Mortalitas (%)
0 20 40 60 80 100
50 70
80
90 130
Mortalitas (%)
60
180 250
40
20
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hari setelah perlakuan
Macam-macam gambar 1800
1500
Pelita
Ciliwung
IR72
Cisadane
IR64
Sintanur
900
600
Grafik data
300
0
Subang Karawang Cirebon
Lokasi
Diagram (bagan)
Peta
Foto
Grafik data
Grafik dua-peubah
Grafik tiga-peubah
Grafik dua-peubah
Grafik garis (line graph)
Histogram
60
50
40
Frekuensi
30
20
10
0
0,5 0,7 0,9 1,1 1,3 1,5 1,7 1,9 2,1 2,3 2,5 2,7 2,9 3,1
Nilai tengah kelas lebar kepala (mm)
Grafik dua-peubah (lanjutan)
Grafik garis (line graph)
garis kurva
100 Konsentrasi (ppm) lambang kurva
50 70 legenda
80
Mortalitas (%)
90 130
60
180 250
40
markah pelengkap
20
markah utama markah utama
0
0 sumbu-y
1 2 3 4 5 6 7 8 9 markah
10
Hari setelah perlakuan pelengkap
78
Bobot badan (kg)
71
64
57
50
160 164 168 172 176 180
Tinggi badan (cm)
Grafik dua-peubah (lanjutan)
Histogram
60
50
40
Frekuensi
30
20
10
0
0,5 0,7 0,9 1,1 1,3 1,5 1,7 1,9 2,1 2,3 2,5 2,7 2,9 3,1
Nilai tengah kelas lebar kepala (mm)
Grafik data (lanjutan)
Grafik tiga-peubah
Grafik perspektif
Grafik
kontur/
peta
topografi
Grafik data (lanjutan)
1200
900
600
300
0
Subang Karawang Cirebon
Lokasi
Diagram batang
Luas bercak embun madu yang dihasilkan
tiga koloni wereng coklat pada enam varietas padi
Pelita Cisadane
1800
Ciliwung IR64 a a
IR72 Sintanur a
1500
ab ab
Luas bercak (mm
)
2
1200 a a b b
ab ab bc bc
bc
900 c c c c
600
300
0
Subang Karawang Cirebon
Asal koloni wereng coklat
Diagram batang
Mean number (+ SD) of Reticulitermes flavipes collected from
seven bucket stations, July 2003 – July 2004
Diagram batang
Aktivitas insektisida ekstrak tujuh spesies Meliaceae terhadap
larva Crocidolomia pavonana
Mortalitas (%)
0 20 40 60 80 100
15% 5%
15%
<4x
4-6x
7-9x
10-15x
20%
>15x
45%
Grafik segitiga
Grafik radar/sarang laba-laba (radar/spider
web graph) U
Myzus persicae
60
Aphis gossypii
40
20
B 0 T
Pemencaran (dalam
meter) dua spesies
kutu daun pada
pertanaman kentang S
Diagram/bagan
Decision Document
Data Multidocument
Diagram alir (lanjutan)
Terminator Connector
Or Merge
Sort Delay
Diagram alir (lanjutan)
Magnetic disk
Display
Contoh diagram alir Mulai
Baca Pop1,
Pop2, Pop3
Rataan (Pop1+Pop2+Pop3)/3
Ya
SEMPROT Rataan > 15
?
Tidak
TIDAK
SEMPROT
Stop
Diagram hasil cetakan peralatan analisis (misal HPLC)
Kromatogram HPLC enam protein standar.
1. Ribonuklease A, 2. Sitokrom C, 3. Lisozim,
4. BSA, 5. Mioglobin, 6. Ovalbumin
Bagian tanaman
Ekstraksi
Digiling, diayak (0,5 mm)
bahan tumbuhan
Gilingan bhn tanaman
Direndam + MeOH, diaduk,
disaring
Aktif Ekstrak Diuapkan
kasar
Dipartisi, n-heksana + MeOH
Diuapkan 1:1 Diuapkan
Tidak aktif Fraksi heksana Fraksi MeOH Aktif
Dipartisi, pelarut* + air 1:1
Diuapkan
Fraksi pelarut* Fraksi air
Pelarut* = kloroform Aktif
atau EtOAc
Peta
Menunjukkan lokasi.
Menggambarkan kondisi fisik suatu daerah
(peta topografi, peta geologi).
Menggambarkan persebaran organisme, kejadian,
atau kegiatan.
Peta lokasi
Peta topografi
Peta geologi
Peta persebaran
5 mm
perlu diberi perlu diberi
tanda skala tanda skala
Foto (lanjutan)
Ekonomi
Minimumkan nisbah tinta thd data
(hindari arsiran yg memboroskan tinta).
Gunakan ruangan secara efisien.
Hindari grafik yang tidak perlu.
Kejelasan
Data harus menonjol.
Pembandingan mudah dilakukan.
Contoh grafik garis yang kurang efisien
Contoh grafik garis yang kurang efisien
Contoh diagran yang kurang efisien dan pada bagian tertentu
tidak jelas
Contoh data yang sebenarnya tidak perlu disajikan
dalam bentuk diagram
Asas-asas penyajian gambar (lanjutan)
Integritas
Tidak menimbulkan penafsiran yang bias.
Daya tarik
Fonta (fonts)
Simetri
Keseimbangan ruang terbuka dan unsur
grafik
Contoh penyajian grafik yg dapat menimbulkan
penafsiran yg bias
80 100
0,12%
0,18%
80
60
0,28%
0,42%
Mortalitas (%)
Mortalitas (%)
0,15% 60 0,64%
0,224%
40 0,35%
0,52% 40
0,8%
20
20
0 0
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11
Hari setelah perlakuan Hari setelah perlakuan
50 70
80
90 130
Mortalitas (%)
60
180 250
40
20
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hari setelah perlakuan
100 Konsentrasi (ppm)
80 50 70 90
Mortalitas (%)
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hari setelah perlakuan
Mortalitas (%)
Konsentra
si (ppm)
Ha
pe ri se
rla te
ku lah
an
Saran perancangan grafik
Bahan bacaan
Pengacuan sekunder
Thung (1932 dalam Trisusilowati 1989) membedakan
gejala pada tanaman tembakau yang terinfeksi virus
krupuk tembakau menjadi tiga tipe, yaitu krupuk
biasa, keriting, dan krupuk jernih.
atau
Gejala pada tanaman tembakau yang terinfeksi virus
krupuk tembakau dapat dibedakan menjadi tiga tipe,
yaitu krupuk biasa, keriting, dan krupuk jernih
(Thung 1932 dalam Trisusilowati 1989) .
Contoh cara pengacuan (lanjutan)
Komunikasi pribadi
Cendawan endofit pada tanaman kubis memiliki
prospek yang baik untuk digunakan dalam
pengendalian penyakit akar gada (Widodo 5 April
2004, komunikasi pribadi)
Artikel jurnal
Format
Pengarang. Tahun. Judul artikel. Nama jurnal volume
(nomor): halaman.
Contoh
- Pengarang perorangan
Schuster DJ. 1994. Life-stage specific toxicity of
insecticides to parasitoids of Liriomyza trifolii. Int J
Pest Manage 40:191-194.
Artikel jurnal, pengarang perorangan (lanjutan)
Mikolajczak KL, Zilkowski BW, Bartelt RJ. 1989. Effect
of meliaceous seed extracts on growth and survival
of Spodoptera frugiperda (JE Smith). J Chem Ecol
15:121-128.
- Artikel khusus
Galvin R. 1998. Science roadmaps [editorial]. Science
280:803.
Cara Penulisan Pustaka (lanjutan)
Buku
Format
Pengarang [atau editor]. Tahun. Judul Buku. Ed ke-n
(untuk edisi ke-2 dst.) Tempat publikasi: Nama
penerbit.
Contoh
- Buku dengan pengarang perorangan
Shriner RL, Hermann CKF, Morrill TC, Curtin DY, Fuson
RC. 2004. The Systematic Identification of Organic
Compounds. Ed ke-8. New York: J Wiley.
B u k u (lanjutan)
- Buku dengan editor
Coats JR, Yamamoto H, editor. 2003. Environmental Fate
and Effects of Pesticides. Washington DC: Am Chem Soc.
Contoh
Kalshoven LGE. 1981. The Pests of Crops in Indonesia.
Laan PA van der, penerjemah. Jakarta: Ichtiar Baru-
van Hoeve. Terjemahan dari: De Plagen van de
Cultuurgewassen in Indonesie.
Cara Penulisan Pustaka (lanjutan)
Bab atau bagian dari buku dengan pengarang berbeda-
beda dan disertai editor
Format
Pengarang artikel. Tahun. Judul artikel. Di dalam:
Nama editor, kata “editor”. Judul Buku. Ed ke-n
(untuk edisi ke-2 dst.). Tempat publikasi: Nama
penerbit. nomor halaman artikel.
Contoh
Mondal KK, Verma JP. 2002. Biological control of cotton
diseases. Di dalam: Gnanamanickam SS, editor.
Biological Control of Crop Diseases. New York:
Marcel Dekker. hlm 87-109.
Artikel dalam prosiding pertemuan ilmiah
Format
Pengarang artikel. Tahun. Judul artikel. Di dalam: Nama
editor, kata “editor”. Judul Publikasi. Nama Pertemuan
Ilmiah; Tempat pertemuan, tanggal pertemuan.
Tempat publikasi: Nama penerbit. nomor hlm artikel.
Contoh
Zulyusri, Santoso T, Sudirman LI. 2006. Keefektifan
berbagai isolat Beauveria bassiana terhadap larva
Crocidolomia pavonana. Di dalam: Arifin M et al.,
editor. Entomologi dalam Perubahan Lingkungan dan
Sosial. Prosiding Seminar Nasional Perhimpunan
Entomologi Indonesia (PEI); Bogor, 5 Oktober 2004.
Bogor: PEI. hlm 345-356.
Cara Penulisan Pustaka (lanjutan)
Contoh
Octavianty Y. 2004. Preferensi peneluran Oxya spp.
(Orthoptera: Acrididae) pada lima varietas talas
(Colocasia esculenta [L.] Schoot) [skripsi]. Bogor:
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Cara Penulisan Pustaka (lanjutan)
Surat kabar
Format
Pengarang. Tahun. Judul. Nama surat kabar tanggal,
bulan, dan tahun terbit:nomor halaman (nomor
kolom).
Contoh
[Anonim]. 2005. Teknik subak solusi bagi TPA
Leuwigajah. Kompas 17 Maret 2005:10 (kolom 8-9).
Surat kabar (lanjutan)