Anda di halaman 1dari 40

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

MONITORING SENSOR NETWORK PENDUKUNG SISTEM PERINGATAN DINI BAHAYA ALIRAN LAHAR DINGIN PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI GUNUNG MERAPI

BIDANG KEGIATAN:

PKM Penerapan Teknologi (PKM - T)

Diusulkan Oleh : Ketua Kelompok Anggota : Lukman Awaludin : 1. Fajar Rinto, 2. Kabul Kurniawan,

3. Fauziazzuhry Rahadian, 08/265919/PA/11928 4. Muhammad Fathoni,

UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2011

ii

HALAMAN PENGESAHAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA MONITORING SENSOR NETWORK

1. Judul Kegiatan

PENDUKUNG SISTEM PERINGATAN DINI BAHAYA ALIRAN LAHAR DINGIN PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI GUNUNG MERAPI 2. Bidang Kegiatan (Pilih salah satu) : ( ) PKM-P () PKM-T ( ) PKM-K ( ) PKM-M

3. Bidang Ilmu (Pilih salah satu)

: ( ) Kesehatan ( ) MIPA

( ) Pertanian () Teknologi dan Rekayasa

( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora ( ) Pendidikan

4. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap b. NIM c. Jurusan d. Universitas/Institut/Politeknik : Lukman Awaluddin : : Ilmu Komputer dan Elektronika : Universitas Gadjah Mada

e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : f. Alamat email :

5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 4 orang

6. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar b. NIP : R.Sumiharto ,S.Si, M.Si : Y. 1039500281

c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Danau Rawa Pening Dalam H5E-19 Malang / 081334612231 7. Biaya Kegiatan Total

a. Dikti

: Rp 10.000.000,00

8. Jangka Waktu Pelaksanaan

: 3 bulan Malang, 24 September 2011

Menyetujui Ketua Jurusan Teknik Informatika Ketua Pelaksana Kegiatan

(Prof. Jazi Eko Istiyanto, Ph.D) NIP. 196110181988031001

(Lukman) NIM.

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping

(Dr. Chairil Anwar) NIP. 130604708

(R. Sumiharto, S.Si, M.Kom) NIP. 197706252005011001

ABSTRAK Bencana alam dari letusan ginung merapi masih menyisakan material material berat yang terkonsentrasi pada puncak gunung merapi. Dari sumber informasi yang kami dapat, bahwa dari sisa letusan November tahun 2010, material yang turun dari puncak gunung merapi adalah baru sekitar 30% . Sedangkan 70% sisanya masih terkumpul pada kawasan puncak, kawah gunung merapi. Hal ini yang menyisakan kekhawatiran baik masyarakat lereng merapi, dan daerah aliran sungai dari puncak merapi, namun juga pemerintah. Bagaimana apabila musim penghujan dating lagi, puncak musim hujan tahun ini diprediksi akan terjadi pada bulan November-Januari. Hal ini lah yang mendasari program PKM Sensor Network Pendukung peringatan dini bahaya lahar dingin bekerja sama dengan Pemkab Sleman, Khususnya Dinas HubKominfo Kabupaten Sleman.

ii

Tujuan dari pembuatan program ini adalah membantu menyempurnakan suatu sensor network dengan bekerja sama dengan Dinas HubKominfo Kabupaten Sleman. Sensor network ini akan menghubungkan beberapa node (titik) untuk memantau beberapa tempat yang penting untuk dipantau. Tiap-tiap node/ titik pemantauan nanti akan dipasangi cctv, dan beberapa alat pemantau seperti sensor dan alarm. Seluruh data dari titik pemantau dapat diakses melalui Master Station yang dimiliki oleh Dinas HubKominfo Kabupaten Sleman. Dengan bantuan sistem pemantau ini, maka dapat membantu pemerintah, khususnya Pemerintah Kabupaten Sleman untuk dapat mendeskripsikan keadaan merapi, dan mengambil keputusan terhadap bahaya aliran lahar dingin, Sensor Network ini berbasis Intranet Kabupaten Sleman. Jaringan akan dilindungi dengan firewall sehingga keamanannya terjamin. Apabila data sudah valid dan layak di publish kepada masyarakat, maka akan ditampilkan pada web resmi dari Kabupaten Sleman. Dari hasil pelaksanaan program ini, diharapkan mampu membuat sistem peringatan dini yang handal dan dapat dipantau melalui master station, sekaligus mengurangi kekhawatiran warga dan pemerintah akan resiko aliran material berat dari lahar dingin merapi (Kata kunci : Sistem peringatan dini, sensor network, lahar dingin gunung merapi, Dinas HubKominfo Kabupaten Sleman )

KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, maka kami dapat menyelesaikan laporan Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan Teknologi (PKM-T) ini dengan baik. Sehubungan dengan penyusunan laporan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :

iii

1.

Bapak Ir. I Wayan Mundra, MT selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Institut Teknologi Nasional Malang.

2.

Bapak Yoseph Dedy Irawan, ST. MT selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Nasional Malang.

3.

Bapak Ir. Sentot Achmadi M.Si selaku Dosen Pendamping dalam Program Kreativitas Mahasiswa ini.

4.

Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya laporan ini. Dengan segala keterbatasan dan kekurangan, penyusun berharap laporan

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak untuk digunakan sebagai bahan acuan tambahan dalam bidang pendidikan. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan laporan ini dan untuk menambah wacana pengetahuan penyusun dalam penyusunan naskah yang lain di masa mendatang.

Malang, 25 Mei 2011

Penyusun

iv

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah Bencana alam dari letusan gunung merapi masih menyisakan material material berat yang terkonsentrasi pada puncak gunung merapi. Dari sumber informasi yang kami dapat, bahwa dari sisa letusan November tahun 2010, material yang turun dari puncak gunung merapi adalah baru sekitar 30% . Sedangkan 70% sisanya masih terkumpul pada kawasan puncak, kawah gunung merapi. Hal ini yang menyisakan kekhawatiran baik masyarakat lereng merapi, dan daerah aliran sungai dari puncak merapi, namun juga pemerintah. Bagaimana apabila musim penghujan dating lagi, puncak musim hujan tahun ini diprediksi akan terjadi pada bulan November-Januari. Berlatar belakang masalah tersebut diatas, kami sepakat membentuk Tim PKM untuk dapat menyempurnakan sistem sensor network dari beberapa titik yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Sleman. Tim PKM akan bekerja sama dengan Dinas HubKominfo Kabupaten Sleman untuk mengembangkan sensor network pendukung sistem peringatan dini bahaya aliran lahar dingin merapi dengan memanfaatkan fasilitas yang sudah dimiliki oleh Pemkab Sleman, serta akan menambah satu titik untuk pemantauan dan menyempurnakan Sistem Sensor Network untuk akuisi data dan kontrol untuk tiap titik pemantauan yang dilakukan dari Master Station.

Perumusan Masalah

1. Mengkoneksikan masing-masing terminal unit untuk sistem pemantau yang dimiliki Pemkab Sleman, untuk terhubung dan dapat dikontrol dan dimonitor oleh Master Station 2. Memperbaiki terminal unit pemantauan yang rusak, oleh letusan November 2010 silam. 3. Memasang CCTV dan peralatan pendukung seperti sensor dan alarm pada beberapa terminal unit yang rusak oleh letusan November 2010 silam.

4. Mengembangkan Sistem Pada Master Station untuk dapat mengontrol dan mendapatkan data dengan baik dari masing-maing Remote Terminal Unit (RTU). 5. Mengembangkan sistem layanan masyarakat berbasis dengan

mengandalkan SMS Gateway yang dimiliki Pemkab Sleman untuk mendukung sistem peringatan dini bahaya aliran lahar dingin.

Tujuan Program

Tujuan dilaksanakannya program ini adalah: 1. Memperbaiki sistem peringatan dini bahaya aliran lahar dingin yang dimiliki Pemkab Sleman dengan menitikberatkan pada sensor network terpusat. 2. Mengkoneksikan masing-masing Remote Terminal Unit Pemantauan, dengan Master Station dan mengkalibrasikan alat pemantau dan CCTV supaya dapat mendapatkan data yang akurat. 3. Mengembangkan Master Station yang benar-benar dapat mengontrol dan mendapatkan data yang baik dari masing-masing remote terminal unit (RTU). 4. Mengembangkan sistem peringatan dini bahaya aliran lahar dingin dengan mengsynkronisasikan dengan infrastruktiur lain yang dimiliki Pemkab Sleman seperti SMS Gateway.

Luaran Yang Diharapkan

Luaran yang diharapkan dari program ini adalah menghasilkan suatu sistem peringatan dini bahaya gunung merapi yang akurat dengan mengandalkan sensor network, untuk dapat mengakses remote control unit dari master station.

Kegunaan Program

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari program ini adalah:

1. Membangun sistem peringatan dini bahaya lahar dingin gunung merapi yang baik dengan mendapatkan data akurat dari masing-masing terminal unit pemantauan. 2. Dapat menjadi sumber data yang akurat, sehingga memberikan kemudahan untuk pemantauan dari master station, dan dapat dijadikan acuan dalam pengambilan kebijakan secara cepat dan tepat. 3. Mengurangi kekhawatiran masyarakat daerah aliran sungai merapi dan juga pemerintah, akan bahaya material berat lahar dingin. 4. Menambah kredibilitas pemerintah di mata masyarakat.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Early Warning Sistem/ Sistem Peringatan Dini

Early Warning Sistem (EWS) merupakan sistem yang memberikan peringatan dini terhadap bahaya bencana yang akan terjadi. Desain dari Early warning system ini adalah dengan melakukan monitoring terhadap objek secara real time dan cepat tanggap terhadap respon objek. Dewasa ini Early Warning Sistem dilakukan dengan metode yang canggih. Early Warning System secara real-time mendapatkan data dan mengirimkan data ke Master Station. Early Warning System haruslah teruji untuk cepat dan tanggap terhadap respon objek yang dimonitor, dan secepatnya memberikan keputusan tanda bahaya.
The persyaratan fungsional untuk Sistem Peringatan Dini adalah pemantauan secara online, pengolahan data secara real-time, peringatan dini, penyimpanan persisten data pemantauan dan opsional, serta beberapa layanan peringatan tambahan. .

a. Pemantauan secara Online

Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi harus menyediakan data dipantau online dan secara real-time. Monitoring secara online dan real-time merupakan prasyarat penting untuk pengolahan data dan peringatan dini. Sistem Peringatan dini tidak akan berguna jika data pengukuran tidak tersedia secara realtime hingga bencana akhirnya terjadi. Sebuah sensor network dengan jaringan nirkabel perlu dipertimbangkan bahwa

bandwidth yang tersedia untuk node sensor tunggal berkurang dengan meningkatnya ukuran jaringan, karena setiap node memiliki lalu lintas jaringan tersendiri. Salah satu tantangan khusus adalah untuk mewujudkan teknologi komunikasi scalable mampu memberikan jaminan waktu tertentu dalam pertimbangan ukuran jaringan meningkat.

Selanjutnya, jaringan pemantauan menyediakan data pemantauan real-time dan historis untuk akses eksternal melalui nirkabel (dan kabel, jika tersedia).Karena 802.11 Wireless LAN dan Ethernet tidak cocok untuk interkoneksi jarak jauh, karena memiliki jangkauan radio sampai hanya beberapa kilometer (di bawah kondisi optimal). Solusi yang mungkin untuk interkoneksi jarak jauh adalah uplink satelit atau koneksi GSM.

b. Peringatan Dini

Ketepatan waktu merupakan titik penting untuk Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi. Biasanya ada jangka waktu tetap di mana keputusan apakah akan memicu alarm harus membuat. Tapi sama pentingnya datang ke kehandalan dan akurasi. Hal ini penting untuk memiliki infrastruktur komunikasi operasi setelah bencana telah terjadi. Sistem Peringatan Dini Jadi ada di suatu wilayah dilanda gempa bumi dapat memberikan infrastruktur komunikasi alternatif. Ini berarti bahwa sistem harus cukup kuat untuk mengatasi bencana tersebut (selain kerusakan fisik) dan mereorganisasi dirinya dalam mode otonom.

c. Penyimpanan Persistent

Sistem Peringatan Dini Gempa menyediakan data pemantauan baik real-time dan historis. Berdasarkan real-time data peringatan dini direalisasikan. Data historis yang disimpan pada setiap node sensor dalam rangka untuk memberikan informasi tentang kegiatan seismik atas waktu. Jadi data-data monitoring dapat direproduksi dan diakses kapanpun.

Wireless Sensor Network /Jaringan Sensor Nirkabel

Sebuah jaringan sensor nirkabel (WSN) terdiri dari sensor otonom spasial didistribusikan untuk memonitor kondisi fisik atau lingkungan, seperti suhu, suara, getaran, gerakan tekanan, ataupun gambar dari CCTV dengan melewatkan data dari remote terminal unit melalui jaringan menuju lokasi utama yakni Master Station. Jaringan yang lebih modern yang bi-directional, memungkinkan juga untuk mengontrol aktivitas sensor. Pengembangan jaringan sensor nirkabel didorong oleh aplikasi militer seperti surveilans medan perang, hari ini jaringan tersebut digunakan dalam aplikasi industri dan konsumen banyak, seperti pemantauan proses industri dan kontrol, dan pemantauan, dalam kepentingan sistem peringatan tanggap bencana juga digunakan untuk pemantauan beberapa titik yang rawan bencana, untuk dapat dimonitor dari pusat.

WSN ini dibangun dari "node" - dari beberapa untuk beberapa ratusan atau bahkan ribuan, di mana setiap node terhubung ke satu (atau kadang-kadang beberapa) sensor. Setiap sensor node jaringan seperti biasanya memiliki beberapa bagian: sebuah transceiver radio dengan antena internal atau sambungan ke antena eksternal, mikrokontroler, sebuah sirkuit elektronik untuk interfacing dengan sensor dan sumber energi, biasanya baterai atau bentuk tertanam pemanenan energi . Dari suatu Remote Terminal Unit, nantinya akan tersambung dengan master station melalui jaringan yang ada.

Dalam sensor network, suatu jalur digunakan untuk banyak nodes sekaligus.

Dengan demikian, untuk control dan akuisi data dilakukan secara bergantian, maka dari itu RTU yang sedang aktif biasanya dengan skala prioritas yang paling tinggi , dan RTU lain lebih rendah. Hal ini biasa dilakukan dalam realtime process, dimana setelah interupsi selesai, prioritas kembali pada semula.

III. METODE PENDEKATAN

Proses pembuatan aplikasi melalui tahapan sebagai berikut:


7

Start Uji Coba Sistem dengan Melibatkan Dinas HubKominfo Sleman Observasi Lapangan dan Pengumpulan Data Dokumentasi dan Pembuatan Laporan PKM-T

Identifikasi dan Perumusan Masalah

(Optional) Menghubungkan Sistem dengan Infrastruktur pelayanan masyarakat, ex: SMS Gateway

Stop

Studi Pustaka dan Koordinasi dengan Dinas HubKomInfo Sleman

Perencanaan Sistem dan Pembenahan Infrastruktur Sensor Network

Merancang Sistem Monitoring yang menunjang Infrastruktur Sensor Network Pengamatan Lahar Dingin

Pembenahan Infrastruktur pengamatan pada Masing-masing Terminal Unit Pengamatan

Mengconnect kan masing-masing Terminal Unit Pengamatan dengan Master Station di Pemda Sleman 8

Keterangan:

Tahap pra pengiriman proposal

Tahap pasca penyetujuan proposal/ pelaksanaan program

Gambar 1. Alur pembuatan sistem Metodologi pelaksanaan program adalah sebagai berikut :

1. Studi Literatur Tentang Sistem Peringatan Dini Bahaya (Early Warning System) Untuk memperkuat ide yang sudah ada, maka kami melakukan studi literatur, terutama mengenai Sensor Network yang akan menjadi prinsip Sistem Peringatan Dini Bahaya Lahar Dingin.
Masyarakat dg kearifan lokal Alat Komunikasi setempat (kentongan dsb) Masyarakat dibantu informasi 'sasaran antara' Alat Komunikasi sbgmn yg skrg ada. ( UHF, VHF via repeater, HF ), EWS

1
2

Masyarakat 'siaga bencana'

High technology ( ICT ) EWS - 'integrity'

Dari struktur diatas, dapat kita beroperasi pada level ketiga, yakni Early Warning System dengan menggunakan Sistem Kontrol dan Monitoring Terpusat /Terintegrasi dengan semua Remote Terminal Unit.

2. Kajian Di Lapangan Sebelum memulai perencanaan system , terlebih dahulu kami paparkan Infrastruktur yang dimiliki Pemda Sleman: a. Online System 2008 Interkoneksi ke 17 Kecamatan

b.

Infrastruktur yang telah dimiliki Pemda Sleman, yakni Sensor Network ke Beberapa Titik Rawan Bencana.

10

Infrastruktur ini sebagian mengalami kerusakan terutama akibat letusan November 2010 Silam. Permasalahnnya adalah kebanyakan Remote Terminal Unit Pengamatan yang ada tidak terhubung dengan Master Station di Pemda Sleman, karena kerusakan pada alat.

11

c. Grand Design Sensor Network 2009 Dinas HubKominfo Sleman

3. Perencanaan Sistem Dalam pembuatan Sistem Monitoring Peringatan Dini Bahaya Aliran Lahar Dingin Gunung Merapi ini, akan dibagi menjadi beberapa tahap: a. Pemilihan Titik Pemantauan yang dianggap Paling Baik Pada tahap ini kami berkoordinasi dengan Dinas

HubKominfo Sleman untuk mencoba system monitoring ini pada

12

beberapa titik yang strategis untuk pos pemantauan, dan terkoneksi dengan Master Station dengan Intranset Kabupaten Sleman. Hal ini kami lakukan mengingat kebanyakan titik yang seperti gambarkan pada design jaringan sensor tahun 2008, yang banyak mengalami kerusakan akibat hembusan material dan endapan piroklastik dari lahar dingin merapi. Dari beberapa titik yang akan dijadikan sample ini, nanti akan kami jadikan acuan untuk membangun system pemantauan, dengan penambahan beberapa instrumentasi sensor seperti kelembaban atau suhu, untuk menunjang keberadaan CCTV di Terminal Unit tersebut.

b. Tahap Percobaan Konektivitas masing-masing Instrument Pada tahap ini, setelah kami memastikan Terminal Unit dengan Master Station terhubung secara Real-Time melalui Intranet, maka pada tahap selanjutnya adalah mencoba untuk memastikan bahwa seluruh peralatan instrumentasi tersebut dapat terhubung dengan jaringan intranet melalui wireless Router, dan dapat terkoneksi dengan master station. Pada tahap ini kami akan melakukan percobaan dengan beberapa tools jaringan, untuk mencoba mengakses data

instrumentasi yang ada pada Terminal Unit Pemantauan, untuk dapat diakses dan di kontrol melalui Master Station.

c. Tahap Perencanaan Sistem Setelah memastikan bahwa tiap instrument pada Terminal Unit Pemantauan, terkoneksi dengan Master Station. Maka langkah berikutnya adalah membangun system pemantau itu sendiri. Sistem pemantau ini nantinya direncanakan ada pada beberapa

pengembangan yakni : Pengembangan Instrumentasi pada Terminal Pemantauan

13

Pengembangan instrumentasi pemantauan, ini menjadi prioritas utama mengingat data yang akan kami tampilkan bersumber dari alat ini. Sebagai langkah awal, kami merencanakan untuk menggunakan beberapa instrumentasi yang akan kami uraikan, sebagai berikut : Sensor SHT-11

Kemampuan yang dimiliki Sensor SHT-11 ini adalah dapat mengukur Temperatur dan Kelembaban dengan presisi yang dapat diandalkan. Presisi yang diandalkan ini, karena sensor ini telah include dengan filter sensor sehingga data yang dihasilkan tidak terlalu terpengaruh dengan noise, serta data keluaran dari sensor ini sudah menjadi data digital yang diakses oleh Mikrokontroller melalui I2C (Inter Integrated Circuits). Sehingga data yang dihasilkan sudah bukan besaran ADC, namun sudah besaran Temperatur dan Kelembaban. Detail dan Karakter Sensor akan kami lampirkan bersama proposal ini. Arduino Board System

14

Kami menggunakan Arduino, karena disamping mudah dalah memrogramnya, juga telah disajikan dalam built-up dan telah teruji. Mikrokontroller AtMega 328 yang digunakan pada board ini juga sudah mendukung komunikasi I2C untuk berkomunikasi dengan Sensor SHT-11. Detail dan

Karakteristik Board akan kami lampirkan bersama proposal ini. Modul Ethernet Untuk Arduino

15

Kami mempertimbangkan untuk tidak menggunakan modul serial ataupun zigbee karena keterbatasan untuk jarak koneksi wireless serial itu sendiri dengan kemampuan jarak maksimal sekitar 1km. Maka dari itu kami mempertimbangkan untuk mencoba menggunakan tambahan modul Ethernet untuk Board Arduino, yang akan kami koneksikan dengan wireless routerboard mikrotik RB-411, yang dapat menjangkau jarak lebih dari 20Km. Untuk detail dan karakteristik dari modul Ethernet untuk board Arduino, akan kami lampirkan pada proposal ini. Pengembangani Web Based Platform Monitoring System

Tujuan dari pengembangan Web Based Application Platform adalah agar multiplatform, artinya aplikasi ini dapat dijalankan dari system operasi apa saja, karena diakses melalui browser. Pengembangan Mobile Based Platform Monitoring System Tujaun dari pengembangan Mobile Based Platform Application adalah untuk mengadaptasi kecenderungan pemakaian

teknologi yang mengarah ke mobile/ gadgets. Dengan demikian pengembangan system berbasis Mobile System adalah hal yang

16

sangat urgensi. Ada 2 pilihan platform mobile yang akan kami pertimbangkan, yakni J2ME (Java 2 Micro Edition), atau Android. Namun melihat trend saat ini dari banyaknya pengguna platform Android, pengembangan aplikasi android lebih kami utamakan. 4. Pengembangan Sistem Apabila jaringan Remote Terminal Unit telah terhubung dengan Master Station di Pemkab Sleman, maka dilakukan developing system. Dari beberapa fasilitas terminal unit pemantauan, kami memilih untuk mengembangkan 3 unit terminal unit pemantauan yakni di daerah Desa Turgo, Desa Srunen dan Desa Jambon. Ketiga titik ini adalah titik yang paling baik setelah kami melakukan pembicaraan dengan mitra Dinas HubKominfo Kabupaten Sleman. Gambar terminal unit pemantauan : a. Terminal Unit Pemantauan 1 Dusun Turgo, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem. (gambar) Terminal unit ini bertugas untuk memantau puncak merapi, dan melihat aliran lahar yang mengalir ke arah selatan b. Terminal Unit Pemantauan 2 Dusun Srunen, Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan (gambar) Terminal unit ini bertugas untuk memantau puncak merapi, dan melihat alirat lahar yang mengalir ke arah timur. c. Terminal Unit Pemantauan 3 Dusun Jambon, Desa Sindumartani, Kecamatan Ngemplak (gambar) Terminal unit ini bertugas untuk memantau aliran lahar dingin pada aliran sungai gendol yang melintas di Dusun Jambon d. Terminal Unit Pemantauan 4 Dusun Sidorejo, Desa Girikerto, Kecamatan Turi. (gambar).
17

Ketiga titik tersebut masing-masing telah memiliki instrumentasi pemantauan berupa IP CCTV, Sirine dan Wireless Router Mikrotik (RouterBoard 411(Client)).

a. Hasil Capture Terminal 3 Jambon, Pemantauan aliran Sungai Gendol

b. Foto Wireless Router Mikrotik dan Sirine (gambar)

Kami tidak akan menambahkan terminal unit pemantauan,namun kami akan menyempurnakan system dengan perencanaan system yang telah kami paparkan sebelumnya. Berikut adalah arsitektur rancangan system yang kami buat

18

(nanti dig anti langsung di print dari vision aja)

19

5. Pengujian Sistem Pengujian sistem dimaksudkan untuk memastikan bahwa

komponen-komponen yang telah terintegrasi di dalam sistem benar-benar bekerja sesuai dengan fungsinya. Diagram tahap pengujian sistem adalah sebagai berikut:

Gambar 3. Flowchart proses pengujian sistem

6. Pembuatan Laporan Pembuatan laporan dapat dilakukan setelah hampir semua tahapan diatas terselesaikan, sehingga hasil yang diperoleh dari sistem dapat dijelaskan secara rinci sesuai dengan data-data yang diperoleh.

IV. PELAKSANAAN PROGRAM

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan pembuatan sistem registrasi akun berbasis pengolahan citra ini kurang lebih dilaksanakan selama 4 bulan. Sedangkan tempat pembuatan sistem registrasi akun berbasis pengolahan citra ini adalah di Laboratorium Pemrograman dan Rekayasa Perangkat Lunak Jurusan Teknik Informatika Institut Teknologi Nasional Malang.

20

B. Tahapan Pelaksanaan/Jadwal Faktual Pelaksanaan

Berikut di bawah ini adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama proses pembuatan sistem registrasi akun berbasis pengolahan citra. Tabel 1. Kegiatan pelaksanaan program

No 1 2

Keterangan Studi literatur Perancangan sistem Pembuatan software Integrasi

bulan ke-1

bulan ke-2

bulan ke-3

bulan ke-4

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

software dengan sistem

Pengujian sistem Pembuatan laporan

C. Instrumen Pelaksanaan

Beberapa perlengkapan dan media yang digunakan dalam pembuatan sistem registrasi akun berbasis pengolahan citra adalah sebagai berikut :

1.

Tahapan Studi literatur Perlengkapan yang dibutuhkan pada tahap studi literature adalah

buku-buku mengenai jaringan syaraf tiruan dan pengolahan citra digital.

21

2.

Tahapan pembuatan software Perlengkapan yang dibutuhkan antara lain adalah perangkat lunak

Matrix Laboratory (MATLAB) versi 7.0.

3.

Tahapan pengujian sistem Pada tahapan pengujian sistem, perlengkapan yang dibutuhkan

antara lain adalah seperangkat PC yang terkoneksi dengan internet. Selain itu, untuk mendapatkan citra hasil rekaman dari kartu identitas tertentu, digunakan webcam yang terpasang pada PC.

D. Rancangan dan Realisasi Biaya

Biaya Perancangan No 1. 2. Study literatur Alat Tulis Kantor Jumlah Kegiatan Biaya Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 200.000

Biaya Uji Coba Sistem No 1. Nama Kebutuhan Biaya sewa PC a. CPU : dual core (2.2 GHz) b. RAM 2 GB c. Harddisk 160 GB d. Bandwitch 2 Mbps e. Sistem Operasi Windows 2. Biaya sewa modem Haier C100 3. Biaya akses internet Rp 100.000 / bulan Paket ultimate* 3 bulan Rp 825.000 3 bulan Rp 300.000 Biaya/satuan Rp 800.000 / bulan Volume 3 bulan Jumlah Rp 2.400.000

22

SMART

unlimited Rp 275.000 / bulan

4.

Biaya Transportasi

Rp 150.000 / orang

5 orang

Rp 750.000

5.

Biaya Web Cam

Rp 20.000 / bulan

3 bulan

Rp 60.000

Biaya Scanner

Rp 30.000 / bulan Jumlah

3 bulan

Rp 90.000

Rp 4.475.000

Biaya Lain-lain No 1. 2. Nama Kebutuhan Biaya Poster Biaya Kertas HVS A4 1 2 rim / @ 1rim Rp.47.500 3. 4. 5. Biaya tinta printer black Biaya tinta printer berwarna Catridge Rainbow Rainbow PG-810XL canon/2 Jumlah Rp 875.000 Rp 40.000 Rp 40.000 Rp 400.000 Spesifikasi Harga (Rp) Rp 300.000 Rp 95.000

Biaya Akumulasi No 1. 2. 3. Uraian Biaya Peracangan Uji Coba Sistem Biaya Lain-lain Jumlah Jumlah Rp 200.000 Rp 4.475.000 Rp 875.000 Rp 5.500.000

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Analisa Pengenalan Pola Karakter dengan Jaringan Perceptron

23

Tabel 2. Hasil pengenalan pola karakter dengan jaringan perceptron

Jumlah Percobaan ke Jumlah neuron Iterasi Waktu uji (detik) karakter yang diuji 1 2 3 4 5 67 72 77 82 87 199 200 200 202 204 2,01 2,17 2,23 2,57 3,09 67 67 67 67 67

Jumlah karakter yang dikenali 35 37 43 48 57

Prosentase keberhasilan (%) 52,24 55,22 64,18 71,64 85,08

Grafik 1. Hubungan antara jumlah neuron dengan prosentase keberhasilan

Prosentase keberhasilan pengenalan pola karakter pada arsitektur jaringan perceptron sangat ditentukan oleh jumlah neuronnya. Semakin banyak jumlah neuron yang dimiliki, maka prosentase keberhasilan akan semakin tinggi pula. Arsitektur jaringan perceptron dapat dikatakan sangat sederhana. Oleh karena itu, jumlah iterasi dan waktu yang dibutuhkan dalam proses pengujian relatif kecil. Akan tetapi, karena kesederhanaan arsitekturnya inilah yang

24

menyebabkan jaringan perceptron memiliki keterbatasan dalam mengenali pola karakter.

Hasil Analisa Pengenalan Pola Karakter dengan Jaringan Propagasi Balik

Tabel 3. Hasil pengenalan pola karakter dengan jaringan propagasi balik

Percobaan ke

Jumlah layar tersembunyi 2 4 6 8 10 769 1030 1253 1521 1858 Iterasi

Jumlah Waktu uji (detik) karakter yang diuji 11 17 21 29 33 67 67 67 67 67

Jumlah karakter yang dikenali 41 46 55 59 63

Prosentase keberhasilan (%) 61,19 68,66 82,09 88,06 94,03

1 2 3 4 5

Grafik 2. Hubungan antara jumlah layer tersembunyi dengan prosentase keberhasilan Jaringan propagasi balik memiliki arsitektur yang kompleks dengan memiliki beberapa layar tersembunyi. Keuntungan yang didapat adalah prosentase

25

keberhasilan dalam pengenalan pola yang diujikan cukup tinggi. Namun kelemahannya adalah jumlah iterasi yang dibutuhkan sangat banyak dan waktu pengujian juga relatif lama. Hal ini ditunjukkan pada tabel 2, bahwa semakin banyak jumlah layar tersembunyi yang dimiliki, semakin besar pula jumlah iterasi yang dibutuhkan.

Hasil Analisa Perbandingan antara Jaringan Perceptron dengan Jaringan Propagasi Balik

Tabel 4. Perbandingan hasil pengenalan pola antara jaringan perceptron dengan jaringan propagasi balik

Jumlah Jenis jaringan Nama file Kondisi citra karakter yang terkandung dalam citra KTP01.jpg Perceptron KTP02.jpg KTP03.jpg Propagasi balik KTP01.jpg KTP02.jpg KTP03.jpg buruk baik baik buruk baik baik 137 126 138 137 126 138

Jumlah karakter yang berhasil dikenali 55 77 98 83 111 131

Tingkat keberhasilan (%) 40.15 61.11 71.02 60.58 88.10 94.93

26

Grafik 3. Perbandingan prosentase keberhasilan antara jaringan propagasi balik dengan jaringan perceptron

Setelah dilakukan pengujian terhadap aplikasi pengenal karakter cetak yang telah dibuat, jaringan propagasi balik menunjukkan prosentase keberhasilan yang lebih baik daripada jaringan perceptron. Hal ini dikarenakan jaringan propagasi balik memiliki beberapa layar tersembunyi. Pada pengujian dengan kualitas citra uji yang buruk, jaringan propagasi balik memiliki tingkat keberhasilan sebesar 60.58 persen lebih baik daripada jaringan perceptron yang memiliki tingkat keberhasilan 40.15 persen. VI. KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN Dari hasil pengujian sistem yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa kesimpulan yang dapat ditarik : 1. Sistem registrasi yang baru mampu menjamin bahwa data-data anggota yang disimpan di dalamnya adalah valid dan sah. 2. Dengan menggunakan sistem registrasi yang baru, sumber daya pada sistem benar-benar dapat dipergunakan oleh pihak yang sah.

SARAN Adapun saran yang dianggap cukup penting bagi pengembangan sistem selanjutnya adalah teknik-teknik perbaikan kualitas citra yang digunakan hendaknya lebih ditingkatkan mengingat tidak semua kualitas citra kartu pengenal yang diolah benar-benar dalam keadaan yang baik.

VII. DAFTAR PUSTAKA

27

Anindya Chatterjee, Optical Character Recognition Sistem : An Implementation of Human Handwriting Recognition Software with KohoNet,

http://fosetonline.org/Academicmeet/E&I/86-ANINDYA.pdf, 2010.

Jong Jek Siang. 2005. Jaringan Syaraf Tiruan dan Pemrogramannya Menggunakan Matlab. Yogyakarta: Andi Offset.

Rinaldi Munir. 2004. Pengolahan Citra Digital dengan Pendekatan Algoritmik, cetakan pertama. Bandung: Informatika.

28

LAMPIRAN

A. Nama dan Biodata Ketua serta Anggota Kelompok

1. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama b. NIM : Chandra Kurniawan : 0818077

c. Tempat dan tanggal lahir : Tulungagung, 22 Maret 1990 d. Jenis Kelamin e. Riwayat Pendidikan : Laki-laki : SMPK Santa Maria II Malang (2002-2005) SMAK Santa Maria Malang (2005-2008) Institut Teknologi Nasional Malang (2008) f. Alamat tempat tinggal g. HP h. e-mail i. Nama orang tua : Jl. Ir. H. Juanda V/2407 Malang : 085735740771 : nasa078@gmail.com : Rudy Hermanto Erna Herawati

Ketua Pelaksana Kegiatan

(Chandra Kurniawan)

2. Anggota Pelaksana Kegiatan a. Nama b. NIM : Ridwan Firman Satriya : 0818051

c. Tempat dan tanggal lahir : Malang, 31 Desember 1989 d. Jenis Kelamin : Laki-laki

e. Riwayat Pendidikan

: SLTPN 1 Panggul Trenggalek (2002-2005) SMAN 1 Panggul Trenggalek (2005-2008) Institut Teknologi Nasional Malang (2008)

f. Alamat tempat tinggal g. HP h. e-mail i. Nama orang tua

: Jl. Raya Tlogomas 61 Malang : 085755100430 : ridwan.satriya@gmail.com : Yudi Prasetyo Endah Suwarni

Anggota Pelaksana Kegiatan

(Ridwan Firman Satriya)

3. Anggota Pelaksana Kegiatan a. Nama b. NIM : Deruci Miftahul : 0818131

c. Tempat dan tanggal lahir : Malang, 16 Mei 1990 d. Jenis Kelamin e. Riwayat Pendidikan : Laki-laki : SLTP Kristen Aletheia Malang (2002-2005) SMK Grafika PGRI Malang (2005-2008) Institut Teknologi Nasional Malang (2008) f. Alamat tempat tinggal g. HP h. e-mail i. Nama orang tua : Jl. Ken Arok 56 Singosari Malang : 085755591387 : awed.barker@gmail.com : Karyono Sri Kustidjah

Anggota Pelaksana Kegiatan

(Deruci Miftahul)

4. Anggota Pelaksana Kegiatan a. Nama b. NIM : Sigit Setiawan : 0818107

c. Tempat dan tanggal lahir : Kediri, 22 Januari 1989 d. Jenis Kelamin e. Riwayat Pendidikan : Laki-laki : SLTPN 1 Kandangan (2001-2004) SMK Canda Bhirawa Pare (2004-2007) Institut Teknologi Nasional Malang (2008) f. Alamat tempat tinggal g. HP h. e-mail i. Nama orang tua : Jl. Golf 67 Malang : 085735143708 : sigit2@gmail.com : Suparno Wijaya Jumiati

Anggota Pelaksana Kegiatan

(Sigit Setiawan)

5. Anggota Pelaksana Kegiatan a. Nama b. NIM : Ahmad Roziqi Zain : 0918180

c. Tempat dan tanggal lahir : Banyuwangi, 14 Agustus 1991 d. Jenis Kelamin e. Riwayat Pendidikan : Laki-laki : MTSN Banyuwangi 1 (2003-2006) SMKN 1 Glagah Banyuwangi (2006-2009) Institut Teknologi Nasional Malang(2008) f. Alamat tempat tinggal g. HP h. e-mail i. Nama orang tua : Jl. Raya Perusahaan V / 23 Malang : 085336078145 : zain.ahmadd@gmail.com : Ahmad Sadjidi Adib Nur Hasyimah

Anggota Pelaksana Kegiatan

(Ahmad Roziqi Zain)

B. Nama dan Biodata Dosen Pendamping

1. Nama Lengkap dan Gelar 2. Golongan Pangkat dan NIP

: Ir. Sentot Achmadi M.Si : IIIa dan Y. 1039500281

3. Jabatan Fungsional 4. Jabatan Struktural 5. Fakultas/Program Studi 6. Perguruan Tinggi 7. Bidang Keahlian 8. Alamat rumah

: Asisten Ahli : Sekretaris Prodi : FTI / T. Informatika : Institut Teknologi Nasional Malang : Matematika : Jl. Danau Rawa Pening Dalam H5E-19 Malang

9. HP

: 081334612231

Dosen Pendamping

(Ir. Sentot Achmadi M.Si)

Anda mungkin juga menyukai