Anda di halaman 1dari 13

GLOBAL UNICAST ADDRESS & ROUTING INFORMATION PROTOCOL (RIP) TUGAS MATA KULIAH JARINGAN KOMPUTER

ISG2G4

Disusun Oleh:
HERONIMUS MUHAMMAD AKSA MUKHLIS A. PRATAMA IQBAL NUSA ALGADILAN SUSANTO FIEGA DWI NOVWARI AFIF GIFFARI RUSMIN JOHAN INDRA SUKMANA AFFIFIANA PRISYANTI 1106100070 110611 1106120003 1106120006 1106120007 1106120008 1106120010 1106120011 1106120012

SI-36-01 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG 2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan materi Global Unicast Address & Routing Information Protocol (Rip) tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan salah satu tugas kami dalam mata kuliah Jaringan Komputer merupakan proses pembelajaran untuk memahami sistem jaringan, semoga makalah ini dapat berguna untuk kelompok lain. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak M. Teguh Kurniawan selaku dosen mata kuliah atas bimbingan dan pengarahannya selama penyusunan makalah ini. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kelompok kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan pada intinya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan agar di masa yang akan datang lebih baik lagi.

Bandung, 20 Februari 2014

Tim Penulis

DAFTAR ISI

Contents
A. B. a. b. 1. 2. 3. C. D. GLOBAL UNICAST ADDRESS .................................................................................................. 1 ROUTING INFORMATION PROTOCOL (RIP) ......................................................................... 3 Sejarah ............................................................................................................................................ 3 Macam-macam RIP ...................................................................................................................... 4 RIP versi 1 .................................................................................................................................. 4 RIP versi 2 .................................................................................................................................. 5 RIPng ........................................................................................................................................... 7 KESIMPULAN .............................................................................................................................. 10 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 10

ii

A. GLOBAL UNICAST ADDRESS

Alamat unicast global IPv6 mirip dengan alamat publik dalam alamat IPv4. Dikenal juga sebagai Aggregatable Global Unicast Address. Seperti halnya alamat publik IPv4 yang dapat secara global dirujuk oleh host-host di Internet dengan menggunakan proses routing, alamat ini juga mengimplementasikan hal serupa. Struktur alamat IPv6 unicast global terbagi menjadi topologi tiga level (Public, Site, dan Node). Menurut sumber lain , definisi global unicast address Dalam versi Internet Protocol 6 (IPv6) adalah ip publik yang dapat digunakan di Internet atau domain publik yang berhubungan dengan node tunggal, dan bisa, pada dasarnya mengidentifikasi node. Format umum dari address unicast IPv6 dapat dilihat pada gambar dibawah.

Format pengalamatan aggregatable Global Unicast pada IPv6 disusun dalam tingkat:

hirarki tiga

Topologi Umum adalah pengumpulan penyedia dan pertukaran yang menyediakan layanan publik Internet Site Topologi, Dalam IPv6 , ID subnet mendefinisikan subnet administrasi jaringan dengan panjang 16 bit. Kita menetapkan ID subnet sebagai bagian dari konfigurasi jaringan IPv6. Fungsi lainnya adalah mendefinisikan topologi situs ke router dengan menentukan link khusus yang subnet telah ditetapkan Interface ID mengidentifikasi interface pada link. Interface ID juga sebagai host address. Interface ID dari address global IPv6 adalah sepanjang 64 bit.

Struktur Pengalamatan aggregatable Global Unicast

Keterangan : Field
Format Prefix (001)

Panjang 3 bit

Top Level Aggregation Identifier (TLA ID) Res Next Level Aggregation Identifier (NLA ID) Site Level Aggregation Identifier (SLA ID) Interface ID

13 bit

8 bit

Keterangan Berfungsi sebagai tanda pengenal alamat, bahwa alamat ini adalah sebuah alamat IPv6 Unicast Global. Berfungsi sebagai level tertinggi dalam hierarki routing. TLA ID diatur oleh Internet Assigned Numbers Authority (IANA), yang mengalokasikannya ke dalam daftar Internet registry, yang kemudian mengolasikan sebuah TLA ID ke sebuah ISP global. Direservasikan untuk penggunaan pada masa yang akan datang (mungkin untuk memperluas TLA ID atau NLA ID). Berfungsi sebagai tanda pengenal milik situs (site) kustomer tertentu. Mengizinkan hingga 65536 (216) subnet dalam sebuah situs individu. SLA ID ditetapkan di dalam sebuah site. ISP tidak dapat mengubah bagian alamat ini. Berfungsi sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet yang spesifik (yang ditentukan oleh SLA ID).

24 bit

16 bit

64 bit

A. ROUTING INFORMATION PROTOCOL (RIP)


RIP adalah protokol routing dinamik yang menggunakan algoritma BelmandFord(distance vector). RIP adalah routing distance vector, yang mempekerjakan hop sebagai metrik routing. RIP menggunakan protokol UDP pada port 520 untuk mengirimkan informasi routing antar router. RIP menghitung routing terbaik berdasarkan perhitungan HOP. RIP membutuhkan waktu untuk melakukan converge.

RIP digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Oleh karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang diterbitkan dalam RFC 2080 (1997). RIP menginformasikan status network yang dipegang secara langsung kepada router tetangganya. Adapun informasi yang dipertukarkan oleh RIP yaitu : Host, network, subnet, rute default.
Secara default RIP memiliki jumlah hop maksimum yaitu 15 hop. Hal tersebut berarti nilai 16 dianggap tidak terjangkau (unreachable) atau data akan di-discard. RIP bekerja dengan baik di jenis jaringan yang kecil, sehingga RIP tidak efisien pada network yang besar atau pada jaringan yang memiliki jumlah router yang banyak. a. Sejarah

Algoritma routing yang digunakan dalam RIP, algoritma Bellman-Ford, pertama kali digunakan dalam jaringan komputer pada tahun 1968, sebagai awal dari algoritma routing ARPANET. Versi paling awal protokol khusus yang menjadi RIP adalah Gateway Information Protocol, sebagai bagian dari PARC Universal Packet internetworking protocol suite, yang dikembangkan di Xerox Parc. Sebuah versi yang bernama Routing Information Protocol, adalah bagian dari Xerox Network Services. Sebuah versi dari RIP yang mendukung Internet Protocol (IP) kemudian dimasukkan dalam Berkeley Software Distribution (BSD) dari sistem operasi Unix. Ini dikenal sebagai daemon routed. Berbagai vendor lainnya membuat protokol routing yang diimplementasikan sendiri. Akhirnya, RFC 1058 menyatukan berbagai implementasi di bawah satu standar.

b. Macam-macam RIP

Routing Information Protocol (RIP) dibagi menjadi 3 versi , RIPv1 , RIPv2 dan RIPng.
1. RIP versi 1 Menggunakan classful routing. Pembaruan routing periodik tidak membawa informasI subnet , Tidak Mendukung VLSM. RIP menggunakan jumlah hop sebagai ukuran metric. Dalam arti, jika ada dua router antara si router dengan subnet yang dituju, maka metric nya adalah 2 untuk subnet tersebut. RIPv1 menggunakan UDP dengan port 520. Administrative distance pada RIPv1 adalah 120.

Administrative distance (AD) adalah fitur yang dimiliki oleh router untuk memilih jalur terbaik ketika terdapat dua atau lebih jalur menuju tujuan yang sama dari dua routing protocol yang berbeda. Administrative distance menyatakan reliability dari sebuah routing protocol. Tiap routing protocol diprioritaskan terhadap yang lain dengan bantuan besaran/nilai Administrative Distance (AD). Nilai AD yang lebih kecil, lebih dipercaya/reliable. Contoh, Jika sebuah router menerima informasi tentang jalur menuju jaringan tertentu dari Open Shortest Path First (OSPF) (default administrative distance 110) dan Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) (default administrative distance 100), Router akan memilih IGRP karena IGRP lebih dipercaya/reliable karena memiliki AD yang lebih kecil dibandingkan OSPF. Jika source address untuk IGRP hilang atau tidak dikenal, maka router akan memilih/menjalankan routing OSPF sampai IGRP aktif kembali.

Tabel Nilai Default Administrative Distance (AD) pada Router Cisco: Default Route Source Distance Values Connected interface 0 Static route 1 Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) 5 summary route External Border Gateway Protocol (BGP) 20 Internal EIGRP 90 IGRP 100 OSPF 110 Intermediate System-to-Intermediate System (IS-IS) 115 Routing Information Protocol (RIP) 120 Exterior Gateway Protocol (EGP) 140 On Demand Routing (ODR) 160 External EIGRP 170 Internal BGP 200 Unknown* 255
* Jika administrative distance 255, artinya router tidak mengenali source, sehingga route/jalur tidak akan diinstall/disimpan dalam table routing.

Berikut adalah daftar beberapa fitur dari RIP-1 routing dibanding dengan protocol routing lainnya: 1. Berdasarkan pada distance vector logic 2. Metric menggunakan jumlah hop router 3. Update routing secara full dikirim per 30 detik sekali 4. Waktu convergence memakan waktu sekitaran 3 sampai 5 menit 5. RIP merupakan protocol classfull karena dia tidak mendukung VLSM

2. RIP versi 2

Enhancement dari RIP versi1 ditambah dengan beberapa kemampuan baru, Algoritma routing sama dengan RIP versi1, Bedanya terletak pada format dengan tambahan informasi yang dikirim, Kemampuan baru : a. Tag _untuk rute eksternal, b. Subnet mask, c. Alamat hop berikutnya, d. Autentikasi.

RIP version 2 (RIP-2) routing mempunyai beberapa pengembangan dari protocol aslinya RIP. RIP-2 masih menggunakan logica distance vector, menggunakan jumlah hop untuk metric, mengirim full update secara periodic, dan juga butuh waktu convergence yang lama. Akan tetapi dibanding dengan RIP-1, RIP-2 mendukung VLSM seperti halnya dengan protocol link-state lainnya misal OSPF, EIGRP, yang menjadikannya menjadi protocol routing classless. RIPv2 menggunakan UDP dengan port 520. Administrative distance pada RIPv2 sama dengan RIPv1 yaitu 120.

CARA KERJA RIPV2 Semua prosedur operasi, timer-timer, dan fungsi-fungsi stabilitas dari RIPv1 tetap ada pada versi 2, dengan pengecualian update broadcast. Pada RIPv2 update dilakukan secaramulticasts pada router-router lain menggunakan address kelas D 224.0.0.9. Keuntungan multicast adalah mesin-mesin pada network lokal yang tidak berpartisipasi dalam proses RIP tidak perlu menghabiskan waktu membuka bungkus paket broadcast dari router. FORMAT MESSAGE RIPV2
5

Formate message RIPv2 ditunjukkan pada gambar dibawah; struktur dasar masih sama dengan RIPv1. Semua extension ditaruh pada field-field yang dulunya tidak dipakai. Seperti pada versi 1, update RIPv2 dapat memuat sampai 25 entri route. Operasi RIPv2 juga berada pada UDP port 520 dan memiliki ukuran maksimum diagram 512 octet.

Penjelasan Format Message RIPv2 Command akan selalu di set 1 untuk pesan request dan 2 untuk pesan response. Version akan di set 2 untuk RIPv2. Jika di set 0 tetapi message bukan berupa format RIPv1 yang valid, maka message akan di abaikan. RIPv2 akan tetap memproses message RIPv1 yang valid. Address Family Identifier akan di set 2 untuk Ipv4. Satu-satunya pengecualian adalah request full tabel routing dari router/host dimana pada kasus ini akan di set 0. Route Tag menyediakan sebuah field untuk pemberian tanda (tagging) sebuah route external atau route yang telah di redistribusikan kedalam proses RIPv2. Salah satu penggunaan field 16-bit ini adalah untuk membawa nomor autonomous system dari suatu route yang telah diimport dari protokol routing lain. Meski RIP sendiri tidak menggunakan field ini, protokol routing external yang terhubung pada domain RIP dalam beberapa lokasi bisa saja menggunakan field Route Tag untuk bertukar informasi melintasi domain RIP. IP Address adalah address Ipv4 dari route destination. Dapat berupa address network major, subnet, atau host. Subnet Mask adalah mask 32-bit yang menunjukkan porsi network dan subnet address Next Hop mengidentifikasikan address next-hop, jika ada, kemudian address dari router yang mengadvertise. Dengan kata lain, field ini mengindikasikan address next6

hop dalam subnet yang sama yang secara metric lebih dekat pada destination daripada router yang mengadvertise route/jalur tersebut. Jika field ini di set 0 semua (0.0.0.0), address dari router yang mengadvertise adalah address next-hop terbaik. KECOCOKAN DENGAN RIPV1 RIPv1 menangani update dengan cara yang fleksible. Jika field version mengindikasikan versi 1 tetapi setiap bit dari field yang tidak digunakan telah di set 1, maka update akan di abaikan. Jika Version di set lebih besar dari 1, field yang didefinisikan tidak dipakai dalam versi 1 akan di abaikan dan message akan tetap di proses. Hasilnya, edisi terbaru dari protokol RIP, seperti RIPv2 tetap backwardcompatible dengan RIPv1. RFC 1723 mendefinisikan compatibility switch dengan 4 buah setting, yang memungkinkan versi 1 dan 2 dapat saling beroperasi : 1. RIP-1, yang didalamnya hanya RIPv1 yang akan ditransmisikan. 2. RIP-1 Compatibility, yang dapat menyebabkan RIPv2 membroadcast pesannya bukannya multicast sehingga RIPv1 dapat menerima pesan yang dikirim. 3. RIP-2, yang didalamnya pesan-pesan RIPv2 akan di multicast pada address destination224.0.0.9. 4. None, yang berarti tidak akan ada update yang dikirimkan. Sebagai tambahanRFC 1723 mendefinisikan receive control switch untuk mengatur penerimaan update. 4 setting rekomendasi tersebut adalah : 1. Hanya RIP-1 2. Hanya RIP-2 3. Kedua-duanya 4. Tidak sama sekali

3. RIPng

RIPng merupakan perluasan dari RIP versi sebelumnya yaitu RIPv2. Pada RIPng alamat IP yang digunakan adalah IPv6 yaitu sebanyak 128-bit, 4 kali lebih panjang dari IPv4 yang hanya 32-bit saja. RIPng di perkenalkan pada tahun 1997 dan diatur dalam RFC 2080. Sama seperti RIPv2, RIPng menggunakan algoritma Distance Vector. Ada beberapa perubahan pada RIPng dibandingkan dengan RIP versi sebelumnya. port number. RIPng menggunakan port UDP 521 untuk mengirim dan menerima informasi routing. link-local. -bit untuk alamat tujuan. -lokal source address.
7

ng mendukung beberapa IPv6 pada setiap interface. (Route Table Entry). RIPng memiliki 2 tipe RTE yaitu Next hop RTE dan IPv6 prefix RTE.

CARA KERJA RIPng RIPng untuk Ipv6 berbasis pada RIPv2, tetapi bukan merupakan extension dari RIPv2; RIPng merupakan protokol terpisah. RIPng tidak mendukung Ipv4, jadi untuk menggunakan RIP untuk proses routing Ipv4 dan Ipv6 kita harus menggunakan RIPv1/v2 untuk Ipv4 dan RIPng untuk Ipv6. RIPng menggunakan timer,prosedur, dan tipe message yang sama dengan RIPv2. Misalnya, RIPv2 menggunakan update timer 30 detik yang telah ditambahi sedikit untuk mencegah sinkronisasi, periode timeout 180-detik, dan timer untuk garbage-collection 120 detik, dan holddown timer 180 detik. RIPng juga menggunakan metric hop-count, dengan 16 menunjukkan nilai unreachable. Dan juga menggunakan Request dan Response messages dengan cara yang sama seperti RIPv2. Serta pesan Request dan Response dikirim secara multicast dengan sedikit pengecualian untuk unicast yang digunakan RIPv1 dan v2. Addressmulticast Ipv6 yang digunakan RIPng adalah FF02::9. Hal yang beda ada pada cara Otentikasi. RIPng tidak memiliki mekanisme otentikasi sendiri, tetapi mengandalkan fitur yang ada pada Ipv6. Gambar dibawah menunjukkan format message RIPng. Tidak seperti RIPv1/v2 yang berjalan pada port UDP 520, RIPng menggunakan port UDP 521. Juga tidak ada ukuran message yang di set. Ukuran message hanya bergantung pada MTU pada link.

Penjelasan Format Message RIPng


Command selalu di set 1 untuk pesan Request dan 2 untuk pesan Response. Version selalu di set 1 untuk menunjukkan versi RIPng saat ini yakni RIPngv1. IPv6 Prefix adalah prefix destination Ipv6 128-bit dalam entri route. Route Tag digunakan seperti pada RIPv2: untuk memasukka atribut route external melalui domain RIP. Prefix Length adalah fiel 8-bit yang menentukan bagian signifikan dari addrss pada fieldIpv6 Prefix. Misalnya, jika prefix yang di advertise adalah 3ffe:2100:1201::/48, nilai fieldPrefix Length adalah 48 (030). Jika entri route yang di advertise adalah default route, maka IPv6 Prefix adalah 0:0:0:0:0:0:0:0 dan prefix length adalah 0. Metric adalah metric hop count seperti pada RIPv1 dan v2. Tetapi karena nilai maksimum yang mungkin adalah 16, maka field ini di kurang menjadi 8 bit dari sebelumnya 16 bit pada RIPv1 dan v2.

RIPng menentukan address next-hop dengan cara yang sama seperti RIPv2. Dengan kata lain, address next-hop non-zero yang valid menentukan router next-hop selain dari pengirim dari message Response dan address next-hop 0:0:0:0:0:0:0:0 menentukan pengirim dari message Response itu sendiri sebagai addrss next-hop. Bedanya, RIPng menentukan bahwa address next-hop pada entri route spesial kemudian mengelompokkan semua entri route yang menggunakan address next-hop setelahnya. Dengan kata lain, address next-hop yang ditentukan dalam next-hop entri route berlaku untuk semua entri route setelahnya, sampai akhir pesan Response atau sampai ada entri route spesial lain ditentukan. Gambar berikut menunjukkan format entri route next-hop. Address 128-bit berupa address IPv6 atau router lain, atau jika berupa :: berarti address dari pengirim. Field Route Tag danPrefix Length semua di set 0. Router yang menerima akan mengenali next-hop route entri karena field Metric nya di set 0 (0xFF) semua.

B. KESIMPULAN

Alamat unicast global IPv6 mirip dengan alamat publik dalam alamat IPv4
Format pengalamatan aggregatable Global Unicast pada IPv6 disusun dalam hirarki tiga tingkat, yaitu : public topology , site topology , interface ID Struktur Pengalamatan aggregatable Global Unicast yaitu : Format Prefix (001) , Top-Level Aggregation Identifier , Reserved , Next Level Aggregation Identifier, Site-Level Aggregation Identifier, interface identifier RIP adalah protokol routing dinamik yang menggunakan algoritma Belmandford (distance vector). Routing RIP merupakan interior gateway protocol. Metrik yang digunakan dalam routing RIP adalah hop-count. Routing distance vector bertujuan untuk menentukan arah atau vector dan jarak ke link-link lain dalam suatu internetwork. RIP terdiri dari 3 versi yaitu RIPv1, RIPv2 dan RIPng. RIP bekerja dengan mencari rute terpendek dalam suatu jaringan berdasarkan hop-count.

C. DAFTAR PUSTAKA http://pekoktenan.wordpress.com/2009/04/23/cara-kerja-ripng/ http://pekoktenan.wordpress.com/2009/04/23/cara-kerja-ripv2/ http://mudji.net/press/?p=229 Wikipedia.com Learningnetworkcisco.com http://ekodidikfebriyanto.wordpress.com/2013/01/05/perbandingan-antara-rip-v1-rip-v2eigrp- igrp-dan-ospf-pada-protokol-routing-dinamis/ http://id.wikipedia.org/wiki/Alamat_IP_versi_6 http://lecturer.d3ti.mipa.uns.ac.id/guspur/2010/11/10/rip-v1/ http://student.uniku.ac.id/agiadiatna/ ccna-answer.blogspot.com/2014/02/ccna-1-v5-answer-module-8-exam-version.html http://f4bregaz.blogspot.com/2008/08/protokol-rip-routing-information.html http://bagusfadli.blog.student.eepis-its.edu/?p=16 http://www.almuhibbin.com/2011/03/routing-information-protocol-rip.html http://en.wikipedia.org/wiki/Routing_Information_Protocol

10

Anda mungkin juga menyukai