Anda di halaman 1dari 28

POTENSI BAHAYA DAN UPAYA PENGENDALIAN K3 PADA INDUSTRI PERAKITAN MOBIL

Disusun oleh Apriastuti Puspitasari, 0706272585

Makalah Mata Kuliah Prinsip Dasar Proses Industri

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK, 2008

Created By: Apriastuti P. (K3 FKM UI) 0706272585

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagaimana mestinya. Makalah ini merupakan tugas akhir dari mata kuliah Prinsip Dasar Proses Industri Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Univesitas Indonesia. Makalah ini berjudul Potensi Bahaya dan Upaya Pengendalian K3 pada Industri Perakitan Mobil. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui potensi-potensi bahaya yang dapat terjadi pada industri perakitan mobil. Tak hanya itu, sebagai ahli keselamatan dan kesehatan kerja, juga perlu mengidentifikasi dampak kesehatan apa saja yang terjadi bila pengendalian K3 dalam industri perakitan mobil tidak dilaksanakan. Dengan segenap usaha dan tenaga, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini sehingga akhirnya makalah ini dapat hadir di tengah pembaca sekalian. Penulis berharap makalah ini dapat memberi manfaat bagi seluruh pihak. Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun dari pembaca.

Depok, Desember 2008

Penulis

Created By: Apriastuti P. (K3 FKM UI) 0706272585

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah hak asasi setiap manusia yang bekerja, karena setiap aktivitas industri selalu mengandung bahaya dan risiko keselamatan dan kesehatan. Bahkan United Nations Declaration of Human Rights, yang dirumuskan pada tahun 1948 di Helzinki, menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak asasi untuk bekerja, bebas memilih jenis pekerjaan dan mendapatkan kondisi pekerjaan yang adil dan membuatnya sejahtera. Menurut WHO, sebagai Organisasi Kesehatan Dunia, 45% penduduk dunia dan 58% penduduk yang berusia di atas sepuluh tahun tergolong tenaga kerja. Diestimasikan sebesar 35% sampai 50% dari jumlah tenaga kerja di atas telah terbiasa terpajan dengan bahaya fisik, kimia, biologi dan juga bekerja dalam beban fisik dan ergonomi yang melebihi kapasitasnya serta bebas psikososial yang menimbulkan stress. Hazard (bahaya) yang ditimbulkan dalam proses produksi di sebuah industri dapat bersifat fisik, kimia, biologi, mekanik, elektrik, psikologi, dan ergonomi. Dengan melakukan pengendalian yang benar, maka hazard yang terdapat dalam setiap proses produksi dapat diminimalkan. Aktivitas industri memang rentan terhadap hazard dan risk yang selalu membayangi setiap pekerja. Salah satu industri yang sedang menjamur ini adalah industri otomotif. Permintaan kendaraan di Indonesia yang meningkat, juga meningkatkan permintaan terhadap produk dan pekerja industri otomotif. Industri perakitan mobil adalah salah satu bagian dari industri otomotif yang bertugas menjalankan produksi pembuatan body mobil, pengelasan, pengecatan, perakitan komponen dan assesoris mobil, pengecekan kembali dan

pendistribusiannya kepada masyarakat. Industri perakitan mobil yang sangat berkembang akhir-akhir ini di Indonesia, memiliki proses yang banyak dan bervariasi dan pekerja dalam industri ini selalu berhadapan dengan bahaya dari proses

Created By: Apriastuti P. (K3 FKM UI) 0706272585

perorangan dan langkah-langkah safety yang relevan dengan hazard yang ada, sesuai dengan proses alur dalam siklus produksi industri perakitan mobil (ILO, 1998). Karena memiliki hazard dan risk yang beragam dan tak terhitung jumlahnya, maka perlu dilakukan upaya pengendalian dengan sistem managemen K3 dalam setiap proses produksi industri perakitan mobil. Diharapkan dengan sistem managemen K3 yang baik, tak hanya menguntungkan pekerja sebagai objek hazard dan risk tetapi juga menguntungkan perusahaan karena dapat meminimalisasi kerugian-kerugian yang timbul akibat kehilangan aset-aset perusahaan, kehilangan pekerja yang terampil dan tercemarnya lingkungan pabrik akibat limbah yang tidak ditangani dengan baik.

1.2 Permasalahan Potensi bahaya yang selalu membayangi pekerja di industri perakitan mobil harus diminimalisir agar loss tidak terjadi. Mengidentifikasi bahaya melalui flow process setiap produksi merupakan hal yang penting dilakukan agar pelaksanaan K3 dalam perusahaan dapat berjalan lancar. Namun, karena keterbatasan pengetahuan dan informasi, banyak pekerja yang tidak mengetahui bahaya apa saja yang telah mereka dapat sewaktu bekerja. Oleh karena itu, pihak perusahaan sebaiknya bertindak tegas dalam memegang prinsip K3 di setiap alur proses produksi. Untuk itu penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian terhadap potensi bahaya yang berisiko dalam proses produksi industri perakitan mobil. Selain itu, diharapkan hal ini dapat menjadi perhatian perusahaan untuk meningkatkan upaya pengendalian sehingga menurunkan angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui potensi-potensi bahaya yang dapat terjadi pada industri perakitan mobil. Tak hanya itu, sebagai ahli keselamatan dan kesehatan kerja, juga perlu mengidentifikasi dampak kesehatan apa saja yang terjadi bila pengendalian K3 dalam industri perakitan mobil tidak dilaksanakan.

Created By: Apriastuti P. (K3 FKM UI) 0706272585

1.4 Manfaat Penulisan Manfaat bagi mahasiswa adalah dapat menerapkan ilmu yang dipelajari di bangku kuliah, serta dapat meningkatkan wawasan dan informasi mengenai seluk beluk industri perakitan mobil. Manfaat bagi industri perakitan mobil, selaku objek penelitian, adalah dapat mengevaluasi kinerja perusahaan dalam pelaksanaan prinsip K3. Karena dengan menerapkan prinsip K3 yang baik maka akan menurunkan kerugian-kerugian akibat rusaknya aset-aset perusahaan, penyakit yang timbul pada pekerja, dan lingkungan sekitar yang tercemar.

Created By: Apriastuti P. (K3 FKM UI) 0706272585

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Flow Process Industri Perakitan Mobil Dalam industri otomotif, khususnya pembuatan mobil, umumnya melakukan produksi pembuatan komponen mesin (casting dan engine) dan pembuatan serta perakitan body mobil. Yang akan dibahas dalam makalah ini hanyalah pembuatan dan perakitan body mobil. Di bawah ini adalah bagan flow process perakitan body mobil yang dilakukan industri otomotif pada umumnya.

Gambar 2.1 Keseluruhan flow process pada industri otomotif, mulai dari pembuatan material body mobil sampai distribusi mobil kepada konsumen.
Inner assembly

Material

Pressing

Welding

Painting

Assembly

QC Check

Transpor

Underbody

Gambar 2.2 Flow process dari proses assembly pada industri otomotif

Created By: Apriastuti P. (K3 FKM UI) 0706272585

2.1.1 Pressing / Stamping Proses ini dimulai dengan penerimaan material-material body mobil dari berbagai supplier dengan design yang telah direncanakan sesuai dengan kebutuhan konsumen, sehingga tepat guna dan berlaku secara komersial. Pada proses stamping terjadi proses pengepresan pembuatan body mobil, seperti tangki bahan bakar, kerangka mobil, dan komponen-komponen subassembly seperti kabin, dek, dan rangka chasis. Proses utama dari stamping adalah memproduksi body mobil dengan proses pencetakkan dari plat baja dengan menggunakan mesin press bertenaga ribuan ton yang kemudian akan dikirim ke bagian welding untuk disatukan menjadi body kendaraan utuh. Untuk menghasilkan komponen body mobil yang berkualitas tinggi diperlukan presisi yang tinggi dan bahan dasar berkualitas tinggi. Untuk memproduksi suatu cetakan yang berkualitas baik, dapat digunakan teknologi komputer terbaru serta peralatan tercanggih dan juga harus dioperasikan oleh para profesional di dalam sistem managemen kerja yang modern. Bahan baja dan biji besi terpilih yang berkualitas tinggi juga harus digunakan agar produk yang dihasilkan dapat bersaing secara internasional.

Gambar 2.3 Proses Stamping

2.1.2 Welding Pada bagian ini, part-part mobil yang sudah dipres digabung menjadi sebuah kerangka mobil melalui suatu pengelasan yang menggunakan alat spot welder. Proses

Created By: Apriastuti P. (K3 FKM UI) 0706272585

welding merupakan proses pembuatan body kendaraan melalui beberapa tahapan proses seperti body welding, metal finishing, dan frame welding.

1. Proses Body Welding a. Pembuatan body kendaraan dimulai dengan pembentukan beberapa jenis sub assy panel sampai menjadi panel utuh. Pembentukkan dilakukan dengan menggunakan peralatan welding gun dengan metode las titik ( spot welding), las brazing (oxy-acetilene), las argon dan las CO2, selain itu terdapat pula proses hamming (pelipatan sisi plat untuk jenis pintu). b. Setelah panel terbentuk, maka langkah selanjutnya adalah menggabungkan beberapa panel yang telah menjadi utuh. Proses yang dilakukan sebagai berikut: Proses persiapan sub assy: font floor, reat floor, panel dash, engine comportment, under body, front atau reat door RH/LH dan body side RH/LH. Proses main body: penggabungan beberapa panel mulai dari under body assy, body assy, dan roof menjadi sebagian body. Proses fitting: pemasangan beberapa panel seperti, engine door, back door, font/rear door dan fender sehingga terbentuklah body kendaraan secara utuh. Setelah body kendaraan terbentuk maka body diteruskan ke proses metal finish. Pada proses ini dikerjakan penggerindaan, pengamplasan, dan perbaikan panel body kendaraan ex proses body welding.

2. Proses Metal Finishing a. Pengamplasan di metal finish terdiri dari 3 tahap, yaitu: 1. Gerinda batu kasar, untuk memperbaiki bekas las CO2, las kuningan dan spot tajam. 2. Gerinda sandisc, untuk menghaluskan ex gerinda batu. 3. Amplas, untuk menghaluskan bekas gerinda.

Created By: Apriastuti P. (K3 FKM UI) 0706272585

b. Setelah mengalami proses ini, maka proses selanjutnya adalah persiapan proses painting.

3. Proses Frame Welding Dalam proses ini dikerjakan pemasangan kerangka/chassis kendaraan. Proses ini menggunakan peralatan las CO2. Setelah frame terbentuk, maka proses selanjutnya adalah persiapan Black Dipping Chassis (pencelupan cat hitam). Dampak lingkungan yang ada sama dengan proses body welding. Tahapan proses welding antara lain, pos sub jig, pos main jig, pos rolling, pos inspeksi (pengecekan), proses pencucian, oven, pendinginan, black dipping, penirisan, dll.

Gambar 2.4 Proses Welding

2.1.3 Painting 1. Pre treatment chamber, terdiri dari 8 bak a. Pre degreasing, tujuannya untuk membersihkan oli agar cat yang dihasilkan bagus. b. Degreasing, tujuannya untuk membuang seluruh lemak yang menempel di badan mobil. c. Rinsse I, bak ini berisi air pam. Tujuannya untuk pembilasan dan menghilangkan senyawa ridholin yang melekat pada badan mobil. d. Activation, bak ini berisi fixodin + demin water. Tujuannya untuk menghaluskan lapisan metal.

Created By: Apriastuti P. (K3 FKM UI) 0706272585

e. Phospating, tujuannya untuk memasang lapisan zinc (anti karat) dengan cara melapisi badan mobil dengan phospat. Air pada bak ini berwarna hijau. f. Rinse II, bak ini berisi demin water, tujuannya untuk pembilasan. Demin water (demineralized water) adalah air pam yang kandungan mineralnya sedikit karena telah melalui proses ionisasi. g. Passivation, bak ini berisi dioxilite (chemical) berbentuk gel. Tujuannya untuk menyempurnakan lapisan phospat. h. Rinse III, bak ini berisi air demin water yang tujuannya untuk pembilasan.

2. Walting Elektrodyalisis Deck Pada bagian ini dilakukan penirisan, tujuannya agar air yang tersisa pada pencucian bak 8 (Rinse III) tidak banyak yang masuk ke proses selanjutnya, yaitu tahap elektrodyalisis, untuk mencegah banyaknya kontaminan yang masuk. Walting Elektodyalisis deck dilakukan dengan cara mobil digantung menggunakan hanger.

3. Elekrodyalisis/ Elaktrodipping a. Elekrodyalisis main tank, pada bagian ini dilakukan pelapisan cat. b. UF (Ultra Filtrate) Rinse I, pada bagian ini dilakukan pembilasan menggunakan demin water. c. UF (Ultra Filtrate) Rinse II, pada bagian ini proses yang dilakukan sama dengan UF Rinse I. d. Final, pada bagian ini juga dilakukan pembilasan untuk ketiga kalinya dengan menggunakan demin water.

4. Oven Sebelum dimasukkan ke oven, mobil dikeringkan terlebih dahulu dengan cara diblow. Tujuannya untuk meletakkan base coat ED.

Created By: Apriastuti P. (K3 FKM UI) 0706272585

10

5. Sealer Pada proses ini dilakukan penutupan sambungan plat-plat metal body dengan menggunakan karet sintetik, yaitu terolan dengan tujuan agar tidak terjadi kebocoran pada mobil saat hujan. Pengoperasian sealer dengan menggunakan metode gun, yaitu dengan cara ditembak. Ada cara pengetesan sealer, yaitu orisinil, spatula, dan kuas.

6. Under Body Spray (UBS) Proses yag dilakukan di UBS ntinya sama saja dengan proses yang dilakukan di sealer, namun bedanya adalah UBS dilakukan untuk menahan kebocoran pada bagian bawah mobil dan juga untuk mencegah terjadinya pengkaratan.

7. Oven Dilakukan pemanasan selama beberapa menit dengan temperatur di atas 100
o

C. Tujuannya untuk mengeringkan dan melekatkan sealer body mobil dari proses

sebelumnya.

8. Wet Sanding Pada proses ini body mobil dilakukan pengamplasan dengan cara dilap untuk menghilangkan kotoran dan agar daya lekat cat bagus.

9. Pre Sanding Pada proses ini terdiri dari beberapa pos, body mobil dilakukan pencucian, pengamplasan menggunakan amplas. Tujuannya menghaluskan body mobil dan melihat ada/tidaknya defect.

10. Oven Dilakukan pemanasan dengan menggunakan temperatur di atas 100 oC. Tujuannya untuk mengeringkan dan menghilangkan sisa pengamplasan.

Created By: Apriastuti P. (K3 FKM UI) 0706272585

11

11. Tag Rack Terdiri dari beberepa pos, dimana pekerjaan yang dilakukan adalah memblow, pengelapan dengan solvent menggunakan kain lap untuk menghilangkan kotoran dan sisa pengamplasan.

12. Spray Booth Pengecatan akhir dengan cara di-spray dan juga terdiri dari dari beberapa pos. Pos untuk mobil passenger lebih banyak dibandingkan pos mobil komersil, karena mobil passenger mengalami proses primer, base coat, dan clear coat.

13. Oven Dilakukan pemanasan dengan suhu di atas 100 oC selama beberapa menit.

14. Rectification (Touch Up) Dilakukan pemeriksaan secara keseluruhan pada body mobil untuk melihat apakah ada defect pengecatan. Jika kondisi mobil dinyatakan bagus selanjutnya diteruskan ke bagian assembling.

Gambar 2.5 Proses Painting

2.1.4 Assembly Setelah body dinyatakan baik dan selesai dari proses pengecatan menurut kriteria tertentu, maka tahap pemasangan mesin dan assesoris segera dilakukan.

Created By: Apriastuti P. (K3 FKM UI) 0706272585

12

Assesoris yang dimaksud adalah kelengkapan kendaraan seperti, lampu, kaca, kabelkabel, panel-panel, instrument serta kelengkapan lain sesuai jenis kendaraan antara lain: 1. Triming, pada tahap ini dilakukan pemasangan interior mobil seperti dashboard, plavon, sabuk pengaman, dan kaca. 2. Chassis, pada tahap ini dilakukan pemasangan peralatan pada bagian atas dan bawah mobil, seperti engine excel, engine drop, saluran bensin dan mesin. 3. Final, pada tahap ini dilakukan pemasangan steel pintu, steel lampu, pengisian bahan bakar dan pengisian minyak rem. Selain itu juga pemasangan assesoris lain seperti, bumper, roda, dll. Sekarang ini penggunaan robot pada proses assembly sedang mengalami pertumbuhan yang pesat karena dapat meningkatkan beberapa proses operasi assembly. Setelah final assembly, mobil siap untuk dites. Inspection dilakukan sebatas untuk roller test pada sebuah roller bed (dimana ventilasi sangat penting dimiliki untuk mengeluarkan asap) atau dapat memasukkan track trials, air dan penghisap debu, serta road trial di luar pabrik.

Gambar 2.6 Proses Assembly

Untuk memastikan bahwa mobil yang dihasilkan berkualitas tinggi, dalam industri otomotif terdapat operasi khusus yakni inspection dan test track. Beberapa tahap yang dilaksanakan, yaitu

Created By: Apriastuti P. (K3 FKM UI) 0706272585

13

1. Delivery, pada tahap ini dilakukan pengecekan terhadap mobil apakah terdapat defect. 2. Leak test, pada tahap ini dilakukan uji kelayakan keseluruhan body mobil dengan proses penyemprotan air untuk melihat apakah ada kebocoran pada mobil. 3. Test track, pada tahap ini dilakukan pengetesan terhadap kecepatan mobil dan bagaimana kondisinya di jalan. Pengetesan ini dilakukan oleh seorang driver.

Gambar 2.7 Proses Inspection dan Test Track

Test driver juga memudahkan dalam memeriksa berbagai macam stress psikologi seperti keras tidaknya acceleration dan deceleration (perlambatan),

goncangan dan getaran, karbon monoksida dan keluaran asap, bising, melakukan cek delivery inspection pada lingkungan dan iklim atau cuaca yang berbeda agar menghasilkan produk yang berkualitas.

2.2 Potensi Bahaya dan Dampak Keselamatan dan Kesehatan Potensi bahaya yang terdapat dalam industri perakitan mobil sangat beragam dan bervariasi. Sesuai dengan flow process industri ini, maka potensi bahaya dan dampaknya terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja adalah sebagai berikut:

2.2.1 Pressing / Stamping Potensi bahaya utama pada proses stamping adalah bahaya mekanik yaitu terjepit dan terpotong, khususnya pada tangan yang berisiko terkena mesin press. Dampak yang terjadi adalah bagian tubuh yang terkena tersebut akan mengalami luka

Created By: Apriastuti P. (K3 FKM UI) 0706272585

14

amputasi bahkan kematian pada pekerja. Selain tangan, kaki dan leher juga akan terkena cedera akibat terkena potongan logam dari proses pressing. Tak hanya itu, terdapat juga bahaya ergonomik yang muncul, berupa aktivitas mengangkat (lifting) plat baja yang telah dipress untuk dipindahkan ke tahap selanjutnya. Pekerjaan ini dapat menyebabkan MSDs atau musculuskeletal disorders, low back pain, dan lainlain.

2.2.2 Welding Setelah proses pressing, lembaran-lembaran baja dirakit menjadi beberapa sub-group part body mobil dengan melakukan transfer elektrik pada mesin welding. Selama proses welding, pekerja akan terkena pajanan yang besar pada

penglihatannya, terkena radiasi sinar ultraviolet, inhalasi gas pembakaran, uap dari pengawetan asam, asap logam, dan terpajan gas-gas dari lapisan elektroda seperti oksida, mangan, tembaga, zinc, besi, silika, karbonmonoksida, nitrogen oksida, karbondioksida, ozon, dan lain-lain. Potensi bahaya pada proses welding adalah bahaya kimia, fisik dan mekanik. Bahaya kimia pada proses ini adalah asap logam, debu las logam, dan inhalasi gas pembakaran dan gas dari lapisan elektrode. Asap logam pada welding dapat menyebabkan metal fume fever dan debu las akan menyebabkan penyakit silikosis dan penyakit ISPA lainnya. Selain itu pada tahapan metal finishing dalam proses welding, penggerinderaan dan penajaman alat-alat juga berisiko menimbulkan pneumoconiosis dimana silikon karbida dan alumunium oksida digunakan. Bahaya juga masih timbul dari ledakan roda gerinda dan partikel-partikel yang terbang serta alumunium dari logam campuran. Dalam proses soldering dan grinding juga memproduksi timah yang berbahaya bagi sistem peredaran darah serta sistem saraf pusat manusia. Sedangkan bahaya fisiknya adalah percikan api, radiasi sinar ultraviolet, bising, dan suhu yang tinggi. Percikan api akan menimbulkan kulit tersengat, sedangkan radiasi sinar UV akan mempengaruhi indera penglihatan dan dapat menimbulkan kanker kulit. Bising pada proses grinding/penggerinderaan juga dapat

Created By: Apriastuti P. (K3 FKM UI) 0706272585

15

mengakibatkan NIHL (Noise Induced Hearing Loss) atau gangguan pendengaran lainnya. Bahaya mekanik yang dapat timbul dari welding adalah injury akibat aktivitas penggerinderaan, pengamplasan dan perbaikan panel body. Tak hanya itu, yang paling membahayakan keselamatan pekerja adalah risijo terjadinya injury pada telapak tangan terpotong akibat aktivitas penggerindaan, kulit terluka akibat aktivitas pengamplasan, dan lain-lain.

2.2.3 Painting Dalam proses painting, terdapat banyak potensi bahaya kimia diantaranya terpajan oleh inhalasi toluene, xylene, propylene, butyl, dan amyl asetat serta uap metil alkohol. Inhalasi dari partikel-partikel cat juga harus diperhatikan pada beberapa cat yang masih mengandung garam-garam dalam chromium dan timah. Timah atau lead merupakan poison yang tetap exist dalam tetraetyl lead yang digunakan dalam leaded gasoline. Timah dapat mengganggu peredaran darah, sistem pencernaan, dan sistem saraf pusat termasuk otak. Selain itu, bila melakukan praktek autopsi akan memperlihatkan terdapat kerusakan pada ginjal, liver dan sistem reproduksi akibat terpajan timah. Pada tahapan spray booth, material yang digunakan bersifat flammable (mudah terbakar) yang juga merupakan potensi bahaya kimia. Proses painting juga mengeluarkan emisi berupa Limbah cair yang mengandung merkuri, krom (Cr), kadmium, zinc dan timbal. Seperti yang kita ketahui bahwa zat-zat tersebut sangatlah berbahaya, seperti merkuri yang dapat mengganggu aliran darah sampai ke otak dan timbal juga dapat mengakibatkan plumbism (gangguan gastro intestinal track) & anemia serta gangguan neuromuscular system. Potensi bahaya fisik yang terdapat pada proses ini adalah penerangan (lighting) yang buruk yang dimiliki oleh beberapa pabrik otomotif. Penerangan yang buruk akan mengakibatkan gangguan pada indera penglihatan, kelelahan mata dengan berkurangnya daya dan efisiensi kerja, dan lain-lain.

Created By: Apriastuti P. (K3 FKM UI) 0706272585

16

2.2.4 Assembly Pada assembly shop terdapat jalur-jalur conveyor yang membawa bagianbagian yang telah melalui proses painting. Pekerja dalam proses ini melakukan satu jenis pekerjaan yang berulang-ulang dan terbatas pada tiap mobil yang akan dibuat. Pada proses ini, conveyor membawa body-body mobil hasil painting satu per satu sepanjang jalur assembly, sehingga pekerja jarang berpindah-pindah tempat kerja. Proses-proses ini menyebabkan kewaspadaan pekerja menjadi konstan sehingga terasa sangat membosankan dan monoton. Meskipun normalnya tidak mengeluarkan energi yang besar, dalam proses assembly pekerja selalu melakukan perubahan-perubahan postur tubuh, contohnya saat menginstall komponen di dalam mobil atau bekerja di bawah body mobil (dengan telapak tangan dan lengan bawah di atas dan sejajar dengan kepala). Potensi bahaya dalam proses assembly sebagian besar merupakan bahaya mekanik, fisik, ergonomik, dan psikologi. Bahaya mekanik yang dapat terjadi diantaranya adalah injury pada kepala saat bekerja di bawah mobil yang hampir utuh. Bahaya fisik berupa debu akibat partikel-partikel yang beterbangan sisa proses sebelumnya yang dapat mengganggu sistem pernapasan pekerja. Sedangkan bahaya ergonomik yang ada berupa terkena low back pain karena melakukan pekerjaan mengangkat (lifting) dan dikerjakan berulang-ulang. Sedangkan bahaya psikologi yang utama terjadi adalah stress kerja akibat pekerjaan yang monoton terutama pada para pekerja usia muda. Hal ini terlihat dari meningkatnya absen kerja pekerja muda dan kurangnya ketertarikan pekerja tersebut karena sangat monoton.

2.3 Rekomendasi Pengendalian 2.3.1 Pressing / Stamping Upaya preventif yang harus dilakukan untuk meminimalisasi bahaya mekanik dan ergonomik pada proses pressing adalah dengan menggunakan machinery safe guarding atau penutup bagian mesin yang berbahaya, pengendalian safety, sistem otomatis serta subtitusi alat dengan menggunakan alat yang lebih aman, dan penggunaan APD seperti apron sebagai pelindung badan, dan APD lain untuk

Created By: Apriastuti P. (K3 FKM UI) 0706272585

17

memproteksi kaki, leher, lengan, dan telapak tangan. Memberlakukan rotasi kerja dan menggunakan alat-alat modern yang didisain secara otomatis untuk membawa bendabenda berat juga harus dilakukan pekerja untuk mengurangi aktivitas mengangkat.

2.3.2 Welding Potensi bahaya yang terdapat pada prose welding berupa bahaya fisik, kimia, dan mekanik. Untuk meminimalisasi dampak kesehatan dari proses welding, perusahaan harus menyediakan ventilasi yang baik, yaitu dengan menggunakan exhaust lokal sebagai alat untuk membuang gas-gas hasil welding ke luar ruangan. Tak hanya itu, harus tersedia pula screen proteksi dan partisi serta pekerja harus menggunakan APD seperti kacamata google, gloves, dan apron. Subtitusi alat atau melakukan segresi yaitu memisahkan pekerja dengan alat dengan jarak dan lama waktu bekerja juga harus dilakukan untuk meminimalisasi dampak produksi timah yang dikeluarkan pada proses soldering dan grinding. Pekerja las juga sebaiknya diberikan pelayanan kesehatan yang baik dengan melakukan medical check-up secara periodik. Untuk mengurangi dampak suhu yang tinggi dari proses welding, harus disediakan air minum yang cukup dan tablet-tablet garam dapur di tempat kerja. Pada proses metal finishing yaitu penggeridaan, pekerja sebaiknya menggunakan screen, serta alat pelindung mata, muka, telinga dan saluran pernapasan. Untuk mengurangi kebisingan dari proses grinding, pekerja juga harus menggunakan pelindung telinga yang sesuai dengan besarnya bising.

2.3.3 Painting Untuk mengurangi terjadinya pengecatan yang berlebihan dan meningkatkan keamanan bagi karyawan direkomendasikan untuk menggunakan pengecatan semi otomatis, dimana ruang pengecatan dilengkapi dengan tangan-tangan robot yang bergerak fleksible. Hanya bagian-bagian yang sulit saja dilakukan secara manual. Oleh karena itu diperlukan penerangan yang cukup, berupa penyediaan jendelajendela, dinding gelas dan lain-lain. Namun, pada beberapa industri masih menggunakan sistem manual sehingga pengendalian bahaya yang harus dilakukan

Created By: Apriastuti P. (K3 FKM UI) 0706272585

18

adalah penggunaan APD seperti pelindung saluran pernapasan, serta membuat larangan penggunaan benzene sebagai solvent, mengurangi penggunaan air yang berlebihan karena dapat meningkatkan limbah, eliminasi kandungan timah pada cat, dan meningkatkan mekanisme sistem modern pada painting yang sebenarnya dapat menghapuskan potensi bahaya pada proses ini. Sifat flammable pada spray booth dapat dikendalikan dengan penempelan No Smoking sign di sekitar spraying area dan di paint storage room. Untuk mengurangi produk yang gagal (reject) pada cat metalik,

direkomendasikan untuk menganalisa udara didalam ruangan pengecatan terutama untuk kadar fiber dan debu. Jika perlu, filter yang ada diganti dengan tipe yang baru. Selain itu direkomendasikan pula untuk mendiskusikan bersama-sama dengan suplayer, masalah formulasi cat dan perubahan pada permukaan pengecatan dan kemungkinan modifikasinya. Ventilasi yang baik juga sangat diperlukan untuk meminimalisasi panasnya ruangan sehingga tidak terjadi dehidrasi, heat stress ataupun heat stroke. Tak hanya itu, untuk memberikan penerangan yang cukup pada ruangan tempat kerja, penyediaan lampu yang terang, jendela-jendela atau dinding gelas yang dibuat sedemikian rupa juga diperlukan untuk memberikan penyebaran cahaya yang merata.

2.3.4 Assembly Rekomendasi pengendalian yang harus dilakukan adalah penggunaan APD yang baik agar terhindar dari bahaya mekanik. Seperti pemakaian helmet sebagai pelindung kepala, penggunaan gloves agar jari tangan tidak terjepit atau terpotong saat merakit body-body mobil, safety shoes yang dapat melindungi telapak kaki dari komponen mobil yang terjatuh, bahkan penggunaan masker juga diperlukan untuk melindungi saluran pernapasan pekerja dari debu partikel yang beterbangan sisa dari proses sebelumnya. Untuk mengatasi kejenuhan pekerja akibat pekerjaan yang monoton, perusahaan sebaiknya melakukan rotasi job desk masing-masing pekerja pada bagian assembling. Rotasi dapat dilakukan minimal setiap enam bulan sekali agar pekerja dapat menyesuaikan diri dengan job desk barunya.

Created By: Apriastuti P. (K3 FKM UI) 0706272585

19

2.4 Matriks No. Tahap Proses 1 Pressing *Mekanik Terjepit dan terpotong Luka amputasi dan kematian. Machinery safe guarding (penutup Potensi Bahaya Dampak Kesehatan Rekomendasi Pengendalian

pada tangan, kaki, dan leher.

bagian mesin yang berbahaya), menggunakan safety shoes, dan alat proteksi leher, tangan. lengan, dan telapak

*Ergonomik Aktivitas mengangkat Mengakibatkan penyakit Memberlakukan rotasi kerja dan

(lifting) plat baja yang telah dipress ke untuk tahap

musculoskleletal disorders, low back pain, dan lain-lain.

menggunakan alat-alat modern yang didisain membawa sehingga secara otomatis untuk berat aktivitas

dipindahkan selanjutnya.

benda-benda mengurangi

mengangkat pada pekerja.

Created By: Apriastuti P. (K3 FKM UI) 0706272585

20

Welding

* Kimia Asap toksik, debu las Asap logam pada welding dapat Sistem ventilasi harus baik, yaitu menyebabkan metal fume fever dan debu las akan menyebabkan alergi, asma, nafas menjadi dengan menggunakan exhaust lokal. Menggunakan APD pelindung

logam, dan inhalasi gas pembakaran dan gas dari lapisan elektrode.

penapasan yaitu masker dan lain-lain.

pendek, kepala pusing, dada yang sesak, batuk dan lain-lain. Penggunaan silikon Silikon karbida, alumunium oksi- Menggunakan da dan partikel-patikel dapat yang

alat

pelindung

karbida dan alumunium oksida, terbangnya terjadinya partikel-

pernapasan berupa masker yang aman dari partikel-partikel zat yang

terbang

menyebabkan

pnemoconiosis, silikosis, dll.

berbahaya.

partikel serta alumunium dari logam campuran pada proses penggerinderaan

dan penajaman alat-alat. Produksi berbahaya yang Timah proses menggangu Subtitusi alat atau melakukan segresi yaitu memisahkan pekerja dengan

timah pada

dapat

peredaran darah serta sistem saraf

Created By: Apriastuti P. (K3 FKM UI) 0706272585

21

soldering dan grinding.

pusat manusia.

alat dengan jarak dan lama waktu bekerja. Pekerja harus melakukan

medical check up secara periodik.

*Fisika Radiasi sinar ultraviolet Menyebabkan penyakit katarak Menggunakan apron, atau screen kanker kulit, dan lain-lain. untuk menghindari kontak radiasi langsung. Ledakan roda gerinda. Membahayakan mata dan kulit Menggunakan pekerja. Percikan api Bising Menimbulkan kulit tersengat. proses Menimbulkan hearing loss

kacamata

googles,

pelindung muka, gloves, dan apron. Menggunakan apron dan lain-lain.

pada

noise dan

induced Menggunakan ear muff atau ear plug. gangguan

grinding/penggerinderaan.

pendengaran lainnya.

Created By: Apriastuti P. (K3 FKM UI) 0706272585

22

o Suhu

yang

tinggi

dan Mengakibatkan heat cramps, heat Harus tersedia air minum yang cukup exhaustion, dan lain-lain dan tablet-tablet garam dapur.

menyengat hingga 800oF tau 427oC soldering. dari proses

*Mekanik Injury, terluka akibat seperti dan tangan Luka serta amputasi yang parah. terpotong pengpeng Menggunakan gloves, apron, dll agar terhindar dari injury.

aktivitas dan

gerinderaan, amplasan. 3 Painting * Kimia

Inhalasi toluene, xylene, Inhalasi zat-zat berbahaya ini Menggunakan alat pelindung sistem propylene, butyl, dan amyl asetat serta uap metil alkohol, dan inhalasi cat yang masih mengandung akan menimbulkan gangguan pernapasan yang aman.

pada paru-paru. Kandungan timah pada cat juga akan mengganggu peredaran pencernaan, darah, dan sistem

chromium dan timah.

sistem saraf

pusat termasuk otak.

Created By: Apriastuti P. (K3 FKM UI) 0706272585

23

Limbah mengandung

cair

yang Merkuri dapat mengganggu aliran Reduksi kandungan bahan-bahan bermerkuri, darah hingga ke otak. Timbal dapat mengakibatkan plumbism (gangguan gastro intestinal track) & anemia serta gangguan neuromuscular system. bahaya ini. Pembatasan penggunaan air yang berlebihan. Penggunaan limbah yang telah

krom (Cr), kadmium, zinc dan timbal.

kembali

dimurnikan untuk menyiram tanaman atau sebagair air untuk proses spray booth.

Material yang digunakan Menimbulkan pada spray booth bersifat flammable terbakar. atau mudah

kebakaran

yang Subtistusi berbahaya,

kandungan penempelan

yang No

besar di dalam pabrik yang dapat merugikan perusahaan karena

Smoking sign di sekitar spraying area dan di paint storage room, Penyediaan pemadam kebakaran,

terjadi kerusakan aset, adanya ledakan hebat dan mengancam pekerja.

seperti foam dan lain-lain di sekitar area.

Created By: Apriastuti P. (K3 FKM UI) 0706272585

24

*Fisik Beberapa pabrik kurang Menimbulkan memperhatikan peneindera gangguan pada Dengan menyediakan lampu yang cukup terang, jendela-jendela atau dinding gelas yang dibuat sedemikian rupa sehingga memberikan

penglihatan,

kelelahan

rangan (lighting) di tempat kerja, khususnya pekerjaan yang mem-butuhkan ketelitian tinggi, seperti pada bagian rectification di proses painting 4 Assembly *Fisik Debu akibat

mata dengan berkurangnya daya dan efisiensi kerja, dan lain-lain.

penyebaran cahaya yang merata.

partikel- Menimbulkan alergi, asma, batuk, Menggunakan dada sesak, dan lain-lain.

alat

pelindung

partikel yang beterbangan sisa proses sebelumnya.

pernapasan, seperti masker dan lainlain.

*Mekanik Berbagai macam, injury Lebam misalnya, kepala saat injury pada pada kepala ataupun Menggunakan Alat pelindung diri seperti helmet, gloves, safety shoes, dan lain-lain.

bagian lainnya sehingga menjadi pusing dan mengganggu

bekerja di

bawah mobil yang dibawa

pekerjaan. Injury pada tangan

Created By: Apriastuti P. (K3 FKM UI) 0706272585

25

oleh conveyor, injury pada tangan saat merakit mesin, asesoris mobil, dan lainlain.

berupa

tergores

benda-benda

tajam dari mesin, assesoris, dan lain-lain yang akan dipasang ke dalam mobil.

*Ergonomik Melakukan mengangkat berulang-ulang. pekerjaan Menimbulkan (lifting) penyakit Mengurangi aktivitas ini dengan

musculoskleletal disorders atau low back pain pada pekerja.

memberlakukan rotasi kerja.

*Psikososial Stess akibat pekerjaan Produtivitas menurun, kerja meningkatnya menjadi Memberlakukan rotasi kerja pada job absen desk bagian masing-masing assembling. pekerja Rotasi di

yang monoton, terutama pada pekerja muda.

kerja dan lain-lain.

dapat

dilakukan minimal 6 bulan sekali agar pekerja dapat menyesuaikan diri dengan job desk barunya.

Created By: Apriastuti P. (K3 FKM UI) 0706272585

26

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Berbagai macam bahaya dapat dijumpai dalam industri perakitan mobil, mulai dari proses pressing, welding, painting, sampai assembly. Bahaya-bahaya yang ditimbulkan berupa bahaya kimia, fisik, mekanik, bahkan psikologi. Terkadang perusahaan tidak memperhatikan aspek K3 dalam pelaksanaan proses-proses produksinya, sehingga berisiko kehilangan aset-aset perusahaan dan pekerja yang terampil bahkan lingkungan sekitar pabrik akan tercemar oleh limbah yang kurang penanganannya. Perusahaan bukan semata-mata objek yang dapat disalahkan, kurangnya informasi pada pekerja mengenai potensi bahaya yang ada pada pekerjaannya juga merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Oleh karena itu, mengadakan training pada pekerja baru dapat dilakukan untuk menanamkan prinsip K3 dalam benak para pekerja tersebut.

3.2 Saran Upaya pengendalian dapat dilaksanakan melalui pengendalian engineering, pengendalian secara administratif, dan pengendalian melalui penggunaan APD. Ketiganya harus dilakukan agar tidak menimbulkan loss pada perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan sebaiknya menyediakan kebutuhan APD yang memadai, memberlakukan shift kerja dan rotasi job desk kerja pada setiap pekerja dan lain-lain. Selain dapat mengurangi kerugian ekonomi akibat kecelakaan kerja dan penyakit pada para pekerja, perusahaan akan mendapatkan image yang baik sehingga memudahkan kerjasama nasional dan internasional.

Created By: Apriastuti P. (K3 FKM UI) 0706272585

27

DAFTAR PUSTAKA

Asfahl,C. Ray. 1990. Industrial Safety and Health Management. New Jersey: Prentice Hall. Deroche, A.G. 1996. The Principles of Auto Body Repairing and Repainting. New Jersey: Prentice Hall. ILO. 1983. Encyclopaedia of Occupational Health and Safety. ILO: Geneva. Sumamur. 1991. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT Gunung Agung. Widiasari, Dian. 2002. Tinjauan Upaya Minimisasi Limbah Cair pada Industri Perakitan Kendaraan Bermotor (Studi Kasus pada PT X). FKM UI: Depok. Yunita Sari, Irna. 2003. Identifikasi Potensi Bahaya pada Proses Perakitan Body (Welding) Isuzu Panther di PT Gaya Motor. FKM UI: Depok. http://www.aseanenergy.org http://www.deming.ch http://www.nipc.mporg.ir http://www.toyota.astra.co.id http://www.toyota.ca

Created By: Apriastuti P. (K3 FKM UI) 0706272585

28

Anda mungkin juga menyukai