Anda di halaman 1dari 3

Perbedaan utama antara metode Succesfull Effort dan metode Full Cost adalah dalam penentuan kapan pembebanan

biaya atau rugi terhadap penghasilan (perhitungan rugi-laba). Perbedaan utama lainnya adalah pada ukuran Cost Center (Pusat Biaya) biaya-biaya mana yang akan diakumulasikan dan diamortasikan. Pada Succesfull Effort, pusat biayanya adalah lease/kontrak, field/kawasan/areal, atau reservoir. Cost Center yang digunakan oleh metode Full Cost Effort ini biasanya jauh lebih kecil/sempit dari pada cost center yang digunakan oleh metode Full Cost. Cost Center dalam metode Full Cost adalah negara dimana dilakukannya industri minyak dan gas bumi tersebut. Metode Succesfull Effort umumnya konsisten dengan Financial Accounting Theory ( Teori Akuntansi Keuangan). Financial Accounting Standard Board (FASB) menyatakan: Dalam konsep pemikiran Financial Acconting saat ini, aset merupakan suatu sumber ekonomi yang diharapkan dapat memberikan manfaat dimasa yang akan datang, dan non monetary assets ( asset non keuangan ) umumnya dihitung sesuai dengan biaya untuk memperolehnya. Biaya- biaya yang tidak secara langsung berhubungan dengan perolehan asset tertentu yang dapat memberikan manfaat di masa mendatang, tidak akan dikapitalisasikan, walaupun biaya tersebut cukup berpengaruh (material ) terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Biaya-biaya yang tidak dapat memberikan manfaat di masa datang harus dibebankan atau diakui sebagai kerugian pada periode terjadinya biaya tersebut. Metoda Successful Effort (S.E)

Sebelum tahun 1950 hampir semua perusahaan minyak menggunakan metoda akuntansi Successful Effort (SE), inti dari metoda S.E ini adalah bahwa semua pengeluaran biaya (expenditure) yang tidak memberi manfaat ekonomis dimasa yang akan datang harus dibebankan pada periode terjadinya biaya tersebut, hal ini sesuai dengan teori dasar Akuntansi. Dengan demikian, metoda SE akan membebankan biaya pemboran eksplorasi apabila sumur tersebut (dry hole) pada periode tersebut, namun apabila pemboran tersebut sukses, maka biaya yang telah terjadi dapat dikapitalisasi (dibebankan sejalan dengan waktu manfaat dari aset tersebut). Para pendukung metode ini menganggap bahwa hanya pengeluaran (expenditure) yang berhubungan dengan penemuan prospek migas yang dapat dikapitalisasi.

Metoda Full Costing (F.C)

Metoda FC dikembangkan sekitar tahu 1950-an, inti dari metoda FC adalah bahwa dalam kegiatan migas, kegiatan eksplorasi adalah suatu kegiatan yang sangat vital bagi perusahaan. Tanpa eksplorasi, cadangan minyak tidak akan pernah ditemukan. Mengingat resiko pada tahap eksplorasi ini sangat besar, maka adanya pemboran yang menghasilkan sumur (dry hole) adalah suatu yang tidak terelakan, sehingga metoda ini menganggap bahwa semua biaya eksplorasi baik berhasil maupun dry hole harus dikapitalisasi.

Komponen komponen biaya utama yang umum terjadi pada perusahaan yang bergerak dalam bidang hulu migas: 1. Lease Acquisition Costs Biaya-biaya yang berhubungan dengan usaha untuk memperoleh blok, wilayah kerja atau konsesi. 2. Exploration Cost Biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas eksplorasi, seperti: seismic, exploration drilling, dan lain-lain. 3. Development Cost Biaya-biaya yang berhubungan dengan pengembangan lapangan yang terbukti mengandung cadangan yang komersial, biaya-biaya ini termasuk development wells, well completion, production facilities, dan lain-lain.

4. Operating Cost Biaya yang berhubungan dengan aktivitas pengangkatan migas mulai dari sumur, sampai ke permukaan termasuk aktivitas proses pemisahan minyak dan transportasinya, biaya operasi ini akan langsung dibebankan pada tahun berjalan.

PUTRI MADITA SARI 0412242530009

Anda mungkin juga menyukai