Anda di halaman 1dari 105

PENYIAPAN GAMBAR

Tujuan instruksional khusus:

Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa akan dapat


menjelaskan cara penyiapan gambar pendukung
tulisan ilmiah.

Bahan bacaan utama:

O’Connor M. 1991. Writing Successfully in Science.


London: Chapman & Hall. hlm 31-54.

Valiela I. 2001. Doing Science: Design, Analysis, and


Communication of Scientific Research. Oxford:
Oxford Univ Pr. hlm 183-253.
Subpokok bahasan

Alasan pemilihan gambar


Macam-macam gambar
Asas-asas penyajian gambar
Ketepatan persepsi grafis
Saran perancangan grafik.

Mortalitas (%)
0 20 40 60 80 100

Aglaia odorata (d) 69,5


A. tomentosa (kb) 15,6
Cikrassia tabularis (r) 6,7
Chisocheton macrophylla (r) 41,3
D. acutangulum (d) 70,8
D. acutangulum (r) 100
Dysoxylum arborescens (r) 93,2
Alasan pemilihan gambar
Kecenderungan (trend) atau proporsi
merupakan ciri yang penting.
Peraga visual untuk memahami konsep yang
rumit.
Gambar atau foto benda, tempat, atau
prosedur yang dibahas.
100 Konsentrasi (ppm)

50 70
80
90 130
Mortalitas (%)

60
180 250
40

20

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hari setelah perlakuan
Macam-macam gambar 1800

1500
Pelita
Ciliwung
IR72
Cisadane
IR64
Sintanur

Luas bercak (mm


)
2
1200

900

600

Grafik data
300

0
Subang Karawang Cirebon
Lokasi

Diagram (bagan)

Peta

Foto
Grafik data

 Grafik dua-peubah

 Grafik tiga-peubah

 Diagram batang (bar chart)

 Diagram lingkar (pie chart)

 Grafik segitiga (triangular graph)


(misal untuk menunjukkan proporsi dari
komponen penyusun tanah)

 Grafik radar/sarang laba-laba (radar/spider


web graph)
Grafik data (lanjutan)

 Grafik dua-peubah
 Grafik garis (line graph)

 Diagram pencar (scattergram)

 Histogram
60

50

40
Frekuensi

30

20

10

0
0,5 0,7 0,9 1,1 1,3 1,5 1,7 1,9 2,1 2,3 2,5 2,7 2,9 3,1
Nilai tengah kelas lebar kepala (mm)
 Grafik dua-peubah (lanjutan)
 Grafik garis (line graph)
garis kurva
100 Konsentrasi (ppm) lambang kurva
50 70 legenda
80
Mortalitas (%)

90 130
60
180 250
40

markah pelengkap
20
markah utama markah utama
0
0 sumbu-y
1 2 3 4 5 6 7 8 9 markah
10
Hari setelah perlakuan pelengkap

label sumbu sumbu-x


nama sumbu
 Contoh grafik garis
 Contoh grafik garis yang terlalu “polos”
 Grafik dua-peubah (lanjutan)
 Diagram pencar
85

78
Bobot badan (kg)

71

64

57

50
160 164 168 172 176 180
Tinggi badan (cm)
 Grafik dua-peubah (lanjutan)
 Histogram

60

50

40
Frekuensi

30

20

10

0
0,5 0,7 0,9 1,1 1,3 1,5 1,7 1,9 2,1 2,3 2,5 2,7 2,9 3,1
Nilai tengah kelas lebar kepala (mm)
Grafik data (lanjutan)

 Grafik tiga-peubah

 Grafik perspektif

 Grafik kontur (misal menunjukkan daerah


dengan ketinggian atau kondisi iklim yang
berbeda)
 Grafik perspektif
Cellulose consumption by Reticulitermes flavipes at
temperatures and relative humidities recorded
 Grafik tiga-peubah (lanjutan)

 Grafik
kontur/
peta
topografi
Grafik data (lanjutan)

 Diagram batang (bar chart)

 Diagram lingkar (pie chart)

 Grafik segitiga (triangular graph)

 Grafik radar/sarang laba-laba (radar/spider


web graph)
Pelita Cisadane
1800
Ciliwung IR64
1500 IR72 Sintanur
Luas bercak (mm
)
2

1200

900

600

300

0
Subang Karawang Cirebon
Lokasi
 Diagram batang
Luas bercak embun madu yang dihasilkan
tiga koloni wereng coklat pada enam varietas padi

Pelita Cisadane
1800
Ciliwung IR64 a a
IR72 Sintanur a
1500
ab ab
Luas bercak (mm
)
2

1200 a a b b
ab ab bc bc
bc
900 c c c c

600

300

0
Subang Karawang Cirebon
Asal koloni wereng coklat
 Diagram batang
Mean number (+ SD) of Reticulitermes flavipes collected from
seven bucket stations, July 2003 – July 2004
 Diagram batang
Aktivitas insektisida ekstrak tujuh spesies Meliaceae terhadap
larva Crocidolomia pavonana
Mortalitas (%)
0 20 40 60 80 100

Aglaia odorata (d) 69,5


A. tomentosa (kb) 15,6
Cikrassia tabularis (r) 6,7
Chisocheton macrophylla (r) 41,3
D. acutangulum (d) 70,8
D. acutangulum (r) 100
Dysoxylum arborescens (r) 93,2
 Contoh data yang sebenarnya tidak perlu disajikan
dalam bentuk grafik
 Diagram lingkar
- Menunjukkan sebaran proporsi

Sebaran persentase responden berdasarkan


frekuensi aplikasi pestisida per musim tanam

15% 5%
15%
<4x
4-6x
7-9x
10-15x
20%
>15x
45%
 Grafik segitiga
 Grafik radar/sarang laba-laba (radar/spider
web graph) U
Myzus persicae
60
Aphis gossypii

40

20

B 0 T

Pemencaran (dalam
meter) dua spesies
kutu daun pada
pertanaman kentang S
Diagram/bagan

 Diagram alir (flow chart)


 Diagram hasil cetakan peralatan analisis
 Diagram prosedur percobaan
 Bagan struktur organisasi
 Diagram alir

Lambang untuk pembuatan diagram alir

Process Predefined process

Alternate Internal storage


process

Decision Document

Data Multidocument
 Diagram alir (lanjutan)

Terminator Connector

Preparation Off-page connector

Input manual Card

Manual operation Punched tape


 Diagram alir (lanjutan)

Summing junction Extract

Or Merge

Collate Stored data

Sort Delay
 Diagram alir (lanjutan)

Sequential access storage

Magnetic disk

Direct access storage

Display
 Contoh diagram alir Mulai

Baca Pop1,
Pop2, Pop3

Rataan (Pop1+Pop2+Pop3)/3

Ya
SEMPROT Rataan > 15
?
Tidak

TIDAK
SEMPROT

Stop
 Diagram hasil cetakan peralatan analisis (misal HPLC)
Kromatogram HPLC enam protein standar.
1. Ribonuklease A, 2. Sitokrom C, 3. Lisozim,
4. BSA, 5. Mioglobin, 6. Ovalbumin

Pada gambar hasil


pemindaian (scanning)
bisa ditambahkan skala
horizontal (sb-x) dan
vertikal (sb-y) dg
program digitisasi
 Contoh diagram prosedur percobaan

Bagian tanaman
 Ekstraksi
Digiling, diayak (0,5 mm)
bahan tumbuhan
Gilingan bhn tanaman
Direndam + MeOH, diaduk,
disaring
Aktif Ekstrak Diuapkan
kasar
Dipartisi, n-heksana + MeOH
Diuapkan 1:1 Diuapkan
Tidak aktif Fraksi heksana Fraksi MeOH Aktif
Dipartisi, pelarut* + air 1:1
Diuapkan
Fraksi pelarut* Fraksi air
Pelarut* = kloroform Aktif
atau EtOAc
Peta

 Menunjukkan lokasi.
 Menggambarkan kondisi fisik suatu daerah
(peta topografi, peta geologi).
 Menggambarkan persebaran organisme, kejadian,
atau kegiatan.
 Peta lokasi
 Peta topografi
 Peta geologi
 Peta persebaran

Persebaran Ceratitis capitata


Foto

 Foto objek makro


 Kamera analog
 Kamera digital

 Foto objek mikro

 Foto penginderaan jauh


Foto (lanjutan)

 Foto organisme atau bagian organisme perlu dibubuhi


tanda skala.

5 mm
perlu diberi perlu diberi
tanda skala tanda skala
Foto (lanjutan)

 Foto yang diambil dg mikroskop elektron juga perlu


dibubuhi tanda skala.

perlu diberi tanda skala


Foto (lanjutan)

 Keterangan gambar dibuat dg rapih pada fotonya,


bukan pada objek aslinya.

Keterangan pada objek Keterangan yg lebih rapi yg


yg ditulis tangan ditambahkan pada foto
Foto (lanjutan)

 Foto penginderaan jauh juga perlu dibubuhi tanda


skala
 Kriteria pemilihan foto
 Kualitas teknis
 Pencahayaan: Apakah foto memiliki pencahayaan
yg tepat?
 Tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap.
 Fokus: Apakah gambar terfokus dengan baik?
 Bagian yang penting terfokus.
 Kejelasan: Apakah bagian yang penting terlihat jelas?
 Bagian yang penting harus terlihat jelas.
 Kontras: Apakah antara benda dan latar belakangnya
cukup kontras?
 Harus ada perbedaan warna yang jelas antara benda
dan latar belakangnya.
 Kualitas teknis (lanjutan)
 Sifat warna: Apakah ada kisaran warna terang-gelap?
 Bagian penting harus jelas pada bagian yang terang
atau gelap.
 Skala: Apakah skala gambar sudah ditunjukkan?
 Menggunakan benda yg umum dikenal atau garis skala.
 Ciri fisik: Apakah dari segi fisik foto dapat diterima?
 Ukuran antara 90 mm x 125 mm & 200 mm x 250 mm.
 Kertas foto mengkilap / cetakan harus tajam.
 Ciri fisik baik (bersih, tidak ada lipatan, tidak ada
coretan).
 Warna foto sesuai dengan warna dalam bentuk
tercetaknya.
 Kriteria pemilihan foto (lanjutan)
Pesan
Memberikan informasi penting, menggambarkan suatu
cerita, membangkitkan emosi atau respons, menarik
minat pembaca.
 Pengenalan: Apakah pesan mudah dipahami? Apakah
bagian penting foto mudah dikenali?
 Foto sebaiknya tidak memerlukan keterangan
panjang lebar.
 Kesatuan: Apakah foto memiliki lebih dari satu pesan?
 Foto yg baik hanya mengandung satu pesan utama.
 Penguat pesan: Apakah bagian-bagian kecil dapat
memperkuat pesan?
 Bagian yang lebih terperinci kadang-kadang dapat
menghidupkan suasana gambar.
 P e s a n (lanjutan)
 Gangguan: Apakah bagian-bagian kecil mengganggu
pesan?
 Bagian yg terlalu terperinci dapat mengganggu pesan.
 Hubungan: Bagaimanakah hubungan antara satu foto
dengan foto lain dalam laporan/artikel yg sama?
 Dua foto yg berkaitan harus dibuat pada kondisi yg
serupa.
 Perhatian: Apakah suatu foto berbeda dengan foto
lain yg sejenis?
 Suatu foto yg sejenis dg foto lain harus bisa
menampilkan pesan yg menonjol.
 Kriteria pemilihan foto (lanjutan)
 Komposisi
Susunan objek atau orang dalam gambar.
 Pusat perhatian: Apakah foto memiliki pusat perhatian
tunggal yg kuat?
 Mengarahkan pembaca pada bagian terpenting dari
pesan.
 Aturan pertiga bagian: Di mana letak pusat perhatian?
Di pusat atau di luar pusat gambar?
 Bidang gambar dibagi menjadi tiga bagian secara
horisontal dan vertikal.
 Keseimbangan: Apakah gambar seimbang?
 Simetris atau tidak simetris.
 Komposisi (lanjutan)
 Dampak: Apakah komposisi gambar sederhana dan
kuat?
 Bagian utama menempati sebagian besar bidang
gambar.
 Menggunakan garis-garis kuat (diagonal, segitiga,
lingkaran, kurva-S).
 Penggunaan ruangan: Apakah ada ruang kosong
dalam foto?
 Bentuk gambar harus sesuai dg bentuk subjeknya.
 Kriteria pemilihan foto (lanjutan)
 Perampingan (cropping)
 menghilangkan bagian-bagian yang tidak penting atau
mengganggu.
 menghilangkan ruangan kosong.
 memberi penekanan pada bagian terpenting dari
gambar.
 memperbaiki komposisi (misal dengan menerapkan
aturan pertiga bagian).
 memperbaiki gambar yang “salah posisi” (kesesuaian
unsur vertikal dan horisontal).
 menyesuaikan ukuran dg ruangan yg tersedia dalam
publikasi.
Asas-asas penyajian gambar

 Ekonomi
 Minimumkan nisbah tinta thd data
(hindari arsiran yg memboroskan tinta).
 Gunakan ruangan secara efisien.
 Hindari grafik yang tidak perlu.

 Kejelasan
 Data harus menonjol.
 Pembandingan mudah dilakukan.
 Contoh grafik garis yang kurang efisien
 Contoh grafik garis yang kurang efisien
 Contoh diagran yang kurang efisien dan pada bagian tertentu
tidak jelas
 Contoh data yang sebenarnya tidak perlu disajikan
dalam bentuk diagram
Asas-asas penyajian gambar (lanjutan)

 Integritas
 Tidak menimbulkan penafsiran yang bias.

 Daya tarik
 Fonta (fonts)
 Simetri
 Keseimbangan ruang terbuka dan unsur
grafik
Contoh penyajian grafik yg dapat menimbulkan
penafsiran yg bias

80 100
0,12%
0,18%
80
60
0,28%
0,42%

Mortalitas (%)
Mortalitas (%)

0,15% 60 0,64%
0,224%
40 0,35%
0,52% 40
0,8%
20
20

0 0
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11
Hari setelah perlakuan Hari setelah perlakuan

Perhatikan, nilai maksimum sb-y pada dua grafik tsb


berbeda tetapi tinggi sb-y dibuat sama (seharusnya
tinggi sb-y sebanding dengan nilai maksimumnya)
Ketepatan Persepsi Grafis

Urutan peringkat ketepatan pembacaan


(dari yang paling tepat)

 Posisi sepanjang sumbu


 Panjang
 Sudut atau kemiringan
 Luasan
 Volume
 Warna dan arsiran
100 Konsentrasi (ppm)

50 70
80
90 130
Mortalitas (%)

60
180 250
40

20

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hari setelah perlakuan
100 Konsentrasi (ppm)

80 50 70 90
Mortalitas (%)

60 130 180 250

40

20

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hari setelah perlakuan
Mortalitas (%)

Konsentra
si (ppm)

Ha
pe ri se
rla te
ku lah
an
Saran perancangan grafik

 Gunakan arsiran atau lambang bergradien untuk


mewakili variasi peubah dari yang terbesar sampai
terkecil.
 Bila lebih dari 1 grafik, gunakan skala sumbu-x dan
sumbu-y yang sama.
 Bila lebih dari 1 grafik, nama dan label sumbu hanya
pada sumbu-x paling bawah dan sumbu-y paling kiri.
 Bila memungkinkan, label langsung dicantumkan pada
gambar, bukan pada legenda terpisah.
 Hindari arsiran halus.
Saran perancangan grafik (lanjutan)

 Gunakan lambang gelap (   ) bukan tanda x


atau +
 Pada diagram batang, gunakan balok putih atau
arsiran, bukan balok hitam, untuk menghemat tinta.
 Gunakan kombinasi huruf besar dan kecil untuk label
gambar.
 Label sumbu harus cukup besar agar tetap mudah
dibaca setelah proses pengecilan (reduksi).
Saran perancangan grafik (lanjutan)

 Bila memungkinkan tunjukkan ukuran keragaman


data (SB, GB, dll.)
 Ukuran keragaman cukup ditunjukkan dengan satu
garis pada satu sisi nilai rata-rata (biasanya di sisi
atas).
 Markah (tick mark) label jangan terlalu padat.
PENGACUAN PUSTAKA DAN
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA

Tujuan instruksional khusus

Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa akan


dapat
menjelaskan cara mengacu pustaka dan menulis
daftar pustaka.
Subpokok bahasan
Cara Pengacuan Pustaka
Cara Penulisan Pustaka

Bahan bacaan

[CBE] Council of Biology Editors, Style Manual


Committee. 1994. Scientific Style and Format: The
CBE Manual for Authors, Editors, and Publishers. Ed
ke-6. Cambridge: Cambridge Univ Pr. hlm 617-676.

Gunawan AW, Achmadi SS, Arianti L. 2004. Pedoman


Penyajian Karya Ilmiah. Bogor: IPB Pr. hlm 79-102.
Maksud Pengacuan
 Mengakui karya ilmuwan lain.
 Mengarahkan pembaca pada sumber informasi
tambahan.
 Menunjukkan perbedaan dengan hasil penelitian lain.
 Memberikan dukungan terhadap pendapat yang
dikemukakan dalam makalah.
 Menempatkan makalah dlm konteks ilmiahnya, yaitu
menghubungkan makalah tersebut dengan kemajuan
pengetahuan ilmiah terkini.
Cara Pengacuan Pustaka
 Sistem nama-nomor (sistem Vancouver)
 Pengacuan dalam teks, tabel, dan keterangan
gambar ditunjukkan dengan nomor secara
berurutan.
 Pustaka acuan diberi nomor dan dicantumkan
dalam daftar pustaka dengan urutan sesuai
urutannya diacu pertama kali (bukan
berdasarkan
urutan abjad nama penulisnya).
 Pengacuan berikutnya untuk rujukan yang sama
menggunakan nomor yang sama seperti
pengacuan pertama.
Cara Pengacuan Pustaka (lanjutan)
 Sistem nama-nomor
Contoh:
Berbagai jenis senyawa kumarin ditemukan sebagai
metabolit sekunder pada tumbuhan hijau dan produk
metabolisme pada bakteri dan cendawan [1–3]. Selain
memiliki sifat farmakologi dan pengobatan yang
potensial
[4–6], senyawa kumarin tertentu yang diisolasi dari
tum-
buhan telah diketahui beracun terhadap serangga [7–
12].
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Surangin B diekstrak dan dimurnikan dari akar
Cara Pengacuan Pustaka (lanjutan)

 Kelebihan sistem nama-nomor


• Tidak terlalu mengganggu pembacaan teks.
• Menghemat ruangan, kertas, dan biaya.
Cara Pengacuan Pustaka (lanjutan)

 Kekurangan sistem nama-nomor


• Setiap kali harus melihat daftar pustaka bila
ingin
mengetahui nama penulis pustaka yg diacu.
• Bila ada pengacuan yg perlu ditambahkan atau
dihilangkan, harus dilakukan pengaturan dan
penomoran ulang pustaka dalam daftar
pustaka.
• Nama penulis kurang dikenal bila hanya muncul
pada daftar pustaka, tetapi tidak pernah
disebut
dalam teks.
Cara Pengacuan Pustaka (lanjutan)
 Sistem nama-tahun
 Pengacuan dlm teks, tabel, dan keterangan gambar
ditunjukkan dgn nama penulis dan tahun
penerbitan dari pustaka yg diacu.
 Nama penulis dan tahun ditulis dlm tanda kurung
bila nama penulis bukan merupakan bagian dari
pernyataan yg mengandung pengacuan.
 Bila nama penulis menjadi bagian dari pernyataan
yg mengandung pengacuan, hanya tahun
penerbitan
yg ditulis dalam tanda kurung.
 Pustaka dicantumkan dlm daftar pustaka
berdasarkan
Cara Pengacuan Pustaka (lanjutan)

 Kelebihan sistem nama-tahun


• Penambahan atau pengurangan pengacuan tidak
mengakibatkan pengaturan dan penomoran
ulang
pustaka dalam daftar pustaka.
• Dalam beberapa hal, pembaca dapat segera
mengetahui jenis pustaka yg diacu hanya dgn
mengetahui nama penulis pada pengacuan.
• Tahun penerbitan pada pengacuan memberikan
gambaran sejarah mengenai perkembangan
konsep dan metode yang dibahas.
Cara Pengacuan Pustaka (lanjutan)
 Kekurangan sistem nama-tahun
• Bila rujukannya banyak, deretan pengacuan pada
teks dapat mengganggu kelancaran
membaca.
• Aturan penulisan pengacuan dan pustaka pada
sistem ini lebih rumit dibandingkan dengan
sistem
nama-nomor.
 Contoh cara pengacuan (sistem nama-tahun)
 Penulis tunggal
Penggunaan insektisida yang intensif telah mengaki-
batkan berkembangnya resistensi pada Liriomyza trifolii
terhadap hampir semua jenis insektisida yang
terdaftar (Leibee 1981).

 Nama organisasi/lembaga sebagai pengarang


Salah satu komponen penting dari program
pengelolaan resistensi insektisida pada Liriomyza
trifolii ialah rotasi antara abamektin dan siromazin,
dan pada dua aplikasi yang berurutan tidak
digunakan
insektisida yang sama (FFVA 1991).
 Contoh cara pengacuan (lanjutan)
 Nama penulis tidak dicantumkan
Kebijakan pertahanan yang paling keras
(Anonim
1990) baru-baru ini muncul dalam . . .

 Nama penulis sebagai bagian teks


Hasil penelitian Achmad (1996) menunjukkan
adanya penurunan aktivitas polifenoloksidase
dan peroksidase pada bibit pinus dari umur 1
sampai 2 bulan.

Bila rangkaian kajian yang dilakukan Smith


(1958,
 Contoh cara pengacuan (lanjutan)
 Pengacuan thd pustaka oleh penulis yang sama dgn
thn penerbitan berbeda
Aktivitas insektisida ekstrak Meliaceae
beragam
bergantung pada spesies tanaman dan
serangga uji
(Nugroho 1997, 1999).

 Pengacuan pustaka oleh penulis yang sama dan thn


penerbitan sama
Hasil penelitian terkini (Nugroho 1999a,
1999b)
mengenai sifat insektisida tanaman Meliaceae
 Contoh cara pengacuan (lanjutan)

 Pengacuan pustaka oleh penulis berbeda dengan nama


keluarga sama dan tahun penerbitan sama
Hasil survei baru-baru ini (Nasution IP 1999;
Nasution RN 1999) menunjukkan bahwa . . .

 Pengacuan pustaka oleh dua pengarang


Hasil survei baru-baru ini (Nasution & Harahap 1999)
menunjukkan bahwa . . .

 Pengacuan pustaka oleh tiga atau lebih pengarang


. . . tetapi kajian yang lebih akhir (Dawson et al.
1987) menunjukkan bahwa . . .
 Contoh cara pengacuan (lanjutan)

Bila nama pengarang pertama & tahun penerbitan sama


pada beberapa pustaka (utk 3 atau lebih pengarang)
(Smith et al. 1990a)
(Smith et al. 1990b)

 Pengacuan ganda (pengacuan pada 2 atau lebih pustaka


dgn pengarang berbeda)
Jenis-jenis Aglaia yang sifat insektisidanya telah
diketahui antara lain A. edulis, A. elaeagnoidea, A.
elliptica, A. harmsiana, A. lawii, A. odorata, A.
oligophylla, A. perviridis, dan A. tomentosa
(Mikolajczak et al. 1989; Satasook et al. 1994).
 Contoh cara pengacuan (lanjutan)

 Pengacuan sekunder
Thung (1932 dalam Trisusilowati 1989) membedakan
gejala pada tanaman tembakau yang terinfeksi virus
krupuk tembakau menjadi tiga tipe, yaitu krupuk
biasa, keriting, dan krupuk jernih.
atau
Gejala pada tanaman tembakau yang terinfeksi virus
krupuk tembakau dapat dibedakan menjadi tiga tipe,
yaitu krupuk biasa, keriting, dan krupuk jernih
(Thung 1932 dalam Trisusilowati 1989) .
 Contoh cara pengacuan (lanjutan)

 Komunikasi pribadi
Cendawan endofit pada tanaman kubis memiliki
prospek yang baik untuk digunakan dalam
pengendalian penyakit akar gada (Widodo 5 April
2004, komunikasi pribadi)

 Pengacuan pada catatan kaki


Sumber: Smith (1989).
 Contoh cara pengacuan (lanjutan)

 Artikel siap terbit (tahun rencana penerbitan sudah


diketahui): cara pengacuan dalam tubuh tulisan seperti
untuk artikel yang sudah terbit (seperti contoh-contoh
di atas).

 Artikel sedang dikirimkan untuk publikasi tetapi belum


ada persetujuan penerbitannya: tidak dapat diacu
dalam karya ilmiah.
Cara Penulisan Pustaka

 Artikel jurnal
 Format
Pengarang. Tahun. Judul artikel. Nama jurnal volume
(nomor): halaman.

 Contoh
- Pengarang perorangan
Schuster DJ. 1994. Life-stage specific toxicity of
insecticides to parasitoids of Liriomyza trifolii. Int J
Pest Manage 40:191-194.
 Artikel jurnal, pengarang perorangan (lanjutan)
Mikolajczak KL, Zilkowski BW, Bartelt RJ. 1989. Effect
of meliaceous seed extracts on growth and survival
of Spodoptera frugiperda (JE Smith). J Chem Ecol
15:121-128.

- Bila > 5 pengarang, utk pustaka bukan perangkat lunak,


semua nama penulis dicantumkan dlm daftar pustaka.
Utk perangkat lunak, hanya 5 pengarang pertama yg
ditulis, kemudian diikuti et al.

Nugroho BW, Güssregen V, Wray V, Witte L, Bringmann


G, Proksch P. 1997. Insecticidal rocaglamide
derivatives from Aglaia elliptica and Aglaia harmsiana.
Phytochemistry 34: 579-580.
Cara Penulisan Pustaka (lanjutan)
- Organisasi sebagai pengarang
[IUB] International Union of Biochemistry, Nomenclature
Committee. 1989. Nomenclature for multienzymes:
recommendations 1989. Eur J Biochem 185:485-486.

- Nama pengarang tidak dicantumkan


[Anonim]. 1976. Epidemiology for primary health care.
Int J Epidemiol 5:224-225.

- Artikel khusus
Galvin R. 1998. Science roadmaps [editorial]. Science
280:803.
Cara Penulisan Pustaka (lanjutan)

- Artikel dengan halaman terputus


Crews D, Gartska WR. 1981. The ecological
physiology of the garter snake. Sci Am 245:158-
164; 166-168.

- Artikel dalam jurnal dengan pemberian nomor


halaman berdasarkan nomor penerbitan (setiap
terbitan dimulai dengan halaman 1)
Horn PM. 2005. The changing nature of innovation.
Res Technol Manage 48(6):28-31.
[nomor penerbitan dicantumkan dalam tanda kurung
setelah nomor volume]
Cara Penulisan Pustaka (lanjutan)

- Artikel pada bagian tambahan (supplement) dalam


suatu nomor penerbitan
Gardos G, Cole JO, Haskell D, Marby D, Paine SS,
Moore P. 1988. The natural history of tardive
dyskinesia. J Clin Pharmacol 8(4 Suppl):31S-37S.

- Artikel pada bagian tambahan (supplement) dalam


suatu volume
Magni F, Rossoni G, Berti F. 1988. BN-52021 protects
guinea-pig from heart anaphylaxis. Pharm Res
Commun 20 Suppl 5:75-78.
Cara Penulisan Pustaka (lanjutan)

- Artikel dalam bahasa lain


Nemoto HK, Kiritani K, Ono H. 1984. [Enhancement
of the intrinsic rate of natural increase induced by
the treatment of the diamondback moth (Plutella
xylostella (L.)) with sublethal concentration of
methomyl] [dalam bahasa Jepang]. Jap J Appl
Entomol Zool 28:150-155.
Cara Penulisan Pustaka (lanjutan)

 Penerbitan berseri dengan nomor volume


 Format
Pengarang. Tahun. Judul artikel. Nama penerbitan
volume: halaman.
 Contoh
Hagler JR, Jackson CG. 2001. Methods for marking
insects: current techniques and future prospects.
Annu Rev Entomol 46:511-543.
[nama editor dan penerbit tidak perlu dicantumkan]
Cara Penulisan Pustaka (lanjutan)

Buku
 Format
Pengarang [atau editor]. Tahun. Judul Buku. Ed ke-n
(untuk edisi ke-2 dst.) Tempat publikasi: Nama
penerbit.

 Contoh
- Buku dengan pengarang perorangan
Shriner RL, Hermann CKF, Morrill TC, Curtin DY, Fuson
RC. 2004. The Systematic Identification of Organic
Compounds. Ed ke-8. New York: J Wiley.
 B u k u (lanjutan)
- Buku dengan editor
Coats JR, Yamamoto H, editor. 2003. Environmental Fate
and Effects of Pesticides. Washington DC: Am Chem Soc.

Rifai MA, Sakri A, editor. 1992. Bunga Rampai Metodologi


Penelitian. Jakarta: DP3M, Ditjen Dikti, Depdikbud.

- Buku dengan lembaga sebagai pengarang


[CBE] Council of Biology Editors, Style Manual Committee.
1994. Scientific Style and Format: The CBE Manual for
Authors, Editors, and Publishers. Ed ke-6. Cambridge:
Cambridge Univ Pr.
 B u k u (lanjutan)
- Buku terjemahan
 Format
Pengarang [atau editor]. Tahun. Judul Buku Terje-
mahan. Ed ke-n (untuk edisi ke-2 dst.) Nama
penerjemah, penerjemah. Tempat penerbitan:
Nama penerbit. Terjemahan dari: Judul Buku Asli.

 Contoh
Kalshoven LGE. 1981. The Pests of Crops in Indonesia.
Laan PA van der, penerjemah. Jakarta: Ichtiar Baru-
van Hoeve. Terjemahan dari: De Plagen van de
Cultuurgewassen in Indonesie.
Cara Penulisan Pustaka (lanjutan)
 Bab atau bagian dari buku dengan pengarang berbeda-
beda dan disertai editor
 Format
Pengarang artikel. Tahun. Judul artikel. Di dalam:
Nama editor, kata “editor”. Judul Buku. Ed ke-n
(untuk edisi ke-2 dst.). Tempat publikasi: Nama
penerbit. nomor halaman artikel.
 Contoh
Mondal KK, Verma JP. 2002. Biological control of cotton
diseases. Di dalam: Gnanamanickam SS, editor.
Biological Control of Crop Diseases. New York:
Marcel Dekker. hlm 87-109.
 Artikel dalam prosiding pertemuan ilmiah
 Format
Pengarang artikel. Tahun. Judul artikel. Di dalam: Nama
editor, kata “editor”. Judul Publikasi. Nama Pertemuan
Ilmiah; Tempat pertemuan, tanggal pertemuan.
Tempat publikasi: Nama penerbit. nomor hlm artikel.
 Contoh
Zulyusri, Santoso T, Sudirman LI. 2006. Keefektifan
berbagai isolat Beauveria bassiana terhadap larva
Crocidolomia pavonana. Di dalam: Arifin M et al.,
editor. Entomologi dalam Perubahan Lingkungan dan
Sosial. Prosiding Seminar Nasional Perhimpunan
Entomologi Indonesia (PEI); Bogor, 5 Oktober 2004.
Bogor: PEI. hlm 345-356.
Cara Penulisan Pustaka (lanjutan)

 Skripsi, tesis, disertasi


 Format
Pengarang. Tahun. Judul [jenis publikasi]. Tempat
institusi: Nama institusi.

 Contoh
Octavianty Y. 2004. Preferensi peneluran Oxya spp.
(Orthoptera: Acrididae) pada lima varietas talas
(Colocasia esculenta [L.] Schoot) [skripsi]. Bogor:
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Cara Penulisan Pustaka (lanjutan)

 Surat kabar
 Format
Pengarang. Tahun. Judul. Nama surat kabar tanggal,
bulan, dan tahun terbit:nomor halaman (nomor
kolom).
 Contoh
[Anonim]. 2005. Teknik subak solusi bagi TPA
Leuwigajah. Kompas 17 Maret 2005:10 (kolom 8-9).
 Surat kabar (lanjutan)

[Anonim]. 2005. Buah merah belum terbukti


sembuhkan kanker. Media Indonesia 4 April 2005:
24 (kolom 6-7). [penulis hanya ditunjukkan
singkatan namanya]

Maryoto A. 2005. Kebijakan pertanian di tengah arus


perdagangan dunia. Kompas 19 Maret 2005:43
(kolom 1-9).

[Anonim]. 2007. Mengambil keputusan [editorial].


Kompas 9 Maret 2007:6 (kolom 1-2).
Cara Penulisan Pustaka (lanjutan)

 Kaset audio, kaset video, CD-ROM, VCD, dan DVD


 Format
Pengarang atau editor. Tahun. Judul [jenis media].
Produsen (bila berbeda dengan penerbit). Tempat
terbit: Nama penerbit. Deskripsi fisik. Bahan
penunjang (bila ada).
 Contoh CD-ROM
Lawrence JE, Hastings AM, Dallwitz MJ, Paine TA,
Zurcher EJ. 2002. Beetles of the world [CD-ROM].
Collingwood (Vic): CSIRO. 1 CD-ROM dengan
penuntun di dalamnya.
Cara Penulisan Pustaka (lanjutan)

 Contoh kaset video


Hanging BC, Campbell CL. 1997. Healthy plants –
our future [kaset video]. School of Agriculture and
Life Sciences, North Carolina State University,
produsen. St. Paul (MN): APS. 1 kaset video: 23
menit, bersuara, berwarna.
Cara Penulisan Pustaka (lanjutan)

 Artikel dari jurnal on-line


 Format
Pengarang. Tahun. Judul artikel. Nama jurnal Volume
(nomor): halaman atau nomor artikel [tipe media].
Alamat web [tanggal, bulan, dan tahun akses].
 Contoh
Doyon J, Boivin G. 2005. The effect of development
time on the fitness of female Trichogramma
evanescens. J Insect Sci 5:4 [jurnal on-line].
http://www.insectscience.org/5.4 [21 Mar 2005].
Cara Penulisan Pustaka (lanjutan)

 Publikasi bukan jurnal dari situs web


 Format
Pengarang. Tahun. Judul artikel. Penerbit. Alamat
web [tanggal, bulan, dan tahun akses].
 Contoh
Daniells J, Geering A, Thomas J. 2004. Banana streak
disease. Queensland Department of Primary
Industries and Fisheries. http://www.dpi.qld.gov.au/
horticulture/5047.html [21 Mar 2005].
Cara Penulisan Pustaka (lanjutan)
 Paten
 Format
Nama penemu paten, kata “penemu”; lembaga
pemegang paten. Tanggal publikasi (pendaftaran)
paten [tgl bln thn]. Nama barang atau proses yg
dipatenkan. Nomor paten.
 Contoh
Mattjik NA, Purwito A, Wattimena GA, penemu; Institut
Pertanian Bogor. 3 Nov 2000. Komposisi zat
pengatur tumbuh untuk meningkatkan produksi umbi
mini kentang. ID 0 000 412 S.
Cara Penulisan Pustaka (lanjutan)
 Peta
 Format
Area yg diwakili. Tahun terbit. Judul [jenis peta].
Tempat terbit: nama penerbit. Deskripsi fisik.
 Contoh
Asia. 2000. Distribution maps of plant pests: Cricula
trifenestrata [peta persebaran]. Map 601. Walling-
ford: CABI. 1 lembar, berwarna.
Cara Penulisan Pustaka (lanjutan)
 Dokumen peraturan perundangan
 Format
Nama lembaga. Tahun terbit. Judul peraturan per-
undangan. Tempat terbit: nama penerbit. Deskripsi
fisik.
 Contoh
[RI] Presiden Republik Indonesia. 1995. Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1995
tentang Perlindungan Tanaman. Jakarta: RI.
 Abstrak
Format penulisan disesuaikan dg jenis pustakanya dg
tambahan keterangan “[abstrak]” setelah judul artikel
dan nomor abstrak di akhir pustaka.

 Format abstrak makalah pertemuan ilmiah


Pengarang artikel. Tahun. Judul abstrak [abstrak]. Di
dalam: Nama editor, editor. Judul Publikasi dan/atau
Nama Pertemuan Ilmiah; Tempat pertemuan, tanggal
pertemuan. Tempat publikasi: Nama penerbit. Nomor
hlm abstrak. Nomor abstrak.
 Contoh abstrak makalah pertemuan ilmiah
Sumarni G. 2005. Rayap perusak kayu dan upaya
pencegahannya [abstrak]. Di dalam: Buku Panduan
Seminar Nasional dan Pameran Pestisida Nabati III;
Bogor, 21 Juli 2005. Bogor: Balittro. hlm 2. Abstr
MU-02.

Bila abstrak diperoleh dari suatu situs web, setelah nomor


abstrak ditambahkan tanggal akses—[tgl bln thn].

 Format abstrak artikel jurnal


Pengarang. Tahun. Judul artikel [abstrak]. Nama
jurnal volume (nomor): halaman. Nama pangkalan
data sumber abstrak. Nomor abstrak. Tanggal akses
(bila abstrak diperoleh dari Internet).
 Contoh abstrak artikel jurnal di internet
Zhang YG, Xu HH, Huang JG, Chiu SF. 2000. The
antifeeding activity of Tephrosia vogelii Hook. f.
against species of Lepidoptera [abstrak]. J South
China Agric Univ 21:26-29. http://
www.wanfangdata.com. cn/qikan/periodical.Articles/
hnnydxxb/hnny2000/0004/000408.htm [21 Mar
2007]
 Contoh abstrak artikel jurnal dalam CD-ROM database
artikel jurnal
Addison JA. 1993. Persistence and nontarget effects of
Bacillus thuringiensis in soil: a review [abstrak]. Can
J For Res 23:2329-2342. CAB Abstracts. AN
940604548.

Anda mungkin juga menyukai