Anda di halaman 1dari 18

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
RANCANG BANGUN SISTEM PEMANTAUAN DINI BAHAYA JEBOLNYA
BENDUNGAN WADUK SERMO
BIDANG KEGIATAN :
PKM-KC

DIUSULKAN OLEH :
STEFANUS AUDREY WINAWAN
NIM : 11/313722/TK/38003
ERDIAN ADITIA VIRIAWAN
NIM : 11/317667/TK/38082
JOHANDI PATRIA
NIM : 11/314344/TK/38063
HANDIKO GESANG ANUGRAH SEJATI
NIM : 10/300926/TK/36709
WAHYU SUKESTYASTAMA PUTRA
NIM : 09/285209/TK/35680

UNIVERSITAS GADJAH MADA


YOGYAKARTA
2012

JUDUL PROGRAM
Rancang Bangun Sistem Pemantauan Dini Bahaya Jebolnya Bendungan Waduk
Sermo.

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Sistem pemantauan dini merupakan sistem untuk mengetahui tanda-tanda akan
terjadinya bencana guna dapat mengevakuasi penduduk disekitar wilayah agar tidak
terjadi korban dalam jumlah kecil maupun banyak. Posibilitas akan terjadinya bencana
dapat dideteksi dari gejala-gejala peningkatan dari beberapa faktor penyebab terjadinya
bencana.
Bendungan Waduk Sermo merupakan sebuah bendungan yang membendung dan
mengatur aliran air pada Waduk Sermo. Waduk Sermo adalah sebuah Waduk yang
terletak di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki fungsi
pengairan utama di Kabupaten Kulonprogo. Bendungan ini telah beroperasi hampir 20
tahun lamanya. Hal yang perlu diperhatikan adalah belum adanya suatu sistem
pemantauan yang memantau kondisi bendungan di Waduk Sermo. Apabila bendungan ini
roboh, maka akan menyebabkan bencana longsor maupun banjir bagi masyarakat
kecamatan Kokap dan sekitarnya. Peristiwa robohnya bendungan bukan suatu peristiwa
yang mengada ada. Jebolnya sebuah bendungan pernah terjadi di bendungan Situ Gintung
pada tanggal 27 Maret 2009 yang mengakibatkan banjir bandang dengan korban jiwa
mencapai ratusan orang.
Seiring dengan semakin bertambahnya usia bendungan, maka diperlukan suatu sistem
yang memantau kondisi bendungan yang selanjutnya diintegrasikan menjadi suatu sistem
pemantauan dini bencana jebolnya sebuah bendungan. Sistem ini penting untuk dibangun
karena posisi bendungan yang tepat berada diatas kota wates, Kabupaten Kulonprogo.
Dengan demikian, potensi timbulnya korban dan kerugian jika sebuah bencana terjadi
sangat besar mengingat kota Wates adalah pusat pemerintahan kabupaten Kulonprogo.

B. RUMUSAN MASALAH
Pengembangan sistem pemantauan dini bahaya jebolnya bendungan adalah cukup vital.
Untuk membangun sistem pemantauan dini bahaya jebolnya bendungan diperlukan Sistem
sensor, Sistem pengolahan data dan Sistem komunikasi data.

C. TUJUAN
Tujuan utama program ini adalah:
1. Mendapatakan design sistem pemantauan dini bahaya jebolnya Bendungan Waduk
Sermo .
2. Membangun pilot plant sistem pemantauan dini bahaya jebolnya Bendungan Waduk
Sermo.

D. LUARAN YANG DIHARAPKAN


Luaran yang diharapkan dari program ini adalah
1. Terbangunnya pilot plant sistem pemantauan dini bahaya jebolnya Bendungan
Waduk Sermo.
2. Mendapatkan detail engineering design sistem pemantauan dini bahaya jebolnya
Bendungan Waduk Sermo.
3. Sebagai alat bantu informasi Waduk Sermo yang dapat dipergunakan oleh para
penentu kebijakan, peneliti dan khayalak umum.

E. KEGUNAAN
Manfaat yang dapat diperoleh setelah program ini adalah:
1. Adanya sistem pemantauan dini bahaya jebolnya Bendungan Waduk Sermo, sehingga
informasi pemantauan bendungan menjadi lebih lengkap dan akurat.
2. Pengembangan Early Warning System.
3. Menambah khasanah ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Penelitian lebih lanjut di bidang telemetri.

F. TINJAUAN PUSTAKA
Sistem pemantauan dini bahaya jebolnya suatu bendungan sebenarnya bukanlah
sesuatu yang baru. Penelitian dan pengembangan sistem pemantauan dini bencana telah
telah banyak dilakukan sebelumnya. Hasil penelitian dan pengembangan sistem
pemantauan dini bahaya jebolnya suatu bendungan dirangkum dalam Tabel 1.
Tabel 1. State of the art
Tahun

2010

Nama Penulis

Budi Harsoyo

Judul dan Nama Sumber

Analisis Faktor Penyebab


Jebolnya Tanggul Situ Gintung
http://ejurnal.bppt.go.id/index.p
hp/JAI/article/viewFile/309/314

2011

Sutron corp.

DAM SAFETY &


GEOTECHNICAL
MONITORING, DATA
DISSEMINATION &
ALARMS

Informasi Penting

Penyebab jebolnya
bendungan Situ Gintung
adalah faktor usia dari
bendungan
Penggunaan piezometer untuk
pengambilan data kondisi
tanggul.

http://www.sutron.com/pdfs/hy
dropower_datasheet.pdf
2004

Barry K. Myers,
P.E.1 David H.
Scofield, P.E.,
C.E.G.2

PROVIDING IMPROVED
DAM SAFETY
MONITORING USING
EXISTING

Penggunaan sensor level


dalam sistem pemantauan
bendungan.

http://www.engineeredmonitori
ngsolutions.com/Automated_D
am_Safety_Monitoring_Fern_R
idge_Dam.pdf
2007

FATKHUR
RAHMAN

RANCANG BANGUN
SISTEM PENDETEKSI
LEVEL
GETARAN
MENGGUNAKAN SENSOR
GEOFON DENGAN
PENAMPIL BORLAND
DELPHI 7.0
PADA MONITOR
KOMPUTER
http://www.google.co.id/url?sa=t&
rct=j&q=getaran%20tanah%20lon
gsor&source=web&cd=7&cad=rja

Sensor Geofon ini berguna


untuk mendeteksi gempa
bumi,
analisa struktur bangunan
gedung bertingkat,
dan pendeteksi getaran.

&ved=0CEUQFjAG&url=http%3
A%2F%2Feprints.undip.ac.id%2F
6635%2F1%2FRANCANG_BAN
GUN_SISTEM_PENDETEKSI_L
EVEL_GETARAN_MENGGUNA
KAN_SENSOR_GEOFON_DEN
GAN.pdf&ei=tJiDUOCgLpDjrAf
M0oGICA&usg=AFQjCNFIMZ9ezWbqSxYLYr-0ZJcD83jZA
2011

Adi Susilo, Didik


R. Santoso, Arief
Rachmansyah,
Yulvi Zaika

Getaran dan kelembaban tanah


DESAIN SISTEM
PERINGATAN DINI ZONA menyebabkan terjadinya
longsoran.
RAWAN LONGSOR
DENGAN PENERAPAN
SENSOR KELEMBABAN
DAN GETARAN
PADATANAH

http://www.bmkg.go.id/Puslitba
ng/Jurnal_MG/Karya_Ilmiah_V
olume_12_Nomor_3_Desember
_2011_DESAIN_SISTEM_PE
RINGATAN_DINI_ZONA_R
AWAN_LONGSOR_DENGA
N_PENERAPAN_SENSOR_K
ELEMBABAN_DAN_GETAR
AN_PADA_TANAH.bmkg

Berdasarkan hasil telaah tinjauan pustaka di atas, dapat disimpulkan bahwa faktorfaktor penyebab terbesar jebolnya sebuah bendungan adalah usia dari bendungan.
Getaran, level air dan kelembapan merupakan informasi penting dalam sistem
pemantauan dini bahaya jebolnya tanggul. Dengan menggunakan informasi getaran, level
air dan kelembapan dapat dibuat suatu prediksi terhadap kondisi sebuah bendungan.
Dengan demikian rancang bangun sebuah sistem pemantauan dini yang
memanfaatkan informasi getaran, level air dan kelembapan secara terpadu perlu
dilakukan karena selama ini informasi yang digunakan dalam pemantauan masih sebatas
level air atau getaran saja. Dengan semakin banyaknya parameter yang diukur,
diharapkan informasi pemantauan bahaya jebolnya tanggul lebih lengkap dan akurat.

G. METODE PELAKSANAAN

Adi Susilo dkk (2011) menyatakan bahwa getaran dan kelembaban tanah merupakan sebuah
informasi yang mengindikasikan akan terjadi sebuah longsoran. Myer dan Scofield menyatakan
bahwa level air dalam sebuah bendungan merupakan sesuatu yang harus diperhatikan karena air
tesebut memberikan gaya tekan hirdostatis ke bendungan. Padahal bendungan mempunyai
lifetime , sehingga usia bendungan akan berpengaruh terhadap daya tahan dari sebuah
bendungan.(Harsoyo, 2010)
Untuk memanfaatkan informasi tersebut dalam sistem pemantauan dini bahaya jebolnya
sebuah bendungan, digunakan sensor getaran berbasis piezzoelektrik, sensor level air dan sensor
kelembaban. Sensor getaran dibuat berbasis sistem pegas massa, sensor level dibuat berbasis
pergeseran resistansi sedangkan sensor kelembapan dibuat berbasis resistansi tanah sekitar di
sekitar bendungan. ( Wilson, 2005; Fraden, 2010)
Sinyal sinyal elektrik dari sensor sensor tersebut kemudian dikondisikan dengan
menggunakan pre amp dan amplifier. Sinyal hasil amplifikasi kemudian diolah di dalam
mikroprosessor.

Hasil pengolahan ditransmisikan dengan transmitter.

Informasi

yang

ditransmisikan kemudian diterima oleh user (stasiun pemantauan) sebagai informasi pemantauan.
Diagram alir pengembangan sistem sensor dan pemantauan bahaya jebolnya bendungan sebagai
berikut:

Sensor Getaran

Sensor
kelembaban

Antena Transmitter

Pengondisi
sinyal

microprocessor

Modulator

TX/RX

Sensor level air


Sistem sensor sistem
peringatan dini jebolnya
bendungan

internet
Antena Receiver
Sistem stasiun pemantau

TX/RX

Demodulator

Interface

Komputer PC/
Laptop
pemantau

Sedangkan Prosedur pelaksanaan program seperti pada diagram alir berikut:

Mulai

Studi literatur

Pembuatan
Sensor

Pembuatan
mikroprosessor

Pembuatan
interface dan
software

Pembuatan
modem
Hardware

Menjalankan
software di komputer
pemantau

Perakitan dan ujicoba


pengiriman data

Pengujian dan
perbaikan
Tidak
Apakah sistem
bekerja baik

Ya
Selesai

Gambar 2. Diagram alir Prosedur pelaksanaan program


Metode yang digunakan dalam program ini adalah metode eksperimen. Eksperimen
dilakukan di Wilayah Waduk Sermo Kulonprogo dan laboratorium SSTK Jurusan Teknik Fisika
UGM. Alat dan bahan yang dibutuhkan meliputi piezzoelektrik, reed switch kapasitor, resistor,
plat tembaga, pre-amp, amplifier, modem FSK, antenna, transmitter, receiver, mikroprosessor,
LCR meter, multimeter, konektor, baterai, solar cells dan computer.
Mekanisme kerja sistem tersebut adalah sistem sensor yang telah dibuat ditempatkan di
wilayah Waduk Sermo Kulonprogo. Sensor tersebut mengambil data getaran, level air dan
kelembaban kemudian mengirimkan informasi tersebut melalui antenna pemancar UHF. Sistem
yang dibangun ini bekeja dengan menggunakan energi dari aki yang di charge dengan
menggunakan solar cell. Data informasi yang telah dikirimkan kemudian diterima oleh antenna
penerima dan didemodulasikan. Data informasi yang telah diterima ditampilkan pada layar
monitor computer PC / laptop. Informasi tersebut kemudian ditampilkan dalam web di internet
dengan tujuan penyebarluasan informasi.

H. JADWAL KEGIATAN PROGRAM


Rencana proyek akan dilaksaksanakan dalam jangka waktu selama lima bulan dengan pengaturan jadwal sebagai berikut :
Jenis Kegiatan

Bulan 1
1

I.
1.
II.
1.
2.

PERSIAPAN
Pengadaan alat dan bahan
PELAKSANAAN
Pembuatan sensor
Pembuatan pengondisisinyaldan
system mikroprosessor

4.

Pembuatan modulator,
demodulator dan interface
Pembuatan software

5.

Pengemasan system sensor

6.

Kalibrasi

7.

Pengujian alat

3.

III.

PENYELESAIAN

1.

Penyusunanlaporan

2.

Publikasi

Bulan 2
4

Bulan 3
8

10

11

Bulan 4
12

13

14

15

Bulan 5
16

17

18

19

20

I. RANCANGAN BIAYA
Rancangan biaya yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Macam Pengeluaran
I.

Harga Satuan

Total Harga

(Rp)

(Rp)

Barang habis pakai


1.

Chip Op-Amp

10 unit

5.000

50.000

2.

Multimeter

1 unit

100.000

100.000

3.

Botol air mineral 600ml

2 unit

3.000

6.000

4.

Kabel NYAF, Tinol, PCB

1 paket

150.000

150.000

5.

Kabel audio

1 roll

200.000

200.000

6.

Lem tembak + isi

1 paket

60.000

60.000

7.

Konektor antenna, interface

1 paket

300.000

300.000

8.

Chip modulator/demodulator

3 unit

250.000

750.000

9.

Pipa PVC 2.5

2 unit

35.000

70.000

10. Aki basah 12V 45AH

1 unit

600.000

600.000

11. UHF Transceiver

2 unit

1.050.000

2.100.000

12. Case Box

4 unit

70.000

280.000

5 pasang

80.000

400.000

14. Piezoelectric

4 unit

4.000

16.000

15. Solar cell 10 Watt

2 unit

450.000

900.000

16. Reed switch

20 unit

4.000

80.000

17. Antena UHF

2 unit

500.000

1.000.000

18. LED Indikator

6 unit

1.000

6.000

3 paket

45.000

135.000

20. Steorofoam 1m2

1 unit

10.000

10.000

21. Light Depending Resistor

2 unit

2.000

4.000

1 paket

50.000

50.000

23. Karet Pentil

8 unit

1.000

8.000

24. Solder

2 unit

30.000

60.000

Sub Total

7.335.000

13. Magnet Harddisk

19. Sistem minimum


mikroprosesor

22. Pin, housing, tubing

II.

Satuan

Peralatan penunjang PKM


1.

Sewa Komputer

3 bulan

100.000

300.000

2.

Sewa Kamera Digital

5 bulan

70.000

350.000

3.

Sewa Downloader

2 unit

200.000

400.000

4.

Sewa SWR Tuner

3 bulan

100.000

300.000

III.

IV.

Sub Total

1.350.000

4.500

675.000

200.000

1.000.000

Sub Total

1.675.000

Perjalanan
1.

Bensin

2.

Sewa mobil

150 liter
5 hari

Lain-lain
1.

Pulsa Modem

5 bulan

150.000

750.000

2.

ATK

1 paket

100.000

100.000

3.

Kertas

2 rim

40.000

80.000

4.

Jilid Laporan

10 eks

8.000

80.000

5.

Copy laporan

200 lembar

150

30.000

6.

CD/DVD

10 keping

5.000

50.000

7.

Catrige Warna + Hitam

2 set

125.000

250.000

8.

Konsumsi 5 orang

20 kali

40.000

800.000

Sub Total

2.140.000

TOTAL

12.500.000

J. DAFTAR PUSTAKA
Harsoyo, Budi. 2010. Analisis Faktor Penyebab Jebolnya Tanggul Situ Gintung. Jakarta Pusat :
BPPT.
Fraden, Jacob. 2010. Handbook of Modern Sensors : Physics, Design and Applications. Springer.
S. Wilson, Jon. 2005. Sensor Technology Handbook. Elsevier Newnes.
Sutron Corp. 2011. Dam Safety & Geotechnical Monitoring, Data Dissemination & Alarms.
From http://www.sutron.com/pdfs/hydropower_datasheet.pdf.
K. Myers, Barry. 2004. Providing Improved Dam Safety Monitoring Using Existing Staff
Resources

Fern

Ridge

Dam

Case

Study.

From

http://www.engineeredmonitoringsolutions.com/Automated_Dam_Safety_Monitoring
_Fern_Ridge_Dam.pdf
Susilo, Adi. 2011. Desain Sistem Peringatan Dini Zona Rawan Longsor dengan Penerapan
Sensor

Kelembaban

dan

Getaran

pada

Tanah.

From

http://www.bmkg.go.id/Puslitbang/Jurnal_MG/Karya_Ilmiah_Volume_12_Nomor_3_
Desember_2011_DESAIN_SISTEM_PERINGATAN_DINI_ZONA_RAWAN_LON
GSOR_DENGAN_PENERAPAN_SENSOR_KELEMBABAN_DAN_GETARAN_P
ADA_TANAH.bmkg

Anda mungkin juga menyukai