Himpunan
Himpunan
Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda . Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.
Keanggotaan
x A : x merupakan anggota himpunan A+ x A : x bukan merupakan anggota himpunan A. Contoh 2. ,isalkan: A = {1, , !, "#, R = { a, b, {a, b, (#, {a, c# # K = {{## maka ! A - B {a , b , c # R cR {# K
{# R Contoh 3. .ila P1 = {a, b#, P = { {a, b# #, P! = {{{a, b###, maka a P1 aP P1 P P1 P! P P! 2. Simbol-simbol Baku P= N= Z= Q= R= C= himpunan bilangan bulat positi$ = { 1, , !, ... # himpunan bilangan alami (natural) = { 1, , ... # himpunan bilangan bulat = { ..., - , -1, ', 1, , ... # himpunan bilangan rasional himpunan bilangan riil himpunan bilangan kompleks
Himpunan yang uni/ersal: semesta, disimbolkan dengan 0. 1ontoh: ,isalkan 0 = {1, , !, ", -# dan A adalah himpunan bagian dari 0, dengan A = {1, !, -#. 3. Notasi Pembentuk Himpunan 2otasi: { x syarat yang harus dipenuhi oleh x # Contoh . (i) A adalah himpunan bilangan bulat positi$ yang ke(il dari A = { x 3 x adalah bilangan bulat positi$ lebih ke(il dari -# atau A = { x 3 x P, x 4 - # yang eki/alen dengan A = {1, , !, "# (ii) M = { x 3 x adalah mahasis5a yang mengambil kuliah 67 1-1#
Himpunan
. Diagram Venn Contoh !. ,isalkan 0 = {1, , *, 8, &#, A = {1, , !, -# dan B = { , -, %, &#. 9iagram :enn:
U 1 ! A B & % " 8
Kar"inalitas
;umlah elemen di dalam A disebut kardinal dari himpunan A. 2otasi: n(A) atau A Contoh #. (i) B = { x 3 x merupakan bilangan prima yang lebih ke(il dari ' #, atau B = { , !, -, 8, 11, 1!, 18, 1<# maka B = & (ii) T = {ku(ing, a, )mir, 1', paku#, maka T = (iii) A = {a, {a#, {{a## #, maka A = !
Himpunan Kosong
Himpunan dengan kardinal = ' disebut himpunan kosong ( null set). 2otasi : atau {# Contoh $. (i) E = { x 3 x 4 x #, maka n(E) = ' (ii) P = { orang 6ndonesia yang pernah ke bulan #, maka n(P) = '
Himpunan
(iii) A = {x 3 x adalah akar persamaan kuadrat x = 1 = ' #, n(A) = ' himpunan {{ ## dapat juga ditulis sebagai { # himpunan {{ #, {{ ### dapat juga ditulis sebagai { , {## {# bukan himpunan kosong karena ia memuat satu elemen yaitu himpunan kosong.
Contoh &. (i) { 1, , !# {1, , !, ", -# (ii) {1, , !# {1, , !# (iii) N Z R C (i/) ;ika A = { (x, y) 3 x = y 4 ", x , y ' # dan B = { (x, y) 3 x = y 4 ", x ' dan y ' #, maka B A.
Himpunan
"
'()R(*+ 1. 0ntuk sembarang himpunan A berlaku hal-hal sebagai berikut: (a) A adalah himpunan bagian dari A itu sendiri (yaitu, A A). (b) Himpunan kosong merupakan himpunan bagian dari A ( A). (() ;ika A B dan B C, maka A C A dan A A, maka dan A disebut himpunan bagian tak sebenarnya (improper subset ) dari himpunan A. 1ontoh: A = {1, , !#, maka {1, , !# dan adalah improper subset dari A. A B berbeda dengan A B (i) A B : A adalah himpunan bagian dari B tetapi A B. A adalah himpunan bagian sebenarnya ( proper subset) dari B. 1ontoh: {1# dan { , !# adalah proper subset dari {1, , !# (ii) A B : digunakan untuk menyatakan bah5a A adalah himpunan bagian (subset) dari B yang memungkinkan A = B.
(i) ;ika A = { ', 1 # dan B = { x 3 x (x > 1) = ' #, maka A = B (ii) ;ika A = { !, -, &, - # dan B = {-, !, & #, maka A = B (iii) ;ika A = { !, -, &, - # dan B = {!, &#, maka A B 0ntuk tiga buah himpunan, A, B, dan C berlaku aksioma berikut: (a) A = A, B = B, dan C = C (b) jika A = B, maka B = A (() jika A = B dan B = C, maka A = C
Himpunan
Contoh 11. ;ika A = { x 3 x P, x 4 & # dan B = { 1', ', !', ... #, maka A @@ B.
Himpunan Kuasa
Himpunan kuasa (po er set) dari himpunan A adalah suatu himpunan yang elemennya merupakan semua himpunan bagian dari A, termasuk himpunan kosong dan himpunan A sendiri. 2otasi : P(A) atau
A
Contoh 13. Himpunan kuasa dari himpunan kosong adalah P() = {#, dan himpunan kuasa dari himpunan {# adalah P({#) = {, {##.
Contoh 1 .
Himpunan
(i) ;ika A = { , ", %, &, 1'# dan B = {", 1', 1", 1&#, maka A B = {", 1'# (ii) ;ika A = { !, -, < # dan B = { - , % #, maka A B = . )rtinya: A @@ B 3. 4a3ungan (union) 2otasi : A B = { x | x A atau x B #
#, maka A B = { , -, 8,
5. Komplemen (complement )
2otasi :
= { x | x 0, x A #
Contoh 1#.
Himpunan
&
,isalkan 0 = { 1, , !, ..., < #, (i) jika A = {1, !, 8, <#, maka A = { , ", %, &# (ii) jika A = { x 3 x@ P, x 4 < #, maka A = { 1, !, -, 8, < # Contoh 1$. ,isalkan: A = himpunan semua mobil buatan dalam negeri B = himpunan semua mobil impor C = himpunan semua mobil yang dibuat sebelum tahun 1<<' ! = himpunan semua mobil yang nilai jualnya kurang dari Ap 1'' juta E = himpunan semua mobil milik mahasis5a uni/ersitas tertentu (i) Bmobil mahasis5a di uni/ersitas ini produksi dalam negeri atau diimpor dari luar negeriC (E A) (E B) atau E (A B) (ii) Bsemua mobil produksi dalam negeri yang dibuat sebelum tahun 1<<' yang nilai jualnya kurang dari Ap 1'' jutaC A C ! (iii) Bsemua mobil impor buatan setelah tahun 1<<' mempunyai nilai jual lebih dari Ap 1'' jutaC C ! B
Contoh 1&.
Himpunan
<
(i) ;ika A = { 1, , !, ..., 1' # dan B = { , ", %, &, 1' #, maka A > B = { 1, !, -, 8, < # dan B > A = (ii) {1, !, -# > {1, , !# = {-#, tetapi {1, , !# > {1, !, -# = { #
Contoh 20. ,isalkan 0 = himpunan mahasis5a P = himpunan mahasis5a yang nilai ujian 0DE di atas &' " = himpunan mahasis5a yang nilain ujian 0)E di atas &' Eeorang mahasis5a mendapat nilai ) jika nilai 0DE dan nilai 0)E keduanya di atas &', mendapat nilai . jika salah satu ujian di atas &', dan mendapat nilai 1 jika kedua ujian di ba5ah &'. (i) BEemua mahasis5a yang mendapat nilai )C : P " (ii) BEemua mahasis5a yang mendapat nilai .C : P " (iii) BEsemua mahasis5a yang mendapat nilai 1C : 0 > (P ") '()R(*+ 2. .eda setangkup memenuhi si$at-si$at berikut: (a) A B = B A (hukum komutati$) (b) (A B ) C = A (B C ) (hukum asosiati$)
Himpunan
1'
Himpunan
11
A B = AB = " ! = 1 kombinasi dan minuman, yaitu {(s, c), (s, t), (s, d), (#, c), (#, t), (#, d), (n, c), (n, t), (n, d), (m, c), (m, t), (m, d)#. Contoh 21. 9a$tarkan semua anggota himpunan berikut: (a) P() (b) P() (() {# P() (d) P(P({!#)) Fenyelesaian: (a)P() = {# (b) P() = (ket: jika A = atau B = maka A B = ) ((){# P() = {# {# = {(,))
(d) P(P({!#)) = P({ , {!# #) = {, {#, {{!##, {, {!## #
A1 A ... An = Ai
i =1
A1 A ... An = i Ai =1
A1 A ... An = Ai i =1
(ii) ,isalkan A = {1, #, B = {a, b#, dan C = {, #, maka A B C = {(1, a, ), (1, a, ), (1, b, ), (1, b, ), ( , a, ), ( , a, ), ( , b, ), ( , b, ) #
Himpunan
Hu.um7hu.um Himpunan
1. Hukum identitas: A = A A 0 = A !. Hukum komplemen: A A = 0 A A = -. Hukum in/olusi: ( A) = A 8. Hukum komutati$: A B = B A A B = B A <. Hukum distributi$: A (B C) = (A B) (A C) A (B C) = (A B) (A C) 11. Hukum '@1 =0 0 = . Hukum null@dominasi: A = A 0 = 0 ". Hukum idempoten: A A = A A A = A %. Hukum penyerapan (absorpsi): A (A B) = A A (A B) = A &. Hukum asosiati$: A (B C) = (A B) C A (B C) = (A B) C 1'. Hukum 9e ,organ: A B = A B A B = A B
Himpunan
1!
Prinsip 8ualitas
Frinsip dualitas: dua konsep yang berbeda dapat dipertukarkan namun tetap memberikan ja5aban yang benar. 1ontoh: )E kemudi mobil di kiri depan 6nggris (juga 6ndonesia) kemudi mobil di kanan depan Feraturan: (a) di )merika Eerikat, - mobil harus berjalan di bagian $anan jalan, - pada jalan yang berlajur banyak, lajur $iri untuk mendahului, - bila lampu merah menyala, mobil belok $anan boleh langsung (b) di 6nggris, - mobil harus berjalan di bagian $iri jalan, - pada jalur yang berlajur banyak, lajur $anan untuk mendahului, - bila lampu merah menyala, mobil belok $iri boleh langsung Frinsip "ualitas: Honsep kiri dan kanan dapat dipertukarkan pada kedua negara tersebut sehingga peraturan yang berlaku di )merika Eerikat menjadi berlaku pula di 6nggris. (Prinsip 8ualitas pa"a Himpunan). ,isalkan % adalah suatu kesamaan (identity ) yang melibatkan himpunan dan operasi-operasi seperti , , dan komplemen. ;ika %I diperoleh dari % dengan mengganti , , 0, 0 , sedangkan komplemen dibiarkan seperti semula, maka kesamaan %I juga benar dan disebut dual dari kesamaan %.
Himpunan
1"
1. Hukum identitas: A=A . Hukum null @dominasi: A= !. Hukum komplemen: A A =0 ". Hukum idempoten: AA=A -. Hukum penyerapan: A (A B) = A %. Hukum komutati$: AB=BA 8. Hukum asosiati$: A (B C) = (A B) C &. Hukum distributi$: A (B C)=(A B) (A C) <. Hukum 9e ,organ: A B = A B 1'. Hukum '@1 =0
9ualnya: A0 =A 9ualnya: A0=0 9ualnya: A A= 9ualnya: AA=A 9ualnya: A (A B) = A 9ualnya: AB=BA 9ualnya: A (B C) = (A B) C 9ualnya: A (B C) = (A B) (A C) 9ualnya:
A B
9ualnya: 0 =
B) B)
= A adalah = A.
Himpunan
1-
Prinsip 2n.lusi7(.s.lusi
0ntuk dua himpunan ) dan B: A B = A = B > A B A B = A =B > A B Contoh 2 . .erapa banyaknya bilangan bulat antara 1 dan 1'' yang habis dibagi ! atau -G Fenyelesaian: A = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi !, B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi -, A B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi ! dan (yaitu himpunan bilangan bulat yang habis dibagi oleh HFH > Helipatan Fersekutuan Derke(il > dari ! dan -, yaitu 1-), yang ditanyakan adalah A B. A = 1''@! = !!, B = 1''@- = ', A B = 1''@1- = % A B = A = B > A B = !! = ' > % = "8 ;adi, ada "8 buah bilangan yang habis dibagi ! atau -. 0ntuk tiga buah himpunan A, B, dan C, berlaku
Himpunan
1%
Partisi
Fartisi dari sebuah himpunan A adalah sekumpulan himpunan bagian tidak kosong A1, A , * dari A sedemikian sehingga: (a) A1 A * = A, dan (b) Ai Aj = untuk i j Contoh 2!. ,isalkan A = {1, , !, ", -, %, 8, &#, maka { {1#, { , !, "#, {8, &#, {-, %# # adalah partisi A.
Himpunan 4an"a
Himpunan yang elemennya boleh berulang (tidak harus berbeda) disebut himpunan gan"a (multiset). 1ontohnya, {1, 1, 1, , , !#, { , , #, { , !, "#, {#. *ultiplisitas dari suatu elemen pada himpunan ganda adalah jumlah kemun(ulan elemen tersebut pada himpunan ganda. 1ontoh: M = { ', 1, 1, 1, ', ', ', 1 #, multiplisitas ' adalah ". Himpunan (set) merupakan (ontoh khusus dari suatu multiset, yang dalam hal ini multiplisitas dari setiap elemennya adalah ' atau 1. Hardinalitas dari suatu multiset dide$inisikan sebagai kardinalitas himpunan padanannya (eki/alen), dengan mengasumsikan elemen-elemen di dalam multiset semua berbeda.
Himpunan
18
Fernyataan himpunan adalah argumen yang menggunakan notasi himpunan. Fernyataan dapat berupa: 1. Hesamaan (identity ) 1ontoh: .uktikan BA (B C) = (A B) (A C)C . 6mplikasi 1ontoh: .uktikan bah5a B;ika ) . = dan ) (. 1) maka selalu berlaku bah5a ) 1C. 1. Pem3u.tian "engan mengguna.an "iagram :enn Contoh 2#. ,isalkan A, B, dan C adalah himpunan. .uktikan A (B C) = (A B) (A C) dengan diagram :enn. Bu$ti'
A (B C)
(A B) (A C)
Hedua digaram :enn memberikan area arsiran yang sama. Derbukti bah5a A (B C) = (A B) (A C). 9iagram :enn hanya dapat digunakan jika himpunan yang digambarkan tidak banyak jumlahnya. ,etode ini men#ilustrasi$an ketimbang membuktikan $akta. 9iagram :enn tidak dianggap sebagai metode yang /alid untuk pembuktian se(ara $ormal. 2. Pem3u.ti.an "engan mengguna.an ta3el .eanggotaan
Himpunan
1<
Contoh 2$. ,isalkan A, B, dan C adalah himpunan. .uktikan bah5a A (B C) = (A B) (A C). Bu$ti:
A ' ' ' ' 1 1 1 1 B ' ' 1 1 ' ' 1 1 C ' 1 ' 1 ' 1 ' 1 BC ' 1 1 1 ' 1 1 1 A (B C) A B ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' 1 ' 1 1 1 1 AC ' ' ' ' ' 1 ' 1 (A B) (A C) ' ' ' ' ' 1 1 1
Harena kolom A (B C) dan kolom (A B) (A C) sama, maka A (B C) = (A B) (A C). 3. Pem3u.tian "engan mengguna.an alja3ar himpunan. Contoh 2&. ,isalkan A dan B himpunan. .uktikan bah5a (A B) (A B ) = A Bu$ti: (A B) (A B ) = A (B B ) (Hukum distributi$) =A0 (Hukum komplemen) =A (Hukum identitas) Contoh 2-. ,isalkan A dan B himpunan. .uktikan bah5a A (B > A) = A B Bu$ti: A (B > A) = A (B A ) = (A B) (A A ) = ( A B) 0 =AB (9e$inisi operasi selisih) (Hukum distributi$) (Hukum komplemen) (Hukum identitas)
Himpunan
'
Contoh 30. .uktikan bah5a untuk sembarang himpunan A dan B, bah5a (i) A ( A B) = A B dan (ii) A ( A B) = A B Bu$ti: (i) A ( A B) = ( A A ) (A B) (H. distributi$) = 0 (A B) (H. komplemen) = AB (H. identitas) (ii) adalah dual dari (i) A ( A B) = (A A ) (A B) (H. distributi$) = (A B ) (H. komplemen) = AB (H. identitas)
. Pem3u.tian "engan mengguna.an "e6inisi ,etode ini digunakan untuk membuktikan pernyataan himpunan yang tidak berbentuk kesamaan, tetapi pernyataan yang berbentuk implikasi. .iasanya di dalam implikasi tersebut terdapat notasi himpunan bagian ( atau ). Contoh 31. ,isalkan A dan B himpunan. ;ika A B = dan A (B C) maka A C. .uktikanJ Bu$ti: (i) 9ari de$inisi himpunan bagian, P " jika dan hanya jika setiap x P juga ". ,isalkan x A. Harena A (B C), maka dari de$inisi himpunan bagian, x juga (B 1). 9ari de$inisi operasi gabungan (), x (B C) berarti x B atau x C. (ii) Harena x A dan A B = , maka x B 9ari (i) dan (ii), x C harus benar. Harena K A juga berlaku x 1, maka dapat disimpulkan A C .
Himpunan
Operasi yang dapat dilakukan pada tipe himpunan adalah operasi gabungan, irisan, dan selisih seperti pada (ontoh berikut:
{gabungan} HurufKu:=[A, C, D] + [C, D, E]; {irisan} HurufKu:=[A, C, D] * [C, D, E]; {selisih} HurufKu:=[A, C, D] - [C, D, E];
0ji keanggotaan sebuah elemen di dalam himpunan dilakukan dengan menggunakan opeator in seperti (ontoh berikut:
if A in HurufKu then ...
Himpunan
9i dalam kakas pemrograman !elp(i, set sering digunakan untuk mengindikasikan &la#. ,isalnya himpunan icon untuk indo :
type TBorder !o"=#$%&'s(e)Me"u, $%M%"%)%*e, $%Ma+%)a*e,; Huruf = set of TBoder !o";
Himpunan