Anda di halaman 1dari 12

Pengaruh Umur Panen dan Pelapisan Lilin Terhadap

Sifat Fisiko - Kimia Pisang Ambon (Musa cavendish)

Oleh
Neni Suswatini Hadi Suprapto Sukmiyati Agustin

PS Teknologi Hasil Pertanian FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN Samarinda Kalimantan Timur

PENDAHULUAN
Setelah dipetik, pemanfaatan buah pisang dibatasi oleh sifat yang mudah rusak Secara kualitatif kerusakan diperkirakan sebesar 10 40 % Umur buah pisang dimulai sejak buah dipisahkan dari tanaman induknya Pemanenan pisang dapat dilakukan pada beberapa tingkatan sesuai dengan jarak kirim produk Setelah dipetik pisang tidak langsung mati, melainkan masih melakukan proses metabolisme berupa respirasi yang dalam waktu tertentu akan menimbulkan kerusakan

Maka diperlukan penanganan pasca panen yang baik dan benar dari buah pisang tersebut untuk memperpanjang umur simpan, salahsatunya dengan melakukan pelilinan pada buah

METODE PERCOBAAN
Percobaan faktorial dalam acak kelompok dengan dua faktor. Faktor pertama : umur panen buah pisang (P), dengan taraf 90 hari setelah berbunga (P0), 100 hari setelah berbunga (P1) serta 110 hari setelah berbunga (P2)

Faktor kedua : pelilinan (L), dengan taraf tanpa pelilinan (L0) dan dengan pelilinan (L1)
Tiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam, bila terdapat perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji BNT 5 %

Pengamatan sifat fisik dan kimia pada hari ke 2, 4, 6, 8 dan 10


Analisis yang dilakukan meliputi : kadar air, susut berat, total padatan terlarut, pH

Pisang

Penyortiran Simpan pada suhu ruang Pencucian Pengamatan sifat fisiko-kimia Perendaman dalam larutan Banlate 500 ppm 30 detik

Keringanginkan

Pencelupan pada larutan lilin

Tiriskan

BAHAN BAKU PISANG

A = irisan buah pisang yang dipanen 90 hari setelah berbunga B = irisan buah pisang yang dipanen 100 hari setelah berbunga C = irisan buah pisang yang dipanen 110 hari setelah berbunga

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kadar Air
Kadar air tertinggi setelah 10 hari penyimpanan diperoleh pada perlakuan P2L1, sebesar 73,47% Umur panen berpengaruh terhadap kadar air. Kadar air tertinggi diperoleh pada perlakuan P2 (110 hari), yaitu 72,56 %

75 70 65 60 55 4 6 Hari 8 k e- 10
P0L0

Kadar Air (%)

P1L0 P0L1

n ua k r la Pe

P2L1 P2L0 P1L1

Perlakuan pelilinan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata

2. Susut Berat
Susut berat tertinggi diperoleh pada perlakuan P2L0, sebesar 16,34 g
Umur panen berpengaruh terhadap susut berat. Susut berat tertinggi diperoleh pada perlakuan P2 (110 hari), yaitu 14,52 g Pelilinan berpengaruh terhadap susut berat. Susut berat tertinggi diperoleh pada perlakuan L0, yaitu 13,67 g

3. Total Padatan Terlarut (TPT)

30
Total PAdatan Terlarut (o Brix)

25 20 15 10 5 0
P2L1 P2L0 P1L1 P1L0 P0L1

TPT tertinggi diperoleh pada perlakuan P2L0, sebesar 26,33 Brix


Umur panen berpengaruh terhadap nilai TPT. TPT tertinggi diperoleh pada perlakuan P2 (110 hari), yaitu 19,50 Brix
Pe r la ku an

P0L0

Hari k e-

10

Pelilinan berpengaruh terhadap nilai TPT. TPT tertinggi diperoleh pada perlakuan L0 (tanpa pelilinan), sebesar 17 Brix

4. pH

pH tertinggi diperoleh dari perlakuan P0L1, sebesar 7,25


8 7 6 5 4 3 2 1 0 2 4 Hari 6 8 10 k e-

P1L1 P1L0 P0L1 P0L0

Per la ku

an

P2L1 P2L0

Umur panen berpengaruh terhadap pH. pH tertinggi diperoleh pada perlakuan P0 (90 hari), yaitu 7,03 Pelilinan berpengaruh terhadap pH sampai penyimpanan hari ke-8. pH tertinggi diperoleh pada perlakuan L0 , yaitu 6,27

pH

HASIL PENELITIAN

Buah pisang setelah penyimpanan 12 hari p = dengan pelilinan tp = tanpa pelilinan

KESIMPULAN
Umur panen dan pelapisan lilin memberikan pengaruh yang nyata terhadap sifat fisiko-kimia pisang ambon (Musa cavendish) selama penyimpanan . Perlakuan terbaik diperoleh dari umur panen 110 hari setelah berbunga disertai dengan pelilinan. Walaupun tertunda pemasakan buah pisang pada umur panen 90 hari setelah berbunga, akan tetapi ini bukanlah indikator yang baik, karena komposisi gizi dari buah pisang belum optimum.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai