Muhaji
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail : Muhaji61@unesa.ac.id
ABSTRAK
Meningkatnya jumlah kebutuhan manusia, menyebabkan kebutuhan bahan bakar semakin meningkat.
Penggunaan bahan bakar oleh masyarakat Indonesia sangat mengkhawatirkan, karena presentase produksi
dan konsumsi bahan bakar tidak lagi berbanding lurus. Untuk menyikapi hal tersebut perlu dicari bahan
bakar alternatif yaitu bioetanol. Salah satu bahan yang dapat digunakan adalah umbi walur. Tujuan
penelitian ini adalah memanfaatkan umbi walur menjadi bioetanol, yang digunakan sebagai pengganti
atau pencampur premium. Dalam penelitian ini peneliti (1) mencari lama fermentasi 2, 3, 4, dan 5 hari
yang terbaik (2) mencari berat ragi 5, 7, 9, dan 11 gram yang terbaik. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
kadar bioetanol yang terbaik. Metode penelitian adalah eksperimen untuk mencari parameter
perbandingan yang terbaik, terdiri dari tiga tahapan. Langkah pertama persiapan, 250 gram umbi walur
dikupas, diiris tipis, rendam menggunakan air hangat dan larutan HCl, selanjutnya dikukus dan ditumbuk
dengan penambahan 500 ml air. Langkah kedua fermentasi, langkah terakhir distilasi, pemisahan
bioetanol dan air pada suhu 78C. Untuk mendapatkan kadar bioetanol 90% dilakukan distilasi
bertingkat, dengan penambahan garam dan silika gel. Dari hasil eksperimen dan uji lab didapatkan
perbandingan parameter yang terbaik yaitu 250 gram umbi walur, 500 ml air, 7 gram ragi, lama
fermentasi 4 hari dihasilkan kadar bioetanol 24%. Perbandingan parameter terbaik tersebut dijadikan
acuan peneliti memproduksi bioetanol skala besar untuk diuji karakteristiknya. Perbandingan 2000 gram
umbi walur, 4000 ml air, 56 gram ragi difermentasi selama 4 hari menghasilkan 390 ml bioetanol kadar
95%. Hasil pengujian karakteristik bioetanol umbi walur adalah kadar bioetanol 95%, kadar metanol
0,48736 mg/L, kadar air 0,002016%-v, kadar tembaga (Cu) 0,072 mg/kg, keasaman sebagai asetat 2,41
mg/L, tampakan jernih, terang dan tidak kotor, kadar ion klorida (Cl) 18,73 mg/L, kandungan belerang
(S) 0 mg/L, kadar getah (gum) 4 mg/L
Kata kunci : Bioetanol, karakteristik, bahan bakar, umbi walur
ABSTRACT
The increasing number of human need, causing fuel requirements increasing. Fuel use indonesians very
worrying. Because the percentage of production and consumption of feul no longer is directly
proportional. Responding to this need sought alternative fuel namely bioetanol. The purpose of this
research is using bulbs walur be bioetanol, used as a substitute for or mixture premium in this research
researchers (1) seek long fermentation 2,3,4, and 5 days the best (2) looking for heavy yeast 5,7,9, and 11
grams the best. It aims to understand levels of bioetanol the best.
The methodology is experiment to find the best parameter comparison, consisting of three steps. The first
step preparation, 250 grams bulbs walur shelled, sliced thin, soak using warm water and HCl solution,
next steamed and pounded up with the addition of 500 mls of water. The second step fermentation, the
last step distilation separation bioetanol and water on the temperature 78 oC. To get bioetanol levels of >
90%. Conducted cascading distilation, with the addition of salt and silica gel.
From the experiment and the lab obtained comparison parameter the best namely 250 grams bulbs walur,
500 mls water, 7 grams yeast long fermentation 4 days produced levels bioetanol 24%. Best comparison
the parameters be used as reference producing bioetanol researchers a large scale for testing of its
characteristics. Comparison 2000 grams bulbs walur, 4000 ml water, 56 grams yeast fermented in four
days produce 390 ml bioetanol levels of 95%. The result of testing characteristic bioetanol bulbs walur is
level bioetanol 95%, levels of methanol 0,48736 Mg/L, the water content of 0,002016 %-v, levels of
cooper (Cu) 0,072 Mg/Kg, acidity as acetic 2,41 Mg/L, seems clear, light and not dirty, levels of chloride
ion (Cl) 18,73 Mg/L, sulphur content (S) 0 Mg/L, level of sap (gum) 4 Mg/L.
Keywords : bioetanol, characteristic, feul, bulbs walur
499
METODE PENELITIAN
Mencari berat ragi dan lama fermentasi yang
terbaik
Merumuskan Masalah
Jenis
penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian
250 gr umbi walur dikupas, diiris tipis, rendam dengan HCl selama 5 menit, dicuci. Kukus pada suhu 1000C selama 60 menit. Setelah dingin, tumbuk dan tambahkan 50
eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
berapakah perbandingan jumlah ragi dan lama
fermentasi yang efektif sehingga mendapatkan kadar
bioetanol yang terbaik. Selanjutnya, dilakukan proses
bioetanol
berbahan
baku umbi
Siapkan beberapa wadah dan pengujian
ragi dengankarakteristik
berat yang bervariasi
untuk
proses fermentasi.
walur sesuai keputusan Dirjen Energi Baru Terbarukan
dan Konservasi Energi Tahun 2013 nomor:
722K/10/DJE/2013.
Fermentasi
dengan
ragi
Fermentasi
selama
2, 3,9pemberian
4grdan
5 hari
ragi
selama
Fermentasi dengan
pemberian
ragi
Fermentasi
5pemberian
gr selama
dengan
2,
3,7pemberian
4gr
dan
5dengan
hari
ragi
selama
2, 3,11
4 gr
dan
5 hari 2, 3, 4 dan 5 hari
Variabel Penelitian
Variabel bebas (Variabel Prediktor)
Variabel bebas pada penelitian ini adalah
perbandingan berat ragi yang diberikan pada tahap
Didistilasi
dengan
suhu 5,
780C
fermentasi
adalah
7, 9, dan 11 gram, sedangkan
lama waktu fermentasi 2, 3, 4, dan 5 hari.
Didapatkan berat ragi dan lama
menghasilkan
bioetanol yang terbaik
fermentasi
Variabelyang
terikat
(variabel kadar
respon)
Variabel terikat penelitian ini adalah kadar
etanol, kadar metanol, kadar air, kadar
Gambar 1. Rancangan Penelitian Untuk Sampel
tembaga(Cu), kadar Cl, tampakan, kadar keasaman
sebagai asetat, kadar belerang (S), kadar getah
Memproduksi bioetanol skala besar untuk diuji
(gum).
karakteristiknya
Variabel kontrol
Dari rancangan penelitian (gambar 1), didapatkan berat ragi dan lama fermentasi yang
Perbandingan
keduanya
sebagai variabel tetap dalam
- terbaik.
Ragi yang
digunakan
dalamdigunakan
proses fermentasi
adalah ragi tape (Saccharomyces cerevisiae).
- Berat umbi walur dan berat air dalam tahap
fermentasi adalah tetap yaitu 250 g dan 500 ml
air.
250 g umbi walur dan 500 ml air, dinaikkan dalam skala besar menjadi 2000 g umbi walur dan 4000 ml air.
- Suhu pada proses fermentasi merupakan suhu
tetap dalam ruangan yang akan digunakan yaitu
0
C.1000C selama 60 menit. Setelah dingin, tumbuk dan tambahkan 4
2000 g umbi walur dikupas, diiris tipis, rendam dengan HCl selama 5 menit, dicuci. Kukus pada 30
suhu
- Suhu pada proses distilasi merupakan suhu tetap
yang digunakan dalam proses destilasi untuk
menghasilkan kadar etanol yang maksimal yaitu
780C.
Siapkan wadah sebagai tempat fermentasi dengan penambahan ragi dan lama fermentasi yang terbaik pada rancangan penelitian (gam
- Umbi walur yang digunakan berasal dari Desa
Dingil, Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban,
Jawa Timur.
Distilasi bertingkat dengan suhu 780C
Umbi
Walur
Uji karakteristik
Ragi tape
Air dan pembahasan
Analisis
501
Selesai
Garam
Silica Gel
Kapas
Isolasi
HCl
Peralatan:
Peralatan yang digunakan dalam penelitian
pembuatan bioetanol dari umbi suweg adalah :
Labu dasar berkapasitas 1000 ml
Heating mantel / kompor listrik
Condensorliebig
Thermo control
Tabung Erlenmeyer
Alat penumbuk
Pipa plastik
Pompa air
Ember penampung air
Kompor gas dan tabung LPG 3 kg
Timbangan dengan akurasi 0,1 g
Instrumen
Instrumen atau alat ukur yang digunakan
dalam penelitian pembuatan bioetanol dari umbi
suweg adalah :
Timbangan elektronik dengan akurasi 0,1 g
Gelas ukur
Alcoholmeter
Thermometer
503
No
1
Air
(ml)
Ragi
(gram)
Lama Waktu
Fermentasi (hari)
2 3
4
5
500
ml
5 gram
9 19
10
Kadar Bioetanol
(%)
Umbi
Walur
(gram)
250
gram
Air
(ml)
Ragi
(gram)
Lama Waktu
Fermentasi (hari)
2 3
4
5
500
ml
7 gram
8 12
24
11
Umbi
Walur
(gram)
250
gram
Air
(ml)
Ragi
(gram)
500
ml
9 gram
Lama Waktu
Fermentasi (hari)
2
3
4
5
1
1
11
9
4
7
Kadar Bioetanol (%)
No
4
Umbi
Walur
(gram)
250
gram
Air
(ml)
Ragi
(gram)
500
ml
11
gram
Lama Waktu
Fermentasi (hari)
2
3
4
5
1
1
10
8
2
6
Kadar Bioetanol (%)
Parameter
Satuan
Bioetanol
%v/v
Metode Uji
ASTM D
5501
Hasil
95
Parameter
Appearance
Exsistant
Gum
Sulfur
Content
Water Content
Acid Number
2
3
4
5
Satuan
Metode Uji
Visual
mg/100
ASTM D 381
ml
Hasil
Clear
4
mg/L
ASTM D2622
%/v
mg/L
Parameter
Satuan
Metode Uji
Hasil
1
2
3
Methanol
Cu
Cl
%v/v
mg/L
mg/L
ASTM D 5501
ASTM D 1688
ASTM D 512
0.48736
0.072
18.73
Pembahasan Penelitian
Pembahasan Proses
Distilasi
- Perbandin
gan
5
gram ragi
Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa kadar
bioetanol pada perbandingan 5 gram ragi
mengalami peningkatan pada hari ke dua 5%
sampai hari ke empat 19%. Kenaikan kadar
bioetanol ini menunjukkan bahwa bakteri
Umbi
Walur
(gram)
Air
(ml)
2
3
5 gram
250
gram
7 gram
9 gram
11
gram
500
ml
100
90
80
70
60
Kadar Bioetanol (%) 50
40
30
20
10
0
Lama Waktu
Fermentasi (hari)
2
3
4
5
1
5
9
19
0
8
12
24 11
11
14
17
9
Ragi
(gram)
10
12
16
Volume Bietanol
Kadar
(ml)
Bioetanol (%)
Distilasi I
1800
24
Gambar
Kadar Bioetanol
Distilasi II 4 Grafik Kenaikan
760
56
Distilasi III
480
87
Distilasi IV
390
95
20
Ragi 9 gram
Ragi 11 gram
100
80
5
0
IV
Tahap DIstilasi
Ragi 7 gram
Kadar Bioetanol
(%) 15
10
III
30
25
II
Proses Distilasi Ke
Ragi 5 gram
60
40
20
II
III
IV
Proses Distilasi Ke
Dari
data tabel 9 menunjukan bahwa 2000 gram umbi walur
dapat menghasilkan bioetanol 390 ml dengan kadar
95% pada proses distilasi ke empat.
505
(b)
No
1
2
3
4
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Walur, (Online),
https://id.wikipedia.org/wiki/Kembang_bang
kai, diakses 22/03/2016.
Afif, Machrus. 2014. Pembuatan Bioetanol Dari
Senthe Hijau (Alocasia Macrorrizha)
Sebagai Bahan Bakar Alternatif. Skripsi
Program S1 Pendidikan Teknik Mesin
Universitas Negeri Surabaya.
George Granger Brown. (1973). Unit Operations. New
York Tokyo: Modern Asia Edition.
Hardjono, A. 2001. Teknologi Minyak Bumi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Perry, R.H., 1984, Perry Chemical Engineering
Hands Book, Mc Grow Hill, Singapore.
Pertamina. 1997. Bahan Bakar Minyak Untuk
Kendaraan, Rumah Tangga, Industri dan
Perkapalan.
Jakarta:
Direktorat
Pembekalan dan Pemasaran dalam Negeri.
Pitojjo, Setijo. 2007. Seri Budaya Suweg. Yogyakarta:
Kanisius
507