Anda di halaman 1dari 14

AGAMA BUDDHA

RIWAYAT HIDUP BUDDHA GAUTAMA

Dosen Pengampu:
Widya Sumartini

Disusun Oleh:
0520220045_ Vittoryo Sugiarto

Mekatronika Tingkat 1 Kelas B


Politeknik Astra
Cikarang
KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Sang Triratna, Para Buddha dan Bodhisattva, atas berkah
dan anugerah-Nya sehingga makalah yang berjudul ”Riwayat Hidup Buddha
Gautama“ dapat terselesaikan dengan baik.

Secara khusus ucapan terima kasih kepada Ibu Widya Sumartini sebagai Dosen
Pengampu Mata Kuliah Agama Buddha yang telah memberikan bantuan dan
dukungan baik langsung maupun tidak langsung kepada penulis hingga penulisan
makalah ini dapat diselesaikan.

Tiada gading yang tak retak, tiada hal yang sempurna di dunia ini, tiada
kesempurnaan tanpa kerendahan hati, penulis menyadari masih banyaknya
kekurangan dan kelemahan, untuk itu dengan segala kerendahan hati
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini
hingga bisa bermanfaat bagi dunia pendidikan dan bagi siapa saja yang
membutuhkannya.

Akhir kata, Penulis ingin melimpahkan segala jasa kebajikan ini teriring doa,
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta, Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….

DAFTAR ISI …………………………………………………………………........

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………….............

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………....

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kelahiran Sidharta Gautama .....…………………………………………

2.2 Masa Dewasa Sidharta Gautama …………………………………..........

2.3 Keluar dari Istana dan Melakukan Pengembaraan .............………..........

2.4 Pencerahan Menjadi Seorang Buddha dan Wafatnya …………………....

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ………………………………………………………………….

Kritik dan Saran ……………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………..


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Agama Buddha adalah sebuah agama dan filsafat yang berasal dari anak
benua India dan meliputi beragam tradisi kepercayaan, dan praktik yang sebagian
besar berdasarkan pada ajaran yang dikaitkan dengan Sidhartha Gautama, yang
secara umum dikenal sebagai Sang Buddha (berarti "yang telah sadar" dalam
bahasa Sanskerta dan Pali). Sidhartha Gautama adalah anak lelaki seorang raja yang
berkuasa di Kapilawastu, sebuah kota di timur laut India, dekat perbatasan Nepal.
Ia hidup dalam lingkungan kerajaan yang serba mewah, namun ia merasa tidak
nyaman karena banyak rakyat miskin yang terlantar. Pada usia 29 tahun Gautama
memutuskan dirinya harus meninggalkan kehidupan yang dijalaninya saat itu dan
mengabdi sepenuhnya pada pencarian kebenaran. Dia pergi keluar istana dan
menjadi seorang pengembara. Untuk beberapa waktu ia belajar kepada orang suci
zaman itu, ia juga mengikuti ajaran asketisisme, ia melakukan puasa-puasa berat
selama bertahun-tahun. Namun, akhirnya ia sadar bahwa penyiksaan terhadap
tubuh hanya mengaburkan pemikirannya. Dan ia meninggalkan ajaran ini seta
kembali melakukan pengembaraannya. Dalam kesendirian dia bergumul dengan
masalah-masalah yang tak ia bisa pecahkan. Akhirnya, pada suatu malam, ketika
duduk di bawah pohon Bodhi, ia mendapatkan pencerahan. Dan ia berhasil
menemukan pemecahan masalah yang ia hadapi, sekarang Gautama telah menjadi
seorang Buddha, seseorang "yang tercerahkan”.

Sidharta Gautama sebagai pendiri agama Buddha, merupakan kunci utama


perkembangan agama Buddha. Dalam penulisan makalah in penulis akan
mendalami tentang perjalanan hidup Sidharta Gautama. Mulai dari kelahiran
sampai Sidharta Gautama mangkat.
1.2 Rumusan Masalah
a) Kelahiran Sidharta Gautama
b) Masa muda Sidharta Gautama
c) Keluar dari istana dan melakukan pengembaraan
d) Pencerahan menjadi seorang buddha dan wafatnya
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelahiran Sidharta Gautama

Mulai abad ke enam hingga abad ke 2 SM, Keadaan India dapat dikatakan
kacau. Pada zaman itu terjadi krisis politik dengan masuknya bangsa-bangsa asing
ke India, hingga keamanan terganggu, misalnya penaklukan dari Persia pada awal
abad ke 6 SM oleh raja Darius I dari Persia yang memasuki bagian Barat India dan
menjadikannya salah satu bagian dari provinsi Persia. Pada masa tersebut muncul
pengelompokan strata masyakat yang disebut dengan kasta.

Kasta tersebut telah membuat jurang pemisan antara masarakat dalam


bentuk perbedaaar. tingkatan manusia. Kasta tersebut adalah Kasta Brahmana (para
imam), kasta ksatria (yang memerintah), kasta waisya (para pekerja), dan kasta
sudra (rakyat jelata, hamba).

Pangeran Sidharta dilahirkan pada tahun 563 SM di Taman Lumbini, saat


Ratu Maha Maya berdiri memegang dahan pohon sal. Pada saat ia lahir, dua arus
kecil jatuh dari langit, yang satu dingin sedangkan yang lainnya hangat. Arus
tersebut membasuh tubuh Siddhartha. Siddhartha lahir dalam keadaan bersih tanpa
noda, berdiri tegak dan langsung dapat melangkah ke arah utara, dan tempat yang
dipijakinya ditumbuhi bunga teratai.
Oleh para pertapa di bawah pimpinan Asia Kaladewala, diramalkan bahwa
Sang Pangeran kelak akan menjadi seorang Chakrawartin (Maharaja Dunia) atau
akan menjadi seorang Buddha. Hanya pertapa Kondañña yang dengan tegas
meramalkan bahwa Sang Pangeran kelak akan menjadi Buddha. Mendengar
ramalan tersebut Sri Baginda menjadi cemas, karena apabila Sang Pangeran
menjadi Buddha, tidak ada yang akan mewarisi tahta kerajaannya.

Oleh pertanyaan Sang Raja, para pertapa itu menjelaskan agar Sang
Pangeran jangan sampai melihat empat macam peristiwa. Bila tidak, ia akan
menjadi pertapa dan menjadi Buddha. Empat macam peristiwa itu adalah:
1. Orang tua,
2. Orang sakit,
3. Orang mati,
4. Seorang pertapa.

2.2 Masa dewasa Sidharta Gautama

Sidharta Gautama hidup dalam istana dengan segala kemewahan yang ada.
Dia hidup dengan semua kemewahan yang ada di dalam istana tanpa bisa kemana-
mana. Karena ayahnya Raja Sudhodana, tidak ingin anaknya melihat hal yang
diramalkan oleh pertapa Asita, yaitu: orang tua, orang sakit, orang mati, seorang
pertapa.

Pada suatu ketika, Sidharta Gautama ingin pergi ke Taman Lumbini di


Kapilavathu, sang raja Sudhodana segera mempersiapkan segalanya, raja
menyiapkan keberangkatan anaknyasedemikian rupa supaya tidak melihat 4 macam
peristiwa yang di sampaikan oleh Asita. Dan semanya pun berjalan dengan lancar,
Sidharta Gautama hanya melihat khalayak ramai yang berteriak-teriak gembira
menyambut dirinya.

Namun, Pada suatu hari, ketika Sidhartha dalam perjalanan ke Taman, ia


melihat sebuah pondok buruk, di mana seorang tua sedang berjalan keluar. Orang
tua itu berumur kira-kira 80 tahun atau lebih. Dia kelihatan lemah dan berjalan
dengan menggunakan tongkat. Dia berjalan terhuyung-hayang di tepi jalan.
Sidhartha mendapati orang itu mempunyai rambut yang sedikit dan hampir botak.
Dia berambut putih, matanya kabur seperti buta, kulitnya berkedut seperti kulit
kayu, giginya tidak ada lagi dan badannya kurus seperti lidi.

Setelah melihat keadaan orang tua itu, Sidhartha menanyakan kepada


Channa, pemandunya, "Siapa orang ini? Apa yang berlaku ke atas rambutnya,
kulitnya, tulang dan giginya?" "Orang itu ialah orang tua. Dia sudah hidup lama.
Semasa muda, dia seperti kita." Jawab Channa. "Adakah setiap orang akan menjadi
tua seperti dia? Tidakkah ada cara untuk mengelakkannya daripada berlaku?" tanya
Sidhartha lagi. "Tuanku, semua orang akan menjadi tua apabila sudah lama hidup.
Tidak ada orang yang boleh mengelak daripada menjadi tua." Jawab Channa.
Setelah mendengar kata-kata Channa itu, Siddhartha merasa sangat duka cita dan
mengajak Channa pulang ke istana dan tidak terus ke taman.

Sidhartha pergi ke Taman pada kali kedua, kali in baginda melalui bandar
Kapilavathu juga, tetapi keadaan bandar tidak seperti dahulu lagi. Orang-orang di
Bandar itu sibuk menjalankan kerja masing-masing. Di tepi jalan, putera Sidhartha
ternampak seorang lelaki yang sedang sakit. Dia sangat lemah dan dalam kesakitan.
Badannya sangat kotor dan berbau kerana dia muntah-muntah. Ada beberapa orang
coba mengusungnya, dan beberapa orang pula mencoba meletakkannya di atas katil.
Sidhartha bertanya kepada Channa, "Mengapa dengan orang itu? Mengapa
suaranya tidak seperti kita?" "Orang itu sakit dan lemah." jawab Channa. Sidhartha
bertanya lagi, "Mengapa dia sakit? Adakah cara untuk mengelakkannya? Adakah
setiap orang akan sakit? Adakah aku akan jatuh sakit juga?" "Tuanku, setiap orang
pasti jatuh sakit, termasuk tuanku. la tidak bisa dielakkan. Sakit bisa menyebabkan
seseorang itu mati." kata Channa. Setelah mendengar penerangan itu, Putra
Sidhartha mengajak Channa pulang saja ke istana tanpa meneruskan perjalanan ke
Taman. Sidhartha pulang dengan hat yang sedih dan muram.

Pada kali ketiga lawatan Siddhartha ke taman di Kapilavasthu bersama


Channa, Siddhartha ternampak beberapa orang sedang mengusung seseorang yang
terbaring dan beberapa orang lagi mengikutinya sambil menangis. Tidak jauh dari
tempat itu Siddhartha melihat beberapa orang sedang menimbunkan kayu. Sesudah
itu, mereka meletakkan usungan itu di atas timbunan kayu-kayu tadi. Salah seorang
daripada mereka menyalakan api.

"Channa, siapakah orang itu? Mengapakah dia membiarkan orang lain


membakarnya?" tanya putra raja. "Dia sudah mati tidak tahu apa-apa lagi." jawab
Channa. "Mati? Ini dikatakan mati? Apakah setiap orang akan mati. Bisakah kita
mengelak supaya tidak mati? Apakah aku juga akan mati?" tanya Siddhartha lagi.
"Ya, Tuanku! Setiap orang akan mati. Tidak bisa dielakkan. Tuanku pun akan
mangkat pada suatu hari nanti." Kata Channa. Setelah mendengar kata-kata Channa,
putra raja sangat terkejut dan tidak terkata apa-apa lagi. Putra Siddhartha
menganggapkan kematian adalah satu kejadian yang menakutkan dan mengapa
tidak ada orang yang bisa mengelak daripada mati. Putra raja sangat susah hati dan
terus pulang ke istana.

Setelah terlihat orang tua, orang sakit, dan orang mati, kini Putra Siddhartha
terlihat pula seorang bhikkhu semasa kali keempat baginda ke bandar. Orang yang
dilihat kali in ialah seorang yang memakai jubah berwarna oren, tidak berambut
dan dalam keadaan yang tenang dan gembira. Orang tidak kelihatan tua dan sakit.
Putra raja melihatnya dengan penuh keheranan lalu bertanya kepada Channa.
"Siapakah dia? Di mana dia tinggal? Apa kerjanya? Mengapa dia tidak berambut
"Tuanku, dia adalah seorang bhikkhu, iaitu orang yang telah meninggalkan
keluarganya untuk menjalani hidup sebagai orang alim. Dia tinggal di kuil. Dia
pergi dari rumah ke rumah untuk mendapatkan. makanan. Dia sentiasa
menasihatkan orang lain untuk berbuat baik dan menunjukkan cara-cara untuk
hidup bahagia." jawab Channa. "Seorang bhikkhu sentiasa tenteram. Dia sentiasa
melakukan perkara yang baik. Dia tidak menyakiti orang lain serta baik hati kepada
semua mahkluk." jawab Channa lagi. Setelah mendengar kata-kata Channa, putra
raja merasa sangat sukahati. Orang yangdilihat kali in tidak seperti sebelumnya.
Baginda ingin menjadi seperti orang ini, karena hidupnya gembira dan aman, tidak
seperti 3 orang yang dilihatnya terdahulu itu. Putra Sidhartha ingin menjadi bhikkhu.
Baginda pulang dengan hati yang gembira.

Setelah melihat 4 peristiwa tersebut, Sidharta Gautama mula merenungi


peristiwa tersebut. Dan ia bertekad akan menjadi seorang bikhuni. Setelah kelahiran
putranya ia merasa terbebani, antara menjadi bikhuni atau orang tua. Kemudian di
membulatkan tekaad, dan meninggalkan anak dan istrinya serta seluruh kemewahan
yang ada di istana dan menjadi bhikkhu serta mulai melakukan pengembaraan.

2.3 Keluar dari istana dan melakukan pengembaraan

Setelah terkesan akan fakta derita, sengsara, Gautama merenungkan fakta


ini, dan memusatkan perhatian pada penemuan jalan untuk mengakhiri semua
wujud penderitaan. Oleh karena itu Gautama mulai melakukan pengembaraannya
menjadi seorang bhikkhu. Dalam perjalanan Gautama banyak belajar tentang
konsep-konsep moral dan kebijaksanaan. Dua orang yang menjadi gurunya yaitu:
Alara Kalama dan Uddaka Ramaputta.
Setelah bertahun-tahun menjalani disiplin dan melakukan meditasi,
Gautama menemukan pemecahan masalahnya yaitu antara lain:
− Bukan dalam pemutlakan pemenuhan diri akan kenikmatan sebanyak mungkin
− Bukan pula dalam mati raga yang berlebihan, manusia menemukan tuntunan
dalam mengatasi derita

Maka yang diambil Sidharta adalah jalan tengah di antara 2 pandangan ini,
yakni disiplin diri dan kemurnian diri, memusat pada perhatian untuk menemukan
sebab-sebab penderitaan.

2.4 Pencerahan menjadi seorang budha dan wafatnya

Pada hari bulan purnama, dalam bulan Mei (Hari Waisak) genaplah usia
Gautama 35 tahun. Pada hari kelahiran Gautama inilah ia mencapai Pencerahan
Sempura, di bawah pohon Bodhi Akhimya melalui samadhi, Gautama dapat
melihat kehidupanNya yang lampau. Bodhisatta/Gautama juga dapat melihat
bagaimana sesuatu makhluk itu mati dan wujud semula. Akhirnya, Bodhisatta
mengetahui bagaimana caranya untuk mengatasi usia tua, sakit dan mati. Bodhisatta
juga mengetahui sebab berlakunya tua, sakit dan mati. Dari sat itulah Bodhisatta
menjadi Buddha (Pencerahan Sempurna).

Gautama menghabiskan masa selama satu tahun menuntut dengan guru-


guru yang bijaksana dan enam tahun menyeksa diri. Akhirnya Bodhisatta dapat
menemui jalan bagaimana hendak mengelakkan daripada 3 perkara laitu usia tua,
sakit dan kematian. Beliau memperoleh Pencerahan Sempura melalui ketekunan
usahaNya dan perbuatan-perbuatan baikNya. Kita semua bole menjadi Buddha jika
kita tekun dan berusaha seperti Siddhartha.

Tahun 483 SM Buddha Gautama wafat di Kusinara. Buddha gautama


meninggal bersamaan dengan hari kelahirannya.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Buddha merupakan sebuah sebutan atau gelar yang diberikan kepada
sescorang yang telah mencapai Pencerahan (Enlightenment). Buddha sendiri tidak
hanya satu. Namun secara historis pada zaman ini hanya dikenal satu Buddha yaitu
Buddha Gautama. Buddha Gautama hidup di bagian utara India sekitar abad ke-6
SM. Nama pribadinya adalah Sidhartha sedangkan Gautama adalah nama
keluarganya. Perjalanan hidup Sidharta Gautama dapat kita rangkum dalam sebuah
tabel seperrti di bawah ini:

Kronologi Hidup Buddha Gautama


563 SM: Lahirnya Pangeran Siddhartha di Taman Lumbini. Pangeran Siddhartha
adalah penerus kerajaan Kapilavasthu dari suku Sakya. Ayahnya adalah Raja
Suddhodana dan ibunya adalah Ratu Maha Maya Dewi.

555 SM: Pangeran kecil melakukan meditasi untuk pertama kalinya. Acara ini
berlangsung pada saat perayaan membajak sawah.

547 SM: Pada usia 16 tahun Pangeran Sidhartha memenangkan sayembara dan
menikahi Putri Yashodara.

534 SM: Pada usia 29 tahun Pangeran Sidhartha memutuskan untuk meninggalkan
kehidupan duniawi dan menjadi seorang pertapa setelah melihat 4 peristiwa nyata
yang pasti dialami setiap orang, yaitu: orang tua, orang sakit, orang mati, dan
pertapa. Pada saat yang bersamaan lahir putera Beliau yang diberi nama Rahula.
Pangeran Siddhartha meninggalkan kehidupan duniawinya dilandasi atas rasa cinta
kasihnya yang demikian besar kepada semua makhluk dengan tujuan mencari obat
penawar (jalan keluar) dari ketiga utusan kehidupan (sakit, tua, dan mati).

534-528 SM: Pangeran Siddhartha melakukan pengembaraan dan pertapaan selama


6 tahun.
528 SM: Pada usia 35 tahun, Pangeran Siddhartha duduk bermeditasi di bawah
pohon Bodhi (Latin: Ficus Religiosa) dan mencapai Pencerahan. Semenjak saat
itulah Beliau disebut sebagai Buddha (Yang Sadar). Setelah mencapai Penerangan
Sempurna, Buddha Gautama kemudian pergi menuju Taman Rusa Isipatana. Di
sana Beliau bertemu dengan 5 orang pertapa dan membabarkan ajarannya untuk
pertama kalinya (disebut sebagai Dharmacakkappavattana Sutta). Pada saat itulah
mulai terbentuk Sangha (perkumpulan biksu) pertama di dunia.

528-483 SM: Selama 45 tahun membabarkan ajarannya, Buddha Gautama telah


memberikan inspirasi dan pencerahan bagi banyak orang (bahkan walau telah lama
Beliau tiada, ajarannya masih dan akan terus menginspirasi banyak orang).

483 SM: Wafatnya Buddha Gautama di Kusinara.

Kritik dan Saran


Sekian informasi yang dapat penulis jelaskan. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis
sangat mengharapkann kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
DAFTAR PUSTAKA

https://bodhidharma.ac.id/artikel/62/Riwayat-Hidup-Buddha-Gotama.html

https://www.google.co.id/search?q=foto+riwayat+hidup+buddha&ie=UTF-
8&oe=UTF-8&hl=en-id&client=safari

Anda mungkin juga menyukai