TEORI SIMPUL
Teori Simpul
Gambaran hubungan lingkungan global dengan lokal terkait kesehatan
Simpul 1: sumber penyakit
Equilibrium state
AGENT Biological, chemical, physical, Mechanical, Nutrient HOST (PERSON) Age, race, sex, habit, Genetic, personality, Defense mechanism
An-equilibrium state
Host
Agent
Agent Host Agent Host
Environment
Environment
Environment
SEHAT
Lingkungan biologi
Our planet, our health, WHO 1992
?
What, When, Who, Where, Why, and How impact happens?
MASYARAKAT/ KEPENDUDUKAN
SAKIT
Simpul 1
Simpul 2
Simpul 3
Simpul 4
Media transmisi tidak akan memiliki potensi penyakit kalau didalamnya tidak mengandung bibit penyakit atau agent penyakit
manusia dnegan komponen lingkungan yang mengandung potensi bahaya penyakit Agent penyakit dengan atau tanpa menumpang komponen lingkungan lain, masuk ke dalam tubuh melalui satu proses hubungan interaktif Hubungan interaktif antara komponen lingkungan dengan penduduk berikut perilakunya, dapat diukur dalam konsep yang disebut sebagai perilaku pemajanan
Timbal
Methyl-mercury (dalam ikan) PCP
Minuman beralkohol
Larutan organik VOCs Asap tembakau
Simpul 4: Penyakit
Penyakit merupakan out come hubungan interaktif antara penduduk dengan lingkungan yang memiliki potensi bahaya
gangguan kesehatan Dapat terjadi kelainan bentuk, kelainan fungsi, kelainan genetik, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan fisik dan sosial
sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri tetapi harus dilihat dari seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah "sehat-sakit" atau kesehatan tersebut.
13
PEJAMU (HOST) Segala faktor yang terdapat pada diri manusia yang mempengaruhi timbulnya penyakit
B. BIBIT PENYAKIT (AGENT) Substansi atau elemen yang kehadiran atau ketidakhadirannya dapat menyebabkan atau menggerakkan timbulnya penyakit C. LINGKUNGAN (ENVIRONMENT) Adalah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruhpengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisme
14
SEHAT
15
Menurut BLUM
LINGKUNGAN PERILAKU SEHAT KETURUNAN YANKES
16
C. LINGKUNGAN :
- SOSIAL - BIOLOGIS - FISIK
17
PEJAMU (1)
1. UMUR
2. JENIS KELAMIN 3. RAS 4. STATUS PERKAWINAN 5. KEBIASAAN HIDUP 6. PEKERJAAN 7. KETURUNAN
18
PEJAMU (2)
8. MEKANISME PERTAHANAN TUBUH A. UMUM - Lini pertama : kulit, mukosa, kuku, rambut - Lini kedua : tonsil, hepar, lien B. KHUSUS - Cellullar : antibodi, pagositosis - Humoral C. HERD IMMUNITY ; kekebalan karena mayoritas penduduk kebal
19
BIBIT PENYAKIT
1. GOLONGAN BIOTIS - Mikroorganisme - Non mikroorganisme
2. GOLONGAN ABIOTIS - Nutrient agent - Chemical agent - Phisical agent - Mechanical agent
20
Riwayat penyakit
1. PENYAKIT YG. DIAKIBATKAN OLEH AGENT INFEKSIUS TERTENTU ATAU TOKSINNYA 2. SETELAH AGENT DIPINDAHKAN KE INANG 3. SECARA LANGSUNG/PERANTARA 4. CONTOH : PES, RABIES, PENYAKIT CACING PITA, DLL
21
DARI SUMBER PENULARAN KE ORG. LAIN 2. AGENT YG. DIPINDAHKAN HANYA AGENT BIOLOGIS 3. AGENT PENYAKIT BERSIFAT SPESIFIK 4. MEMPUNYAI KEMAMPUAN A. INFEKSI B. VIRULENSI C. PATOGENESIS --- MASA INKUBASI
22
NAMA PENY.
CAMPAK KERACUNAN MAKANAN DIARE HEPATITIS A HEPATITIS B
MASA INKUBASI
10 HARI (8 14) 2 4 JAM 48 JAM 30 HARI 60 90 HARI
23
AGENT PENYAKIT
UNSUR KIMIA FAKTOR KETURUNAN FAKTOR PSIKIS FAKTOR GIZI FAKTOR BIOLOGIS FAKTOR FISIK FAKTOR FISIOLOGIS
24
CACAT
MASA INKUBASI
PERIODE LATEN
INFEKSI LATEN
26
A. B. C. D.
27
1. INSIDENS 2. PREVALENS
28
HARUS SAMA CIRINYA 2. PENDERITA BARU TERBUKTI PERNAH TERPAPAR DG. PENDERITA YG. DICURIGAI 3. PENDERITA YANG TERTULAR MULAI SAKIT SETELAH SATU MASA INKUBASI
29
30
LINGKUNGAN
1. FISIK
2. NON FISIK
31
kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor (air limbah), rumah hewan ternak (kandang) dan sebagainya.
32
adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik untuk terwujudnya kesehatan optimum bagi manusia yang hidup di dalamnya.
Usaha memperbaiki atau meningkatkan kondisi lingkungan ini
dari masa ke masa dan dari masyarakat satu ke masyarakat yang lain bervariasi dan bertingkat-tingkat, dari yang paling sederhana (primitif) sampai kepada yang paling mutakhir (modern).
Dengan perkataan lain bahwa teknologi di bidang kesehatan
lingkungan sangat bervariasi, dari teknologi primitif, teknologi menengah (teknologi tepat guna) sampai dengan teknologi mutakhir.
33
akan mempengaruhi ekosistem di alam. Bentuk perusakan lingkungan - seperti pencemaran udara, pencemaran air, dan menurunnya kualitas lingkungan akibat bencana alam, yakni banjir, longsor, kebakaran hutan, krisis air bersih - bisa berdampak buruk pada lingkungan, khususnya bagi kesehatan manusia. Menurut UU no. 23 tahun 1997 Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Saya mengambil contoh pencemaran udara di Jakarta saja selain merugikan kesehatan juga merugikan secara ekonomi menurut hasil kajian dari bank dunia (World Bank) kerugiannya bisa ditaksir mencapai Rp. 4,3 Triliyun pada tahun 2015 . Kemudian tentang pencemaran air di Jakarta yang semakin buruk. Air yang biasa digunakan penduduk Ibu kota ini mengalami pencemaran oleh mikrobiologi dan bahan-bahan kimia. Berdasarkan data di kantor Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Jakarta menyebutkan tingkat pencemaran air telah mencapai 50 persen. Bahkan di beberapa wilayah, pencemaran airnya sudah 90 persen . Kemudian terdapat empat masalah penting yang dihadapi oleh Jakarta terkait lingkungan hidup ini yang apabila tidak dikelola dan diselesaikan dengan baik dapat menimbulkan bencana bagi ibukota. Keempat masalah itu adalah pencemaran udara, krisis air, masalah banjir dan masalah pengolahan sampa
35
Kesehatan lingkungan
Ada beberapa definisi dari kesehatan lingkungan :
Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan
lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.1 Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.2
36
37
Di Indonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8, yaitu :3
38
SASARAN KESEHATAN LINGKUNGAN -Menurut Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992, Sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut :3
Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-
usaha yang sejenis Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar2an, reaktor/tempat yang bersifat khusus.
39
hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. -Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut : Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l) Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)
40
Pembuangan Kotoran/Tinja -Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut :2,5 Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau sumur
Tidak boleh terkontaminasi air permukaan Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin
Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
41
Kesehatan Pemukiman -Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :2,6 Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir. 4.
42
Pembuangan Sampah
-Teknik pengelolaan sampah yang baik dan benar harus memperhatikan faktor-faktor /unsur, berikut:6
Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi
Penyimpanan sampah
Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali Pengangkutan Pembuangan -Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien.
43
Serangga dan Binatang Pengganggu -Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi. -Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab.
44
Makanan dan Minuman -Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga
dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel). -Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan meliputi :6 Persyaratan lokasi dan bangunan Persyaratan fasilitas sanitasi Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi Persyaratan pengolahan makanan Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi Persyaratan peralatan yang digunakan
-
45
dan saling berhubungan yang terdapat dalam suatu negara, yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan perorangan, kelompok, masyarakat pada setiap saat yang dibutuhkan ( WHO 1984)
46
Unsur sistem
LINGKUNGAN
MASUKAN
PROSES
KELUARAN
DAMPAK
UMPAN BALIK
LINGKUNGAN
47
Jenjang Sistem
1
2
3
MASYARAKAT
49
Monopoli pemerintah
Dominasi pemerintah
Dominasi swasta
50
51
Pemanfaatan iptek
Pemanfaatan metoda
52
Kendali mutu
SISTEM KESEHATAN
Kendali biaya
MUTU
53
54
PELAYANAN KESEHATAN
Pelayanan Kesehatan secara umum dibedakan atas dua macam Pelayanan Kesehatan Masyarakat (upaya kesehatan masyarakat) Pelayanan medis (pelayanan pengobatan, upaya kesehatan perorangan) (Hodgetts & Cascio,1983 )
55
Tersedia ( available ) Menyeluruh (comprehensive ) Terpadu (integrated) Berkesinambungan (continue ) Dapat diterima (acceptable ) Wajar (apropriate )
7. Mudah dicapai
(accesible ) 8. Mudah dijangkau (affordable) 9. Efektif ( effective ) 10.Efisien ( efficient ) 11. Merata ( equity) 12.Mandiri (sustainable ) 13.Bermutu (quality)
57
58
MAN
WORKPLACE
MEDICINE
HYGIENE
SAFETY
PREVENTION OF DESEASES
PREVENTION OF INJURIES
PRODUCTIVITY
60
61
62
- Berpa banyak orang terpajan oleh bahan tersebut dan diterima melalui : Inhalation/Pernafasan Ingestion Contact/kontak langsung
63
- Dampak Kesehatan : Racun/Toxicity Merugikan kesehatan - Dose Response : Iritasi Sesak nafas Keracunan efek patologi efek reproduksi Kematian
64
65
4
3 2 1 1 2 3 4 5 6 7
66
CONSEQUENCY CATEGORIES
pendekatan :
Apa masalahnya
Bagaimana solusinya
Kontrol risiko
67
Manajemen Risiko
Penerapan yang sistematik dari: * Kebijakan * Praktisi Sumber penilaian dan pengendalian risiko
69
Hazard Identification
Consequence Analysis
Rank Alternatives
RISK EVALUATION
70
HEALTH RISKS.
Illnesses ( Non-Cancer ) :
* * * *
Cancer Cases.
72
73
74
75
GENERAL DEFINITON
2 Moderate exposure
Frequent contact with agent at low concentrations or infrequent contact with agent at high concentrations. Frequent contact with agent at high concentrations.
Frequent contact with agent at very high concentrations.
77
Reversible effects of little concern or no known or suspected adverse health effects. Reversible health effects of concerns Severe, reversible health effects of concern.
1 2
3
4
4 3 2 1 0
Trivial Low Moderate
Very High
High
4
79
MANAJEMEN RISIKO
APLIKASI KEBIJAKAN DAN PROSEDUR MANAJEMENT DENGAN TUJUAN MEMPERBESAR KESEMPATAN, DAN MEMINIMALKAN KERUGIAN MELALUI TAHAPAN IDENTIFIKASI, ANALISIS, EVALUASI DAN MENGENDALIKAN RISIKO YANG ADA DALAM SUATU KEGIATAN
80
MANAJEMEN RISIKO
MEMILIKI TUJUAN MEMBANTU MEMINIMALISASI MELUASNYA EFEK YANG TIDAK DIINGINKAN TERJADI MEMAKSIMALKAN TUJUAN ORGANISASI DAN MEMINIMALKAN KERUGIAN
EFESIENSI PROGRAM
MEMBERIKAN PERTIMBANGAN KEPUTUSAN DI SEMUA LEVEL
82