Anda di halaman 1dari 26

Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor, Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia


(Indira !anuarti, "ni#ersitas $iponegoro Abstract This research examines the relationship between financial distress, debt default, size, audit lag, prior opinion, auditor client tenure, auditor quality, opinion shopping, manajerial and institutional ownership would receive a going concern opinion. A samples of 4 manufacturing companies listed at !ndonesia "toc# $xchange from %&&'()**+. ,ogistic regression is used to examine the hypothesis. The results indicate that debt default, size, auditor client tenure, prior opinion, auditor quality are significantly affect the going concern audit opinion. -n the other hand financial distress audit lag, opinion shopping, manajerial and institutional ownership does not have effect on going concern audit opinion. .ey words / firm factors, auditor quality, firm ownerships, going concern audit opinion

%atar Belakang Banyaknya kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, Xerox dan lain-lain yang pada akhirnya bangkrut, menyebabkan profesi akuntan publik banyak mendapat kritikan. Auditor dianggap ikut andil dalam memberikan informasi yang salah, sehingga banyak pihak yang merasa dirugikan. Atas dasar banyaknya kasus tersebut, maka AI !A "#$%%& mensyaratkan bah'a auditor harus mengemukakan secara eksplisit apakah perusahaan klien akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya sampai setahun kemudian setelah pelaporan. (eskipun auditor tidak bertanggung)a'ab terhadap kelangsungan hidup sebuah perusahaan tetapi dalam melakukan audit kelangsungan hidup perlu men)adi pertimbangan auditor dalam memberikan opini. *engan adanya keraguan perusahaan untuk dapat melakukan kelangsungan usahanya, maka auditor dapat memberikan opini going concern "opini modifikasi&. +pini ini merupakan

,IAE "system informasi, auditing, etika profesi&

bad news bagi pemakai laporan keuangan. (asalah yang sering timbul adalah bah'a sangat sulit untuk memprediksi kelangsungan hidup sebuah perusahaan, sehingga banyak auditor yang mengalami dilema antara moral dan etika dalam memberikan opini going concern. !enyebabnya adalah adanya hipotesis self(fulfilling prophecy yang menyatakan bah'a apabila auditor memberikan opini going concern, maka perusahaan akan men)adi lebih cepat bangkrut karena banyak in-estor yang membatalkan in-estasinya atau kreditor yang menarik dananya ".enuti,/001&. !enyebab yang lain adalah tidak terdapatnya prosedur penetapan status going concern yang terstruktur "2oanna 3. 4o,#$$5&, pemberian status going concern bukanlah suatu tugas yang mudah "6oh dan 7an,#$$$&. (utchler "#$%8& kriteria perusahaan akan menerima opini going concern apabila mempunyai masalah pada pendapatan, reorganisasi,

ketidakmampuan dalam membayar bunga, menerima opini going concern tahun sebelumnya, dalam proses likuidasi, modal yang negati-e, arus kas negati-e, pendapatan operasi negati-e, modal ker)a negati-e, / s9d : tahun berturut-turut rugi, laba ditahan negati-e. Ashton, Willingham dan Elliott "#$%1&, *odd.et al "#$%5&, Elliot "#$%5& menyatakan bah'a perusahaan yang menerima opini going concern membutuhkan 'aktu audit "audit delay& yang lebih lama dibandingkan perusahaan yang menerima opini tanpa kualifikasi. 4ou'ers "#$$%&, 4ennox "/005&, Indira dan Ella "/00%& ada hubungan positif antara audit lag yang pan)ang dengan opini audit going concern. hench dan hruch "#$$/& menemukan penambahan -ariabel status debt default dapat

meningkatkan ;< sampel dari :8= men)adi $:=, hal ini mengindikasikan bah'a -ariabel debt default sebagai -ariabel yang penting. 6eadaan default terlihat dari kesulitan memenuhi ke'a)ibannya, seperti terpenuhinya syarat-syarat per)an)ian hutang atau tidak melakukan pembayaran sesuai )ad'al.

,IAE "system informasi, auditing, etika profesi&

(utchler "#$%5&, arcello dan >eal "/000&, Alexander "/005&, Eko, Indira, ?aisal "/001& (irna dan Indira "/001&, 4ennox "/00/& ada hubungan signifikan dan positif antara opini audit going concern tahun sebelumnya dengan opini tahun ber)alan. Apabila pada tahun sebelumnya auditor memberikan opini audit going concern, maka pada tahun ber)alan semakin besar kemungkinan auditor untuk memberikan kembali opini audit going concern. @eiger et al "#$$A& menemukan bukti banyaknya perusahaan yang melakukan penggantian auditor ketika auditor mengeluarkan opini going concern. ,ch'artB dan (enon "#$%8& auditor switching lebih banyak dilakukan pada perusahaan yang bermasalah dibandingkan pada perusahaan yang sehat. !ergantian auditor bisa disebabkan karena ketidakpuasan mana)emen terhadap opini yang diterima atau karena adanya peraturan. Auditor0client tenure merupakan )angka 'aktu perikatan yang ter)alin antara kantor akuntan publik "6A!& dengan auditee yang sama. 6ecemasan akan kehilangan se)umlah fee yang cukup besar akan menimbulkan keraguan bagi auditor untuk menyatakan opini audit going concern. *engan demikian independensi auditor akan terpengaruh dengan lamanya hubungan dengan auditee yang sama "Espahbodi, #$$#&. 4ou'ers "#$$%&, 4ennox "/005& tidak menemukan bukti adanya hubungan opini audit going concern dengan auditor client tenure. +pini yang diberikan oleh auditor mempunyai kandungan informasi, oleh sebab itu informasi yang ada harus mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Informasi yang berkualitas hanya dapat diberikan oleh auditor yang berkualitas )uga. *eAngelo "#$%#& menyatakan bah'a auditor berskala besar memiliki insentif yang lebih untuk menghindari kritikan kerusakan reputasi dibandingkan auditor skala kecil. 3al ini bertentangan dengan ,idhu dan ,harma "/00#&, Barnes dan 3uan "#$$:&, (argaretta dan ?anny "/000& menyatakan bah'a besar kecilnya kantor akuntan tidak mempengaruhi dalam pemberian opini audit. ras'ell et al

,IAE "system informasi, auditing, etika profesi&

"#$$8& reputasi auditor kurang bernilai ketika dalam suatu industri )uga terdapat auditor spesialis. Auditor yang mempunyai spesialis pada industri tertentu pasti memiliki pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik mengenai kondisi lingkungan industri tersebut. (irna dan Indira "/001& kualitas audit yang diproksi dengan auditor spesialis tidak mempengaruhi pemberian opini audit going concern. +pini audit going concern selain dipengaruhi informasi financial dan kualitas auditor )uga perlu mempertimbangkan informasi non financial seperti karakteristik kepemilikan perusahaan "mana)erial dan institusional&, dengan adanya kepemilikan tersebut diharapkan keputusan yang diambil merupakan keputusan perusahaan. *engan demikian perusahaan akan terhindar dari potensi ter)adinya kesulitan keuangan. ,emakin besar kepemilikan institusional dan man)erial, maka semakin efisien pemanfaatan keuangan perusahaan. Berdasarkan pada uraian di atas maka permasalahan yang akan diteliti apakah financial distress, debt default, ukuran perusahaan, audit lag, opini tahun sebelumnya, auditor client tenure, kualitas auditor, opinion shopping, kepemilikan mana)erial dan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap pemberian opinin audit going concern C +pini audit yang diberikan oleh auditor men)adi penting untuk bahan pertimbangan. 6esalahan di dalam memberikan opini akan sangat fatal akibatnya. Adanya berbagai kasus manipulasi yang menyebabkan berbagai perusahaan besar bangkrut dan banyaknya hasil penelitian yang masih beragam seperti disebutkan di atas, maka dalam penelitian ini bertu)uan untuk memberikan bukti analisis mengenai faktor-faktor "kondisi keuangan perusahaan, debt default, ukuran perusahaan, audit lag, opini audit tahun sebelumnya, auditor client tenure, kualitas auditor, kepemilikan mana)erial, kepemilikan institusional, opinion shopping1 di prediksi akan mempengaruhi pemberian opini audit going concern

,IAE "system informasi, auditing, etika profesi&

Atas dasar pen)elasan diatas, maka manfaat penelitian ini diharapkan untuk "#& pengembangan teori dan pengetahuan di bidang akuntansi, khususnya auditing, "/& regulator pasar modal, mengenai kemungkinan ter)adinya praktik opinion shopping di Indonesia, ":& !rofesi Akuntan !ublik khususnya dalam memberikan penilaian opini audit going concern pada auditee. "5& !erusahaan khususnya dalam pengendalian internal untuk me'u)udkan corporate governance. %andasan Teori dan &ipotesis Teori Agensi 2ensen dan (eckling "#$1A& menggambarkan adanya hubungan kontrak antara agen "mana)emen& dengan pemilik "principal1. Agen diberi 'e'enang oleh pemilik untuk melakukan operasional perusahaan, sehingga agen lebih banyak mempunyai informasi dibandingkan pemilik. 6etimpangan informasi ini biasa disebut sebagai asymetri information. Baik pemilik maupun agen diasumsikan mempunyai rasionalisasi ekonomi dan semata-mata mementingkan kepentingannya sendiri. Agen mungkin akan takut mengungkapkan informasi yang tidak diharapkan oleh pemilik, sehingga terdapat kecenderungan untuk memanipulasi laporan keuangan tersebut. Berdasarkan asumsi tersebut, maka dibutuhkan pihak ketiga yang independen, dalam hal ini adalah akuntan publik. 7ugas dari akuntan publik "auditor& memberikan )asa untuk menilai laporan keuangan yang dibuat oleh agen, dengan hasil akhir adalah opini audit. Opini Audit *alam melakukan penugasan umum, auditor ditugasi memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan. +pini yang diberikan merupakan pernyataan ke'a)aran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi

,IAE "system informasi, auditing, etika profesi&

berterima umum ",!A!, /00#&. *alam melaksanakan proses audit, auditor dituntut tidak hanya melihat sebatas pada hal-hal yang ditampakkan dalam laporan keuangan sa)a tetapi )uga harus lebih me'aspadai hal-hal potensial yang dapat mengganggu kelangsungan hidup 2going concern1 suatu perusahaan. Inilah yang men)adi alasan kenapa auditor diminta untuk menge-aluasi atas kelangsungan hidup perusahaan dalam batas 'aktu tertentu ",!A! ,A :5#&. (enurut Altman dan (c@ough "#$15& masalah going concern terbagi dua, yaitu masalah keuangan yang meliputi kekurangan "defisiensi& likuiditas, defisiensi ekuitas, penunggakan utang, kesulitan memperoleh dana, serta masalah operasi yang meliputi kerugian operasi yang terus-menerus, prospek pendapatan yang meragukan, kemampuan operasi terancam, dan pengendalian yang lemah atas operasi. (asalah-masalah keuangan banyak ter)adi pada masa krisis yang ter)adi sekitar tahun #$$1, yang menyebabkan banyak perusahaan menerima opini going concern dan akhirnya collaps. !,A /$ paragraf ## huruf d menyatakan bah'a keraguraguan yang besar tentang kemampuan satuan usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya 2going concern1 merupakan keadaan yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf pen)elasan "atau bahasa pen)elas lain& dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat 'a)ar 7anpa !engecualian 23nqualified -pinion, yang dinyatakan oleh auditor. (c6eo'n et al., "#$$#& berpendapat bah'a auditor mungkin sa)a gagal untuk memberikan pendapat tentang adanya indikasi kebangkrutan kepada suatu perusahaan yang ternyata mengalami kebangkrutan dalam beberapa tahun mendatang. 3al ini disebabkan karena perusahaan tersebut sedang berada dalam posisi ambang batas antara kebangkrutan dengan kelangsungan usahanya "sebagai contoh, sedang dalam proses restrukturisasi utang&. Dntuk menanggapi keadaan dimana kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan

,IAE "system informasi, auditing, etika profesi&

usaha perlu dipertanyakan, !,A >o. :0 dan ,A ,eksi :5# memberikan pedoman kepada auditor tentang dampak kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya terhadap opini auditor. Kondisi Keuangan (Financial Distress ' ,ebagian besar penelitian terdahulu telah menggunakan rasio keuangan untuk mengidentifikasi masalah going concern perusahaan "6oh dan 7an, #$$$E hen dan hurch,

#$$/E (utchler, #$%8&. Altman dan (c @ough "#$15&, 4e-itan dan 6noblett "#$%8&, (utchler "#$%8&, (enon dan ,c'archtB "#$%1& mengin-estigasi pentingnya -ariabel keuangan dalam men)elaskan modifikasi opini going concern. Altman dan (c@ough "#$15&, 6oh dan 6illough "#$$0&, 6oh "#$$#& menyimpulkan bah'a model prediksi kebangkrutan menggunakan rasiorasio keuangan lebih akurat dibandingkan pendapat auditor dalam mengelompokkan perusahaan bangkrut dan tidak bangkrut. (c6eo'n et al., "#$$#& menemukan bukti bah'a auditor hampir tidak pernah mengeluarkan opini going concern pada perusahaan yang tidak mengalami financial distress. +pini going concern yang tidak diinginkan ini mengakibatkan )atuhnya harga saham "?leak and Wilson, #$$5&. Ini menun)ukkan ge)ala kebangkrutan perusahaan " hen dan hurch, #$$A& dan akan menyebabkan perusahaan sulit untuk mendapatkan modal "?irth, #$%0&. &a( ) Perusahaan *ang mengalami financial distress +erpengaruh positif terhadap pem+erian opini audit going concern' Debt Default 6egagalan dalam memenuhi ke'a)iban hutang dan atau bunga merupakan indikator going concern yang banyak digunakan oleh auditor dalam menilai kelangsungan hidup suatu perusahaan. *apat dikatakan bah'a status hutang perusahaan merupakan faktor pertama yang

,IAE "system informasi, auditing, etika profesi&

akan diperiksa oleh auditor untuk mengukur kesehatan keuangan perusahaan. 6etika )umlah hutang perusahaan sudah sangat besar, maka aliran kas perusahaan tentunya banyak dialokasikan untuk menutupi hutangnya, sehingga akan mengganggu kelangsungan operasi perusahaan. Apabila hutang ini tidak mampu dilunasi, maka kreditor akan memberikan status default. ,tatus default dapat meningkatkan kemungkinan auditor mengeluarkan laporan going concern. ,eperti yang tercantum dalam !,A :0, indikator going concern yang banyak digunakan auditor dalam memberikan keputusan opini audit adalah kegagalan dalam memenuhi ke'a)iban hutangnya 2default1. *engan menambahkan -ariabel default hutang pada model prediksi going concern yang sebelumnya hanya memasukkan -ariabel--ariabel rasio keuangan sa)a, hen dan hurch "#$$/& menemukan hubungan yang kuat status default terhadap opini going concern. 3asil temuannya )uga menyatakan bah'a kesulitan dalam mentaati persetu)uan hutang, faktafakta pembayaran yang lalai atau pelanggaran per)an)ian, memper)elas masalah going concern suatu perusahaan. &a, ) Debt default +erpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern "kuran Perusahaan !erusahaan dengan pertumbuhan yang positif memberikan suatu tanda bah'a ukuran perusahaan tersebut semakin berkembang dan mengurangi kecenderungan kearah kebangkrutan. (c6eo'n et al., "#$$#&, (utchler et al., "#$$1&, arcello dan >eal "/000& menemukan bukti

terdapat hubungan yang signifikan negati-e antara ukuran auditee dengan penerimaan opini audit going concern. !erusahaan besar akan lebih mampu untuk menyelesaikan masalah keuangan yang dihadapi dan mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.

,IAE "system informasi, auditing, etika profesi&

&a-

) "kuran perusahaan +erpengaruh negati#e terhadap penerimaan opini

audit going concern. Audit Lag Audit lag adalah )umlah kalender antara tanggal disusunnya laporan keuangan dengan tanggal selesainya peker)aan lapangan. +pini audit going concern lebih banyak ditemukan ketika pengeluaran opini audit terlambat "(c6eo'n et al "#$$#&, 4ou'ers "#$$%&, 4enox "/005&, Indira dan Ella "/00%&. 4ennox "/005& mengindikasikan kemungkinan keterlambatan opini yang dikeluarkan bisa disebabkan karena "#& auditor lebih banyak melakukan pengu)ian, "/& mana)er mungkin melakukan negosiasi dengan auditor, ":& auditor memperlambat pengeluaran opini dengan harapan mana)emen dapat memecahkan masalah yang dihadapi, sehingga terhindar dari opini going concern. &a. ) Audit lag +erpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern. Opini Audit Tahun /e+elumn*a Auditee yang menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya akan dianggap memiliki masalah kelangsungan hidupnya, sehingga semakin besar kemungkinan bagi auditor untuk mengeluarkan opini audit going concern pada tahun ber)alan. (utchler "#$%8& menggunakan model discriminant analysis dengan memasukkan opini tahun sebelumnya mempunyai akurasi prediksi paling tinggi "%$,$=&. 4ennox "/005&, Alexander "/005&, Eko dkk "/001&, Indira dan Ella "/00%&, (irna dan Indira "/001& menemukan bukti bah'a opini audit tahun sebelumnya signifikan mempengaruhi penerimaan opini audit going concern. &a0 ) Opini audit tahun se+elumn*a +erpengaruh positif terhadap penerimaan

opini audit going concern.

,IAE "system informasi, auditing, etika profesi&

Auditor Client Tenure Auditor client tenure merupakan )umlah tahun dimana 6A! melakukan perikatan audit dengan auditee yang sama. !erikatan audit yang lama akan men)adikan auditor kehilangan independensinya, sehingga kemungkinan untuk memberikan opini going concern akan sulit, atau )ustru akan membuat 6A! lebih memahami kondisi keuangan dan akan lebih mudah mendeteksi masalah going concern. Dntuk tetap men)aga independensinya beberapa >egara menetapkan peraturan mengenai rotasi 6A!. *i Indonesia peraturan mengharuskan adanya pergantian 6antor Akuntan !ublik 8 tahun dan auditor : tahun yang mengaudit sebuah perusahaan secara berturutturut "Bapepam,/00/&. &a1 ) Audit Client Tenure +erpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit

going concern. Kualitas Audit !engukuran kualitas audit tetap masih merupakan sesuatu yang tidak )elas, tetapi pemakai laporan keuangan biasa mengaitkannya dengan reputasi auditor "7eoh and Wong, #$$:&. Auditor yang memiliki reputasi baik akan cenderung untuk mempertahankan kualitas auditnya agar reputasinya ter)aga dan tidak kehilangan klien. >amun, apakah reputasi auditor dapat di)adikan proksi kualitas audit yang reliable masih diragukan karena tingginya kegagalan audit yang terungkap akhir-akhir ini. (enurut ras'ell et al., "#$$8& karakteristik industri mungkin

berpengaruh pada suatu perusahaan lebih besar dibandingkan pada perusahaan lain. +F6eefe "#$$5& )uga berpendapat bah'a auditor industry specialization berhubungan positif dengan kualitas audit diukur dengan penilaian kepatuhan auditor terhadap @AA,. Auditor yang memiliki banyak klien dalam industri yang sama akan memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang risiko audit khusus yang me'akili industri tersebut. ,pesialisasi dalam industri tertentu

,IAE "system informasi, auditing, etika profesi&

#0

men)adi sebuah tren, dan para peneliti menemukan bah'a auditor dengan spesialisasi menghasilkan penghematan finansial dan keuntungan dalam kualitas "3ogan and 2eter, #$$$&. &a2 ) Kualitas audit +erpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern Opinion Shopping -pinion shopping didefinisikan oleh ,E , sebagai akti-itas mencari auditor yang mau mendukung perlakuan akuntansi yang dia)ukan oleh mana)emen untuk mencapai tu)uan pelaporan perusahaan. !erusahaan biasanya menggunakan pergantian auditor 2auditor switching1 untuk menghindari penerimaan opini going concern dengan dua cara "7eoh, #$$/&, yaitu G "#& perusahaan dapat mengancam melakukan pergantian auditor. 6ekha'atiran untuk diganti mungkin dapat mengikis independensi auditor, sehingga tidak mengungkapkan masalah going concern. Argumen ini disebut ancaman pergantian auditor. "/& bahkan ketika auditor tersebut independen, perusahaan akan memberhentikan akuntan publik "auditor& yang cenderung memberikan opini going concern, atau sebaliknya akan menun)uk auditor yang cenderung memberikan opini going concern. Argumen ini disebut opinion shopping. >egara-negara Eropa menetapkan peraturan kepada perusahaan untuk mempertahankan auditor selama beberapa tahun agar tidak ter)adi strategi pergantian auditor "4ennox, /00/&. *i Inggris, auditee tidak dapat mengganti auditor tanpa alasan yang tepat dan hanya dapat dilakukan saat ;apat Dmum !emegang ,aham. &a3 ) Opinion shopping +erpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern'

,IAE "system informasi, auditing, etika profesi&

##

Kepemilikan Mana4erial dan Institusional 6epemilikan perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, sehingga mengurangi risiko ter)adinya kesulitan keuangan. ,hort dan 6easey "#$$$&, (orck et al., "#$%%&, (c onnell dan ,er-aes "#$$0,#$$8&, 6ole "#$$8& menyatakan bah'a terdapat hubungan non linear antara kepemilikan mana)erial dengan nilai perusahaan di Inggris. ,emakin besar kepemilikan institusional akan meningkatkan efisiensi pemakaian akti-a perusahaan. *engan kepemilikan institusional diharapkan akan ada monitoring keputusan mana)emen, sehingga mengurangi potensi kebangkrutan. !encegahan dalam kebangkrutan akan berdampak terhadap tidak diterimanya opini audit going concern. &a5a ) Kepemilikan mana4erial +erpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern' &a5+ ) Kepemilikan institusional +erpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern

Metodologi Penelitian Populasi dan /ampling !opulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh auditee manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia "BEI& tahun #$$1 sampai /00A, dengan tu)uan untuk mengetahui trend perkembangan penerimaan opini going concern semasa krisis ekonomi, dan tahun-tahun sesudahnya. ,ampel dalam penelitian ini diperoleh dengan metode 4urpossive "ampling "mengalami defisit / tahun selama tahun pengamatan, laporan lengkap untuk semua -ariabel yang diteliti&

,IAE "system informasi, auditing, etika profesi&

#/

6aria+el Penelitian dan $efinisi Operasional 6aria+el .ariabel dependen berupa +pini audit going concern. +pini audit going concern

merupakan -ariabel dikotomous. +pini audit going concern diberi kode #, sedangkan opini audit non going concern diberi kode 0. .ariabel Independen, terdiri dari G a' Kondisi Keuangan .ariabel ini menggunakan prediksi kebangkrutan revised Altman ErrorG ;eference source not found H# I wor#ing capital5total aset H/ I retained earnings5total asset H: I earnings before interest and taxes5total asset H5 I boo# value of equity5boo# value of debt H8 I sales5total asset +' Debt Default 6ebt default atau kegagalan membayar hutang didefinisikan sebagai kelalaian atau kegagalan perusahaan untuk membayar hutang pokok atau bunganya pada saat )atuh tempo " hen dan hurch, #$$/&. .ariabel dummy digunakan "# I status debt default, 0 I tidak debt

default& untuk menun)ukkan apakah perusahaan dalam keadaan default atau tidak sebelum pengeluaran opini audit 7' "kuran Perusahaan Dkuran perusahaan menggunakan ln total pen)ualan. d' Opini audit tahun se+elumn*a (PO .ariabel ini menggunakan -ariabel dummy, # )ika opini audit tahun sebelumnya adalah opini going concern dan 0 )ika opini non going concern. e' Audit Lag

,IAE "system informasi, auditing, etika profesi&

#:

Audit lag merupakan )umlah kalender antara tanggal laporan keuangan sampai dengan tanggal opini. f' Auditor Client Tenure Auditor 7lient Tenure diukur dengan menghitung tahun dimana 6A! yang sama telah melakukan perikatan terhadap auditee. g. Kualitas Audit 6ualitas audit diproksikan dengan menggunakan auditor industry specialization. .ariabel ini diukur dengan -ariabel dummy, # untuk auditor yang memiliki spesialisasi industri, dan 0 )ika sebaliknya. !engukuran auditor industry specialization seperti yang digunakan pada penelitian ras'ell et al "#$$8&, diukur dengan proporsi pen)ualan auditee yang diaudit terhadap pen)ualan pada industri yang sama. Apabila proporsinya lebih dari #8= dikatakan spesialis dan sebaliknya. h' Opinion Shopping *alam penelitian ini, pengukuran opinion shopping menggunakan metode yang diterapkan oleh 4ennox "/00/& menggunakan / tahap, yaitu tahap "#& -ariabel dummy, # )ika melakukan pergantian auditor ketika mendapat opini @ , 0 )ika tidak melakukan pergantian auditor ketika mendapat opini @ . "/& 6emungkinan mendapat opini @ mendapat opini @ ganti auditor, maka ter)adi opinion shopping. i' Kepemilikan Mana4erial dan Institusional 6epemilikan mana)erial kepemilikan. dan kepemilikan institusional dihitung berdasarkan rasio tidak ganti auditor J

,IAE "system informasi, auditing, etika profesi&

#5

Pengumpulan data *ata yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan auditan perusahaan manufaktur yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia "BEI& dan 7apital 8ar#et 6irectory untuk tahun #$$1 s9d /00A. Metode Analisis $ata !engu)ian hipotesis dilakukan dengan analisis multi-ariat dengan menggunakan regresi logistik 2logistic regression1, karena -ariabel independennya merupakan kombinasi antara metric dan non metric "nominal& "Imam, /008&. (odel regresi logistik yang digunakan untuk mengu)i hipotesis adalah G @ I a K b#fd K b/ deft K b:ln K b5 alag K b8 po K bAact K b1spes K b%os K b$man K b#0ins K e @ fd deft alag po act spes os man ins I I I I I I I I I I opini going concern "-ariabel dummy, # )ika opini going concern, 0 )ika opini non going concern& financial distress menggunakan model re-ised Altman debt default "-ariabel dummy, # )ika perusahaan dalam keadaan default, dan 0 )ika tidak& )umlah hari antara akhir periode akuntansi sampai dikeluarkannya laporan audit opini tahun sebelumnya "-ariabel dummy, # )ika opini going concern, 0 )ika opini non going concern& auditor client tenure )umlah tahun 6A! yang sama mengaudit auditte yang sama auditor industry specialization "-ariabel dummy, # )ika auditor spesialis, 0 )ika bukan auditor spesialis& opinion shopping, dummy # pergantian auditor dan 0 tidak kepemilikan mana)er "rasio& kepemilikan institusional "rasio&

*engan model pergantian auditor adalah sebagai berikut G +, I L0 K L#"@ #-@ 0& K e "@ #-@ 0& I -ariabel opinion shopping yang menangkap dampak perbedaan pelaporan arena keputusan pergantian auditor

,IAE "system informasi, auditing, etika profesi&

#8

&asil dan Pem+ahasan !emilihan sampel menggunakan metode purposive, dengan kriteria perusahaan yang mengalami kerugian minimal / tahun selama tahun pengamatan "#$$1 M /00A& sebanyak 1% perusahaan. ,ampel yang memenuhi semua kriteria dan dapat diolah tampak dalam tabel .# berikut G !nsert table % Adapun data statistik deskriptif tampak pada tabel / berikut G !nsert table ) 3asil pengu)ian hipotesis dari data diatas dapat dilihat dalam tabel : berikut. !nsert table 9 *ari tabel : dapat disimpulkan bah'a -ariabel yang signifikan adalah financial distress "0,000& tetapi arahnya berla'anan dengan yang dihipotesakan, sehingga disimpulkan financial distress tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. 3al ini mengindikasikan bah'a perusahaan yang mengalami financial distress )ustru tidak mendapat opini audit going concern, fenomena ini bisa ter)adi karena terlalu lamanya auditor menerima suatu penugasan yang akan mengurangi independensinya " ada yang mengaudit selama #0 tahun pengamatan dan tidak ter)adi pergantian auditor&. Atau bisa )adi auditor takut untuk mengeluarkan opini going concern karena )ustru akan menambah buruk keadaan perusahaan karena para in-estor akan menarik dananya, ini sesuai dengan hipotesis self fulfilling prophecy ".enuti,/001&. 6efault "0,000& berarti signifikan "0,00& dan tandanya )uga positif, dengan demikian perusahaan yang mengalami default akan menerima opini audit going concern. *apat dikatakan bah'a status hutang perusahaan merupakan faktor pertama yang akan diperiksa oleh auditor

,IAE "system informasi, auditing, etika profesi&

#A

untuk mengukur kesehatan keuangan perusahaan. 6etika )umlah hutang perusahaan sudah sangat besar, maka aliran kas perusahaan tentunya banyak dialokasikan untuk menutupi hutangnya, sehingga akan mengganggu kelangsungan operasi perusahaan. Apabila hutang ini tidak mampu dilunasi, maka kreditor akan memberikan status default. Auditor dalam memberikan opini audit going concern akan mempertimbangkan status default seperti yang tercantum dalam !,A :0. 6esulitan dalam mentaati persetu)uan utang, fakta-fakta yang lalai atau pelanggaran akan memper)elas masalah going concern " hurch, #$$/&. 3asil ini konsisten dengan ;amadhany " /005&, (irna dan Indira "/001&, hurch "#$$/&. Besaran perusahaan yang diukur dengan ln sales )uga signifikan "0,#A& tandanya negatif, dengan demikian dapat disimpulkan bah'a perusahaan yang besar pen)ualannya akan lebih mampu dalam mengatasi kesulitan sehingga tidak akan mudah menerima opini audit going concern. 3asil ini konsisten dengan (c6'eon et al., "#$$#&, (utchler et al., "#$$1&, dan >eal "/000& dan berkebalikan dengan penelitian ;amadhany "/005&, Eko dkk "/001&. +pini tahun sebelumnya "0,000& )uga signifikan dan tandnya )uga positif, hal ini mengindikasikan bah'a perusahaan yang tahun sebelumnya menerima opini going concern kemungkinan besar akan menerima opini yang sama pada tahun berikutnya, mengingat untuk memperbaiki kiner)a perusahaan dibutuhkan 'aktu yang relati-e lama. 3asil ini konsisten dengan penelitian dari (utchler "#$%8&, 4ennox "/005&, ;amadhany "/005&, Indira dan Ella "/00%&, Eko dkk "/001&, (irna dan Indira "/001& auditee yang menerima opini going concern dianggap memiliki masalah dengan kelangsungan hidupnya, sehingga akan lebih banyak kemungkinannya untuk menerima opini going concern pada tahun ber)alan. Auditor spesialis "0,0#%& adalah -ariabel yang signifikan dan arahnya positif, sama dengan yang diprediksikan sehingga dapat disimpulkan bah'a semakin spesialis auditor arcello

,IAE "system informasi, auditing, etika profesi&

#1

tersebut, maka semakin baik pengetahuannya tentang perusahaan yang diaudit. *engan spesialisasinya maka akan lebih baik dalam memberikan opini, karena mereka mempunyai kemampuan dalam bidangnya sehingga dapat mempertahankan kualitas ker)anya. 3asil ini konsisten dengan penelitian ras'ell et al., "#$$8&, +Fkeefe "#$$5& tetapi bertolak belakang

dengan hasil penelitian (irna dan Indira "/001&, Eko dkk "/001& 4amanya auditor melakukan perikatan signifikan "0,0#%& dan tandanya negatif, sehingga dapat disimpulkan bah'a semakin lama auditor melakukan perikatan dengan klien akan semakin sulit untuk memberikan opini audit going concern karena men)adi tidak independen. ,emakin lama 6A! melakukan perikatan audit dengan auditee yang sama, maka akan semakin besar fee yang diharapkan akan diterima pada masa mendatang. 6ecemasan akan kehilangan se)umlah fee yang cukup besar akan menimbulkan keraguan bagi auditor untuk menyatakan opini audit going concern. *engan demikian independensi auditor akan terpengaruh dengan lamanya hubungan dengan auditee yang sama "Espahbodi, #$$#&. 3al ini dimungkinkan karena kebanyakan auditee menggunakan auditor kebanyakan selama tahun pengamatan tidak berpindah-pindah. 3asil ini berkebalikan dengan 4ou'ers "#$$%&, 4ennox "/005&, Indira dan Ella "/00%& tidak menemukan bukti adanya hubungan opini audit going concern dengan auditor client tenure. 4amanya 'aktu audit "0,%0:& tidak signifikan, namun demikian tandanya sama dengan yang diprediksikan. ,eharusnya dengan semakin lamanya audit lag diperkirakan auditee tersebut bermasalah, tetapi pada kenyataannya auditor tidak memberikan opini audit going concern. 3al ini dimungkinkan karena auditor mengaudit auditee dengan )angka 'aktu yang lama, ini terlihat bah'a selama pengamatan banyak auditor yang melakukan perikatan audit

,IAE "system informasi, auditing, etika profesi&

#%

dengan auditee selama #0 tahun tanpa pergantian. 3al ini bisa mengakibatkan auditor men)adi tidak independen. -pinion "hopping tidak siginfikan "0,$$$& tetapi tandanya sama dengan yang diprediksikan, )adi auditee yang menerima opini audit going concern tidak akan berganti auditor. 3asil ini didukung dengan tabel A yang menun)ukkan konstantanya positif, yaitu auditee akan cenderung menerima opini audit going concern apabila berganti auditor "tetap mempertahankan auditor&. 3asil ini )uga didukung dengan -ariabel financial distress dan auditor client tenure yang tandanya )uga negatif. 3asil ini mendukung pernyataan 7eoh "#$$/& yang menyatakan bah'a auditee dapat mengancam untuk melakukan pergantian auditor, kekha'atiran tersebut akan menyebabkan auditor men)adi tidak independen lagi. 3asil penelitian ini mendukung 4ennox "/00/,a&, (irna dan Indira " /001&. 6epemilikan mana)erial "0,5#/& dan kepemilikan institusional "0,:0A&, dengan demikian bah'a -ariabel--ariabel tersebut tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. (eskipun ada kepemilikan mana)erial dan institusional ternyata fungsi penga'asan yang ada belum men)amin untuk tidak diberikannya opini audit going concern, karena untuk kiner)a perusahaan sangat dipengaruhi oleh banyak faktor bisa internal dan eksternal. 3asil ini bertolak belakang dengan penelitian ,hort dan 6easy "#$$$&, (orck et al., "#$%%&, (c onnell dan ,er-aes "#$$0,#$$8& serta kole "#$$8& yang menyatakan bah'a semakin besar kepemilikan institusional akan meningkatkan efisiensi pemakaian akti-a perusahaan, dengan demikian diharapkan akan ada monitoring atas keputusan mana)emen. *ari tabel 5 dapat disimpulkan bah'a ketepatan model adalah %A=. ,edangkan pada tabel 8 nilai >agerlkerke ; sNuare menun)ukkan 0,A$# yang dapat disimpulkan bah'a -ariabel

,IAE "system informasi, auditing, etika profesi&

#$

independen dapat men)elaskan -ariabel dependen sebesar A$,#= sedangkan sisanya " :0,$& di)elaskan oleh -ariable lainnya !nsert table 4 !nsert table !nsert table +

Kesimpulan dan /aran *ari data yang diolah dapat disimpulkan bah'a -ariabel yang mempengaruhi pemberian opini audit going concern adalah -ariabel default, ln sales 2size&, lamanya perikatan "audit client tenure&, opini tahun sebelumnya "prior opinion& dan kualitas auditor "specialization&, sedangkan -ariabel financial distress meskipun signifikan tetapi arah tandanya berkebalikan dengan yang dihipotesakan..ariabel yang tidak mempengaruhi pemberian opini @ adalah audit lag, opinion shopping, kepemilikan mana)erial dan kepemilikan institusional. Dntuk audit lag, opinion shopping dan kepemilikan institusional tandanya sudah sama dengan yang dihipotesakan. Adapun saran untuk penelitian mendatang dapat dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut G "#& dipisahkan antara kepemilikan asing dan kepemilikan dalam negeri. *engan adanya pemisahan tersebut diharapkan dapat diketahui apakah ada perbedaan antara )enis kepemilikan tersebut, karena biasanya dengan adanya kepemilikan asing akan lebih ketat penga'asannya, sehinga kiner)a perusahaan akan lebih baik. "/& Dntuk dapat lebih men)aga kiner)anya dengan baik -ariabel keberadaan komite audit dan komisaris independen tidak dilihat dari )umlahnya, tetapi dari keahlian yang dimiliki "misal G pengalaman maupun pendidikan& dan keaktifan mereka di perusahaan "misal G frekuensi keterlibatan mereka dalam perusahaan&. rapat-rapat

,IAE "system informasi, auditing, etika profesi&

/0

*A?7A; !D,7A6A

Altman, E dan (c@ough, 7. #$15. OE-aluation of A ompany as A @oing oncernP. !ournal of A77ountan7*. *ecember. 80-81. Barnes, !aul dan 3*. 3uan. #$$:. O7he Auditors @oing oncern *ecision G ,ome D6 E-idence oncerning Independence and ompetenceP. !ournal of Business, Finan7e 8 A77ounting ,9(, . 2anuari. /#:-//%. Bruynseels, 4iesbeth, W. ;obert 6nechels and (arleen Willekens. /00A. O*o Industry ,pecialist and Business ;isk Auditors Enhance Audit ;eporting AccuracyP. :::'google'7om' arcello, 2oseph .., 3ermanson, ;oger 3. (c@rath, >eal 7. #$$/. OAudit Quality Attributes G 7he !erception of Audit !artners, !repares R ?inancial ,tatement DsersP. Auditing ) A !ournal of Pra7ti7e and Theor*. #-#8. hasteen, 4anny @., ;ichard E. ?laherty, dan (el-in . +F onnor. #$%$. Intermediate A77ounting. 7hird Edition. (c@ra'-3ill, >e' Sork. hen, 6. ., hurch, B. 6. #$$/. O*efault on *ebt +bligations and 7he Issuance of @oingoncern ;eportP. Auditing ) !ournal Pra7ti7e and Theor*, ?all. pp :0-5$. --------------------------------.#$$A. O @oing oncern +pinions and 7he (arketFs ;eaction to Bankruptcy ?illingsP. The A77ounting ;e#ie: 2(, ##1-#/%. hen, hing-4ung, ?u 3sing hang and @ili Sen. /008. O 7he Information ontents of Auditor hange In ?inancial *istress !rediction M Empirical ?indings from 7he 7AIEX M listed firmsP. :::'google'7om'
ras'ell, A. 7., 2. ;. ?rancis, and ,. 4. 7aylor. #$$8. OAuditor Brand >ame ;eputations and Industry ,pecialiBationsP. !ournal of A77ounting and E7onomi7s ,9 ($e7em+er G /$1://.

*eAngelo, 4.E. #$%#. OAuditor ,iBe and Auditor QualityP. !ournal of A77ounting and E7onomi7s' $e7em+er' pp #%:-#$$. Eko ,etyarno, Indira 2anuarti dan ?aisal. /001. O!engaruh 6ualitas Audit, 6ondisi 6euangan !erusahaan, +pini Audit 7ahun ,ebelumnya, !ertumbuhan !erusahaan 7erhadap +pini Audit @oing oncernP. !urnal Akuntansi dan Bisnis, .ol 1, >o. /pp #/$-#50.

,IAE "system informasi, auditing, etika profesi&

/#

Emrinaldi >ur *!, /001 O Analisis !engaruh !raktek tat 6elola !erusahaan " orporate @o-ernance& 7erhadap 6esulitan 6euangan !erusahaan "?inancial *istressG ,uatu 6a)ian Empiris, !urnal Bisnis dan Akuntansi, .ol $, >o.#, pp%5 M #0% Espahbodi, ;eBa.#$$#.P ,econd +pinion, +pinion ,hopping and IndependenceP. The <PA !ournal Online. ?anny, (argaretta dan ,aputra, ,. /008. O+pini Audit @oing oncern G 6a)ian Berdasarkan (odel !rediksi 6ebangkrutan, !ertumbuhan !erusahaan, dan ;eputasi 6antor Akuntan !ublik ",tudi !ada Emiten Bursa Efek 2akarta&P. /imposium =asional Akuntansi 6III. $AA-$1%. ?irth, (. #$%0. O A >ote on 7he Impact of Audit Qualification on 4ending and *ecisionsP. !ournal of Banking and Finan7e (/eptem+er ' pp /81-/A1. ?leak, ,.6., Wilson, E.;. #$$5. O7he Incremental Information ontent of 7he @oing Audit +pinionP. !ournal of A77ounting, Auditing and Finan7e 5. pp #5$-#AA. redit

oncern

@eiger, (., 6. ;aghunandan, and *... ;ama. #$$A. P@oing- oncern Audit ;eport ;ecipients Before and After ,A, >o 8$P. =ational Pu+li7 A77ountant. pp /5-/8. @eiger, (, and 6 ;aghunandan. /00/. O @oing oncern +pinions in 7he O>e'P 4egal En-ironmentP. A77ounting &ori>ons. .ol >o #. pp #1-/A
3ogan, .E., and *. . 2eter. #$$$. OIndustry ,pecialiBation by AuditorsP. Auditing) A !ournal of Pra7ti7e 8 Theor* (3 (/pring G #-#1.

Ikatan Akuntansi Indonesia. /00#. /tandar Profesional Akuntan Pu+lik. 2akarta G ,alemba Empat. Imam @hoBali. /008. Aplikasi Analisis Multi#ariate $engan Program /P//' ,emarang G Badan !enerbit Dni-ersitas *iponegoro Indira 2anuarti dan Ella ?itrianasar. /00% P Analisis ;asio 6euangan dan rasio >on 6euangan yang (empengaruhi Auditor *alam (emberikan +pini Audit @oing oncern pada Auditee ",tudi Empiris pada !erusahaan (anufaktur yang terdaftar di BE2 /000 M /008&, !urnal MAK/I,.ol % no. # , pp 5:-8% 2ensen, (. and (eckling, W.3. #$1A. O7heory +f 7he ?irm, (anagerial Beha-iour, Agency osts R +'nership ,tructureP. !ournal of Finan7ial E7onomi7s' .ol : +ctober. !p :08:A0.

,IAE "system informasi, auditing, etika profesi&

//

2oanna, 4. 3o. #$$5. O7he Effect of Experience on onsensus of @oing- oncern 2udgmentsP. Beha#ioral ;esear7h in A77ounting .ol A. pp #A0-#1/. 6oh 3ian hye dan 7an ,en ,uan. #$$$. O A >eural >et'ork Approach to 7he !rediction of @oing oncern ,tatusP. :::'google'7om' 6rishnan 2. #$$5. PAuditor ,'itching And onser-atismP. The A77ounting ;e#ie: 15' pp /00/#8. 4a,alle, ;andal E., dan Anandara)an, asokan. #$$A. O Auditor .ie' on 7he 7ype of Audit ;eport Issued to Entities 'ith @oing oncern DncertaintiesP. A77ounting &ori>ons, .ol #0. 2uni. pp 8#-1/. 4ennox, ., /000. O*o ompanies ,uccessfully Engage in +pinion ,hoppingG E-idence from 7he D6CP. 2ournal of Accounting and Economics /$. pp :/#-:1.:::'google'7om' --------------,/00/"a& O@oing-concern +pinions in ?ailing +pinion ,hoppingP. :::'google'7om. ompaniesG Auditor *ependence and

--------------,/00/"b& O+pinion ,hopping, Audit ?irm *ismissals, and Audit :::'google'7om' -------------,/00/"c& O+pinion ,hopping and Audit ommitteesP. :::'google'7om.

ommitteesP.

(c6eo'n, 2. ., 2.?. (utchler, dan W 3op'ood. #$$#. O7o'ard An Explanation of Auditor ?ailure to (odify 7he Audit ;eports of Bankrupt ompaniesP. Auditing ) A !ournal of Pra7ti7e 8 Theor*, ,upplement. pp #-#:. (utchler, 2.?. #$%5. OAuditorFs !erceptions of @oing oncern +pinion *ecisionP. Auditing ) A !ournal of Pra7ti7e 8 Theor*. ,pring. pp #1-:0. ----------------. #$%8. O A (ulti-ariate Analysis of 7he AuditorFs @oing *ecisionP. !ournal of A77ounting ;esear7h. Autumn. pp AA%-A%/. oncern +pinion

(utchler, 2.?., W. 3op'ood, dan 2. (c6eo'n. #$$1. O7he Influence of ontrary Information and (itigating ?actors on Audit ;eport *ecisions on Bankrupt ompaniesP. !ournal of a77ounting ;esear7h. Autumn. ;amadhany, Alexander. /005. O Analisis ?aktor-?aktor Sang (empengaruhi !enerimaan +pini @oing oncern !ada !erusahaan (enufaktur Sang (engalami ?inancial *istress *i Bursa Efek 2akartaP. !urnal MAK/I, .ol 5. Agustus. 3al #5A-#A0.

,IAE "system informasi, auditing, etika profesi&

/:

;uiB , Barbadillo Emiliano, >i-eB @omeB-Aguilar, hristina *e ?uentes-Barbera dan (aria Antonia @arcia-Benau. /005. OAudit Quality and 7he @oing oncern *ecision (aking !rocessP. European A77ounting ;e#ie:, .ol #: >o 5. pp 8$1-A/0. ,chaub, (ark dan (ichael 2. 3ighfield. /00:. O +n 7he Information ontent of @oing oncern +pinionsG 7he Effects of ,A, >umber 8% and 8$P. !ournal of Asset Management' pp //:#. 7eoh, ,. #$$/. OAuditor Independence, *ismissal 7hreats, and 7he (arket ;eaction to Auditor ,'itchesP. !ournal of A77ounting ;esear7h -9. pp #-/:. 7eoh, ,.3., dan 7.2. Wong. #$$:. O !ercei-ed Auditor Quality and 7he Earnings ;esponse oefficientP. The A77ounting ;e#ie:' pp :5A-:AA. .enuti, EliBabeth 6./001.P 7he @oing oncern Assumption ;e-isited G Assessing a ompanyFs ?uture .iabilityP. The <PA !ournal Online.

,IAE "system informasi, auditing, etika profesi&

/5

%ampiran 7abel .#. ,ampel yang dapat diolah 6eterangan !erusahaan yang mengalami kerugian minimal / tahun selama tahun pengamatan #$$1 - /00A !erusahaan yang bangkrut !erusahaan yang tidak lengkap datanya 2umlah sampel yang dapat diolah 2umlah 1% "/5& "$& 58 x #0 I 580

7abel /
Descriptive Statistics N gc fd deft alag o act " e" o" man in" l#n"ale" $alid N %li"t&i"e' 450 450 450 450 450 450 450 450 450 450 450 450 Minimum 0 -6.66 0 9 0 1 0 0 0 10.76 !4.07 Maximum 1 9.04 1 346 1 10 1 1 10 99.37 31.75 Mean .44 .8670 .43 85.79 .43 3.80 .69 .01 .84 69.096! !7.!!05 Std. Deviation .497 1.43771 .495 35.187 .495 !.589 .46! .105 !.170 17.79456 1.4!486

7abel :
Variables in the Equation

,IAE "system informasi, auditing, etika profesi&

/8

Ste 1%a'

fd deft l#n"ale" alag o act " e" o" man in" +on"tant

( -.606 !.!14 -.308 .001 !.506 -.166 1.018 -!!.844 .010 -.019

S.). .150 .333 .1!8 .005 .333 .070 .360 17008.656 .067 .010

*ald 16.!76 44.173 5.83! .06! 56.780 5.6!7 7.998 .000 .0!1 3.683

df 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Sig. .000 .000 .016 .803 .000 .018 .005 .999 .885 .055

)x %(' .545 9.148 .735 1.001 1!.!55 .847 !.768 .000 1.010 .981 1957.367

7.579 3.4!9 4.886 1 .0!7 a $a,ia-le%"' ente,ed on "te 1. fd/ deft/ l#n"ale"/ alag/ o/ act/ " e"/ o"/ man/ in".

7abel 5
Classification Table(a) 0-"e,ved gc 0 Ste 1 gc 0ve,all 1e,centage a 23e cut value i" .500 0 1 !19 !9 1 34 168 1,edicted 1e,centage +o,,ect 0 86.6 85.3 86.0

7abel 8
Model Summary -! #og +ox 5 Snell Nagel4e,4e 6 li4eli3ood 6 S7ua,e S7ua,e !90.9!9%a' .515 .691 a )"timation te,minated at ite,ation num-e, !0 -ecau"e maximum ite,ation" 3a" -een ,eac3ed. 8inal "olution cannot -e found. Ste 1

7abel A
Variables in the Equation auditor switchin ( Ste 1%a' "&itc3 +on"tant 18.787 S.). !037.865 *ald .000 .000 df 1 1 Sig. .993 .99! )x %(' 144!388!! .445 .000

-!1.!03 !037.865 a $a,ia-le%"' ente,ed on "te 1. "&itc3.

,IAE "system informasi, auditing, etika profesi&

/A

Anda mungkin juga menyukai