Anda di halaman 1dari 52

BAGIAN PERTAMA MELIHAT KENYATAAN YANG SEBENARNYA Pendahuluan Sebuah gerakan yang rapi dan massif harus mengandaikan

terbentuknya faktorfaktor produksi, distribusi dan wilayah perebutan. Tanpa mengunakan logika ini maka gerakan akan selalu terjebak pada heroisme sesaat dan kemudian mati tanpa meninggalkan apa-apa selain kemasyuran dan kebanggaan diri belaka. Katakanlah kita sedang akan membangun sebuah gerakan maka dimana wilayah perebutan yang akan kita temui dan oleh karena itu apa yang harus kita produksi dan mengunakan jalur distribusi seperti apa agar produk-produk gerakan kita tidak disabotase di tengah jalan. Rangkaian produksi-distribusi-perebutan ini adalah sebuah mata rantai yang tidak boleh putus, karena putusnya sebuah mata rantai ini berati matinya gerakan atau setidaktidaknya gerakan hanya akan menjadi tempat kader-kadernya heroisme-ria. Dan yang lebih penting bahwa gerakan semacam ini akan lebih mudah untuk di aborsi. ang pertama-tama perlu di kembangkan di !"## adalah bahwa sejarah itu berjalan dengan masa lalu, bukan karena semata-mata masa lalu itu ada, tetapi karena masa lalu telah membentuk hari ini dan hari esok. $rtinya capaian tertinggi dari sebuah gerakan adalah ketika satu generasi telah berhasil mengantar generasi berikutnya menaiki tangga yang lebih tingi. %isi historis inilah yang akan menjadikan !"## sebagai organisasi besar yang berpandangan kedepan dan uni&ersal, karena !"## tidak didirikan hanya untuk bertahan selama sepuluh atau dua puluh tahun, tetapi !"## didirikan untuk melakukan perubahan tata struktur dan sistem. Dengan demikian paradigma menempati posisi yang sangat &ital dalam membangun gerakan !"## ke depan, bukan semata-mata karena kita membutuhkan paradigma, tetapi karena paradigma itu seharusnya memandu gerakan !"## dalam longue duree dalam bingkai dunia. Selama ini, perdebatan paradigmatik di !"## hanya bersifat reaksioner, bukan sebuah inisiatif yang didasarkan pada gerak maju yang terencana. Kondisi seperti inilah yang kemudian membatasi ruang lingkup gerakan !"## yang hanya melingkar di orbit internal '( dan tidak mampu melakukan pendudukan dan perebutan sektor-sektor setrategis yang memiliki resonansi luas kepada publik. Sejauh berkaitan dengan perubahan struktural yang dicitakan !"##, maka pendudukan dan perebutan sektorsektor publik adalah suatu keniscayaan. "asalahnya selama ini yang di puja-puja oleh sebagaian besar aktifis !"## adalah gerakan kultural an sich yang mengabaikan segala sesuatu yang bersifat struktur. Katakanlah dikotomi gerakan kultural-struktural yang menjadikan !"## sebagai penjaga gerbang kultural sementara organisasi kemahasiswaan yang lainnya, misalnya sebagai pemain struktural telah menimbulkan kesesatan berfikir sedari awal tentang gerakan yang dibayangkan ) imagined movement* oleh kader-kader !"##, bahwa !"## cukup hanya bergerak di +S"-+S" saja dan tidak perlu berorientasi di kekuasan. ,adi paradigma merupakan suatu keniscayaan yang di bangun berdasakan atas pandangan !"## tentang dunia dalam realitas globalisasi dan pasar bebas yang saat ini sedang berjalan. Indonesia Dalam Globalisasi Dan Pasar Bebas Sebagai Reli as dan Modal Gera!an Dalam peradapan baru dunia global, kemajuan tekhnologi dan informasi menjadi infrastruktur penopang bergeraknya globalisasi dan liberalisasi ekonomi )baca neoliberal*. Sebagai contohnya keberadaan pasar maya yang merupakan sistem dan tatanan baru bagi keuangan internasional yang kemudian banyak disebut dengan disebut dengan pasar modal dan pasar uang. Kemajuan elektronik global, membuat para pemegang modal diberbagai sektor seperti keuangan, perbankan, in&estasi langsung dan lain-lain, dengan mudahnya dapat memindahkan modalnya dalam jumlah besar dari negara yang lain ke negara yang lainnya hanya dengan memencet mouse kompiuter dengan jaringan internet yang terakses langsung disemua negara di dunia. Sehingga dengan mudahnya mereka malakukan inter&ensi terhadap perekonomian satu negara bahkan satu kawasan. Karena pergerakan aliran lalu lintas modal global sangat mempengaruhi pasar modal dalam satu negara. Selain itu terpakunya standar pertukaran

internasional hanya pada dollar $S, mempunyai kecenderungan untuk mempengaruhi perputaran dan pergerakan pasar uang global. Sistem dunia akan terus bergerak dan mempunyai kecenderungan untuk bergerak linier yang akan berproses secara kompleks serta akan selalu memunculkan kontradiktif atau pertentangan. Sistem dunia juga akan merasuki semua aspek kehidupan manusia dan negara, sehingga ada kecenderunagn suatu negara tak terkecuali #ndonesia akan kehilangan sebagian kekuatan ekonominya. Dilain pihak globalisasi akan mendorong kekuatan-kekuatan lokal )baca kearifan lokal* untuk mampu bertahan dalam dunia yang menglobal ini. Sebagaimana dikatakan oleh $nthony -iddens, .-lobalisasi tidak hanya berkaitan dengan sistem-sistem besar, seperti tatanan keuangan dunia, globalisasi bukan sekedar apa yang ada diluar sana terpisah, dan jauh dari orang perorang. #a juga merupakan fenomena di sini yang mempengaruhi aspek-aspek kehidupan kita yang intim dan pribadi. !erdebatan mengenai nilai-nilai keluarga yang tengah berlangsung di banyak negara misalnya, mungkin terkesan sangat jauh dari pengaruh globalisasi. Tidak demikian halnya, dibanyak belahan dunia, sistem keluarga tradisional kian berubah atau terdesak khususnya setelah kaum perempuan menuntut kesetaraan yang lebih besar. Sepanjang yang kita ketahui dari catatan sejarah, belum pernah ada masyarakat yang kaum perempuannya hampir setara dengan pria. #ni sunguh merupakan re&olusi global dalam kehidupan sehari-hari yang konsekwensinya dirasakan diseluruh dunia , dari wilayah kerja hingga wilayah politik/. )$nthony -iddens 0 1223* Keberadaan #ndonesia tidak lepas dari pergerakan di luar apalagi dalam dunia yang menglobal. Dinamika perpolitikan internasional yang akan mendorong semakin menguatnya trend global kedepan dan trend ini tentunya akan terus berubah mengikuti irama pasar. Sistem dunia yang didukung sepenuhnya negara-negara di dunia pertama, sehingga mereka memainkan peran setrategis setiap pengambilan kebijakan mengenai aturan-aturan internasional melalui lembaga-lembaga tertentu. Sebagai contoh adalah adanya #S4 )international Standart 4rganisation* yang menjadi salah satu aturan internasional dalam perdaganan barang lintas negara. 5ara pandang penetapan aturan dengan mengunakan cara pandang barat, yang sudah barang tentu berbeda dengan cara pandang, kondisi dan potensi yang dimiliki oleh negara-negara di dunia ketiga. $turan seperti ini sudah barang tentu akan mengalalahkan daya saing negara-negara ketiga, karena aturan #S4 memiliki kecenderungan untuk menghadapkan pada hokum besi mekanisme pasar. "ekanisme pasar sejauh membuka kesempatan kepada semua pihak untuk berinteraksi secara setara dapat di terima. Tetapi dalam sistem neoliberal seperti yang sekarang kita temui ini, dijumpai sebuah kondisi dimana prinsip kesetaraan tidak ada, atau terjadi interaksi yang asimetris. !rinsip perdagangan bebas yang dipandu dengan sistem monetarisme hampir-hampir tidak menyisakan ruang bagi ekonomi kecil untuk sur&i&e. !ara pemilik modal besarlah yang memiliki kesempatan emas untuk bermain dalam sistem ini. Keterlibatan #ndonesia dalam perdagangan bebas dengan diresmikannya $6T$, tetapi jika di analisis lebih dalam #ndonesia tidak akan dapat berbuat banyak dihadapan modal-modal asing raksasa. Kita dapat membayangkan bagaimana seandainya sektorsektor ekonomi yang menguasai hajat hidup orang banyak akan di kuasai oleh segelintir indi&idu yang dengan laluasa akan dapat memainkannya untuk kepentingan pribadinya. 'egara yang seharusnya mengabdi demi hajad hidup orang banyak telah di pereteli kekuasaanya oleh pasar, sehingga tidak lebih hanya akan bertindak sebagai agen pasar berhada7an dengan masyarakat sendiri. Dengan agenda payung pri&atisasi misalnya kita telah dan akan melihat bagaimana banyak 8("' di pri&atisasi demi memenuhi budget pemerintah yang telah mengalami defisit. ang menarik adalah pri&atisasi itu terjadi atas desakan #"6 yang merupakan kepanjangan tangan negara-negara core dalam moneter dunia. #ni secara gamblang menjelaskan bagaimana pemerintah )baca 0 negara* tidak berdaya di hadapan sistem pasar yang telah mapan )neoliberalisme*. ang sangat ironis, ditengah kencangnya gerak maju neoliberalisme justru tidak ada struktur lokal yang mampu menghadapinya. Struktur lokal telah terfragmentasi

ii

sedemikian rupa sehinga neoliberalisme dapat menjebol benteng #ndonesia tanpa perlawanan sama sekali. Dalam hubungan antar negara bangsa, pemerintah dan rakyat yang sama sekali tidak saling terkait kita menyaksikan bahwa #ndonesia telah benarbenar terkunci dalam gerak sejarah. ,ika hari ini adalah lima puluh tahun yang silam dan kita telah memiliki keawasan seperti hari ini, niscaya kita akan memilih "ao Tse Tung atau Tan "alaka yang memilih kemerdekaan sepenuh-penuhnya, bukan negociated independence seperti yang kita alami. Seandainya kita memiliki kesempatan untuk berbenah diri ke dalam tanpa harus mengintegrasikan diri dalam interaksi global yang asimetris ini, maka politik isolasi mungkin adalah pilihannya. Resikonya adalah seperti apa yang telah di alami 5ina )RR5*, selama beberapa dekade sibuk berbenah diri melakukan reformasi struktur internal dan kemudian dalam hitungan dekade kelima telah mampu bersaing dengan hegemon dunia. Tentu 5ina memiliki kekhasan yang tidak bisa disamakan dengan #ndonesia, tetapi paling tidak ia merupakan gambaran bahwa there in )an* $lternati&e )T#$* selain blue-print $S yang harus di ikuti oleh negara pery-pery. Konsolidasi politik negara-negara 9ropa dan $merika yang banyak menganut demokrasi liberal pasca perang dunia ke-1, untuk menciptakan format baru penjajahan dari kolonialisme dan imperalisme lama. Konsolidasi yang menghasilkan adanya pertukaran politik global sehingga memunculkan imperium global yag diikuti dengan perkembangan diplomasi multerateral dan regulasi internasional dan pembentukan instritusi-institusi politik global, seperti !88 dan institusi regional seperti (ni 9ropa, '$6T$ dan lain-lain. #nstitusi politik internasional inilah yang akan menciptakan aturan main percaturan politik global berskala internasional khususnya yang menyangkut isu-isu perdagangan, perang dan perdamaian. !erkembangan politik internasional yang ditopang dengan aturan internasional tersebut akan menghilangkan sekat-sekat batas negara sehingga akan memunculkan re:im internasional yang mempunyai pengaruh cukup signifikan dan memiliki otoritas untuk menentukan masa depan negara-negara yang lain. !erkembangan internasionalisasi dan transnasional politik yang mempunyai kecenderungan hilangnya peran negara atas warganya, dan kecenderungan untuk membangun satu pemerintahan re:im global yang berlapis dengan kekuasaan mayanya, tetapi mampu mengerakkan struktur sosial dan politik dari sebuah negara. Konsekwensi dari politik transnasional ini adalah miunculnya hukum-hukum internasional yang kosmopolitan. !osisi #ndonesia yang merupakan bagian dari dunia, tidak akan mungkin lagi terhindar dari proses internasionalisasi politik tersebut apalagi dengan kondisi geogeografis #ndonesia yang strategis. #ndonesia akan kehilangan banyak peran dan hanya menjadi bagian kecil dalam pentas dunia. !emerintah #ndonesia dan negara-negara ketiga lainnya akan semakin kehilangan kontrol atas arus informasi, teknologi, penyakit, migrasi, senjata, dan transaksi finansial baik legal maupun ilegal yang melintasi batas-batas wilayahnya. $ktor non-negara, mulai dari kalangan bisnis hingga organisasi-organisasi non-profit akan semakin memainkan peranan penting dalam lingkup nasional maupun internasional. Kualitas pemerintahan nasional dan internasional akan ditentukan oleh tingkat keberhasilan negara dan masyarakat dalam mengatasi kekuatan-kekuatan global di atas. 4leh karena itu, kita perlu melihat #ndonesia dalam gambar dan ruang lebih besar lagi yaitu dunia. Dengan melihat #ndonesia sebagai bagian dari sebuah sistem dunia yang sedang berjalan, kita dapat mengenali relasi apa yang sedang terjadi dalam sebuah peristiwa. Dengan mengenali relasinya kita dapat melihat pola-pola yang di gunakan oleh sistem tersebut untuk beroperasi, katakanlah kita perlu melihat dengan perspektif sistem dunia ini, lalu bagaimana kita menghubungkan perubahan-perubahan internal #ndonesia dengan sistem dunia ini ; $dalah 9manuel <ellerstain dan teman-temannya di 6ernan 8roudell 5enter 8inghamton (ni&ersity yang mencoba memperkenalkan perspektif sistem dunia ini sebagai alat baca. Dalam pandangan para world sistemi:er dunia ini terbagi ke dalam tiga wilayah kerja )internasional di&isiopn of labour* yaitu 3. Core, terdiri dari negara yang memiliki proses-proses produksi yang cangih, didaerah ini borjuis indigenous memiliki industri otonom yang

iii

memproduksi komoditas manufaktur untuk pasar dunia. !ola-pola kontrol buruh yang dominan adalah wage labour dan self-employment, negara-negara core biasanya dengan strong state machinesries. 'egara core pada umumnya 'orthwest 9ropa, $merika Serikat, Kanada, ,epang, dan $ustralia. 1. Periferi, terdiri dari negara-negara yang memiliki proses produksi yang sederhana. 8iasanya produk-produk negara periferi ikut menyumbang proses akumulasi kapital dinegara-negara core karena dagang memerlukan pertukaran-pertukaran yang tidak seimbang. Kontrol buruh juga dijalankan dengan kekerasan, dengan struktur negara yang lemah. 'egara periferi menurut <allerstain=s tidak cukup kuat untuk menginter&ensi lajunya komoditas, kapital dan buruh antar :ona ini denfgan :ona yang lainnya dalam system dunia. Tetapi cukup kuat untuk memfasilitasi flows yang sama. >. Semi Periferi, mempunyai kompleksitas kegiatan ekonomi, modus kontrol buruh, mesin negara yang kuat dan sebagainya. 6ungsi politik periferi adalah sebagai buffer :one antara dua kekuatan yang saling berlawanan. Secara historis, semi periferi terdiri dari negara-negara yang sedang naik atau turun dalam system dunia. P"LA HIST"RIS GL"BALISASI P"LITIK Pra#A$al Modern %Abad &' (&)* Sebagian besar bersifat intrateritorial dan intraregional tetapi juga memulai ekspansi imperial. %olumenya rendah, tetapi melonjak ketika para kompetitor politik atau ekonomi bertemu dan berbenturan Terbatas? Sporadis Modern %Abad &+ ( ,-* Kon em.orer %&+'/ # *

E!s ensi s

9mperium global? Sistem negara global? "uncul sistem "uncul tataan politik negara bangsa global? Regionalisasi politik dan inter-regionalisme %olumenya meningkat dan terjadi ekspansi hubungan Terjadi peningkatan drastis pada kesepakatankesepakatan internasional, jaringan dan berbagai hubungan formal maupun informal. Terjadi percepatan pada interaksi politik global seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi. Tinggi0 saling terkait, sensitif dan rentan.

In ensi as

Per0e.a an

"eningkat

Pengaruh %nega i1*

In1ras ru! ur

Sedikit? tetapi "eningkatnya terkonsentrasi konsekuensikonsekuensi institusional dan struktural "inimal? kerangka "unculnya !erubahan besar baik kerja amultilateral 4rganisasi dan pada ukuran, bentuk, bergerak sangat rejim-rejim jumlah rejim, lamban, mulai dari internasional organisasi traktat hingga maupun internasional dan konferensi organisasi transnasional. transnasinal serta
i&

mekanisme hukum. Komunikasi global .realtime/ dan infrastruktur media. Ins i usionalisasi "inimal, tetapi mulai ada diplomasi dan regularisasi jaringan kerja antar negara. !erkembangan rejim-rejim, peraturan-peraturan dan hukum internasional bersifat tentatif tetapi rentan. Ditandai dengan pengembangan rejim, hukum internasional, dasar-dasar hukum kosmopolitan serta struktur organisasi antar pemerintah maupun organisasi transnasional )swasta*. Dari Dunia yang 8ipolar )perang dingin* ke "ultipolar. Kesenjangan (tara dan Selatan mulai dikikis seiring dengan munculnya '#5s )'egara #ndustri 8aru* dan aktor-aktor nonnegara. Deteritorialisasi dan reteritorialisasi. .Reason of State/ diupayakan dalam kerangka hubungan kerjasama )kooperatif* dan kolaboratif.?Kerjasama dan !ersaingan?-eoekonomik dan End o1 em.ire

S ra i1i!asi

!erkembangan tatanan dunia yang 9ropa sentris. 4rganisasi politik lemah, tersebar dan tidak merata melintasi batas teritotial.

Pola In era!si

@irarki kekuatan politik, militer dan ekonomi terkonsentrasi di 8aratA(tara. Kapabilitas politik dikembangkan, tetapi hubungan yang tidak seimbang )asimetris* tetap dipertahankan. !ersaingan? perang- Teritorial? perang terbatas? Diplomatik? KonfliktualAKoersif? -eopolitikAKoersif? #mperialis. #mperialis? Konflik dan Kompetisi? !embentukan ke arah .total war/

Sumber 2 Derri&ed from -lobal Transformations? !olitic, 9conomic and 5ulture, Da&id @eld and $nthony "c-rew, Da&id -oldblatt and ,onathan !erraton, !olity !ress, (K, 3BBB. !roses pergeseran tatanan politik dunia baru sebagaimana yang tersebut di atas, akan menopang struktur ekonomi global, dengan menyiapkan infrastruktur aliran dan lalu lintas modal baik langsung maupun tidak langsung. $turan main internasional sebagai hasil dari kebijakan lembaga-lembaga politik dan ekonomi internasional seperti, !88, #"6, world 8ank, <T4 dll, juga akan mempengaruhi #ndonesia untuk tetap bisa survive didalamnya. !ertumbuhan negara, kemampuan negara meningkatkan pendapatan, mengatasi kemiskinan dan menguranggi pengangguran akan sangat tergantung kondisi dan tatanan ekonomi internasional. Tak terkecuali adalah lalu lintas modal dalam negara, karena kesemuannya dikemas dalam hukum kosmopolitan yang namanya mekanisme pasar, yang menghadapkan indi&idu , negara dengan pasar. !erekonomian global akan sangat ditentukan juga oleh negara-negara adi kuasa yang secara kemampuan memiliki kelebihan-kelebihan struktur ekonomi, seperti 5ina, $S, #nggris, Swedia, kanada dll. Kemampuan untuk mengsuplay kebutuhan-kebutuhan negara di dunia, akan memunculkan pemenang-pemenang ekonomi, karena hegemoni ekonomi global akan menentukan gaya hidup borjuis, hiperbalis dengan tingkat konsumerisme yang tinggi di masyarakat, sehingga akan mengakibatkan tingkat ketergantungan penduduk dan negara di dunia ketiga akan semakin tinggi terhadap

&

negara-negara suplayer, tak terkecuali #ndonesia. @al ini akan semakin membuat keberadaan kemiskinan yang meningkat di negara-negara dunia ketiga dan kesenjangan ekonomi yang sangat tinggi. Membangun Paradigma Berbasis Ken3a aan "embangun paradigma gerakan memang sesulit membaca kenyataan yang semestinya menjadi pijakan paradigma itu. -erakan yang dibangun tidak diatas landasan kenyataan hanya akan menjadi struktur apalagi peradaban. !aradigma yang baik adalah paradigma yang mampu menjadikan sejarah sebagai bahan penyusun yang dipadukan dengan kenyataan hari ini. Kenapa sejarah menjadi penting dalam penyusunan paradigma gerakan; Sebagaimana diketahui bahwa sejarah itu menyimpan masa lalu yang telah menyusun masa kini dan masa depan. ,adi, dengan mengkombinasikan sejarah dengan real-life hari ini, kita akan mampu membaca kenyataan secara benar sehingga kita tidak akan terjebak dalam kenyataan mediatik yang manipulatif dan menyesatkan. Dengan selalu berangkat dari kenyataan real, kita akan mampu menangkap struktur apa yang saat ini sedang bergerak dan geraka yang kita jalankan akan mampu memutus roda-gila )free-wheel* peradaban yang hegemonik. Selama ini, nalar mainstrem yang digunakan dalam penyusunan paradigma di !"## adalah nalar yang berangkat dari asumsi yang belum tentu terkait dengan kenyataan yang sehari-hari terjadi. ,adi, konsep ideal )logos* itu dianggap lebih penting dan ideal dari pada kenyataan. a4 Bela5ar Dari Se5arah Gera!an Mahasis$a Realitas politik memang mengatakan independensi perguruan tinggi yang notabene adalah basis pendidikan nasional, sehingga banyak harapan akan adanya pemikiran-pemikiran baru tentang ke-#ndonesiaan yang dihasilkan dari institusi ini. Selain ci&itas akademika yang merepresentasikan kelompok intelektual, mahasiswa juga diharapkan mampu memberikan gagasan dan ide-ide ke-#ndonesiaan, dengan beragam aktualisasi. Selain sebagai kelompok intelektual, ternyata dinamika perpolitikan negara juga cukup signifikan untuk mengerakkan mahasiswa menjadi satu kekuatan gerakan ekstra parlementer sebagai salah satu pilihan aktualisasinya. "elalui peran ini, mahasiswa tentunya ingin mengartikulasikan kepentingan-kepentingan dan aspirasi politiknya untuk mempengaruhi proses-proses pengambilan keputusan di tingkat nasional, yang kesemuanya itu dibingkai dalam kerangka menyuarakan kepentingankepentingan rakyat dan atas nama demokrasi, yang mencoba untuk berbareng bergerak bersama rakyat, sehingga akan menjadi satu gerakan people power yang masiff dan progresif. 5ita-cita luhur para mahasiswa #ndonesia, ternyata hanya menjadi utopi, karena gerakan mahasiswa #ndonesia hanya menjadi alat dari kelompokkelompok kepentingan yang mengatasnamakan rakyat. @al ini tentunya didasari pada beberapa fakta dari proses sejarah gerakan mahasiswa di #ndonesia. Pertama, gerakan mahasiswa tahun 3BCD-3BEE, mahasiswa bangkit karena melihat kondisi negara yang sedang mengalami kegoncangan sistem politik nasional yang selalu mengalami perubahan bentuk pemerintahan, mulai dari R#S, Demokrasi Terpimpin dan kembali lagi ke Republik, yang disebabkan oleh lemahnya posisi negara atas rakyatnya. Sebagaiman ditulis 6achri $ly .Kondisi ini diperlihatkan dengan gejala kemiskinan massal di perkotaan ataupun di daerah pedesaan, hancurnya sarana dan prasarana ekonomi sehingga menyebabkan kehancuran ekonomi dan tingginya tingkat utang serta rusaknya atau tidak berfungsinya prasarana dan sarana transportasi, komunikasi dan modernisasi/)6achry $li 0 3BFD*. Kekuatan mahasiswa memang mampu mengulingkan kekuasaan !residen Soekarno tahun 3BEE, tapi perlu diingat bahwa kekuatan mahasiswa tidak muncul dengan sendirinya, 8adan Kerja Sama !emuda "iliter yang terbentuk tahun 3BDG, adalah bentuk infiltrasi politik $8R#, yang waktu itu itu mulai menunjukkan sifat kohesinya yang kuat dalam kehidupan politik, sebagai respon atas pertentangan ideologi, sehingga melirik mahasiswa sebagai kelompok

&i

independen untuk menjadi mitra. @asil perjuangan mahasiswa telah mampu menaikkan ,enderal Soeharto untuk menduduki kursi R#-3, justru mahasiswa yang kritis atas situasi perpolitikan negara harus berhadapan dengan strategi depolitisasi oleh pemerintah berkuasa, karena !residen Soeharto lebih tertarik untuk berkoalisi dengan intelektual dan tekhnokrat murni yang selama ini tidak pernah concern dengan persoalan politik. Kedua, gerakan mahasiswa tahun 3BGCA3BGD, juga sempat terprofokasi oleh isu-isu anti ,epang sehingga pada tanggal 3D ,anuari 3BGD yang kemudian di kenal dengan "alari, terjadi pembakaran produk-produk ,epang di #ndonesia, padahal ini tidak lebih akibat dari pertarungan untuk memperebutkan pasar antara $S dan ,epang. -erakan yang kemudian dijawab oleh pemerintah dengan dikeluarkannya 'KKA8KK )'ormalisasi Kehidupan KampusA8adan Koordinasi Kemahasiswaan*. Ketiga, gerakan "ahasiswa tahun 3BBF-pun tidak jauh beda. "ahasiswa terpro&okasi oleh isu-isu yang di buat oleh pihak luar, meskipun gelombang aksi terjadi di seluruh penjuru #ndonesia, tetapi yang lebih signifikan untuk mendorong pemerintah Soeharto mundur adalah fluktuatifnya kurs rupiah atas dollar $S dan berhentinya pasar modal dalam negeri, sebagai respon atas kekuasaan Soeharto berlebihan yang hanya berorientasi membangun istana ekonomi keluarga dan kroni, sehingga menutup peluang in&estasi pengusahapengusaha asing khususnya $S dan mengamcam kepentinagn internasional $S. Situasi pemerintahan yang seperti ini, sehingga memunculkan isu-isu populis yang kemudian terkenal dengan E &isi reformasi )$dili Soeharto, 5abut Dwi 6ungsi $8R#, @apus KK', Tegakkan Supremasi @ukum, 4tonomi Daerah dan $mandemen ((DH3BCD* yang entah dari mana datangnya, namun tiba-tiba mengema dan menjadi simbul perlawanan yang disuarakan oleh mahasiswa di seluruh #ndonesia. "omentum gerakan mahasiswa yang kemudian dimanfaatkan oleh elit tertentu. /-erakan reformasi ini telah dimanipulasi para elit politik, baik elit politik yang lama maupun yang baru, yang masih berambisi meraih kekuasaan bagi diri dan kelompoknya dengan cara saling kompromi diantaranya lewat pemilu yang dilaksanakan tahun 3BBB/ )"eluruskan $rah !erjuangan Reformasi Dan "erajut kembali "erah-!utih ang Terkoyak 0 #luni (#*. $kankah kita para mahasiswa sekarang kembali akan menjadi alat dan terpro&okasi dengan isu-isu populis tertentu yang ternyata hanya menguntungkan kelompok tertentu dan jauh dari kepentingan riil masyarakat ; b4 Gera!an Moral Mahasis$a Terlepas dari sejarah panjang perjalanan gerakan mahasiswa di #ndonesia, kekuatan mahasiswa hanya mampu menjadi kelompok preasure group yang ternyata di dorong oleh kepentingan kelompok tertentu. !ada sisi lain mahasiswa tidak mampu memberikan satu rumusan konseptual dan solusi atas berbagai problematika transisi. Kegagalan-kegagalan yang tetap harus kita akui sebagai bentuk kelemahan kita bersama, yang salah satunya disebabkan keterjebakan kita dalam stigma gerakan mahasiswa sebagai gerakan moral. Sejarah panjang mengenai peran gerakan mahasiswa di #ndonesia, memang telah mengoreskan tinta sejarah dengan menyebut gerakan mahasiswa sebagai gerakan moral. @al ini tentunya dilatar belakangi dengan keberhasilan gerakan mahasiswa menumbangkan re:im Soekarno tahun 3BEE, Soeharto tahun 3BBF dan -us Dur tahun 1223, yang konon katanya digerakkan oleh berhentainya proses demokratisasi, penegakan @$", tidak berjalannya supremasi sipil dan supremasi hukum serta lain-lainnya. +atar belakang inilah yang kemudian cukup signifikan mempengaruhi kemunculan stigma gerakan mahasiswa sebagai gerakan moral yang katanya akan selalu menyuarakan kepentingan rakyat banyak dengan idiom-idiom demokrasi, @$", supremasi sipil dan lain-lain. "eminjam istilah 8en $nderson dalam bukunya Re&olusi !emuda, mengenai peran pemuda yang sangat besar dalam menentukan masa depan sebuah bangsa. Dimana dalam peran ini mahasiswa menjadi bagian didalamnya. Selain itu adanya pepatah $rab yang berbunyi . Syubhanul yaum rijaalul ghoddi

&ii

(Pemuda Sekarang Adalah pemimpin masa depan !" Kedua hal tersebut di atas paling tidak menjadi landasan epistimologi yang akan semakin menguatkan stigma gerakan mahasiswa sebagai gerakan moral, sebagaimana kuatnya memori kolektif masyarakat yang menyebut bahwa pemuda #ndonesia pada tahun 3B2F telah mempunyai andil yang cukup besar terhadap bangsa #ndonesia dengan keberahasilannya melaksanakan sumpah pemuda, dimana masyarakat tidak pernah paham mengenai kenyataan empiris tentang kondisi dan situasi sosialpolitik dan ekonomi dalam negeri serta tren politik global pada waktu itu. 8udiaman Sudjatmiko pada tahun 1222 dalam tulisannya Demoralisasi -erakan "ahasiswa menyebutkan bahwa yang disebut dengan demoralisasi gerakan mahasiswa diartikannya dengan surutnya atau tidak adanya kekompakkan berbagai elemen gerakan mahasiswa pada waktu itu dalam merespon isu-isu yang berkembang saat itu, yang menarik pengertian dari pemengalan kata demoralisasi, dengan mengartikan bahwa de# yang artinya tidak atau mengecil dan moral yang diartikan respon mahasiswa yang mengunakan idiom-idiom demokratisasi, @$", supremasi hukum dan lain-lain. -erakan mahasiswa tidak pernah mengunakan gerakan moral sebagai pilihan bentuk aktualisasinya, tetapi yang dilakukannya adalah gerakan politik. @al ini dilatar belakangi oleh beberapa alasan, pertama, gerakan mahasiswa dalam orientasinya yang ingin melakukan perubahan, selalu mengunakan ukuran perubahan struktur atau lebih spesifik perubahan kebijakan sebagai ukuran keberhasilannya. 6enomena tentang perubahan struktur atau perubahan kebijakan yang terjadi di #ndonesia selalu dihasilkan dari proses gerakan politik bukan gerakan moral. Kedua, stigma gerakan moral tidak lain adalah bentuk justifikasi dari kebenaran akademis yang kelahirannya dilatar belakangi karena independensi perguruan tinggi, yang berimplikasi pada cara pandang bahwa gerakan mahasiswa adalah gerakan yang masih murni dan independen yang sangat jauh dari kepentingan pragmatis dan kepentingan politik tertentu. !adahal realitas empiriknya gerakan mahasiswa banyak mendapatkan donor dari partai politik, pemerintah, founding internasional dan lain-lain. Ketiga, gerakan mahasiswa yang mengklaim dirinya menyuarakan aspirasi rakyat dengan mengunakan idiom demokrasi, @$", supremasi sipil, supremasi hukum dan yang lainnya, telah menjadikan idiom-idiom tersebut sebagai standar moral gerakan. Standar moral yang cenderung dikotomis karena pada realitasnya, moral kemudian kemudian menjadi alat untuk mengukuhkan eksistensi gerakan mahasiswa dan menyerang lawan )baca 0 negara* yang pada sisi lain negara yang dalam perwujudannya sebagai bentuk dari konsep trias politika )eksekuti, legeslatif dan yudikatif* juga mengunakan idiom yang sama dalam menjalankan tugas dan fungsinya, tetapi kemudian mengapa gerakan structural negara dalam kontes yang sama tidak disebut sebagai gerakan moral tetapi lebih cenderung disebut gerakan politik yang identik dengan relasi kuasa. Keempat, moral dalam gerakan mahasiswa sebenarnya hanya menyetuh pada aspek psikologi, emosional dan romantisme, bukan moral yang menjadi Ilan dan subtansi dari gerakan, karena kebangkitan gerakan mahasiswa lebih signifikan dipengaruhi faktror eksternal yang lebih massif. 5ontohnya adalah terbentuknya 8adan Kerja Sama !emuda-"iliter )8KS!"* yang terbentuk tahun 3BDG, adalah bentuk infiltrasi politik $8R#. dan gerakan mahasiswa tahun 3BGCA3BGD yang melakukan pembakaran produk-produk ,epang di #ndonesia, yang terkenal dengan "alari, sebenarnya hanyalah akibat dari pertarungan antara $S dan ,epang untuk memperebutkan pasar di #ndonesia. (ntuk itu, refleksi bersama atas internal gerakan mahasiswa yang katanya sebagai tulang punggung masa depan bangsa harus segera mungkin dilakukan. Keberadaan moral dalam gerakan mahasiswa tidak lain adalah bentuk pelarian dari indi&idu seorang mahasiswa yang tidak mampu membebaskan diri dari belenggu moral dalam konteks pribadi, yang kemudian membawanya dalam komunitas gerakan mahasiswa. Tidak bebasnya belenggu disini meliputi, Pertama, belenggu moral dalam prespektif teologis yang mengikat relasi

&iii

manusia dengan Tuhan dalam menjalankan hukum agama dan kewajiban sebagai seorang hamba-'ya dimana terdapat penilaian atas perilaku indi&idu yang kemudian disebut dengan dosa atau tidak dosa dan halal atau haram. Kedua, belenggu dalam perspektif norma yang mengikat hubungan antar indi&idu dan masyarakat, dimana terdapat penilaian masyarakat terhadap perilaku indi&idu yang kemudian disebut bermoral atau amoral karena perilakunya yang keluar dari batasan-batasan norma, etika dan adat yang berlaku di masyarakat. Dari penjelasan di atas, maka moral sebenarnya adalah system nilai yang berlaku uni&ersal bagi indi&idu bukan komunitas )baca gerakan* dan menjadi alat mekanisme kontrol atas perilaku indi&idu dalam menjalankan kehidupannya bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 04 Bela5ar Dari Se5arah PMII Sebagai sebuah organisasi yang telah berusia hampir setengah abad, semestinya !"## telah mencapai periode kamatangan, sejak didirikan pada 3G $pril 3BE2 sebagai bagian integral dari organisasi '(, !"## memang berfungsi sebagai sayap mahsiswa '( di samping -! $nsor di sayap pemuda, "uslimat di sayap ibu-ibu, 6atayat di sayap remaja putri dan #!'(A#!!'( di sayap pelajar serta 8anom-8anom lain, maka komitmen !"## kapada jamHiyah '( adalah suatu yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. "aka keterlibatan !"## di masa-masa awal berdirinya sebagai penyokong !artai '( adalah sebuah keharusan. !ada tahun 3BGC ketika '( telah melakukan fusi politik dengan partaipartai #slam lain, dalam !!!, maka deklarasi independensi di "unarjati "alang juga merupakan pilihan sejarah yang sangat penting. Dengan tegas !"## menyatakan independen dari '( karena !"## memang harus menegaskan &isinya bukan sebagai bagian partai politik. Demikian pula, deklarasi interdependensi pada dekade 3BF2-an, yang kembali menegaskan ke saling tergantungan antara !"##-'( adalah bukti bahwa !"## tidak akan dapat meninggalkan komitmennya terhadap jamHiyah '(. !ilihan-pilihan dependensi-independensi-interdependensi ini sebenarnya tidak perlu terlalu dipermasalahkan. !erdebatan-perdebatan selama tiga dekade awal !"## tampaknya hanya berkisar di sekitar pilihan-pilihan ini belaka. #ni berakibat pada terbengkalainya rancangan-rancangan kedepan yang berada di luar batas-batas '(. #ni tentunya kontra produktif terhadap !"## sebagai sebuah gerakan yang mengandaikan adanya perubahan sistem dan struktur dalam jangka panjang, karena tidak akan perubahan dapat bergerak keluar dari batas-batas kulturalnya. #ni yang kemudian disebut sebagai jebakan primodialisme dalam gerakan, karena !"## tidak akan dapat pernah berperan sebagai agen transformasi kedalam '( yang nyata-nyata adalah komunitas dari mana ia lahir, alih-alih menjadi bagian dari kemapanan '( yang membekukan. Dengan demikian komitmen !"## terhadap '( adalah komitmen yang mengambil bentuknya dalam clas of strugle yang akan mengawal &isi dan misi '( kedepan disamping transformasi internal tersebut. !erdebatan yang lebih produktif baru muncul dekade 3BB2-an seiring dengan semakin luasnya pengaruh pemikiran -us Dur di kalangan muda '(, terutama !"##. 6iguritas -us Dur sebagai tokoh demokrasi dan pengusung ci&il society yang kritikal terhadap pemerintahan re:im Soeharto sangat berpengaruh dalam pembentukan pola fikir aktifis-aktifis !"##. ang perlu di catat adalah bahwa secara paradigmatik kepengurusan sahabat $. "uhaimin #skandar pernah mensosialisasikan ) paradigma $rus 8alik "asyarakat !inggiran * yang implikasinya sangat luas terhadap pola gerakan !"## hampir diseluruh #ndonesia. Dipandu oleh gagasan free market of ideas periode ini menyaksikan sebuah massi&e enlightenment di tubuh !"##. Selama setidak-tidaknya, paruh kedua dekade 3BB2-an !"## dengan gigih memperjuangkan demokrasi dan ci&il society sebagai nilai-nilai pembebasan. Dari masa inilah muncul optimisme baru tentang gairah gerakan di !"##. Selama ini, kepengurusan di !"## dan organisasi-organisasi mahasiswa ekstra lainnya semisal @"#, #"", !"KR#, -"'# dan -"K# adalah sebagai

iJ

batu loncatan untuk menduduki kursi-kursi di K'!# yang didukung oleh pemerintah. 'yata-nyatanya hanya organisasi-organisasi pro pemerintah yang pada akhirnya mendapatkan kursi di K'!# dan selanjutnya kursi di D!RA"!R R#. 4rganisasi-organisasi kritis tidak akan mendapatkan tempat dalam kultur politik orde baru yang sangat nepotis. $rtinya, antrian menuju kursi kekuasaan tidak akan pernah sampai kecuali dengan melalui setrategi lain yang berada di luar mainstream. Dan !"## melakukan itu tak kala @"# menjadi ri&al utamanya selama ini justru sedang bermesraan dengan re:im orde baru melalui politik ijo royo-royo dimana lebih dari >22 orang anggota "!R R# adalah alumni @"#. $khirnya, !"## bersama organ-organ mahasiswa forum 5ipayung minus @"# mendirikan sebuah forum bernama 6orum Kebangsaan !emuda #ndonesia )6K!#* sebagai bentuk keprihatinan atas mentalnya politik aliran di #ndonesia yang ditandai dengan semakin massifnya kelompok-kelompok yang tergabung di dalam #5"#, mengusung bendera representasi #slam yang mayoritas di dalam kekuasaaan. Dengan dukungan pemerintah Soeharto, #5"# melakukan ekspansi ke berbagai lini dengan mengusung isu-isu #slamisasi, baik di sektor ekonomi dengan mendirikan 8ank "uamalat, di media dengan mendirikan Republika yang diasumsikan sebagai koran #slam, maupun di permodalan dengan mendirikan 8!R-8!R syariah. Disektor ekonomi, isu yang diusung adalah kemandirian ekonomi umat dan anti cina, sebagai kelompok yang dianggap menghancurkan ekonomi #ndonesia. Klimaks dari resistensi terhadap pemerintahan re:im oede baru adalah gerakan mahasiswa di penghujung dekade 3BB2-an dimana !"## berdiri di barisan paling depan dalam menghancurkan re:im orde baru, sebagaimana '( juga berdiri di barisan paling depan dalam menganyang !K# pada paruh ke-dua tahun 3BE2-an. !aradigma arus balik masyarakat pingiran yang di pandu oleh gagasan free market of ideas tersebut berhasil menciptakan kader-kader !"## yang kritis dan memiliki militansi gerakan yang memadai dan sikap yang terbuka. Keterbukaan itu ditandai dengan luasnya pergaulan aktifis-aktifis !"## dengan kelompok-kelompok minoritas yang selama ini selalu terkucilkan. Dengan bekal pemahaman teologis yang inklusif para kader mampu melampaui sekat-sekat agama yang selama ini di pelihara demi kelanggengan kekuasaan. @ampir di semua le&el, komunikasi )baca 0 silaturahmi* kader-kader !"## dengan kalangan katolik, misalnya berjalan dengan natural dan tidak di buat-buat. Sampai sekarang pergaulan lintas agama ini telah jauh melampaui gagasan dialog agama atau konsep masyarakat multi kultur yang didukung kuat oleh funding agency. ,ika orang-orang masih ramai berbicara tentang teologi inklusif melalui dialogdialog formal, maka kader-kader !"## telah jauh berinteraksi dan secara timbal balik meresap di dalam keberagamaan itu sendiri. Singkatnya, don$t teach me how to act inclusively since i$m coming from such a society % 'amun, diluar keberhasilan paradigma arus balik dan 6"# tersebut, selalu ada yang terasa belum selesai dibangun di !"##, indikasi yang paling jelas adalah ketika K@ $bdurrahman <ahid terpilih sebagai !residen R# yang ke-C pada no&ember 3BBB. Secara serta merta para aktifis !"## ) dan '( dan juga aktifis-aktifis ci&il society pada umumnya* mengalami kebingungan apakah perjuangan ci&il society harus berakhir ketika -us Dur yang selama ini menjadi tokoh dan simbul perjuangan ci&il society di #ndonesia telah naik ketampuk kekuasan. 'ampaknya sikap para kader !"## terbelah dua pada saat itu. $da yang menghendaki agar !"## tetap bergerak di jalur kultural dan ada pula yang menghendaki agar !"## harus membela -us Dur. Dari sinilah kemudian mulai muncul dikotomi '( kultural dan '( struktural, yang secara otomatis juga terjadi di !"##. !"## kultural dan !"## struktural, yang kedua-duanya tidak saling bertemu dan cenderung saling menyalahkan. Sampai sekarang, dikotomi itu masih sedikit terasa sekalipun telah kehilangan rele&ansinya semenjak -us Dur di jatuhkan oleh sebuah konspirasi politik maha tinggi.

$rtinya paradigma arus balik telah patah disini. !aradigma ini kemudian di ganti dengan paradigma Kritis-Transformatif yang nalar penyusunannya tidak juah beda dengan nalar penyusunan paradigma arus balik. Dengan kata lain, paradigma ini melanjutkan kagagapan !"## dalam bersinggungan dengan kekuasan. Setidak-tidaknya ada tiga alasan untuk menjelaskan patahnya ke dua paradigma ini. Pertama, keduanya di desain hanya untuk melakukan resistensi terhadap otoritarianisme tanpa kompleksitas aktor di le&el nasional yang selalu terkait dengan perubahan di tingkat global dan siklus politik-ekonomi yang terjadi. Sebagai contoh maraknya +S" pro demokrasi dan gencarnya isu anti militerisme pada dekade 3BB2-an adalah akibat dari runtuhnya (ni So&iet sebagai ri&al (S$ dalam kompetisi hegemoni dunia. Secara siklis dapat dijelaskan sebagai berikut, Soeharto berhasil merebut tampuk kekuasaan dari !residen Soeharto pada tahun 3BEE melalui supersemar dengan dukungan penuh dari politik luar negeri $S yang sedang gencargencarnya melakukan containment terhadap komunisme. Saat itu adalah sedang panas-panasnya persaingan antara blok barat yang kapitalis dan blok timur yang komunis. !osisi #ndonesia demikian pentingnya pada waktu itu karena seandainya #ndonesia jatuh ketangan komunisme maka negara-negara yang berada disebelah utara #ndonesia seperti "alaysia, Thailand, 6ilipina dll secara otomatis akan jatuh. "aka, #ndonesia harus di bebaskan dari hantu komunisme ) le spectre de la communisme* Dan Soeharto adalah seorang jenderal tentara yang dapat menjalankan misi $S tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, komunisme jatuh pada tahun 3BFB dan ini berakibat pada merosotnya dukungan $S kepada Soeharto. Dengan kata lain Soeharto harus di jatuhkan. Dari saat inilah kemudian $S mulai mendorong demokratisasi di #ndonesia melalui #su-isu @$" dan ci&il society, melalui berbagai +S" yang danai melalui funding agency, pada sisi lain Soehartopun menjalin kekuatan dengan kelompok-kelompok #slam yang justru selama ini di marginalkannya. !uncaknya adalah berdirinya #5"# pada awal dekade 3BB2-an, sebagai sayap politik baru Soeharto pasca hilangnya dukungan $S kepada pemerintahannya. Dari sini, kemudian juga terjadi pembelahan, mereka yang bergerak dengan isu @$" dan ci&il society melawan re:im otoriter Soeharto yang mulai didukung oleh organisasi-organisasi #slam politik dibawah payung #5"#. Dan !"## terlibat di sini di pihak pertama sebagai pengusung isu demokrasi dan ci&il society. Sebenarnya, jika para aktor politik #ndonesia tidak terjebak pada peristiwa-peristiwa politik lokal dan mencoba sedikit melihat keluar, hampir di pastikan Soeharto dapat di jatuhkan tanpa harus menunggu terlalu lama. Kedua, kedua paradigma ini hanya menjadi bunyi-bunyian yang tidak pernah secara real menjadi habitus atau laku di !"##. $kibatnya, bentuk resistensi yang muncul adalah resisten tanpa tujuan, yang penting melawan. Sehingga ketika perlawanan itu berhasil menjatuhkan Soeharto terlepas ada aktor utama yang bermain, !"## dan organ-organ pro demokrasi lainnya tidak tahu harus berbuat apa. Dari sini, dapat di baca bahwa paradigma itu tidak disertai dengan semacam contingency plan yang dapat menyelamatkan organisasi dalam situasi apapun. Ketiga, pilihan paradigma ini tidak didorong oleh setrategi )not strategy# driven paradigm* sehingga paradigmanya di anggap sebagai suatu yang baku. "ustinya, ketika medan pertempurannya telah berganti, maka strateginyapun harus berbeda. Ketika medan pertempuran melawan otoritarianisme orde baru telah di kalahkan, !"## masih berpikir normatif dengan mempertahankan nalar paradigma lama. #ni membuktikan bahwa !"## tidak berpikir strategis. 8erangkat dari berbagai pengalaman di atas, maka sudah saatnya kita berpikir relistis atas kondisi bangsa kita saat ini. "embangun #ndonesia yang benar-benar demokratis dengan menyerahkan kedaulatan di tangan rakyat sebagaimana yang dicitacitakan oleh para founding father kita dalam ((DH3BCD. 8agimanapun demokrasi

Ji

adalah gagasan yang paling mengairahkan yang kemunculannya sejak abad KK, sehingga banyak negara-negara di belahan dunia berlomba untuk bisa mengkalin dirinya sebagai negara yang demokratis. Kompleknya persoalan-persoalan bangsa kita, mulai dari kemiskinan, beban hutang, KK', ancaman disintegarsi, penegakan @$", dan lainlain menjadi tantangan #ndonesia yang harus segera diselesaikan. Krisis ekonomi sejak pertengahan tahun 3BBG, memang telah menghancurkan struktur ekonomi dan politik kita. 'amun sebagai manusia #ndonesia memang kita dilahirkan atas dasar naluri indi&idual dan kebebasan, tapi tidak dilahirkan dengan pengetahuan yang membuat struktur ekonomi dan politik menjadi kebebasan yang akan dinikmati secara 5uma5uma, namun pilihan untuk berdemokrasi harus menjadi implementatif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga menjadi ciri dalam berinteraksi antar warga negara. Sebagaimana disebut Karim Suryadi, /"enata demokrasi belum cukup hanya dengan mendirikan kelembagaan demokrasi, demokrasi yang sehat untuk sebagian besar bergantung pada pengembangan budaya warga negara yang demokratis (democratic civic culture , budaya dalam artian perilaku, praktek-praktek dan normanorma yang mencerminkan kemampuan rakyat untuk mengatur diri mereka sendiri, terlebih dalam hal menyikapi konflik, melakukan kompromi dan konsensus/.)Karim Suryadi 0 3BBB* (ntuk itu diperlukan yang namanya pendidikan demokrasi kepada warga negara dan harusnya menjadi satu perhatian mendasar bagi pemerintah dan partai politik sebagai infrastruktur politik negara. @al ini didasari pada kepentingan bersama yaitu, pengakuan dan penghormatan atas hak asasi, harkat dan martabat indi&idu diakui, penegakan aturan hukum, menjalankan kewajiban bersama dan menempatkan kepentingan umum menjadi kepedulian bersama. (ntuk membangun satu struktur ekonomi dan politik #ndonesia kedepan yang akan mengerakkan berjalannya proses demokratisasi, kita juga harus mempertimbangkan faktor-faktor eksternal lainnya. Suatu persoalan kompleks yang selama ini tidak pernah muncul dalam pikiran kita bersama. Sebagaimana disebut ,acob 4etama,/ekonomi pasar dalam bentuknya yang liar justru berlawanan dengan &isi, orientasi dan nilai-nilai #ndonesia, sangat besar bahkan sangat menentukan peranan kepemimpinan dalam pemerintahan dan masyarakat, dalam lembaga-lembaga pemrintah dan lembaga-lembaga kemasyarakatan termasuk lembaga ekonomi masyarakat seperti usaha-usaha swasta/ ),acob 4etama 0 1223*. 8erbagai hal ini harusnya bisa diantisipasi sejak dulu jika pemerintah waktu itu tegas melaksanakan pendekatan integralistik yang berbasiskan pada beragamnya entitas etnik dalam konteks ke-#ndonesiaan. Sebagai mana disebut Dr.#r.@. 8unyamin Ranto, S9, .secara sederhana, makna konsep integralistik dalam konteks ke-#ndonesiaan adalah sebuah konsep yang senantiasa mengacu kepada a:as keterpaduan yang dilandaskan pada prinsip-prinsip keserasian, keselarasan dan keseimbangan/ )Dr.#r.@. 8unyamin Ranto, S9 0 3BBD* Selama ini, nalar penyusunan gerakan di #ndonesia setelah Tan "alaka lebih bersifat akademik. $rtinya diawali dengan berbagai konsep ideal tentang masyarakat atau negara yang berasal dari barat. Konsep-konsep yang dipakai dikalangan akademis kita semuanya berbau liberalisme, sehingga secara akademis tidak ada kemungkinan untuk meloloskan diri dari arus liberalisme. Semenjak dari pikiran, gerakan itu memang tidak akan pernah berhasil. ang dibayang kan disini, setiap konsep itu berlaku secara uni&ersal tanpa mempertimbangkan kenyataan yang menjadi setting aplikasi konsep tersebut. 5ontoh yang sering dikemukan tentang tidak nyambungnya antara konsep idealbarat dengan kenyataan #ndonesia adalah konsep-konsep politik-ekonomi yang dibawa oleh para elit politik dan tokoh gerakan #ndonesia semenjak kemerdekaan sampai sekarang ini. $pada awal-awal kemerdekaan isu .re&olusi/ menjadi semacam isu tunggal, dengan asumsi re&olusi ala "ark yang mengandaikan adanya pertentangan kelas-kelas sosial. Soekarno yang dengan gigih mengusung isu re&olusi ini justru akhirnya gagal dan terguling dengan kekuasaanya. Demikian pula dengan isu . pembangunan/ yang diusung oleh re:im orde baru, yang diasumsikan bahwa setelah mengikuti beberapa tahapan yang telah digariskan #ndonesia akan dapat melakukan tinggal landas menjadi negara industri maju.

Jii

Konsep-konsep re&olusi dan pembangunan yang di negeri asalnya berjalan dengan baik, justru tidak berjalan di #ndonesia. $pa yang salah ; Konsepnyakah yang memang mempunyai keterbatasan kontekstual ataukah memang kondisinya yang salah sehingga konsep-konsep ideal itu tidak dapat bersanding dengan kenyataan real yang setiap hari di jalani oleh masyarakat. $tau belum lama ini muncul gagasan tentang ekonomi kerakyatan yang bertujuan untuk memandirikan masyarakat #ndonesia pribumi. $nehnya isu kemudian malah menjadi praksis bukan lagi ekonomi karakyatannya, tetapi isu anti cina yang selama ini di anggap menjadi biang kerok hancurnya ekonomi #ndonesia. #su ekonomi kerakyatan berubah menjadi isu rasial yang sangat merugikan #ndonesia karena etnik 5inalah yang secara real memegang jalur-jalur distribusi ekonomi sampai le&el yang paling bawah. ,ika isu anti 5ina yang di usung oleh beberapa gelintir elit pribumi yang dikompromi oleh re:im hegemoni dunia tersebut menjadi kenyataan, maka yang paling di rugikan adalah masyarakat #ndonesia sendiri. Dari sini, kita melihat bahwa di kepala para elit kita sekalipun belum terbentuk satu cara pandang yang memadai dalam membaca kenyataan #ndonesia dan kemudian mencoba mengunakan hasil bacaan tersebut sebagai pijakan untuk menjadikan #ndonesia naik kelas. Dengan kata lain persoalan sulitnya membangun paradigma berbasis kenyataan di !"## itu pararel dengan kesulitan membuat agenda nasional yang berangkat dari kenyataan #ndonesia. Sehingga, apabila !"## merintis sebuah paradigma semacam itu, sekalipun untuk sementara akan tersisih dari pergaulan mainstream, maka suatu hari nanti sejarah akan mencatat !"## sebagai gerakan sosial yang menjadi pelopor #ndonesia baru yang mbenar-benar merdeka. "emang, saat ini orang selalu berpikir #nstan dan hanya mau melihat hasil tanpa mau melihat bagaimana sebuah proses terjadi untuk mewujudkan utopia. Sehinga benturan pertama bagi sebuah paradigma untuk berjalan adalah dampak jangka pendeknya, atau dengan kata lain problem sur&ai&al menuntut kita untuk meningalkan pikiran-pikiran panjang kita. -erakan harus mampu berkayuh di antara gelombang panjang dan gelombang pendek, agar gelombang panjang tetap terkejar dan gelombang pendek tidak cukup kuat untuk menghancurkan biduk kita yang rapuh. 8agaimanapun untuk membangun gerakan kita harus mendahulukan realitas ketimbang logos. S ra eg3 Bergera! Dengan Paradigma Berbasis Ken3a aan $khir abad KK dan awal abad KK# ini telah menyaksikan maraknya gerakan anti globalisasi yang telah mengharu-biru Seattle sampai -enoa dan sekarang mulai menyebar kenegara-negara dunia ke tiga. -erakan seperti ini akan mengalami kegagalan dalam situasi seperti ini karena nalar anti globalisasi sama dengan nalar globalisasi. Tidak ada ruang setrategi yang tersisa dengan gerakan yang demikian frontral. Dinegara-negara maju gerakan semacam ini dimungkinkan karena di topang oleh kesadaran setrategis yang mendalam, sementara di negara-negara peryphyery seperti #ndonesia gerakan ini berubah menjadi semacam gerakan konsorsium +S" anti globalisasi yang mengajukan diri untuk mendapatkan kucuran dari funding agency sebagai kepanjangan tangan langsung dari suatau pemerintah. $rtinya gerakan anti globalisasi di #ndonesia menjadi lelucon bahan tertawaan di siang hari. $tau katakanlah gerakan itu benar-benar didasari oleh suatu keyakinan bahwa globalisasi telah membunuh ekonomi masyarakat kecil, tetapi karena gerakan itu tidak mempertaruhkan sebuah skenario pasca perlawanan )skenario sukses* maka gerakan itu akan berubah bentuk menjadi heroisme indi&idu-indi&idu belaka, yang justru dimanfaatkan oleh para aktor politik untuk maraih keuntungan dari gerakan ini, lantas apakah gerakan yang tepat adalah gerakan pro globalisasi atau reser&e ; -erakan pro globalisasi tanpa reser&e berati menghanyutkan diri dalam arus globalisasi tanpa pengetahuan yang cukup bagaimana harus menepi, karena sekali tersedot arus maka akan sulit untuk kembali. 8entuknya yang paling kongkrit adalah menjadi agen kepentingan-kepentingan global baik pada aras wacana maupun pada aras operasi khusus mereka. @anyut dalam arus neoliberalisme berati menjadikan uang

Jiii

sebagai tanah air dan bangsa, karena ideologi pasar bebas tidak mengenal batas-batas teretori negara-bangsa, yang dikenal adalah hambatan-hambatan tarif, proteksi, subsidi, nasionalisasi. #tulah batas-batas negara-pasar )market-state*. -erakan yang berangkat dari kedua paradigma di atas, yaitu gerapan pro dan anti globalisasi akan mengalami kegagalan karena tidak mempertaruhkan sesuatu yang lebih besar dari pada proyek politik isu tunggal dan heroisme belaka. $tau gerakan ini memang tidak didesain untuk melakukan perubahan sistem dalam jangka panjang. Karena nalarnya yang mediatik )ukuran keberhasilannya di ukur dari co&erage media terhadap aksi-aksinya* maka sangat jelas bahwa orientasi hanya bersifat jangka pendek. -erakan-gerakan inilah yang didorong justru oleh struktur neoliberalisme karena gampang di patahkan dan di aborsi. "ari kita mencoba melihat nalar masing-masing gerakan ini. -erakan anti globalisasi )jika sungguh-sungguh* didominasi oleh nalar anti asing )Jenophobia* yang melihat setiap orang luar yang masuk ke dalam wilayahnnya sebagai ancaman tanpa mencoba mengambil manfaat dari interaksi yang mungkin terjadi antara keduanya. Karena globalisasi berintikan pemain-pemain asing yang dilihat sebagai ancaman, maka untuk melawannya harus dengan gerakan anti globalisasi. -erakan ini menafikkan interaksi dan komunikasi, pertukaran antara global structure dengan local structure. 'alar anti asing ini bermanfaat jika secara setrategis dapat digunakan untuk membangkitkan semangat dan kreatifitas internal berhadapan dengan global threat tadi. Tetapi dampak yang ditimbulkan oleh nalar semacam ini adalah isolasi diri dari pergaulan dunia tanpa mencoba untuk belajar dari keberhasilan negara-negara lain, walaupun tidak harus mengikuti jalan mereka. Sementara nalar para pendukung buta globalisasi adalah nalar agent )baca 0 marsose* jika diletakkan dalam kondisi kerapuhan dan fragmentasi struktur lokal ini. 'alar ini bekerja sesuai dengan keinginan supplier dan produsennya, tidak mempunyai kesetiaan terhadap komunitas besar dari mana ia berasal dan menghanyutkan diri dalam hiruk-pikuk kepentingan sang juragan. ang menarik di le&el praksis gerakan anti globalisasi akan dihadapkan dengan agen-agen ini. ,adi medan pertempuran kedua gerakan ini tetap di dalam kampung sendiri sehingga ketika pertempuran usai hanya menyisakan puing-puing sementara barang-barang berharga milik kampungnya telah di jarah oleh sang juragan. Kedua model gerakan ini tidak memiliki contigensy plan karena memang tidak didesain untuk dapat sur&i&e, ini dapat terlihat dari jalur2jalur produksi-distribusiwarring position. -erakan seharusnya ditujukan untuk kemajuan komunitas besar dari mana ia berasal. Kamajuan dalam pengertian naik-kelas dari komunitas yang tidak dapat berbuat apa-apamenjdi bersuara dan didengar oleh orang lain.Tentu naik-kelas disini berada pada le&el dunia Kerja-kerja gerakan adalah kerja-kerja sistem dunia )baca peradaban* sehingga para akti&is gerakan tidak terjebak dalam kenikmatan sesaat yang ditawarkan oleh sistem yang hendak di ubahnya. Dalam situasi dan kondisi kuatnya penetrasi struktur global atas fragmentasi struktur lokal, maka setrategi gerakan yang paling dimungkinkan dan memiliki tingkat sur&i&al yang tinggi adalah gerakan yang mampu bermain di tengah-tengah tekanan ini. Dari sini gerakan ini setidaknya melakukan perebutan )warring position* di tiga front sekaligus, yaitu local front, global front dan internal-mo&ement front. Karena itu setrategi yang harus di gunakan adalah multi le&el setrategy. Kita harus meninggalkan single setrategy yang selama ini kita gunakan dengan dalih konsistensi gerakan. ,ika bukan lagi anti-systemic mo&ement ala <allersteihn, bukan juga systemic mo&ement karena itu dapat terpeleset menjadi korban. 8ukan systemic mo&ement pun karena tidak ditujukan untuk memperkuat sistem yang berjalan, tetapi non systemic mo&ement berjalan dalam sistem tersebut sambil menciptakan conditions of possibilities untuk membangun sistem yang sama sekali berbeda. #ni terkait erat dengan setrategy gerakan multi-le&el dalam front yang berbeda. Dengan demikian, ini meniscayakan multi centers yang saling memahami posisi masing-masing, dalam tataran tertentu memang diperlukan central-planner. -erakan di tiga front tersebut secara terpusat memerlukan kelenturan yang luar biasa, ini terkait denganh energi di ketiga front. !ada suatu ketika struktur global

Ji&

diperlukan untuk menghapuskan local structural constraints yang membahayakan gerakan. Demikian pula struktur lokal juga diperlukan untuk menghambat gerak maju struktur global tersebut. Diluar keduanya front dalam gerakan )internal-mo&ement* menempati posisi yang paling penting dalam kontinuitas gerakan membangun sistem karena front ini adalah home-base bagi kedua yang lain. ,ustru energi yang diperoleh dari perebutan di front lokal dan global tersebut harus dipertaruhkan untuk memperkuat front ini. Disinilah hidup mati gerakan. Ditingkat operasional paradigma ini dapat dimulai dengan hal-hal yang sangat sederhana. (ntuk front global dapat dimulai dengan membangun sebuah pusat kajian untuk pasar bebas, pusat kajian 5ina dan lain sebagainya. Sementara untuk front lokal dapat dimulai dengan membangun kajian tentang kerja-sama antar pulau )insular cooperation* dan sebagainya untuk membangun jalur-jalur kon&ensional patah. !ada gilirannya front dalam gerakan menyediakan mekanisme kaderisasi yang secara terus menerus menyediakan para pemain untuk mendidtribusikan disemua front. Sebagai home-base maka front ini harus totally secured, secara akumulatif-sirkular, gerakan ini akan memperbesar ruang pengaruhnya )spare of influence* sehinga berhasil membangun tata peradaban baru.

BAGIAN KED6A 6RGENSI KADERISASI DI PMII

J&

Menimbang Argumen asi Per!aderan PMII (&i kutib dari buku Pendidikan Kritis 'ransformatif #ndi&idu-indi&idu yang membentuk komunitas !"## dipersatukan oleh konstruks ideal seorang manusia. Secara idelogis, !"## merumuskannya sebagai ulul albab-citra diri seorang kader !"##. (lul albabsecara umum didefinisikan sebagai seseorang yang selalu haus akan ilmu pengetahuan )olah pikir* dan ia pun tak pula mengayun d:ikir. Dengan sangat jelas citra ulul albab disarikan dalam motto P()) d*ikir, pikir dan amal sholeh. Dalam $l Lur=an secara lengkap kader ulul albab digambarkan sebagai berikut 0 3. Al#Ba7arah %,*2 &8+ .dan dalam hokum Mishas itu ada )jaminan kelangsungan* hidup bagimu, hai 6lul Albab, supaya kamu bertaMwa. 1. Al#Ba7arah %,*2 &+8 . dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya $llah mengetahuinya. 8erbekallah, dan sebaik-baik bekal adalah taMwa dan bertaMwalah kepada-Ku wahai 6lul Albab49 >. Al#Ba7arah %,*: ,+; .$llah menganugerahkan al-hikmah )kefahaman yang mendalam tentang $lLuran dan @adits* kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barang siapa dianugerahi al-hikmah itu, maka ia benar-benar dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya 6lul Albab-lah yang dapat mengambil pelajaran./ C. Ali#Imran %<*2&+=dialah yang menurunkan al-kitab kepada kamu. Diantra )isi*nya ada ayatayat muhkamah itulah pokok-pokok isi $l-Lur=an dan yang lain )ayat-ayat* mutasyabihat, $dapun orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari Tugas $khir=wilnya, padahal tidak ada orang yang tahu Tugas $khir=wilnya kecuali $llah. Dan orangorang yang mendalam ilmunya mengatakan0 .kamu beriman kepada ayatayat mutasyabihat, semua itu dari sisi Tuhan kami./ Dan kami tidak dapat mengambil pelajaran )darinya* melainkan 6lul Albab49 D. Ali Imran %<*2 &+.sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi 6lul Albab49 E. Al#Maidah %/* &-.katakanlah 0 tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka betaMwalah kepada $llah hai (lul $lbab, agar kamu mendapat keuntungan./ G. $l-ra=d )3>*0 3B $dakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar-benar sama dengan orang yang buta; @anyalah (lul $lbab saja yang dapat mengambil pelajaran./ F. Ibrahim %&'*: /, .)$l-Luran* ini adalah penjelasan sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan denganya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan yang "aha 9sa dan agar 6lul Albab mengambil .ela5aran49 B. Shaad %<)*2 ,+ .ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran 6lul Albab./ 32. Shaad %<)*2 ,+ . dan kami anugerahi dia )dengan mengumpulkan kembali* keluarganya dan )kami tambahkan* kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rakhmat dari Kami dan pelajaran bagi 6lul Albab./ 33. Al#>umar %<+*2 +
J&i

.)$pakah kamu hai orang-orang musrik yang lebih beruntung*ataukah orang-orang yang beribadat diwaktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada )a:ab* akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhanya; Katakanlah0 .adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui;/ sesungguhnya (lul $lbablah yang dapat menerima pelajaran./ &,4 Al#>umar2 %<+*2 &8#&) .dan orang-orang yang menjauhi taghut )yaitu* tidak menyembahnya dan kembali kepada $llah, bagi mereka berita gembira, sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. "ereka itulah orang-orang yang telah diberi $llah petunjuk dan mereka itulah 6lul Albab./ &<4 Al#>umar %<+*2 ,& . $pakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya $llah menurunkan air langit dari bumi, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-'ya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi 6lul Albab49 &'4 Al#Mu?min %'-*2 /<#/' . dan sesungguhnya telah Kami berikan petunjuk kepada "usa, dan kami wariskan taurat kepada 8ani #srail untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi 8ani 6lul Albab./ &/4 Al#Tala7 %;/*2&. Lallah menyediakan bagi mereka )orang-orang yang mendurhakai perinath $llah dan rasul-'ya* a:ab yang keras, maka bertaMwalah kepada $llah hai (lul $lbab, yaitu orang-orang yang beriman. Sesungguhnya $llah telah menurunkan peringatan kepadamu./ Dari elaborasi teks di atas, komunitas ulul-albab dapat dicirikan sebagai berikut 0 )secara skematik dapat dirumuskan dalam bagan* a. 8erkesadaran histories-primordial atas relasi Tuhan-manusia-alam. b. 8erjiwa optimis-transedental atas kemampuan mengatasi masalah kehidupanA. c. 8erpikir secara dialektis. d. 8ersikap kritis. e. 8ertindak Transformatif Sikap atau gerakan seperti ini bisa berinspirasi pada suatu pandangan keagamaan yang transformatif. 'ah, (lul $lbab adalah orang yang mampu mentransformasikan keyakinan keagamaan atau ketaMwaan dalam pikiran dan tindakan yang membebaskan0 , melawan thaghut. Kegelisahan Kaderisasi Di PMII

Kategori Calon anggota

Latar belakang Calon anggota

Motivasi

Harusnya bagaimana ?

Kenapa Terjadi

Hasil

a. #n&entarisasi pemetaan dan pemilahan problem pengkaderan

J&ii

+atar belakang Kader "oti&asi @asil Santri '( - $ktualisasi diri, 8iasa saja -aul, orang bebas - $ktif di '(, kurang agresif #kut-ikutan Teman - Tertarik dengan figur, "ilitan 9konomi "enengah Ke - #kut teman Setengahbawah - Tertarik dg !"## Setengah $bangan - 8elajar organisasi Tidak aktif lagi di "asyarakat pedalaman - 8elajar #slam !"## )desa* - !inter "asyarakat - Demo Tradisionalis - 8anyak pengalaman - $nti "uhammadiyahAkelompok kanan - KekuasaanApolitikAbatu loncatan - "endapatkan sesuatu yang baru b. "engapa hal-hal tersebut di atas terjadi.

c. $natomi setrategis kaderisasi Kader Ke erangan #dentitas kultural Ana omi Se ra egis Kaderisasi 3. !roblem perbedaan latar belakang calon anggota 1. 5itra !"## yang tidak agamis >. Tawaran belajar paket agama C. !endekatan santun D. "erebut mesjid kampus E. 9tos kerja G. $gama aplikatif F. Kebanggaan beragama 3. Tawaran apa yang ingin dipelajari oleh anggota berbasis kampus umum )Shalat, mengaji, menjadi Khotib dsb* 1. Kegiatan di daerah >. 5ara pandang a. Kampus $gama 0 $gama sebagai ilmu b. Kampus (mum 0 Ritual, spritual C. Kepentingan 0 Teosentris, $ntroposentris D. !erlu fase-fase dalam pembelajaran agama, teologi N antriposentri E. !erlu mentoring untuk membina mereka G. 6ormulasi pengkaderan !"## yang beragam atau latar belakang yang anggota beragam 3. Ruang $ktualisasi0 <adah, jaringan. !elatihan dan gerakan 1. #dentifikasi minat dan bakat - !"## jadi batu loncatan atau itu adalah dampak O rawan sehingga ada masalah baru - Tidak ada modul bagi politisi - !"## memberi ruang untuk - #su strategis0 ruang aktualisasi politik bagi kader - 5ontoh ruang 0 partai di kampus-ruang alternatif, 89" - diaspora P - !olitik eksternal 0 !"## menyiapkan ruang untuk berkompetisi - "atri 0 "anajemen konflikAmanajemen 6orum
J&iii

$gama

$ktualisasi diri $kses politik

$pa kepentingan !"##; !olitik kampus dengan pembelajaran ketrampilan berpolitik. $nsos !olitik !ribadi "edia pembelajaran

!olitik eksternal !olitik "ahasiswa )D!RD, 8irokrasi* )89", #nternal* - "ateri 0 merebut politik kampus - <acana politik 0 materi

SISTEM PERKADERAN PERGERAKAN MAHASIS@A ISLAM IND"NESIA "enimbang $rgumentasi !erkaderan !"## A4 Ai ra Diri 6lul Albab #ndi&idu-indi&idu yang membentuk komunitas !"## dipersatukan oleh konstruks ideal seorang manusia. Secara idelogis, !"## merumuskannya sebagai ulul albab-citra diri seorang kader !"##. (lul albabsecara umum didefinisikan sebagai seseorang yang selalu haus akan ilmu pengetahuan )olah pikir* dan ia pun tak pula mengayun d:ikir. Dengan sangat jelas citra ulul albab disarikan dalam motto P()) d*ikir, pikir dan amal sholeh. Dalam $l Lur=an secara lengkap kader ulul albab digambarkan sebagai berikut 0 33. Al#Ba7arah %,*2 &8+ .dan dalam hokum Mishas itu ada )jaminan kelangsungan* hidup bagimu, hai 6lul Albab, supaya kamu bertaMwa. 31. Al#Ba7arah %,*2 &+8 . dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya $llah mengetahuinya. 8erbekallah, dan sebaik-baik bekal adalah taMwa dan bertaMwalah kepada-Ku wahai 6lul Albab49 3>. Al#Ba7arah %,*: ,+; .$llah menganugerahkan al-hikmah )kefahaman yang mendalam tentang $lLuran dan @adits* kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dan barang siapa dianugerahi al-hikmah itu, maka ia benar-benar dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya 6lul Albab-lah yang dapat mengambil pelajaran./

JiJ

3C. Ali#Imran %<*2&+=dialah yang menurunkan al-kitab kepada kamu. Diantra )isi*nya ada ayatayat muhkamah itulah pokok-pokok isi $l-Lur=an dan yang lain )ayat-ayat* mutasyabihat, $dapun orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari Tugas $khir=wilnya, padahal tidak ada orang yang tahu Tugas $khir=wilnya kecuali $llah. Dan orangorang yang mendalam ilmunya mengatakan0 .kamu beriman kepada ayatayat mutasyabihat, semua itu dari sisi Tuhan kami./ Dan kami tidak dapat mengambil pelajaran )darinya* melainkan 6lul Albab49 3D. Ali Imran %<*2 &+.sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi 6lul Albab49 3E. Al#Maidah %/* &-.katakanlah 0 tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka betaMwalah kepada $llah hai (lul $lbab, agar kamu mendapat keuntungan./ 3G. $l-ra=d )3>*0 3B $dakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar-benar sama dengan orang yang buta; @anyalah (lul $lbab saja yang dapat mengambil pelajaran./ 3F. Ibrahim %&'*: /, .)$l-Luran* ini adalah penjelasan sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan denganya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan yang "aha 9sa dan agar 6lul Albab mengambil .ela5aran49 3B. Shaad %<)*2 ,+ .ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran 6lul Albab./ 12. Shaad %<)*2 ,+ . dan kami anugerahi dia )dengan mengumpulkan kembali* keluarganya dan )kami tambahkan* kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rakhmat dari Kami dan pelajaran bagi 6lul Albab./ 33. Al#>umar %<+*2 + .)$pakah kamu hai orang-orang musrik yang lebih beruntung*ataukah orang-orang yang beribadat diwaktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada )a:ab* akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhanya; Katakanlah0 .adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui;/ sesungguhnya (lul $lbablah yang dapat menerima pelajaran./ &;4 Al#>umar2 %<+*2 &8#&) .dan orang-orang yang menjauhi taghut )yaitu* tidak menyembahnya dan kembali kepada $llah, bagi mereka berita gembira, sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. "ereka itulah orang-orang yang telah diberi $llah petunjuk dan mereka itulah 6lul Albab./ &84 Al#>umar %<+*2 ,& . $pakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya $llah menurunkan air langit dari bumi, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-'ya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi 6lul Albab49 &)4 Al#Mu?min %'-*2 /<#/'

JJ

. dan sesungguhnya telah Kami berikan petunjuk kepada "usa, dan kami wariskan taurat kepada 8ani #srail untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi 8ani 6lul Albab./ &+4 Al#Tala7 %;/*2&. Lallah menyediakan bagi mereka )orang-orang yang mendurhakai perinath $llah dan rasul-'ya* a:ab yang keras, maka bertaMwalah kepada $llah hai (lul $lbab, yaitu orang-orang yang beriman. Sesungguhnya $llah telah menurunkan peringatan kepadamu./ Dari elaborasi teks di atas, komunitas ulul-albab dapat dicirikan sebagai berikut 0 )secara skematik dapat dirumuskan dalam bagan* f. 8erkesadaran histories-primordial atas relasi Tuhan-manusia-alam. g. 8erjiwa optimis-transedental atas kemampuan mengatasi masalah kehidupanA. h. 8erpikir secara dialektis. i. 8ersikap kritis. j. 8ertindak Transformatif Sikap atau gerakan seperti ini bisa berinspirasi pada suatu pandangan keagamaan yang transformatif. 'ah, (lul $lbab adalah orang yang mampu mentransformasikan keyakinan keagamaan atau ketaMwaan dalam pikiran dan tindakan yang membebaskan0 , melawan thaghut. B4 6lul Albab Adalah Kader Pelo.or (lul $lbab itulah yang dalam bahasa pergerakan disebut dengan kader pelopor (vanguardist . Kepeloporan dalam pengertian apa; Siapakah sebenarnya kader pelopor tersebut; $sal usul istilah pelopor berasal dalam khasanah politik. !ertama kali diperkenalkan oleh +enin di Rusia pada sekitar tahun 3BF2-an. #stilah itu digunakan untuk menyebut suatu partai pelopor )+anguard party . $rtinya, kepeloporan pada mulanya bermakna politik. Dalam penertian lenian ini kepeloporan dimaknai sebagai kepeloporan politik atau propaganda. !artai pelopor

8erkesadaran historisang utama dari ayat-ayat tentang ulul albab adalah bahwa mereka primordial atas relasi merupakan manusia yang memiliki kesadaran teologi yang dibangun Tuhan-"anusia-alam dari pandangan dunia bahwa 0 )3* manusia adalah makhluk yang terikat dengan .perjanjian primordial/ dengan tuhan dan karenanya manusia selalu hidup dalam bingkai ke-tuhanan? dan )1* bahwa untuk melaksanakan perjanjian tersebut keberagamaan manusia harus mampu mentransformasikan keyakinan dalam bentuk pemikiran atau filsafat hidup untuk mengelola dunia dengan segala persoalannya berdasarkan hukum-hukum sosial dan proses kesejarahan yang dapat dipertanggungjawabkan. "anusia bertanggung jawab sepenuhnya atas proses sejarah yang terjadi dan dia tidak bisa mengelak atau melarikan diri dari tanggung jawab itu, Karen apertanggung jawaban dimaksud adalah pertanggung jawaban kepada Tuhan karena ia sudah terikat dalam perjanjian primordial sebagai insane berketuhanan dan sebagai khalifah di bumi.

JJi

8erjiwa optimis transedental atas kemampuan pribadi dalam mengatasi semua persoalan kehidupan

Sikap optimis-transedental sejatinya hanya dan selalu lahir dari jiwa orang-orang yang bertaMwa. Dalam al-Muran disebutkan bahwa .barang siapa yang bertaMwa kepada $llah, maka $llah akan selalu memberikan kepadanya jalan keluar./ )al-TalaM )ED*0 1*. KetaMwaan atau juga kesadaran transendental sesungguhnya selalu berkorelasi positif dengan sikap sikap optimis. $rtinya pesimisme adalah cermin dari orang-orang yang .bertaMwa/, atau bertaMwa tetapi ia tidak mampu memaknai ketaMwaanya dan tidak bisa mentransformasikan ketaMwaan itu dalam kecakapan pribadi dan kepercayaan diri yang dipupuk dengan prinsip-prinsip hidup utama. ,adi kader ulul albab adalah kader yang bertaMwa )al-TalaM)ED* 032? al-"aidah )D*0322? al-8aMarah )1* 3GB, 3BG*. #ni berarti taMwa harus dimaknai sebagai keyakinan yang hidup diatas kesadrab transedental yang darinya akan lahir pribadi yang teguh memegang prinsip dan disertai komitmen yang konsisten untuk membangun suatu orde keadilan. Komitmen itu sendiri lahir dari suatu pandangan teologis yang mapan, bahwa tugas manusia di dunia adalah .mengelola dunia dann menjaga agama/ Dalam ayat-ayat tentang (lul $lbab diatas jelas dinyatakan pentingnya berpikir dialketis menyangkut fakta atau persoalan yang terkait dengan hokum-hukum alam yang permanen atau hukum-hukum sosial yang bisa direkayasa oleh manusia sendiri. )"isalnya dialektika sebab akibat, siang malam, tumbuh mati*. 5ara berpikir dialektis dengan sendirinya akan berporos pada usaha pengembangan struktur sosial yang lebih baik melalui kerangka aksi-refleksi-aksi, dst, konteks-teks-konteks, strukturkultur-struktur, dst. Sebagai contoh, dalam melihat suatu fakta atau persoalan sosial dalam kerangka pikir dialektis structural, maka pertama akan melakukan aksi, melihat konteks, dan mengupayakan perubahan dengan pendekatan structural. 8aru kemudian diperlukan refleksi, melihat kembali kha:anah kulutural yang adadan juga mencari rujukan teks yang diperlukan. Setelah itu kembali lagi ke aksi, konteks, dan struktur.

8erpikir dialektisstruktural dalam melihat berbagai peristiwa sosial masyarakat

8ersikap kritisprasporsional menghadapi berbagai perbedaan dan pluralitas pendekatan, sudut pandang, dan ideologiyang berekembang erkembang dimasyara

Salah satu karakter utama dan menonjol kader ulul albab adalah bahwa ia selalu mengambil pelajaran dari berbagai peristiwa dan fakta yang ada ditengah masyarakat. "ampu mengambil pelajaran artinya ia bisa membuat suatu refleksi dan identifikasiApemetaan masalah dengan mengedepankan cara berpikir kritis-proporsional. Kritis juga berarti berkemampuan untuk menyampaikan pesan secara akurat sehingga ulul albab selalu menjadi corong yang mampu me

8erkembang di masyarakat. 8ertindak transformatif cultural

"ampu menyampaikan dan menyelesaikan persoalan dengan bahsa kaumnya. Salah satu karakter utama dan menonjol kader ulul albab adalah bahwa ia selalu mengambil pelajaran dari berbagai peristiwa dan fakta yang ada ditengah masyarakat. "ampu mengambil pelajaran artinya ia biasa membuat suatu refleksi dan identitasA pemetaan masalah dengan mengedepankan cara berpikir kritisproporsional. Kritis juga berarti berkemampuan untuk menyampaikan pesan secara akurat sehingga ulul albab selalu menjadi corong yang mampu menyampaikan dan menyelesaikan persoalan dengan bahasa kaumnya.
JJii

JJiii

A4 Ma0am Dan Penger ian Pera!aderan PMII Kaderisasi !"## pada hakekatnya adalah totalitas upaya-upaya yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan untuk membina dan mengembangkan potensi d:ikir, fikir dan amal soleh setiap insan pergerakan. Secara kategoris dapat dipilih dalam tiga bentuk yakni0 Perkaderan Formal Basic, Perkaderan Formal Pengembangan dan Perkaderan Informal4 Ketiga bentuk ini harus diikuti oleh segenap warga pergerakan, sehingga pada saatnya kelak akan terwujud kader yang berkualitas ulul albab. !erkaderan formal basic meliputi tiga tahapan dengan masing-masing follow#up# nya. Ketiganya itu adalah "asa !enerimaan $nggota 8aru )"apaba*, !elatihan Kader Dasar )!KD*, dan !elatihan Kader +anjutan )!K+*. Ketiga tahapan dengan follw#up yang menyertai itu merupakan satu kesatuan tak terpisahkan, karena kaderisasi !""# pada hakekatnya merupakan proses terus menerus, baik di dalam maupun di luar forum kaderisasi (long#life#education . !erkaderan 6ormal !engembangan adalah berbagai pelatihan dan pendidikan yang ada di !"##. !erkaderan jjenis ini dibedakan dalam dua macam, yakni 3* yang wajib diikuti oleh segenap kader secara mutlak, dan 1* yang wajib di ikuti sebagai pilihan. ang sifatnya wajib mutlak, disamping sebagai pembekalan mengenai hal-hal dasar yang harus dimiliki kader pergerakan, juga merupakan prasyarat bagi keikutsertaan kader bersangkutan dalam !KD atau !K+. Sedang perkaderan informal adalah keterlibatan kader pergerakan dalam berbagai aktifitas dan peran kemasyarakatan !"##. 8aik dalam posisi sebagai penanggung jawab, menjadi bagian dari team work, atau bahkan sekedar partisipan. !erkaderan jenis ini sangat penting dan mutlak diikuti. Disamping sebagai tolak ukur komitmen dan militansi kader pergerakan, juga jauh lebih real disbanding pelatihanpelatihan formal lain, karena langsung bersinggungan dengan realitas kehidupan. Di atas semua pelatihan tersebut terdapat satu pelatihan lagi yakni pelatihan fasilitator. !elatihan ini dimaksudkan untuk menciptakan kader-kader pergerakan yang secara terus menerus akan membina dan menangani berbagai forum perkaderan di !"##. !elatihan lebih utama ditujukan bagi kader-kader potensial yang telah mengikuti semua bentuk perkaderan sebelumnya, dan yang telah teruji komitmennya terhadap !"## maupun aktifitas dan peran-peran sosial.

JJi&

D4 Pen5en5angan Kaderisasi Secara berurutan , penjenjangan pelatihan-pelatihan, baik pelatihan formal basic, pelatihan formal pengembangan maupun pelatihan informal dan pelatihan 6asilitator adalah sebagai berikut0 &4 Masa Penerimaan Anggo a BaruB dising!a MAPABA4 "apaba merupakan forum pengkaderan formal basic tingkat pertama. Disamping sebagai masa penerimaan anggota, forum ini juga sbagai wahana pengenalan !"## dan penanaman nilai )doktrinasi* dan idealisme sosial !"##. !ada fase ini harus ditanamkan makna idealisme yang bermuatan relegius bagi mahasiswa dan urgensi perjuangan untuk idealisme itu melalui !"## baik pada struktur formalnya sebagai organisasi maupun pada aspek substansinya sebagai komunitas gerakan mahasisiwa yang berkatar kultur #slam. Karena itu terget yang harus dicapai pada fase ini adalah tertanamnya keyakinan pada setiap indi&idu anggota bahwa !"## adalah organisasi kemahasiswaan yang paling tepat untuk mengembangkan diri dan memperjuangkan idealisme tersebut. Dari tahap ini output yang diharapkan adalah anggota yang mu,ta-id" Follow up Ma.aba "erupakan forum pengayaan wawasan ketrampilan anggota baru, sekaligus menjadi salah satu persyaratan untuk memasuki tahap kedua perkaderan formal basic (!KD*. follow up "apaba diarahkan pada studistudi fakultatif, sebagai upaya pengembangan diri kader pergerakan. Studi fakultatif ini dilakukan melalui forum small group di mana kader diarahkan untuk memiliki scientific attitude dengan melakuakan pengkajian-pengkajian secara intensif dan terus menerus mengenai berbagai persoalan actual di bidang agama dan keberagaman, sosial budaya, politik, ekonomi, dan lainlain. Selain follow up di atas, setelah "apaba seorang kader pergerakan juga harus mengikuti dua pelatihan formal pengembangan, yang juga merupakan syarat mutlak bagi keikutsertaan kader bersangkutan dalam !KD. Kedua pelatihan itu adalah0 a" Studi .pistemologi Studi ini dimaksudkan untuk membekali kader pergerakan dengan perangkat paling dasar ilmu pengetahuan, yang juga meliputi ontology dan aksiologinya. !anduan dan kurikulum pelatihan ini dapat dilihat pada bagian ketiga buku ini. b. Pengembangan Ketrampilan /ahasa Asing ()nggris elementary " Target wajib minimal yang harus dicapai adalah penguasaan atas kosa kata dan kalimat-kalimat percakapan sehari-hari. !elatihan ini dapat dilakukan secara indi&idual dengan mengikuti kursus reguler atau yang diadakan oleh !"## sendiri. 2. Pelatihan Kader Dasar, disingkat PKD !elatihan Kader Dasar merupakan perkaderan formal basic tingkat kedua. !ada fase ini persoalan doktrinasi nilai-nilai dan misi !"##, penanaman loyalitas dan militansi gerakan, diharapkan sudah tuntas. Target yang harus dicapai pada fase ini adalah terwujdnya kader-kader militan, mempunyai komitmen moral dan dasar-dasar kemampuan praksis untuk melakukan Amar ma,ruf nahi munkar. Dalam !KD, kepada peserta mulai diperkenalkan berbagai berbagai model gerakan, prinsip prinsip dasar $nalisa Sosial,dasar-dasar $d&okasi dengan segala macam bentuknya serta dasar-dasar managerial pengelolaan aktifitas dan gerakan. 0utput dari !KD adalah seorang kader pergerakan yang siap terjun di tengah masyarakat. Follow up PKD

JJ&

"erupaka' forum pengembangan wawasan dan keahlian kader sekaligus menjadi persyaratan untuk memasuki tahap ketiga !elatihan 6ormal 8asic )!K+*. 1ollow up !KD diarahkan pada studi-studi pengembangan atau diskusi-diskusi intens, sebagai upaya peningkatan kualitas kader pergerkan. Studi intens ini dilakukan melalui forum small group, dimana kader diarahkan untuk memiliki sense of movement dengan melakukan pemgkajian-pengkajian secara intensif dan terus menerus mengenai berbagai persolan actual di masyarakat dan tokoh-tokoh gerakan rakyat dan atau gerakan sosial. $pabila dipandang perlu, forum small group dapat didampingi oleh seorang fasiliitator atau kader dengan kualifikasi telah lulus !K+, serta memiliki penguasaan yang relatif lebih luas atas persoalan yang menjadi konsens dari small group yang bersangkutan. Selain follow up di atas, setelah !KD seorang kader pergerakan juga harus mengikuti dua pelatihan formal pengembangan, yang juga merupakan syarat mutlak bagi keikutsertaan kader bersangkutan dalam !K+. Kedua pelatihan itu adalah0 a" Sekolah Analisa Sosial Disamping dimaksudkan untuk memperkokoh komitmen sosial warga pergerakan, pelatihan ini juga dimaksudkan untuk membekali kader pergerakan tentang perangkat analisa sosial yang mutlak diperlukan dalam berbagai aksi dan kemasyarakatan !"##. !anduan dan kurikulum pelatihan ini dapat dilihat pada bagian ketiga buku ini. b" Pengembangan Ketrampilan /ahasa Asing ()nggris intermediate Target wajib minimal yang harus dicapai adalah selain penguasaan dalam memahami naskah-naskah berbahasa #nggris (transltion juga kemahiran (fluently atas kosa kata dan kalimat-kalimat percakapan forum (.nglish of meeting !elatihan ini dapat dilakukan secara indi&idual dengan mengikuti kursus reguler atau yang diadakan oleh !"## sendiri. Setelah !KD, seorang kader pergerakan harus mengikuti minimal satu pelatihan formal pengembangan yang bersifat pilihan, yang juga merupakan syarat mutlak bagi keikutsertaan kader bersangkutan dalam !K+. !elatihan formal pengembangan kader atas pilihan-pilihan peran sosial transformatif atau gerakanAaksi minat, kecenderungan dan potensi masing-masing kader. !elatihan-pelatihan tersebut adalah0 2" Pelatihan Advokasi 3ukum (Pralegal !elatihan ini dimaksudkan untuk melahirkan kader-kader yang memiliki kesadaran kritis terhadap terjadinya pelanggaran @$" dan civil violent serta kemampuan praksis dalam melakukan penegakan hokum pada segenap sector kehidupan. 4" Pelatihan Advokasi Petani dan 5elayan !elatihan ini dimaksudkan unutk melahirkan kader-kader yang memiliki kesadaran kritis terhadap terjadinya marginalisasi atas petaniAnelayan serta kemampuan praksis dalam melakukan penguatan )empowerment* terhapadap mereka. 6" Pelatihan Advokasi 7ingkungan !elatihan ini selain dimaksudkan untuk membekali kader pergerakan dengan diskursus lingkungan beserta konsepsi paradigmatic yang mendasarinya? dan terjadinya pelanggaran hokum lingkungan? juga kemampuan analitis dan praksis serta managerial dalam penegakan hokum lingkugan menuju terciptanya tatanan semua aspek kehidupan yang ramah lingkungan. 8" Pelatihan advokasi /uruh !elatihan ini dimaksudkan untuk melahirkan kader-kader yang memiliki kesadaran kritis terhadap terjadinya marginalisasi atas buruh serta kemampuan praksis dalam melakukan penguatan (empowerment terhadap mereka. 9" Pelatihan Advokasi Perempuan

JJ&i

!elatihan ini dimaksudkan untuk melahirkan kader-kader yang memilii wawasan tentang kesetaraan gender dan kesadaran kritis terhadap terjadinya ketidak-adilan atas perempuan serta kemampuan praksis dalam melakukan penegakan atas hak-hak mereka. :" Pelatihan Penelitian Akademik !elatihan ini selain dimaksudkan untuk membekali kader pergerakan dengan perangkat dasar ilmu pengetahuan beserta aspek ontologis dan aksiologisnya, juga untuk membekali kemampuan analitis dan metodologis dalam pembuktian akademik terhadap kasus-kasus empirik khususnya yang menyangkut sector-sektor kehidupan publik. ;" Pelatihan <isaet Aksi Partisipatoris (PA< !elatihan ini selain dimaksudkan untuk membekali kader pergerakan dengan perangkat dasar ilmu pengetahuan beserta aspek ontologis dan aksiologisnya, juga untuk membekali kemampuan analitis dan metodologis dalam melakukan riset-riset aksi partisipatoris. Pelatihan >urnalistik dan (anajemen )nformasi !elatihan ini selain dimaksudkan untuk membekali kader pergerakan dengan dimensi-dimensi dasar jurnalistik dan informatika beserta aspek ontologis dan aksiologisnya, juga untuk membekali kemampuan analitis dan praksis atau managerial dalam pengelolaan informasi dan penciptaan opini. ?" Pelatihan Kewirausahaan dan Penguatan .konomi <akyat !elatihan ini selain dimaksudkan untuk melahirkan kader-kader pergerakan yang memiliki kesadaran kritis dan transformatif mengenai persoalan ekonomi dan politik, juga untuk membekali kemampuan praksis dalam menciptakan dan memanfaatkan peluang pengembangan usaha dan kewirausahaan, menuju terciptanya ekonomi rakyat yang kuat. !anduan dan kurikulum untuk pelatihan-pelatihan tersebut dapat dilihat pada bagian ketiga buklu ini. <4 Pela ihan Kader Lan5u B dising!a PKL Tahapan ini merupakan fase spesifikasi untuk mengarahkan kader kepada kemampuan pegelolaan organisasi secara professional. Dengan pemahaman dan keyakinan terhadap nilai-nilai dan misi organisasi yang telah ditanamkan pada !KD, maka dalam !K+ ini kader ditempa dan dikembangkan seluruh potensi dirinya untuk menjadi seorang pemimpin yang menyadari sepenuhnya amanah kekhalifahanya dengan didukung oleh kematangan leadership dan kemampuan managerial. 4utput dari pelatihan tahap ini adalah .7eader of (ovement and )nstitusion!" Follow up PKL 1ollow up !K+ dilakukan melalui )dalam bentuk* pengelolaan aksi sosial transformatif. @al ini dimaksudkan untuk peningkatan kualitas kepemimpinan kader pergerakan, baik dalam rangka pengembangan organisasi maupun dalam memecahkan persoalan-persoalan strategis yang berkaitan dengan dinamika internal organisasi dan dinamika eksternal yang terjadi di masyarakat. Selain follow up di atas, terdapat dua bentuk !elatihan !aska !K+, yakni0 3. Pelatihan 3uman dan Komunikasi Publik" !elatihan ini selain dimaksudkan untuk membekali kader pergerakan dengan dimensi-dimensi dasar human realition dan komunikasi publik, juga untuk membekali kemampuan praksis dalam pengembangan kepribadian, melakukan komunikasi )lobby, negoisasi dll* serta kemampuan menjalin kemitraan dengan berbagai pihak menuju terciptanya performance !"## yang simpataik, perfect dan disegani. !elatihan formal pengembangan jenis ini wajib diikuti oleh semua anggota pergerakan. 1. Pelatihan 1asilitator Pelatihan !elatihan ini dimaksudkan untuk melahirkan kader-kader pergerakan yang memiliki kemampuan sebagai fasilitator untuk semua jenis pelatihan yang di di !"##. ="

JJ&ii

!anduan dan kurikulum untuk kedua jenis pelatihan tersebut dapat dilihat pada bagian ketiga buku ini. E4 RECLEKSI PKL DAN KADERISASI KAMP6S 6M6M !elatihan Kader +anjutan )!K+* telah terselenggara dengan frekuensi relatif lebih banyak dari sebelumnya. @al ini terjadi karena inspirasi !K5 dan cabang pelaksana !K+ serta moti&asi !8 !"## untuk melakukan kerjasama dalam penyelenggaraan pelatihan tingkat lanjutan tersebut. Dengan pengalaman B kali pelaksanaan !K+ di berbagai daerah memang belum terlalu bisa menggambarkan sebagai perwujudan profil $lul $lbab kader secara maksimal dan merata. 'amun, pemupukan ke arah penjenjangan perkaderan secara tepat dari "apaba, !KD dan follow-up kemudian !K+ mengarah pada keseriusan pembentukan profil kader seperti yang tercermin dalam Tujuan !"## pada 8ab #% pasal C $nggaran Dasar. Selain frekuensi pelaksanaan, perlu diketahui pula bahwa selama periode ini !K+ dilaksanakan dengan mengangkat isu-isu lokal di masyarakat, seperti ad&okasi pertambangan, pemberdayaan masyarakat industri, studi politik masyaralat dan lainnya. !roses pembelajaran dengan mengangkat beberapa isu tersebut dilakukan dengan metode partisipatoris. Karena peserta belajar disumsikan sebagai orang yang telah memiliki wawasan, pengalaman dan kemampuan. !roses belajar dilakukan dengan model andragogi. Kelanjutan dari !K+ di beberapa daerah tersebut dengan membentuk solidaritas bersama mengenai isu-isu kemasyarakatan yang rentan dengan intimidasi pemerintahan lokal. @al ini menjadi kesepakatan Rencana Tindak +anjut oleh masingmasing peserta !K+ di beberapa daerah. !K+ dilaksanakan dengan tujuan terciptanya kader profesional yang mengarah pada pembentukan pribadi kader pada dua hal? kepemimpinan dan kemampuan manajemen kader. Dua hal tersebut diharapkan menjadi bekal bagi kader !"## untuk melanjutkan masa pengabdiannya sebagai ketua umum !engurus 5abang, !engurus Koordinator 5abang, !engurus 8esar maupun sebagai bekal dalam rangka kompetisi di luar ruang !"##. Kompetisi antar kader di dalam organisasi maupun di luar organisasi ini bisa dilihat di mana kader !"## berada. Kalau kita menyangsikan .keberanian/ berkompetisi kader !"## selama ini, boleh jadi karena kader peserta !K+ yang dimiliki !"## masih relatif kurang. (ntuk itu, proses pelaksanaan !K+ ke depan harus lebih matang di tingkat metode, kedalaman materi, kamatangan fasilitator dan seleksi peserta yang ketat. Kader !"## lulusan !KD diharapkan menjadi kader mujtahid yaitu kader yang bersungguh-sungguh untuk melakukan perjuangan dalam mengamalkan nilai-nilai perjuangan pergerakan. Selain itu kader tersebut juga aktif melakukan pergesekan pemikiran, sehinga muncul pemikiran-pemikiran baru dari mereka. Sebagai mujtahid diasumsikan bahwa mereka belum memiliki kesadaran profesionalitas untuk memimpin dengan manajemen yang bagus. "ereka baru merasa mewakili segenap pengalaman dan bahan-bahan bacaan yang dipelajarinya. Kader mujtahid juga diharapka memiliki kemampuan untuk menjadi organi:er bagi segenap potensi kritik untuk berada pada oposan sejati, tapi belum mampu mengorganiser kekuatan eksternal untuk membangun akses politik-ekonomi dengan unsure-unsur di luar komunitasnya. Dengan memperbandingkan antara kemampuan yang dibangun dalam pendidikan !KD dengan keterampilan pada !K+, maka diharapkan muncul kesadaran kader !"## untuk lebih banyak lagi mengadakan !K+. 8etapa penting !K+ dilaksanakan dalam rangka mengantarkan setiap indi&idu kader pada cita-cita menjadi insan (lul $lbab sebagaimana tujuan organisasi. #nteraksi sosial selalu menghasilkan perubahan, baik secara cepat maupun lambat, dari pihak-pihak yang saling berinteraksi tersebut. Kajian-kajian teoritis yang telah dibuat berkenaan dengan interaksi dan pertukaran antara organisasi dan lingkungannya tersebut menunjukkan bahwa persaingan antar kelompok-kelompok dalam kumpulan organisasi sejenis turut ditentukan oleh faktor-faktor lingkungannya. 4leh karena itu perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan bersaing akan berpengaruh secara signifikan terhadap eksistensi dan kemampuan suatu organisasi.

JJ&iii

!ada sisi yang lain, secara internal setiap organisasi mengalami pertumbuhan. Dalam telaah teori-teori organisasi sejumlah pakar mencatat adanya kesamaan pola-pola tertentu dalam kehidupan organisasi berdasarkan perbandingan antara usia organisasi dengan ukuran dan kompleksitasnya, yang membawa pada kesimpulan berupa teori tahapanAfase-fase pertumbuhan organisasi. Salah satu pakar yang terkenal dalam kajian pertumbuhan organisasi adalah +arry -reiner. -reiner menyimpulkan sebagai berikut0 3. Setiap organisasi bertumbuh melalui suatu tahapan atau fase-fase pertumbuhan tertentu? 1. Setiap fase pertumbuhan menciptakan krisisnya sendiri, karena itu setiap fase .cenderung/ diakhiri dengan suatu krisis? >. ,ika krisis dapat diatasi dengan tepat, maka berakhirnya krisis merupakan awal dimulainya faseAtahapan baru dalam pertumbuhan organisasi. (mumnya suatu organisasi mengalami tahapanAfase-fase kaderisasi dan krisisnya sebagai berikut0 a. 6ase kreatifitas, berakhir dengan krisis kepemimpinan b. 6ase pengarahan, berakhir dengan krisis otonomi c. 6ase pendelegasian, berakhir dengan krisis pengendalian d. 6ase koordinasi, berakhir dengan red tape crisis e. 6ase kolaborasi, dalam teori -reiner tidak jelas krisis yang mengakhiri fase kolaborasi Suatu krisis ditandai oleh beberapa gejala diantaranya adalah0 terjadinya konflik yang berlarut-larut dan terus menajam? retaknya kohesi&itas kelompok? menurunnya kinerja organisasi? serta tidak tercapainya target-target dan tujuan pendirian organisasi. Kelambanan dan kegagalan menangani gejala krisis akan mengarahkan organisasi pada puncak krisisnya. ,ika krisis tidak mampu direspons dengan tepat maka niscaya organisasi akan mengalami kemunduran, atau kalaupun eksist namun action organisasi tidak mampu memberi makna dan pengaruh signifikan bagi pemenuhan kebutuhan internal maupun eksternal organisasi. -reiner juga mencatat adanya kasus-kasus khusus dimana organisasi tidak bertumbuh melalui tahapan dan krisis-krisis tersebut secara berurutan, karena bisa saja suatu fase terlompati atau tidak diakhiri dengan krisis. Selain itu -reiner tidak memberikan kelanjutan teorinya tentang krisis apa atau apa yang terjadi sesudah fase kolaborasi. 'amun sejumlah ahli berpendapat bahwa pasca fase kolaborasi organisasi bertumbuh dari awal kembali, tidak secara mekanistik melainkan secara organik. <alaupun terdapat sejumlah catatan kritis terhadap teori -reiner, namun teori ini dianggap cukup capable dan rele&an menjelaskan daur hidup organisasi? karena itulah teori ini sangat sering dikutip dan dipakai. "elalui fase-fase di atas organisasi dari jenis apapun bertumbuh. !ada setiap fase dikembangkan strategi, struktur, sistem, proses dan perilaku )kultur* yang berbeda, sebagai respons terhadap ukuran (si*e dan kompleksitas organisasi serta tantangan lingkungannya yang terus berubah. 'amun perlu dicatat bahwa suatu struktur, sistem, strategi dan kultur yang berhasil pada suatu fase tertentu belum tentu tepat dipakai untuk fase lainnya. Krisis dalam organisasi terjadi tatkala stabilitas organisasi terguncang, sejumlah fungsi organisasi tidak berjalan optimal atau bahkan men-disfungsi. !enyebabnya bisa datang dari dalam maupun dari luar organisasi, atau bersama-sama secara simultan. $kibat krisis adalah menurunAmerosotnya kinerja (performance dan organisasi tak mampu mencapai target-targetnya. $gar organisasi tidak jatuh dalam krisis maka setiap saat organisasi harus merespons gejala krisis dengan tepat, yaitu melalui pemetaan situasi dan faktor-faktor problematik yang signifikan mempengaruhi kinerja dan pencapaian target-target secara berkesinambungan, untuk kemudian melakukan penataan ulang organisasi yang disesuaikan dengan kompleksitas pertumbuhan dan perubahan lingkungannya. Kebutuhan-kebutuhan baru akibat pertumbuhan organisasi dan perubahanperubahan lingkungan bersaing organisasi tersebut perlu direspons secara tepat agar organisasi memiliki posisi persaingan yang baik serta mampu menjawab persoalan-

JJiJ

persoalan yang dihadapi oleh para anggota organisasi secara khusus dan masyarakat secara umum merupakan tujuan pembentukan organisasi !"##.

II4 PELATIHAN KADER DASAR %PKD* &4 Penger ian !elatihan Kader Dasar )!KD* merupakan perkaderan formal basic tingkat kedua. !ada fase ini persoalan doktrinasi nilai-nilai dan misi !"##, penanaman loyalitas dan militansi gerakan, diharapkan sudah tuntas. ,4 Model Pende!a an Karena persoalan doktrinasi nilai, ideologi &isi-misi !"## yang sudah tuntas, sehingga pendekatan doktrinasi sudah tidak diperlukan dalam pelatihan formal basic kedua ini. Tetapi pendekatan yang harus di pakai adalah dengan pendekatan partisipatoris aktif, sehingga peranan semua unsur yang terlibat dalam pelatihan sangat mempengaruhi terjadinya dinamika dan dialektika selama proses pelatihan berjalan. <4 Tu5uan Dan Targe Secara garis besar !KD ini bertujuan untuk membekali kader dengan kemampuan N kemampuan praksis dengan pijakan teori dan pengetahuan Karena itu tujuan dan terget yang harus dicapai pada fase ini adalah a. Tertanamnya keyakinan dan komitmen terhadap dunia gerakan b. !enguasaan terhadap prinsip-prinsip analisa sosial c. !enguasaan terhadap teori-teori sosial sebagai pijakan pengetahuan untuk membaca realitas masyarakat dan negara dalam konteks lokal-nasional dan global d. !enguasaan materi ad&okasi dan strategi-strateginya '4 Kuri!ulum Sesi I 2 BINA S6ASANA Tujuan !eserta, panitia dan fasilitator mengetahui semua komponen yang terlibat dalam pelatihan sehingga dapat mengenali dirinya sendiri dan teman sepelatihannya, sehingga dapat terbina suasana pelatihan yang penuh dengan keakraban dan kebersamaan di antara semua komponen tersebut. Disepakatinya beberapa aturan main selama pelatihan berlangsung, baik kewajiban, hak dan kekhawatiran-kekhawatiran yang akan terjadi selama pelatihan berlangsung. !okok 8ahasan 3. !erkenalan 1. !enyusunan @arapan dan kekhawatiran dari !eserta, panitia dan fasilitator >. 5itra diri peserta C. Kontrak belajar )$turan "ain dan tata tertib !KD* # Kertas kecil secukupnya - SpidolAkapur tulis

8ahan-8ahan

JJJ

- !apan tulisAkertas plano "etode <aktu # !ermainanArole palying # 8rain storming 312 "enit

!roses Kegiatan 3. !anitiaA6asilitator membuka sessi dengan memperkenalkan identitas dirinya, dan meminta tiap-tiap peserta untuk memperkenalkan identitas dan pengalaman dirinya yang dibantu dengan role playing. 1. 6asilitator meminta tiap-tiap peserta untuk mengungkapkan harapan-harapannya selama mengikuti seluruh rangkaian atau proses pelatihan ini serta kekhawatirankekhawatiran yang ditakutkan akan terjadi. >. 6asilitator meminta tiap-tiap peserta untuk menyebutkan hal-hal yang diperlukanA dilakukan demi tertib, lancar dan suksesnya proses pelatihan ini? C. 6asilitator mendorong terjadinya kesepakatan antar peserta tentang perlunya tatatertib pelatihan? D. Seluruh peserta menyepakati tentang Qtata-tertib pelatihanQ. Sesi II 2 AS@ADA SEBAGAI MANHAD AL CIKR Tujuan # !eserta mampu memahami dan merekonstruksi, sejarah perkembangan pemikiranpemikiran #slam sejak :aman 'abi hingga sekarang. - !eserta mampu memahami proses keunculan pemikiran-pemikiran #slam sebagai sebuah pengetahuan )teori* dan konstruksi global - !eserta mampu memahami aswaja sebagai metodologi berfikir dalam upaya memahami ajaran-ajaran #slam dan landasan gerakan sebagai upaya untuk menemukan posisi gerakan !"## dalam konteks lokalnasional dan global. 3. !engaruh sosio-historis-kultural bangsa $rab dan bangsa-bangsa lain terhadap perkembangan pemikiran #slam 1. +atar belakang ekonomi-sosial-politik pemerintahan #slam :aman awal terhadap proses pelembagaan mad:ab dalam #slam >. $swaja sebagai manhaj al fikr - SpidolAkapur tulis - !apan tulisAkertas plano - "akalah A materi ceramah # 5eramahApresentasi # Dialog )tanya jawab* - Diskusi Kelompok 1C2 "enit

!okok 8ahasan

8ahan-8ahan

"etode

<aktu

!roses Kegiatan 3. "oderatorAfasilitator membuka sesi dengan penjelasan umum tentang materi sessi ini? 1. 'arasumberAfasilitator menguraikan pokok-pokok bahasan tentang materi sessi ini? >. Dialog danAatau klarifikasi?

JJJi

C. Disksi kelompok, dan diskusi pleno membahas hasil diskusi kelompok. Sesi III Tujuan 2 ISLAM DAN TE"L"GI PEMBEBASAN # !eserta memahami latar belakang kemunculan teologi pembebasan dalam perspektif amar ma$ruf nahi mungkar - !eserta memiliki sense-gerakan terhadap kenyataan empiris dalam konteks lokal-nasional maupun global - !eserta menginternalisasi dan mengimplemantasikan prinsip dan nilai-nilai egalitarianisme dan uni&ersalitas #slam 3. +atar belakang kemunculan teologi pembebasan dan perspektifnya terhadap perubahan 1. @akekat amar maHruf nahi mungkar dalam konteks perubahan sosial >. 'ilai-nilai egalitarianisme sebagai nilai tertinggi dalam perubahan sosial - SpidolAkapur tulis - !apan tulisAkertas plano - "akalah A materi ceramah # 5eramahApresentasi # Dialog )tanya jawab* - Diskusi Kelompok - Study Kasus 312 "enit 2 PARADIGMA PMII !eserta memahami paradigma gerakan !"## dan menjadikanya sebagai metodologi berpikir dan gerakan serta dalam mengimplementasikannya dalam perilaku , sikap dan kehidupan pribadi, berorganisasi dan berdialektika dalam pergerakan. 3. "embaca Realitas gerakan dan ke-#ndonesiaan sebagai landasan epistimologi paradigma gerakan 1. 6ilosofi paradigma !"## >. Rumusan paradigma sebagai setrategi gerakan C. #nternalisasi dan implementasi paradigma gerakan dalam kehidupan pribadi dan berorganisasi - SpidolAkapur tulis - !apan tulisAkertas plano - "akalah A materi ceramah # 5eramahApresentasi # Dialog )tanya jawab* - Diskusi Kelompok - Study Kasus 1C2 "enit !roses Kegiatan

!okok 8ahasan

8ahan-8ahan

"etode

<aktu Sesi IE Tujuan

!okok 8ahasan

8ahan-8ahan

"etode

<aktu

JJJii

3. "oderatorAfasilitator membuka sesi dengan penjelasan umum tentang materi sessi ini? 1. 'arasumberAfasilitator menguraikan pokok-pokok bahasan tentang materi sessi ini? >. Dialog danAatau klarifikasi? C. Disksi kelompok, dan diskusi pleno membahas hasil diskusi kelompok. Sesi E Tujuan 2 ANALISA S"SIAL # !eserta memahami realitas masyarakat sebagai landasan analisa dalam perspektif lokal-nasional dan global - !eserta memahami prinsip-prinsip dan model analisa untuk menentukan strategi dan posisi !"## sebagai organisasi pergerakan 3. Realitas masyarakat 1. !rinsip dan model-model nalisa sosial >. 6ungsi analisa sosial untuk menentukan posisi dan strategi gerakan C. !erangkat-perangkat analisa sosial - SpidolAkapur tulis - !apan tulisAkertas plano - "akalah A materi ceramah # 5eramahApresentasi # Dialog )tanya jawab* - Diskusi Kelompok - Role playing 1C2 "enit

!okok 8ahasan

8ahan-8ahan

"etode

<aktu

!roses Kegiatan 3. "oderatorAfasilitator membuka sesi dengan penjelasan umum tentang materi sessi ini? 1. 'arasumberAfasilitator menguraikan pokok-pokok bahasan tentang materi sessi ini? >. Dialog danAatau klarifikasi? C. Disksi kelompok, dan diskusi pleno membahas hasil diskusi kelompok. Sesi EI Tujuan 2 ST6DY ADE"KASI # !eserta memahami teori dan tehnik-tehnik ad&okasi - !eserta memahami bentuk dan macam-macam ad&okasi - !eserta memahami setrategi ad&okasi 3. 6ilosofi dan urgensi ad&okasi 1. "acam dan bentuk $d&okasi >. "odel-model ad&okasi C. $d&okasi sebagai setrategi - SpidolAkapur tulis - !apan tulisAkertas plano - "akalah A materi ceramah # 5eramahApresentasi # Dialog )tanya jawab* - Diskusi Kelompok - Study kasus

!okok 8ahasan

8ahan-8ahan

"etode

JJJiii

<aktu

3D2 "enit

!roses Kegiatan 3. "oderatorAfasilitator membuka sesi dengan penjelasan umum tentang materi sessi ini? 1. 'arasumberAfasilitator menguraikan pokok-pokok bahasan tentang materi sessi ini? >. Dialog danAatau klarifikasi? Sesi EII Tujuan 2 ANALISA @AAANA # !eserta memahami alur dan nalar dari setiap kemunculan wacana. - !eserta mampu memahami tekhnik membaca wacana - !eserta mampu memahami ada apa di balik wacanawacana tersebut 3. Teknik membaca wacana 1. <acana sebagai bagian dari sub sistem pengetahuan dunia >. <acana sebagai ideologi - SpidolAkapur tulis - !apan tulisAkertas plano - "akalah A materi ceramah # 5eramahApresentasi # Dialog )tanya jawab* - Diskusi Kelompok - Study Kasus 3D2 "enit

!okok 8ahasan

8ahan-8ahan

"etode

<aktu

!roses Kegiatan 3. "oderatorAfasilitator membuka sesi dengan penjelasan umum tentang materi sessi ini? 1. 'arasumberAfasilitator menguraikan pokok-pokok bahasan tentang materi sessi ini? >. Dialog danAatau klarifikasi? Sesi EIII Tujuan 2 P"LA DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PMII # !eserta mampu memahami makna strategi sebagai cara yang harus dilakukan untuk memobilisasi kekuatan )forces mobili*ation* secara efektif. Strategi mengarah pada upaya untuk memenangkan suatu pertarungan )kontestasi*. - !eserta memahami nilai-nilai perjuangan !"## untuk membangun masyarakat yang memiliki kekuatan dan jejaring untuk merancang perubahan ke arah yang lebih baik sebagai langkah untuk memberikan penguatan kepada kader. - !eserta memahami pola dan setrategi ke depan !"## sebagai upaya untuk menentukan posisi gerakan ke depan 3. 6ilosofi dan urgensi dari pola dan setrategi pengembangan !"## 1. #dentifikasi peluang dan potensi !"##

!okok 8ahasan

JJJi&

>. "embaca alternatif peran gerakan !"## untuk menentukan posisinya masa kini dan masa depan 8ahan-8ahan - SpidolAkapur tulis - !apan tulisAkertas plano - "akalah A materi ceramah # 5eramahApresentasi # Dialog )tanya jawab* - Diskusi Kelompok - Study kasus 3D2 "enit

"etode

<aktu

!roses Kegiatan 3. "oderatorAfasilitator membuka sesi dengan penjelasan umum tentang materi sessi ini? 1. 'arasumberAfasilitator menguraikan pokok-pokok bahasan tentang materi sessi ini? >. Dialog danAatau klarifikasi? Sesi IF Tujuan 2 REKAYASA S"SIAL # !eserta memiliki pemahaman holistik dalam proses transformasi sosial - !eserta memahami prinsip-prinsip dasar dengan berbagai alternatif rekayasa sosial 3. !roses transformasi sosial 1. !rinsip dasar rekayasa sosial >. !endekatan-pendakatan dalam rekayasa sosial - SpidolAkapur tulis - !apan tulisAkertas plano - "akalah A materi ceramah # 5eramahApresentasi # Dialog )tanya jawab* - Diskusi Kelompok - Study kasus B2 "enit

!okok 8ahasan

8ahan-8ahan

"etode

<aktu

!roses Kegiatan 3. "oderatorAfasilitator membuka sesi dengan penjelasan umum tentang materi sessi ini? 1. 'arasumberAfasilitator menguraikan pokok-pokok bahasan tentang materi sessi ini? >. Dialog danAatau klarifikasi? Sesi F 2 PENGEL"LAAN "PINI DAN GERAKAN MASSA Tujuan # !eserta memiliki kemampuan untuk membaca dan membuat isue-isue setrategis - !eserta memahami pentingnya komunikasi massa

JJJ&

- !eserta memahami prinsip-prinsip serta perangkat gerakan massa - !eserta memiliki kemampuan untuk merangcang gerakan massa, mengelola opini, melakukan gerakan massa dengan pendekatan setrategis !okok 8ahasan 3. "anajemen )pengelolaan informasi dan opini* isue 1. #sue sebagai setrategi kampanye untuk membangun opini >. !rinsip-prinsip gerakan massa C. $nalisa situasi dan pembacaan medan D. Setrategi dan taktik menciptakan, mengelola dan memimpin gerakan massa - SpidolAkapur tulis - !apan tulisAkertas plano - "akalah A materi ceramah # 5eramahApresentasi # Dialog )tanya jawab* - Diskusi Kelompok - Study kasus - Role playing 1C2 "enit

8ahan-8ahan

"etode

<aktu

!roses Kegiatan 3. "oderatorAfasilitator membuka sesi dengan penjelasan umum tentang materi sessi ini? 1. 'arasumberAfasilitator menguraikan pokok-pokok bahasan tentang materi sessi ini? >. Dialog danAatau klarifikasi? C. Disksi kelompok, dan diskusi pleno membahas hasil diskusi kelompok. Sesi FI Tujuan 2 PENG"RGANISASIAN KAMP6S # !eserta memahami proses, prinsip-prinsip dan unsur utama dalam pengorganisasian di kampus - !eserta mampu memahami dan memetakan kelompokkelompok setrategis di kampus - !eserta memiliki kemampuan analisa dengan cepat dan tepat dalam merespon isue-isue dan dinamika di kampus - !eserta memahami potensi dan peluang-peluang di kampus sebagi upaya untuk menguasai kampus 3. !otensi dan peluang kampus dalam perspektif antropologi 1. !rinsip pengorganisasian >. Kelompok-kelompok setrategis di kampus C. Strategi penguasaan kampus - SpidolAkapur tulis - !apan tulisAkertas plano - "akalah A materi ceramah

!okok 8ahasan

8ahan-8ahan

JJJ&i

"etode

# 5eramahApresentasi # Dialog )tanya jawab* - Diskusi Kelompok - Study kasus 312 "enit

<aktu 3. 1. >. C.

!roses Kegiatan "oderatorAfasilitator membuka sesi dengan penjelasan umum tentang materi sessi ini? 'arasumberAfasilitator menguraikan pokok-pokok bahasan tentang materi sessi ini? Dialog danAatau klarifikasi? Disksi kelompok, dan diskusi pleno membahas hasil diskusi kelompok. 2 GENERAL REEIE@ !eserta memahami keterpaduan antara keseluruhan materi yang telah disampaikan, dapat mere&iew materi-materi tersebut sehingga mampu menemukan pijakan setrategis dalam gerakan. 3. Substansi dari materi-materi yang telah disampaikan 1. (nsur-unsur kesinambungan antar materi yang telah disampaikan >. (rgensi !"## sebagai oranisasi pergerakan dalam merespon segala dinamika dalam konteks lokal-nasional dan global. - SpidolAkapur tulis - !apan tulisAkertas plano - "akalah A materi ceramah # Re&iew keseluruhan materi # Dialog )tanya jawab* - Diskusi Kelompok - 8rain strorming B2 "enit

Sesi FII Tujuan

!okok 8ahasan

8ahan-8ahan

"etode

<aktu

!roses Kegiatan 3. !anitiaA6asilitator membuka sessi dengan meminta tiap-tiap peserta untuk melakukan re&iew materi-materi dan menge&aluasi jalannyaAproses pelatihan? 1. 6asilitator meminta tiap-tiap peserta untuk menyatakan apakah harapanharapannya terhadap pelatihan yang dikemukakan pada saat bina suasana tercapai? Sesi F Tujuan 2 RENAANA TINDAK LAND6T !eserta memahami !"## sebagai organisasi gerakan sehingga terbangun sense of mo&ement yang tentunya dengan dibekali dengan pengetahuan dan kemampuan praksis untuk bergerak.

JJJ&ii

!okok 8ahasan

3. #dentifikasi potensi, bakat-minat dan kecenderungan kader 1. 8entuk-bentuk follow up >. Kesepakatan menagerial pengelolaan follow up - SpidolAkapur tulis - !apan tulisAkertas plano # Dialog )tanya jawab* - 8rain strorming B2 "enit

8ahan-8ahan "etode <aktu

!roses Kegiatan 3. 6asilitator meminta tiap-tiap peserta untuk menyebutkan hal-hal yang diperlukanAdilakukan untuk menindak-lanjuti pelatihan ini? 1. 6asilitator mendorong agar terjadi kesepakatan antar peserta tentang perlunya membuat agenda atau kegiatan bersama sebagai tindak lanjut dari pelatihan ini? >. Seluruh peserta menyepakati agenda bersama tindak lanjut pelatihan. Sesi FI 2 EEAL6ASI DAN PEN6T6PAN a4 EGaluasi 9&aluasi perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari pelatihan, untuk mengukur apakah target, harapan dan kekhawatiran terpenuhi dan terjadi selama proses !KD berlangsung. @al ini akan berguna sebagai masukan dan pertimbangan dalam pelaksanaan pelatihan-pelatihan selanjutnya. @al- hal yang harus di e&aluasi adalah mencakup keseluruhan komponen yang terlibat dalam !KD, baik metodologi pelatihan, peserta, panitia, fasilitator, pembicara, tempat, serta fasilitas dan unsur-unsur lain yang terlibat dalam pelatihan. b4 Penu u.an !enutupan harus dilaksanakan untuk membangun kedisiplinan bersama di !"## karena penutupan adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam metodologi pelatihan. /4 Collo$ 6. 6ollow (p harus dilakukan sebagai satu pilihan untuk meneguhkan komitmen !"## sebagai organisasi gerakan serta untuk membangun kesinambungan antar kader dan tetap berjalan sebagaimana kesepakatan dalam pembahasan follow up di !KD. Selain itu juga sebagai media untuk melakukan pendalaman materi dan mempraktekkan materi-materi yang didapatkan selama pelatihan. Dalam 6ollow (p berbentuk kelompok-kelompok kecil )small group* yang beranggotakan antara D-32 orang agar memudahkan fasilitator untuk melakukan pendampingan secara intensif. !engelolaan dan managerial small group ini harus diserahkan langsung kepada peserta sebagai media untuk uji coba terhadap keseriusan dan tanggung jawab baik dalam konteks pribadi maupun organisasi. 8eberapa kegiatan yang bisa dilakukan sebagai follow up !KD yang memungkinkan juga sebagai bentuk uji coba terhadap small group0 3. Kegiatan-kegiatan insidental, seperti 0 a. 8akti sosial b. !enyikapan terhadap isu-isu di kampus c. Dll 1. 8erbagai pelatihan-pelatihan !elatihan-pelatihan ini akan dibahas dalam pembahasan selanjutnya.

JJJ&iii

RRR

JJJiJ

III4 PELATIHAN KADER LAND6T %PKL* &4 Penger ian !elatihan Kader +anjut )!K+* merupakan tahapan perkaderan formal basic tingkat ketiga dalam jenjang pengkaderan formal di !"##. !ada fase ini peserta !K+ sudah tidak lagi memperdepatkan mengenai persoalan doktrin, manajerial keorganisasian, karena itu pelatihan ini di orientasikan pada pembangunan dan penguatan pengetahuan yang akan menopang pilihan-pilihan gerakan !"## untuk masa sekarang dan masa depan yang berangkat dari pembacaan realiatas secara obyektif. ,4 Model Pende!a an Karena persoalan majerial ke-organisasian yang sudah tuntas, dengan bekal pemahaman keyakinan terhadap organisasi dan nilai-nilai maka pendekatan pendekatan yang digunakan lebih banyak menggunakan brainstorming dan study kasus. @al ini sangat strategis untuk menyiapkan kader agar mampu memahami betul mengenai realitas masyarakat dan ke-#ndonesiaan yang benar-benar obyektif dan membekali kader dengan pengetahuan sebagai alat analisa serta berbagai kemampuanAskill tertentu sehingga mampu berkompetisi dengan elemen-elemen gerakan yang lain, sebagai upaya agar tetap sur&i&e serta memenangkan kompetisi. Sehingga pengetahuan dan pengalaman masingmasing peserta akan sangat signifikan dalam menentukan metodologi pelatihan. <4 Kegia an Pra PKL Kegiatan ini dilakukan sebagai tahapan awal untuk melakukan rekruitmen dan seleksi terhadap para calon peserta !K+ yang kemudian disebut dengan screening. Dalam screening ini metode yang digunakan adalah dengan alat bantu makalah dan wawancara. Sehingga para calon peserta diwajibkan untuk membuat makalah dengan dengan tema-tema tertentu dan mempresentasikannya dihadapan Tim khusus yang dibentuk oleh kepanitiaan !KD.

Realitas Masyarakat (1) Kesadaran !ergerakan !"## )>* aktor!"aktor #eruba$an di %ndonesia (&) '4

Gambaran 6mum Alur Pela ihan ormat' strategi taktik gerakan #M%% (() Konsep gerakan !"## )C*

Kebutuhan Skill )E*

)*T#*T + K$D9R "#+#T$' )K$"#+* !"##

Jl

%&* Reali as mas3ara!a !on em.orer

#eta 4eopolitik!geoekonomi internasional dan dampaknya ter$adap negara ketiga dan %ndonesia #engaru$ Konstelasi geopolitik t$d 0a1ana dan isu yang dikembangkan di %ndonesia .ejara$ perkembangan Social Movement dunia dan pengaru$nya ter$adap %ndonesia #ema$aman ter$adap relasi negara dan masyarakat kontemporer (from civil society to Global civil society ?)

Ala ban u analisis 2 Teori -eopolitik Teori -eoekonomi 'eoliberalisme Sejarah pergerakan sosial dunia #ndonesia Teori-teori negara Teori-teori ci&il society Kohesi antar negara

dan

Ala ban u analisis 2

(") Faktor#!aktor yang berpengaru ter adap peruba an di Indonesia Mema$ami "aktor!"aktor gerak sejara$ peruba$an di %ndonesia Mema$ami prasyarat!prasyarat peruba$an di %ndonesia
%<* Reali as in ernal PMII !"## memahami .#slam/ )<acana $gama* !"## memahami .#ndonesia/ )makna keindonesiaan* !"## memahami ."ahasiswa/ )peran dan bargaining gerakan mahasiswa #ndonesia.* !"## memahami .!ergerakan/ )makna,peran dan alat pergerakan*

sejara$ gerak sirkulasi uang sejara$ pergerakan muslim %ndonesia sejara$ gerakan mar$aen analisis dan sejara$ perkembangan media sejara$ militer %ndonesia
Ala ban u analisis 2 Kritik <acana $gama Sejarah faham kebangsaan )nation* Sejarah gerakan mahasiswa #ndonesia konsep pergerakan +eader Ship

(4) Konsep pergerakan PMII

#emaknaan transendensi!kritis!dialektis! ,-# #M%% trans"ormati" #aradigma /4 Dan Ala Analisa Ma eri PKL #emaknaan "ase' tipologi kader dan Tu5uan distribusi kader .trategi pengkaderan #M%% (kamil?) #emaknaan kader dan alumni
5) Format, strategi dan taktik gerakan PMII

Ala ban u analisis 2

ormat ideal gerakan #M%% (organ kader / organ pergerakan Merumuskan strategi dan taktik #M%%

Ala ban u analisis 2 !engertian intelektual-organik S intelek. intelejen )kamil ;;;* -erakan distribusi !engertian tentang kekuasaan !engertian gerakan Struktural-Kultural !engertian strategi .free market of ideas/ S ger. $d&okasi !engertian kawan-lawan !engertian taktik aliansi strategis S taktis

6) Skill yang dibutu kan (alternati!)

Mengorganisir masyarakat (C)) menganalisis 0a1ana2issu menganalisis media Lobby dan jaringan

Konsep tentang Community )rgani3er Jli

Teori-teori tentang analisis issu/wacana Teori tentang analisis media

9" Kurikulum :" Ses i I @akt u 6 menit (ateri Aeopolitik #ekonomi Pokok /ahasan !. Peta geopolitik" ekonomi internasional dan dampakn#a terhadap negara ketiga dan Indonesia 2. Pengaruh konstelasi geopolitik"ekonomi terhadap isu dan diskursus #ang berkembang $. Faktor"faktor #ang (etode 3. 5eramahAprese ntasi 1. Dialog )tanya jawab* >. Diskusi Kelompok C. Study Kasus /ahan#/ahan 3. SpidolAka pur tulis 1. !apan tulisAkert as plano $. %akalah & materi ceramah

Jlii

II

!' menit

Sejarah masyarakat dan social movement dunia dan )ndonesia

!.

2. $.

III

!' menit

<elasi negara# masyarakat &an <elasi Kuasa

&4

2. $. I/ !2 menit 1aktor#faktor dan prasyarat perubahan di )ndonesia !.

2.

mempengaruhi geopolitik" geoekonomi dunia (lur se)arah dan *arian gerakan sosial"politik di dunia dan Indonesia +atak dan nalar mas#arakat dunia dan Indonesia ,osiologi" (ntropologi mas#arakat (lur teoretik konsep negara -s a e. dan mas#arakat -0iGil so0ie 3.dulu hingga kini (lur relsasi negara" mas#arakat dalam konteks relasi kuasa Imbasn#a terhadap Indonesia Faktor"faktor penting gerak se)arah perubahan di Indonesia Pras#arat"pras#arat perubahan di Indonesia

3. 5eramahAprese ntasi 1. Dialog )tanya jawab* >. Diskusi Kelompok C. Study Kasus

3. SpidolAka pur tulis 1. !apan tulisAkert as plano $. %akalah & materi ceramah

3. 5eramahAprese ntasi 1. Dialog )tanya jawab* >. Diskusi Kelompok C. Study Kasus

3. SpidolAka pur tulis 1. !apan tulisAkert as plano $. %akalah & materi ceramah 3. SpidolAka pur tulis 1. !apan tulisAkert as plano $. %akalah & materi ceramah 3. SpidolAka pur tulis 1. !apan tulisAkert as plano $. %akalah & materi ceramah

3. 5eramahAprese ntasi 1. Dialog )tanya jawab* >. Diskusi Kelompok C. Study Kasus 3. 5eramahAprese ntasi 1. Dialog )tanya jawab* >. Diskusi Kelompok C. Study Kasus

!' menit

Kritik @acana Agama

/I

!' menit

Peta pemikiran dan gerakan )slam

!. 0eks, konteks dan relasi kuasa 2. kritik terhadap tafsir, teks #ang pro status1uo $. Kritik teks bias )ender 2. +acana agama #ang kritis" transformatif ala 3assan, an"naim, (shghar, (rkoun, al")abiri dll !. Peta gerakan re*i*alisme, modernisme, tradisionalisme, posttradisionalisme dan Islam liberal !. P%II dan ideologi P%II -transendensi, berfikir kritis, dialektis,
Jliii

3. 5eramahApresent asi 1. Dialog )tanya jawab* >. Diskusi Kelompok C. Study Kasus 3. 5eramahApresent asi 1. Dialog )tanya jawab*

/I I

!2 menit

(embedah BP())! perspektif ideologi

3. SpidolAkap ur tulis 1. !apan tulisAkertas plano $. %akalah & materi ceramah 3. SpidolAkap ur tulis 1. !apan tulisAkertas

transformatif dll..

>. Diskusi Kelompok C. Study Kasus 3. 5eramahApresent asi 1. Dialog )tanya jawab* >. Diskusi Kelompok C. Study Kasus 3. 5eramahApresent asi 1. Dialog )tanya jawab* >. Diskusi Kelompok C. Study Kasus

$. 3. 1. $. 3. 1. $.

/I II

!2 menit

(embedah BP())! perspektif organisasi

I5

!2 menit

(embedah BP())! perspektif kaderisasi

!8 menit

(embedah BP())! perspektif format, strategi dan taktik pergerakan

5I

!2 menit

(embedah BP())! perspektif kepemimpinan

!. "Kekuatan dan kelemahan P%II -mana)erial, model relasi struktur, )aringan, dana dll. 2. 4eader ship $. Kepemimpinan gerakan !. Kekuatan dan kelemahan P%II dalam kaderisasi 2. 6itra diri kader P%II $. Fase"fase pengkaderan dan tipologi kader 2. 7elasi kader dan alumni 8. 0antangan ke depan berkaitan dengan kaderisasi !. Kesadaran 9P%II: tentang orientasi gerakan P%II 2. Posisi tawar P%II di medan pergerakan $. P%II dalam relasi9kekuasaan: 2. Format ideal gerakan P%II kultural" struktural -;. 8. ,trategi dan taktik gerakan P%II - kesadaran relasi kawan"lawan, aliansi taktis"strategis. !. Perilaku kepemimpinan di P%II kelemahan dan kekuatan 2. 6itra diri pemimpin P%II !. <rgensi dan tu)uan 6= 2. Planning pengorganisasian $. %embangun basis 2. Kerangka -setrategis, teknis, taktis. pengorganisasian mas#arakat bagi pengembangan
Jli&

plano %akalah & materi ceramah SpidolAkap ur tulis !apan tulisAkertas plano %akalah & materi ceramah SpidolAkap ur tulis !apan tulisAkertas plano %akalah & materi ceramah

3. 5eramahApresent asi 1. Dialog )tanya jawab* >. Diskusi Kelompok C. Study Kasus

3. SpidolAkap ur tulis 1. !apan tulisAkertas plano $. %akalah & materi ceramah

3. 5eramahApresent asi 1. Dialog )tanya jawab* >. Diskusi Kelompok C. Study Kasus 3. 5eramahApresent asi 1. Dialog )tanya jawab* >. Diskusi Kelompok C. Study Kasus

5I I

!8 menit

Community organi*ing

3. SpidolAkap ur tulis 1. !apan tulisAkertas plano $. %akalah & materi ceramah 3. SpidolAkap ur tulis 1. !apan tulisAkertas plano $. %akalah & materi ceramah

5I II

!2 menit

Analisis )ssu

organisasi. !. Konstruksi antara need, interest, positioning, action dan issu 2. ,trategi pengemasan issu dalam perebutan wacana publik !. 0eknik menganalisis teks&wacana 2. +acana sebagai bagian gerakan

3. 5eramahApresent asi 1. Dialog )tanya jawab* >. Diskusi Kelompok C. Study Kasus 3. 5eramahApresent asi 1. Dialog )tanya jawab* >. Diskusi Kelompok C. Study Kasus 3. 5eramahApresent asi 1. Dialog )tanya jawab* >. Diskusi Kelompok C. Study Kasus

5I /

!8 menit

Analisis wacana

5/

!2 menit

Analisis (edia

5/ I

!2 menit

7obby dan >aringan

!. Pe)arah dan perkembangan perang media di Indonesia 2. 0eknik menganalisis media $. Peranan media dalam membangun watak dan nalar mas#arakat !. 0eknik lobb# 2. 0eknik membangun dan men)aga )aringan

3. SpidolAkap ur tulis 1. !apan tulisAkertas plano $. %akalah & materi ceramah 3. SpidolAkap ur tulis 1. !apan tulisAkertas plano $. %akalah & materi ceramah 3. SpidolAkap ur tulis 1. !apan tulisAkertas plano $. %akalah & materi ceramah 3. SpidolAkap ur tulis 1. !apan tulisAkertas plano $. %akalah & materi ceramah 3. SpidolAkap ur tulis 1. !apan tulisAkertas plano

3. 5eramahApresent asi 1. Dialog )tanya jawab* >. Diskusi Kelompok C. Study Kasus 3. Dialog )tanya jawab* 1. Diskusi Kelompok

5/ II

!2 menit

Aeneral <eview

5I II

6 %enit

<'7

5I

.valuasi &an

3. Substansi dari materimateri yang telah disampaikan 1. (nsur-unsur kesinambungan antar materi yang telah disampaikan >. (rgensi stratak !"## sebagai dan posisioningnya dalam konteks ke#ndonesiaan dan global. 3. #dentifikasi potensi, bakat-minat dan kecenderungan kader 1. 8entuk-bentuk follow up >. Kesepakatan menagerial pengelolaan follow up Jl&

3. Dialog )tanya jawab* 1. Diskusi Kelompok

3. SpidolAkap ur tulis 1. !apan tulisAkertas plano

menit

Penutupan

84 Collo$ 6. 6ollow (p harus dilakukan sebagai pilihan stratak dan pilihan positioning !"## sebagai organisasi gerakan dalan konteks ke #ndonesiaan dan global, serta untuk membangun infrastruktur penguasaan medan gerakan !"## sekarang maupun kedepan dengan prinsip distribusi kader di semua lini. 6ollow up yang dilaksanakan pasca !K+ adalah terbentuknya komunitas alumni !K+ yang bertujuan untuk 0 "elakukan pendiskusian dan pendalaman atas materi-materi !K+ agar terjadi kesepahaman pengetahuan bersama - "encari ruang implementasi dilapanagan sebagai try out atas stratak gerakan !"## sesuai dengan kecenderungan masing-masing - Sebagai wahana untuk melakukan refleksi atas try out stratak di lapangan RRRRRRRRRRRRR PENGKADERAN N"N C"RMAL DAN INC"RMAL Sistem pengkaderan !"## selain mengenal pengkaderan formal basic juga mengenal pengkaderan non-formal dan informal. Sistem pengkaderan yang selama ini dilakukan oleh !"## baik formal, non-formal dan informal, sebagian besar hanya berorientasi untuk mengembangkan kapasitas kader agar mampu mengisi ruang-ruang yang ada di !"## baik struktural maupun kultural berdasarkan dengan pemetaan dan kecenderungan kader serta mainstream besar !"##. Dengan !ola dan sistem pengkaderan seperti ini, akan terjadi banyak penumpukan kader di dalam tanpa ada upaya setrategis untuk melakuakn pembagian medan dan distribusi kader. Sehingga didalam !"## mempunyai kecenderungan terjadinya perebutan medan sesama kader. )S"S 0 Sahabat "akan Sahabat*. !endidikan dan pelatihan non-formal maupun informal perlu dilakukan dan menjadi setrategis karena sebagai wahana untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kader pada aras pengembangan kapasitas, skill pribadi )sesuai dengan kecenderungan dan keahlian fakultatif kader* serta memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi yang tidak hanya berorientasi untuk mengisi ruang-ruang kosong !"## )struktural dan kultural* tetapi harus dengan cara pandang ke depan dalam wilayah yang lebih besar dan setrategis. Sehingga pendidikan dan pelatihan ini harus, juga harus mampu memberikan ruang akselerasi kader diluar keluarga besar '(, yang tentunya berangkat dari pemetaan terhadap kelompok-kelompok setrategis. Dengan pola ini diharapkan !"## mampu berperan dalam melakukan distribusi kader di semua lini. A4 KADERISASI INC"RMAL Dasar filosofi mengenai urgensinya kaderisasi informal ini adalah adanya keresahan bersama dalam keluarga besar !"## tentang adanya penurunan kwantitas kader secara sistematis. Sehingga terjadi ketidak seimbangan antara rekruitmen kader dengan output yang dihasilkan dari !"##. "$!$8$

!KD

Jl&i

!K+ R($'K4S4'Dari gambar tersebut di atas, bisa bisa melihat bahwa dari proses pengkaderan formal basic yang dialakukan oleh !"## )"apaba, !KD dan !K+* terjadi penurunan kwantitas kader. #ndikator yang mungkin bisa di jadikan sebagai ukuran adalah terjadinya penurunan jumlah peserta pelatihan, dari "apaba, !KD dan !K+.!adahal idealnya adalah tetap terjadinya kontinyuitas pengkaderan badik dari sisi jumlah maupun kapasitas kader secara sistematis, sebagaimana idealnya yang tergambar dalam ruang-ruang kosong tersebut. "aka pengkaderan informal lebih diorientasikan untuk menjaga ritme pengkaderan !"## )kwantitas dan kapasitas* dengan mengisi ruang-ruang kosong )lihat gambar di atas* sehingga mampu terjadi keseimbangan antara input dengan out put kader juga kesinambungan terhadap kerja-kerja besar !"## untuk melaksanakan kaderisasi serta mendistribusikan kader di semua lini. 8eberapa kegiatan pengkaderan informal antara lain 0 'o 8entuk 3 !ra "apaba 4rientasi ,enis Kegiatan 3. (ntuk sosialisasi 3. 8imbingan test masuk dan perguruan tinggi memperkenalkan 1. !enyebaran selebaran , tahap awal buletin dan pamflet keberaaan !"## 1. !erekrutan kader 3. (ntuk melakukan 3. Diskusi internalisasi nilai 1. 8edah buku dan ideologi 1. !endalaman materi 'b 0 Kegiatan ini bisa dan meningkatkan dilaksanakan pada kapasitas keilmuan kegiatan-kegiatan 6ollow dan pengetahuan (p pasca pengkaderan >. Ruang dan wahana formal )"apaba, !KD dan untuk melakukan !K+* refleksi dan e&aluasi bersama C. Terbentuknya komunitaskomunitas kecil di !"## yang akan melakukan pengkajian dan merespon berbagai perkembangan dan isue-isue yang terjadi, baik lokal, nasional maupun global 3. (ntuk meneguhkan 3. 8akti sosial komitmen dan &isi 1. +i&e #n kerakyatan !"## >. 8a:ar 1. Ruang aktualisasi kader-kader !"## di lapangan

Small -roup

>

$ksi-$ksi Sosial

Jl&ii

Struktur Kekeluargaan

!olitik Kader

Distribusi

>. "erebut simpati massa 3. Terbangunya ikatan emosional antara kader !"## maupun dengan pengurus 1. Terbangunya kebersamaan yang kuat 3. "encari dan membuka ruang baru untuk pendistribusian kader 1. "erebut kepemimpinan seperti kepemimpinan di kampus >. "edia pembelajaran kader C. Terciptanya kantong-kantong massa mahasiswa -

3. 1. >. C.

Silaturahmi Tadabur alam Study tour Study banding

3. !elibatan kader dalam kepanitiaan kegiatan 1. "endidtribusikan kader pada kelompokkelompok setrategis di kampus dan lainnya

Dll

B4

Kaderisasi Non#Cormal Kaderisasi 'on-6ormal lebih di tujukan untuk memenuhi dan menfasilitasi kebutuhan-kebutuhan kader, seperti pengembangan diri, skill dal lain-lain. Sehingga perlu di desain agar kaderisasi non-formal yang dilakukan benar-benar berangkat dari hasil pemetaan terhadap bakat-minat dan kecenderungan kader. @al ini menjadi setrategis, karena sebagai proses dan tahapan awal untuk mencari medan dan mendistribusikan kader pasca !"##. !ada fase ini, kaderisasi juga di rancang untuk melakukan pembacaan terhadap statak gerakan !"## sekarang dan ke depan, sebagai upaya untuk mencari posisioning !"##, yang keberadaanya sudah tidak bisa dipisahkan dari persoalan sejarah masa lalu serta dinamika nasional dan global. 8eberapa bentuk kagiatan dari kaderisasi non-formal adalah 0 4rientasi Ke3. "emberikan pemahaman tentang, prinsip dan nilai-nilai uni&ersalitas #slam 1. "encapai keseimbangan pemahaman tentang #slam antara kampus agama dan kampus umum 3. "emiliki
Jl&iii

'o Kegiatan 3 !alatihan #slaman

4utput 3.

1. >.

!elatihan

3.

4ut !elaksanaan 5ome Kader !asca memahami "apaba A prinsip dan !asca !KD nilai-nilai uni&ersalitas #slam Kader memiliki pemahaman atas pluralitas agama Toleransi sesama dan antar umat beragama Kader mampu !asca

Dan

8ahasa $sing

kepampuan terhadap bahasabahasa asing

>

!elatihan $dministrasi dan "anajemen

!elatihan ,urnalistik

3. "emberikan pemahaman atas administrasi, keorganisasian dan managerial organisasi 1. "ampu menutupi kelemahankelemahan administrasi di !"## yang merupakan masalah klasik !"## 3. $gar kader memuliki pemahaman tentang jurnalisme 1. $gar mampu membaca logika dan nalar media

menulis dan berbicara bahasa asing 1. Kader yang siap berkompetisi dengan organisasi dan lembagalembaga lain 3. Kader mampu melakukan managerial organisasi 1. $danya rasa dan penghargaan terhadap administrasi dan manajemen keorganisasian

"apaba A !asca !KD atau !asca !K+

!asca "apaba A !asca !KD

Kursus !olitik @$" dan Demokrasi

3. "embangun pengetahuan dan prinsip-prinsip politik, @$" dan Demokrasi 1. "embedakan dan memahami nalar dan logika politik >. "ampu menguasai atau mengambil kepemimpinan kelompokkelompok setrategis baik

3. Kader yang mampu membaca realitas media dan maenstream besar media dan jurnalisme 1. "empunyai media publik yang bisa diakses oleh kader dan masyarakat sebagai sebagai upaya untuk ikut membangun dan menguasai opini publik 3. "emiliki pemahamahan yang memadai tentang politik? @$" dan Demokrasi 1. "engetahui relasi politik dan kekuasaan >. "engetahui tentang etika politik dan kekuasaan C. "engenal, menyadari dan

!asca "apaba A !asca !KD

!asca !KD atau !asca !K+

JliJ

dikampus maupun gerakan

di

memahami hak-hak politiknya sebagai warga negara D. "ampu membedakan antara praktik politik yang etis dan distorsi dalam politik 3. "emiliki !asca !KD wawasan yang atau !asca memadai !K+ tentang konsep analisis sosial dan kelompok strategis 1. "emahami model-model, fungsi, prinsipprinsip, dan langkahlangkah analisis sosial, terutama untuk melakukan pemetaan )poleksosbud* kelompok strategis di masyarakat lokal >. "emiliki kesadaran kritis dan kepekaan tinggi terhadap gejala perubahan sosial yang terjadi di masyarakat di mana dia berada )tingkat lokal* 3. 1. "ampu melakukan $d&okasi 8isa melakukan pendampinga !asca !KD atau !asca !K+

!elatihan $nalisa Sosial

3. "ampu membaca dan menganalisa siyuasi sosial baik yang terjadi di lokal, nasional maupun globa 1. !embacaan yang diharapkan mampu memberikan input terhadap stratak !"## untuk menempatkan posisioning !"##

!elatihan $d&okasi )8uruh, 'elayan, K"K, +ingkungan,

3. "eneguhkan komitmen &isi kerakyatan !"## 1. "emahami $d&okasi )8uruh, 'elayan,

!etani, kebijakan publik dll* F !elatihan 54

!etani, K"K, n terhadap Kebijakan masyarakat !ublik, +ingkungan dll* 3. 8isa melakukan 3."iliki wawasan !asca !KD pengorganisasian di yang memadai atau !asca masyarakat tentang konsep !K+ pengorganisasian masyarakat? 1."emahami fungsi, prinsip-prinsip, model-model pendekatan dan langkah-langkah dalam melakukan pengorganisasian masyarakat? 3. "ampu melakukan komunikasi yang sistematis dan efektif "enguasai dan membangun opini di masyarakat Terbangunnya jaringan setrategis "embangun kembali citra !"## sebagai kelompok intelektual "enjadikan landasan filsafat dan teori sosial dalam merumuskan stratk !"## "embuka ruang baru bagi !"## "emenuhi kebutuhankebutuhan kader yang konsen terhadap dunia seni dan budaya "embangun kesetaraan -ender 3. mengetahui konsepsi dan arti penting retorika, manajemen issues dan jaringan informasi strategis ),#S*? 1. Tembangunnya opini publik? 3. "emiliki pemahaman yang memadai tentang konsepsi dasar ideologi, filsafat dan teori-teori sosial lainnya !asca "apaba A !asca !KD

"anajemen Komunikasi

1.

>. 32 Sekolah 6ilsafat Dan TeoriNTeori Sosial 3.

!asca "apaba A !asca !KD

1.

33

!endidikan Seni dan 8udaya

3. 1.

3. Terbentuknya !asca kemunitas seni dan "apaba A budaya di !"## !asca !KD seperti kelompok teater, rebana dll

31

!elatihan -ender !elatihan "etodologi penelitian

3.

3>

3. !engakuan terhadap hak, ruang dan partisipasi perempuan 3. "enutupi dan 3. !eran dan andil mengisi ruang- !"## dalam ruang kosong melakukan penelitianli

!asca "apaba A !asca !KD !asca "apaba A !asca !KD

3C

!elatihan Kefasilitatoran

3. 1.

>.

3D

!etatihanpelatihan fakultatif

3.

1. 3E Dll -

!"## khususnya mengenai metodologi penelitian Terjadinya regenerasi Terorganisirnya pelatihanpelatihan di !"## Tercapainya target-target pelatihan dan pendidikan lainnya !"## memiliki kader-kader yang ahli terhadap disiplin dan skill tertentu (ntuk mempersiapkan distribusi kader

penelitian sebagai alat bantu dalam malaukan analisa dan merumuskan stratk 3. $danya instrukturinstruktur yang handal dan memenuhi kualifuikasi

atau !K+

!asca

!asca "apaba A !asca !KD

3. Kader yang ahli dalam disiplin ilmu dan skill tertentu, seperti ekonomi, hukum, teknik, kewirausahaan dll -

!asca "apaba A !asca !KD atau !asca !K+

lii

Anda mungkin juga menyukai