Anda di halaman 1dari 2

PUTRI KEMANG -BENGKULUDi daerah Bengkulu, ratusan tahun yang lalu, ada sebuah kerajaan besar yang diperintah

oleh raja yang suka berperang. Raja tersebut amat pandai menyusun strategi perang. Ia selalu menang dalam peperangan. Suatu ketika, istri raja, sang permaisuri mengandung. Raja amat gembira, sudah lama ia menginginkan seorang anak-anak laki-laki sebagai penerus takhtanya. Dengan tidak sabar ia menanti kelahiran anaknya. Beberapa bulan kemudian, Ratu melahirkan. Namun yang lahir adalah seorang anak perempuan yang sangat

cantik. Permaisuri sangat bangga akan bayinya. Sayangnya, raja justru sangat kecewa. Segera ia memerintahkan pengawalnya untuk membuang putrinya ke hutan agar dimakan binatang buas. Tapi, pengawal yang bertugas membuang bayi itu tidak tega. Diam-diam ia membawa bayi itu ke rumahnya di tepi hutan dan merawatna seperti anak sendiri. Sang pengawal menamai bayi itu Kemang, yang artinya bersinar. Walau hidup sederhana, Kemang sangat bahagia tinggal dengan ayahya. Pengawal itu mengajarkannya berburu, memanah, dan menangkap ikan. Hutan sudah seperti rumahnya sendiri. Tidak lama setelah Kemang di buang, Raja mendapat putra dari selirnya. Namun entah mengapa, ketika berusia delapan tahun, pangeran meninggal dunia secara mendadak. Setelah itu, raja tidak mendapatkan anak lagi. Raja begitu sedih. Ia teringat putri yang telah di buang. Ia mencoba mencari lagi anak perempuannya, tetapi usahana sia-sia. Raja berpikir, bagaimana mungkin seorang bayi sanggup bertahan hidup di hutan seorang diri. Raja yang sangat menyesal, lalu memutuskan untuk melepas jabatannya di istana dan menjadi seorang pertapa. Kemang sendiri tumbuh semakin besar dan cantik. Banyak sekali pemuda yang ingin melamarnya. Ketika sedang berburu sendirian di hutan, Kemang mendengar suara teriakan. Ia melihat seorang pertapa tua yang sedang di serang oleh seekor harimau besar. Badan pertapa itu penuh dengan luka cabikan dan darah. Ia merintih kesakitan. Kemang cepat bertindak. Ia bidikkan panahnya ke

arah harimau itu. Jleb! Panah itu menembus kepala harimau. Binatang buas itu meraung dengan keras sebelum akhirnya tewas. Melihat pertapa itu terluka parah, Kemang menghancurkan beberapa helai daun dan membalurkannya ke tubuh pertapa tersebut. Tidak lama kemudian, luka pertapa mengering dan tidak lagi terasa sakit. Pertapa itu sangat berterima kasih. Ia ingin memberikan Kemang hadiah, tapi Kemang menolak. Pertapa itu minta diantarkan ke rumah Kemang untuk berterima kasih kepada orang tuanya. Alangkah terkejutnya hati ayah Kemang melihat siapa pertapa itu. Pertapa itu adalah raja, ayah kandung Kemang. Raja terkejut melihat pengawalny. Pengawal itupun menceritakan semuanya. Raja sungguh gembira. Ia benar-benar tidak menyangka anaknya masih hidup. Setelah meminta maaf kepada Kemang, raja meminta agar Kemang tinggal di istana, dan menggantikan dirinya sebagai Ratu.

Sumber : http://books.google.co.id/books?id=wOdqGPHdW0C&pg=PA34&lpg=PA34&dq=putri+kemang+cerita+bengkulu&sourc e=bl&ots=1Vs0zh2jRZ&sig=aBVk6o1znJI_aJMGuR38HEzPbLw&hl=id&sa=X&ei= 2camUqiLGIKGrAfNp4HgAQ&redir_esc=y#v=onepage&q&f=true Maharani, Monika Cri.2010 .Cerita Rakyat Asli dari Indonesia.Cikal

Akasara:Jakarta Selatan.

Anda mungkin juga menyukai