Anda di halaman 1dari 78

Perawatan Bayi Muda dan Anak Balita Sakit di Masyarakat

(Modul Tatalaksana Batuk)

PANDUAN BAGI FASILITATOR MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT BERBASIS MASYARAKAT REACH PROJECT JAYAWIJAYA 2012

Ucapan Terima Kasih


Paket pelatihan Perawatan Bayi Muda dan Anak Balita Sakit di Masyarakat merupakan hasil kerjasama dari berbagai individu dan organisasi. Muatan teknis dari paket pelatihan ini didasarkan pada Perawatan Bayi dan Anak Balita Sakit di Masyarakat WHO 2009. Paket pelatihan ini juga mencerminkan materi pelatihan yang dikembangkan oleh BASICS untuk program MTBS-M di Afganistan, Kementerian Kesehatan Uganda, dan JSI di Nepal. Beberapa metode pembelajaran dan sesi teknik komunikasi mengadaptasi modul Infant and Young Child Feedng Community Focused Approach yang dikembangkan oleh Care International. Paket pelatihan ini merupakan dokumen yang hidup yang akan selalu diperbaharui berdasarkan umpan balik teknis dan pemakaian di lapangan. Kami ingin menyampaikan terima kasih atas partisipasi aktif dari lembaga/badan dan perorangan dalam pengembangan materi ini: - Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya dan jajarannya (Puskesmas dan RSUD) - Kementerian Kesehatan Indonesia - UNICEF Jakarta dan Papua - WHO Jakarta - World Vision Indonesia - Tim REACH Jayawijaya dan kantor pusat Dan yang paling penting, kami ingin menyampaikan terima kasih yang setinggitingginya kepada para kader, ibu, pengasuh, dan anak-anak yang berada di Jayawijaya. Kami berterima kasih atas inspirasi dan solusi lokal yang mereka sumbangkan dalam pengembangan modul ini.

KATA PENGANTAR MODUL FASILITATOR MTBSM Anak adalah investasi keluarga, masyarakat dan bangsa. Sebagai sebuah investasi maka derajat kesehatan anak menjadi sebuah tanggungjawab bersama dan lintas sektoral atas pemenuhan hak anak. Data nasional menyebutkan angka kematian anak di bawah lima tahun adalah 44 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2007) . Sementara untuk Papua, angka kematian anak di bawah 5 tahun adalah 64 per 1000 kelahiran hidup ( Riskesdas 2010). Tingginya angka kematian anak di Papua disebabkan oleh beberapa faktor seperti minimnya tenaga kesehatan yang berada di desa, ketersediaan fasilitas kesehatan yang minim, jarak tempuh yang cukup jauh serta tantangan geografis untuk mencapai tenaga kesehatan maupun fasilitas kesehatan dan kondisi social budaya kemasyarakatan. Secara khusus di wilayah Pegunungan Jayawijaya, dua penyakit utama penyebab kematian anak adalah pneumonia ( 40%) dan diare (37%) (REACH, 2010). Dengan data tersebut berikut faktor faktor lain yang berkontribusi ( minim tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan dan tantangan geografis), maka sangat diperlukan langkah terobosan untuk menyikapi hal tersebut dalam rangka menurunkan angka kematian anak. Kader sebagai komponen masyarakat menjadi sebuah kekuatan pelayanan kesehatan yang dapat ditingkatkan kemampuannya berkaitan dengan kesehatan anak. Di beberapa negara ( Uganda dan Nepal) membuktikan pemberdayaan kader memiliki daya ungkit yang cukup bermakna untuk menurunkan angka kematian anak di bawah lima tahun. Pengalaman dari Uganda dan Nepal, mendorong World Vision Indonesia bersama dengan Dinas Kesehatan Jayawijaya dan Unicef menggagas terobosan pemberdayaan kader untuk menangani masalah kesehatan anak khususnya pneumonia dan diare melalui Program REACH. Dalam proses pemberdayaan kader, peran fasilitator menjadi sangat penting dalam melatih dan menyampaikan materi penanganan diare dan pneumonia. Untuk menunjang peran fasilitator tersebut maka dibangun modul dalam rangka memberdayakan dan meningkatkan kapasitas-kompetensi kader. Modul ini belum mencapai kesempurnaan. Perjalanan proses pelatihan kader, refleksi atas setiap kegiatan pemberdayaan kader akan semakin menyempurnakan modul ini. Harapan kami, penggunaan modul fasilitator ini dapat diperluas ke daerah lain di wilayah Papua dalam rangka pemberdayaan kader menuju penurunan angka kematian anak di bawah lima tahun. Roriwo Karetji,

Manajer untuk Kantor Operasional Regio Papua Wahana Visi Indonesia

Pengantar
Modul Pelatihan Perawatan Bayi Muda dan Anak Balita Sakit di Masyarakat merupakan bagian dari paket pelatihan untuk melatih kader di masyarakat dengan tingkat kemampuan baca tulis yang terbatas guna membantu para kader untuk bisa merawat dan mengobati bayi muda dan anak balita sakit di masyarakat. Panduan ini dimaksudkan memberi bekal/pegangan bagi para fasilitator dengan keterampilan fasilitasi dasar dan pengetahuan teknis dasar tentang perawatan anak sakit di masyarakat. Modul dan media pelatihan ini dikembangkan untuk pemakaian pada situasi dengan keterbatasan sumber daya, tanpa ketergantungan pada penggunaan slide, LCD, atau media OHP lain. Dalam Modul Pelatihan ini, pelatih dirujuk sebagai Fasilitator. Pengasuh adalah semua orang yang mengasuh anak, biasanya dilakukan oleh ibu. Beberapa istilah medis juga disesuaikan dengan konteks bahasa setempat, seperti Batuk dengan napas cepat untuk Pneumonia dan Mencret untuk Diare.

Tinjauan Umum Agenda Pelatihan


Panduan Pelatihan Perawatan Bayi Muda dan Anak Balita Sakit di Masyarakat bagi Fasilitator dibagi menjadi sesi-sesi yang terdiri dari 1-3 jam dan dapat diselenggarakan dalam interval waktu yang bervariasi, tergantung pada program dan pertimbangan sumber daya manusia. Pendekatan modular ini memungkinkan adanya keluwesan dalam penataan jadwal sesi pelatihan, dan juga memungkinkan adanya ruang untuk praktik di masing-masing sesi pengajaran. Masing-masing sesi dalam Pelatihan Perawatan Bayi Muda dan Anak Balita Sakit di Masyarakat bagi Fasilitator ini menguraikan tujuan khusus pembelajaran, rincian kegiatan, waktu yang disediakan, materi yang diperlukan dan metodologi kegiatan pembelajaran yang akan digunakan oleh fasilitator dan peserta pelatihan. Saat ini belum ada studi yang menunjukkan apakah pelatihan tatalaksana penyakit anak untuk kader lebih baik dilakukan secara bertahap atau terintegrasi. Namun dari pengalaman di beberapa negara, pelaksanaan pelatihan yang bertahap memiliki tingkat keberhasilan yang lebih baik. Di konteks Jayawijaya hal ini perlu menjadi pertimbangan karena keterbatasan kader dalam baca tulis dan pemahaman terhadap hal baru. Oleh karena itu sebaiknya pelatihan dilakukan bertahap. Dalam modul ini pelatihan dibagi menjadi dua tahap: Tahapan Materi Durasi Pelatihan* Tahap I - Pendahuluan, harapan, tujuan 5 hari pembelajaran - Peran kader dalam tatalaksana penyakit anak - Konsep Waktu dan Menentukan usia anak - Tanda bahaya pada bayi dan anak balita - Menghitung nafas - Melakukan klasifikasi batuk dengan atau tanpa nafas cepat - Pengisian lembar pengobatan dan lembar rujukan - Pemberian nasihat pengobatan dan pengelolaan obat di masyarakat Tahap II - Penyegaran mengenai konsep 5 hari umur, tanda bahaya, evaluasi lembar pengobatan dan LPLPO kader - Klasifikasi demam dan RDT ** - Tatalaksana demam - Melakukan klasifikasi mencret dan

mencret berdarah - Mengenal tanda bahaya dehidrasi berupa mata cekung - Pengisian lembar pengobatan dan lembar rujukan - Pemberian nasihat pengobatan dan pengelolaan obat di masyarakat * Durasi pelatihan masih fleksibel disesuaikan dengan hasil ujicoba di lapangan ** RDT hanya diajarkan pada daerah endemis malaria

Metodologi Pelatihan

Modul ini menggunakan pendekatan partisipatif yang berfokus untuk mendorong praktik langsung yang bisa dilakukan. Di beberapa wilayah di Kabupaten Jayawijaya sebagian besar kader sudah memberikan pengobatan kepada orang dewasa dan anakanak yang sakit. Oleh karena itu, modul ini mendasarkan pada teori pembelajaran orang dewasa yaitu orang dewasa belajar paling baik dengan merefleksikan pengalaman pribadi mereka sendiri. Pelatihan ini menerapkan berbagai metode pelatihan, media bantu visual, demonstrasi, diskusi kelompok, studi kasus, bermain peran, dan praktik klinis. Peserta pelatihan juga saling menjadi nara sumber bagi yang lain dan mendapat manfaat dari praktik-praktik klinis dan bekerja secara langsung dengan tenaga kesehatan. Idealnya, perbandingan jumlah peserta pelatihan dengan supervisor dan fasilitator untuk setiap pelatihan adalah 4:1:1. Metode pelatihan yang digunakan dalam modul ini mengambil model untuk pelatihan dengan peserta pelatihan yang berkemampuan baca tulis yang terbatas. Oleh karena itu pengunaan materi tertulis diusahakan seminimal mungkin serta pre-test dan post-test disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan peserta pelatihan yang mungkin kurang atau terbatas kemampuan baca tulisnya.

Lokasi Pelatihan

Di mana pun pelatihan direncanakan, lokasi sebaiknya terletak di dekat fasilitas kesehatan (missal: puskesmas, rumah sakit dan lain-lain) untuk mendukung praktek klinis. Penyiapan tempat praktik dilakukan dalam koordinasi dengan fasilitas kesehatan setempat untuk menerima peserta pelatihan dan mempersiapkan ruang untuk mempraktikkan keterampilan.

Tujuan Pelatihan

Pada akhir modul ini peserta pelatihan diharapkan mampu: 1. Mengenali motivasi kader kesehatan dan tujuan mulia pelayanan yang bisa diberikan untuk masyarakat. 2. Melakukan komunikasi dengan baik dan efektif dengan ibu, pengasuh berkaitan dengan penanganan bayi dan balita sakit. 3. Mampu memahami konsep waktu dan menentukan usia anak. 4. Mengenali tanda-tanda bahaya umum pada bayi muda dan anak balita. 5. Melakukan rujukan bila menemukan satu tanda bahaya umum atau menemukan tanda bahaya berdasarkan klasifikasi ke fasilitas/tenaga kesehatan. 6. Mampu menghitung nafas dan melakukan klasifikasi penyakit. 7. Untuk anak yang dapat dirawat di rumah, membantu pengasuh untuk menyediakan perawatan dasar di rumah serta mengajari mereka bagaimana cara memberikan oralit dan tablet zinc untuk mencret, obat penurun panas untuk demam, serta obat antibiotik untuk nafas cepat, mencret berdarah, infeksi kulit, dan telinga keluar nanah. 8. Menganjurkan pengasuh mengenai perawatan di rumah untuk mencret dan batuk dengan napas cepat dan segera membawa anak mereka kembali jika anak bertambah sakit, serta kembali pada kunjungan lanjutan yang sudah dijadwalkan. 9. Pada kunjungan lanjutan yang sudah dijadwalkan, kader dapat mengenali kemajuan anak dan memastikan perawatan di rumah yang baik dan jika anak tidak membaik, rujuk anak ke fasilitas/tenaga kesehatan. 10. Melakukan pemeriksaan darah malaria dan mampu membaca hasil pemeriksaan pada daerah endemis malaria. 11. Menggunakan lembar pengobatan, lembar rujukan untuk memandu dalam melaksanakan tugas merawat anak sakit serta mencatat keputusan serta tindakan yang diambil. 12. Menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat dalam tatalaksana batuk, mencret, batuk infeksi kulit dan infeksi telinga.

Metode dan Materi Pelatihan

Pada pelatihan ini, Anda akan membaca, mengamati, serta mempraktikkan manajemen kasus yang yang berhubungan dengan tujuan di atas. Pada pelatihan ini terdapat beberapa material: Buku Panduan Fasilitator Anda sekarang sedang membaca Buku Panduan Fasilitator, yang ditujukan untuk fasilitator sebagai pegangan dalam memberikan pelatihan kepada kader. Buku ini berisikan penjelasan, diskusi, dan latihan yang terdapat pada pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit berbasis Masyarakat. Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan Buku bergambar ini meringkas langkah-langkah yang telah kader pelajari dalam mengenali tanda-tanda kesakitan, merujuk ataupun merawat anak sakit, serta bagaimana memberi anjuran pada pengasuh. Kader tidak perlu mengingat keseluruhan langkah-langkah ini, karena kader akan menyimpan dan membuka buku bergambar ini jika diperlukan. Setelah pelatihan

ini selesai, buku ini akan berfungsi untuk mengingatkan kader tentang hal-hal penting serta tugas-tugas kader yang telah dipelajari. Lembar Pengobatan Lembar pengobatan juga merupakan panduan untuk mengenali tanda-tanda kesakitan serta dalam merujuk ataupun mengobati anak. Pada lembar ini, kader akan mencatat informasi tentang anak dan keluarganya. Kader juga akan mencatat tanda-tanda kesakitan anak, pengobatan yang diberikan, serta tindakan lainnya. Formulir Rujukan Lembar rujukan digunakan jika pasien perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat Lembar ini digunakan untuk mencatat jumlah obat yang terpakai dalam satu bulan dan jumlah obat yang diminta kepada Puskesmas. Material lainnya Fasilitator akan menggunakan bagan, foto, video, serta material lainnya untuk memperkenalkan serta mengulangi tugas-tugas manajemen kasus.

Pembangkit/Penghangat Suasana

Berikut adalah deskripsi pembangkit semangat untuk penyegaran kembali sebagai sarana review yang dapat dipilih untuk setiap akhir sesi guna memperkuat pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai. Peserta pelatihan, Supervisor dan Fasilitator membentuk lingkaran. Seorang fasilitator memegang satu bola yang dilempar ke seorang peserta pelatihan. Fasilitator mengajukan pertanyaan ke peserta yang menangkap bola. Peserta pelatihan memberikan jawaban/ tanggapan. Ketika peserta pelatihan telah selesai menjawab dengan benar dan memuaskan kelompok, peserta pelatihan tersebut melemparkan bola tersebut ke peserta pelatihan yang lain dan kemudian mengajukan suatu pertanyaan. Peserta pelatihan yang melempar bola mengajukan pertanyaan. Peserta pelatihan yang menangkap bola menjawab pertanyaan tersebut.

Pembagian Kelompok Kecil

Beberapa cara membentuk kelompok kecil: 1. Tergantung pada jumlah peserta pelatihan (misalnya 20 peserta) dan jumlah kelompok yang harus dibentuk (misalnya 5 kelompok), mintalah peserta pelatihan untuk menghitung angka satu sampai 5. Mulai hitung dengan mengikuti arah jarum jam. Pada kesempatan yang lain, mulailah menghitung secara berlawanan dengan arah jarum jam. 2. Tergantung pada jumlah peserta pelatihan (misalnya 16), dan jumlah kelompok yang harus dibentuk (misalnya 4), kumpulkan 16 tutup botol yang terdiri dari empat warna: 4 berwarna merah, 4 hijau, 4 oranye dan 4 hitam. Mintalah peserta pelatihan untuk memilih tutup botol. Segera setelah dipilih, mintalah peserta pelatihan untuk membentuk kelompok sesuai dengan warna yang mereka pegang.

3. Kapal Tenggelam: mintalah peserta pelatihan untuk berjalan seolah mereka berada di atas kapal. Umumkan bahwa kapal akan tenggelam dan sekoci telah diturunkan. Sekoci hanya akan mampu menampung penumpang dalam jumlah tertentu. Teriakkan jumlah orang yang dapat ditampung oleh sebuah sekoci dan mintalah peserta pelatihan untuk mengelompokkan diri sesuai dengan jumlah /angka yang diteriakkan. Ulang beberapa kali dan akhiri dengan jumlah peserta pelatihan yang anda inginkan untuk setiap grup yang anda bentuk. Misalnya, bagi 15 peserta pelatihan menjadi kelompok yang masing-masing beranggota tiga orang, sekoci terakhir yang disebut/dipanggil adalah angka 3.

Evaluasi Harian

Berikut adalah beberapa deskripsi evaluasi harian yang dapat dipilih oleh fasilitator di setiap akhir hari untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai dan/atau untuk mendapatkan umpan balik dari peserta pelatihan. A. Bentuk kelompok yang beranggotakan tiga orang dan mintalah peserta pelatihan untuk menjawab satu, dua atau semua pertanyaan berikut secara kelompok*: 1. Apa pelajaran yang Anda dapatkan hari ini yang nantinya akan berguna dalam pekerjaan Anda? 2. Apa yang Anda sukai dari pelajaran hari ini? 3. Berikan saran untuk memperbaiki sesi hari ini? *Tanyakan kepada peserta pelatihan dari masing-masing kelompok untuk menyampaikan jawaban ke seluruh kelompok. B. Happy Faces untuk mengukur mood atau suasana hati peserta pelatihan. Gambar muka berikut (tersenyum, netral, merengut) ditempatkan di bangku atau di lantai dan peserta pelatihan (di setiap akhir hari) diminta untuk menempatkan sebuah batu atau tutup botol di gambar muka yang dianggap paling mewakili tingkat kepuasan mereka (puas, agak puas dan tidak puas).

JADWAL PELATIHAN TAHAP 1: BATUK


Waktu 08.30-09.30 Hari Pertama Pembukaan (15 menit) Sesi 1 (45 menit) Pendahuluan, harapan dan mengapa kita hadir di sini? 09.30-10.30 Sesi 2 (1 jam) Peran kader dalam pengobatan bayi muda dan anak balita sakit di masyarakat Sesi 5 (1 jam) Tanya, lihat dan periksa tanda bahaya Sesi 8 (1 jam) Mengenali Napas Cepat Hari Kedua Penyegaran Hari 1 Hari Ketiga Penyegaran Hari 2 Hari Keempat Sesi 11 (1 jam) Praktek Klinik 2 Hari Kelima Sesi 13 (1 jam) Nasihat perawatan di rumah

Sesi 11 - lanjutan (1 jam) Praktek Klinik 2

Sesi 13 - lanjutan (1 jam) Nasihat perawatan di rumah

10.30-10.45 10.45-12.00 Sesi 3 (1 jam 15 menit) Bertanya dan mendengarkan pengasuh mengenai sakit yang dialami anak Sesi 3 lanjutan (1 jam) Bertanya dan mendengarkan pengasuh mengenai sakit yang dialami anak Sesi 4 (1 jam) Pengenalan Konsep Waktu Sesi 5 - lanjutan (1 jam 15 menit) Tanya, lihat dan periksa tanda bahaya

Istirahat Sesi 8 - lanjutan (1 jam 15 menit) Mengenali Napas Cepat Sesi 11 - lanjutan (1 jam 15 menit) Praktek Klinik 2 Sesi 14 - lanjutan (1 jam 15 menit) Pengelolaan Obat di Masyarakat dan Pengisian Laporan Kader Sesi 15 (2 jam) Rencana Tindak Lanjut

12.00-13.00 13.00-15.00

Makan Siang Sesi 6 (1 jam) Sesi 9 (2 jam) Merujuk bayi muda atau Pengenalan tentang anak balita dengan tanda batuk tanpa atau disertai bahaya ke tenaga napas cepat kesehatan Sesi 7 (1 jam) Praktek Klinik 1

Sesi 11 - lanjutan (1 jam) Praktek Klinik 2 Sesi 12 (1 jam) Menentukan dosis kotrimoksazol

10

JADWAL PELATIHAN TAHAP 1: BATUK (anjutan)

Waktu 15.00-15.15 15.15-16.15

Hari Pertama Sesi 4 lanjutan (1 jam) Pengenalan Konsep Waktu Sesi 4 lanjutan (1 jam) Pengenalan Konsep Waktu Evaluasi harian

Hari Ketiga Istirahat Sesi 7 lanjutan (1 jam) Sesi 10 (1 jam) Praktek Klinik 1 Menangani batuk tanpa tanda bahaya Sesi 7 lanjutan (1 jam) Praktek Klinik 1 Evaluasi harian Evaluasi harian

Hari Kedua

Hari Keempat Sesi 12 lanjutan (1 jam) Menentukan dosis kotrimoksazol Evaluasi harian

Hari Kelima Penutupan dan pembagian perlengkapan kader

16.15-17.15

11

SESI 1 Pendahuluan, Harapan, dan Mengapa Kita Hadir di Sini?


Catatan untuk Fasilitator: Presentasikan ikhtisar tujuan untuk sesi ini (sebagaimana tercantum di bawah ini) dan alokasi waktu untuk sesi ini.

Tujuan Pembelajaran

Pada akhir sesi ini, peserta pelatihan diharapkan mampu: 1. Mulai menyebutkan nama rekan fasilitator dan peserta pelatihan. 2. Mendiskusikan harapan-harapan mereka. 3. Menjelaskan alasan mengapa kita hadir di sini 4. Menjadi tahu dan terbiasa dengan Buku Bergambar untuk Kader Kasehatan.

Waktu
1 jam.

Materi yang diperlukan Metode

Buku bergambar, kertas flipchart dan spidol, plester, sticky notes.

Demonstrasi, diskusi, curah pendapat.

12

Pendahuluan dan Doa Pembuka


-

Pastikan setiap peserta duduk nyaman dan mereka dapat melihat fasilitator dengan jelas. Jika memungkinkan, aturlah supaya para peserta bisa duduk melingkar sehingga mereka bisa melihat satu dengan yang lain. Sebelum pelatihan dimulai, mintalah salah seorang peserta untuk memimpin doa pembukaan.

Perkenalan

Memperkenalkan peserta pelatihan yang duduk di samping Anda - Mintalah peserta pelatihan untuk berbicara dengan peserta pelatihan yang duduk di samping mereka. Topik yang dibicarakan adalah: nama, asal, sudah berapa lama menjadi kader, dan minta peserta pelatihan untuk membagikan pengalaman yang berkesan selama menjadi kader. Mereka boleh memilih: pengalaman yang paling membahagiakan, yang paling sulit, yang paling lucu atau pencapaian paling besar selama menjadi kader - Setelah selesai, mintalah masing-masing peserta pelatihan memperkenalkan peserta di dekatnya dengan menyebut nama, asal, dan sudah berapa lama menjadi kader dan minta peserta pelatihan untuk membagikan pengalaman yang berkesan selama menjadi kader.

Mengapa kita hadir di sini?

Ambil waktu sekitar 10 menit untuk meminta peserta menyampaikan harapan-harapan dalam pelatihan ini. Salah satu fasilitator akan mencatat harapan-harapan yang disampaikan oleh peserta. (Salah satu tujuan dari diskusi ini adalah supaya setiap peserta bisa mulai berpartisipasi aktif. Berikan kesempatan kepada peserta yang pendiam dan kendalikan peserta yang berisik) ? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: - Apa yang mereka harapkan dari mengikuti pelatihan ini? Beberapa peserta mungkin memiliki harapan umum, namun beberapa bisa memiliki harapan khusus. - Jika peserta agak lama menjawab, tanyakan apa yang mereka rasakan paling berguna dari pelatihan kader sebelumnya. Apakah menurut mereka pelatihan ini bisa memberikan manfaat yang sama?

13

Perkenalkan Tujuan Pembelajaran

Bandingkan tujuan umum dan tujuan khusus pelatihan dengan harapan peserta pelatihan dan lakukan tinjauan ikhtisar pelatihan. ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memampukan kader lebih mahir dan percaya diri dalam merawat dan mengobati bayi muda dan balita sakit di masyarakat. - Ada beberapa penyakit yang akan diajarkan yaitu batuk, demam, mencret, mencret berdarah, sakit kulit, dan sakit telinga. - Namun tidak semua penyakit ini akan diajarkan pada waktu yang bersamaan. Pelatihan ini akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama adalah mengajarkan peserta tentang cara merawat dan mengobati anak balita yang menderita batuk. Berikutnya jika kader sudah mahir mengobati anak yang menderita batuk, maka akan diajarkan cara mengobati mencret, demam, sakit telinga, dan sakit kulit. ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Lima hari ini adalah pelatihan tahap pertama. Tujuan dari pelatihan tahap pertama ini adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada kader cara merawat dan mengobati anak yang menderita batuk untuk mencegah kematian anak. - Kader juga akan belajar mengenali tanda bahaya pada bayi muda dan anak balita. - Kader memiliki peran yang penting untuk menurunkan angka kematian anak. - Pelatihan ini akan mengajarkan cara merawat dan mengobati anak balita yang mengalami batuk. Termasuk di dalamnya adalah mengenali anak yang menderita batuk dengan napas cepat dan mengetahui cara merujuk. Bandingkan tujuan umum pelatihan dengan harapan peserta pelatihan.

Masalah administrasi, aturan dasar/tata tertib dan logistik


! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Pelatihan selama 5 hari ini dibuat dengan menggunakan banyak aktivitas dan diskusi tidak hanya pelajaran agar peserta pelatihan menjadi aktif. - Pada hari ketiga kita akan mulai belajar di puskesmas untuk melihat anak yang sakit. ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Anda diharapkan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pelatihan, baik di kelas atau di puskesmas. - Jelaskan pengaturan istirahat makan siang dan istirahat snack. - Jelaskan pengaturan untuk penggantian biaya transportasi. - Berikan jawaban jika ada pertanyaan tentang pelatihan ini.

14

Penjelasan Sekilas tentang Modul yang akan Dipakai dalam Pelatihan

Persiapan: - Pastikan masing-masing peserta memiliki Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan. - Pastikan bahwa ruangan cukup terang sehingga peserta dapat membaca Buku Bergambar dengan mudah. - Pastikan bahwa setiap peserta dapat melihat fasilitator dan Buku Bergambar yang fasilitator pegang dengan jelas. - Pastikan setiap saat bahwa semua peserta sudah menemukan lembar yang benar (jangan asumsikan bahwa semua peserta bisa membaca nomor lembar Buku Bergambar). Tunjukan contoh Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan sambil menunjuk gambar yang Anda jelaskan kepada peserta. ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Tidak ada kertas panduan dalam pelatihan ini. Untuk mempelajari cara mengobati penyakit pada anak maka Anda akan menggunakan buku bergambar dengan tulisan yang sedikit. Sangat penting bagi Anda untuk memahami gambar-gambar dan arti dari gambar-gambar tersebut. - Jika Anda memahami arti gambar tersebut maka saat Anda melihat kembali gambar tersebut Anda akan mengingat langkah-langkah yang diajarkan kepada Anda. - Melalui pelatihan ini, cara membaca buku bergambar akan diajarkan dan Anda akan mempelajari arti-arti gambar yang ada. ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Kita semua akan melihat masing-masing halaman dari Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan untuk: Memahami makna dari masing-masing gambar. Memahami bagaimana buku bergambar ini disusun di tiap-tiap halaman. - Buku ini adalah milik mereka dan mereka harus merawatnya. - Mereka harus membawa buku ini pada saat pelatihan. - Semua pedoman untuk cara mengobati anak balita yang menderita batuk terdapat pada Buku Bergambar ini. - Anda harus selalu melihat kembali Buku Bergambar ini saat menanganani anak sakit. - Anda akan belajar menggunakan buku ini selama pelatihan ini.

15

SESI 2 Peran Kader dalam Pengobatan Bayi Muda dan Anak Balita Sakit di Masyarakat
Catatan untuk Fasilitator: Paparkan ikhtisar pembelajaran untuk sesi ini (sebagaimana tercantum di bawah ini) dan alokasi waktu untuk sesi ini.

Tujuan Pembelajaran:

Pada akhir sesi ini, peserta pelatihan diharapkan mampu: 1. Memahami bagaimana peran kader saat ini berbeda dengan peran kader sebelumnya 2. Memahami peran kader setelah mengikuti pelatihan ini

Waktu
1 jam

Materi yang diperlukan Metode

Kertas flipchart dan spidol, plester

Diskusi, curah pendapat

16

Motivasi Kader untuk Melayani?

? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Apa yang mendorong bapak dan ibu menjadi kader? Kemungkinan jawaban: - Menggerakkan masyarakat untuk peningkatan kesehatan. - Mengobati orang sakit. - Pelayanan kepada masyarakat. - Mendapatkan insentif.

Peran kader setelah mendapat pelatihan dibandingkan peran saat ini


? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Apa peran kader kesehatan di masyarakat? Kemungkinan jawaban: - Menggerakan masyarakat untuk peningkatan kesehatan. - Mengobati orang sakit. - Promosi kesehatan untuk mencegah penyakit. - Mencatat data kesehatan masyarakat setiap bulan di kampung. - Melaporkan masyarakat yang sakit kepada tenaga kesehatan. - Merujuk masyarakat yang sakit atau yang membutuhkan layanan kesehatan (imunisasi, pemeriksaan kehamilan) kepada tenaga kesehatan.
Tunjukan lembar penunjuk peran dan tanggung jawab kader setelah pelatihan (sebelumnya tuliskan dulu peran dan tanggung jawab kader di dalam kertas flipchart): - Mengenal tanda bahaya umum dan segera merujuk ke tenaga kesehatan bila terdapat satu tanda bahaya umum atau tanda bahaya berdasarkan klasifikasi penyakit. - Memeriksa dan mengobati anak yang menderita batuk. - Melakukan kunjungan lanjutan kepada anak yang diobati dan yang dirujuk. - Memberi nasihat kepada ibu dan keluarga tentang tanda bahaya, perawatan anak sakit batuk di rumah dan cara pencegahan. - Melengkapi lembar pengobatan. - Menyimpan obat untuk masyarakat kampung (tempat tinggal dan bekerja).

? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Bagaimana peserta akan melakukan peran yang baru ini? Kemungkinan jawaban - Mengumpulkan dan menjelaskan kepada mama-mama dan masyarakat - Bekerja sama dengan Puskesmas - Membuat tempat penyimpanan obat - Mencari anak yang sakit - Menggambar peta desa untuk mengetahui honai yang memiliki anak balita - Melaporkan kejadian kematian pada balita

17

! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Pelatihan ini dirancang untuk membantu kader dalam mengobati anak balita yang sakit batuk - Diharapkan terjadi hubungan yang lebih dekat antara petugas kesehatan dan kader - Puskesmas akan memberikan kebutuhan obat untuk kader dan melakukan pendampingan kegiatan kader - Kader terbuka terhadap tenaga kesehatan dan masyarakat dalam hal pengobatan - Kader akan menyimpan obat dengan aman - Kader bisa melayani di Pos Obat Desa (POD) atau Pos Obat Gereja - Kader akan dilengkapi dengan perlengkapan kader untuk bisa bekerja dengan
baik

Rangkuman Sesi 2
? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Apakah peserta mempunyai pertanyaan sampai sejauh ini? Dengan menggunakan butir-butir rangkuman pada kotak di bawah, BACA dengan keras kepada peserta fokus rangkuman. Butir-Butir Ringkasan: - Pelatihan ini memperkenalkan peran baru kepada kader. - Kader diharapkan untuk bekerja sama dengan Puskesmas lebih erat. - Kader dapat menggerakan pengasuh dalam mencari pertolongan dengan tepat. - Kader dapat mengenali anak yang sakit dengan cara sebagai berikut: Mama atau pengasuh membawa anak yang sakit kepada kader. Kader mencari anak yang sakit.

18

SESI 3 Bertanya dan Mendengarkan Pengasuh Mengenai Sakit yang Dialami Anak
Catatan untuk Fasilitator: Presentasikan ikhtisar tujuan untuk sesi ini (sebagaimana tercantum di bawah ini) dan alokasi waktu untuk sesi ini.

Tujuan Pembelajaran:

Pada akhir sesi ini, peserta pelatihan diharapkan mampu: 1. Menjelaskan bagaimana mendengarkan pengasuh anak. 2. Menjelaskan bagaimana cara bertanya mengenai penyakit anak. 3. Menjelaskan cara mencatat riwayat pasien di dalam lembar pengobatan.

Waktu
2 jam.

Materi yang diperlukan

Buku bergambar versi kecil dan besar, lembar pengobatan versi kecil dan besar, kartu latihan, kertas flipchart dan spidol, plester.

Metode

Demonstrasi, diskusi, curah pendapat.

19

! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Keterampilan bertanya dan mendengarkan adalah keterampilan yang harus dipelajari dan dipraktikkan. - Keterampilan ini penting dimiliki kader sehingga pengasuh merasa diterima dan nyaman untuk memberikan informasi tentang anaknya yang sakit. ? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Apa yang harus dilakukan untuk membuat pengasuh merasa nyaman dan diterima saat bertemu kader? Kemungkinan jawaban: - Berikan senyuman kepada pengasuh. - Ucapkan salam pada ibu yang membawa anaknya yang sakit kepada Anda ataupun yang meminta Anda untuk mengunjunginya. Perkenalkan diri Anda. - Ajak ibu untuk duduk dengan anak pada tempat yang nyaman. - Duduklah yang dekat dan bicara dengan lembut. - Melihat langsung pada ibu dan anak. - Bicaralah secara jelas dan hangat dalam pertemuan tersebut. ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Sekarang kita akan berlatih cara bertanya dan mendengarkan pengasuh supaya mereka merasa diterima dan nyaman. - Kami akan memperagakan beberapa contoh baik dan buruk dari cara bertanya dan mendengarkan. Peserta akan menentukan mana contoh yang baik dan mengapa.

20

Siapkan dan peragakan bermain peran bertanya dan mendengarkan serta belajar menggunakan latihan-latihan berikut (tim dengan dua fasilitator). Peragaan 1:

Komunikasi non Verbal

Dengan masing-masing peragaan, katakan beberapa kata yang sama secara persis dan coba ucapkan kata-kata tersebut dengan cara yang sama, misalnya: Selamat pagi Amina, anaknya sakit apa A. Posisi badan: Mengganggu Membantu : Berdiri dengan kepala Anda lebih tinggi dari kepala ibu : Duduklah sehingga kepala Anda sejajar dengan kepala ibu.

? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Contoh mana yang merupakan cara bertanya yang baik? Mengapa? ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: Jaga agar kepala Anda sejajar dengan kepala pengasuh sehingga pengasuh merasa lebih nyaman pada saat berbicara dengan Anda B. Kontak mata: Mengganggu Membantu : Melihat ke hal lain atau melihat catatan. : Lihat ke arah pengasuh dan perhatikan ketika ia berbicara.

? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Contoh mana yang merupakan cara bertanya yang baik? Mengapa? ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: Berikan perhatian melalui kontak mata sehingga pengasuh merasa bahwa Anda memberikan perhatian kepada apa yang disampaikannya C. Penghalang/Pemisah: Mengganggu : Duduk di belakang meja, atau menulis catatan ketika berbicara. Membantu : Singkirkan meja atau catatan. ? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Contoh mana yang merupakan cara bertanya yang baik? Mengapa? ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: Hilangkan penghalang (meja dan catatan) sehingga pengasuh merasa lebih nyaman dan terbuka .JANGAN LUPA : SENYUM, SALAM , SAPA (3S)

21

Peragaan 2

Menghindari bahasa yang menghakimi

Fragmen 1: Kader : Selamat pagi mama, anak mama sakit apa? Ibu : Ibenus sudah batuk sejak 2 minggu ini. Kader : Mama ini bagaimana, anak sudah batuk dua minggu baru dibawa berobat. Nanti bagaimana kalau dia mati? Ibu : Tidak tahu.. Mudah-mudahan tidak... (Ia nampak khawatir dan takut) Kader : Ibenus pasti isap asap banyak di dapur ya? Ibu : Tidak tahu Fragmen 2: Kader : Selamat pagi mama, anak mama sakit apa? Ibu : Ibenus sudah batuk sejak 2 minggu ini. Kader : Bolehkah saya hitung napas Ibenus? Mama boleh angkat sedikit baju dia? Ibu : Boleh (sambil menangkat baju Ibenus). Kader : (Menghitung napas Ibenus). Kader : Jumlah napas Ibenus bagus. Apakah Ibenus mau makan dan minum? Ibu : Iya, dia makan dan minum seperti biasanya. ? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Contoh mana yang merupakan cara bertanya yang baik? Mengapa? ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: Hindari bahasa yang menghakimi. Bahasa yang menghakimi akan membuat pengasuh merasa bersalah dan takut untuk menyampaikan informasi yang lebih lengkap dan sebenarnya tentang keadaan anaknya yang sakit.

22

Sesi 4 Konsep Waktu


Catatan untuk Fasilitator: Presentasikan ikhtisar tujuan untuk sesi ini (sebagaimana tercantum di bawah ini) dan alokasi waktu untuk sesi ini.

Tujuan Pembelajaran:

Pada akhir sesi ini, peserta pelatihan diharapkan mampu: 1. Memahami konsep waktu 2. Menentukan umur anak

Waktu
3 jam.

Materi yang diperlukan

Kalender kecil, Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan versi kecil dan besar, kartu latihan, kertas flipchart dan spidol, plester.

Metode

Demonstrasi, diskusi, curah pendapat.

23

Tanya Umur Anak

! JELASKAN kepada peserta pelatihan: Kita akan belajar bagaimana bertanya umur anak. ! TUNJUKKAN kepada peserta pelatihan: Lembar no. 1 Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan: Tanya Umur Anak ? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Apa yang Anda lihat dari gambar ini?

! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Sangat penting untuk mengetahui umur anak untuk menilai apakah anak menderita batuk dengan napas cepat. - Oleh karena itu, Anda harus tanya umur anak.

Memperkirakan Umur Anak

! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Jika pengasuh lupa, tanyakan apakah pengasuh memiliki KMS atau Buku KIA dan lihat apakah tanggal lahir anak tertulis di dalam buku ini. - Apabila ibu tidak mengetahui tahun dan bulan kelahiran anak yang tepat, bantulah ia untuk memperkirakannya dengan menggunakan garis waktu peristiwa-peristiwa di masyarakat. Garis waktu ini harus dikembangkan bersama dengan masyarakat pada saat awal sebelum kader mulai pelayanan pengobatan anak sakit. - Dalam menetapkan garis waktu untuk memperkirakan tanggal-tanggal kelahiran anak-anak, tanyakan kepada para anggota dan pemimpin masyarakat peristiwaperistiwa penting apa yang telah terjadi dalam masyarakat mereka selama 5 tahun terakhir. - Daftar ini harus mencakup berbagai panen, bencana, kekeringan, banjir, festival, peristiwa politik besar seperti pemilihan kepala kampung, dll. - Gambarlah suatu garis menuju ke tengah dua kertas flipchart dan satukan dua kertas tersebut bersama-sama. Di sepanjang garis ini (yang kita sebut sebagai garis waktu), letakkan peristiwa-peristiwa ini dalam urutan yang benar. - Gunakan gambar-gambar dan kata-kata untuk menunjukkan peristiwa tertentu. Letakkan garis waktu ini di dinding Pos Obat Desa atau lokasi yang akan menjadi tempat pemeriksaan anak balita sakit. - Ajukan beberapa pertanyaan untuk membantu para ibu menghubungkan kelahiran anak mereka dengan peristiwa-peristiwa ini. Contohnya: apakah anak tersebut lahir selama terjadinya banjir besar? Apakah anak tersebut lahir sekitar waktu festival tahun baru?

24

Bermain Peran Menentukan tanggal lahir

Bagi peserta ke dalam pasangan-pasangan.

! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Kita akan berlatih memperkirakan tanggal lahir. Satu orang dalam pasangan tersebut berperan sebagai kader dan orang yang lain berperan sebagai pengasuh. - Kader berbincang-bincang dengan pengasuh tentang usia anak. - Pengasuh tidak mengetahui tahun atau bulan anaknya dilahirkan dengan tepat. Sehingga kader dan pengasuh tersebut harus bekerja sama untuk menentukan kapan anak tersebut dilahirkan sehubungan dengan peristiwa-peristiwa masyarakat yang penting.
Catatan untuk Fasilitator: Para peserta akan perlu menentukan suatu contoh garis waktu untuk masyarakat untuk bermain peran. Katakan kepada mereka bahwa garis waktu tersebut dapat hanya berupa garis waktu yang cepat dan sederhana untuk tujuan latihan Ini.

Hujan terakhir Pilkada Bupati

Festival lembah Pembangunan Baliem Posyandu

Banjir

Kepala Adat meninggal

April

Juli

Okt

April

Juli

Okt

April

Juli

Okt

April

Juli

Okt

2006

2007

2008

2009

2010

25

SESI 5 Tanya, Lihat dan Periksa Tanda Bahaya


Catatan untuk Fasilitator: Presentasikan ikhtisar tujuan untuk sesi ini (sebagaimana tercantum di bawah ini) dan alokasi waktu untuk sesi ini.

Tujuan Pembelajaran

Pada akhir sesi ini, peserta pelatihan diharapkan mampu: 1. Mengetahui tanda-tanda bahaya umum ( 0 5 tahun). 2. Mengetahui tanda bahaya pada bayi muda (0-2 bulan).

Waktu
2 jam.

Materi yang diperlukan Metode

Buku bergambar, lembar pasien, video, kartu latihan, kertas flipchart dan spidol, plester.

Demonstrasi, diskusi, curah pendapat.

26

Tanya, Lihat dan Periksa Tanda Bahaya

! TUNJUKKAN kepada peserta pelatihan: Lembar no. 2 Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan: Tanya, Lihat dan Periksa Tanda Bahaya.
Tunjuk judul pada Buku Bergambar pada saat membacakan masing-masing tanda bahaya.

! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Tanda bahaya menunjukkan bahwa anak sakit parah sehingga kader tidak bisa mengobatinya. - Kader tidak memilki persediaan obat untuk penyakit yang diderita anak ini. - Kader harus SEGERA merujuk anak ini ke fasilitas kesehatan. Tanda bahaya UMUM untuk Bayi Muda dan Balita (0 5 tahun): - Sekali lagi perlihatkan kembali Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan lembar no.2: Tanya, Lihat dan Periksa Tanda Bahaya. - Tunjuk bagian 2.1 dari lembar ini: Semua bayi muda atau balita pada saat Anda membacakan masing-masing tanda bahaya pada setiap kategori. ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada bayi muda dan balita. - Bayi muda adalah bayi yang berumur 0-2 bulan. Sedangkan anak balita adalah yang berumur 2 bulan-5 tahun. - Tanda-tanda bahaya ini disebut tanda bahaya UMUM, dan dijelaskan pada kotak 2.1.
Terdapat 5 (lima) tanda bahaya UMUM untuk anak berusia 0-5 tahun , yaitu: - Selalu muntah setiap kali makan/minum Jika anak muntah, tanyakan: Apakah anak memuntahkan setiap yang dimakan/minum? Anak yang tidak mampu menahan makanan di dalam perutnya sama sekali mengalami gejala yang disebut memuntahkan setiap yang dimakan/minum. Anak ini juga tidak akan mampu menahan obat yang diberikan. Tanyakan pada ibu seberapa sering anak muntah. Apakah setiap kali anak menelan makanan atau cairan, atau kadang-kadang saja? Anak yang muntah beberapa kali namun masih sanggup menahan sejumlah cairan dalam perutnya tidak disebut sebagai selalu muntah setiap kali makan/minum. Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam Terkadang anak dengan batuk bisa terlihat sangat sakit. Anak tersebut dapat menderita radang paru. Radang paru dapat menjadi berat, sehingga paru-paru menjadi kaku. Bernafas dengan paru-paru yang kaku ini dapat mengakibatkan tarikan dinding dada ke dalam. Dada bekerja lebih keras untuk dapat menarik udara, akibatnya bernafas menjadi sulit. Anak-anak dengan radang paru berat tidak dapat diobati secara baik di rumah. Mereka harus dirujuk ke fasilitas/tenaga kesehatan.

Lihat tarikan dinding dada pada semua anak sakit. Perhatikan baik-baik anak dengan batuk atau pilek, ataupun anak yang memiliki kesulitan bernafas. 27

Untuk melihat tarikan dinding dada ke dalam, anak harus tenang. Anak tidak boleh sedang disusui. Jika anak tidur, cobalah untuk tidak membangunkan anak. Minta ibu untuk menaikkan baju anak hingga di atas dada. Lihat dinding dada sebelah bawah (iga bawah). Normalnya, ketika anak menarik nafas, dada dan perut akan bergerak bersamaan. Akan tetapi, pada anak dengan tarikan dinding dada ke dalam, dinding dada di bawah tulang iga tertarik ke dalam akibat menarik udara. Pada gambar berikut, anak yang di sebelah kanan mengalami tarikan dinding dada ke dalam. Lihat garis pada dadanya saat anak yang di sebelah kanan menarik nafas. Anak terlihat memiliki tarikan dinding dada ke dalam saat dinding dada bawah bergerak KE DALAM ketika anak sedang MENARIK nafas. Tarikan dinding dada tidak terlihat pada saat anak membuang atau menghembuskan nafas. Anda tidak dapat melihat tarikan dinding dada ke dalam ketika anak menghembuskan nafas. Pada gambar di bawah, anak yang sebelah kiri sedang menghembuskan nafas atau membuang nafas keluar.

Jika anda melihat tarikan dinding dada ketika anak menangis atau menyusui, maka anak tersebut bukan memiliki tarikan dinding dada ke dalam. Jika anda tidak yakin apakah anak memiliki tarikan dinding dada ke dalam atau tidak, lihat kembali. Jika ada kader lain pada saat itu, tanyakan apa yang mereka lihat.

28

Kejang Tanyakan apakah anak pernah kejang selama sakit yang sekarang ini. Jika anak memiliki riwayat kejang tapi dalam waktu yang sudah lama, bukan selama sakit yang sekarang, maka riwayat kejang ini bukan tanda bahaya. Selama kejang, lengan dan kaki anak biasanya kaku. Anak terkadang berhenti bernafas. Anak juga dapat kehilangan keasadaran dan untuk beberapa waktu tidak dapat bangun. Ketika anda bertanya tentang kejang, gunakan kata-kata awam yang dimengerti oleh pengasuh misalnya mati-mati ayam. Tidak mau menyusu atau minum Tanyakan apakah anak mengalami kesulitan minum atau makan, tanyakan: Apakah anak tidak dapat minum atau makan sama sekali? Anak biasanya tidak dapat minum atau makan bila terlalu lemah untuk mengisap atau menelan minuman atau ASI yang diberikan.

Kesadaran menurun atau sulit dibangunkan Amati apakah anak terlihat sangat mengantuk atau tidak sadar. Jika anak tertidur dan Anda tidak tahu apakah anak pernah terbangun sebelumnya, tanyakan pada pengasuh apakah tidur anak terlihat tidak biasa. Secara lembut, cobalah untuk membangunkan anak dengan menggoyangkan lengan atau kakinya. Jika anak susah bangun, lihat apakah anak merespon ketika ibunya menepukkan tangan. Anak yang sulit dibangunkan tidak akan berespon selayaknya anak normal. Anak terlihat sangat mengantuk dan terlihat tidak peduli dengan apa yang ada di sekelilingnya. Anak yang tidak sadar tidak dapat dibangunkan. Anak tidak akan merespon ketika disentuh atau diajak berbicara. Anak yang sangat mengantuk atau tidak sadar tidak akan rewel atau menangis. Sedangkan, anak yang sadar akan memperhatikan sesuatu dan orang-orang di sekitarnya. Meskipun anak lelah, namun anak tetap dapat dibangunkan.

SARAN: Jika Anda tidak yakin apakah anak dapat minum atau tidak, minta ibu untuk memberikan minuman ke anak. Untuk anak yang menyusui, lihat apakah anak dapat menyusui atau minum susu (ASI) melalui gelas

Sementara khusus untuk bayi berusia 0-2 bulan terdapat tambahan bahaya tanda umum, yaitu: - Badan teraba dingin. - Kulit di sekitar tali pusat merah dan/atau tali pusat bernanah. - Terdapat banyak (lebih dari 10) bisul pada kulit.

29

PRAKTIKUM VIDEO 1 Menentukan Adanya Tanda Bahaya Umum Menggunakan Video


! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Anda akan melihat video tentang demonstrasi tanda bahaya. - Anda akan praktik menentukan anak sakit yang mengalami penurunan kesadaran atau sulit dibangunkan serta tarikan dinding dada.

Minta peserta pelatihan:

Melihat Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan, lembar no. 2 pada saat Anda melihat Video. Mulai putar video. Anda bisa mengulang bagian dari tayangan ini beberapa kali untuk memastikan bahwa semua peserta mengerti bagaimana cara mengenali tanda-tanda bahaya umum dengan benar.

Setelah anda mendiskusikan tentang tarikan dinding dada di dalam video, bahas kembali pertanyaan-pertanyaan berikut ini. ? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Apakah anda akan dapat melihat tarikan dinding dada ke dalam jika anak: a. __ dada anak tertutup pakaian/selimut? b. __ anak sedang menangis? c. __ anak sedang menyusui? d. __ badan anak tertekuk? ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Anak harus dalam keadaan tenang ketika anda melihat adanya tarikan dinding dada ke dalam. - Untuk menenangkan anak, bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti ini: Minta ibu untuk menyusui anak, kemudian lihat ke dada anak pada saat ibu sedang menyusuinya. Minta ibu untuk menyusui anak hingga anak menjadi lebih tenang. Kemudian amati jika terdapat tarikan dinding dada ke dalam pada saat anak tengah beristirahat. Lanjutkan mengamati berbagai tanda-tanda kesakitan lain. Pengamatan terhadap tarikan dinding dada dilakukan belakangan, pada saat anak sudah tenang.

30

Tanda bahaya untuk BAYI MUDA

Perlihatkan kembali lembar no.2 Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan: Tanya, Lihat dan Periksa Tanda Bahaya. Tunjukkan bagian 2.2:Bayi muda (0-2 bulan)... saat Anda membacakan masingmasing tanda bahaya pada kategori ini. ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: Ada tambahan tanda bahaya pada bayi muda yang berumur 0-2 bulan: - Kulit di sekitar tali pusat merah dan/atau tali pusat bernanah. - Terdapat banyak (lebih dari 10) bisul pada kulit. - Nafas cepat (lebih dari 60 kali per menit). - Badan teraba dingin.

PRAKTIKUM VIDEO 2 Menentukan Adanya Tanda Bahaya Bayi Muda Menggunakan Video
! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Anda akan melihat video tentang demonstrasi tanda bahaya bayi muda. - Anda akan membandingkan tanda bahaya pada Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan no. 2 pada saat melihat video.

Minta peserta pelatihan:


-

Melihat Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan, lembar no. 3 pada saat Anda melihat Video. Mulai putar video. Anda bisa mengulang bagian dari tayangan ini beberapa kali untuk memastikan bahwa semua peserta mengerti bagaimana cara mengenali tanda-tanda bahaya dengan benar.

Tanda Bahaya untuk Balita yang Menderita Batuk

Perlihatkan Lembar no. 7 Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan: Pengobatan Batuk Tunjukkan bagian 7.1: Batuk 3 minggu atau lebih pada saat Anda membaca tanda bahaya pada bagian ini.

! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Anak balita yang menderita batuk selama 21 hari atau lebih mungkin menderita penyakit yang berbahaya seperti tuberkulosis (TB) atau penyakit lainnya. Anak ini memerlukan pemeriksaan yang lebih teliti dan pengobatan di fasilitas kesehatan. Menggunakan Buku Bergambar sebagai pengingat - Kader sebaiknya melihat Buku Bergambar untuk mengingat apa saja tandatanda bahaya. - Kader tidak perlu mengingat tanda-tanda bahaya ini.

31

? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: - Apakah ada hal yang baru dalam sesi ini. - Berikan alasan kenapa Anda perlu memeriksa apakah ada tanda-tanda bahaya pada anak.

PRAKTIKUM 3 Berlatih menentukan tanda-tanda bahaya


! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Saya akan membacakan beberapa kasus anak. - Untuk masing-masing kasus, saya ingin Anda untuk memberi tahu saya apakah anak ini: Ada Tanda Bahaya atau Tidak ada Tanda Bahaya. - Anak pertama berumur 6 bulan dan jumlah nafasnya 56 kali tiap menit serta terdapat tarikan dinding dada. Apakah anak ini terdapat tanda bahaya? - Teruskan proses ini sampai semua kartu ditempelkan pada tempat yang benar di flipchart. Ulangi proses ini beberapa kali. Berikan peserta pelatihan kartu yang berbeda untuk latihan. (Lihat kunci jawaban di bawah beserta catatan untuk ditambahkan pada saat diskusi). ? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: - Apakah Anda memiliki pertanyaan sejauh ini?
Tanggapi dan berikan klarifikasi.

PRAKTIKUM 3 Berlatih menentukan tanda-tanda bahaya berdasarkan kelompok umur anak


Acak kartu gambar tanda bahaya dari tiga kelompok yang berbeda (umum, 0-2 bulan, 2 bulan-5 tahun). Kemudian minta salah satu kelompok untuk mengelompokkan kartu gambar tanda bahaya berdasarkan kelompoknya. Kelompok yang lain harus mengamati dan memberikan masukan. Fasilitator juga bisa membuat praktikum ini menjadi pertandingan antar kelompok dan menentukan kelompok yang paling cepat mengelompokkan tanda bahaya dengan benar.

Lembar Pengobatan

Lihat lembar pengobatan dan tunjukkan bagian tanda bahaya. Gunakan poster lembar pengobatan untuk membantu peserta melihat masing-masing bagian pada saat Anda menjelaskan. Peragakan bagaimana mencentang kotak-kotak yang ada.

Rangkuman Sesi 4
? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Apakah Anda memiliki pertanyaan sejauh ini?

32

SESI 6 Merujuk Bayi Muda atau Anak Balita dengan Tanda Bahaya ke Tenaga Kesehatan
Catatan untuk Fasilitator: Presentasikan ikhtisar tujuan untuk sesi ini (sebagaimana tercantum di bawah ini) dan alokasi waktu untuk sesi ini.

Tujuan Pembelajaran

Pada akhir sesi ini, peserta pelatihan diharapkan mampu: 1. Memahami cara membuat lembar rujukan. 2. Memahami hal-hal apa yang sebaiknya dilakukan kader agar anak yang dirujuk bisa cepat sampai ke tenaga/fasilitas kesehatan. 3. Mengetahui kapan menindak-lanjuti anak yang diberi rujukan.

Waktu
1 jam.

Materi yang diperlukan

Lembar rujukan yang diperbesar; kertas flipchart; spidol besar; studi kasus tentang Yosep (tempatnya di belakang sesi/pembahasan ini).

Metode

Studi kasus; curah pendapat; demonstrasi dan diskusi kelompok.

33

! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Sesi ini membicarakan tentang seorang anak yang sakit parah sehingga perlu dibawa ke tenaga/fasilitas kesehatan - Anda perlu mempelajari tentang rujukan guna membantu pengasuh untuk pergi dan menindak-lanjutinya

Lembar Rujukan

! TUNJUKKAN kepada peserta pelatihan: Lembar rujukan (lihat di belakang pembahasan ini). Jelaskanlah kepada mereka mengenai lembar itu. Tegaskan bahwa lembar rujukan itu adalah untuk anak maupun bayi yang baru lahir.

! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Lembar ini diberikan kepada anak yang diberi rujukan. Apabila anak itu mendatangi tenaga/fasilitas kesehatan maka pengasuh yang membawa anak tersebut harus menunjukkan lembar ini kepada petugas kesehatan yang akan meneruskan perawatan anak. - Lembar ini dirancang sedemikian rupa agar tulisannya sesedikit mungkin. Yang perlu Anda tuliskan adalah tanggal rujukan. Kemudian Anda tuliskan unit kesehatan ke tempat Anda merujukkan anak ini, desa tempat tinggal pasien, nama pasien, umur, jenis kelamin dan sebagainya. - Lembar rujukan ini mirip dengan lembar pengobatan hanya saja bagian pengobatan dihilangkan dan ada tambahan bagian rujukan kembali. Sekarang demonstrasikan cara mengisi lembar rujukan sambil menjelaskan setiap langkah dengan hati-hati kepada peserta. Tuliskan tanggal rujukan, sebutkan nama desa, nama pasien, umur, jenis kelamin, dll pada lembar rujukan dinding (versi besar). Kemudian edarkanlah lembar rujukan kosong kepada setiap peserta dan beritahukanlah kepada mereka bahwa mereka sekarang akan berlatih mengisi lembar rujukan, jangan segan-segan membantu para peserta yang tidak bisa menulis.

34

Pertama-tama, tuliskanlah tanggal rujukan dan nama desa. (Berjalanlah mengelilingi ruangan dan pastikanlah bahwa para peserta telah melakukan hal ini dengan benar). Kemudian, tuliskanlah nama anak (buatlah nama rekaan) dan nama Anda (Kader) pada garis yang disediakan (Kelilingilah ruangan dan pastikanlah bahwa para peserta telah melakukan ini dengan benar). Selanjutnya, tuliskan tanda-tanda yang telah Anda amati ketika memeriksa anak dan tulislah jumlah pernapasan anak jika anak terserang batuk. Sebutkan sejumlah tanda-tanda bahaya bagi kader untuk diisi pada lembar rujukan. Sebagai contoh, jika Kader menghitung jumlah napas lebih dari 60 kali per menit, ia harus menuliskan jumlah angka napas pada tempat yang disediakan. Jika dinding dada yang tertarik ke dalam juga diobservasi, maka ia juga harus menuliskannya pada lembar. Pergilah mengelilingi ruangan untuk meastikan apakah para kader telah mengisi lembar dengan benar atau tidak. ! JELASKAN kepada para peserta pelatihan: - Lembar Rujukan terdiri dari dua bagian. Anda perlu mengisi yang bagian atas saja. - Pengasuh anak tersebut harus mengambil lembar ini untuk dibawa kepada Fasilitas Kesehatan. - Anda harus mengajarkan pentingnya lembar rujukan ini kepada mereka (biasanya pihak keluarga/orang tua) yang mengantarkan anak. Untuk praktik lebih lanjut, bagilah para kader menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari tiga sampai empat orang. Berikanlah kepada setiap anggota sehelai Lembar Rujukan. Berikan informasi kepada setiap kelompok bahwa mereka harus mengisinya. Biarlah anggota-anggota kelompok itu saling tolong menolong satu sama lain dalam mengisi lembar. Biarkan kelompok-kelompok mengemukakan cara mereka mengisi lembar beserta alasannya kepada para anggota kelompok selebihnya. Buatlah perbaikan seperlunya.

Nasihat saat rujukan

! JELASKAN kepada para peserta pelatihan: - Jika anak masih bisa minum atau makan, anjurkan ibu untuk melanjutkan pemberian minuman dan makanan kepada anak selama dalam perjalanan menuju fasilitas/tenaga kesehatan atau tenaga kesehatan. - Jika anak masih disusui, anjurkan ibu untuk melanjutkan menyusui. Berikan ASI sesering mungkin dan lebih lama setiap kali menyusui. - Jika anak mengalami diare, bantu ibu untuk segera mulai memberikan oralit. Kadang-kadang oralit dapat membantu anak untuk berhenti muntah, sehingga anak dapat minum obat. - Anjurkan untuk tetap menjaga anak agar tetap hangat, jika anak TIDAK panas akibat demam. Untuk menjaga anak agar tetap hangat, selimuti anak, termasuk kepalanya, tangan, dan kaki, dengan selimut. Jaga anak agar tetap kering, jika

35

hujan. Jika udara terlalu dingin, anjurkan ibu untuk memakaikan topi pada kepala anak dan gendong anak serapat mungkin dengan tubuh ibu. Jika tubuh anak teraba panas akibat demam, menyelimuti tubuh anak berlebihan dapat menaikkan suhu tubuh. Hal ini akan menyebabkan anak bertambah sakit dan meningkatkan kemungkinan timbulnya kejang. Selimut yang ringan/tipis sudah cukup untuk membalut anak dengan badan panas jika cuaca agak panas. Jika tubuh bertambah panas, anjurkan ibu untuk melepaskan selimut.

Membantu Rujukan

Diskusikan dengan para peserta tentang pentingnya rujukan yang segera. Bacakan kepada para peserta suatu studi kasus tentang Yosep dan Anda harus mengulanginya apabila ada beberapa orang yang belum mengerti. Tanyakan dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan atas kisah Yosep ini. ? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Mengapa merupakan hal yang penting kalau anak yang dirujuk itu harus secepatnya dibawa ke tenaga/fasilitas kesehatan? Jawaban yang mungkin: Anak sangat sakit dan bisa meninggal tanpa adanya perawatan yang layak.

Cerita: Yosep sudah teramat sakit(bacalah cerita kasus di bagian belakang sesi ini)
? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Apa yang dilakukan Kader untuk menolong Yosep mendapatkan penanganan pada fasilitas kesehatan? Anda dapat meminta para peserta untuk secara sukarela menjawab pertanyaan tentang apa yang harus dilakukan kader untuk membantu pengasuh anaknya perlu dirujuk. Para peserta secara sukarela akan memberi respons, yang akan dituliskan pada kertas flipchart. Anda dapat memajang gagasan-gagasan pada kertas flipchart dan mendiskusikan gagasan mereka satu persatu guna memastikan bahwa jawabanjawaban yang penting telah tercakup. ? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: - Apa yang harus dilakukan kader untuk membantu pengasuh yang anaknya dirujuk? - Apa yang dilakukan kader untuk mendorong Mama Imelda supaya setuju untuk mengantarkan Yosep ke puskesmas? - Apa yang harus dilakukan kader untuk membantu Yosep supaya ia ditangani sesegera mungkin setibanya di puskesmas?

36

Jawaban yang mungkin: - Menjelaskan mengapa anak harus pergi ke fasilitas kesehatan. - Memberi nasihat supaya memberikan cairan dan tetap diberi asupan, khususnya ASI. - Memberi nasihat untuk menjaga kehangatan tubuh anak, jika anak tidak menjadi panas karena demam. - Tuliskan sehelai lembar rujukan. - Mengatur transportasi, dan membantu kesulitan-kesulitan lainnya yang berkaitan dengan rujukan. - Menindak-lanjuti anak tersebut sekembali sekurang-kurangnya seminggu sekali hingga anak sembuh. ? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Apa saja alasan di tempat Anda pengasuh tidak mau membawa anaknya yang sakit ke tenaga dan fasilitas kesehatan? ! JELASKAN kepada para peserta pelatihan: - Selalu tanyakan pada pengasuh apa yang menjadi masalah atau kesulitan dalam membawa anak mereka ke fasilitas/tenaga kesehatan. Dengarkan jawaban pengasuh kemudian cobalah untuk mengatasi masalah yang menyebabkan mereka enggan untuk membawa anaknya ke tempat rujukan. - Coba lihat contoh-contoh berikut: Pengasuh tidak mau membawa anaknya ke fasilitas / tenaga kesehatan karena: Fasilitas/tenaga kesehatan biasanya menakutkan, dan oranorang di sana tidak akan tertarik untuk menolong anak saya. Saya tidak dapat meninggalkan rumah. Karena ada anak-anak lain yang harus dijaga. Saya tidak dapat mencapai fasilitas/tenaga kesehatan Bagaimana menolong serta menghilangkan ketakutan pengasuh: Jelaskan apa yang akan terjadi di fasilitas/tenaga kesehatan. Bahwa anda juga akan menuliskan surat rujukan agar anak akan mendapatkan perawatan sesegera mungkin. Tanyakan apakah ada seseorang yang dapat dimintai tolong untuk keluarga serta tentukan juga orang yang dapat menolong untuk menjaga anakanak yang lain Bantu untuk mengurus transportasi. Pada beberapa kelompok masyarakat, terkadang transportasi merupakan hal yang sulit. Namun, sebelum keadaan darurat, anda dapat membantu kepala kampung dalam hal masalah transportasi ini. Misalnya, masyarakat dapat membeli sepeda motor, ataupun menyiapkan trasnportasi dalam bentuk truk pada hari pasar. Jelaskan bahwa di fasilitas/tenaga kesehatan maupun rumah sakit terdapat tenaga medis yang terlatih, perlengkapan, serta alat-alat yang dibutuhkan untuk menolong anak

Saya tahu anak saya sangat sakit. Nanti perawat di fasilitas/tenaga kesehatan hanya akan merujuk anak saya ke rumah sakit dan anak saya dapat meninggal di sana

37

Tindak Lanjut Anak yang Dirujuk

Anda harus memberitahukan kepada para peserta kapan tindak lanjut harus dilakukan. Kemudian ajukanlah pertanyaan dan diskusikan bersama para peserta mengapa merupakan hal yang penting untuk menindak-lanjuti pengasuh yang sehari-hari mengasuh anak setelah rujukan. ! JELASKAN kepada para peserta pelatihan: - Setelah merujuk seorang anak, penting untuk menindak-lanjuti anak ini pada hari berikutnya. ? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Mengapa anak yang dirujuk harus ditindak-lanjuti di hari berikutnya? Jawaban yang mungkin: - Untuk memastikan bahwa anak itu sudah dirujuk ke fasilitas kesehatan - Untuk memeriksa apakah kondisi anak membaik - Guna memastikan apakah orang yang mengasuhnya mengerti cara memberikan perawatan di rumah - Lakukan koordinasi dengan puskesmas termasuk pengaturan dana tranportasi untuk merujuk anak yang sakit parah.

Ringkasan Sesi 6

Menggunakan butir-butir ringkasan fasilitator pada kotak di bawah ini, pelatih harus membacakan dengan keras kepada para peserta sambil memeriksa pengertian kader mengenai hal merujukkan anak-anak yang sakit serta para bayi yang baru lahir kepada fasilitas kesehatan. BACALAH keras-keras kepada para peserta pelatihan butir-butir ringkasan sesi ini.

Butir-Butir Ringkasan:
-

Kader bisa memainkan peran yang sangat penting dalam membantu menyelesaikan sejumlah permasalahan yang dapat menghalangi anak menerima penanganan oleh tenaga/fasilitas kesehatan. Kader harus memberikan nasihat kepada keluarga yang menangani kebutuhankebutuhan anak di dalam perjalanan ke puskesmas/rumah sakit terutama pemberian makanan yang sering dan menjaga kehangatan tubuhnya. Kader harus menindak-lanjuti anak dan bayi baru lahir yang telah diberi rujukan pada hari berikutnya setelah rujukan yang direkomendasikan guna memastikan bahwa anak telah mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan dan untuk melihat apakah kondisi kesehatannya membaik.

38

Studi Kasus Yosep

Yosep sangat parah sakitnya. Sudah 2 hari ia terkena batuk dan dinding dadanya tertarik ke dalam. Yosep masih bisa minum, namun ia tidak punya minat untuk makan. Kader mengatakan kepada orang yang biasa mengurusnya bahwa Yosep harus segera dibawa ke puskesmas. Ibunya mengatakan bahwa Yosep sudah terlalu sakit. Dia butuh perawatan yang hanya bisa diberikan di puskesmas. Mama Imelda setuju untuk membawa Yosep. Ia menasihati Mama Imelda untuk terus memberikan ASI serta cairan lainnya di perjalanan. Ia ingin agar Yosep tidak terlalu banyak ditutupi sehingga tubuhnya tidak menjadi terlalu panas. Kader tersebut tahu bahwa ia harus melakukan segala sesuatu yang dapat dilakukannya guna membantu rujukan KADER. Yosep harus mencapai fasilitas kesehatan tanpa ditunda-tunda. Kader itu menuliskan sehelai lembar rujukan guna memaparkan kenapa ia mengirim Yosep ke puskesmas. Ia berjalan bersama Mama Imelda dan putranya ke jalan raya supaya bisa membantu mereka menemukan tumpangan menuju Puskesmas. Ketika mereka berangkat, Mama Imelda bertanya, Apakah Yosep perlu pergi ke rumah sakit? Kader mengatakan bahwa ia tidak tahu. Perawat atau dokter yang ada di Puskesmas yang akan memutuskan penanganan yang bagaimana yang harus diberikan kepada Yosep. Jika Yosep harus pergi ke rumah sakit, kader mengatakan bahwa ia akan menemui para tetangga untuk menolong keluarganya sampai ia kembali. Mama Imelda tidak usah khawatir akan keluarganya di rumah.

39

SESI 7 Praktik Klinis I


Catatan untuk Fasilitator: Presentasikan ikhtisar tujuan untuk sesi ini (sebagaimana tercantum di bawah ini) dan alokasi waktu untuk sesi ini.

Tujuan Pembelajaran:

Pada akhir sesi ini, peserta pelatihan diharapkan mampu: 1. Memahami konsep waktu. 2. Menilai tanda bahaya dan melakukan rujukan.

Waktu
3 jam.

Materi yang diperlukan Metode

Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan,

Lokasi untuk sesi ini bisa di puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya di sekitar tempat pelatihan.

Persiapan

Lakukan koordinasi dengan fasilitas kesehatan dengan baik untuk mempersiapkan tempat dan anak sakit.

40

Mekanisme Praktik Klinis

Demonstrasi cara pemeriksaan oleh fasilitator: 1. Minta pengasuh dan anak yang sakit untuk bergabung dengan kelompok. 2. Fasilitator harus memeragakan bagaimana memeriksa anak dengan baik. 3. Hentikan peragaan setelah klasifikasi sudah tercapai. 4. Undang pertanyaan dari peserta. Persiapan demonstrasi pemeriksaan oleh Kader: 1. Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok 2. Pastikan masing-masing kelompok memiliki satu alat penghitung napas. 3. Satu kelompok akan didampingi oleh satu orang fasilitator. 4. Jelaskan kepada masing-masing kelompok apa yang harus dilakukan dan pembagian ruangan. Demonstrasi pemeriksaan oleh kader: 1. Minta secara sukarela salah satu kader memeriksa seorang anak di depan kelompoknya. 2. Minta kader untuk memeriksa anak tersebut mulai dari menyampaikan salam pembuka, menanyakan nama, sampai menentukan apakah anak akan dirujuk atau bisa diobati oleh kader. Hasil pemeriksaan dituliskan di dalam lembar pengobatan. Kader tidak perlu memberikan obat kepada anak tersebut. 3. Minta anggota kelompok yang lain untuk mengamati dengan baik. 4. Setelah selesai, tanyakan kepada anggota kelompok yang lain: Apakah pemeriksaan dilakukan dengan baik? Apakah klasifikasi yang dilakukan benar? Apakah ada yang terlewat atau sesuatu yang dilakukan berlebihan? Jika kader masih kurang jelas, buka kembali Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan untuk mengklarifikasi hal-hal yang masih membingungkan. Ulangi langkah 1-4 untuk kader yang lain sehingga semua anggota kelompok mendapat kesempatan untuk berlatih.

41

SESI 8

Mengenali Napas Cepat


Catatan untuk Fasilitator: Presentasikan ikhtisar tujuan untuk sesi ini (sebagaimana tercantum di bawah ini) dan alokasi waktu untuk sesi ini.

Tujuan Pembelajaran

Pada akhir sesi ini, peserta pelatihan diharapkan mampu: 1. Menjelaskan cara menentukan napas cepat untuk tiga kelompok umur. 2. Menyadari bahwa menghitung jumlah napas sangat penting kira-kira atau menebak tidak cukup untuk menentukan batuk dengan napas cepat. 3. Menunjukan bagaimana cara untuk menghitung napas dalam satu menit menggunakan alat penghitung nafas (ARI timer dan tasbih/rosario). 4. Menghitung jumlah napas fasilitator selama satu menit (mengikuti aba-aba fasilitator pada saat mulai dan berhenti). 5. Menghitung jumlah napas anak menggunakan alat penghitung napas (jika tidak ada anak, peserta berlatih dengan peserta lain sebagai obyek pengamatan). 6. Menentukan apakah contoh kasus termasuk dalam napas cepat atau bukan napas cepat. 7. Membedakan antara napas biasa dan tarikan dinding dada.

Waktu
2 jam.

Materi yang diperlukan

Buku bergambar versi kecil dan besar, lembar pasien, video, kartu latihan, kertas flipchart dan spidol, plester.

Metode

Demonstrasi, diskusi, curah pendapat.

42

Menentukan Napas Cepat pada Anak


! TUNJUKKAN kepada peserta pelatihan: Lembar no. 4 Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan: Jika Batuk, maka Hitung Napas selama 1 menit ? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Apa yang Anda lihat dari gambar ini?

! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Anda akan menggunakan Buku Bergambar untuk membantu Anda mengingat penyakit anak. - Anak dengan batuk harus dihitung jumlah napas. - Anda akan mempelajari lebih lanjut mengenai hal ini. Undang para peserta untuk melihat jumlah Anda bernapas. Bernapaslah lebih dalam dari biasanya (sehingga kader dapat melihat napas Anda) dan bernepas lebih cepat dari orang dewasa normal. ? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Apakah saya bernapas cepat? Mungkin semua kader akan menjawab ya.
Kemudian bernapas sedikit lebih cepat dari normal dan kemudian tanyakan pertanyaan yang sama. Kemungkinan pada kesempatan yang kedua beberapa kader akan menjawab ya dan beberapa akan menjawab tidak. Jika semua menjawab ya maka Anda perlu bernapas normal dan kemudian tanyakan kembali. Lanjutkan mendemonstrasikan jumlah napas sampai muncul pendapat yang berbeda.

! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Beberapa dari Anda mengatakan bahwa saya bernapas lebih cepat dari normal. Yang lain mengatakan bahwa saya bernapas normal. - Jika peserta memperoleh jawaban yang berbeda saat mengamati orang yang sama bernapas maka diperlukan cara untuk menghitung napas yang tepat. ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Menghitung satu kali napas adalah terdiri dari satu kali menarik napas dan satu kali membuang napas. - Ingatlah bahwa napas cepat adalah tanda bahwa anak mengalami batuk dengan napas cepat.

Menghitung Jumlah Napas dalam Satu Menit

! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Saya akan bernapas dalam tetapi dengan jumlah normal dan Anda semua akan menghitung berapa napas saya dalam satu menit. - Anda akan diberitahu kapan untuk memulai dan berhenti menghitung. Yang perlu Anda semua lakukan adalah menghitung napas saya.

Beritahukan tanda kepada peserta untuk mulai menghitung jumlahi napas, lanjutkan bernapas dalam dengan normal dan berikan tanda kepada peserta untuk berhenti menghitung setelah satu menit. Anda juga harus menghitung jumlah napas Anda selama satu menit.

43

? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Berapa jumlah napas yang mereka hitung? Jika jawaban berada antara 2 napas per menit dari yang Anda hitung maka jawaban peserta benar. Jika jawaban salah, maka cari tahu mengapa peserta mendapat jawaban yang salah dan jelaskan kepada peserta bagaimana cara agar mereka dapat menghitung dengan benar. Fasilitator harus terlibat dalam penjelasan ini, yang tidak akan memerlukan waktu lebih dari 2 menit. Ulangi kegiatan ini sampai semua peserta memberikan jawaban yang benar (tidak lebih dari 2 napas per menit dari jawaban Anda). Jangan lanjutkan kegiatan sampai semua peserta dapat menghitung jumlah napas dengan tepat. ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: Saat kader bekerja dan tidak ada orang lain yang menghitung waktu untuk Anda maka Anda harus melakukan sendiri. Jadi kami akan memberikan kader alat penghitung napas (tunjukan ARI timer namun tidak perlu membagikan pada saat ini)

Menggunakan Alat Penghitung Napas


-

Untuk memulai menghitung napas maka tekan lingkaran di tengah (peragakan). Penghitung napas akan mengeluarkan bunyi bip yang menunjukan bahwa waktu sudah dimulai. Jika Anda mendengarkan dengan baik maka akan terdengar bunyi berdetak. Ini menunjukan bahwa alat sedang bekerja. Alat akan mengeluarkan satu bunyi bip setelah 30 detik atau setengah menit (tunggu sampai bunyi muncul). Setelah satu menit maka alat akan mengeluarkan bunyi bip 2 kali bip bip (tunggu sampai bunyi muncul). Sekarang tunggu alat berhenti sendiri dan siap untuk digunakan lagi. Anda sebaiknya tidak mematikan alat pada saat selesai 1 menit. Karena alat akan mengeluarkan bunyi, maka Anda tidak perlu melihat alat penghitung napas, Anda cukup perhatikan menghitung napas anak saja.

Tunjukan kembali bagaimana alat penghitung napas bekerja.

! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Jika Anda menggunakan penghitung napas dan ingin untuk membatalkan maka Anda dapat menghentikan alat dengan menekan lingkaran di tengah kembali (tunjukan kepada peserta). - Jika Anda menggunakan kembali maka alat akan mulai dari awal kembali. Bagikan alat penghitung napas kepada setiap peserta. ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Mulai/nyalakan alat penghitung napas. - Dengarkan bunyi berdetak. - Dengarkan bunyi tanda 30 detik / menit. - Mulai kembali penghitung napas dan dengarkan bunyi berdetak. - Hentikan alat sebelum satu menit. Berikan kesempatan peserta selama 3-4 menit untuk mengenali alat alat penghitung napas. ? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Tolong sampaikan berapa jumlah napas yang Anda hitung dalam satu menit. Periksa jawaban dan berikan koreksi. Lanjutkan langkah di atas sampai semua peserta memberikan jawaban yang hanya berbeda 2 napas/menit dari kunci jawaban. 44

Berlatih Menghitung Jumlah Napas Anak

! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Katakan pada pengasuh bahwa anda akan menghitung pernafasan anaknya. Minta ibu untuk menjaga anaknya agar tetap tenang. Jika anak tertidur, jangan bangunkan anak. - Anak harus diam dan tenang ketika anda menghitung nafasnya. Jika anak ketakutan, menangis, marah, atau bergerak/meronta, anda tidak akan dapat melalukan hitungan yang tepat. - Minta bantuan orang tua untuk mengangkat baju anak sehingga Anda dapat melihat dada dan perut anak - Pertama, tentukan di mana tempat untuk menghitung napas anak. Lihat tempat di mana anak tampak jelas saat bernapas. Pilih tempat dekat dengan dada atau perut anak, dimana anda akan mudah melihat pergerakan tubuh anak ketika menarik nafas. - Anda harus menunggu sampai anak tenang sebelum mulai menghitung napas - Jika anak bergerak atau menangis maka Anda harus mengulang penghitungan napas. - Anak mungkin sedang tidur atau menyusu saat Anda menghitung napas

Bagi peserta menjadi berpasangan dan minta mereka untuk bergantian menghitung jumlah napas pasangannya (bernapas normal, kemudian bernapas cepat) ulangi langkah bagian Menghitung napas dalam satu menit. Fasilitator harus bergerak dari satu pasangan ke pasangan lain untuk menilai apakah peserta sudah menghitung dengan benar. Jangan berpindah ke bagian selanjutnya sebelum semua peserta dapat menghitung napas dengan benar dengan ketepatan lebih atau kurang 2 napas/menit dari kunci jawaban. Jika satu atau dua peserta mengalami kesulitan maka Anda dapat berlanjut ke bagian berikutnnya tetapi berikan tambahan lebih saat rehat atau saat akhir sesi kepada peserta tersebut.

Menentukan Apakah Ada Napas Cepat atau Tidak

! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Napas normal anak kecil lebih cepat daripada orang dewasa. - Lembar no. 4 Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan digunakan untuk menentukan batas seseorang bernapas cepat atau tidak. - Mulai dari saat ini maka Anda harus melihat bagian tersebut untuk menentukan apakah seseorang bernapas cepat atau tidak.

Tunjukkan kepada peserta Buku Bergambar dan baca dengan keras mengenai umur anak dan batasan napas cepat. Berkeliling ruangan untuk memastikan bahwa setiap peserta tahu letak bagian tersebut pada buku Bergambar. ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: Napas cepat adalah: - 60 atau lebih napas setiap menit untuk anak umur 0 2 bulan - 50 atau lebih napas setiap menit untuk anak umur 2 11 bulan - 40 atau lebih napas setiap menit untuk anak umur 1 5 tahun ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: Untuk memudahkan kader mengingat batas ini, maka bisa menggunakan perbedaan warna tasbih: - Jika bayi yang sakit berumur 0-2 bulan, maka pada saat jari Anda sudah sampai ke tasbih warna merah, berarti bayi tersebut mengalami napas cepat karena jumlah napasnya sudah lebih dari 60 kali per menit. - Jika bayi yang sakit berumur 2-12 bulan, maka pada saat jari Anda sudah sampai ke tasbih warna kuning, berarti bayi tersebut mengalami napas cepat karena jumlah napasnya sudah lebih dari 50 kali per menit.

45

Jika anak yang sakit berumur 1-5 tahun, maka pada saat jari Anda sudah sampai ke tasbih warna hijau, berarti anak tersebut mengalami napas cepat karena jumlah napasnya sudah lebih dari 40 kali per menit.

! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Anda akan berlatih menghitung napas setiap menit untuk umur yang berbedabeda. - Tentukan apakah mereka bernapas cepat atau normal ? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Seorang bayi 6 bulan bernapas sebanyak 40 kali dalam satu menit. Apakah anak bernapas cepat atau normal? Ulangi langkah di atas untuk anak-anak di bawah : Umur Jumlah napas dalam satu menit 3 minggu 54 3 bulan 55 and 60 (60 adalah hasil pengukuran ke dua) 3 bulan 53 and 45 6 minggu 75 and 70 2 tahun 45 and 56 1 tahun 60 and 65
Tambahkan contoh lain jika Anda merasa perlu menambahkan untuk memastikan ketepatan peserta

Berlatih Menghitung Napas Menggunakan Video


(Jika ada media dan listrik untuk menjalankannya) ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Peserta akan menonton demonstrasi video mengenai batuk dan napas cepat - Peserta akan menghitung napas anak dalam satu menit

Minta peserta:
-

Untuk melihat lembar no. 4 Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan dan nilai batas napas cepat. Saat peserta melihat video maka peserta harus menghitung napas dalam satu menit. Peserta harus mengingat untuk mencatat UMUR dan JUMLAH NAPAS DALAM SATU MENIT. Peserta menentukan apakah anak bernapas cepat atau tidak dan mendiskusikan dengan pasangannya.

Mulai video. Anda mungkin perlu mengulang beberapa kali untuk memastikan peserta dapat mengenali saat menarik napas dan membuang napas sehingga dapat menghitung napas dengan tepat.

Jawaban video:
Nama Marta Esebius

! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Peserta akan menonton video peragaan - Pertama kenali bahwa peserta akan melihat beberapa contoh kasus - Peserta akan berlatih menghitung napas
Umur 4 tahun 6 bulan Napas setiap menit ? 65 66 Apakah anak mengalami napas cepat? Ya tidak Ya tidak

46

Berlatih Menunjukan Napas Cepat atau Normal pada Kartu Latihan


! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Anda akan berlatih menentukan apakah anak bernapas cepat atau normal - Anda akan menggunakan kartu berlatih

Berikan kepada setiap peserta kartu berlatih. Buat peserta berpasang-pasangan, bersama pasangannya peserta menentukan apakah seorang anak bernapas cepat atau tidak. Minta setiap peserta untuk membaca kartu latihan dan meletakan kartu latihan pada papan di bawah keterangan NAPAS CEPAT atau NAPAS NORMAL. Lakukan sampai semua kartu telah ditempel ke papan. Jawaban sebagai berikut: Jumlah napas anak (buat kartu untuk peserta) Umur 2 tahun dengan napas 45 kali satu menit Umur 4 tahun dengan napas 38 kali satu menit Umur 2 bulan, dengan napas 55 kali satu menit Umur 3 bulan, dengan napas 47 kali satu menit Umur 3 tahun , dengan napas 35 kali satu menit Umur 4 bulan, dengan napas 45 kali satu menit Umur 10 minggu, dengan napas 57 kali satu menit Umur 4 tahun, dengan napas 36 kali satu menit Umur 36 bulan , dengan napas 47 kali satu menit Umur 8 bulan, dengan napas 45 kali satu menit Umur 3 bulan, dengan napas 52 kali satu menit Umur 6 hari, dengan napas 65 kali satu menit Apakah anak mengalami napas cepat? Ya tidak Ya tidak tidak tidak Ya tidak Ya tidak Ya Ya

Melengkapi Lembar Pengobatan

Beralih kepada lembar pengobatan dan tunjukan bagian jumlah napas. Gunakan lembar pengobatan yang diperbesar, untuk membantu peserta melihat bagian yang Anda tunjukan. Peragakan cara mengisi bagian tersebut dalam lembar pengobatan.

Minta peserta:
-

Untuk melihat lembar pengobatan. Setelah anda menghitung nafas, catat jumlah nafas per menit pada tempat yang disediakan pada lembar pengobatan. Tunjukan tempat jumlah napas akan diisi. Isi jumlah napas anak dari salah satu kartu latihan. Setelah mengisi jumlah napas, putuskan apakah anak memiliki nafas cepat atau tidak.

47

Merangkum Sesi 8

? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Apa pertayaan yang peserta miliki? Menggunakan fokus rangkuman fasilitator pada bagian di bawah, BACA dengan keras kepada peserta mengenai fokus-fokus rangkuman, sementara memeriksa pemahaman peserta dari

Butir-Butir Ringkasan Fasilitator:

- Anda harus menghitung napas dalam satu menit untuk menentukan apakan anak bernapas cepat atau tidak. - Karena alat penghitung napas mengeluarkan suara maka Anda tidak perlu melihat alat penghitung napas saat menghitung napas anak. - Napas cepat adalah tanda dari batuk dengan napas cepat.

48

SESI 9 Pengenalan tentang Batuk Tanpa atau Disertai Napas Cepat


Catatan untuk Fasilitator: Presentasikan ikhtisar tujuan untuk sesi ini (sebagaimana tercantum di bawah ini) dan alokasi waktu untuk sesi ini.

Tujuan Pembelajaran:

Pada akhir sesi ini, peserta pelatihan diharapkan mampu menjelaskan: 1. Apa itu batuk tanpa napas cepat. 2. Apa itu batuk disertai napas cepat. 3. Apa yang terjadi jika batuk dengan napas cepat tidak diobati.

Waktu
1 jam.

Materi yang diperlukan

Buku bergambar versi kecil dan besar, lembar pasien versi kecil dan besar, video, kartu latihan, kertas flipchart dan spidol, plester.

Metode

Demonstrasi, diskusi, curah pendapat.

49

Apa Itu Batuk Tanpa Napas Cepat?


! TUNJUKKAN kepada peserta pelatihan: Lembar no 7 Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan: Pengobatan. Tunjuk bagian 7.2 Batuk tanpa napas cepat saat Anda membacakan dengan keras.
(Jika ada video akan lebih baik. Tunjukkan video tentang batuk tanpa napas cepat).

? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Gambar atau video apakah ini? ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Ini adalah gambar anak yang mengalami batuk. Anak-anak di Jayawijaya sering mengalami batuk dan kadang disertai pilek/flu. - Anak dapat mengalami batuk akibat tetesan cairan dari hidung yang mengalir ke bawah menuju belakang tenggorokan. Anak ini hanya menderita batuk atau pilek saja tanpa napas cepat. - Sebagian besar anak yang mengalami batuk pilek tanpa napas cepat bisa diobati di rumah dan tidak memerlukan obat. - Anda akan menggunakan Buku Bergambar untuk mengingatkan Anda apa yang harus ditanyakan dan diperiksa saat memeriksa anak sakit batuk.

Apa Itu Batuk Dengan Napas Cepat (Radang Paru)?


! TUNJUKKAN kepada peserta pelatihan: Lembar no 7 Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan: Pengobatan. Tunjuk bagian 7.3 Batuk dengan napas cepat saat Anda membacakan dengan keras.
(Jika ada video akan lebih baik. Tunjukkan video tentang batuk tanpa napas cepat).

? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Gambar/video apakah ini? Gambar insert dari halaman yang terkait dengan topik bahasan ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Ini adalah gambar anak yang mengalami batuk dengan napas cepat. Kadang anak dengan batuk bisa terlihat sangat sakit. Anak tersebut dapat menderita batuk dengan napas cepat. - Anak balita yang menderita batuk dengan napas cepat bisa meninggal jika tidak mendapatkan obat. ? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: - Apakah Anda pernah melihat anak balita yang menderita sakit seperti ini di desa Anda? Jika Ya, bagaimana cara mengobati anak ini? - Bagaimana dan di mana Anda biasanya mengobati anak yang sakit batuk dengan napas cepat? - Apakah Anda pernah mengobat bayi dan balita dengan napas cepat atau merujuknya?

50

! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Setiap tahun banyak anak-anak, terutama bayi muda, yang meninggal karena menderita batuk dengan napas cepat di Jayawijaya. - Tahun ini, jumlah rata-rata anak balita yang sakit batuk di Kabupaten Jayawijaya sekitar __________ (sesuai data dari Dinas Kesehatan/Puskesmas). - Sementara itu pada tahun ini, jumlah rata-rata anak balita yang meninggal karena batuk dengan napas cepat di Kabupaten Jayawijaya sekitar __________ (sesuai data dari Dinas Kesehatan/Puskesmas). Batuk dengan napas cepat adalah salah satu penyebab paling banyak kematian anak balita. ? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Apakah Anda tahu ada anak di desa Anda yang baru-baru ini meninggal karena batuk dengan napas cepat? Pastikan bahwa kader menyadari pentingnya batuk dengan napas cepat dan mengetahui perkiraan jumlah kematian akibat penyakit ini yang bisa terjadi di keluarga yang mereka dampingi.

51

SESI 10

Menangani Batuk TANPA Tanda Bahaya


Catatan untuk Fasilitator: Presentasikan ikhtisar tujuan untuk sesi ini (sebagaimana tercantum di bawah ini) dan alokasi waktu untuk sesi ini.

Tujuan Pembelajaran:

Pada akhir sesi ini, peserta pelatihan diharapkan mampu: 1. Menjelaskan bayi muda dan anak balita dengan penyakit batuk pilek dan batuk dengan napas cepat yang bisa dirawat di rumah. 2. Mengenali obat-obat untuk mengobati penyakit ini. 3. Mengenali apakah anak bisa dirawat di rumah atau harus dirujuk.

Waktu
1 jam.

Materi yang diperlukan

Kertas flipchart dan spidol besar, contoh obat-obatan, Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan, lembar pengobatan anak sakit.

Metode

Curah pendapat, studi kasus, dan diskusi kelompok.

Persiapan

Kertas flipchart dengan dua kolom berlabelkan: batuk dan batuk dengan napas.

52

! JELASKAN kepada para peserta pelatihan: - Sesi ini membicarakan tentang merawat anak sakit batuk di rumah. - Anda perlu mempelajari cara mengobati anak batuk dan batuk dengan napas cepat di rumah sehingga Anda bisa mengajari ibu/pengasuh cara pemakaian obatobatan.

Pengobatan Batuk di Rumah


! JELASKAN kepada peserta pelatihan: Lembar no. 7 Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan: Pengobatan. Tunjuklah judul bagian 7.2 dan 7.3 ketika Anda membacakannya keras-keras. ! JELASKAN kepada para peserta pelatihan: - Batuk pilek tanpa napas cepat dan batuk dengan napas cepat tanpa tanda bahaya dapat diobati oleh kader. Tuntunlah peserta melewati setiap penyakit satu per satu dan membahas cara pengobatannya. Kitarilah ruangan guna memastikan bahwa setiap peserta pelatihan mengetahui di mana letak penyakit-penyakit ini di dalam Buku Bergambar lembar no. 7. ? TANYAKAN kepada para peserta pelatihan: Apa yang Anda lihat pada bagian 7.2? Jawabannya: - Batuk kurang dari 21 hari dapat merupakan batuk atau pilek biasa, jika anak tidak memiliki nafas cepat atau tidak terdapat tanda bahaya lain. Oleh karena itu anak tidak memerlukan obat. - Anak dengan batuk terkadang juga memiliki masalah nyeri tenggorokan. Nyeri tenggorokan ini tidak nyaman dan mencegah anak untuk mau minum dan makan dengan baik. - Untuk anak yang berumur lebih dari 6 bulan, ramuan yang meredakan dan aman-seperti air hangat (bukan panas) dicampur dengan madu atau campuran kecap manis dan air jeruk nipis -- dapat membantu meredakan batuk yang mengiritasi tenggorokan. - Beritahukan ibu untuk tidak memberikan obat batuk pada anak. Obat batuk biasanya mahal serta sering mengandung bahan yang berbahaya bagi anak. ? TANYAKAN kepada para peserta pelatihan: Apakah contoh ramuan tradisional yang aman dan meredakan nyeri tenggorokan, yang biasa digunakan di dalam masyarakat? ? TANYAKAN kepada para peserta pelatihan: Apa yang Anda lihat pada bagian 7.3? Jawabannya: - Nafas cepat adalah tanda radang paru. Seorang anak berumur 2 bulan sampai 5 tahun yang menderita batuk disertai napas cepat selama kurang dari 21 hari tanpa disertai tanda bahaya bisa diobati dengan kotrimoksazol. - Napas cepat pada anak berumur kurang dari 2 bulan kemungkinan masalahnya bisa berubah atau bertambah parah sehingga harus segera dirujuk. - Obatilah dengan antibiotika kotrimoksazol

53

Kerja Kelompok

Bagi peserta menjadi beberapa kelompok. Minta masing-masing peserta untuk saling mengajarkan satu dengan yang lain tentang Buku Bergambar lembar no. 7, bagian 7.2 dan 7.3. Fasilitator mengunjungi masing-masing kelompok untuk memastikan bahwa setiap peserta memahami arti dari gambar ini. ? TANYAKAN kepada para peserta pelatihan: Gejala-gejala apakah pada anak dengan penyakit batuk yang boleh diobati oleh kader? Jawaban-jawaban: - Batuk TANPA disertai napas cepat tanpa tanda bahaya. - Batuk DISERTAi napas cepat tanpa tanda bahaya.

Latihan Praktik

Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok. Berikan kepada masing-masing kelompok satu set kartu praktikum. Minta masing-masing kelompok untuk menentukan apakah kartu-kartu tersebut masuk dalam kategori bisa diobati oleh kader atau yang harus dirujuk (minimal ada satu kader di masing-masing kelompok yang bisa membaca). Perwakilan kelompok akan mempresentasikan jawabannya kepada kelompok lain. ! JELASKAN kepada para peserta pelatihan: - Anda sekarang akan melakukan latihan menentukan apakah anak yang sakit bisa diobati oleh kader atau harus segera dirujuk ke puskesmas atau tenaga kesehatan. - Bacalah kasus pada kartu yang diberikan kepada Anda dan tentukan apakah kasus ini bisa diobati oleh kader atau harus dirujuk. - Anda boleh melihat kembali Buku Bergambar untuk membantu menentukan jawabannya. Libatkanlah seluruh kelompok untuk mengevaluasi setiap jawaban yang diberikan. Latihan ini bisa juga dilakukan sebagai pertandingan antar kelompok. Kasus 1 Umur : 28 hari Jumlah napas : 54 kali per menit Keluhan : batuk pilek Kasus 2 Umur : 1 bulan 20 hari Jumlah napas : 50 kali per menit Keluhan : sulit dibangunkan, tidak mau minum Kasus 3 Umur : 10 hari Jumlah napas : 70 kali per menit Gejala : tarikan dinding dada bawah Kasus 4 Umur : 1 bulan Jumlah napas : 55 kali per menit Gejala : tidak mau menyusu Kasus 5 Umur: 1 bulan 3 hari Jumlah napas : 50 kali per menit Keluhan : batuk pilek

54

Kasus 6 Umur : 2 bulan 3 hari Jumlah napas : 40 kali per menit Keluhan : batuk Kasus 7 Umur : 1 tahun 3 bulan Jumlah napas : 45 kali per menit Keluhan : tidur sulit dibangunkan, tidak mau makan/minum Kasus 8 Umur : 2 tahun 6 bulan Jumlah napas : 54 kali per menit Keluhan : batuk Kasus 9 Umur : 3 tahun 4 bulan Jumlah napas : 56 kali per menit Keluhan : tarikan dinding dada Kasus 10 Umur : 4 tahun Jumlah napas : 40 kali per menit Keluhan : batuk pilek

Merangkum Sesi 10

? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Apakah sejauh ini Anda punya pertanyaan? Gunakanlah pokok-pokok ringkasan fasilitator pada kotak di bawah ini, BACAKANLAH keras-keras kepada para peserta pelatihan butir-butirnya, sambil memeriksa pengertian mereka.

Butir-Butir Ringkasan:
-

Anak batuk pilek dan batuk dengan napas cepat tanpa tanda bahaya dapat diobati oleh kader yang sudah dilatih. Untuk batuk dengan napas cepat tanpa tanda bahaya berikan kotrimoksazol.

55

SESI 11 Praktik Klinis II


Catatan untuk Fasilitator: Presentasikan ikhtisar tujuan untuk sesi ini (sebagaimana tercantum di bawah ini) dan alokasi waktu untuk sesi ini.

Tujuan Pembelajaran .

Pada akhir sesi ini, peserta pelatihan diharapkan mampu: 1. Memeriksa anak sakit sesungguhnya meliputi: Mempraktikkan teknik komunikasi bertanya dan mendengarkan yang baik. Menghitung jumlah napas secara benar (+/- 2 hitungan per menit). Menilai tanda bahaya. Membuat klasifikasi penyakit yang tepat. Melakukan tindakan yang tepat (merujuk atau mengobati). Memberikan pengobatan yang tepat untuk kasus batuk dengan napas cepat. Memberikan nasihat perawatan di rumah kepada pengasuh dengan baik.

Waktu
3 jam.

Materi yang diperlukan Metode

Alat pengukur napas, lembar pengobatan, anak sakit.

Lokasi untuk sesi ini bisa di puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya di sekitar tempat pelatihan.

Persiapan

Lakukan koordinasi dengan fasilitas kesehatan dengan baik untuk mempersiapkan tempat dan anak sakit.

56

Mekanisme Praktik Klinis

Demonstrasi cara pemeriksaan oleh fasilitator: 1. Minta pengasuh dan anak yang sakit untuk bergabung dengan kelompok. 2. Fasilitator harus memeragakan bagaimana memeriksa anak dengan baik. 3. Hentikan peragaan setelah klasifikasi sudah tercapai. 4. Undang pertanyaan dari peserta. Persiapan demonstrasi pemeriksaan oleh Kader: 1. Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok 2. Pastikan masing-masing kelompok memiliki satu alat penghitung napas. 3. Satu kelompok akan didampingi oleh satu orang fasilitator. 4. Jelaskan kepada masing-masing kelompok apa yang harus dilakukan dan pembagian ruangan. Demonstrasi pemeriksaan oleh kader: 1. Minta secara sukarela salah satu kader memeriksa seorang anak di depan kelompoknya. 2. Minta kader untuk memeriksa anak tersebut mulai dari menyampaikan salam pembuka, menanyakan nama, sampai menentukan apakah anak akan dirujuk atau bisa diobati oleh kader. Hasil pemeriksaan dituliskan di dalam lembar pengobatan. Kader tidak perlu memberikan obat kepada anak tersebut. 3. Minta anggota kelompok yang lain untuk mengamati dengan baik. 4. Setelah selesai, tanyakan kepada anggota kelompok yang lain: Apakah pemeriksaan dilakukan dengan baik? Apakah klasifikasi yang dilakukan benar? Apakah ada yang terlewat atau sesuatu yang dilakukan berlebihan? Jika kader masih kurang jelas, buka kembali Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan untuk mengklarifikasi hal-hal yang masih membingungkan. Ulangi langkah 1-4 untuk kader yang lain sehingga semua anggota kelompok mendapat kesempatan untuk berlatih.

57

SESI 12

Menentukan Dosis Kotrimoksazol


Catatan untuk Fasilitator: Presentasikan ikhtisar tujuan untuk sesi ini (sebagaimana tercantum di bawah ini) dan alokasi waktu untuk sesi ini.

Tujuan Pembelajaran

Pada akhir sesi ini, peserta pelatihan diharapkan mampu: 1. Menjelaskan pentingnya pengobatan terhadap batuk dengan napas cepat. 2. Menguraikan cara menentukan dosis Kotrimoksazol yang akan diberikan kepada anak. 3. Memperagakan cara mengajarkan pengasuh untuk memberi tablet kotrimoksazol.

Waktu
2 jam.

Materi yang diperlukan

Tablet kotrimoksazol, mangkuk kecil, sendok, boneka-boneka, Buku Bergambar, Lembar pengobatan, kartu-kartu praktik.

Metode

Curah pendapat, skenario kasus, dan diskusi kelompok.

Persiapan

Kertas flipchart dengan dua kolom berlabelkan: batuk tanpa napas cepat dan batuk dengan napas cepat.

58

Menentukan Dosis Kotrimoksazol

! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Sesi ini tentang cara memberikan tablet kotrimoksazol. - Anda harus mengetahui berapa banyaknya tablet kotrimoksazol yang harus diberikan dan diajarkan kepada para pengasuh.
11

! TUNJUKKAN kepada peserta pelatihan: Lembar no. 11 Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan: Dosis Kotrimoksazol untuk batuk dengan Napas Cepat ? TANYAKAN kepada para peserta pelatihan: Apa yang Anda lihat dari gambar 11?

! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Pada anak berumur 2 bulan 5 tahun yang menderita batuk dengan napas cepat, bisa diobati dengan kotrimoksazol. - Dosis Kotrimoksazol dibagi menjadi dua pengelompokan umur yaitu umur 2 bulan1 tahun dan umur 1-5 tahun. - Kedua kelompok umur itu menerima obat dengan dosis yang berbeda. - Dalam gambar ini tidak dijelaskan pemberian obat untuk bayi umur 0-2 bulan karena semua bayi umur 0-2 bulan dengan napas cepat harus segera dirujuk. - Setiap kotak ini menandakan hari, jadi kotrimoksazol diberikan selama 3 hari. Honai dengan matahari dan honai dengan langit gelap ini menandakan dalam satu hari Kotrimoksazol diberikan dua kali yaitu pada pagi dan malam hari. - Tablet Kotrimoksazol yang diberikan dari Puskesmas ada dua macam, yaitu tablet anak-anak dan tablet dewasa. - Tablet anak-anak berukuran kecil sedangkan tablet dewasa berukuran lebih besar (tunjukkan ke dua jenis tablet ini ke peserta). - Kadang kala kita kehabisan tablet anak-anak sehingga harus memberikan tablet dewasa, begitu pula sebaliknya kadang kita kehabisan tablet dewasa sehingga harus menggunakan tablet anak-anak. Oleh karena itu kita akan mempelajari dosis pemberian tablet anak-anak dan tablet dewasa sesuai dengan kelompok umur. ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Juga ingat, walaupun seandainya anak mulai membaik setelah 1 atau 2 hari, ibu harus menyelesaikan jatah Kotrimoksazol untuk 3 hari. Edarkanlah beberapa contoh tablet kotrimoksazol kepada setiap peserta pelatihan. Berjalanlah keliling ruangan guna memastikan bahwa setiap peserta latihan mendapat kesempatan untuk memegang obat ini.

Dosis Pengobatan dengan Kotrimoksazol

Seorang peserta pelatihan diharapkan secara sukarela membacakan instruksi selebihnya tentang dosis Kotrimoksazol berdasarkan yang ada di gambar. Paparkan tentang gambar-gambar tablet serta kode pagi dan malam yang mewakili masing-masing kelompok umur. Mintalah beberapa dari peserta untuk mengulangi kembali hal-hal yang baru Anda ajarkan kepada mereka guna memperagakan bahwa mereka mengerti arti gambar yang ada di Buku Bergambar. Lakukanlah koreksi seperlunya.

59

? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: - Berapa dosis Kotrimoksazol bagi anak berumur 8 bulan? - Berapa dosis Kotrimoksazol bagi anak berumur 3 tahun? - Apa lagi yang harus diajarkan kepada pengasuh dalam pemberian obat ini?

Berlatih Menentukan Dosis Kotrimoksazol

Mintalah para peserta secara berpasangan untuk berlatih, ambillah kertas flipchart yang telah disediakan di meja yang berisi nama 2 orang anak (pada bagian belakang dari sesi ini) Tentukan kelompok yang mengerjakan dosis untuk kotrimokszasol tablet pediatrik dan kelompok lainnya mengerjalan dosis tablet dewasa. ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Anda sekarang akan menentukan pemberian dosis Kotrimoksazol yang benar kepada anak yang sakit batuk disertai napas cepat. - Berikan selembar kartu anak untuk praktik kepada setiap pasangan (disiapkan). - Anda harus memutuskan perawatan sebagai berikut: Jenis tablet kotrimoksazol (tablet anak atau tablet dewasa). Berapa tablet kotrimoksazol yang harus diberikan kepada anak untuk setiap dosisnya. Berapa kali sehari pemberiannya. Berapa jumlah harinya. Berapa jumlah total tablet kotrimoksazol yang diberikan ke pengasuh untuk dibawa pulang. ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Anda harus merujuk ke Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan untuk membantu Anda menjawab kartu anak untuk keperluan praktik. - Setiap pasangan mengerjakan kertas flipchart serta mengisi kotak yang tepat yang berkaitan dengan kartu anak untuk keperluan praktik. - Berikan jumlah hari untuk dosis pertama, dan agar mereka menyelesaikan dosis kedua. - Pastikan bahwa jawaban-jawabannya benar dengan mengecek bersama para peserta lainnya apakah mereka setuju atau tidak untuk melanjutkan sampai semua pasangan mendapat kesempatan untuk menjawab. - Tanyakan apakah mereka punya pertanyaan-pertanyaan.

60

Cara Memberikan Kotrimoksazol

? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Bagaimana cara memberikan obat tablet kepada anak? Diskusikan cara-cara memberikan obat kepada anak. Cara pemberian obat dalam buku ini perlu disesuaikan di wilayah tertentu. Sebagai contoh beberapa rumah tangga tidak memiliki sendok sehingga perlu mempertimbangkan cara alternatif lain untuk memberikan obat kepada anak. ! TUNJUKKAN kepada peserta pelatihan: Lembar no. 14 Buku Bergambar untuk Kader: Cara Pemberian Kotrimoksazol ? TANYAKAN kepada para peserta pelatihan: Apa yang Anda lihat dari gambar 14?

Mintalah agar para peserta menyaksikan ketika Anda memperagakan cara menolong pengasuh dalam memberikan dosis pertama Kotrimoksazol kepada anak dan juga dalam memberikan penyuluhan kepada pengasuh. Ajak mereka untuk melakukan pengamatan secara cermat karena mereka akan diminta untuk mengulangi hal yang sama kemudian. Undanglah seorang sukarelawan untuk memainkan peranan sebagai pengasuh dan berikan dia sebuah boneka yang akan digunakan sebagai bayi. Ikutilah langkahlangkahnya secara seksama. ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Pengasuh menaruh tablet pada sebuah cangkir atau sebuah mangkuk kecil. - Campurlah dengan ASI atau air matang atau yang lainnya yang merupakan makanan-makanan kesukaan anak. - Berikanlah larutan dari tablet yang dihaluskan kepada anak dengan sendok (dosis pertama). - Pengasuh memberikan satu dosis pada pagi hari dan satu dosis pada malam hari selama 3 hari. - Tekankan kepada pengasuh bahwa merupakan hal yang penting untuk memberi Kotrimoksazol sampai obat tersebut habis. - Jika anak memuntahkan obat, berikan anak itu dosis penuh yang lain. - Jika anak tidak bisa menerima obat, Anda harus merujuk anak itu kepada tenaga/fasilitas kesehatan. - Mintalah pengasuh untuk mengulangi instruksi-instruksi ini dan Anda harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebelum meninggalkan tempat.

Bermain Peran

Mintalah kepada para peserta bahwa kita sekarang akan menyaksikan suatu permainan peran yang menunjukkan bagaimana Anda akan mengobati batuk dengan napas cepat. Bagilah para peserta menjadi kelompok yang terdiri dari dua orang dan berikan mereka masing-masing sejumlah Kotrimoksazol, air, sebuah sendok, dan mangkuk. Suruhlah setiap anggota kelompok untuk mempraktikkan pengobatan kepada penderita batuk dengan napas cepat, termasuk mengajarkan kepada mereka yang mengasuh anak bagaimana cara memberikan Kotrimoksazol, dan memberikan penyuluhan terhadap pengasuh itu. Berikan kepada mereka waktu 15 menit dan bergeraklah dari kelompok ke kelompok lainnya guna mengamati apakah yang mereka lakukan sudah benar atau tidak.

61

! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Sekarang, Anda akan belajar bagaimana cara mengajar ibu memberikan Kotrimoksazol - Anda akan dibagi secara berpasangan - Salah satu dari Anda menjadi kader dan yang lainnya akan memainkan peranan ibu. - Anda memiliki waktu 15 menit untuk persiapan dan kemudian akan maju ke depan dan menampilkan permainan peran mereka - Para peserta lain harus memperhatikan dengan cermat ketika mereka memainkannya supaya menjadi umpan balik yang konstruktif bagi mereka pada akhirnya - Lanjutkan sampai semua pasangan sudah tampil ? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: - Apa yang sulit dan apa yang berjalan dengan baik dalam permainan peran ini? - Kita akan mendengarkan dari para pengamat dulu baru kemudian diikuti oleh para pemain

Meringkas Sesi 12

? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Apakah sampai sejauh ini Anda mempunyai pertanyaan-pertanyaan? Menggunakan pokok-pokok ringkasan fasilitator pada kotak di bawah, BACAKAN butirbutirnya keras-keras kepada para peserta pelatihan, sambil mengecek pengertian mereka

Butir-Butir Ringkasan:
-

Seorang anak dengan batuk dengan napas cepat dapat meninggal dunia dengan mudah. Berikanlah tablet Kotrimoksazol guna mencegah kematian Orang yang mengasuh anak yang sakit harus melanjutkan pengobatan selama 3 hari penuh Kader tidak harus menghafal dosis pengobatan. Mereka bisa merujuk ke Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan.

Jawaban-jawaban untuk Kotrimoksazol (tablet anak) bagi perawatan batuk disertai napas cepat:
Anak dgn napas cepat Umur Berapa tablet setiap dosisnya? Berapa kali dalam sehari? Untuk berapa hari? Berapa jmlh tablet yang dibawa pulang

1. Amina 2. Otis 3. John 4. Kilara 5. Ibenus 6. Frans 7. Mari 8. Joko 9. Anas 10. Ita 11. Oki 12. Nelma 13. Matias

2 tahun 4 tahun 4 bulan 8 bulan 6 bulan 3 tahun 4 tahun 3 tahun 12 bulan 4 tahun Hampir 5 tahun 5 bulan 6 minggu

3 tablet 3 tablet 2 tablet 2 tablet 2 tablet 3 tablet 3 tablet 3 tablet 3 tablet 3 tablet 3 tablet 2 tablet Rujuk

2 kali 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali 2 kali Rujuk

3 hari 3 hari 3 hari 3 hari 3 hari 3 hari 3 hari 3 hari 3 hari 3 hari 3 hari 3 hari Rujuk

62

SESI 13 Nasihat Perawatan di Rumah


Catatan untuk Fasilitator: Presentasikan ikhtisar tujuan untuk sesi ini (sebagaimana tercantum di bawah ini) dan alokasi waktu untuk sesi ini.

Tujuan Pembelajaran

Pada akhir sesi ini, peserta pelatihan diharapkan mampu: 1. Membuat daftar tentang nasihat untuk diberikan kepada pengasuh anak yang dirawat di rumah. 2. Memperagakan cara mengajarkan para pengasuh cara perawatan rumah. 3. Menggambarkan cara menindak-lanjuti anak yang sakit di masyarakat.

Waktu
2 jam.

Materi yang diperlukan Metode

Buku Bergambar, kertas flipcharts dan spidol besar, selotip.

Curah pendapat dan bermain peran.

Persiapan

Foto-kopi Buku Bergambar dan Diagram Buku Bergambar yang diperbesar.

63

Nasihat untuk Perawatan di Rumah

! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Sesi ini adalah seputar bagaimana merawat anak sakit di rumah - Anda perlu mempelajari hal ini supaya dapat mengajarkan pengasuh anak yang sakit BENTANGKAN Lembar no. 10 Buku Bergambar untuk Kader: Berikan Nasihat untuk Anak yang Diobati di Rumah yang telah diperbesar. Tunjukkan judul-judul bagian dalam Buku Bergambar itu sewaktu Anda membacakan keras-keras setiap nasihat yang akan diberikan kepada pengasuh.

! JELASKAN kepada peserta pelatihan: Nasihat perawatan di rumah harus diberikan kepada semua anak sakit yang tidak dirujuk. ? TANYAKAN kepada para peserta pelatihan: Apa yang Anda ketahui tentang cara merawat anak sakit di rumah? Ajaklah beberapa peserta untuk mendefinisikan arti dari merawat anak sakit di rumah. Sekali lagi kembali ke Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan lembar no. 10: Berikan Nasihat untuk Anak yang Diobati di Rumah Tunjukkanlah bagian 10.1: Berikan cairan tambahan dan teruskan pemberian makan. ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Anda dapat menggunakan Buku Bergambar ini ketika mengajari pengasuh. - Selama sakit, anak kehilangan cairan. Anjurkan ibu untuk menyusui lebih sering dan lebih lama setiap kali menyusui. Anak harus mendapatkan ASI yang cukup, bahkan melebihi yang biasa diberikan bila cuaca panas dan kering. - Pada anak yang menderita mencret dan berumur lebih dari enam bulan, berikan air matang bersih dan makanan cair untuk menggantikan cairan yang hilang akibat mencret. Air rebusan hipere, air rebusan beras, dan air rebusan daun jambu muda (jawas) dapat membantu menggantikan cairan yang hilang selama mencret. - Nasihati pengasuh untuk melanjutkan pemberian makanan di rumah. Anak biasanya kehilangan selera makan selama sakit dan tidak tertarik pada makanan. - Untuk anak yang sudah mulai makan, anjurkan ibu untuk menawarkan makanan bergizi kesukaan anak. Jangan memaksa anak untuk makan. Tawarkan perlahanlahan dan lebih sering. Nafsu makan perlahan-lahan membaik sejalan dengan kesembuhan anak. ? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Cairan apa saja yang secara lokal tersedia di rumah? Jawaban yang mungkin: - Air matang - Air rebusan daun jambu (jawas) - Air rebusan ubi (hipere)

64

Kembali ke Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan lembar no. 10: Berikan Nasihat untuk Anak yang Diobati di Rumah. Tunjuklah bagian 10.2: Bawa kembali segera ke kader jika anak ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Pengasuh harus memperhatikan apakah anak mengalami masalah baru. - Apabila anak tidak bisa minum atau makan. - Apabila anaknya mengalami napas cepat dan tarikan dinding dada. Tandanya adalah anak bernapas lebih cepat dibandingkan biasanya meskipun anak sedang istirahat. Pengasuh dapat melihat tarikan dinding dada apabila dada bergerak tidak seperti biasanya atau jika anak membutuhkan usaha yang lebih untuk bernapas yang tidak seperti biasanya. Jika pengasuh tidak yakin apakah anak mengalami napas cepat dan tarikan dinding dada, maka cara yang paling aman adalah segera membawa ke tenaga kesehatan. - Apabila sakit anak tidak membaik dalam 2 hari. - Pengasuh harus kembali ke kader kesehatan secepatnya. - Kondisi ini menunjukkan bertambah parah penyakit dan anak dapat meninggal. Sekali lagi kembali ke Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan lembar no. 10: Berikan Nasihat untuk Anak yang Diobati di Rumah. Tunjuklah bagian 10.3: Kunjungan ulang pada hari ke-3. ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Lakukanlah kunjungan lanjutan terhadap anak pada hari ke-3. - Anda harus mengunjungi anak yang sakit itu guna memeriksa apakah terdapat kemajuan atau tidak , memastikan obat diminum atau tidak. - Anda harus memutuskan bersama pengasuhnya apakah Anda yang akan mengunjungi rumahnya atau sebaliknya pengasuh yang akan kembali. - Bawalah lembar pengobatan anak yang sakit itu pada saat melakukan kunjungan lanjutan. - Selama kunjungan kunjungan ulang, tanyakan serta amati apa yang menjadi masalah anak. Amati tanda-tanda bahaya, maupun masalah-masalah baru yang perlu diobati. - Periksa apakah obat diminum sesuai aturan oleh anak. Cari tahu apakah ibu tetap melanjutkan memberikan obat atau tidak. - Jika Anda menemukan tanda bahaya, atau anak bertambah sakit, atau bahkan tidak sembuh, maka rujuk anak secepatnya ke fasilitas/ tenaga kesehatan. Tulis catatan rujukan, dan dampingi rujukan untuk mencegah penundaan penanganan. - Pada lembar pengobatan, contreng [] kotak yang sesuai dengan kondisi anak saat ini: anak membaik, sama saja, memburuk, dirujuk, tidak tahu keadaan anak, meninggal. Tunjukkan lembar pengobatan versi besar bagian kunjungan lanjutan (kanan bawah). Ajarkan cara mencentang kondisi anak pada saat kunjungan lanjutan.

65

Menggunakan Buku Bergambar untuk Menasihati Pengasuh


-

Kader perlu mengecek Buku Bergambar guna mengingat nasihat apa saja yang harus diberikan Kader tidak perlu menghafalkan nasihat-nasihat ini

Sekarang coba periksa apakah peserta bisa melihat Buku Bergambar dan menggunakan gambar dalam buku ini untuk mengingatkan mereka tentang perawatan di rumah. Lakukan ini dengan langkah-langkah berikut ini: ? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Hal-hal apa saja yang penting dijelaskan kepada pengasuh untuk anak yang sakit batuk tanpa napas cepat atau dengan napas cepat? Anda bisa melihat Buku Bergambar. Tanyakan kepada beberapa peserta untuk menjawabnya dan jelaskan kepada peserta jawaban yang benar. ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Ketiga butir yang ada di Buku Bergambar semuanya penting. - Fokus harus pada tanda-tanda membahayakan. Untuk penyakit batuk hal yang penting diperhatikan oleh pengasuh adalah napas cepat dan tarikan dinding dada. - Jika salah satu dari tanda ini muncul, pengasuh harus segera membawa kembali anak tersebut ke kader karena anak bisa meninggal jika tidak segera diobati.

Bermain Peran Mengajarkan Perawatan di Rumah

! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Anda sekarang telah mempelajari cara pengasuh merawat anaknya di rumah. Anda belum mempelajari cara menjelaskan hal ini kepada para pengasuh. Anda akan memainkan peran tentang cara mengajarkan perawatan di rumah satu sama lain. - Berikan nasihat hanya butir-butir kunci yang terdapat pada Buku Bergambar. Lebih baik bicarakanlah tentang beberapa hal saja, supaya pengasuh bisa mengingat pesan yang Anda sampaikan. - Perlihatkanlah gambar-gambar pada Buku Bergambar ketika menjelaskan kepada pengasuh. Jika Anda menunjukkan gambar ketika menjelaskan nasihat perawatan di rumah ini maka akan membantu pengasuh untuk mengingat hal-hal yang telah Anda beritahukan kepada mereka. - Gunakanlah bahasa yang sama dengan para pengasuh. Jika pengasuh menggunakan bahasa yang berbeda, itu penting kalau Anda menjelaskan dalam bahasa mereka. Jangan menggunakan kata-kata rumit, yang ia tidak mengerti. - Doronglah pengasuh untuk mengajukan pertanyaan. Para pengasuh seringkali mempunyai pertanyaan-pertanyaan yang mereka ingin tanyakan, tetapi mereka mungkin merasa gugup atau malu. Karena mereka tidak mengajukan pertanyaan tersebut, akibatnya mereka masih bingung. Oleh karena itu, Anda harus mendorong para pengasuh untuk mengajukan pertanyaan. Anda bisa melakukannya secara khusus dengan mengatakan, Apakah Anda punya pertanyaan? Ajukanlah pertanyaan untuk mengecek apakah pengasuh mengerti hal-hal yang telah Anda ajarkan kepadanya. Anda tidak boleh bertanya Apakah Anda mengerti? Seorang ibu kemungkinan hanya mengatakan ya walau sebetulnya, ia benar-benar tidak mengerti. - Ajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai apakah pengasuh memahami apa yang Anda telah jelaskan, misalnya Tanda-tanda apa yang harus Anda cari dan kembali ke sini jika tanda itu muncul? atau Bagaimana cara merawat anak Anda selama di rumah? Pengasuh harus menerangkan kembali kepada Anda apa yang Anda ajarkan kepadanya sehingga Anda dapat benar-benar memeriksa apakah dia mengerti.

66

Berikan demonstrasi, fasilitator sebagai kader dan salah satu peserta berperan sebagai ibu/pengasuh. Demonstrasikan bagaimana cara memberikan nasihat perawatan di rumah kepada pengasuh yang salah dan setelah itu diskusikan dengan peserta lainnya apa yang sudah baik dan apa yang jelek dari permainan peran tadi. Fasilitator juga harus memperagakan bagaimana cara memberikan nasihat perawatan di rumah yang benar dan setelah itu mendiskusikan dengan peserta lainnya apa yang sudah baik dan apa yang jelek tentang permainan peran tadi. Setiap permainan peran sebaiknya tidak lebih dari 5 menit. Apabila waktu mengizinkan, ambillah dua anggota Kader dari kelompok memainkan peran bagaimana memberikan Nasihat Perawatan di rumah. Undanglah seorang peserta untuk bertindak sebagai seorang pengasuh memperagakan cara memberikan Nasihat Perawatan di rumah dan kemudian berdiskusi dengan pesertalain dalam kelompok halhal mana saja yang baik dan buruk mengenai permainan peran. Permainan peran tidak boleh memakan waktu lebih dari 5 menit ? TANYAKAN kepada para peserta pelatihan: - Hal apakah yang Anda lihat atau dengar berjalan dengan baik? - Hal apakah yang Anda lihat atau dengar tidak berjalan dengan baik? - Berikanlah alasan mengapa Anda memberikan jawaban itu?

Meringkas Sesi 13

? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Apakah sejauh ini Anda mempunyai pertanyaan? Menggunakan pokok-pokok ringkasan fasilitator pada kotak di bawah ini, BACALAH keras-keras kepada para peserta pelatihan butir-butirnya, sambil memeriksakan pengertian mereka

Butir-Butir Ringkasan Fasilitator:


-

Perawatan di Rumah adalah perawatan yang diberikan oleh para ibu/pengasuh di rumah. Nasihat perawatan di rumah harus diberikan kepada semua pengasuh anak yang sakit yang tidak dirujuk. Anda akan menggunakan Buku Bergambar ini untuk mengingatkan kepada Anda pada saat memberi nasihat kepada pengasuh. Semua dari ketiga butir perawatan di rumah adalah penting, namun fokus pada tanda-tanda membahayakan, oleh karena anak bisa meninggal dunia jika tidak segera dirawat.

67

SESI 14 Pengelolaan Obat di Masyarakat


Catatan untuk Fasilitator: Presentasikan ikhtisar tujuan untuk sesi ini (sebagaimana tercantum di bawah ini) dan alokasi waktu untuk sesi ini.

Tujuan Pembelajaran

Pada akhir sesi ini, peserta pelatihan diharapkan mampu: 1. Mengemukakan pentingnya pengelolaan obat-obatan yang baik di masyarakat. 2. Memahami cara memesan, mengambil, dan menyimpan obat di masyarakat. 3. Mengenali reaksi buruk obat dan tindakan yang perlu diambil.

Waktu
1 jam.

Materi yang diperlukan

Kotak obat, botol obat atau blister obat dan oralit yang terdapat tanggal kadaluarsa (expired date), register obat kader (LPLPO), kertas flipchart dan spidol besar, selotip kertas.

Metode

Curah pendapat, diskusi, peragaan.

68

! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Sesi ini tentang mengelola obat-obatan di masyarakat. - Anda perlu mempelajari hal ini guna menghindari supaya tidak terjadi obat yang kurang atau terbuang serta bahaya obat-obatan terhadap masyarakat. ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Anda akan menerima stok obat-obatan yang pertama segera setelah selesainya pelatihan ini. - Kemudian Anda akan menyimpan, mendistribusikan, dan memperoleh pasokan baru obat-obatan ini.

Menyimpan Obat di Masyarakat


! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Merupakan tanggung jawab kader untuk mengawasi obat-obatan. - Semua obat harus disimpan dengan aman di dalam kotak obat di ruangan yang terkunci. - Anda masing-masing akan menerima sebuah kotak untuk menyimpan obat. - Simpanlah kotak obat di tempat yang terhindar dari panas sinar matahari atau hujan atau bahkan tempat yang basah. - Jauhkan dari tempat yang banyak rayap atau serangga. - Janganlah menyimpan barang-barang lain di dalam kotak obat. - Semua obat akan diberikan gratis kepada para pasien. - Lihat terlebih dahulu tanggal kadaluarsa obat (expired date). ? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: - Apa yang bisa terjadi apabila Anda tidak menyimpan obat Anda sebagaimana mestinya? - Bagaimana Anda akan menghindari diri dari permasalahan ini? Mintalah para peserta untuk secara sukarela memberi jawaban, yang akan dituliskan pada kertas flipchart. Bahaslah jawaban-jawaban tersebut

Mengenali Kadaluarsa Obat

? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: - Bagaimana cara Anda mengetahui kapan kadaluarsa obat? - Apa yang terjadi jika obat kadaluarsa diminum oleh anak?

Bagikan botol obat Cotrimoksazol, blister obat Zinc, dan oralit kepada masing-masing peserta. Mintalah para peserta untuk mencari tanggal kadaluarsa obat dan oralit tersebut. Minta sukarelawan untuk memberikan jawaban dari pertanyaan tersebut kemudian diskusikan bersama peserta yang lain. ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Penting untuk mengetahui tanggal kadaluarsa obat. - Jika obat sudah kadaluarsa, maka obat sudah tidak manjur lagi untuk mengobati sakit anak atau bisa memberikan dampak buruk sehingga anak menjadi lebih sakit. - Selalu periksa tanggal kadaluarsa obat sebelum memberikannya kepada anak sakit.

Pembukuan Obat-Obatan
? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: - Berkeliling dan bekerjalah dengan dua orang di samping Anda untuk curah pendapat tentang obat-obatan. - Diskusikan siapa pemilik dari obat-obatan ini? - Siapa Kader yang bertanggung-jawab jika obat-obatan itu hilang atau rusak? Mintalah para peserta untuk secara sukarela memberi jawaban, yang akan dituliskan pada flip chart. Bahaslah jawaban-jawaban tersebut. 69

Mendapatkan Cadangan Obat Baru


-

Merupakan hal yang penting bagi kader memeliki persediaan obat yang cukup sehingga jika ada anak sakit bisa diobati dengan baik. Puskesmas atau Pustu bertanggung-jawab untuk memberi Anda obat-obatan baru apabila obat-obatan Anda mungkin kedaluwarsa di dalam kotak Anda dan Anda belum menerima stok baru. Mintalah obat-obatan lebih banyak dari Puskesmas apabila jenis obat apa pun yang Anda memiliki hanya bisa untuk 3 orang anak lagi, guna menghindari betulbetul kehabisan obat ini. Pakailah lembar permintaan obat untuk melaporkan obat yang sudah terpakai dan permintaan obat tambahan.

Bagikan kepada masing-masing perserta lembar permintaan obat dan tunjukkan bagaimana cara mengisinya. ? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: - Bagaimana orang dapat menghubungi Puskesmas guna memperoleh lebih banyak obat-obatan? - Mengapa merupakan hal yang penting untuk membawa register kader apabila Anda pergi untuk mendapatkan obat lebih banyak? Mintalah para peserta untuk secara sukarela memberi jawaban, yang akan dituliskan pada kertas flipchart. Bahaslah jawaban-jawaban tersebut.

Melaporkan Reaksi Buruk Obat


! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Reaksi buruk obat merupakan efek yang tak diinginkan dari obat. - Contoh reaksi buruk obat adalah gatal-gatal di kulit, bibir menjadi bengkak, kulit memerah, kulit melepuh, dan sesak napas. Reaksi butuk obat ini biasanya timbul segera setelah anak minum obat. - Apabila hal ini timbul, minta pengasuh untuk menghentikan pengobatan dan segera rujuk ke fasilitas kesehatan. - Reaksi buruk obat harus dicatat dan dilaporkan kepada fasilitas kesehatan terdekat. - Merupakan hal yang penting untuk melaporkan ini segera sehingga tindakan bisa dilakukan. - Jika tidak dilaporkan pasien bisa bertambah parah, akan lebih banyak pasien yang kemungkinan terkena dan pasien-pasien akan takut menggunakan obat yang diberikan kader. - Jika Anda tidak melaporkan hal ini sejumlah pasien akan menyalahkan Anda. - Petugas kesehatan yang terlatih berada pada posisi yang lebih baik untuk mengecek penyebab dan bagaimana cara mengatasi reaksi-reaksi ini. - Laporkan dan catatlah reaksi kebalikan itu pada laporan bulanan Anda di bawah kolom Keterangan lain Reaksi Buruk Obat(perlihatkan tempat ditemukannya informasi).

Meringkas Sesi 14

? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Apakah sejauh ini Anda mempunyai pertanyaan? Menggunakan pokok-pokok ringkasan fasilitator pada kotak di bawah ini, BACALAH keras-keras kepada para peserta pelatihan butir-butirnya, sambil memeriksakan pengertian mereka.

70

SESI 15 Rencana Tindak Lanjut Setelah Pelatihan


Catatan untuk Fasilitator: Presentasikan ikhtisar tujuan untuk sesi ini (sebagaimana tercantum di bawah ini) dan alokasi waktu untuk sesi ini.

Tujuan Pembelajaran:

Pada akhir sesi ini, peserta pelatihan diharapkan mampu: 1. Menjelaskan apa yang harus dilakukan di masyarakat setelah selesai pelatihan ini dalam melakukan perawatan bayi muda dan anak balita sakit di masyarakat.

Waktu
1 jam.

Materi yang diperlukan Metode

Kertas flipchart, spidol besar dan selotip kertas.

Curah pendapat, kerja kelompok kecil dan diskusi.

Persiapan

Kertas Flipchart yang ditulisi dengan rencana kerja percontohan.

71

! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Sesi ini membicarakan tindak lanjut setelah pelatihan ini. - Sebagai kader kesehatan perlu untuk memastikan bahwa masyarakat mengetahui tentang perawatan bayi muda dan balita sakit dan dapat dengan mudah mendapatkan obat-obatan.

Menerapkan Pelatihan Setelah pulang

! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Kita sudah sampai pada akhir pelatihan perawatan bayi muda dan anak balita sakit di masyarakat. - Kita telah belajar untuk merawat, menyimpan obat, mencatat dan menggunakan Buku Bergambar untuk Kader. - Kita juga telah mempelajari bagaimana kita akan bekerja dengan tenaga kesehatan.

? TANYAKAN kepada peserta pelatihan: Mintalah para peserta untuk bekerja di dalam kelompok. Mintalah mereka untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: - Bagaimana Anda akan memulai pengobatan anak sakit dan kapan? - Kegiatan-kegiatan apa yang akan dilakukan untuk mulai menerapkan pelatihan ini? - Siapa yang akan melakukan kegiatan-kegiatan ini? - Bantuan apakah yang Anda butuhkan untuk memulai perawatan bayi dan anak sakit di masyarakat? Ijinkan para peserta sekitar 20-30 menit untuk berdiskusi sebelum mereka dapat berbagi kepada kelompok yang lain. ! JELASKAN kepada peserta pelatihan: - Ucapkan terima kasih kepada para peserta. - Sepakati kapan mereka datang ke puskesmas untuk rapat yang pertama.

Merangkum Lokakarya

Ketua pelatihan harus merangkum bahan pelatihan. Tergantung apakah para pelatih merasa bahwa kader perlu diakreditasi atau tidak, sertifikat bisa diterbitkan dari Dinas Kesehatan untuk para kader.

AKHIR dari Lokakarya.

72

LAMPIRAN II: Daftar Umum Logistik Pelatihan Barang Perlengkapan VCR/laptop, video tape atau DVD Kertas Flipchart Selotip kertas Spidol besar Pulpen Sendok, cangkir Boneka Obat dan Persediaan Tablet Kotrimoksazol (dewasa dan anak-anak) Tempat obat Cangkir dan sendok untuk menyiapkan obat Barang-barang Agenda lokakarya Lembar pendaftaran Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan Register Diagram dinding Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan Panduan fasilitator, Buku Foto ARI Timer Tes-Akhir Sertifikat Lembar rujukan Logistik Tambahan Sumber listrik/Generator Meja dan kursi Jumlah 1 set/ruangan 1 set/ruangan 2 6 1/peserta 1 set per ruangan 3/peserta 2 pak/orang 3 lusin/orang 6-12/ruangan Sediakan ekstra untuk dibagi-bagikan Sediakan ekstra untuk dibagi-bagikan Sediakan ekstra untuk dibagi-bagikan Sediakan ekstra untuk dibagi-bagikan Cukup untuk peragaan Para peserta harus menanda-tangani setiap hari Sediakan lebih Komentar Bagian 1 and 2 Untuk kelas dan klinik

1/peserta 1/peserta 1/peserta 1/hari 1 set/ruangan 1 set/peserta 1/peserta 1/peserta 1 set/fasilitator 24 foto-kopi untuk latihan 1 set/ruangan 1 set/ruangan

73

Format evaluasi peserta setiap hari

Tanggal: ___________________________ 1. Apakah yang paling Anda nikmati dari hari ini? 2. Apa yang Anda pelajari hari ini yang Anda rencanakan untuk menggunakannya ketika pulang? 3. Hal apakah yang paling berharga yang Anda pelajari hari ini (pengetahuan atau ketrampilan)? 4. Apakah ada yang Anda tidak mengerti sepanjang sesi hari ini? Coba berikan contoh mengenai hal yang tidak Anda mengerti 5. Apakah ada komentar khusus lainnya yang Anda miliki? Terima kasih.

Evaluasi Pasca-Pelatihan KADER


1. Apakah tiga hal [atau topik] yang terpenting selama pelatihan ini? 2. Apakah topik-topik yang tercakup selama minggu pelatihan ini cukup bagi Anda? Jika tidak, apakah terlalu banyak materi yang dicakup atau terlalu sedikit? 3. Apakah panjangnya waktu dari lokakarya ini pantas?. Jika tidak, apakah terlalu panjang atau terlalu pendek ?

Format laporan pelatihan

I. Tingkat pelatihan (pilihlah salah satu) Pelatihan MTBS-M untuk para Kader _____ Pelatihan MTBS-M untuk para Pelatih _____ Pelatih Master MTBS-M _____ II. Tanggal Pelatihan __________________________________ III. Lokasi Pelatihan:______________________________ IV. Nama-nama dan Kualifikasi Para Pelatih (Spesialis Medis Senior, Perawat, dll) Nama Pelatih Kualifikasi/Tingkat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Dll. V. Informasi Peserta a. Jumlah total para Peserta yang Hadir: _______ b. Jumlah total yang menyelesaikan tes-akhir lokakarya MTBS-M dengan sukses:_______ c. Nama-nama dan lokasi para peserta

74

Nama Peserta

Lokasi (nama desa, dll)

Penyelesaian Lokakarya MTBS-M dengan sukses Ya atau Tidak

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. d. Nama-nama para Peserta yang tidak meneyelesaikan Lokakarya MTBS-M dengan sukses dan rencana tindak-lanjut untuk mendukung kualifikasi di MTBS-M: Nama-nama para Peserta yang tidak menyelesaikan Lokakarya KADER dengan sukses 1. 2. 3. 4. Rencana Tindak-lanjut untuk mendukung Kualifikasi

VI. Komentar-komentar/Observasi Fascilitator tentang pelatihan KADER: VII. Evaluasi Lokakarya dari para Peserta (Ringkasan dapat dilampirkan). VIII. Saran-saran dan Pelajaran bagi Lokakarya KADER Mendatang XII: Format pendaftaran peserta TEMPAT PELATIHAN:.......................................... PROPINSI:.................................................. KABUPATEN:................................................. KECAMATAN:................................................. UNIT KESEHATAN DESA:....................................... TANGGAL:................................................... No: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. NAMA JENIS KELAMIN DESA TANDA TANGAN

75

76

77

Anda mungkin juga menyukai