Anda di halaman 1dari 32

ANTI HISTAMIN

Histamin Di dalam semua organ dan jaringan tubuh terdapat histamin, suatu persenyawaan amino, yang merupakan hasil biasa dari pertukaran zat. Histamin ini dibentuk di dalam usus oleh bakteribakteri atau didalam jaringan-jaringan oleh enzim histidin-dekrboksilase, bertolak dari histidin (suatu asam amino) dengan mengeluarkan karbondioksidanya (proses dekarboksilasi) menjadi histamin. Juga sinar matahari, khususnya sinar ultra violet, dapat mengakibatkan terbentuknya histamin. Hal ini merupakan sebab dari kepekaan seseorang terhadap ahaya matahari. Histamin memiliki khasiat !armakologi yang hebat, antara lain dapat menyebabkan vasodilatasi yang kuat dari kapiler-kapiler, serentak dengan konstriksi (pen iutan) dari vena-vena dan arteriarteri, sehingga mengakibatkan penurunan tekanan darah peri!er. "ehubungan dengan sirkulasi darah yang tidak sempurna ini, maka diuresis dihalangi. Juga permeabilitas dari kapiler-kapiler menjadi lebih tinggi, artinya lebih mudah ditembusi, sehingga airan dan protein-protein plasma dapat mengalir ke airan diluar sel dan menyebabkan udema. Disamping ini organ-organ yang memiliki otot-otot li in, sebagai kandungan dan saluran lambung usus, mengalami konstriksi, sehingga menimbulkan rasa nyeri, muntah-muntah, diare. #egitu pula di paru-paru terjadi konstriksi dari ranting-ranting tenggorok (bron hioli) dengan akibat na!as menjadi sesak (dyspnoe) atau timbulnya serangan asma (bron hiale). Histamin juga mempertinggi sekresi kelenjar-kelenjar, misalnya ludah, asam dan getah lambung, air mata dan juga adrenalin. Dalam keadaan normal jumlah histamin dalam darah adalah sedikit sekali, sehingga tidak menimbulkan e!ek-e!ek tersebut diatas. Histamin yang berlebihan diuraikan oleh enzim histaminase ($diamino-oksidase) yang terdapat pada ginjal, paru-paru, selapit lendir usus, dan jaringan-jaringan lainnya. Alergi #ilamana suatu protein tertentu dimasukkan ke dalam aliran darah kita, maka zat asing ini mengakibatkan terbentuknya protein-protein spesi!ik, yang disebut %antibodies&. 'pabila kemudian protein yang sama itu, yang disebut %antigen&, masuk lagi ke dalam tubuh kita maka terjadilah reaksi antara antibody dan antigen. "ebagai akibat dari reaksi ini, histamin yang berada diantara sel-sel dalam keadaan inakti! dibebaskan, mungkin dibawah pengaruh %serotonin&, suatu hormon sara! yang banyak terdapat didalam sel-sel. Dengan demikian kadar histamin dalam darah naik se ara mendadak, sehingga mengakibatkan e!ek-e!ek !armakologi seperti diuraikan diatas. (eadaan ini dinamakan %alergi& dan gejala-gejalanya berkisar dari gatal-gatal (urti aria, e zema) yang bersi!at ringan hingga demam, muntah-muntah, diarrea dan %reaksi-reaksi ana!ilaksi& yang hebat dan mematikan (ana $ tanpa, phyla)is $ perlindungan* dalam arti kata, bahwa pemberian protein yang pertama meninggalkan badan tanpa perlindungan terhadap pemberian protein selanjutnya). Dalam pada ini termasuk juga gejala hebat yang disebut %sho k&, dan disebabkan antara lain oleh edera- edera besar dan luka-luka terbakar hebat. "ho k ini diakibatkan oleh pengaruhnya histamin yang dilepaskan oleh jaringan-jaringan mati. +ada umumnya zat-zat yang berkhasiat sebagai antigen dan dengan demikian menimbulkan sensibilisasi (sensitasi) adalah protein-protein, tetapi juga polisakarida dan lemak-lemak yang bermolekuler tinggi dapat menyebabkan alergi. #egitu pula obat-obat kimiawi dengan berat molekul rendah, kadang-kadang mempunyai kerja antigenik, misalnya alkohol, penisilin dan

sul!onamida-sul!onamida. Obat-obat ini diperkirakan berlaku sebagai %hapten&, yaitu bagian dari antigen yang menentukan spesi!itas imunologinya, yang setelah bersenyawa dengan suatu protein darah dapat mendorong terbentuknya %antibodies& itu. ,iap-tiap protein dapat menimbulkan sensibilisasi, misalnya protein-protein yang dimakan (udang, ikan dan sebagainya) atau yang masuk kedalam tubuh melalui saluran na!as (debu). "etelah sensibilisasi ini terjadi, maka hanya jumlah yang sangat ke il saja dari antigen spesi!ik yang sama, misalnya bekas-bekas protein dalam bentuk rambut hewan yang selalu ada dalam debu, dapat menimbulkan reaksi-reaksi alergi dan ana!ilaksi. (ini diterima oleh umum, bahwa ke enderungan akan sensibilasi adalah si!at yang turun-temurun. Obat-obat anti-alergi Dalam men ari obat-obat yang dapat memusnahkan atau melawan e!ek-e!ek histamin pada alergi, maka pertama-tama telah digunakan enzim histaminase yang terdapat dijaringan paruparu, selaput lendir usus, hati dan terutama didalam plasenta. (adar histaminase ini dalam tubuh menurun pada keadaan-keadaan alergi. Hasil pengobatan dengan enzim ini menge ewakan, karena dengan sendirinya mudah terurai. (emudian digunakan obat-obat simpatomimetik yang dalam khasiatnya merupakan antagonis dari histamin yang dapat dianggap sebagai suatu zat parasimpatolitik seperti asetilkolin. ,ernyata bahwa obat-obat ini, yaitu e!edrin, !enilpropanolamin dan terutama adrenalin manjur sekali untuk menghilangkan gejala dari reaksi-reaksi alergi dan ana!ilaksi. 'khirnya baru ditemukan zat-zat antihistaminik yang sangat berguna untuk memperlunak gejala gejala alergi. Sifat-sifat dan mekanisme kerja antihistaminika 'ntihistaminika adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau menghindarkan e!ek atas tubuh dari histamin yang berlebihan, sebagaimana terdapat pada gangguan-gangguan alergi. #ila dilihat dari rumus molekulnya, bahwa inti molekulnya adalah etilamin, yang juga terdapat dalam molekul histamin. -ugusan etilamin ini seringkali berbentuk suatu rangkaian lurus, tetapi dapat pula merupakan bagian dari suatu struktur siklik, misalnya antazolin. 'ntihistaminika tidak mempunyai kegiatan-kegiatan yang tepat berlawanan dengan histamin seperti halnya dengan adrenalin dan turunan-turunannya, tetapi melakukan kegiatannya melalui persaingan substrat atau & ompetitive inhibition&. Obat-obat inipun tidak menghalang-halangi pembentukan histamin pada reaksi antigen-antibody, melainkan masuknya histamin kedalam unsur-unsur penerima didalam sel (reseptor-reseptor) dirintangi dengan menduduki sendiri tempatnya itu. Dengan kata lain karena antihistaminik mengikat diri dengan reseptor-reseptor yang sebelumnya harus menerima histamin, maka zat ini di egah untuk melaksanakan kegiatannya yang spesi!ik terhadap jaringan-jaringan. Dapat dianggap etilamin lah dari antihistaminika yang bersaing dengan histamin untuk sel-sel reseptor tersebut. Penggunaan +ada pengobatan dari berbagai gangguan alergi dan ana!ilaksi, antihistaminika dapat menghilangkan sebagian besar dari gejala-gejala tanpa melenyapkan sebab-sebab utamanya. .eskipun kerjanya tidak begitu lengkap dan epat seperti adrenalin atau amino!ilin, namun obat-obat antihistaminik kini banyak digunakan untuk mengobati keadaan-keadaan alergi. .isalnya pada keadaan gatal-gatal (%kaligata&), urti aria karena makanan (udang) atau obatobat tertentu (asetosal, penisilin), dan penyakit serum (%serum si kness&) setelah suntikan dengan suatu serum asing. Juga untuk men egah atau mengurangi reaksi-reaksi alergi, seringkali diberikan antihistaminika satu jam sebelum dilakukan penyuntikan dengan suatu antigen

spesi!ik (misalnya serum, penisilin). /ntuk mengobati penyakit asma (bron hiale), antihistaminika tidak begitu berkhasiat, karena hanya dapat meringankan saja gejala-gejalanya. +enggunaan lainnya adalah sebagai obat anti emetik yang dapat melawan rasa mual dan muntahmuntah pada mabuk perjalanan (%motion si kness&) dan selama hamil (%morning-si kness&, hyperemesis gravidarum). /ntuk maksud ini biasanya digunakan garam klorotheo!ilinatnya, misalnya di!enhidramin dan promethazin klorotheo!ilinat, yang lebih berkhasiat daripada persenyawaan-persenyawaan induknya. Disamping peranannya dalam persaingan substrat dengan histamin, antihistaminika juga memiliki khasiat antikolinergik lemah dan kegiatan vasokonstriksi. #erdasarkan hal ini antihistaminika seringkali digunakan untuk meringankan gejala % ommon old& misalnya selesma, dengan atau tanpa dikombinasi dengan analgetika. #egitupula banyak sirop batuk mengandung obat-obat ini, guna mengurangi rasa gatal di tenggorokan. 'ntihistaminika juga berkhasiat terhadap vertigo (pusing-pusing) dengan jalan menekan kegiatan reseptor-reseptor sara! vestibuler di bagian dalam telinga dan merintangi kegiatan kolinergik sentral. Dalam hal ini antihistaminika yang sering digunakan adalah sinarizin, siklizin, dimenhidrinat, meklozin dan promethazin. 'ntihistaminika dapat diberikan se ara oral atau parenteral dengan resorpsi yang baik. +ada pemberian oral, e!ek mulai tampak setelah 01 2 34 menit, sedangkan pada umumnya lama kerjanya hanya lebih kurang 5 jam, terke uali promethazin, meklizin dan buklizin, yang memiliki kerja panjang (lebih kurang 06 jam). (hasiat dan terutama dosisnya, juga toleransi untuk obat-obat ini adalah sangat individual* suatu antihistaminika yang manjur untuk mengobati ' dengan dosis ke il, mungkin sama sekali tidak ada e!eknya untuk mengobati penyakit yang sama pada #. Dosis +ada umumnya antihistaminika diberikan oral 3 2 5 kali sehari 0 satuan dosis (tablet, kapsul). Hanya pada obat-obat yang memiliki kerja panjang (promethazin) ukup dengan 0 2 7 dosis sehari. /ntuk !eniramin dosisnya adalah lebih ke il, yaitu 3 2 5 kali sehari 7 2 5 mg. Efek sam!ingan (arena antihistaminika juga memiliki khasiat menekan pada susunan sara! pusat, maka e!ek sampingannya yang terpenting adalah si!at menenangkan dan menidurkannya. "i!at sedati! ini adalah paling kuat pada di!enhidramin dan promethazin, dan sangat ringan pada pirilamin dan klor!eniramin. (adang-kadang terdapat stimulasi dari pusat, misalnya pada !enindamin. -una melawan si!at-si!at ini yang seringkali tidak diinginkan pemberian antihistaminika dapat disertai suatu obat perangsang pusat, sebagai am!etamin. (ombinasi dengan obat-obat pereda dan narkotika sebaiknya dihindarkan. 8!ek sampingan lainnya adalah agak ringan dan merupakan e!ek daripada khasiat parasimpatolitiknya yang lemah, yaitu perasaan kering di mulut dan tenggorokan, gangguangangguan pada saluran lambung usus, misalnya mual, sembelit dan diarrea. +emberian antihistaminika pada waktu makan dapat mengurangi e!ek sampingan ini. Perintang-!erintang rese!tor-rese!tor H" 'ntihistaminika yang dibi arakan diatas ternyata tidak dapat melawan seluruh e!ek histamin, misalnya pen iutan otot-otot li in dari bron hia dan usus serta dilatasi pembuluh-pembuluh peri!er dirintangi olehnya, dimana e!eknya berlangsung melalui jenis reseptor tertentu yang terdapat dipermukaan sel-sel e!ektor dari organ-organ bersangkutan yang disebut reseptor-

resep9tor H0. "edangkan e!ek terhadap stimulasi dari produksi asam lambung berlangsung melalui reseptor-reseptor lain, yaitu reseptor-reseptor H7 yang terdapat dalam mukosa lambung. +enelitian-penelitian akan zat-zat yang dapat melawan e!ek histamin H7 tersebut telah menghasilkan penemuan suatu kelompok zat-zat baru yaitu antihistaminika reseptor-reseptor H7 atau disingkat H7- blo kers seperti burimamida, metiamida dan simetidin. :at-zat ini merupakan antagonis-antagonis persaingan dari histamin, yang memiliki a!initas besar terhadap reseptorreseptor H7 tanpa sendirinya memiliki khasiat histamin. Dengan menduduki reseptor-reseptor tersebut, maka e!ek histamin dirintangi dan sekresi asam lambung dikurangi. Dari ketiga obat baru tersebut hanya imetidin digunakan dalam praktek pada pengobatan borokborok lambung dan usus. Obat-obat lambung burimamida kurang kuat khasiatnya dan resorpsinya dari usus buruk sedangkan metiamida diserap baik, tetapi toksis bagi darah (agranulo ytosis). Penggolongan 'ntihistaminika dapat digolongkan menurut struktur kimianya sebagai berikut ; '. +ersenyawaan-persenyawaan aminoalkileter (dalam rumus umum < $ =) di!enhidramin dan turunan-turunannya* klor!enoksamin ("ystral), karbinoksamin (>hinopront), !eniltoloksamin dalam ?odipront. +ersenyawaan-persenyawaan ini memiliki daya kerja seperti atropin dan bekerja depresi! terhadap susunan sara! pusat. 8!ek sampingannya; mulut kering, gangguan penglihatan dan perasaan mengantuk. #. +ersenyawaan-persenyawaan alkilendiamin (< $ @) tripelenamin, antazolin, klemizol dan mepiramin. (egiatan depresi! dari persenyawaan ini terhadap susunan sara! pusat hanya lemah. 8!ek sampingannya; gangguan lambung usus dan perasaan lesu. ?. +ersenyawaan-persenyawaan alkilamin (< $ ?) !eniramin dan turunan-turunannya, tripolidin. Didalam kelompok antihistaminika ini terdapat zat-zat yang memiliki kegiatan merangsang maupun depresi! terhadap susunan sara! pusat. D. +ersenyawaan-persenyawaan piperazin; siklizin dan turunan-turunannya, sinarizin +ada per obaan binatang beberapa persenyawaan dari kelompok ini ternyata memiliki kegiatan teratogen, yang berkaitan dengan struktur siklis etilaminnya. Aalaupun si!at teratogen ini tidak dapat dibuktikan pada manusia, namun sebaiknya obat-obat demikian tidak diberikan pada wanita hamil. 0. Di!enhidramin ; #enadryl (+arke Davis) Disamping khasiat antihistaminiknya yang kuat, di!enhidramin juga bersi!at spasmolitik sehingga dapat digunakan pada pengobatan penyakit parkinson, dalam kombinasi dengan obatobat lain yang khusus digunakan untuk penyakit ini. Dosis ; oral 5 kali sehari 71 2 14 mg, i.v. 04-14 mg B Dimenhidrinat; di!enhidramin-C-klorotheo!ilinat, Dramamin ("earle), 'ntimo (+hapros). +ertama kali digunakan pada mabuk laut (%motion si kness&) dan muntah-muntah sewaktu hamil. Dosis ; oral 5 kali sehari 14 2 044 mg, i.m. 14 mg. B .etildi!enhidramin ; @eo-#enodin (#ro ades) 'dalah derivat, yang khasiatnya sama dengan persenyawaan induknya, tetapi sedikit lebih kuat. Dosis ; oral 3 kali sehari 74 2 54 mg. 7. ,ripelenamin ; +yribenzamin (?iba--eigy), 'zaron (=rganon) >umus bangun dari zat ini menyerupai mepiramin, tetapi tanpa gugusan metoksil (=?H3).

(hasiatnya sama dengan di!enhidramin, Dosis ; oral 3 kali sehari 14 2 044 mg.

hanya

e!ek

sampingannya

lebih

sedikit.

3. 'ntazolin ; !enazolin, 'ntistine (?iba--eigy) (hasiat antihistaminiknya tidak begitu kuat seperti yang lain, tetapi kebaikannya terletak pada si!atnya yang tidak merangsang selaput lendir. .aka seringkali digunakan untuk mengobati gejala-gejala alergi pada mata dan hidung (selesma) 'ntistine-+irivine, ?iba -eigy Dosis ; oral 7 2 5 kali sehari 14 2 044 mg 5. Deniramin ,erutama digunakan Dosis ; oral 3 kali sehari 71 mg ; pro!enpiridamin, sebagai garam 'vil (hoe hst) p-aminosalisilatnya

E klor!enamin (klor!eniramin, .ethyrit-"(D* ?,., (D* +eha lor, +hapros) adalah derivat klor, "ubstitusi dari satu atom klor pada molekul !eniramin meningkatkan khasiatnya 74 kali lebih kuat, tetapi derajat toksisitasnya praktis tidak berubah. 8!ek sampingan dari obat ini hanya sedikit dan tidak memiliki si!at menidurkan. Dosis ; oral 5 kali sehari 7 2 C mg, parenteral 1 2 04 mg. E deksklor!eniramin (+olaramin, " hering) adalah d- isomer dari klor!eniramin (terdiri dari suatu ampuran rasemis) yang terutama bertanggung jawab untuk kegiatan antihistaminiknya. ,oksisitasnya dari ampuran d-isomer ini tidak melebihi daripada ampuran rasemiknya. Dosis ; oral 3 kali sehari 7 mg. 1. "iklizin ; .arezin (#urroughs Ael ome) :at ini khusus digunakan sebagai obat mabuk perjalanan. Dosis ; oral 3 kali sehari 14 mg. E meklozin (me lizin,"uprinal) "i!at antihistaminiknya kuat dan terutama digunakan untuk menghindarkan dan mengobati perasaan mual karena mabuk jalan dan pusing-pusing (vertigo). .ulai bekerjanya lambat, tetapi berlangsung lama (F 2 75 jam). #erhubung dengan peristiwa thalidomide, zat ini dilarang penggunaannya di Gndonesia. #erja teratogennya hingga kini belum dibuktikan. 6. "inarizin ; ?innipirine('?D), "tugeron (Jansen) 'dalah suatu antihistaminika dengan daya kerja lama dan sedikit saja si!at menidurkannya. Disamping ini juga memiliki si!at menghilangkan rasa pusing-pusing, maka sangat e!ekti! pada berma am-ma am jenis vertigo (dizzines, tujuh keliling)* mekanisme kerjanya belum diketahui. "elain itu sinarizin memiliki khasiat kardiovaskuler, yakni melindungi jantung terhadap rangsangan-rangsangan iritasi dan konstriksi. +erdarahan di pembuluh-pembuluh otak dan peri!er (betis, kaki, tangan) diperbaiki dengan jalan vasodilatasi, tetapi tanpa menyebabkan ta hy ardia dan hipertensi se ara re!lektoris seperti halnya dengan vasodilator-vasodilator lainnya. Dosis ; pada vertigo 0 2 3 kali sehari 71 2 14 mg, untuk memperbaiki sirkulasi; oral 3 kali sehari H1 mg E primatour ('?D) adalah kombinasi dari sinarizin 07,1 mg dan klorsiklizin H?l 71 mg. +reparat ini adalah kombinasi dari dua antihistaminika dengan kerja yang panjang dan "ingkat. Obat ini khusus digunakan terhadap mabuk jalan dan mulai kerjanya epat, yaitu I sampai J jam dan berlangsung ukup lama. Dosis ; dewasa 0 tablet. H. =ksomemazin ; Do)ergan, ,ople)il ("pe ia) 'dalah suatu persenyawaan !enothiazin dengan khasiat antihistaminikum yang sangat kuat, tetapi toksisitasnya rendah. +enggunaan dan e!ek sampingannya sama seperti antihistaminika

lain dari Dosis ; 04 2 54 mg seharinya

golongan

!enothiazin.

C. +romethazin ; +henergan (>hodia) +ersenyawaan !enothiazin ini adalah antihistaminikum yang kuat dan memiliki kegiatan yang lama (06 jam). .emiliki kegiatan potensiasi untuk zat-zat penghalang rasa nyeri (analgetika) dan zat-zat pereda (sedativa). #erhubung si!at menidurkannya yang kuat maka sebaiknya diberikan pada malam hari. Dosis ; oral 3 kali sehari 71 2 14 mg* parenteral 71 mg lazimnya sampai 0 mg per (g berat badan E promethazin-C-klorotheo!ilinat ('vomin) adalah turunan dari promethazin yang memiliki khasiat dan penggunaan yang sama dengan dimenhidrinat, tetapi tanpa e!ek menidurkan. F. ,hiazinamium ; .ultergan ("pe ia) Disamping khasiatnya sebagai antihistaminikum juga memiliki khasiat antikolinergik yang kuat, sehingga banyak dugunakan pada asma bron hiale dengan sekresi yang berlebihan. 04. "iproheptadin ; +eria tin ("pe ia) +ersenyawaan piperidin ini adalah suatu antihistaminikum dengan khasiat antikolinergik lemah dan merupakan satu-satunya zat penambah na!su makan tanpa khasiat hormonal. :at ini merupakan antagonis serotonin seperti zat dengan rumus pizoti!en ("andomigran), sehingga dianjurkan sebagai obat interval pada migrain. 8!ek sampingannya ; perasaan mengantuk, pusing-pusing, mual dan mulut kering. ,idak boleh diberikan pada penderita glau oma, retensi urine dan pada wanita hamil. 00. .ebhidrolin ; Gn idal (#ayer) .engandung 14 mg zat akti!, yakni suatu antihistaminikum yang praktis tidak memiliki si!atsi!at menidurkan. Dosis ; rata-rata 044 2 344 mg seharinya

Analgesik$ anti!iretik

Analgesik adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita. @yeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan motorik yang tidak menyenangkan, berhubungan dengan adanya potensi kerusakan jaringan atau kondisi yang menggambarkan kerusakan tersebut. "edangkan anti!iretik adalah obat yang dapat menurunkan demam (suhu tubuh yang tinggi). +ada umumnya (sekitar F4K) analgesik mempunyai e!ek anti!iretik.

%ejala N&eri dapat digambarkan sebagai rasa benda tajam yang menusuk, pusing, panas seperti rasa terbakar, menyengat, pedih, nyeri yang merambat, rasa nyeri yang hilang 2 timbul dan berbeda tempat nyeri. A!a &ang men&ebab kan n&eri '

@yeri terjadi jika organ tubuh, otot, atau kulit terluka oleh benturan, penyakit, keram, atau bengkak. >angsangan penimbul nyeri umumnya punya kemampuan menyebabkan sel-sel melepaskan enzim proteolitik (pengurai protein) dan polipeptida yang merangsang ujung sara! yang kemudian menimbulkan impuls nyeri. "enyawa kimia dalam tubuh yang disebut prostaglandin beraksi membuat ujung sara! menjadi lebih sensiti! terhadap rangsangan nyeri oleh polipeptida ini. Penanganan Obat-obat yang dapat mengurangi nyeri antara lain; L L 0 7 3 -olongan +ara amino !enol M asetamino!en (+arasetamol ), !enasetin -olongan +irazolon M dipiron (antalgin) Derivat 'sam "alisilat M 'spirin, #enorilat, Di!lunisal, "alsalat Derivat.'s.Denamat M 's..e!enamat, .eklo!enamat Derivat 'sam +ropionat M 's.,iapro!enat, Denbu!en, Dlurbipro!en, Gbupro!en, (etopro!en, @aproksen Derivat 's.Denilasetat M Diklo!enak, Denklo!enak N&eri

PENDAH()(AN =bat yang mempengaruhi sistem sara! sangat banyak. #erdasarkan ara kerja dan si!atnya obat yang mempengaruhi sistem sara! dapat dikelompokkkan menjadi 0. =bat yang mempengaruhi sistem sara! parasimpatik yang terdiri atas obat-obat kolinergik, antikolinergik dan antikolinesterase 7. =bat yang mempengaruhi sistem sara! simpatik yang terdiri atas obat adrenergik dan antiadrenergik 3. =bat anastetik dan analgesik 5. obat antiansietas, sedati! dan hipnotik 1. obat antiepilepsi 6. obat psikotropik
7. +ada uraian dibawah ini akan dibahas se ara singkat ke 6 kelompok obat tersebut. 8. Obat-obat Sistem Saraf Otonom

9. "e ara anatomi sususnan sara! otonom terdiri atas sara! praganglion, gangl*ion dan pas a

ganglion yang mempersara!i sel e!ektor. "erat e!eren persara!an otonom terbagi atas (-ambar-0) sistem persara!an simpatis dan parasimpatis. "istem sara! simpatis (,orakolumbal segmen susunan sara! otonom) disalurkan melalui serat torakolumbal 0 sampai lumbal 3. "erat sara! e!erennya kemudian berjalan ke ganglion vertebral, pravertebral dan ganglia terminal. "istem persara!an parasimpatis (segmen kraniosakral susunan sara! otonom) disalurkan melalui beberapa sara! kranial yaitu @ GGG, @.NGG, @.G<, @.< dan serat sara! yang berasal dari sakral 3 dan 5.

Gmpuls sara! dari serat sara! yang satu ke serat sara! lain, ganglion dan sel e!ektor dapat diteruskan dengan 7 ara yaitu 0. "e ara listrik (ele tri al synapse). Gmpuls sara! diteruskan dari neuron yang satu kelainnya melalui ion-ion yang melintas bebas melewati saluran-saluran pada gap jun tion guna meneruskan potensial aksi dari sel pra sinaps langsung menuju ke post sinaps. +enerusan impuls sara! se ara listrik ini jarang terdapat di ""+ mammalia tetapi ditemukan pada beberapa tempat di batang otak, retina dan korteks serebrum 7. "e ara kimiawi ( hemi al synapse) Gmpuls diteruskan dari satu sara! kelainnya melalui suatu subtansi kimiawi (neurotransmitter atau neuromodulator) yang dilepaskan dari sel pra-sinaps menuju ke pas a sinaps untuk menghasilkan suatu aksi potensial. +enerusan impuls sara! dari satu neuron ke neuron lainnya atau ke suatu daerah target dengan ara kimiawi merupakan ara yang paling umum digunakan. +enerusan impuls sara! dari dendrit sel sara! ke otot juga hanya dilakukan se ara kimiawi. "atu sinaps kimiawi terdiri atas (-ambar-7) unsur prasinaps (umumnya suatu bouton sinaps) dan unsur pasca sinaps (suatu dendrit) dengan suatu celah sinaps ekstrasel yang sempit di

antara keduanya. ?elah tersebut hanya selebar 74-34 nm dan dapat mengandung !ilamen-!ilamen halus yang menjembatani bagian luar membran pra-sinaps dan membran pas a sinaps. +ada bagian pra-sinaps terdapat kumpulan gelembung berukuran 54-64 nm yang berisi substansia neurotransmitter. #ila timbul aksi potensial pada ujung akson, gelembung sinaps menyatu dengan membran pra-sinaps pada tempat pelepasan yang khusus, mengeluarkan isinya ke dalam elah sinaps. @eurotransmiter kemudian melewati membran pas a sinaps untuk berinteraksi dengan molekul-molekul reseptor. Hal ini menyebabkan perubahan potensial membran dari neuron pas a sinaps sehingga terjadi pemindahan impuls. Beberapa neurotransmitter adalah asetilkolin, norepine!rin, epine!rin, serotonin, enke!alin, endorphin, gamma aminobutyri a id (-'#') dsbnya. @eurotransmiter ini disintesa dan dibungkus dalam vesikel-vesikel transpor di ujung aksonOakson terminal, tetapi beberapa neurotransmiter misalnya neurotransmitter golongan peptida mungkin dihasilkan di badan sel sara!Osoma. @eutransmiter yang diproduksi di soma (diduga sangat sedikit) dibungkus dalam gelembung sinaps, kemudian diangkut melalui mikrotubulus aksoplasma ke ujung akson. "alah satu ontoh sintesis dan pelepasan neurotransmitter yang akan di bahas di bawah ini adalah proses sintesis dan penglepasan neurotransmitter asetil kolin (-ambar-3). -ambar -3. +roses sintesis dan penglepasan neurotransmitter asetil kolinAksi potensial atau impuls listrik saraf yang berjalan sepanjang akson akan tiba di ujung akson (terminal akson atau boutons terminaux). Rangsang listrik saraf ini akan membuka kanal ion kalsium yang diikuti dengan masuknya kalsium ke dalam akson. Disamping itu pada saat yang bersamaan juga akan masuk kedalam akson ion natrium lewat pompa aktif natrium . Masuknya ion natrium ini akan membawa serta senyawaan kolin dan senyawaan asetat ke dalam akson lewat pompa natrium. "enyawaan asetat yang masuk lewat pompa natrium dan yang masuk ke akson lewat transportasi aksonal anterograde tipe epat akan diaktivasi (diubah menjadi bentuk akti!) di dalam mitokondria menjadi asetil ko-ensim A *Asetil #oA+ . "enyawaan kolin yang masuk lewat pompa natrium dan yang sampai ke akson lewat transportasi aksonal tipe epat akan diubah menjadi asetilkolin dengan bantuan asetil ko-ensim ' dan ensim kolin asetil transferase. 'setilkolin yang sudah disintesa kemudian akan masuk ke dalam vesikel sinaps lewat proses endositosis. @eurotransmiter akhirnya akan dibungkus oleh membran vesikel sinaps. .embran vesikel sinaps ini dapat berasal dari membran vesikel sinaps yang dipakai ulang kembali setelah melepaskan neurotransmitter melalui proses internalisasi atau membran

vesikel yang baru yang masuk ke ujung akson lewat transportasi aksonal anterograde tipe epat. (edalam vesikel ini juga akan dimasukkan ',+ sebagai sumber energi dan zat-zat lain seperti proteoglikan. Nesikel sinaps lalu bergerak ke membran terminal akson (bouton terminau)) dan kemudian menyatu dengan membran tersebut. +roses pergerakan vesikel dan penyatuan vesikel dengan membran terminal akson ini di fasilitasi oleh ion kalsium &ang masuk le,at kanal kalsium . +ada proses ini, protein synapsin I diduga juga turut berperan. @eurotransmiter akhirnya akan dilepaskan ke dalam elah sinaps lewat !roses eksositosis. 'setilkolin kemudian akan berikatan dengan reseptor asetilkolin di membran postsinaps (umumnya di dendrit). Gkatan antara asetilkolin dengan reseptornya akan menimbulkan terjadinya depolarisasi (perubahan muatan listrik) dan akhirnya menimbulkan impuls listrik sara! yang akan berjalan merambat menuju ke badan sel sara!. +erangsangan impuls listrik di postsinaps ini kemudian akan terhenti setelah ensim asetilkolin esterase memutuskan ikatan asetilkolin dengan reseptornya. 'setilkolin akan dihidrolisa menjadi senyawaan kolin dan asetat yang akan masuk kembali ke dalam akson lewat pompa natrium, untuk digunakan kembali dalam sintesa neurotransmitter. .embran vesikel sinaps juga akan dipergunakan kembali untuk membuat vesikel yang baru melalui proses internalisasi. "istem persara!an simpatis se ara !isiologis bersi!at !ight or !light dan teraktivasi manakala ada stress atau siaga, misalnya dalam suasana ketakutan, ujian, berolahraga dan sebagainya. "istem simpatis ditandai oleh detak jantung yang meningkat, na!as yang epat, peningkatan tekana darah, pupil miosis dan sebagainya. "istem persara!an simpatis se ara !isiologis bersi!at !ight or !light dan teraktivasi manakala ada stress atau siaga, misalnya dalam suasana ketakutan, ujian, berolahraga dan sebagainya. ,erdapat 7 ma am ensim yang berperan dalam metabolisme (hidrolisis) noradrenalin yaitu ?=., (?ate hol-=-metiltrans!erase) yang terdapat di airan ekstraselular diseluruh jaringan termasuk otak (ke uali otot rangka) dan .'= (monoaminooksidase) yang terdapat di sitoplasma sel sara!. @oradrenalin (norepine!rin) merupakan katekolamin yang menyebabkan eksitasi otot polos paling kuat sedangkan e!ek inhibisinya lemah sekali. 8pine!rin memperlihatkan e!ek inhibisi dan eksitasi yang sama kuat. #erdasarkan hal ini 'hlPuist (0F5C) mengemukakan teori reseptor a dan b untuk sel e!ektor

adrenergik. 'ktivasi al!a umumnya menimbulkan perangsangan dengan akibat terjadinya kontraksi, sedangkan aktivasi reseptor beta hanya dapat menimbulkan penghambatan, ke uali pada otot jantung yang mempunyai reseptor beta. "istem persara!an parasimpatis se ara !isiologis bersi!at relaks, misalnya dalam keadaan relaks. "istem parasimpatis ditandai oleh detak jantung dan perna!asan yang normal, tekanan darah yang normal, pupil midriasis dan sebagainya. "istem persara!an parasimpatis terjadi pada keadaan relaks, misalnya dalam suasana gembira, mengantuk, santai dan sebagainya. /raian tentang e!ek sistem sara! parasimpatis dan simpatis serta jenis reseptor adrenergik ter antum dalam tabel. =bat-obat yang bekerja pada persara!an otonom terbagi 7 yaitu obat-obat kolinergik dan adrenergik. Obat-obat kolinergik dan antikolinesterase =bat otonom yang merangsang sel e!ektor yang dipersara!i serat dapat dibagi menjadi 3 yaitu 0. 8ster kolin dalam golongan ini termasuk asetilkolin, metakolin, karbakol, beta karbakol. Gndikasi obat kolinergik adalah iskemik peri!er (penyakit >eynauld, trombo!leibitis), meteorismus, retensi urin, !eokromositoma 7. antikolinesterase, dalam golongan ini termasuk !sostigmin (eserin), prostigmin (neostigmin) dan diisopropil!luoro!os!at (DD+). =bat antikolinesterase bekerja dengan menghambat kerja kolinesterase dan mengakibatkan suatu keadaan yang mirip dengan perangsangan sara! kolinergik se ara terus menerus. Disostigmin, prostigmin, piridostigmin menghambat se ara reversibel, sebaliknya DD+, gas perang (tabun, sarin) dan insektisida organo!os!at (paration, (glaukoma) malation, tetraetilpiro!os!at digunakan dan oktametilpiro!os!ortetramid saluran (=.+') erna menghambat se ara irreversibel. Gndikasi penggunaan obat ini adalah penyakit mata biasanya !isostigmin,penyakit (meningkatkanperistalsis usus) basanya digunakan prostigmin, penyakit miastenia gravis biasanya digunakan prostigmin. 3. 'lkaloid termasuk didalamnya muskarin, pilokarpin dan arekolin. -olongan obat ini yang dipakai hanyalah pilokarpin sebagai obat tetes mata untuk menimbulkan e!ek miosis. Obat Antikolinergik

=bat antikolinergik (dikenal juga sebagai obat antimuskatrinik, parasimpatolitik, penghambat parasimpatis). "aat ini terdapat antikolinergik yang digunakan untuk (0). mendapatkan e!ek peri!er tanpa e!ek sentral misalnya antispasmodik (7). +enggunaan lokal pada mata sebagai midriatikum (3). .emperoleh e!ek sentral, misalnya untuk mengobati penyakit parkinson. ?ontoh obat-obat antikolinergik adalah atropin, skopolamin, ekstrak beladona, oksi!enonium bromida dan sebagainya. Gndikasi penggunaan obat ini untuk merangsang susunan sara! pusat (merangsang na!as, pusat vasomotor dan sebagainya, antiparkinson), mata (midriasis dan sikloplegia), saluran na!as (mengurangi sekret hidung, mulut, !aring dan bronkus, sistem kardiovaskular (meningkatkan !rekuensi detak jantung, tak berpengaruh terhadap tekanan darah), saluran erna (menghambat peristaltik ususOantispasmodik, menghambat sekresi liur dan menghambat sekresi asam lambung) =bat antikolinergik sintetik dibuat dengan tujuan agar bekerja lebih selekti! dan mengurangi e!ek sistemik yang tidak menyenangkan. #eberapa jenis obat antikolinergik misalnya homatropin metilbromida dipakai sebagai antispasmodik, propantelin bromida dipakai untuk menghambat ulkus peptikum, karami!en digunakan untuk penyakit parkinson.

Obat Adrenergik =bat ini disebut obat adrenergik karena e!ek yang ditimbulkannya mirip e!ek neurotransmitter norepine!rin dan epine!rin (dikenal juga sebagai obat noradrenergik dan adrenergik atau simpatik atau simpatomimetik). #erja obat adrenergik dibagi dalam 6 jenis yaitu; 0. perangsangan peri!er terhadap otot polos pembuluh darahn kulit dan mukosa, kelenjar liur dan keringat 7. penghambatan peri!er terhadap otot polos usus, bronkus, dan pembuluh darah otot rangka 3. perangsangan jantung dengan akibat peningkatan denyut jantung dan kekuatan kontraksi 5. perangsangan ""+ seperti peningkatan perna!asan, kewaspadaan, dan pengurangan na!su makan 1. e!ek metabolik mislnya peningkatan glikogenolisisdi hati dan otot, lipolisis dan pelepasan asam lemak bebas dari jaringan lemak

6. e!ek endokrin misalnya mempengaruhi sekresi insulin, renin dan hormon hipo!isis. Mekanisme kerja obat adrenergik adalah merangsang reseptor al!a (a) dan beta (b) pada sel e!ektor. 8!ek obat adrenergik dapat dilihat pada tabel-0 dibawah ini +enggunaan klinis epine!rin adalah pada 0. "istem kardiovaskular; terjadinya vasokonstriksi (tekanan darah meningkat), meningkatkan denyut jantung dan kekuatan kontraksi jantung 7. "usunan "ara! +usat; terjadinya kegelisahan, rasa kuatir, nyeri kepala dan tremor. 3. =tot polos ; e!eknya berbeda tergantung pada jenis reseptor yang terdapat pada organ tersebut. +ada saluran erna terjadi relaksasi otot polos saluran erna, pada uterus terjadi penghambatan tonus dan kontraksi uterus, pada kandung kemih terjadi relaksasi otot detrusor kandung kemih, pada perna!asan menimbulkan relaksasi otot polos bronkus. 5. +roses metabolik; menstimulasi glikogenolisis di sel-sel hati dan otot rangka, lipolisis dan pelepasan asam lemak bebas dari jaringan lemak 1. lain-lain ; menhambat sekresi kelenjar , menurunkan tekanan intraokular, memper epat pembekuan darah 8!ek samping epine!rin adalah perasaan takut, khawatir, gelisah, tegang, tremor, kepala berdenyut, palpitasi. =bat-obat yang termasuk golongan adrenergik yaitu 0. -olongan katekolamin ; epineprin, norepine!rin, isoproterenol, dopamin, dobutamin dan sebagainya 7. -olongan nonkatekolamin; am!etamin, metam!etamin, !enilpropanolamin, metaproterenol (orsiprenalin), terbutalin, e!edrin dan sebagainya. Obat Antiadrenergik +enghambat adrenergik atau adrenolitik ialah golongan obat yang menghambat perangsangan adrenergik. #erdasarkan ara kerjanya obat ini dibedakan menjadi 0. penghambat adrenoseptor (adrenoseptor bloker) yaitu obat yang menduduki adrenoseptor baik al!a (a) maupun beta (b) sehingga menghalanginya untuk berinteraksi dengan obat adrenergik. 7. penghambat sara! adrenergik yaitu obat yang mengurangi respons sel e!ektor terhadap perangsangan sara! adrenergik. =bat ini bekerja dengan ara menghambat sintesis, penyimpanan, dan pelepasan neurotransmitter. =bat yang termasuk penghambat sara! adrenergik adalah guanetidinbetanidin, guanadrel, bretilium, dan reserpin. "emua obat

golongan ini umumnya dipakai sebagai antihipertensi. 3. penghambat adrenergik sentral atau adrenolitik sentral yaitu obat yang menghambat perangsangan adrenergik di ""+. =bat yang termasuk al!a bloker adalah derivat haloalkilamin (dibenamid dan !enoksibenzamin), derivat imidazolin (tolazolin, !entolamin), prazosin dan al!a bloker lain misalnya derivat alkaloid ergot dan yohimbin. Gndikasi al!abloker adalah hipertensi, !eokromositoma, !enomen >aynaud dan syok. =bat yang termasuk beta bloker adalah isoproterenol, propanolol, asetabutolol, timolol, atenolol, oksiprenolol dan sebagainya. =bat betabloker digunakan untuk mengurangi denyut jantung dan kontraktilitas miokard, antihipertensi, bronkodilator, menghambat glikogenolisis di sel hati dan otot rangka, menhambat lipolisis menghambat sekresi renin. 8!ek samping betabloker adalah gagal jantung, bradiaritmia, bronkospasm, ekstremitas dingin, memperberat gejala penyakit >eynaud dan menyebabkan kambuhnya klaudikasio intermitten. =bat penghambat sara! adrenergik bekerja dengan ara menghambat sintesis,

penyimpanan, dan pelepasan neurotransmitter. =bat yang termasuk penghambat sara! adrenergik adalah guanetidinbetanidin, guanadrel, bretilium, dan reserpin. "emua obat golongan ini umumnya dipakai sebagai antihipertensi. =bat penghambat adrenergik sentral atau adrenolitik sentral yaitu klonidin dan metildopa yang dipakai sebagai obat antihipertensi. Obat Anestetik dan Analgesik A- Obat Anestetik Gstilah anestetik dikemukakan pertama kali oleh =.A. Holmes yang artinya tidak ada rasa sakit. 'nestetik dibedkan menjadi 7 kelompok yaitu 0. 'nestetik lokal yaitu penghilang rasa sakit tanpa disertai hilang kesadaran 7. 'nestetik umum yaitu penghilang rasa sakit yang disertai hilangnya kesadaran. "ejak dahulu sudah dikenal tindakan anestesi yang digunakan untuk mempermudah tindakan operasi. =rang .esir dahulu menggunakan narkotik, sedangkan orang ina menggunakan ?anabis indi a dan pemukulan kepala dengan tongkat untuk menghilangkan kesadaran. Hal ini tidak memberikan keuntungan. ,ahun 0HH6 ditemukan anestetik gas pertama yaitu @7=, tetapi

anestetik gas ini kurang e!ekti! sehingga diusahakan men ari zat lain. Mekanisme kerja obat anestesi umum sampai sekarang belum jelas, meskipun mekanisme kerja susunan sara! pusat dan susunan sara! peri!er mengalami banyak kemajuan pesat, maka timbullah berbagai teori. #eberapa teori yang dikemukan adalah 0. teori koloid zat anestesi akan menggumpalkan sel koloid yang menimbulkan anestesi yang bersi!at reversibel diikuti dengan proses pemulihan. ?hristiansen (0F61) membuktikan bahwa pemberian eter dan halotan akan menghambat gerakan dan aliran protoplasma dalam amuba 0. teori lipid 'da hubungan kelarutan zat anestetik dalam lemak dan timbulnya anestesi. .akin tinggi klerutan dalam lemak makin kuat si!at anestestetiknya. ,eori ini o ok untk obat anestetik yang larut dalam lemak 0. teori adsorpsi dan tegangan permukaan +engumpulan zat anestesi pada permukaan sel menyebabkan proses metabolisma dan transmisi neural terganggu sehingga timbul anestesi. 0. teori biokimia pemberiaan zat anestesi invitro menghambat pengambilan oksigen di otak dengan ara menghambat sistem !os!orilasi oksidati!. 'kan tetapi hal ini mungkin hanya menyertai anestesi bukan penyebab anestesi. 0. teori neuro!isiologi pemberian zat anestesi akan menurunkan transmisi sinaps di ganglion superior dan menghambat !ormatio retikularis asenden untuk mempertahankan kesadaran. 0. teori !isika zat anestesi dengan air di dalam susunan sara! pusat dapat membentuk mikrokristal sehingga menggangu !ungsi sel otak. "emua zat anestesi umum menghambat susunan sara! se ara bertahap, mula-mula !ungsi yang kompleks akan dihambat dan yang paling akhir adalah medula oblongata yang mengandung ervi alis ber!ungsi

pusat vasomotor dan pusat perna!asan yang vital. -uedel (0F74) membagi anestesi umum dengan eter menjadi 5 stadia; 0. "tadium G (analgesia) yaitu stadia mulai dari saat pemberian zat anestesi hingga hilangnya kesadaran. +ada stadia ini penderita masih bisa mengikuti perintah tetapi rasa sakit sudah hilang 7. "tadium GG (deliriumOeksitasi) yaitu hilangnya kesadaran hingga permulaan stadium pembedahan. +ada stadium ini terlihat jelas adanya eksitasi dan gerakan yang tidak menurut kehendak, seperti tertawa, berteriak, menangis, menyanyi, gerakan perna!asan yang tak teratur, takikardia, hipertensi hingga terjadinya kematian, sehingga harus segera dilewati 3. "tadium GGG yaitu stadia sejak mulai teraturnya lagi perna!asan hingga hilangnya perna!asan spontan. "tadia ini ditandai oleh hilangnya perna!asan spontan, hilangnya re!leks kelopak mata dan dapat digerakkannya kepala ke kiri dan kekanan dengan mudah. "tadia ini dibagi lagi menjadi 5 tingkat yaitu a. ,ingkat G ; perna!asn teratur, spontan, gerakan bola mata tak teratur, miosis, perna!asan dada dan perut seimbang. #elum ter apai relaksasi otot lurik yang sempurna b. ,ingkat GG ; perna!asan teratur tetapi kurang dalam dibandingkan tingkat G, bola mata tak bergerak, pupil melebar, relaksasi otot sedang, re!leks laring hilang. . ,ingkat GGG; perna!asan perut lebih nyata daripada perna!asan dada karena otot interkostal mulai mengalami paralisis, relaksasi otot lurik sempurna, pupil lebih lebar tetatpi belum maksimal d. ,ingkat GN; perna!asan perut sempurna karena kelumpuhan otot interkostal sempurna, tekanan darah mulai menurun, pupil sangat lebar dan re!leks ahaya menghilang. 5. "tadium GN (+aralisis mediula oblongata) yaitu stadium dimulai dengan melemahnya perna!asan perut dibanding stadoium GGG tingkat 5, tekanan darah tak terukur, jantung berhenti berdenyut dan akhirnya penderita meninggal. "ebelum diberikan zat anestesi pada pasien diberikan medikasi preanestesi dengan tujuan untuk mengurangi ke emasan, memperlan ar induksi, merngurangi keadaan gawat anestesi, mengurangi timbulnya hipersalivasi, bradikardia dan muntah sesudah atau selama anestesia. /ntuk tindakan ini dapat digunakan 0. a. analgesia narkotik untuk mengurangi ke emasan dan ketegangan, mengurangi rasa sakit dan menghindari takipneu. .isalnya mor!in atau derivatnya misalnya oksimor!in dan !entanil b. barbiturat biasanya diguankan untuk menimbulkan sedasi. .isalnya

pentobarbital dan sekobarbital. . 'ntikolinergik untuk menghindari hipersekresi bronkus dan kelenjar liur terutama pada anestesi inhalasi. =bat yang dapat digunakan misalnya sul!as atropin dan skopolamin. d. =bat penenang digunakan untuk e!ek sedasi, antiaritmia, antihistamin dan enti emetik. .isalnya prometazin, tri!lupromazin dan droperidol =bat-obat anestesi umum yang digunakan dapat dikelompokkan menjadi 0. kelompok inhalasi (gas) ; @itrous oksida (@7=), siklopropan, eter, en!luran, iso!luran, halaotan, metoksi!luran, trikoretilen, etil klorida, !luroksen 7. anestesi parenteral (injeksi) dibagi menjadi beberapa golongan yaitu a. #arbiturat, bekerja dengan blokade sistem stimulus di !ormasio retikularis sehingga kesadaran akan hilang. 8!ek samping yang dapat terjadi adalah depresi pusat na!as dan menurunnya kontraktilitas otot jantung. ?ontoh obatnya adalah natrium tiopental, ketamin b. Droperidol dan Dentanil digunakan untuk menimbulkan analgesia neuroleptik dan anestesia neuroleptik (bila digunakan bersama @7=) . Diazepam, obat ini menyebabkan tidur dan penurunan kesadaran yang disertai nistagmus dan bi ara lambat, tetapi tidak bere!ek analgesia sehingga harus dikombinasi dengan obat-obat analgesia. d. 8tomidat merupakan anestetik non barbiturat yang digunakan untuk induksi anestesi tetapi tidak bere!ek analgesia. 8tomidat hanya menimbulkan e!ek minimal terhadap sistem kardiovaskular dan perna!asan. 8!ek anestesinya berlangsung segera, dalam waktu 0 menit pasien sudah tidak sadar. 8!ek samping anestesi umum yang dapat terjadi adalah depresi miokardium dan hipotensi (anestesi inhalasi), depresi na!as (terutama anestesi inhalasi), gangguan !ungsi hati ringan, gangguan !ungsi ginjal, hipotermia dan menggigil pas a operasi, batuk dan spasme laring serta delirium selama masa pemulihan. =bat anestetik lokal adalah obat yang menghambat hantaran sara! bila dikenakan se ara lokal pada jaringan sara! dengan kadar ukup. =bat ini bekerja pada setiap bagian sara!.

+emberian anestetik lokal pada kulit akan menghambat transmisi impuls sensorik, sebaliknya pemberian anestetik lokal pada batang sara! menyebabkan paralisis sensorik dan motorik di daerah yang dipersara!inya. Mekanisme kerja anestetik lokla adalah men egah konduksi dan timbulnya impuls sara!. ,empat kerjanya terutama di membran sel. =bat anestetik lokal dikelompokkan menjadi 0. (okain 7. 'nestetik lokal sintetik seperti prokain, lidokain , butetamid, dibukain, mepivakain, tetrakain dan sebagainya. ,ehnik pemberian anestetik lokal dapat berupa 0. anestetik permukaan yaitu penyuntikan obat anestetik se ara permukaan misalnya pada kulit, selaput lendir mulut, !aring dan eso!agus 7. anestetik in!iltrasi yaitu penyuntikan untuk menimbulkan anestesi pada ujung sara! melalui kontak langsung dengan obat. ?ara anestesi in!iltrasi yang sering digunakan adalah ring blo k. 3. anestetik blok yaitu anestesi bertujuan untuk mempengaruhi konduksi sara! otonom maupun somatis dengan anestesi lokal. Hal ini bervariasi dari blokade pada sara! tunggal misalnya sara! oksipital, pleksus bra hialis, sampai ke anestesia epidural dan spinal. 5. anestetik spinal yaitu anestesi blok yang lebih luas. .- Obat Analgesik =bat analgesik antipiretik serta obat antiin!lamasi non steroid ('G@") merupakan suatu kelompok obat yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda se ara kimia. Mekanisme kerja obat analgesik adalah menghambat ensim siklooksigenase sehingga konversi asam arakhidonat menjadi +--7 terganggu dan reaksi in!lamasi akan tertekan. "e ara skematis mekanisme kerja obat 'G@" ter antum dalam gambar-5 di bawah ini =bat-obat analgesik ini juga mempunyai si!at antipiretik dan antiin!lamasi, tetapi ada perbedaan dari masing-masing obat, ontohnya parasetamol bersi!at antipiretik dan analgesik tetapi si!at antiin!lamasinya lemah sekali. 8!ek samping obat-obat analgesik yang paling sering adalah iritasi pada lambung hingga tukak lambung, gangguan !ungsi trombosit akibat penghambatan biosintesa tromboksan '7

(,<'7) dengan akibat perpanjangan waktu perdarahan, gangguan !ungsi ginjal dan !ungsi hati pada pemamakaian lama dan reaksi alergi. =bat-obat yang tergolong analgesik adalah salisilat, paraamino!enol (!enasetin dan asetamino!en atau parasetamol), pirazolon (antipirin, aminopirin, dipiron), !enilbutazon dan oksi!enbutazon. =bat 'G@" yang lainnya adalah asam me!enamat dan meklo!enamat, diklo!enak, !enbu!en, ibupro!en, ketopro!en, na!roksen, indometasin, piroksikam. Obat Antie!ile!si 'ntiepilepsi atau antikonvulsi digunakan terutama untuk men egah dan mengobati bangkitan epilepsi (epilepti seizure). 8pilepsi merupakan nama kolekti! untuk sekelompok gangguan atau penyakit susunan sara! pusat yang timbul spontan dengan episode singkat (disebut bangkitan atau seizure) dan gejala utama berupa penurunan kesadaran menurun sampai hilang. #angkitan ini biasanya disertai dengan terjadinya kejang (konvulsi), hiperaktivitas otonom, gangguan sensorik atau psikis, dan selalu disertai gambaran letupan 88(ele troen ephalogram) abnormal dan eksesi!. #angkitan epilepsi merupakan !enomena klinis yang berkaitan dengan letupan listrik atau depolarisasi abnormal dan ksesi!, terjadi disuatu !okus dalam otak yang menyebabkan bangkitan paroksismal. Dalam !okus ini terdapat neuron epilepsi yang sensiti! terhadap rangsangan. @euron epileptik inilah yang menjadi pen etus bangkitan epilepsi. 8pilepsi dikelompokkan menjadi 7 yaitu 0. 8pilepsi !okal atau parsial, yaitu epilepsi yang ditandai oleh terjadinya kejang pada bagian tubuh tertentu misalnya tangan, muka dan sebagainya dan biasanya tanpa disertai dengan penurunan kesadaran. 7. 8pilepsi umum yaitu epilepsi yang doitandai oleh terjadinya kejang menyeluruh (kejang umum) disemua bagian tubuh baik yang bersi!at tonik, klonik ataupun tonikklonik dan biasanya disertai dengan terjadinya penurunan kesadaran. =bat antikonvulsi atau antiepilepsi berdasarkan ara kerjanya dibagi mnejadi 7 yaitu 0. dengan men egah timbulnya letupan depolarisasi eksesi! pada neuron epileptik dalam !okus epilepsi 7. dengan men egah terjadnya letupan depolarisasi pada neuron normal akibat pengaruh dari !okus epilepsi. =bat epilepsi dibagi nejadi C kelompok yaitu 0. -olongan Hidantoin, terdiri atas !enitoin, me!enitoin, dan etotoin Gndikasi obat golongan ini adalah epilepsi umum tonik-klonik (grandmal epilepsi) dan

bangkitan parsial atau !okal. 8!ek samping yang dapat terjadi adalah pada susunan sara! pusat (ataksia, nistagmus, sukar bi ara, tremor dan ngantuk), saluran erna dan gusi (nyeri ulu hati, anoreksia, mual dan muntah serta pembesaran gusi), (ulit (ruam morbili!orm) dan hepatotoksik (ikterik) serta anemia megaloblastik. 0. -olongan barbiturat, misalnya !enobarbital dan primidon. "elain sebagai antikonvulsi, obat ini juga digunakan sebagai hipnotik-sedati!. Denobarbital digunakan untuk terapi bangkitan tonik-klonik atau berbagai bangkitan parsial atau !okal. 8!ek samping !enobarbital relati! ke il berupa ruam kulit. +rimidon digunakan untuk semua bentuk bangkitan atau epilepsi, ke uali epilepsi jenis petit mal. 8!ek samping yang dapat terjadi berupa kantuk, ataksia, pusing, sakit kepala, mual, ruam kulit , anoreksia dan impotensi. 0. -olongan =ksazolidindion, misalnya trimetadion. Gndikasi obat ini adalah epilepsi jenis petit mal (bangkitan lena). Disamping itu trimetadion juga bersi!at hipnotik dan analgesik. 8!ek samping ringan berupa ngantuk, dan ruam kulit. Disamping itu dapat juga terjadi gangguan !ungsi hati, darah dan ginjal. 7. -olongan "uksimid, misalnya etosuksimid, metsuksimid, dan !ensuksimid. 8!ek antikonvulsi suksimid sama dengan trimetadion. Gndiasi penggunaan obat ini adalah epilepsi tipe petit mal. 8!ek samping berupa mual, sakit kepala, kantuk, dan ruam kulit. 3. -olongan (arbamazepin, misalnya karbamazepin. "elain mempunyai e!ek antikonvulsi! obat ini juga memperbaiki kewaspadaan dan perasaan. "elain itu juga mempunyai e!ek analgesia selekti! dan digunakan pada pengobatan tabes dorsalis dan neuropati lainnya. =bat ini digunakan untuk mengatasi semua bangkitan epilepsi ke uali epilepsi tipe petit mal dan digunakan se ara luas di 'merika "erikat. 8!ek samping yang dapat terjadi adalah pusing, vertigo, ataksia, penglihatan kabur, mual, muntah dan gangguan darah. 5. -olongan #enzodiazepin, misalnya diazepam, klonazepam, nitrazepam. "elain untuk antikonvulsi obat ini uga dipakai sebagai antiansietas. Diazepam intravena merupakan obat terpilih untuk status epileptikus dan merupakan obat antikonvulsi yang paling banyak dipakai. =bat ini digunakan untuk kejang umum maupun !okal. 8!ek samping yang dapat terjadi adalah obstruksi saluran na!as oleh lidah akibat relaksasi otot, depresi na!as hingga apneu, hipotensi, henti jantung dan ngantuk. (lonazepam dan nitrazepam digunakan untuk epilepsi tipe mioklonik, akinetik dan spasme. 8!ek samping berupa ngantuk, ataksia dan gangguan kepribadian. 1. -olongan 'sam Nalproat. Mekanisme kerja asam valproat didasarkan meningkatnya kadar asam gama aminobutirat (-'#') di otak. Gndikasi pemberian obat ini adalah epilepsi petit mal, mioklonik dan tonik-klonik. 8!ek samping yang terjadi adalah gangguan saluran erna, berupa mual dan muntah susunan sara! pusat (ngantuk, ataksia, tremor), gangguan !ungsi hati, ruam kulit dan alopesia.

6. 'ntiepilepsi lain misalnya !enasemid dan asetazolamid. +rinsip pengobatan epilepsi adalah (0) melakukan pengobatan kausal (penyebab) misalnya pembedahan pada tumor serebri, (7) menghindari !aktor pen etus suatu bangkitan, misalnya alkohol, emosi dan kelelahan !isik maupun mental, (3) penggunaan antikonvulsi. (riteria obat epilepsi yang baik adalah (0) dapat menekan bangkitan, (7) memiliki batas keamanan yang lebar, (3) satu jenis obat yang dapat menekan semua jenis bangkitan dan bekerjalangsung pada !okus bangkitan, (5) diberikan peroral dan masa kerja panjang, tidak menimbulkan gejala putus obat, (1) harganya murah.

A- Anestetika )okal
'nestetika lokal atau zat-zat penghalang rasa setempat adalah obat yang pada pengQgunaan lokal merintangi se ara reversibel penerusan impuls-impuls sara! ke ""+ dan dengan demikian menghilangkan atau meQngurangi rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas, atau dingin. #anyak persenyawaan lain juga memiliki daya kerja demikian, tetapi e!ekQnya tidak reversibel dan menyebabkan keQrusakan permanen terhadap sel-sel sara!. .isalnya, ara mematikan rasa setempat juga dapat di apai dengan pendinginan yang kuat (!reezing anaesthesia) atau melalui kera unan protoplasma (!enol) (,jay, 7447). 'da beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk suatu jenis obat yang digunakan sebagai anestetikum lokal, antara lain; tidak merangsang jaringan, tidak mengakibatkan kerusakan permaQnen terhadap susunan sara!, toksisitas sistemis yang rendah, e!ekti! dengan jalan injeksi atau pengguQnaan setempat pada selaput lendir, mulai kerjanya sesingkat mungkin dan bertahan untuk jangka waktu yang uQkup lama, dan dapat larut dalam air dan menghasilkan larutan yang stabil, juga terhadap pemaQnasan (sterilisasi) (,jay, 7447). "truktur dasar anestetika lokal pada umumQnya terdiri dati tiga bagian, yakni suatu gugusamino hidro!il (sekunder atau tersier) yang dihubungkan oleh suatu ikatan ester (alkohol) atau amida dengan suatu gugusQaromatis lipo!il. "emakin panjang gugus alkoholnya, semakin besar daya kerja anestetiknya, tetapi toksisitasnya juga meQningkat (,jay, 7447). 'nestetika lokal mengakibatkan kehiQlangan rasa dengan jalan beberapa ara. .isalnya, dengan jalan menghindarkan unQtuk sementara pembentukan dan transmisi impuls melalui sel-sel sara! dan ujungnya (,jay, 7447). +usat mekanisme kerjanya terletak di membran sel. "eperti juga alkohol dan bar-bital, anestetika lokal menghambat peneruQsan impuls dengan jalan menurunkan perme-abilitas membran sel saraR untuk ion-natrium, yang perlu bagi !ungsi sara! yang layak. Hal ini disebabkan adanya persaingan dengan ion-ion kalsium yang berada berdekatan dengan saluran-saluran natrium di memQbran sel saraS. +ada waktu bersamaan, akiQbat turunnya laju depolarisasi, ambang kepekaan terhadap rangsangan listrik lamQbat-Gaun meningkat, sehingga akhirnya terQjadi kehilangan rasa setempat se ara reverQsibel (,jay, 7447). Diperkirakan bahwa pada proses stabilQisasi membran tersebut, ion-kalsium me-megang peranan penting, yakni molekulQmolekul lipo!il besar dan anestetika lokal mungkin mendesak sebagian ion-kalsium di dalam membran sel tanpa mengambil alih !ungsinya. Dengan demikian, membran sel menjadi lebih padat dan stabil, serta dapat lebih baik melawan segala

sesuatu perubahQan mengenai permeabilitasnya (,jay, 7447). Di samping itu, anestetika lokal mengQganggu !ungsi semua organ di mana terjadi konduksiO transmisi dari beberapa impuls. Dengan demikian, anestetika lokal memQpunyai e!ek yang penting terhadap ""+, ganglia otonom, abang- abang neuromusQkular, dan semua jaringan otot. +enghamQbatan penerusan impuls dapat pula di apai dengan pendinginan kuat (etilklorida) atau melalui mera uni protoplasma sel (!enol) (,jay, 7447). #. Tidokain Tidokain ()ilokain) adalah anestetik lokal kuat yang digunakan se ara luas dengan pemberian topikal dan suntikan. 'nestesia terjadi lebih epat, lebih kuat, lebih lama dan lebih ekstensi! daripada yang ditimbulkan oleh prokain. +ada konsentrasi yang sebanding. Tidokain merupaQkan aminoetilamid dan merupakan prototip dari anestetik lokal golongan amida. Tarutan lidokain 4,1K digunakan untuk anestesia in!iltrasi, sedangQkan larutan 0,4-7K untuk anestesia blok dan topiQkal. 'nestetik ini e!ekti! bila digunakan tanpa vaso-konstriktor, tetapi ke epatan absorpsi dan toksisitasQnya bertambah dan masa kerjanya lebih pendek. Tidokain merupakan obat terpilih bagi mereka yang hipersensiti! terhadap anestetik lokal golongan ester. Tidokain dapat menimbulkan kantuk. "ediaQan berupa larutan 4,1-1K dengan atau tanpa epine!rin (0; 14.444 sampai 0 ; 744.444) ("yari!, 744H). Tidokain mempunyai rumus dasar yang terdiri dari gugus amin hidro!il, gugus residu aromatik dan gugus intermedier yang menghubungkan kedua gugus tersebut. -ugus amin merupakan amin tarsier atau sekunder, antara gugus residuaromatik dan gugus intermedier dihubungkan dengan ikatan amid. #ersi!at basa lemah dengan p(a antara H,1-F,4 dan sulit larut dalam air, kemampuan berdi!usi ke jaringan rendah dan tidak stabil dalam larutan. =leh karena itu preparat anestetik lokal untuk injeksi terdapat dalam bentuk garam asam dengan penambahan asam klorida. Dalam sediaan demikian, anestetik lokal mempunyai kelarutan dalam air tinggi, kemampuan berdi!usi ke jaringan besar dan stabil dalam larutan ("unaryo dkk, 0FCC). "etelah disuntikkan, obat dengan epat akan dihidrolisis dalam jaringan tubuh pada pH H,5-5 1, menghasilkan basa bebas (#) dan kation bermuatan positi! (#H). +roporsi basa bebas dan kation bermuatan positi! tergantung pada p(a larutan anestetik lokal dan pH jaringan. Hubungan kedua !aktor tersebut dinyatakan dengan rumus; pH $ p(a Qlog ( #HO# ) yang dikenal sebagai persamaan Henderson Hasselba h ("unaryo dkk, 0FCC). 'nestetik lokal dengan p(a tinggi enderung mempunyai mula kerja yang lambat. Jaringan dalam suasana asam (jaringan in!lamasi) akan menghambat kerja anestetik lokal sehingga mula kerja obat menjadi lebih lama. Hal tersebut karena suasana asam akan menghambat terbentuknya asam bebas yang diperlukan untuk menimbulkan e!ek anestesi. Dari kedua bentuk di atas yaitu # dan #H, bentuk yang berperan dalam menimbulkan e!ek blok anestesi masih banyak dipertanyakan. Dikatakan baik basa bebas (#) maupun kationnya (#H) ikut berperan dalam proses blok anestesi. #entuk basa bebas (#) penting untuk penetrasi optimal melalui selubung sara!, dan kation (#H) akan berikatan dengan reseptor pada sel membran. ?ara kerja anestetik lokal se ara molekular (teori ikatan reseptor spesi!ik) adalah sebagai berikut; molekul anestetik lokal men egah konduksi sara! dengan ara berikatan dengan reseptor spesi!ik pada elah natrium. "eperti diketahui bahwa untuk konduksi impuls sara! diperlukan ion natrium untuk menghasilkan potensial aksi sara! ("unaryo dkk, 0FCC). 8!ek samping lildokain biasanya berkaitan dengan e!eknya terhadap ""+, misalnya mengantuk, pusing, parestesia, kedutan otot, gangQguan mental, koma, dan bangkitan. .ungkin sekali metabolit lidokain yaitu monoetilglisin )ilidid dan glisin )ilidid ikut berperan

dalam timbulnya e!ek samping ini. Tidokain dosis berlebihan dapat menyebabQkan kematian akibat !ibrilasi ventrikel, atau oleh henti jantung ("yari!, 744H). Tidokain sering digunakan se ara sunQtikan untuk anestesia in!iltrasi, blokade sara!, anesQtesia spinal, anestesia epidural ataupun anestesia kaudal, dan se ara setempat untuk anestesia selaQput lendir. +ad a anestesia in!iltrasi biasanya digunaQkan larutan 4,71-4,14K dengan atau tanpa epine!rin. ,anpa epine!rin dosis total tidak boleh melebihi 744 mg dalam waktu 75 jam, dan dengan epine!rin tidak boleh melebihi 144 mg untuk jangka waktu yang sama. Dalam bidang kedokteran gigi, biasaQnya digunakan larutan 0-7K dengan epine!rin* untuk anestesia in!iltrasi dengan mula kerja 1 menit dan masa kerja kira-kira 0 jam dibutuhkan dosis 4,1-0,4 mT. /ntuk blokade sara! digunakan 0-7 mT ("yari!, 744H).

PENDAH()(AN /saha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit dengan penggunaan obat dalam prosedur pembedahan telah dilakukan sejak jaman kuno, termasuk dengan pemberian ethanol dan opium (opiate) se ara oral. +embuktian ilmiah pertama dari penggunaan obat anestesi untuk pembedahan dilakukan oleh Ailliam .orton di #oston pada tahun 0C56 dengan menggunakan diethyl eter. "edangkan istilah anestesi dikemukakan pertama kali oleh =.A. Holmes yang artinya tidak ada rasa sakit. Anestesi yang dilakukan dahulu oleh orang .esir menggunakan narkotik, orang ?ina menggunakan annabis Gndi a, dan pemukulan kepala dengan tongkat kayu untuk menghilangkan kesadaran. Anestesi dibagi menjadi dua kelompok yaitu ; (0) anestesi umum dan (7) anestesi lokal. #erikut ini akan dijelaskan mengenai anestesi umum dan anestesi lokal. Anastesi (mum Definisi Anestesi umum adalah hilang rasa sakit disertai hilangnya kesadaran. Anestesi digunakan pada pembedahan dengan maksud men apai keadaan pingsan , merintangi rangsangan nyeri (analgesia), memblokir reaksi re!leks terhadap manipulasi pembedahan serta menimbulkan pelemasan otot (relaksasi). Anestesi umum yang kini tersedia tidak dapat memenuhi tujuan ini se ara keseluruhan, maka pada anestesi untuk pembedahan umumnya digunakan kombinasi hipnotika, analgetika, dan relaksansia otot. /ara Pemberian Anestesi (mum Anestesi umum dapat diberikan se ara inhalasi atau injeksi intravena. 0- Anestesi inhalasi; halotan, en!luran, iso!luran, sevo!luran, des!lurane, dan metho)y!lurane merupakan airan yang mudah menguap. =bat-obat ini diberikan sebagai uap melalui saluran napas. ?ara pemberian anestesi inhalasi; B O!en dro! method1 zat anestesi diteteskan pada kapas yang diletakkan di depan hidung penderita sehingga kadar zat anestesi yang dihisap tidak diketahui dan pemakaiannya boros karena zat anestesi menguap ke udara terbuka. B Semio!en dro! method; ara ini hamper sama dengan open drop, hanya untuk mengurangi terbuangnya zat anestesi maka digunakan masker.

B Semi2losed method; udara yang dihisap diberikan bersamaan oksigen yang dapat ditentukan kadarnya. (euntungan ara ini adalah dalamnya anestesi dapat diatur dengan memberikan zat anestesi dalam kadar tertentu dan hipoksia dapat dihindari dengan pemberian =7. B /losed method; hamper sama seperti semi losed, hanya udara ekspirasi dialirkan melalui @a=H yang dapat mengikat ?=7, sehingga udara yang mengandung anestesi dapat digunakan lagi. ?ara ini lebih hemat, aman, dan lebih mudah, tetapi harga alatnya ukup mahal. Jenis-jenis anestesi inhalasi generasi pertama seperti ether, y lopropane, dan hloro!orm sudah tidak digunakan lagi di negara-negara maju karena si!atnya yang mudah terbakar (misalnya ether dan y lopropane) dan toksisitasnya terhadap organ ( hloro!orm). "- Anestesi Intra3ena. #eberapa obat digunakan se ara intravena ( baik sendiri atau dikombinasikan dengan obat lain) untuk menimbulkan anestesi, atau sebagai komponen anestesi berimbang (balan ed anesthesia), atau untuk menenangkan pasien di unit rawat darurat yang memerlukan bantuan napas buatan untuk jangka panjang. #lasifikasi Obat- obat Anestesi (mum a- Anestesi Inhalasi Halotan, en!luran, iso!luran, sevo!luran, des!lurane, dan metho)y!lurane merupakan airan yang mudah menguap. Halothane U #au dan rasa tidak menyengat , U (hasiat anestetisnya sangat kuat tetapi khasiat analgetisnya dan daya relaksasi ototnya ringan, yang baru adekuat pada anestesi dalam U Halotan digunakan dalam dosis rendah dan dikombinasi dengan suatu relaksans oto, seperti galamin atau suksametonium. U (elarutannya dalam darah relative rendah induksi lambat, mudah digunakan, tidak merangsang mukosa saluran napas U #ersi!at menekan re!leks dari paring dan laring, melebarkan bronkioli dan mengurangi sekresi ludah dan sekresi bron hi U Damakokinetik; sebagian dimetabolisasikan dalam hati bromide, klorida anorganik, dan tri!luoa etik a id. U 8!ek samping; menekan pernapasan dan kegiatan jantung, hipotensi, jika penggunaan berulang, maka dapat menimbulkan kerusakan hati. U Dosis; tra heal 4,1-3 vK. Enfluran U Anestesi inhalasi kuat yang digunakan pada berbagai jenis pembedahan, juga sebagai analgetikum pada persalinan. U .emiliki daya relaksasi otot dan analgetis yang baik, melemaskan otot uterus U ,idak begitu menekan ""+ U >esorpsinya setelah inhalasi , epat dengan waktu induksi 7-3 menit

U "ebagian besar diekskresikan melalui paru-paru dalam keadaan utuh, dan sisanya diubah menjadi ion !luoride bebas U 8!ek samping; hipotensi, menekan pernapasan, aritmi, dan merangsang ""+. +as a bedah dapat timbul hipotermi (menggigil), serta mual dan muntah, dapat meningkatkan perdarahan pada saat persalinan, "?, dan abortus. Isofluran *4orane+ U #au tidak enak U ,ermasuk anestesi inhalasi kuat dengan si!at analgetis dan relaksasi otot baik U Daya kerja dan penekanannya thdp ""+ $ en!luran U 8!ek samping; hipotensi, aritmi, menggigil, konstriksi bronkhi, meningkatnya jumlah leukosit. +as a bedah dapat timbul mual, muntah, dan keadaan tegang U "ediaan ; iso!luran 3-3,1K dlm =7* V @=7-=7 $ induksi* maintenan e ; 4,1K-3K b- Anestesi gas 0. +otensi ringan 7. "ukar larut dalam darah 3. @7= U gas tdk berwarna, tdk berbau, lbh brt dp udara, dikombinasi dg =7 U potensi anestetik lemah, induksi epat U e!ek analgesik baik (@7= 74K) U penggunaan lama ; mual, muntah, lambat bangun Wang termasuk dalam golongan ini adalh siklopropan. Siklo!ro!an U Anestesi gas yang kuat, berbau spesi!ik, tidak berwarna U Tebih berat daripada udara dan disimpan dalam bentuk airan bertekanan tinggi. U .udah terbakar dan meledak oleh karena itu, anestesi gas hanya digunakan pada losed methode. 2- Anestesi Intra3ena ,ermasuk golongan ini adalah; barbiturate (thiopental, methothe)ital)* benzodiazepine (midazolam, diazepam)* opioid analgesi (morphine, !entanyl, su!entanil, al!entanil, remi!entanil)* propo!ol* ketamin, suatu senyawa aryl ylohe)ylamine yang dapat menyebabkan keadaan anestesi disosiati! dan obat-obat lain ( droperianol, etomidate, de)medetomidine). .arbiturat 0. #lokade sistem stimulasi di !ormasi retikularis 7. Hambat pernapasan di medula oblongata

3. Hambat kontraksi otot. jantung, tdk timbulkan sensitisasi jantung thd ketekolamin 5. Dosis anestesi ; rangsang ""+* dosis X $ depresi ""+ 1. Dosis ; induksi $ 7 mgOkg## (i.v) dlm 64 dtk* maintenan e $ J dosis induksi o Na tio!ental 1 U Gnduksi ; dosis tgt ##, keadaan !isik dan peny U Dws ; 7-5ml lar 7,1K s r intermitten tiap 34-64 dtk ad apaian o #etamin U si!at analgesik, anestetik, kataleptik dg kerja singkat U analgesik kuat utk sistem somatik, lemah utk sistem viseral U relaksasi o. polos lurik (-), tonus meninggi U tingkatkan ,D, nadi, urah jtg U Halusinasi (V) 4entanil dan dro!eridol U 'nalgesik Y anestesi neuroleptik U (ombinasi tetap U 'man diberikan pd p) yg alami hiperpireksia ok anestesi umum lain U Dentanil ;masa kerja pendek, mula keja epat U Droperidol ; masa kerja lama Y mula kerja lambat Dia5e!am U "uatu benzodiazepine dengan kemampuan menghilangkan kegelisahan, e!ek relaksasi otot yang bekerja se ara sentral, dan bila diberikan se ara intravena bekerja sebagai antikejang. >espon obat bertahan selama 07-75 jam menjadi nyata dalam 34-F4 mnt stlah pemberian s ra oral dan 01 mnt slah injeksi intravena. U (ontraindikasi; hipersensiti! terhadap benzodiazepine, dikontraindikasikan pada pasien syok atau koma U 'nalgesik (-) U "edasi basal pada anestesia regional, endoskopi, dental prosedure, induksi anestesia pd pasien kardiovaskuler U 8!ek anestesia Z ok mula kerja lambat, masa pemulihan lama B /tk premedikasi (neurolepanalgesia) Y atasi konvulsi ok anestesi lokal B Dimetab mjd metabolit akti! B ,J X seiring bertambahnya usia U 8"= ; henti napas,!lebitis dan trombosis (V) (rute GN) U Dosis ; induksi $ 4,0-4,1 mgOkg## Taha!an Anestesi pemberian parenteral

U ?ause tidur dan penurunan kesadaran disertai nistagmus, bi ara lambat

0- Stadium 0 *analgesia+ U +enderita mengalami analgesi, U >asa nyeri hilang, U (esadaran berkurang "- Stadium II *delirium6eksitasi+ U +enderita tampak gelisah dan kehilangan kesadaran U +enderita mengalami gerakan yang tidak menurut kehendak (tertawa, berteriak, menangis, menyanyi) U Nolume dan ke epatan pernapasan tidak teratur U Dapat terjadi mual dan muntah U Gnkontinensia urin dan de!ekasi sering terjadi U .idriasis, hipertensi 7- Stadium III *anestesia$!embedahan6o!erasi+ U +ernapasan menjadi dangkal, epat, dan teratur, seperti pada keadaan tidur (pernapasan perut) U -erakan mata dan re!leks mata hilang O gerakan bola mata tidak menurut kehendak U =tot menjadi lemas, misal* kepala dapat digerakkan ke kanan dan ke kiri dengan bebas* lengan diangkat lalu dilepaskan akan jatuh bebas tanpa ditahan 8- Stadium I9 *!aralisis medula oblongata+ U (egiatan jantung dan pernapasan spontan terhenti. U ,erjadi depresi berat pusat pernapasan di medulla oblongata dan pusat vasomotor. ,anpa bantuan respirator dan sirkulasi, penderita akan epat meninggal. .aka tara! ini sedapat mungkin dihindarkan. Mekanisme #erja a- Anestesi inhalasi Anestesi inhalasi bekerja se ara spontan menekan dan membangkitkan aktivitas neuron berbagai area di dalam otak. "ebagai anestesi inhalasi digunakan gas dan airan terbang yang masing-masing sangat berbeda dalam ke epatan induksi, aktivitas, si!at melemaskan otot maupun menghilangkan rasa sakit. /ntuk mendapatkan reaksi yang se epat- epatnya, obat ini pada permulaan harus diberikan dalam dosis tinggi, yang kemudian diturunkan sampai hanya sekadar memelihara keseimbangan antara pemberian dan pengeluaran. (euntungan anestesi inhalasi dibandingkan dengan anestesi intravena adalah kemungkinan untuk dapat lebih epat mengubah kedalaman anestesi dengan mengurangi konsentrasi dari gas O uap yang diinhalasi. b- Anestesi intra3ena =bat-obat intravena seperti thiopental, etomidate, dan propo!ol mempunyai mula kerja

anestetis yang lebih epat dibandingkan terhadap senyawa gas inhalasi yang terbaru, misalnya des!lurane dan sevo!lurane. "enyawa intravena ini umumnya digunakan untuk induksi anestesi. (e epatan pemulihan pada sebagian besar senyawa intravena juga sangat epat. 4armakokinetika Dalamnya anestesi ditentukan oleh konsentrasi anestesi di dalam susunan sara! pusat. (e epatan pada konsentrasi otak yang e!ekti! (ke epatan induksi anestesi) bergantung pada banyaknya !armakokinetik yang mempengaruhi ambilan dan penyebaran anestesi. Daktor tersebut menentukan perbedaan ke epatan trans!er anestesi inhalasi dari paru ke dalam darah serta dari darah ke otak dan jaringan lainnya. Daktor-!aktor tersebut juga turut mempengaruhi masa pemulihan anestesi setelah anestesi dihentikan. Dipengaruhi O tek parsial zat anestetik dlm otak. Daktor penentu tekanan parsial ; 0- Tekanan !arsial anestetik gas &ang diins!irasi U /ntuk memper epat induksi ; kadar gas yang diinspirasi harus lebih tinggi daripada tekanan parsial yang diharapkan di jaringan U "etelah ter apai, diturunkan untuk pertahankan anestesi "- 9entilasi !aru U Hiperventilasi dapat per epat masuknya gas anestetik ke sirkulasi Y jaringan U :at larut dalam darah ; halothan 7- Pemindahan gas anestetik dr al3eoli ke aliran drh U .embran alveoli mudah dilewati gas anestetik se ara di!usi dari alveoli ke aliran darh 8- Pemindahan gas anestetik dari aliran dareh ke sel jaringan tubuh U Jaringan yang mempunyai aliran darah epat, keseimbangan tekanan parsial lebih mudah ter apai sehingga anestetik gas lebih mudah berpindah. 4armakodinamika Anestesi inhalasi bekerja se ara spontan menekan dan membangkitkan aktivitas neuron berbagai area di dalam otak. /ntuk mendapatkan reaksi yang se epat- epatnya, obat ini pada permulaan harus diberikan dalam dosis tinggi. "enyawa intravena ini umumnya digunakan untuk induksi anestesi. (e epatan pemulihan pada sebagian besar senyawa intravena juga sangat epat. Efek sam!ing Hampir semua anestesi inhalasi yang mengakibatkan sejumlah e!ek samping dan yang terpenting adalah ; 0. .enekan pernapasan yang pada anestesi dalam terutama ditimbulkan oleh halotan, en!luran dan iso!luran. 8!ek ini paling ringan pada @7= dan eter. 7. .enekan system kardiovaskuler, terutama oleh halotan, en!luran dan iso!luran. 8!ek ini juga ditimbulkan oleh eter, tetapi karena eter juga merangsang sistem sara! simpatis, maka e!ek keseluruhannya menjadi ringan.

3. .erusak hati dan ginjal, terutama senyawa klor, misalnya kloro!orm. 5. =liguri (reversibel) karena berkurangnya pengaliran darah di ginjal, sehingga pasien perlu dihidratasi se ukupnya. 1. .enekan sistem regulasi suhu, sehingga timbul perasaan kedinginan (menggigil) pas a-bedah.

Definisi ANTIBIOTIK Antibiotik dapat dikatakan sebagai perusak ke idupan! atau dapat disebut juga suatu "at kimiawi yang di asilkan ole mikroorganisme yang mempunyai kemampuan! dalam larutan en#er! untuk meng ambat pertumbu an atau membunu mikroorganisme lainnya. $ara Kerja ANTIBIOTIK %erdasarkan mekanisme kerjanya dapat dibagi menjadi lima kelompok yaitu& '. Mengganggu metabolisme sel mikroba Antimikroba yang termasuk dalam kelompok ini adala sulfonamid! trimetoprin! asam p( aminosalisilat ()A*)! dan *ulfon. +. Meng ambat sintesis dinding mikroba ,bat yang termasuk dalam kelompok ini iala penisilin! sefalosporin! basitrasin! -ankomisin! dan sikloserin. .. Mengganggu permeabilitas membran sel mikroba ,bat yang termasuk dalam kelompok ini adala polimiksin! golongan polien serta berbagai antimikroba kemoterapeutik! umpamanya antiseptik surfa#e a#ti-e agents. /. Meng ambat sintesis protein sel mikroba ,bat yang termasuk dalam kelompok ini iala golongan aminoglikosid! makrolid! linkomisin! tetrasiklin! dan kloramfenikol. 0. Meng ambat sintesis atau merusak asam nukleat sel mikroba ,bat yang termasuk dalam kelompok ini adala rifampisin! dan golongan kuinolon. 1enis(jenis ANTIBIOTIK Meskipun ada lebi dari '22 ma#am antibiotik! namun umumnya mereka berasal dari beberapa jenis antibiotik saja! se ingga muda untuk dikelompokkan. Ada banyak #ara untuk menggolongkan antibiotik! sala satunya berdasarkan struktur kimianya. %erdasarkan struktur kimianya! antibiotik dikelompokkan sebagai berikut& a. 3olongan Aminoglikosida Diantaranya adalag amikasin! gentamisin! kanamisin! neomisin! netilimisin! paromisin! sisomisin! streptomisin! dan tobramisin. b. 3olongan %eta(4aktam Diantaranya golongan karbapenem (ertapenem! imipenem! meropenem)! golongan sefalosporin (sefaleksin! sefa"olin! sefuroksim! sefadroksil! sefta"idim)! golongan beta(laktam monosiklik! dan golongan penisilin (penisilin! amoksisilin).

*ala satu #onto dari golongan beta(laktam ini adala golongan sefalosporin dan golongan sefalosporin ini ada ingga generasi ketiga dan seftriakson merupakan generasi ketiga dari golongan sefalosporin ini. *eftriakson ,bat ini umumnya aktif ter adap kuman gram(positif! tetapi kurang aktif dibandingkan dengan sefalosporin generasi pertama. 5ntuk meningitis obat ini diberikan dua kali se ari sedangkan untuk infeksi lain umumnya #ukup satu kali dalam se ari. Dosis la"im obat ini iala '(+ g6 ari 7M atau 78 dalam dosis tunggal atau dibagi dalam + dosis. *eftriakson tersedia dalam bentuk bubuk obat suntik 2.+0 9 2.0 9 dan ' g. Apabila obat ini diberikan sebanyak +02mg akan sangat ampu dan tanpa komplikasi ole karena itu menjadi pili an utama untuk uretritis ole gonokokus. #. 3olongan 3likopeptida Diantaranya -ankomisin! teikoplanin! ramoplanin dan dekaplanin. d. 3olongan )oliketida Diantaranya golongan makrolida (eritromisin! a"itromisin! klaritromisin! roksitromisin)! golongan ketolida (telitromisin)! golongan tetrasiklin (doksisiklin! oksitetrasiklin! klortetrasiklin). e. 3olongan )olimiksin Diantaranya polimiksin dan kolistin. f. 3olongan :uinolon (fluorokuinolon) Diantaranya asam nalidiksat! siprofloksasin! ofloksasin! norfloksasin! le-ofloksasin! dan tro-afloksasin. 3olongan ini dapat digunakan untuk infeksi sistemik. Mekanisme resistensi melalui plasmid seperti yang banyak terjadi pada antibiotika lain tidak dijumpai pada golongan kuinolon! namun dapat terjadi dengan mekanisme mutasi pada D;A atau membrane sel kuman. 3olongan flourokuinolon aktif sekali ter adap enteroba#teria#eae (<. #oli! :lebsiella! <nteroba#ter! )roteus)! * igella! *almonella! 8ibrio! $. jejuni! %. #atarr alis! =. influen"a! dan ;. gonorr oeae. 3olongan ini juga aktif ter adap )s. Aeruginosa. %erbagai kuman yang tela resisten ter adap golongan aminoglikosida dam beta(laktam ternyata masi peka ter adap fluorokuinolon. *treptokokus (termasuk *. pyogenes grup A! <ntero#o##us fae#alis! dan *trepto#o##us -iridans) termasuk ke dalam kuman yang kurang peka ter adap fluorokuinolon. :uman( kuman anaerob pada umumnya resisten ter adap fluorokuinolon. 3olongan kuinolon baru umunya dapat ditoleransi dengan baik. <fek sampingnya yang terpenting adala pada saluran #erna dan susunan saraf pusat. Manifestasi pada saluran #erna terutama berupa mual dan ilang nafsu makan! merupakan efek samping yang paling sering dijumpai. <fek samping pada susunan saraf pusat umumnya bersifat ringan berupa sakit kepala! -ertigo dan insomnia. <fek samping yang lebi berat pada **) seperti reaksi psikotik! alusinasi! depresi dan kejang! jarang terjadi. )enderita berusia lanjut! k ususnya dengan arteriosklerosis atau

epilepsi! lebi #enderung mengalami efek samping susunan saraf ini. g. 3olongan *treptogramin Diantaranya pristinamy#in! -irginiamy#in! mikamy#in! dan kinupristin(dalfopristin. . 3olongan ,ksa"olidinon Diantaranya line"olid dan A>D+0?.. i. 3olongan *ulfonamida Diantaranya kotrimoksa"ol dan trimetoprim. j. Antibiotika lain yang penting! seperti kloramfenikol! klindamisin dan asam fusidat. Antibiotik dapat pula digolongkan berdasarkan organisme yang dilawan dan jenis infeksi. %erdasarkan keefektifannya dalam melawan jenis bakteri! dapat dibedakan antibiotik yang membidik bakteri gram positif atau gram negatif saja! dan antibiotik yang berspektrum luas! yaitu yang dapat membidik bakteri gram positif dan negatif.

Anda mungkin juga menyukai