Anda di halaman 1dari 3

Vanilin dari Limbah Daun Cengkeh

Oleh : Sri Yuliani

Salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah minyak daun cengkeh yaitu dengan memproduksi senyawa isolate dari minyak daun cengkeh yaitu eugenol atau senyawa turunannya antara lain iso-eugenol dan vanillin. Harga produk-produk tersebut jauh lebih mahal daripada minyak daun cengkeh. Sebagai gambaran, harga eugenol di pasar internasional pada tahun 1997 sekitar US$ 7,80 per kg (Uhe, 1997) dan pada saat yang sama harga minyak daun cengkeh US$ 4,75 per kg. Dengan demikian, terjadi pertambahan nilai hamper mendekati 60%. Eugenol banyak digunakan dalam industri makanan untuk aroma dan pengawet, dalam industri farmasi untuk pengobatan gigi. Kebutuhan eugenol untuk farmasi sebagai sediaan untuk pengobatan gigi masih tergantung pada produk impor sedangkan yang berasal dari dalam negeri semakin jarang ditemukan. Minyak daun cengkeh banyak digunakan dalam industri farmasi, parfum, kosmetik dan industri flavor makanan dan minuman. Peluang usaha minyak daun cengkeh di Indonesia cukup besar, terutama di daerah-daerah sentra produksi cengkeh. Laporan penelitian dari Balittro (2005) mengungkapkan, Pulau Jawa memiliki pertanaman cengkeh dengan luas areal mencapai 50.000 ha, diperkirakan memiliki potensi daun cengkeh gugur 305 ton per hari atau setara dengan 4,4 ton minyak daun cengkeh per hari. Perhitungan ini didasarkan pada berat daun jatuh setiap pohon 0,5 kg per minggu, umur tanaman lebih dari 10 tahun, dengan rendemen minyak daun cengkeh 2%, populasi tanaman 100 pohon per hektar (polikultur) dan rata-rata penutupan kanopi 60%, akan menjadi peluang usaha yang menguntungkan. Indonesia telah berhasil memproduksi eugenol, tetapi harga crude eugenol asal Indonesia di pasar internasional lebih rendah dari Negara produsen lainnya, yaitu rata-rata US 5,15 per kg (Uhe, 2005). Rendahnya harga eugenol asal Indonesia kemungkinan disebabkan mutunya (warna, indeks bias, kemurnian) yang kurang baik. Produk eugenol hasil isolasi dari minyak daun cengkeh dapat ditingkatkan mutunya melalui penggunaan bahan baku/minyak daun cengkeh yang baik dan pemurnian eugenol dengan metode desrilasi vakum. Teknologi Proses Sampai saat ini sejumlah teknologi sintesis vanillin masih terus dikembangkan. Sintesis vanillin dapat dilakukan dengan cara oksidasi isoeugenol yang bahan bakunya berasal dari limbah daun cengkeh. Prosedur standar yang biasa digunakan dalam sintesis vanillin adalah jalur oksidasi dengan nitrobenzene, selain itu dapat juga dilakukan dengan cara

oksidasi dengan menggunakan oksidator H2O2 dan katalis methyltrioxorhenium (MTO) (Herrmann, et.al., 2000). Dibandingkan metode nitrobenze, metode ini menggunakan suhu reaksi yang lebih rendah dan waktu rekasi yang lebih singkat. Masalah utamanya yaitu mahalnya harga katalis MTO. Selain dari minyak daun cengkeh, vanili juga dapat disintesis dari lignin melalui proses biologis menggunakan beberapa jenis bakteri seperti Bacillius sp. Dan Pseudomonas sp. (Furukawa et al. 2003). Namun demikian, penggunaan metode biologis ini diharapkan pada sejumlah masalah ketersediaan bahan baku, biaya pengolahan produk samping dan isu lingkungan (Fridge,2004). Dalam perkembangan terakhir, sintesis vanillin dilakukan dengan menggunakan gelombang mikro. Metode ini relative mudah dilaksanakan, tidak memerlukan suhu reaksi tinggi, waktu relative singkat dan effisiensi hasil yang cukup tinggi (Suwarso et al,2005). Balai Besar penelitian Pasca Panen Pertanian telah mencoba sintesis vanillin dari minyak daun cengkeh dengan metode nitribenzen menggunakan cara konvensional dan gelombang mikro, diperoleh rendemen 18,58% dan 7,42% dengan kemurnian sekitar 99,16%. Hasilnya kemudian dikarakteristik dan dibandingkan dengan vanillin komersial. Untuk bentuk, warna dan aroma, vanilin komersial mempunyai bentuk kristal jarum warna putih dengan aroma khas vanilin, sedangkan hasil penelitian menghasilkan kristal amorf berwarna merah kekuningan. Untuk densitas, titik lebur dan kelarutan mempunyai karakteristik yang sama dengan vanilin komersial. Untuk meningkatkan mutu, sebaliknya dilakukan proses kristalisasi ulang sampai diperoleh kristal putih bersih yang menyerupai dengan vanilin komersial. Potensi Indonesia akan minyak daun cengkeh sebagi sumber eugenol cikip besar. Sebagai gambaran, Pulau Jawa yang merupakan salah satu sentra produksi cengkeh di Indonesia memiliki potensi produk minyak daun cengkeh sebesar 4,4 ton per hari. Dengan berfluktasinya harga buanga cengkeh kering (produk utama) pada kisaran (Rp 25.00030.000 per kg) yang belum menuntungkan petani (Balittro,2005), maka usaha produksi isolasi eugenol dan sintesis vanilin dari minyak daun cengkeh (gugur) dapat menjadi produk alternatif yang dapat menigkatkan pendapatan petani.

Anda mungkin juga menyukai