Anda di halaman 1dari 31

Skenario

Upaya Promosi Kesehatan

Seorang dokter A, PTT ditugaskan di sebuah Puskesmas di Desa Rejomulyo Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampund Selatan. Setelah 6 bulan ia mengabdi, terjadi peningkatan kasus DHF di desa tersebut diadakan rapat koordinasi internal di puskesmas tersebut yang dipimpin Kepala Puskesmas. Salah satu upaya yang disepakti adalah promosi kesehatan karena merupakan salah satu aspek penting dalam pencegahan penyakit yang sesuai dengan yang tertera di dalam Ottawa Charter. Dokter A mendapat tugas dari Kepala Puskesmas untuk merancang upaya promosi kesehatan dalam penanggulangan kasus tersebut. Dokter A mengingat tentang langkah-langkah sesuai dengan yang ia dapatkan waktu pendidikan dokter. Untuk memetakan penyebab meningkatnya kasus DHF ia menggunakan Teori Perilaku dari Lawrence Green untuk menentukan kemungkinan penyebab masalah sehingga ia dapat menentukan alternatif pemecahan maslah tersebut. Selanjutnya ia menentukan metode home visit yang paling tepat dalam rangka mengkomunikasikan pesan kesehatan. Ia membuat media promosi kesehatan yang sesuai. Selain itu, ia juga menganggap pentingnya metode demonstrasi untuk menjelaskan penggunaan bubuk abate. Dokter A juga melakukan advokasi dan kemitraan dengan pihak-pihak terkait agar upaya promosi kesehatan dapat berhasil.

STEP 1

Promosi kesehatan

: pengendalian lingkungan untuk perbaikan kesehatan masyarakat, untuk mencapai derajat kesehatan sempurna (fisik, mental, sosial)

Advokasi

: pendekatan pada pembuat kebijakan untuk menguatkan program kesehatan

Kemitraan

: melakukan kerjasama antar individu, kelompok untuk meningkatkan upaya kesehatan

Home visit

: promosi kesehatan dimana pelaku kesehatan manjadi pusat pengobatan dengan cara mendatangi ke rumah

Ottaca Charter

: supatu piagam hasil konfrensi promosi kesehatan internasional di Ottawa, Canada yang berisi strategi promosi kesehatan

STEP 2

1. Apa tujuan dari promosi kesehatan? Bagaimana cara merancangnya? 2. Apa saja jenis media promosi kesehatan? 3. Jelaskan teori perilaku L. Green! 4. Apa strategi promosi kesehatan menurut Ottawa Charter? 5. Bagaimana melakukan advokasi dan kemitraan yang baik 6. Apa saja metide dalam promkes? Yang mana yang sesuai dengan kasus? 7. Apa langkah yang harus dilakukan bila promkes gagal?

STEP 3 1. Tujuan promkes adalah sesuai denga visi promosi kesehatan sesuai dengan UU kesehatan no 23 tahun 1992 yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memeluhara dan meningkatkan deajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosial sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial.

Sedangkan misinya yaitu

advokasi kemitraan memampukan

Cara merancang promosi kesehatan Analisis masalah kesehatan

Problem solving

2. Media promosi kesehatan

Media cetak Media elektronik Papan (billboard)

3. Teori perilaku L. Green

Faktor predisposisi Faktor pendukung Faktor pendorong

4. Strategi Promosi kesehatan Menurut WHO Advokasi Dukungan sosial Pemberdayaan masyarakat

Menurut Ottawa Charter

kebijakan berwawasan kesehatan Lingkungan yang mendukung Reorientasi pelayanan kesehatan Keterampilan individu Gerakan masyarakat

5. Melakukan advokasi

keterampilan melobby Menyampaikan informasi Keterampilan meyakinkan

6. Metode promosi kesehatan

metode promkes

Individu

kelompok

massa

teknik

media

sasaran

Kel. Besar

kel. Kecil

7. Cara mengevaluasi

- analisis masalah - perbaiki cara intervensi - evaluasi input proses output

STEP 4 1. Visi promosi kesehatan sesuai dengan UU kesehatan no 23 tahun 1992 yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memeluhara dan meningkatkan deajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosial sehingga produktif secara ekonomi maupun sosial. Sedangkan misinya yaitu advokasi : pendekatan dengan para pembuat kebijakan Kemitraan : menjalin kerja sama dengan berbagai sektor yang mendukung upaya kesehatan

Memampukan: memberikan pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan status ekonomi dan status kesehatan

2. Teori perubahan perilaku a. Predispotition factor : mencakup peengetahuan, niat, tradisi, kepercayaan masyarakat yang mendukung pada perilaku kesehatan b. Enabling factor : mancakup sarana dan prasarana c. Reinforcing factor : mencakup kebijakan dan peraturan rentang kesehatan, orangorang yang berpengaruh di manyarakat

3. Strategi kesehatan menurut Ottawa Charter a. Kebijakan berwawasan kesehatan Setiap kebijakan harus memperhatikan dampak kebijakan tersebut bagi lingkungan

b. Supportive environment meliputi merangkul pemimpin organisasi masyarakat, pengeloa tempat umum c. Reorientasi pelayanan kesehatan yaitu harus mengubah orientasi pelayanan kesehatan bahwa harus ada kerja sama dari provider dan konsumen d. Individula skill yaitu memberikan pengtahuan mulai dari tingkat individu sehingga bisa meningkatkan kesehtan keluarga dan kesehatan mesyarakat e. Gerakan masyarakat Strategi kesehatan WHO a. Advokasi b. Kemitraan c. Pemberdayaan masyarakat 4. Sasaran promosi kesehatan a. Primer : keluarga, langsung pada tujuan b. Sekunder : memberikan pendidikan pada tokoh masyarakat, tokoh agama c. Tersier : para panentu kebijakan

5. Metode promosi kesehatan a. Teknik : penyuluhan dan tidak penyuluhan b. Sasaran : individu, kelompok, massal c. Media : audio, visual, kombinasi

6. Evaluasi terhadap input, proses, output

STEP 5 1. Jelaskan tentang advokasi dan kemitraan 2. Jelaskan tentang alat peraga menurut kerucut edgar dele 3. Buat rancangan promosi kesehatan sesuai kasus

STEP 6 Belajar Mandiri

STEP 7

1.

Advokasi dan Kemitraan

ADVOKASI
Definisi Advokasi

Advokasi adalah aksi strategis yang ditujukan untuk menciptakan kebijakan public yang bermanfaat bagi masyarakat atau mencegah munculnya kebijakan yang diperkirakan merugikan masyarakat. (Socorro Reyes, Local Legislative Advocacy Manual, Philippines: The Center for Legislative Development, 1997).

Advokasi terdiri atas sejumlah tindakan yang dirancang untuk menarik perhatian masyarakat pada suatu isu, dan mengontrol para pengambil kebijakan untuk mencari solusinya. Advokasi itu juga berisi aktifitas-aktifitas legal dan politis yang dapat mempengaruhi bentuk dan praktik penerapan hukum. Inisiatif untuk melakukan advokasi perlu diorganisir, digagas secara strategis, didukung informasi, komunikasi, pendekatan, serta mobilisasi (Margaret Schuler, Human Rights Manual)

Advokasi adalah aksi kolektif yang terencana untuk mengubah iklim politik yang melibatkan semua pengemban kepentingan (stakeholder), yang diarahkan untuk mengatasi isu-isu dan problem-problem spesifik melalui kebijakan publik. (LaporanbAkhir tentang

10

Central Asian NGOs Advocacy Training and Study Tour, March 1-12,1999, The Philippines, The Center for Legislative Development)

Advokasi melibatkan berbagai strategi yang ditujukan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan publik baik di tingkat lokal, nasional dan internasional; dalam advokasi itu secara khusus harus memutuskan: siapa yang memiliki kekuasaan dalam membuat keputusan; bagaimana cara mengambil keputusan itu; dan bagaimana cara menerapkan dan menegakkan keputusan. (Lisa VeneKlassen and Valerie Miller, The Action Guide for Advocacy and Citizen Participation, Washington D.C.: The Asia Foundation, 2002).

Advokasi adalah aksi yang strategis dan terpadu, oleh perorangan atau kelompok masyarakat untuk memasukkan suatu masalah ke dalam agenda kebijakan, dan mengontrol para pengambil keputusan untuk mengupayakan solusi bagi masalah tersebut sekaligus membangun basis dukungan bagi penegakan dan penerapan kebijakan publik yang di buat untuk mengatasi masalah tersebut.

11

Ada beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi advokasi anda, yakni: faktor lingkungan, pengemban kepentingan (stakeholder), dan strategi itu sendiri. Tahapan-tahapan berikut ini dapat dijadikan panduan anda dalam mengembangkan strategistrategi advokasi anda:

Tahap 1: Melakukan Penilaian pada lingkungan advokasi anda Kampanye advokasi berbeda dari satu negara ke negara lain dikarenakan lingkungan kebijakan masing-masing negara juga berbeda. Sebelum memilih strategi advokasi yang

12

cocok dengan konteks negara, maka organisasi yang melakukan advoksi harus menilai semua aspek kekuatan, kelemahan, serta peluang dan ancaman yang ada di dalam lingkungannya. Konteks politik dan sosial ekonomi, terutama yang melatarbelakangi ketiga pelaku negara, pelaku pasar dan pelaku masyarakat sipil, sangat menentukan jenis strategi apa yang cocok untuk digunakan. Perlu diingat: strategi yang paling efektif harus dapat memanfatkan segala kekuatan organisasi, dan memanfatkan semua peluang yang ada.

Tahap 2: Mengenali Para Pengemban kepentingan (stakeholder) dari Isu Advokasi Anda Dalam mengembangkan strategi advokasi anda juga perlu mengetahui pihak-pihak mana saja yang terkena dampak masalah yang dihadapi, dan siapa saja yang memegang kekuasaan untuk mengatasi masalah itu. Tak kalah penting-nya, anda harus mengetahui pihak-pihak yang memiliki sumber daya yang diperlukan, dengan demikian anda menjadi tahu siapa yang harus dihubungi dan dimintai bantuan atau dukungan.

Tahap 3: Memilih Strategi yang Tepat Untuk dapat memilih sebuah strategi atau kombinasi beberapa strategi anda harus memahami berbagai altenatif strategi yang dapat digunakan untuk melancarkan advokasi: advokasi media, advokasi legislatif, advokasi melalui lembaga eksekutif dan birokrasi, advokasi melalui pengadilan, dan membangun koalisi. Pilihan strategi anda dapat didasarkan pada ketepatannya, efisiensinya, serta keefektifannya. Keberhasilan sebuah kampanye advokasi juga tergantung pada pengaturan waktu dan kejelian pihak yang melakukan advokasi dalam menyesuaikan advokasi dengan momen yang pas.* Yang dimaksud momen adalah peluang
13

politis yang kondusif bagi sebuah advokasi, misalnya: acara pemilihan umum, peristiwaperistiwa internasional dan rapat-rapat pengambilan keputusan, berbagai tahap perumusan undang-undang atau peristiwa kriminal yang meninggalkan tragedi luar biasa. Organisasi anda harus dapat mengambil kesempatan selagi peluang-peluang seperti itu muncul.

Mengidentifikasi Para Pengemban Kepentingan (stakeholder) Advokasi Anda Demi efektifnya advokasi, anda perlu mengetahui para pengemban kepentingan (stakeholder) advokasi, yakni orang-orang atau kelompok-kelompok yang peduli, atau mereka-mereka yang akan menikmati dampak dari perjuangan anda untuk mengubah keadaan status quo. Pengetahuan ini sangat penting bukan hanya untuk menggalang sekutu dan pendukung advokasi anda, namun juga untuk memprediksikan reaksi atau serangan balik yang akan anda alami dalam perjuangan mengubah keadaan itu. Kerangka kerja pemetaan kekuatan sangat penting kedudukannya di sini untuk mengidentifikasi pelaku negara, pelaku pasar, dan pelaku masyarakat sipil yang memiliki pengaruh, kekuasaan, dan kepentingan, atau terkena dampak masalah yang anda perjuangkan. Untuk mengidentifikasi pengemban kepentingan (stake holder) advokasi, anda perlu mengevaluasi kebutuhan-kebutuhan, kelemahan dan kekuatan dari semua lembaga yang terlibat dalam isu tersebut, serta berbagai ancaman dari luar. Proses ini akan sangat mempermudah rencana advokasi anda, sebab sejak awal anda sudah mengetahui bentuk-bentuk partisipasi dan peranan stakholder yang diperlukan dalam mendukung upaya advoksi anda.

14

Tahap-Tahap Analisis Pengemban kepentingan (stake-holder)

Tahap 1: Membuat daftar pengemban kepentingan (stakeholder) yang terlibat dalam isu advokasi anda Kategorikan mereka itu menjadi target, sekutu, lawan dan konstituen advokasi anda. Klasifikasi tersebut dapat dibuat berdasarkan sejauh mana orang-orang atau kelompok masyarakat itu terpengaruh oleh isu yang anda perjuangkan, dan seberapa tingkat keseriusan dampak atau pengaruh tersebut bagi mereka. Target advokasi Target advokasi adalah orang-orang yang memiliki kekuasaan untuk memenuhi tuntutan advokasi anda, seperti mengubah atau mencabut kebijakan lama, mengalokasikan sumber dana, dan sebagainya. Termasuk ke dalam kelompok ini adalah para anggota dewan legislatif, menteri-menteri kabinet, pimpinan eksekutif organisasi, dan sebagainya. Mereka bisa dikategorikan sebagai target primer atau sekunder, tergantung besar kecilnya kekuasaan yang mereka miliki. Target advokasi bisa berasal dari level lokal, nasional, atau bahkan internasional, semuanya ter-gantung pada isu advokasi yang anda kemukakan Sekutu Advokasi Mereka adalah orang-orang yang akan mendukung isu advokasi anda. Mereka bisa berasal dari media, organisasi kemasyarakatan, organisasi non-pemerintah, dan sebagainya. Lawan atau musuh advokasi Mereka adalah orang-orang atau kelompok yang mungkin menentang atau sengaja menghambat advokasi anda. Konstituen advokasi
15

Konstituen advokasi adalah kelompok perorangan atau masyarakat yang terkena dampak isu advokasi anda, dan secara langsung akan menikmati perubahan yang dihasilkan advoksi anda.

Tahap 2: Identifikasi kepentingan, motivasi, nilai-nilai dan sumber daya yang mereka miliki Advokasi sebetulnya adalah seni menggali segala kemungkinan. Strategi advokasi yang baik dapat mengubah lawan, target dan konstituen menjadi sekutu advokasi anda. Pertanyaanpertanyaan berikut ini dapat anda jadikan panduan dalam memetakan kekuatan mereka. TARGET SEKUTU LAWAN KONSTITUEN 1. Siapa memiliki kekuasaan untuk memenuhi tuntutan advokasi anda? 2. Dapatkah anda menguasai mereka, kalau ya, di mana letak kekuatan anda? 3. Siapa yang kemungkinan akan menentang advokasi anda? 4. Apa yang akan mereka lakukan untuk menghambat anda? 5. Seberapa kuatkah mereka? 6. Masalah siapakah yang anda perjuangkan dengan advokasi ini? 7. Siapa yang akan diuntungkan dengan advokasi ini? 8. Bisakah anda melibatkan mereka dalam advokasi anda? 9. Siapa yang akan mendukung advokasi anda? 10. Apa yang akan mereka peroleh jika mendukung perjuangan anda? 11. Di mana letak kekuatan mereka dalam mempengaruhi target advokasi?

16

Membangun Konstituen Upaya membangun konstituen harus dilakukan dengan mengorganisir masyarakat agar mereka memahami dan dapat mengambil tindakan pada problem-problem yang dipicu oleh kesenjangan sosial ekonomi dan ketidakadilan politik. Anda harus membantuk jaringan dan koneksi yang kuat antara masyarakat, organisasi non pemerintah dan lain-lain pihak yang akan membentuk suara masyarakat yang cukup keras terdengar para pembuat kebijakan, dan membuat mereka benar-benar melakukan sesuatu. Di samping itu, upaya advokasi jangka panjang menuntut kerjasama dan hubungan yang kuat antar kelompok-kelompok konstituen. Di antara berbagai kegiatan penggalangan konstituen yang lazim dilakukan adalah pembentukan organisasi-organisasi politik, memberikan layanan kesehatan atau bantuan ekonomi, memberikan layanan pendidikan, latihan, seminar, dan sebagainya. Masyarakat di sekitar anda merupakan basis konstituen. Dalam membangun konstituen untuk keperluan advokasi anda, anda harus melakukan pemetaan kelompok-kelompok masyarakat sipil yang ada di tengah-tengah ma-syarakat. Mereka itu antara lain adalah: 1. Organisasi-organisasi akar rumput (grassroots), missalnya paguyuban perempuan petani, aliansi rakyat miskin perkotaan, asosiasi nelayan, serikat pekerja, koperasi, dan lain-lain. 2. Organisasi profesi seperti persatuan guru, dokter, asosiasi pengacara, dan lain-lain. 3. Kelompok-kelompok sektoral, misalnya aktifis HAM, karang taruna, veteran, asosiasi manula, serikat pekerja, dan sebagainya. 4. Lembaga-lembaga pendidikan atau akademisi. 5. Organisasi-organisasi keagamaan. 6. Kelompok-kelompok bisnis.

17

Partisipasi massa sangat diperlukan dalam membangun konstituen; peranan merekadalam advokasi sangat diperlukan, karena: Partisipasi itu dapat mengembangkan peranan kelompok masyarakat dalam pembuatan kebijakan; Partisipasi mereka sangat membantu mereka dalam menganalisis isu, memikirkan solusi yang tepat dan memperkuat organisasi mereka; Memberikan informasi kepada pemerintah, yang dapat dijadikan dasar perubahan kebijakan; Memberikan saluran bagi mereka untuk melaksanakan hak-hak dan tanggung jawab mereka dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang responsif dan bertanggung jawab; dan Meningkatkan akuntabilitas pemerintah.

KEMITRAAN
Kemitraan (partnership) pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok. Kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok atau organisasiorganisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu.

Kemitraan adalah hubungan (kerjasama) antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan (memberikan manfaat). Kesehatan adalah hak azasi manusia, merupakan investasi, dan sekaligus merupakan kewajiban bagi semua pihak. Masalah kesehatan saling berkaitan dan saling mempengaruhi dengan masalah lain, seperti

18

masalah pendidikan, ekonomi, sosial, agama, politik, keamanan, ketenagakerjaan, pemerintahan, dll.

Karenanya masalah kesehatan tidak dapat diatasi oleh sektor kesehatan sendiri, melainkan semua pihak juga perlu peduli terhadap masalah kesehatan tersebut, khususnya kalangan swasta. Dengan peduli pada masalah kesehatan tersebut, berbagai pihak khususnya pihak swasta diharapkan juga memperoleh manfaat, karena kesehatan meningkatan kualitas SDM dan meningkatkan produktivitas. Pentingnya kemitraan (partnership) ini mulai digencarkan oleh WHO pada konfrensi internasional promosi kesehatan yang keempat di Jakarta pada tahun 1997.

Kemitraan Dalam Kesehatan

Definisi

Definisi Kemitraan (partnership) pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok. Kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu. Kemitraan adalah hubungan (kerjasama) antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan (memberikan manfaat).

Unsur-unsur kemitraan

Unsur-unsur kemitraan adalah : Adanya hubungan (kerjasama) antara dua pihak atau lebih Adanya kesetaraan antara pihak-pihak tersebut Adanya keterbukaan atau kepercayaan (trust

19

relationship) antara pihak-pihak tersebut Adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan atau memberi manfaat.

Dasar Kemitraan

Kesamaan perhatian (common interest) atau kepentingan, Saling mempercayai dan saling menghormati Tujuan yang jelas dan terukur Kesediaan untuk berkorban baik, waktu, tenaga, maupun sumber daya yang lain

Prinsip-prinsip Kemitraan

Persamaan atau equality, Keterbukaan atau transparancy dan Saling menguntungkan atau mutual benefit.

Untuk mengembangkan kemitraan di bidang kesehatan secara konsep terdiri 3 tahap yaitu

tahap pertama adalah kemitraan lintas program di lingkungan sektor kesehatan sendiri tahap kedua kemitraan lintas sektor di lingkungan institusi pemerintah tahap ketiga adalah membangun kemitraan yang lebih luas, lintas program, lintas sektor. lintas bidang dan lintas organisasi yang mencakup : Unsur pemerintah, Unsur swasta atau dunia usaha, Unsur LSM dan organisasi masa Unsur organisasi profesi.

20

Lima prinsip kemitraan (WHO) Policy-makers (pengambil kebijakan) Health managers Health professionals Academic institutions Communities institutions

Dasar Pemikiran Kemitraan dalam Kesehatan Kesehatan adalah hak azasi manusia , merupakan investasi, dan sekaligus merupakan kewajiban bagi semua pihak. Masalah kesehatan saling berkaitan dan saling mempengaruhi dengan masalah lain, seperti masalah pendidikan, ekonomi, sosial, agama, politik, keamanan, ketenagakerjaan, pemerintahan, dll.

Tujuan Kemitraan

1. Tujuan umum : Meningkatkan percepatan, efektivitas dan efisiensi upaya kesehatan dan upaya pembangunan pada umumnya. 2. Tujuan khusus : Meningkatkan saling pengertian; Meningkatkan saling percaya; Meningkatkan saling memerlukan; Meningkatkan rasa kedekatan; Membuka peluang untuk saling membantu; Meningkatkan daya, kemampuan, dan kekuatan; Meningkatkan rasa saling menghargai;

21

Hasil yang diharapkan

Adanya percepatan, efektivitas dan efisiensi berbagai upaya termasuk kesehatan.

Pelaku Kemitraan

Adalah semua pihak, semua komponen masyarakat dan unsur pemerintah, Lembaga Perwakilan Rakyat, perguruan tinggi, media massa, penyandang dana, dan lain-lain, khususnya swasta.

3 prinsip dalam membangun kemitraan

1. Kesetaraan, dalam arti tidak ada atas bawah (hubungan vertikal), tetapi sama tingkatnya (horizontal) 2. Keterbukaan 3. Saling menguntungkan.

Ada 7 saling yang perlu diperhatikan, yaitu :

1. Saling memahami kedudukan, tugas dan fungsi (kaitan dengan struktur) 2. Saling memahami kemampuan masing-masing (kapasitas unit/organisasi) 3. Saling menghubungi secara proaktif (linkage) 4. Saling mendekati, bukan hanya secara fisik tetapi juga pikiran dan perasaan (empati, proximity) 5. Saling terbuka, dalam arti kesediaan untuk dibantu dan membantu (opennes) 6. Saling mendorong/mendukung kegiatan (synergy) 7. Saling menghargai kenyataan masing-masing (reward).

22

Langkah Kemitraan harmonis :

Ada 6 langkah Kemitraan harmonis penjajagan/persiapan, penyamaan persepsi, pengaturan peran, komunikasi intensif, melakukan kegiatan, dan melakukan pemantauan & penilaian.

Alternatif Peran Puskesmas dalam Pengembangan Kemitraan di Bidang Kesehatan Yakni sebagai:

1. Initiator yang memprakarsai kemitraan dalam rangka sosialisasi dan operasionalisasi Indonesia Sehat. 2. Motor/dinamisator : sebagai penggerak kemitraan, melalui pertemuan, kegiatan bersama, dll. 3. Fasilitator : memfasiltasi, memberi kemudahan sehingga kegiatan kemitraan dapat berjalan lancar

Keanggotaan dalam Kemitraan

Anggota aktif : berperan sebagai anggota kemitraan yang aktif. Peserta kreatif : sebagai peserta kegiatan kemitraan yang kreatif. Pemasok input teknis : memberi masukan teknis (program kesehatan). Dukungan sumber daya : memberi dukungan sumber daya sesuai keadaan, masalah dan potensi yang ada.

23

Indikator Keberhasilan

Indikator input : Jumlah mitra yang menjadi anggota. Indikator proses :Kontribusi mitra dalam jaringan kemitraan, jumlah pertemuan yang diselenggarakan, jumlah dan jenis kegiatan bersama yang dilakukan, keberlangsungan kemitraan yang dijalankan.

Indikator output : Jumlah produk yang dihasilkan, percepatan upaya yang dilakukan, efektivitas dan efisiensi upaya yang diselenggarakan.

Contoh Kemitraan Dalam Kesehatan : Contoh Kemitraan Dalam Kesehatan Komite PSN di Kab Banyumas AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) IVA CenterRotary Purwokerto dalam kegiatan IVA bersama PKK dan LCC Utami di kordinir oleh DKK Balai Keperawatan Dll

24

2. Jelaskan tentang alat peraga menurut kerucut edgar dele

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Edgar Dale tersebut, dapat disimpulkan dalam mempromosikan suatu program kesehatan akan lebih tersampaikan kepada sasaran jika menggunakan alat peraga. Dapat dilihat pada lapisan kerucut yang paling bawah merupakan benda yang asli. Hal ini berarti, bahwa dalam proses pendidikan benda asli memiliki intensitas yang paling tinggi dalam mempersepsikan bahan pendidikan/ pengajaran. Faedah alat bantu peraga dalam promosi kesehatan : 1. Menimbulkan minat pada sasaran. 2. Mencapai sasaran lebih banyak. 3. Dapat mengatasi dalam masalah pemahaman. 4. Sasaran akan mampu menyampaikan kembali kepada orang lain. 5. Mempermudah penerimaan informasi. 6. Mendorong keingintahuan dan membantu menegakkan pengertian.
25

3.

Buat rancangan promosi kesehatan sesuai kasus

Rencana promosi kesehatan sesuai scenario

Penentuan masalah

Penentuan sasaran

Penentuan strategi

Penentuan kriteria evaluasi

Penentuan media

Penentuan metode

1. Masalah : peningkatan kasus DHF 2. Sasaran : ibu rumah tangga sebagai perwakilan dari keluarga 3. Strategi : a. Advokasi ke kepala desa agar dapat dukungan berupa imbauan/ mewajibkan untuk melaksanakan program yang dipromosikan oleh petugas kesehatan (advokasi ). b. Bermitra dengan program kesehatan di lingkungan desa untuk selalu menyisipkan pesan untuk mengingatkan warga desa agar selalu menerapkan pesan yang dipromosikan oleh petugas kesehatan (supportive enviroment). 4. Metode : demonstrasi pada sekompok ibu rumah tangga di setiap RT 5. Media : poster untuk ditempel masing-masing rumah untuk mengingatkan pesan yang harus dilakukan untuk pencegahan demam berdarah.

26

Daftar pustaka

Notoatmodjo, Soekidjo.Promosi Kesehatan dan ilmu Perilaku. 2004. Jakarta: Rineka cipta

Lisa VeneKlasen, Lisa & Miller, Valerie. New Weave of Power, People & Politics: The Action Guide for Advocacy and Citizen Participation. Oklahoma: 2002
Sumber

Manual Advokasi Kebijakan Strategis Dikembangkan oleh Pusat Pengembangan Legislatif (The Center for Legislative Development) untuk The International IDEA

Kemitraan Dalam Kesehatan Oleh: Dr. Widayanto, Mkes

27

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum wr. wb.

Alhamdulillah, puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun Laporan kasus 2 ini yang berjudul Upaya Promosi Kesehatan. Selanjutnya, laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Blok Riset. Laporan tutorial mengikuti proses metode seven step jump. Step 1 membahas klarifikasi terminologi yang belum jelas, dilanjutkan step 2 yaitu perumusan masalah. Step 3 adalah curah pendapat atau brainstorming masalah, kemudian step 4 menganalisis masalah yang terkait dengan kasus, dan step 5 merumuskan learning objective. Step 6 merupakan kegiatan belajar mandiri dan step 7 diskusi panel dalam pertemuan tutorial ke-6 dan penulisan laporan. Kami menyadari kekurangan dalam penulisan laporan ini, baik dari segi isi, bahasa, analisis, dan sebagainya. Oleh karena itu, kami mohon maaf atas segala kekurangan. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan, guna untuk kesempurnaan laporan ini dan perbaikan untuk kita semua. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan wawasan berupa ilmu pengetahuan untuk kita semua.

Wassalamualaikum wr. wb.

Bandar Lampung, 29 Maret 2012

Tim Penulis

28

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................... i Daftar Isi ............................................................................................................. ii Hasil Diskusi ...................................................................................................... 1 A.Step 1 .................................................................................................. 2 B. Step 2 ................................................................................................. 3 C. Step 3 ................................................................................................. 4 D. Step 4 ................................................................................................. 6 E. Step 5 ................................................................................................. 8 F. Step 6 ................................................................................................. 9 G. Step 7 ................................................................................................. 10 Daftar Pustaka .................................................................................................... iii

29

Upaya Promosi Kesehatan ( Laporan Akhir Skenario II Blok Komunitas)

KELOMPOK 5

Anggota :

Ikbal Sidiq M Pasca Yogatama M S Muhamad Iqbal Tafwid Nabila putri Astrini Rinavi Adrin Talitha Badzlina Sayoeti Utari Gita Mutiara Aroma Harum

(0918011049) (0918011058) (0918011063) (0918011065) (0918011072) (0918011081) (0918011084) (0918011091)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

30

31

Anda mungkin juga menyukai