Anda di halaman 1dari 10

Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang dan Nanas untuk

Pembuatan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Alternatif


Pengganti Bahan Bakar Minyak Bensin
Adya Arifin Rahman¹, Rahma Oka Subekti², Sekar Cita Hanifa³
Al-Majiid, Program IPA, SMA Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan
E-Mail: adyaarifin123@gmail.com, rahmaoka3011@gmail.com, schanifa@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh limbah organik yang mendominasi dan bahan bakar
minyak yang semakin menipis. Untuk merespons hal itu maka penelitian dilakukan untuk membuat
bioetanol dari limbah organik yaitu kulit pisang dan kulit nanas. Bioetanol adalah senyawa alkohol
yang diperoleh melalui proses fermentasi biomassa dengan bantuan mikroorganisme. Tujuan yang
dituju antara lain: 1) Mengetahui keefektifan limbah kulit pisang kulit nanas jika dibuat bioetanol. 2)
Mengembangkan alternatif pengganti bahan bakar minyak yaitu bensin. Penelitian ini dilakukan di
laboratorium biologi. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode eksperimen.
Penelitian ini mengukur tingkat keberhasilan pembuatan bioetanol menggunakan kulit pisang dan
kulit nanas dengan bantuan ragi untuk fermentasi gula. Fermentasi adalah proses produksi energi
dalam sel dengan keadaan anaerob (tanpa oksigen) yang menghasilkan perubahan biokimia organik
melalui aksi enzim hingga mengubah glukosa dan karbohidrat menjadi alkohol dengan bantuan ragi .
Kuantitas dari hasil destilasi pada penelitian ini terbilang sangat sedikit sebab larutan dari fermentasi
didestilasi menggunakan kit alat destilasi sederhana dan waktu fermentasi yang dilakukan selama satu
minggu saja. Pada uji api, warna api menunjukkan warna biru kekuningan yang mengindikasikan
hasil destilasi ini adalah bioetanol karena warna api bioetanol cenderung terang. Hasil penelitian
menunjukkan menunjukkan kulit pisang dan kulit nanas bisa dijadikan energi alternatif yaitu
bioetanol, dengan syarat langkah pembuatannya harus sesuai dengan konsep fermentasi dan destilasi.
Kata kunci: limbah organik, bioetanol, fermentasi, destilasi, BBM.

Abstract
This research was motivated by the abundance of organic waste and depletion of fuel oil. To
combat this, research was conducted to produce bioethanol from organic waste, specifically from
banana peels and pineapple skin. Bioethanol is an alcoholic compound obtained through a biomass
fermentation process with the help of microorganisms. The objectives are: 1) To know how effective
banana and pineapple skin are as a primary component of bioethanol. 2) To develop an alternative to
fuel oil, namely gasoline. This research was conducted in the biology lab. This type of research is
qualitative with experimental methods. This study measured the success rate of making bioethanol
using banana and pineapple skin with the help of yeast to ferment sugar. Fermentation is the process
of creating energy within cells in an anaerobic environment (without oxygen) that results in a
biochemical organic change through enzyme activity with the goal of transforming glucose and
carbohydrates into alcohol with the aid of yeast. The quantity of the distillation results in this research
can be considered insufficient because the solution from the fermentation was distilled using a simple
distillation kit and the fermentation period lasted only a week. During the burning test, the color of the
flame shows a yellowish blue color which indicates that the result of this distillation is bioethanol
because the color of bioethanol flame tends to be bright. The research results show that banana peels
and pineapple skin can be used as an alternative energy fuel that is bioethanol, with the condition that
the steps during creation must abide by the concept of fermentation and distillation.
Keywords: organic waste, bioethanol, fermentation, distillation, fuel oil.
PENDAHULUAN
Limbah adalah sisa produksi, baik dari alam maupun hasil kegiatan manusia selain itu, limbah
merupakan bahan pembuangan tidak terpakai yang berdampak negatif bagi masyarakat jika tidak
dikelola dengan baik. Limbah dibagi menjadi dua, yaitu pengelompokkan limbah berdasarkan sumber
dan berdasarkan jenis senyawanya. Pengelompokkan limbah berdasarkan sumbernya, ada limbah
domestik, limbah pertanian, limbah pertambangan, limbah wisata, dan limbah medis. Sedangkan
pengelompokan limbah berdasarkan jenis senyawanya terdapat limbah organik, limbah anorganik,
dan limbah B3 (Itsnaini, 2021).
Menurut Hari Widowati (2019) menyatakan bahwa Indonesia diperkirakan menghasilkan 64
juta ton sampah setiap tahun. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(KLHK) tahun 2019, komposisi sampah didominasi oleh sampah organik, yakni mencapai 60% dari
total sampah. Limbah organik basah contohnya adalah sisa sayur, kulit pisang, buah yang busuk, kulit
bawang dan sejenisnya. Beberapa orang hanya membuang limbah organik tanpa memanfaatkannya,
padahal beberapa sampah organik dapat dimanfaatkan menjadi barang yang bermanfaat.
Terdapat banyak limbah yang dapat dimanfaatkan contohnya yaitu kulit buah. Salah satunya
kulit pisang, kulit pisang adalah limbah pertanian yang cukup banyak ditemukan di lingkungan
masyarakat dari kota maupun desa dan masyarakat dapat memanfaatkannya menjadi suatu
bahan/produk makanan home industry (Nasriati, 2013).
Kulit pisang adalah salah satu contoh limbah organik yang jumlahnya banyak. Hasil analisis
kimia menunjukkan komposisi kulit pisang mengandung air sebanyak 68,90% dan karbohidrat
sebesar 18,50% (Mulyati, Fertiasari, dan Muslimah, 2020). Fakta di lapangan didapatkan bahwa
jumlah kulit pisang lumayan banyak, yakni sekitar 1/3 jika dibandingkan dengan buah pisang yang
masih berkulit sehingga diperkirakan potensi limbah kulit pisang sebanyak 2,09 ton per tahun
(Agtary, 2019).
Selain kulit pisang, menurut Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (2022) kulit nanas
terkenal memiliki kandungan gula serta nitrogen yang cukup tinggi. Kulit nanas mengandung
karbohidrat jenis fruktosa dan sukrosa. Dengan bantuan ragi tape, kulit nanas tersebut akan bisa
diubah menjadi bioetanol melalui proses fermentasi (Fitria, Novi, dan Eva Lindasari, 2021).

Tabel 1 Tabel kandungan gula dan karbohidrat


Nama Bahan Gula (%) Karbohidrat (%)

Kulit nanas 13,65 4,41

Kulit buah naga 8,4 -

Kulit manggis 1,17 35,61

Kulit apel 11,21 -

Kulit pisang 4,7 18,5

Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa cadangan minyak bumi di Indonesia akan tersedia
hingga 9,5 tahun mendatang, sementara umur cadangan gas bumi Indonesia mencapai 19,9 tahun.
Lebih lanjut, Arifin menegaskan perhitungan cadangan migas tersebut berdasarkan data cadangan
tahun 2020 dan diasumsikan tidak ada penemuan cadangan migas baru (Pribadi, 2021).
Grafik 1 Grafik kuota BBM subsidi Pertalite dan Solar (Annur, 2022)

Hal ini menyebabkan peneliti dan pemerintah bergegas untuk mencari sumber energi
alternatif yang menggantikan bahan bakar minyak. Upaya tersebut mengembangkan berbagai
alternatif BBM yang merupakan bahan bakar nabati. Dari latar belakang tersebut di atas kiranya
dibutuhkan bahan bakar yang dibuat dari bahan yang mudah didapatkan sebagai pengganti bahan
bakar minyak pada kendaraan. Salah satu bahan bakar tersebut adalah bioetanol yang dapat dibuat
dari limbah organik yang mengandung banyak gula dan karbohidrat. Kandungan karbohidratnya yang
tinggi membuat limbah kulit pisang dan kulit nanas digunakan karena dua buah tersebut merupakan
buah tropis dan tumbuh sepanjang tahun. Kandungan gula dan karbohidrat sangat membantu
pembuatan bioetanol, semakin banyak jumlah glukosa maka akan semakin banyak juga alkohol yang
dihasilkan dan apabila fermentasi berlangsung lebih lama jumlah alkohol juga akan semakin
meningkat.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan pendekatan kualitatif. Pembuatan
bioetanol dilakukan melalui tiga proses, yaitu hidrolisis, fermentasi secara anaerob, dan destilasi
(Tabun, 2018). Namun, pada penelitian ini tidak diperlukan tahapan hidrolisis, karena gula telah
terpisah dari karbohidrat menjadi zat yang lebih sederhana.
Proses fermentasi membutuhkan ragi tape dan berlangsung selama 10 hari. Tujuan dari proses
fermentasi ini untuk mengubah gula menjadi alkohol dengan proses oksidasi karbohidrat anaerob.
Dalam proses ini larutan yang harus ditutup rapat supaya tidak terkena kontak dari udara luar (Retno
dan Nuri, 2011). Proses ini membutuhkan kulit nanas dan kulit pisang yang diblender dengan air dan
telah disaring.
Setelah itu, masuk ke tahap akhir yaitu destilasi, setelah hasil fermentasi telah disaring
dimasukan dalam alat destilasi. Air campuran akan dipanaskan agar mengalami penguapan lalu
memisahkan zat alkohol dan zat lain pada senyawa tersebut. Hal ini terjadi karena campuran pada
cairan tersebut mempunyai relativitas volatilitas (kemudahan menguap) yang berbeda (Iwana, 2022).
Alkohol yang didapatkan dari proses destilasi kemudian dikumpulkan. Proses ini dibutuhkan alat
destilasi dan larutan yang sudah difermentasi.
1. Waktu dan Tempat
Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Januari 2023. Penelitian dilakukan di SMA Al-
Azhar Syifa Budi Parahyangan di laboratorium kimia.

2. Alat dan Bahan


Adapun alat yang dibutuhkan dalam pembuatan bioetanol ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2 Daftar alat dan bahan pembuatan bioetanol


No. Alat/Bahan Kuantitas Harga Satuan Total (IDR)
(IDR)

1. Blender 1 0 0

2. Limbah kulit 400 g 0 0


pisang (Musa
acuminata ×
balbisiana)

3. Limbah kulit 400 g 0 0


nanas madu
(Smooth
cayenne)

4. Botol kaca (800 4 buah 20.000 80.000


mL)

5. Ragi tape 2 sachet 0 0

6. Saringan 2 buah 0 0

7. Korek api 1 buah 3.000 o

8. Alat destilasi 1 buah 0 0

9. Gelas ukur 2 buah 0 0

10. Air 2,4 L 0 0

11. Penggerus 3 0 0

TOTAL 80.000

3. Rencana Pengerjaan
Tahap Pengeringan :
1. Kulit nanas dan kulit pisang dijemur hingga kering.
2. Kulit buah diblender hingga halus.
3. Hasil yang diblender disaring agar bagian cairan dengan ampas dipisah.

Tahap Fermentasi :
1. Kulit buah yang kering dicampur dengan air.
2. Ragi tape ditambahkan pada larutan kulit pisang.
3. Proses fermentasi ditunggu, estimasi 2–10 hari.
4. Air kulit pisang yang sudah difermentasi disaring.
5. Ragi tape ditambahkan pada larutan kulit nanas.
6. Proses fermentasi ditunggu, estimasi 2–10 hari.
7. Air kulit nanas yang sudah difermentasi disaring.

Tahap Destilasi:
1. Semua larutan yang sudah difermentasi dicampurkan ke wadah.
2. Proses destilasi dimulai dengan merebus larutan yang sudah difermentasi.
3. Proses destilasi dilakukan di titik didih etanol yaitu 78,5-80°C
4. Proses ini ditunggu hingga semua etanol menguap dari zat lain

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Uji Benedict
Kadar kandungan glukosa bahan pembuat bioetanol didapatkan dari uji Benedict. Uji tersebut
menunjukkan bahwa larutan kulit nanas dan kulit pisang mengandung glukosa karena warna pada
larutan kulit nanas berubah menjadi warna kuning yang berarti larutan tersebut cukup mengandung
gula, dan larutan kulit pisang berubah menjadi warna hijau yang berarti bahwa larutan tersebut kaya
mengandung gula.

Gambar 1 Hasil uji Benedict

Gambar 2 Indikasi warna kadar gula pada tes Benedict

2. Hasil Fermentasi
Secara total, proses fermentasi berlangsung selama satu minggu. Larutan mulai melalui proses
fermentasi pada 29 Januari, 2023. Larutan kulit nanas dan kulit pisang didapatkan dengan cara
mengaduk sari kulit buah dengan air. Efek dari fermentasi sudah mulai muncul pada hari ketiga, yaitu
adanya gelembung gas pada larutan. Hal tersebut adalah tanda adanya keberlangsungan proses
fermentasi karena saat fermentasi berlangsung, terjadi proses berubahnya karbohidrat seperti pati atau
gula menjadi alkohol, asam, atau gas (Wening, 2019). Pada awalnya, larutan pada setiap botol
mempunyai warna yang bervariasi, dari warna kuning ke coklat muda. Namun pada 3 Februari 2023,
warna pada tiap botol mulai menjadi seragam. Efek-efek lain dari fermentasi yang didapatkan dari
observasi adalah cairannya mengental serta menghasilkan bau yang tidak sedap.

Gambar 3 Campuran kulit nanas dan air


Gambar 4 Gelembung gas pada larutan

Gambar 5 Mengeluarkan gas hasil fermentasi dari botol (31 Januari 2023)

Gambar 6 Keadaan larutan pada 1 Februari 2023

Gambar 7 Keadaan larutan pada 3 Februari 2023


Gambar 8 Keadaan larutan pada 6 Februari 2023

3. Hasil Destilasi
Percobaan pertama dilaksanakan pada Jumat, 3 Februari 2023. Pada percobaan pertama,
digunakan larutan hasil fermentasi sebanyak 250 mL dan suhu didih setinggi 80 °C. Proses tersebut
berlangsung selama satu jam dan tiga puluh menit. Percobaan tersebut tidak menghasilkan bioetanol.
Saat diuji pembakaran menggunakan korek api, cairan tersebut tidak terbakar.

Gambar 9 Alat destilasi pada 3 Februari 2023

Pada Senin, 6 Februari 2023 dilaksanakan percobaan kedua dengan suhu didih yang
direndahkan hingga 74°-75°C serta jumlah larutan yang dikurang hingga 200 mL. Dua perubahan
tersebut menghasilkan bioetanol yang dapat dibakar.

Gambar 10 Uji pembakaran bioetanol hasil destilasi pada 6 Februari 2023

1. Pembahasan
Dari dua kali destilasi, didapatkan dua hasil yang berbeda. Pada percobaan pertama pada
Jumat, 3 Februari 2023, tidak terdapat api yang menyala. Hal ini disebabkan oleh proses fermentasi
yang hanya berlangsung selama lima hari serta suhu didih yang terlalu tinggi yaitu 80 °C. Sedangkan
pada percobaan kedua pada Senin, 6 Februari 2023, destilasi menghasilkan bioetanol yang dapat
menyalakan api, sebab larutan sudah mengalami fermentasi selama periode waktu yang lebih lama
dan suhu didih telah diturunkan sampai 74°-75°C.
Dari uji pembakaran, dapat disimpulkan bahwa warna api yang dihasilkan bioetanol berwarna
biru-kekuningan, sedangkan warna api yang dihasilkan oleh bensin cenderung oranye atau merah.
Menurut tabel, api dari pembakaran bioetanol memiliki suhu permukaan yang lebih tinggi.

Tabel 3 Tabel perbandingan warna api


Berdasarkan hukum pergeseran Wien, panjang gelombang radiasi tergantung pada suhunya.
Radiasi elektromagnetik adalah gelombang yang memiliki suatu muatan energi listrik serta magnet
dan tidak memerlukan suatu media rambat (Hendrik, 2022). Ketika intensitas gelombang maksimum,
panjang gelombang akan bergeser dengan hubungan yang terbalik dengan peningkatan suhu (Utami,
2022). Dengan itu, dapat dikatakan bahwa intensitas elektromagnetik yang dihasilkan oleh api dari
pembakaran bioetanol lebih kuat daripada yang dihasilkan oleh pembakaran pada bensin. Hal ini
dapat digunakan sebagai basis untuk perbandingan keefektifan bioetanol sebagai energi pengganti
BBM karena gelombang elektromagnetik yang lebih kuat dapat diartikan sebagai hasil energi yang
lebih besar dari bahan bakar.

Grafik 2 Grafik spektrum radiasi benda hitam

Kelebihan dari bioetanol ini adalah nilai oktannya yang lebih tinggi daripada bensin, bahan
bahannya mudah didapatkan dengan syarat bahan tersebut mengandung glukosa, dan dapat menjadi
energi alternatif pengganti bensin. Namun, bioetanol memiliki kekurangan yaitu memakan energi
pada saat proses destilasi dan produksi untuk saat ini kurang dari kata cukup.

KESIMPULAN DAN SARAN


Bioetanol yang dihasilkan dari kulit pisang dan kulit nanas belum dapat dikatakan cukup
secara kuantitas karena tidak mengalami waktu fermentasi yang cukup dan kurangnya bahan
pembuatan. Namun, meskipun menghasilkan jumlah yang sedikit, bioetanol yang terbuat dari limbah
kulit pisang dan kulit nanas terbukti dapat menghasilkan energi melalui uji pembakaran. Oleh karena
itu, dapat disimpulkan bahwa bioetanol yang terbuat dari limbah kulit pisang dan kulit nanas dapat
lebih efektif dibandingkan dengan bensin karena hasil energi dari pembakarannya yang menandingi
kualitas bensin, serta menggunakan limbah yang dihasilkan dari tumbuhan yang tidak musiman
sehingga berjumlah banyak. Bioetanol dapat dijadikan energi alternatif untuk masa depan
dibandingkan bensin yang ketersediaannya menipis, asalkan produksi bioetanol lebih didukung dan
diminati oleh perusahaan besar serta pemerintah.

Saran terhadap penelitian berikutnya adalah:


● Pembuatan bioetanol menggunakan alat destilasi yang mutakhir.
● Proses fermentasi harus dilaksanakan selama minimal seminggu atau lebih supaya kadar
bioetanol tinggi.
● Suhu setiap wilayah berbeda secara geografis, maka pada penelitian selanjutnya wajib untuk
mengecek suhu sebelum proses destilasi.
● Supaya hasil bioetanol dari destilasi semakin banyak, disarankan untuk menyediakan bahan
yang kuantitasnya lebih banyak.
● Disarankan untuk menguji bioetanol pada mesin kendaraan agar mendapatkan perbandingan
pada bensin yang lebih jelas.
● Pembuatan bioetanol dilakukan menggunakan buah musiman untuk membandingkan
efektivitas terhadap buah tidak musiman.

DAFTAR PUSTAKA
Agtary, R. P. (2019, Desember). Pemanfaatan Kulit Pisang Menjadi Kue Donat Sebagai
Upaya Pengolahan Limbah Kulit Pisang.
Annur, C. M. (2022, November 8). Kuota BBM Subsidi Pertalite dan Solar Makin Menipis,
hingga Akhir Oktober 2022. databoks. Diambil pada January 25, 2023, dari
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/11/08/kuota-bbm-subsidi-pertalite-
dan-solar-makin-menipis-hingga-akhir-oktober-2022
Hendrik. (2022, September 27). Gelombang elektromagnetik: Sejarah, Sifat, sumber, Dan
Jenisnya. Gramedia Literasi. Diambil February 8, 2023, dari
https://www.gramedia.com/literasi/gelombang-elektromagnetik/amp/
Itsnaini, F. M. (2021, April 20). Pengertian Limbah, Karakteristik, dan Jenis-jenisnya.
Detik.com. Diambil November 16, 2022, dari
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5538767/pengertian-limbah-karakteristik-
dan-jenis-jenisnya
Iwana, D. P., & PT Megah Anugerah Energi. (2022, November 16). Destilasi: Pengertian,
Sejarah, Penggunaan, dan Ragam Jenis. https://solarindustri.com/blog/pengertian-
destilasi/
Kantor Menko Perekonomian. (2004). Kajian Pembiayaan Investasi Perkotaan dengan Skema
Debt-For-Nature Swap.
Lindasari, E. (2021, November 1). Optimasi Perolehan Bioetanol dari Kulit Nanas (Ananas
Comucus) dengan Penambahan Urea, Variasi Konsentrasi Inokulasi Starter dan
Waktu Fermentasi. https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/lingkungan/article/view/3913
Mardiani, D., & Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. (2010, Februari 23).
Mengembangkan Bioetanol Dari Selulosa. http://lipi.go.id/berita/mengembangkan
%E2%80%93bioetanol%E2%80%93dari%E2%80%93selulosa%E2%80%93/5423
Mulyati, S., Fertiasari, R., & Muslimah. (2020). Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Dalam
Rangka Penguatan Ekonomi Masyarakat di Desa Sebambang Kecamatan Sambas
Kabupaten Sambas. Prosiding Seminar Akademik Tahunan Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan 2020, 399-404. Diambil Februari 1, 2023, dari
https://feb.untan.ac.id/wp-content/uploads/2020/12/Sri-Mulyati-2.pdf
Nailufar, N. N. (2020, April 29). Perubahan Energi Yang Terjadi Pada mobil yang dikendarai
di Malam Hari. KOMPAS.com. Diambil Februari 6, 2023, dari
https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/29/092533269/perubahan-energi-yang-
terjadi-pada-mobil-yang-dikendarai-di-malam-hari
Nasriati. (2021, March 14). OLAHAN DARI LIMBAH KULIT PISANG. Cybext. Diambil
November 7, 2022, dari
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/97228/OLAHAN-DARI-LIMBAH-KULIT-
PISANG/
Nulhakim, Anggo, B., Febriana, R. R., Lukmana, H., Erriana, F., Pratiwi, D., & Azizah, P. N.
(2019, Oktober 24). Pembuatan Bioetanol Dari Kulit Nanas Oleh Saccharomyces
Cerevisiae Terimobilisasi Dalam Butiran Alginat.
Pribadi, A. (2021, January 19). Menteri ESDM: Cadangan minyak Indonesia tersedia untuk
9,5 Tahun Dan Cadangan gas 19,9 Tahun. ESDM. Diambil January 25, 2023, dari
https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/menteri-esdm-cadangan-
minyak-indonesia-tersedia-untuk-95-tahun-dan-cadangan-gas-199-tahun
Retno, D. T., & Nuri, W. (2011, Februari 22). Pembuatan Bioetanol dari Kulit Pisang.
Susanti, V., Hartanto, A., Subekti, R., Saputra, A., Rijanto, H. M., & Hapid, A. (2012).
Pengurangan Subsidi BBM dan Polusi Udara Melalui Kebijakan Program Konversi
dari BBM ke BBG untuk Kendaraan di Provinsi Jawa Barat.
https://doi.org/10.14203/j.mev.2010.v1.43-52 (Lindasari, 2021, #)
Tabun, A. (2018, Mei 4). Pemanfaatan Tebu Sebagai Bahan Pembuatan Bioetanol.
Utami, S. N. (2022, June 24). Hukum Pergeseran Wien. KOMPAS.com. Diambil February 8,
2023, dari https://www.kompas.com/skola/read/2022/06/24/110000669/hukum-
pergeseran-wien
Wening, T. (2019, February 25). Reaksi Kimia Apa Yang Terjadi Saat Proses Fermentasi?
Cari Tahu, yuk! Bobo. Diambil February 6, 2023, dari
https://bobo.grid.id/read/081648129/reaksi-kimia-apa-yang-terjadi-saat-proses-
fermentasi-cari-tahu-yuk?page=all
Widowati, H. (2019, November 1). Komposisi Sampah di Indonesia Didominasi Sampah
Organik. Databoks.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/11/01/komposisi-sampah-di-
indonesia-didominasi-sampah-organik
Wikimedia Foundation. (2022, May 15). Larutan Benedict. Wikipedia. Diambil February 6,
2023, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Larutan_Benedict

Anda mungkin juga menyukai