut bergabung. Dikatakannya kepada Gotama Setelah meninggalkan Govinda dan Buddha, Siddhartha menghabiskan malam di pondok tukang sampan. Hari berikutnya dia bertemu dengan tukang sampan itu dan menyeberangi sungai. Siddhartha mengakui tidak mempunyai uang bayaran untuk membayar perjalanan, tetapi tukang sampan itu berkata bahwa persahabatan adalah yang cukup. Siddhartha melanjutkan ke sebuah kota besar dimana dia melihat seorang wanita cantik duduk di atas tandu yang diangkut oleh pelayanpelayannya. Karena tertarik padanya, Siddhartha memutuskan untuk berkenalan

dengannya dan memasuki kota. Beberapa hari kemudian, Siddhartha kembali dari hutan dan dia melihat wanita cantik itu di kota.Wanita itu adalah seorang pelacur terkenal bernama Kamala dan Siddhartha memohon untuk menemuinya. Setelah berkenalan dengannya, dia memohon Kamala mengajarinya seni mencintai. Karena permintaan Kamala, Siddhartha pergi menemui Kamaswami, si Pedagang. Siddhartha pindah ke rumah pedagang itu dan belajar tentang bisnis. Tidak beberapa lama Siddhartha sudah menjadi pedagang yang sukses dan kaya raya. Kemudian dia kembali mengunjungi Kamala untuk pelajaran cintanya. Setelah berinteraksi dengan orang-orang biasa di kota untuk beberapa waktu, Siddhartha menyadari bahwa masa lalunya sebagai seorang Samanas membuatnya merasa ada jarak di antara mereka dan dirinya sendiri. Dia memiliki jarak antara emosinya dan kepribadiannya dimana orang biasa tidak memilikinya. Hanya pada saat bersama dengan Kamala dia merasakan keutuhan dan ketenangan batin. Suatu ketika, Siddhartha mulai merasakan sesuatu yang besar pada kehidupan sebagai orang biasa. Dia membiarkan dirinya dikuasai oleh ketamakan dan ketidakpuasan akan apa yang dimilikinya. Dia mulai berjudi sebagai cara menunjukkan kejijikannya akan kekayaan, tetapi kemudian pengaruh dari permainan itu menjadi hadiah permainan itu sendiri; semakin tinggi taruhan, semakin terdorong untuk berjudi. Suatu saat Siddhartha menyadari bahwa dia lelah akan kehidupannya yang sekarang, rutinitas hedonistik dan kegairahannya. Kemudian Siddhartha meninggalkan kota, dan tak pernah kembali. Setelah meninggalkan kota, Siddhartha kembali ke sungai dimana dia bertemu tukang sampan sebelumnya. Kecewa akan dirinya dan dunia, dia berpikir untuk bunuh diri. Dipenuhi oleh pikiran itu Siddhartha jatuh tertidur. Ketika dia terbangun dia merasa lebih segar dan gembira, dan melihat bahwa teman lamanya, Govinda ada di dekatnya. Kedua teman itu berbicara dengan singkat, dan kemudian Govinda kembali ke Buddha. Siddhartha duduk di dekat sungai sebentar dan merenungi hidupnya. Oleh karena keindahan sungai dan ketenangannya yang membangkitkan semangat Siddhartha, Siddhartha memutuskan untuk tetap tinggal didekat sungai.

Siddhartha kemudian bertemu tukang sampan, Vasuveda, orang yang membawa dia melintasi sungai sebelumnya. Siddhartha menawarkan Vasuveda untuk menjadi muridnya, sebuah tawaran yang membuat tukang sampan senang menerimanya. Keduanya hidup bersama, seiring dengan kegiatan Siddharta mempelajari kebijaksanaan alam dari sungai, dan segera Siddhartha mulai mengimbangi kebijaksanaan Vasuveda yang menunjukkan sikap cinta damai dalam kehidupannya sehari-hari. Tahun berlalu, pada suatu hari dua orang tukang sampan mendengar bahwa Buddha sedang sekarat. Kamala pada saat mendengar berita itu langsung mengunjunginya dengan anaknya yang juga ternyata anak dari Siddhartha, agar bisa dekat dengan Gotama. Saat berjalan mendekati sungai dia dipatuk oleh ular berbisa dan meninggal, tetapi sebelumnya dia dibawa oleh Vasuveda kepada Siddharta dan Kamala menceritakan berbagai hal termasuk perihal anak yang dibawanya. Setelah Kamala meninggal, Siddhartha menjaga anaknya bersamanya di tepi sungai, akan tetapi anak itu menolak menerima Siddharta sebagai ayahnya dan tidak melakukan apa-apa atas apa yang dikatakan Siddhartha. Bulan-bulan berlalu, tetapi anak itu tetap berkeras untuk pergi. Sementara anak itu melarikan diri, Vasuveda mengatakan pada Siddhartha untuk membiarkan anak itu pergi, tetapi Siddhartha berkeras untuk mencarinya. Sesampainya di kota, Siddhartha teringat akan pengalamannya di sana dulu dan mulai menyadari bahwa dia tidak dapat menolong anak itu dan harus membiarkan anak yang sangat disayanginya pergi. Kesedihan atas kehilangan anaknya sangat berpengaruh bagi Siddhartha. Hal itu memungkinkannya untuk memahami atau mengenali orang-orang biasa lebih dari sebelumnya. Vasuveda membimbing Siddhartha kembali ke sungai dan memohon untuk mendengarkan suara-suara sungai dengan sungguh-sungguh. Itulah terakhir kalinya dia membantu Siddhartha menemukan jati dirinya. Tahun-tahun berlalu, Govinda mendengar berita tentang seorang tukang sampan yang bijaksana. Masih penasaran dan tidak puas setelah bertahun-tahun pencariannya, Govinda pergi untuk berbicara dengan tukang sampan itu. Tukang sampan yang tidak lain adalah Siddhartha, ia segera mengenali Govinda, walaupun Govinda tidak mengenalinya. Ketika Siddhartha akhirnya menyebutkan nama

Govinda, Govinda mengenalinya. Gembira setelah sekian lama tidak bertemu, Govinda menghabiskan malam dipondok Siddhartha. Govinda menanyakan Siddhartha tentang segala sesuatu tentang kebijaksanaan. Siddhartha mengulangi perkataannya bahwa dia menjauhkan diri dari guru-guru dan doktrin-doktrin yang ada, Siddhartha berpendapat bahwa ilmu pengetahuan dapat disampaikan tetapi kebijaksanaan tidak dapat disampaikan. Dia berkata bahwa mengekspresikan cinta dan kekaguman pada segala hal adalah hal paling penting di dunia ini. Govinda bingung tentang semua yang Siddhartha katakan tetapi dia merasa yakin bahwa kawan lamanya adalah seorang suci. Sesaat sebelum pergi Govinda meminta Siddhartha untuk memberikan sesuatu yang dapat membantunya di perjalanan. Siddhartha berkata kepada Govinda untuk mencium dahinya. Setelah melakukannya Govinda melihat wajah-wajah yang muncul bergantian pada wajah Siddhartha. Lalu Govinda jatuh ke tanah, air matanya mengalir tidak terkendali. Dia menyadari bahwa temannya akhirnya telah menemukan kesempurnaan dalam hidup seperti Gotama.

Anda mungkin juga menyukai