Anda di halaman 1dari 6

SUMBATAN TRAKTUS TRAKEO-BRONKIAL Sesak nafas (dyspnea) ialah sukar bernafas oleh pasien, jadi subyketif.

Bila oleh pemeriksa tampak pasien sukar bernafas, jadi ini secara obyektif, maka disebut gawat nafas (respiratory distress). Keadaan sesak nafas dan gawat nafas dapat disebabkan oleh sumbatan saluran nafas (dari hidung-faring-laring-trakea-bronkus sampai alveolus). Kelainan paru (seperti peumonia, penyakit paru obstruksi menahun, asma bronkial), kelainan vaskular paru dan lain-lain (seperti pneumotoraks, kelemahan otot pernapasan, emnoli paru akut). Sesak nafas di bidang THT terutama disebabkan oleh sumbatan saluran nafas atas (hidung sampai laring) dan saluran nafas bawah (trakeo samapi bronkus). Sumbatan trakea antara lain disebabkan oleh trakeomalasia, benda asing tumor, tumor dan stenosis trakea. Sumbatan bronkus secara mekanik disebabkan oleh gangguan ventilasi dan draenase sekret bronkus. Secara fisiologi brokun yang tidak tersumbat sangat erat hubungannya dengan ventilasi dan draenase paru, daya pertahanan paru, tekanan intrapulmonal, keseimbangan sirkulasi dan tekanan karbondioksida. Draenase paru secara normal, bila terdapat infeksi traktus trakeobronkial dilakukan dengan : a) gerak silia, b) batuk, c) mendeham, sehingga sekret yang terkumpul dapat dikeluarkan, sebelum terjadi penyempitan saluran napas. Apapun yang mempengaruhi mekanisme fisiologik tersebut menyebabkan terjadinya sumbatan bronkus. Faktor lain ialah silia yang tertutup oleh edema mukosa dan oleh sekret kental yang disebabkan oleh peradangan. Diperlukan batuk dan mendeham untuk mengeluarkan sekret kental itu. Fraktor Penyebab Sumbatan Bronkus Faktor penyebab sumbatan bronkus ialah : 1) aspirasi amnion intra-uterin pada neonatus, 2) sekret dan eksudat (benda asing endongen), 3) peradangan yang menyebabkan edema mukosa, fibrosis dan sikatriks, 4) obat-obatan seperti opiat dan sulfas atropin yang menyebabkan sekret kental, sehingga sukar dibatukkan ke luar, 5) pembedahan.

Dalam tindakan pembedahan yang dapat menyebabkan sumbatan saluran nafas ialah : a) obat premedikasi, seperti sulfas atropin, b) obat pasca bedah, seperti obat antitusif, c) pembedahan dengan narkosis umum yang terlalu lama, sehingga draenase sekret tidak lancar, d) pengisapan sekret di traktus trakeobronkial yang kurang sempurna pasca bedah, e) pembedahan di rongga toraks dan abdomen. Rasa nyeri pada waktu bernapas dan batuk menyebabkan pasien takut membatukkan sekretnya keluar, f) posisi tidur pasca bedah yang menyukarkan aliran sekret . Faktor penyebab sumbatan lain ialah 6) tumor jinak atau ganas yang terdapat di dalam lumen atau diluar lumen yang menekan dinding bronkus, 7) kelenjar getah bening yang menekan dinding brokus, 8) alergi, seperti pada asma, 9) benda asing eksogen, 10) faktor predisposisi, seperti umur, jenis kelamin dan kelainan anatomi traktus trakeobronkial. Bayi mempunyai kekuatan batuk yang lemah, sehingga bila terdapat sekret kental sukar dibatukkan ke luar. Ditambah lagi lumen bronkus sempit. Lumen bronkus bayi diameternya 4 milimeter. Bila terdapat edemamukosa satu milimeter saja dari seluruh lumen, maka diameter lumen hanya tinggal dua milimeter. Dengan adanya sekret yang kental, maka lumen yang sudah sempit itu akan mudah tertutup sama sekali. Lokasi Penyebab Sumbatan Bronkus Sumbatan bronkus dapat disebabkan oleh 1) sumbatan di dalam lumen bronkus, 2) kelainan dinding traktus trakeobronkial, 3) kelainan yang di luat traktur trakeobronkial. Sumabatan di dalam lumen bronkus, seperti oleh: a) benda asing eksogen, yaitu benda asing yang berasal dari luar traktus trakeobronkial (misal: gigi yang copot), atau benda asing yang berasal dari luar tubuh, b) benda asing endogen, yaitu benda asing yang berasal dari dalam traktus trakeobronkial, seperti sekret kental, darah, nanah, krusta. Kelainan dinding traktur trakeobronkial, yang dapat menyebabkan terjadinya sumbatan lumen seperti : a) peradangan, edema mukosa, ulkus, penebalan mukosa, jaringna granulasi, b) kelainan cincin trakea dan bronkus seperti adanya penonjolan, c) kelainan kelenjar limfa di mukosa dan submukosa, d) kelainan pembuluh darah pada dinding trakea dan bronkus, penebalan pembuluh darah, e) tumor di dinding bronkus, f) jaringan sikatriks.

Kelainan di luar traktus trakeobronkial yang menekan lumen, seperti a) penekan oleh penbuluh darah aorta pada aneurisma aorta, arteri pulmonalis, b) pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar timus, c) pembesaran kelenjar limfa disekitar trakea, bronkus dan mediastinum, d) kelainan di daerah mediastinum dan jantung, seperti tumor mediastinum, pembesaran atrium kanan, e) benda asing di esofagus. Macam-macam Sumbatan Bronkus Jackson (1936) membagi sumbatan bronkus dalam 4 tingkat : 1. Sumbatan sebagian dari bronkus (by-pass valve obstruction = katup bebas). Pada sumbatan ini inspirasi dan ekspirasi masih dapat terlaksana, akan tetapi salurannya sempit sehingga terdengar bunyi nafas (bengi) seperti pada pasien asma bronkial. Penyebab : benda asing di dalam bronkus, penekanan bronkus dari luar, udem dinding bronkus, serta tumor di dalam lumen bronkus. 2. Sumbatan seperti pentil. Ekspirasi terhambat, atau katup satu arah (ekspiratory checkobstruction = katup penghambat ekspirasi). Pada waktu inspirasi udara nafas masih dapat lewat, akan tetapi pada ekspirasi terhambat, karen kontraksi otot bronkus. Bentuk sumbatan ini menahan udara di bagian distal sumbatan dan proses yang berulang pada tiap pernafasab yang mengakibatkan terjadinya emfisema paru obstruktif. Penyebab : benda asing di bronkus, uden dinding bronkus pada bronkitis. 3. Sumbatan sepeti pentil yang lain ialah inspirasi yang terhambat (inspiratory check-valve obstruction = katup penghambat inspirasi). Pada kedaan ini inspirasi terhambat sedangkan ekspirasi masih dapat terlaksana. Udara yang terdapat di bagian distal sumbatan yang akan di absorbsi sehingga terjadi atelektasis paru. Penyebab : benda asing di dalam lumen brokus, gumpalan ingus (mucous plug) tumor yang bertangkai. 4. Sumbatan total (stop valve instruction = katup tertutup), sehingga inspirasi dan ekspirasi tidak dapat dilaksana. Akibat keadaan ini adalah atelektasis paru. Penyebab : benda asing yang menyumbat lumen bronkus, trauma dinding brinkus dan peradangan berat bronkus. Kelenjar limfa peribronkia (A) menyebabkan 3 tipe obstruksi bronkus. Dari kiri ke kanan :

1. Kompresi yang menyebabkan masih dapat dilalui oleh udara inspirasi dan ekspirasi (b, c). akibatnya mnedengar bunyi bengi. 2. Beberapa bulan kemudian masa semakin membesar akibatnya terjadi stenosis. Pada inspirasi (E) udara dapat lewat, tetapi pada ekspirasi (F) tidak dapat lewat. Akibatnya terjadi emfisema paru. 3. Beberapa bulan kemudian masih terus masa membesar, sehingga menekan dinding bronkus, dan menutup lumen bronkus, dengan demikian dengan inspirasi (K) atau ekspirasi (M) udara tidak dapat lewat. Akibatnya terjadi atelektasis. Diagnosis Sumbatan Bronkus Diagnosis sumbatan bronkus ditentukan dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan radiologi. Sumbatan bronkus dapat ditemukan pada hampir semua penyakit bronkopeumonia. Gejalanya tergantung pada luas sumbatan, dari yang ringna sampai berat. Yang ringan ialah rasa tidak nyaman ketika bernafas, sedangkan yang berat ialah terdapatnya afiksia. Jadi gejalanya ialah 1) suara mengi terdengar di mulut, 2) dispnea, 3) asfiksia. Pada pemeriksaan fisik mungkin terdapat atelektasis atau emfisema paru. Gambar radiologik juga memperlihatkan gambar atelektasis atau emfisema paru. Komplikasi sumbatan bronkus : 1. Atelektsis 2. Emfisema paru 3. Bronkopeumonia 4. Bronkiektasis 5. Abses paru Penanggulangan Sumbatan Trakea Tujuannya adalah untuk memperlancar saliran nafas (traktus trakeobronkialis). Pada benda asing dilakukan bronkoskopi untuk mengeluarkan benda asing. Pada trakeo malaesea primer, yang disebabkan oleh deformitas kongenital dari cincin tarkea, nafas pasien berbunyi (stridor) dan kesukaran bernafas tergantung pada luasnya kelainan.

Bronkoskop serap obtik dipakai untuk melihat lumen trakea ketika bernafas pada pasien tidak tidur (tanpa anastesia, hanya dengna analgesia). Biasanya tampak dinding trakea anterior kolaps ke komponen bagian posterior. Pada kasus ini umumnya tidak perlu tindakan, oleh karena pada kebanyakan kasus dapat sembuh sendiri dalam pertumbuhannya, tetapi pada keadaan gawat dapat dibuat trakeostomi, sebagai penyanggah pada trakea, selama pertumbuhannya (samapai agak besar). Trakeomalaisea sekunder biasanya disebabkan oleh faktor ekstrinsik seperri anomali pembuluh darah atau sebagai komplikasi operasi pada fistula trakeo oesofagus. Pada tumor trakea intubasi endotrakea tidak mungkin tidak dikerjakan karena berbahaya karena dapat menyebabkan sumbatan komplit saluran nafas, terutama pada tumor yang terdapat di bagian proksimal. Cara menolongnya adalah dengan memberikan oksigen dan obat sedatif dengan berhati-hati. Sebaiknya dilakukan di kamar operasi dengnan mempersiapkan obat-obatan, bronkoskop kaku, dilatator, teleskop, cunam biopsy, dan alat trakeostomi. Anastesi diberikan dengan hati-hati, diberi obat inhalasi yang cuckup, sehingga bronkoskopi dapat dikerjakan selama 20 menit. Bronkoskop kaku dimasukkan melalui rimaglotis dan berhenti setelah sampai di atas tumor. Telekop kaku dimasukkan melalui bronkoskop melalui rongga di celah tumor di dinding trakea untuk memantau besar tumaor yang menyumbat. Tumor dikeluarkan dengan memakai cunam biopsy. Bila terdapat perdarahan maka bronkoskop kaku dimasukkan untuk ventilasai terhadap tampon. Bila luas saluran trakea sudah cukup, barulah direncanakan opersai elektif. Penanggulangan Sumbatan Bronkus Tujuannya ialah untuk mengembalikan fisiologi yaitu ventilasi dan draenasi sekret, dengan memperbaiki gerakan silia, kekuatan batuk dan mendehem. Pada sumbatan bronkus yang disebabkan oleh peradangan, pengobatan selain terhadap infeksinya juga ditujukan untul draenase paru. Diberikan obat espektoransia dan mukolitik,agar

mengurangi adesi kohesi dari sekret, sehingga mudah di batukkan keluar. Pada keadaan ini tidak dibenarkan memberikan obat penahan batuk (antitusif), dan pasien dilarang meminum alkohol. Bila sekret mengental, mengering dan melekat, maka mekanisme gerakan silia dan batuk tidak mampu untuk mengeluarkan sekret yang lekat dan mengental itu. Di daearah itu akan terjadi atelektasis dan mudah terjadi infeksi. Berdasarkan keadaan itu perlu dilakukan bronkoskopi. Kegunaan bronkoskopi pada sumbatan saluran nafas : 1. Melihat keadaan mukosa 2. Megambil biopsy pada tumor 3. Mengambil sekret untuk pemeriksaan mikrobiologi dan sitologi, 4. Mengambil benda asing yang menyumbat 5. Mengambil tumor jinak dari lumen 6. Memperluas lumen yang menyempit (striktur) dengan melakukan dilatasi. Jadi indikasi bronkoskopi pada sumbatan trakea dan bronkus ialah untuk menegakkan diagnosis (peradangan, tumor, stritur) dan untuk terapi (mengeluarkan sekret kental, benda asing, mengambil tumor jinak, mendilatasi striktur lumen). Bronkoskopi merupakan salah satu tindakan endoskopi di bagian ilmu penyakit telinga, hidung dan tenggorok untuk melihat langsung lumen trakea dan bronkus. Pada tindakan ini endoskkop dimasukkan ke dalam saluran yang akan diperiksa, maka dapat dilihat lumen serta selaput lendir (dinding ) dari saluran atau rongga itu dengan teliti.

Anda mungkin juga menyukai