Anda di halaman 1dari 8

Komunikasi Lapangan

Komunikasi lapangan sangat berguna bagi penggiat alam bebas maupun Survivor, untuk mendapatkan pertolongan ataupun sebagai sarana untuk melakukan komunikasi antar tidak dilengkapi oleh sarana komunikasi radio atau apabila sarana komunikasi radionya rusak / tidak dapat bekerja. Jadi komunikasi lapangan ini mutlak harus dikuasai oleh para penggiat alam bebas. Beberapa cara komunikasi lapangan akan dibahas di sini walaupun semuanya hanya yang praktisnya saja karena lebih banyak dipergunakan.

Jenis Komunikasi Lapangan


Di dalam melakukan komunikasi lapangan terdapat beberapa cara yang dapat digunakan, yaitu : 1. Semaphore Semaphore adalah isyarat praktis dalam penyampaian pesan dengan menggunakan sepasang bendera. Biasanya digunakan untuk penyampaian pesan jarak jauh tetapi masih dapat ditangkap oleh mata manusia. Komunikasi ini biasanya digunakan dalam keadaan gawat darurat.

Huruf A berlaku juga untuk angka 1, huruf B berlaku juga untuk angka 2, huruf C berlaku juga untuk angka 3, dan seterusnya. Isyarat yang umum digunakan : a) tanda panggilan : U R (beberapa kali) b) tanda selesai : A R (beberapa kali) c) tanda siap menerima : K d) tanda belum siap menerima : Q (pengirim diminta menunggu) e) tanda satu kata dimengerti : C f) tanda minta diulangi : I M I g) tanda berita dapat diterima : R h) tanda pemisah kata : bendera kanan diputer searah jarum jam i) tanda satu huruf salah : E 8 kali, kemudian semua kata diulangi j) tanda angka dipakai sebelum pengiriman dan setelah pengiriman selesai diakhiri dengan huruf J

2. Morse Morse adalah suatu bentuk isyarat komunikasi berupa kode kombinasi panjang dan pendek yang mewakili semua huruf, angka, dan tanda baca. Komunikasi ini juga dapat digunakan dalam keadaan gawat darurat. Alat-alat yang biasa digunakan dalam komunikasi morse adalah : a) Peluit Isyarat yang digunakan dalam menggunakan peluit adalah dengan menggunakan panjang-pendek suara tiupan. b) Cahaya Biasanya menggunakan cahaya sorot (senter) yang ditutup dengan kain berwarna merah/jingga karena intensitas cahayanya paling dapat diterima dengan baik oleh mata manusia. Isyarat yang digunakan dengan menggunakan panjangpendek sinar cahaya. Kode Morse E. TI.. MS... O-H.... Kh - J.- X.. F... Q-.1.-2..-3...-

A.N. U..W.L... 4....5..... 6....

R.. G-. D.. K. Y.7-... 8-.. 9--.

V...B-. C.. Z-.. P.-.

0---

Tanda Baca titik . . . titik dua - - . . . garis miring - . . . . kurung buka dan tutup . - . tanda garis bawah . . - . - tanda penghubung . . . . koma - . . apostop . . . pemberitahuan kirim berita : NK diulang-ulang pemberitahuan berita selesai : AR diulang-ulang siap menerima : K pengirim diminta menunggu : Q pemisah kata (diletakan di antara dua kata) : . . . tanda huruf salah (harus diulangi seluruh kata) : E 8 kali, atau .. isyarat satu kata dimengerti : E isyarat satu kata minta diulangi : I M I isyarat berita bisa diterima : R

3. Komunikasi radio Komunikasi radio adalah cara berkomunikasi yang paling efisien di dalam komunikasi lapangan. Secara umum radio dapat diartikan sebagai hubungan jarak jauh dengan menggunakan peralatan elektronik, misalnya pesawat SSB (Single Side Band), walkie talkie, pesawat CB, dan jenis-jenis pemancar/penerima lainnya. Komunikasi radio dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : a) Telephony : AM (Amplitudo Modulation) FM (Frequency Modulation) A3J (SSB) b) Telegraphy, kode morse. Alat yang paling sering digunakan di dalam kegiatan alam bebas untuk berkomunikasi jarak jauh melalui radio adalah TRX (Transceiver) yang berarti Transmitter (TX) dan Receiver (RX). Alat ini adalah alat komunikasi dua arah yang digunakan secara bergantian. Artinya apabila pemancar yang bekerja, maka penerimanya mati dan sebaliknya. Bagian pokok dari radio : a) Antena b) Receiver (Penerima) dan Transmitter (Pemancar) c) Power Supply d) Mike e) Speaker dan Volume f) S-Meter (Signal Meter) g) Chanenel/Frekuensi Gelombang radio Bentuk gelombang radio ada bermacam-macam, tetapi secara umum dapat dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu : a) Gelombang radio yang dapat menembus lapisan benda-benda (tembok, besi, kayu) yaitu LF (Low Frequency) dan HF (High Frequency). b) Gelombang radio yang tidak dapat menembus lapisan benda-benda di atas, yaitu gelombang kategori VHF (Very High Frequency) dan UHF (Ultra High Frequency). 4. Beberapa cara lain untuk keadaan darurat. a) Tanda dengan api dan asap Cara yang paling sederhana untuk memberitahukan letak posisi kita adalah dengan membuat api dan asap, agar mudah terlihat dari kejauhan. Untuk malam hari dapat membuat api yang besar agar mudah terlihat pada kegelapan. Untuk membuat api yang besar dapat menggunakan daun, ranting dan dahan-dahan kering tetapi harus dijaga agar api tidak menimbulkan kebakaran hutan.

Untuk siang hari dapat membuat asap tebal yang mengepul. Untuk daerah yang berhutan lebat dan hujan, asap tebal putih akan lebih mudah terlihat. Untuk membuat asap hitam, gunakan bensin, oli, kain yang dicelupkan ke dalam minyak tanah, potongan karet atau plastik. Untuk asap putih gunakan daundaun yang masih hijau , lumut, ranting, atau percikan air ke dalam api. Namun ada juga cara untuk memberitahukan posisi kita yaitu dengan asap yang telah dikemas dalam kaleng yang disebut smoke. Berikut merupakan warna Isyarat dari asap beserta artinya : Asap jingga : Saya sedang dalam bahaya dan memerlukan pertolongan segera. Asap merah : Oleh kapal selam I, sedang mencoba untuk timbul secara darurat. Asap jingga 2 kali dengan selang beberapa detik : Oleh pesawat terbang SAR I, saya telah melihat survivor Putih 2 kali & kuning 2 kali dengan selang 3 detik : Oleh kapal selam, Saya sedang timbul Hembusan asap hitam atau putih berturut-turut antara 10 detik : Oleh kapal, Rubah haluan anda untuk menghindari daerah terlarang b) Cermin Survival Cermin ini berbentuk segi empat yang memiliki sermin dikedua belah sisinya. Mempunyai 2 lubang; satu ditengah dan satu lainya di sudut. Cermin ini sangat efektif dalam menarik perhatian. c) Kain sebagai kode darat ke udara Tanda ini digunakan untuk memberikan isyarat dari darat ke udara. Biasanya menggunakan kain yang berwarna kontras dengan medan di sekitarnya. Lihat gambar untuk detailnya.

Bahasa komunikasi darurat


Teknik yang digunakan untuk penyampaian pesan yang darurat dengan menggunakan isyarat sederhana dengan bagian tubuh kita (bahasa verbal maupun nonverbal) atau alat-alat yang sengaja kita bawa, dengan harapan bahwa orang yang melihat dapat mengerti maksud kita. 1. Body Signals Teknik ini digunakan untuk komunikasi darat ke udara dengan menggunakan gerakan badan.

2. Jenis kode keadaan darurat a) SOS (diulang-ulang) Singkatan dari Save Our Soul (Selamatkan Jiwa Kami).

b) MAY DAY (diulang-ulang) Biasanya digunakan dalam penerbangan, untuk memberitahukan suatu keadaan darurat/kecelakaan di udara atau di darat dan segera membutuhkan pertolongan. c) SECURITY (diulang-ulang) Digunakan untuk memberikan pesan/isyarat tentang keamanan atau suatu bencana alam. d) PAN (diulang-ulang) Digunakan untuk memberikan pesan tentang hal yang penting mengenai keadaan darurat. 3. Flare Khusus untuk komunikasi di alam terbuka, terdapat kode-kode standar yang sering digunakan, yaitu : a) SOS Flare : Merah Suara/Cahaya : 3 pendek, 3 panjang, 3 pendek (//), ulangi setiap interval 3 menit. b) Perlu bantuan Flare : Merah Suara/Cahaya : 6 kali berurutan (cepat), ulangi setiap interval 1 menit. c) Dimengerti Flare : Putih Suara/Cahaya : 3 kali berurutan (cepat), ulangi setiap interval 1 menit. d) Kembali ke camp Flare : Hijau Suara/Cahaya : berurutan panjang.

Etika Berkomunikasi
a. Komunikasi Point to Point Memantau dahulu/memonitor pada frekwensi/kanal yang diinginkan. Wajib menyebutkan CALLSIGN dan tempat/posisi memancar Menyebutkan callsign dan biasakan mengucapkan kata ganti pada akhir pembicaraan memberikan kesempatan/prioritas pada penyampai berita-berita yang penting menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar mengatur jalur/kanal apabila muncul pertama kali di kanal/frekwensi apabila jalur kanal sibuk sementara butu komunikasi agak panjang dengan seseorang, sebaiknya bergeser (tidak memonopoli kanal/jalur/frekwensi menggunakan kode TEN (10), kode eigh (8) untuk efisiensi komunikasi membiasakan menulis di log book, dicatat dengan siapa berkomunikasi dan kapan/tanggal dan waktu

komunikasi dilakukan menggunakan nama panggilan Juliet Zulu (RAPI JAWA TIMUR),No daerah dan Suffiknya, contoh JZ 13 MWD Di larang menjadi net pengendali apabila sedang dalam stasiun gerak b. Komunikasi Melalui Repeater/Pancar ulang Radio Pancar Ulang (RPU) adalah Stasiun Radio yang digunakan untuk memancar ulangkan pesan melalui pesawat yang jangkauanya lebih luas. Stasiun ini biasanya digunakan oleh Monitor dahulu selama 3-5 menit memperhatikan siapa yang sedang berkomunikasi memperhatikan apa yang sedang dikomunikasikan masuk pada spasi atau interval (tidak perlu menggunakan kata break atau contact), dengan menyebutkan callsign dan apabila ingin berkomunikasi/memanggil komunikasilangsung memanggil dengan menyebut orang yang di panggil. (Contoh: JZ13MWD memanggil JZ13MMP, maka pada jeda SPASI JZ13MWD langsung masuk dengan mengatakan: JZ13MMP, JZ13MWD 10.25) tidak perlu tergesa-gesa, komunikasikan dengan kata-kata yang jelas dan mudah dimengerti/difahami berkomunikasi seperti pada kanal/frekwensi kerja biasa apabila ada hal yang bersifat darurat/emergency silahkan gunakan interupsi pada spasi/interval Jangan memonopoli frekwensi dengan berkomunikasi hanya dengan satu orang, dan selalu memberikan kesempatan kepada orang lain yang mau menggunakan pancar ulang membiasakan mengucapkan kata ganti pada akhir pembicaraan. memberikan kesempatan kepada pengguna dilapangan mengutamakan / memberikan kesempatan pada pembawa berita yang bersifat emergency / darurat Tidak dianjurkan berkomunikasi melalui repeater dengan menggunakan peralatan penguat mikrofon seperti : Echo, ALC dsb. Karena audio justru akan menjadi melebar dan tidak nyaman bagi orang lan yang nmendengarkan c. Penggunaan Kata INTERUPSI Apabila mau memotong / menyela pembicaraan disebabkan ada sesuatu informasi yang penting, gunakan pada saat jeda komunikasi atau spasi, kemudian masuk dengan menyebutkan Callsign. Monitor/menunggu sampai di sebutkan callsign atau sampai sudah dipersilahkan menggunakan jalur

NAVIGASI DARAT
Navigasi adalah ilmu yang mempelajari cara seseorang menentukan suatu tempat dan memberikan bayangan medan, baik keadaan permukaan serta bentang alam dari bumi dengan bantuan minimal peta dan kompas.

A. Medan Medan ialah seluruh atau sebagian dari permukaan bumi dengan semua bagian-bagian dan bendabenda yang terdapat di atasnya yang tidak dapat dipindah-pindahkan. Tanda-tanda medan : 1. Bagian medan : benda-benda yang terjadi atau terdiri di alam. Misal : gunung, sunga, rawa, dsb. 2. Benda medan : tanda-tanda medan yang merupakan medan buatan. Misal : rumah, jembatan, dsb 3. Titik medan : bagian medan atau benda medan yang karena warna atau bentuknya mencolok dari keadaan sekelilingnya. B. Peta Peta adalah gambaran seluruh atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan ( diperkecil ) dalam bidang datar dengan mempergunakan perbandingan atau skala tertentu. Macam-macam peta : 1. Peta topografi 2. Peta geografi 3. Peta teknik 4. Peta tematik Untuk keperluan navigasi darat umumnya yang dipakai adalah peta topografi. Hal-hal yang perlu diperhatikan edalam membaca peta : 1. Judul peta Yaitu identitas daerah yang tergambar pada peta, umumnya dituliskan nama daerah atau identitas yang paling menonjol. Contoh : Gunung Salak, Gunung Slamet, dsb. 2. Keterangan pembuatan peta Yaitu informasi dari pembuatan peta tersebut. 3. Nomor peta Yaitu menjelaskan nomor registrasi peta. Dicantumkan di sisi kanan atas dengan dua cara penulisan, yaitu angka latin untuk menyatakan nomor kolom dan angka romawi untuk menyatakan nomor baris. 4. Lembar derajat Yaitu penjelasan nomor-nomor peta lain yang tergambar di sekitar peta yang digunakan. Lembar derajat dicantumkan di sisi kiri bawah.

Anda mungkin juga menyukai